DINAS KESEHATAN PUSKESMAS TINOMBO Jl. Hasanuddin No 43 Kode pos 94375 Tinombo
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYULUHAN MALARIA UPTD PUSKESMAS TINOMBO
A. PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) (WHO) memperkirakan kejadian ISPA di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita (Depkes, 2006). ISPA khususnya pneumonia merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan balita (Depkes, 2005). Di Indonesia, ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan bagian Subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA khususnya pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita (Depkes, 2006). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Timur, penderita ISPA mencapai 213.280 jiwa dan balita 74.862 jiwa dari seluruh penduduk Jawa Timur yang berjumlah 37.436.164 jiwa. Puskesmas Tinombo telah berupaya melakukan penanganan dan pencegahan dengan pengadaan kunjungan rumah pada penderita yang diketahui terserang pneumonia sebanyak dua kali dalam seminggu setelah berobat dari puskesmas. Kegiatan ini disebut Care Seeking yang yang nantinya jika penyakit penderita semakin parah, maka akan dirujuk ke rumah sakit. Dalam melakukan care seeking tersebut, tersebut, petugas kesehatan juga memberikan penyuluhan kesehatan mengenai ISPA khususnya pneumonia jika terulang kembali. Cakupan penderita ISPA pneumonia tahun 2016 di Puskesmas Tinombo sebesar %. Oleh karena itu perlu adanya kegiatan care seeking. . B. LATAR BELAKANG
Infeksi saluran penafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. I nsiden menurut kelompok umur balita di perkirakan 0,29 episode per anak/tahun di Negara berkembang, dan 0,05 episode per anak/tahun di Negara maju. Ini menunjukan bahwa terdapat 156 juta episode baru di dunia pertahun dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di Negara berkembang. Dari semua kasus yang terjadi di masyarakat 7-13 % yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Episode batuk pilek di Indonesia diperkirakan 2-3 kali pertahun. Pnemonia adalah pembunuh utama balita di dunia ,setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena pneumonia. Diantara 5 kematian balita diantaranya
C. TUJUAN
a. Tujuan umum Kegiatan kunjungan rumah / care seeking bertujuan untuk memastikan bahwa bayi dan anak balita tersebut tidak jatuh dalam klasifikasi yang lebih berat dan memerlukan pertolongan segera b. Tujuan khusus
Menurunkan angka kesakitan penderita Pneumonia pada bayi dan balita
Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit Pneumonia dan penanganannya
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok Kunjungan rumah penderita pneumonia. 2. Rincian Kegiatan Penyuluhan di lakukan di 15 desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tinombo . E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Petugas berkoordinasi dengan Lurah atau RT setempat untuk melakukn kunjungan rumah terhadap pasien Pneumonia 2. Petugas mendatangani rumah pasien pneumonia untuk dilakukan pemeriksaan ulang setelah kunjungan kepuskesmas 3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien pneumonia seperti menghitung RR dengan alat RR Timer dan stetoskop 4. Petugas memberikan penyuluhan kepada keluarga pasien tentang penyakit pneumonia 5. Petugas memberikan makanan tambahan untuk meningkatkan gizi pasien seperti MP ASI dan Taburia 6. Setelah melakukan kunjungan rumah petugas melengkapi dokumen suat tugas dengan memintak tanda tangan Lurah atau RT diwilayah pasien pneumonia tersebut tinggal
. F. SASARAN Sasaran adalah BAYI DAN BALITA
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
BULAN NO
1.
NAMA KEGIATAN.
Penyuluhan Malaria
1
2
3
4
5
6 7
8
9
10
11
12
kemungkinan adanya penyimpangan dalam pelaksanaan upaya program.Hasil yang sudah dicapai. Banyaknya genangan air disekitar lingkungan rumah dan jentik nyamuk Pelaporan dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan format dan ketentuan yang berlaku.
I.
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan terjadinya kasus malaria diwilayah tersebut 2. Pelaporan meliputi situasi penyakit ,hasil kegiatan kinerja program,dan akuntabilitas yang dilaksanakan secara berjenjeng dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota sampai kepusat dengan format dan ketentuan yang berlaku. 3. Evaluasi Dilakukan oleh petugas malaria agar dapat diketahui sejauh mana kegiatan tersebut dapat dilaksanakan.Mengawasi adanya hambatan ,permasalahan ,juga kemungkinan adanya penyimpangan dalam pelaksanaan upaya program.Hasil yang sudah dicapai.