KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) –SBSN PBS 1. Judul Proyek
:
Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Tukad Mati
2. Pemrakarsa Proyek 2.1. Kementerian/Lembaga 2.2. Unit Kerja Eselon I 3. Durasi Pelaksanaan 4. Lokasi
: : : :
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air 42 bulan Kabupaten Badung
5.
I. Ruang Lingkup Proyek Latar Belakang. Tukad Mati merupakan salah satu sungai secara
administrasi melintasi Kab. Badung dan Kota
Denpasar. Sungai ini merupakan salah satu DAS pada Wilayah Sungai Bali-Penida dengan total luas DAS 44,67 km2. Tukad Mati mengalir dari hulu Desa Sempidi , yang merupkan buangan air sawah dari irigasi kapal dengan elevasi +64 m dpl dan bermuara ke Tahura Mangrove Kec. Kuta, Kabupaten Badung dengan panjang sungai utama ± 22,43 km. Curah hujan rata-rata tahunan pada DAS Tukad Mati adalah antara 40 - 112 mm/tahun yang termasuk kategori curah hujan yang sedang.
Lokasi Tukad Mati Gambaran Umum Lokasi Kegiatan Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Tukad Mati merupakan kegiatan untuk pengendalian banjir Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Khususnya Kecamatan Kuta yang merupakan destinasi wisata internasional.Tukad Mati ini bermuara di Teluk Benoa dengan kemiringan sungai yang landai yaitu 0.025, dan pada saat terjadi pasang tinggi air masuk sejauh +2 km. Pada saat banjir dan Pasang terjadi kenaikan muka air diatas tanggul existing, sehingga diperlukan pompa pengendali banjir di muara sungai. Lokasi sungai ini terletak di daerah wisata, maka diperlukan sentuhan penataan kawasan berupa pembuatan pagar dan paving diatas tanggul serta penghijauan sehingga tanggul sungai ini diharapkan dapat dijadikan destinasi baru bagi wisata yang ada di Kabupaten Badung. Pekerjaan yang pernah dilakukan
1. BWS Bali-Penida sudah menangani alur Tukad Mati dari Tahun 1994 – 2012. Berikut rincian rekaputilasi penangnan alur Tukad Mati :
Tabel Rincian Tabel Penanganan Tukad Mati
2. Pada daerah muara sudah ditangani oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Badung sepanjang 500 m. Konstruksi yang digunakan adalah panel precast dengan dimensi 2 x 3 m, dan akan dilanjutkan oleh BWS Bali – Penida sepanjang 1.260 m Pada Tahun Angaran 2017. Lokasi dan Konstruksi Pekerjaan Lingkup kegiatan Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Tukad Mati antara lain, konstruksi berupa tanggul sungai pada daerah muara dengan menggunakan konstruksi beton precast sepanjang 1.260 m, pembuatan 2 buah bendung karet, 3 unit trashtrack, 3 Unit pintu apung. Pada ruas Jl By Pass Ngurah Rai sampai dengan Trash Track Jl Sunset Road dilakukan normlisasi alur dan penampang ganda menggunakan konstruksi beton precast sepanjang 5.000 m. Pada Ruas Bendung Ulun Tanjung sampai dengan Bendung Umadui menggunakan konstruksi sheet pile sepanjang 2.152 m. Pada ruas Jl Gatot Subroto sampai dengan Jl Kebo Iwa menggunakan konstruksi pasangan batu kali sepanjang 1.100 m. Lokasi setiap segmen konstruksi dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gambar Lokasi di Muara Tukad Mati
Gambar Lokasi Pekerjaan Ruas Jl by Pass Ngurah Rai – Trashtrack Sunset Road
Gambar Lokasi Pekerjaan Ruas Bendung Ulun Tanjung-Bendung Umadui
Gambar lokasi Pekerjaan Ruas Jl. Gatot Subroto – Jl. Kebo Iwa Ketersediaan Lahan
1. Pada wilayah administrasi Kota Denpasar telah dilakukan normalisasi alur dari semula lebar 6-8 m menjadi 15 m, oleh Dinas PU Kota Denpasar. 2. Pada daerah muara telah terdapat perjanjian pemanfaatan Hutan TAHURA antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten Badung No .
tanggal 8 Desember
2015 , seluas 12,75 Ha. 6.
Rencana Pelaksanaan Proyek Mencakup Tahapan kegiatan dan jadwal Pelaksanaan. Pelaksanaan pekerjaan ini memiliki tahapan pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut : I.
Pekerjaan Konstruksi 1. Pekerjaan Persiapan Pekerjan persiapan meliputi mobilisasi dan demobilisasi alat. 2. Pekerjaan Tanah Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan tanah biasa, dan timbunan tanah mendatangkan (lime 3.
stone) pada panel precast. Struktur Tanggul Muara Sungai Struktur tanggul pada muara meliputi pekerjaan pemasangan panel precast sepanjang 1.260 m.
4. 5.
Pekerjaan Bendung Gerak Pekerjaan bendung gerak meliputi pemasangan 2 buah bending gerak. Pekerjaan Trash Rack dan Pintu Apung Pekerjaan Trash rack dan pintu apung merupakan pemasangan 3 unit trash rack dan 3 unit pintu apung.
6.
Pekerjaan Normalisasi Alur Pekerjaan normalisasi alur meliputi pekerjaan normalisasi alur pada ruas Jl By pass Ngurah Rai – Trash Rack Sunset road sepanjan 5.000 m
Dari Tahapan pekerjaan diatas, maka jadwal pelaksanaan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Rencana Pembiayaan dan penyerapan Biaya yang diperukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebesar Rp. 463,500,000,000,-yang
7.
mencakup biaya konstruksi sebesar Rp. 450,000,000,000,- dan biaya supervisi sebesar Rp. 13.500.000.000,00. Jadwal rencana penyerapan (disbursement plan) adalah sebagai berikut :
Kategori Kegiatan Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Tukad Mati Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Struktur Tanggul Pekerjaan Penataan Tanggul / Jalan Inspeksi Pekerjaan Bendung Karet Pekerjaan Trash Rack, Pompa, dan Pintu Apung Pekerjaan Penampang Ganda Pekerjaan Pengeringan/Kisdam Supervisi Pembangunan Prasarana B Pengendali Banjir Tukad Mati A+ Total B A
Tahun 2017 (Rp.)
Tahun 2018 (Rp.)
Tahun 2019 (Rp.)
Tahun 2020 (Rp.)
Sub. Total (Rp.)
30,000
100,000
180,000
140,000
450,000
25 6,692 20,420
11,988 78,579
140 5,792
25 1,741 33,515 13,916
50 20,565 138,308 13,916 23,205 134,408 77,613 1,022
23,205 134,408 132
340
89
77,613 460
1,200
3,500
4,500
4,300
13,500
31,200
103,500
184,500
144,300
463,500
Jakarta,
Agustus 2016
Penanggung Jawab Usulan Direktur Sungai dan Pantai
Ir. Hari Suprayogi, M.Eng. NIP. 110035249
DOKUMEN STUDI KELAYAKAN PROYEK (DSKP) –SBSN PBS 1. Judul Proyek
:
Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Tukad Mati
2. PemrakarsaProyek 2.1. Kementerian/Lembaga 2.2. Unit KerjaEselon I 3. Durasi Pelaksanaan 4. Lokasi
: : : :
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air 42bulan Kabupaten Badung
5.
Gambaran umum proyek 5.1. Latar Belakang Air adalah aspek terpenting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.Oleh karena itu tidak berlebihan bila pengelolaan air disebut sebagai pondasi peradaban manusia. Secara umum potensi air permukaan di Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor antara lain kondisi daerah pengaliran sungai (DPS) dan ragam fisik sumber daya air, luas dan volume tampungan (baik yang alami atau buatan), pengaruh iklim serta campur tangan manusia. Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Muara sungai yang stabil adalah muara sungai yang tidak terjadi perubahan kedalaman dasar perairan dan bentukan dari muara sungai tersebut.Artinya bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan dari masukan air tawar yang membawa material sedimen di sepanjang sungai dan pengaruh dari laut lepas tidak merubah struktur dan bentukan di muara sungai.Kestabilan muara sungai cukup penting karena dinamika di perairan di muara sungai dan estuari sangat dinamis. Oleh karena itu jika terjadi perubahan dari faktor laut lepas dan sungai, kondisi yang dinamis di muara sungai akan terganggu dari dominasi salah satu faktor dari sungai atau laut. Sedikit perubahan atau gangguan dari laut lepas atau sungai akan berdampak besar diperairan muara sungai dimana waktu pemulihan yang dibutuhkan cukup lama. Faktor terbesar yang mempengaruhi perubahan tersebut adalah berubahnya pola sirkulasi arus di muara sungai yang disebabkan oleh perubahan bentukan struktur dan kedalaman muara sungai. Perubahan kedalaman sungai juga dialami oleh Tukad mati yang mempunyai muara sungai di daerah Tanjung Benoa mengalami permasalahan perubahan kedalaman sungai akibat endapan sedimen dan sampah dari masyarakat perkotaan yang berakibat terjadinya perubahan kapasitas penampang sungai sehingga berpotensi mengakibatkan banjir di kota Denpasar dan Daerah Kuta, serta daerah lainnya. 5.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah : 1. Diperolehnnya Alur sungai yang pasti untuk mengalirkan air banjir 2. Berkurangnya daerah banjir di kawasan kota Denpasar dan kecamatan kuta 3. Tertatanya alur sungai sehingga memberikan kesan sungai yang bersih 4. Terbangunya bangunan pengendali banjir berupa pintu air dan pompa pengendali banjir 5.3. Ruang lingkup Ruang lingkup dari kegiatan ini adalah : 1. Pekerjaan Persiapan Pekerjan persiapan meliputi mobilisasi dan demobilisasi alat. 2. Pekerjaan Tanah Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan tanah biasa, dan timbunan tanah mendatangkan (lime 3.
stone) pada panel precast. Struktur Tanggul Muara Sungai Struktur tanggul pada muara meliputi pekerjaan pemasangan panel precast sepanjang 1.260 m.
4. 5.
Pekerjaan Bendung Gerak Pekerjaan bendung gerak meliputi pemasangan 2 buah bending gerak. Pekerjaan Trash Rack dan Pintu Apung Pekerjaan Trash rack dan pintu apung merupakan pemasangan 3 unit trash rack dan 3 unit pintu apung.
6.
Pekerjaan Normalisasi Alur Pekerjaan normalisasi alur meliputi pekerjaan normalisasi alur pada ruas Jl By pass Ngurah Rai – Trash Rack Sunset road sepanjan 5.000 m
6.
Keterkaitan dengan RPJMN 2015-2019 Sudah tertuang dalam RPJM 2015 – 2019 BWS Bali Penida yang disusun pada T.A. 2015
7.
Indikator Pencapaian Proyek
1. Output
Uraian Perkuatan Tebing dengan panel precast 1.260 m Bendung Gerak 2 buah Trash Rack, Pintu Apung, dan Pompa Pengendali Banjir Penampang Ganda Sungai 5.000 m Perkuatan Tebing dengan sheet pile 2.152 m Perkuatan Tebing dengan pasangan Batu 1.100 m
Kriteria Keberhasilan Terbangunnya perkuatan tebing dengan panel precast, sheet pile, dan pasangan batu Terbangunnya 2 buah Bendung gerak Normalisasi alur dan terbangunnya penampang ganda Terbangunnya Trash Rack , Pintu Apung, dan Pompa Pengendali Banjir
Indicator Kinerja Terbangunya perkuatan tebing sepanjang 4.512 m beserta normalisasi alur, 2 buah bendung gerak, trash rack, pintu apung pompa pengendali banjir , normalisasi alur dan penampang ganda sepanjang 5.000 m
2. Out come
3. Impact
8.
Berkurangnya daerah Berkurangnya banjir genangan seluas 154 ha di seluas 154 ha daerah kuta , denpasar barat, dan denpasar utara dan sekitarnya Berkurangnya daerah Masyarakat merasakan genangan di Kota berkurangnya daerah Denpasar dan Kabupaten langganan banjir Badung Bantaran sungai menjadi Tertatanya daerah bersih dan terdapat bantaran tukad mati taman Mudahnya melakukan Mudah melakukan pemeliharaan sungai pemeliharaan sungai
Berkurangnya banjir pada daerah seluas 154 ha
Berkurangnya daerah genangan Bantaran sungai menjadi bersih dan dapat dimanfaatkan masyarakat Pemeliharaan sungai mudah dilaksanakan
Analisa Kelayakan 8.1. Kelayakan Teknis
u Panjang konstruksi yang dilaksanakan adalah 9.512 m, dan Tukad mati memiliki debit banjir Q 50 th adalah 165.356 m3/dt, dengan lebar sungai existing adalah 15 m Panjang sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut adalah 2500m ,elevasi muka air banjir di titik 1 adalah + 3.646 m dan tidak dipengaruhi oleh pasang surut. Pasang surut mempengaruhi sampai dengan titik 4 dengan elevasi muka air + 2,946188 pada saat terjadi pasang, sedangkan pada titik 6, elevasi muka air banjir adalah + 2.90, dengan lebar sungai rencana di daerah muara adalah 50 m. Jika lebar sungai di muara tidak dilakukan normalisasi, maka elevasi muka air banjir adalah +3.90 m, yang artinya dapat menjadi potensi banjir. Selain permasalahan banjir, permasalahan yang sering terjadi adalah sedimentasi, dimana laju sedimentasi 3,536 juta m3/tahun, sehingga diperlukan suatu jalan untuk melakukan pemeliharaan sungai, selain dapat berfungsi sebagai penambah kapasitas sungai, juga dapat dijadikan akses alat berat dalam melakukan pemeliharaan sungai dengan cara membuat penampang ganda.
8.2. Kelayakan Ekonomi
Secara kelayakan ekonomi kerugian yang akan terjadi akibat dari banjir di wilayah Kuta, sehingga jika banjir tersebut dapat diatasi maka akan menjadi benefit, sehingga dengan biaya Rp. 450.000.000.000,00 , dengan benefit yang akan diperoleh adalah Rp. 51.400.000.000,00 /tahun, sehingga diperoleh nilai IRR adalah 12.2 % 8.2. Dampak Sosial dan Lingkungan Dampak sosial yang akan terjadi ialah semakin baiknya lingkungan, karena berkurangnya daerah banjir. Masyarakat tidak akan was was pada saat musim hujan, serta kondisi lingkungan akan semakin baik, karena adanya tanggul sungai dan penataan bantaran sungai dengan penghijauan dan paving 9.
Manajemen dan organisasipelaksanaan proyek Kepala Balai Wilayah Sungai Bali - Penida
Satker PJSA BWS Bali - Penida
PPK Sungai Pantai I
Kontraktor Pelaksana
Keterangan :
10.
Konsultan Perencana
Konsultan Supervisi
Jalur Perintah Jalur Koordinasi
Keberlanjutan proyek Untuk menjamin keberlanjutan manfaat pekerjaan ini, dibutuhkan dukungan: Pasca proyek pemeliharaan sungai dilakukan oleh Satker O&P BWS Bali Penida Pembiayaan Operasi dan Pemeliharaan akan dilakukan dengan melakukan pembersihan secara rutin alur sungai. Keberlanjutan proyek dalam OP selanjutnya akan dialokasikan/bebankan pada Satker O & P Balai Wilayah Bali Penida melalui dana APBN.
11.
Rencanaan pembiayaan No
Kategori Kegiatan
Sub Total
A I II III IV V
PEKERJAAN KONSTRUKSI Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Struktur Tanggul Pekerjaan Penataan Tanggul/Jalan Inspeksi Pekerjaan Bendung Karet
Rp. 450.000.000.000,00 Rp. 50.830.000,00 Rp 20.565.436.141,59 Rp. 138.308.285.439,79 Rp. 13.916.054.781,34 Rp. 23.205.665.293,00
VI VII VIII
B
Pekerjaan Trash Rack,Pompa, dan Pintu Apung Pekerjaan Penampang Ganda Pekerjaan Kistdam/Pengeringan Sub Total PPN 10 % Supervisi Total Biaya (dibulatkan)
Rp. 134.408.809.540,00 Rp. 77.613.630.949.05 Rp. 1.022.197.200,00 Rp. 409.090.909.398,78 Rp. 40.909.090.939,88 Rp. 13.500.000.000,00 Rp. 463.500.000.000,00
Jakarta,
Agustus 2016
Penanggung Jawab Usulan Direktur Sungai dan Pantai
Ir. Hari Suprayogi, M.Eng. NIP. 110035249