BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
HASIL SURVEY
DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS KOMUNITAS
JULI 2016
FAKULTAS FAKULTAS KEDOKTERAN KEDOK TERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KESEHATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KESELAMATAN KERJA (K3) PETUGAS LABORATORIUM RUMAH SAKIT IBNU SINA
Di Suu! O"#$% Mu"&'i L*i
110200+00
Mu$, Su"-i# J
110201000
Mu-i I./'u""'$ A,
111201106
Su#/i/%
dr. Sultan Buraena, MS , SpOK
DIBA4AKAN DIBA4AKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2016
1
BAB I PENDAHULUAN A, L'5'/ L'5'/ B#"'.' B#"'.'!* !*
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecel kecelak akaan aan kerja kerja dan dan peny penyaki akitt akib akibat at kerj kerjaa yang yang pada pada akhi akhirny rnyaa dapa dapatt meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.Kecelakaan kerja tidak saja menim menimbu bulka lkan n korb korban an jia jia maup maupun un keru kerugi gian an mater materii bagi bagi peke pekerja rja dan dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara s ecara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.(1) Kecel Kecelak akaa aan n kerj kerjaa adal adalah ah kejad kejadia ian n yang yang tida tidak k terdu terduga ga dan dan tida tidak k diha diharap rapka kan. n.!i !ias asany anyaa
kecel kecelak akaa aan n
meny menyeba ebabk bkan an,,
keru kerugi gian an mater material ial dan dan
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang yang paling berat. (1) Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk " jenis yaitu #(1),(") 1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien ". Kecelakaan kerja, jika yang menjadi menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri. Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok
(1)
1. Kondisi berbahaya (unsafe (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari# a. $esin, peralatan, bahan dan lain%lain b. &ingkungan kerja kerja c. Proses kerja d. 'ifat pekerjaan e. ara kerja ". Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari dari manusia, yang dapat terjadi antara lain karena# a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana b. acat tubuh yang tidak kentara kentara (bodily defect) "
c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh. d. 'ikap dan perilaku kerja yang tidak baik
Penyakit kibat Kerja (PK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di *ndonesia belum terekam dengan baik.+ika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan
kecenderungan
peningkatan
prevalensi.'ebagai
faktor
penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. !anyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat%alat pengaman alaupun sudah tersedia. (1),(3) B, Tuu'! P#!#"i5i'!
1. ujuan -mum # -ntuk
mendapatkan
informasi
tentang
aspek
Kesehatan
dan
Keselamatan Kerja (K3) pada petugas laboratorium umah 'akit *bnu 'ina. ". ujuan Khusus #
a. -ntuk mendapatakan informasi tentang faktor ha/ard yang dialami petugas laboratorium ' *bnu 'ina.
b. -ntuk mendapatkan informasi tentang alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan petugas laboratorium ' *bnu 'ina.
c. -ntuk mendapatkan informasi tentang lat Pelindung 0iri (P0) yang digunakan petugas laboratorium ' *bnu 'ina.
d. -ntuk
mendapatkan
informasi
tentang
ketersediaan
obat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja petugas laboratorium ' *bnu 'ina. 3
e. -ntuk mendapatkan informasi tentang pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan seseuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus) ' *bnu 'ina.
f.
-ntuk mendapatkan informasi tentang Peraturan Pimpinan umah 'akit *bnu 'ina tentang K3 di tempat kerja.
g. -ntuk mendapatkan informasi tentang keluhan atau penyakit yang dialami
yang
berhubungan
dengan
pekerjaan
pada
petugas laboratorium ' *bnu 'ina.
h. -ntuk mendapatkan informasi tentang upaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
penggukuranpemantauan
(K3)
dalam
lingkungan
penyuluhanpelatihan, tentang
ha/ard
yang
berhubungan dengan pekerjaan pada petugas laboratorium ' *bnu 'ina.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
.
A, A#. K3 '' L'7/'5/iu K##$'5'! F'i"i5' L'7/'5/iu % &aboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan yang bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang %
dapat berpengaruh terhadap kesehatan perorangan dan masyarakat. 0isain laboratorium harus mempunyai sistem ventilasi yang memadai
%
dengan sirkulasi udara yang adekuat. 0isain laboratorium harus mempunyai pemadam api yang tepat terhadap
%
bahan kimia yang berbahaya yang dipakai. Kesiapan menghindari panas sejauh mungkin dengan memakai alat
%
pembakar gas yang terbuka untuk menghindari bahaya kebakaran. -ntuk menahan tumpahan larutan yang mudah terbakar dan melindungi tempat
yang
aman
dari
bahaya
kebakaran
dapat
disediakan
%
bendungbendung talam. 0ua buah jalan keluar harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan
%
terpisah sejauh mungkin. empat penyimpanan di disain untuk mengurangi sekecil mungkin risiko
oleh bahan%bahan berbahaya dalam jumlah besar. % arus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaam (P3K) M''"'$ K##$'5'! D'! K##"''5'! K#/' 1. K''i5' K#/' 'tatus kesehatan masyarakat pekerja di *ndonesia pada umumnya belum memuaskan. 0ari beberapa hasil penelitian didapat gambaran baha 345 246 masyarakat pekerja kurang kalori protein, 346 menderita anemia gi/i dan 376 kekurangan /at besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal. al ini diperberat lagi dengan kenyataan baha angkatan kerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas
kesehatan
dan
non
kesehatan
yang
mempunyai
banyak
keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering 7
mendapat kendala terutama menyangkut masalah PK dan kecelakaan kerja. ". B#7'! K#/' 'ebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 % "2 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugasjaga malam. Pola kerja yang berubah%ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). 9aktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara berlebihan. !eban psikis ini dalam jangka aktu lama dapat menimbulkan stres. 3. Li!*.u!*'! K#/' &ingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (:ccupational ccident), Penyakit kibat Kerja dan Penyakit kibat ubungan Kerja (:ccupational 0isease ;
M''"'$
K##$'5'!
D'!
K##"''5'!
K#/'
L'7/'5/iu K##$'5'! D'! P#!8#*'$'!!&' 1. K#8#"'.''! K#/' Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga
dan tidak diharapkan. !iasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk " jenis yaitu # 1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien ". Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu sendiri. Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok # 1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari# (a) $esin, peralatan, bahan dan lain%lain (b) &ingkungan kerja (c) Proses kerja (d) 'ifat pekerjaan (e) ara kerja ". Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain karena# (a) Kurangnya pengetahuan dan =
keterampilan pelaksana (b) acat tubuh yang tidak kentara (bodily defect) (c) Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh. (d) 'ikap dan perilaku kerja yang tidak baik !eberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium # 1. erpeleset , biasanya karena lantai licin. kibat # % ingan # memar % !erat # fraktura, dislokasi, memar otak, dll Pencegahan # % Pakai sepatu anti slip % +angan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar % ati%hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak rata konstruksinya. % Pemeliharaan lantai dan tangga ". $engangkat beban $engangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat,
% % %
terutama
bila
mengabaikan
kaidah
ergonomi.
kibat # cedera pada punggung Pencegahan # !eban jangan terlalu berat +angan berdiri terlalu jauh dari beban +angan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi pergunakanlah
tungkai baah sambil berjongkok % Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat. 3. $engambil sample darahcairan tubuh lainnya al ini merupakan
% % % %
pekerjaan sehari%hari di laboratorium kibat # ertusuk jarum suntik ertular virus *0', epatitis ! Pencegahan # >unakan alat suntik sekali pakai +angan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah dipakai tapi langsung dibuang ke tempat yang telah disediakan (sebaiknya gunakan
destruction clip). % !ekerja di baah pencahayaan yang cukup 2. isiko terjadi kebakaran (sumber # bahan kimia, kompor) bahan desinfektan
yang
mungkin
mudah
menyala
(flammable)
dan
beracun.Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur bersama%sama yaitu# oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas. kibat # ?
%
imbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat
% %
bahkan kematian. imbul keracunan akibat kurang hati%hati. Pencegahan # Konstruksi bangunan yang tahan api 'istem penyimpanan yang baik terhadap bahan%bahan yang mudah
% %
terbakar Pengaasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran 'istem tanda kebakaran @ $anual yang memungkinkan seseorang
%
menyatakan tanda bahaya dengan segera @ :tomatis yang menemukan % %
kebakaran dan memberikan tanda secara otomatis +alan untuk menyelamatkan diri Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran. % Penyimpanan dan penanganan /at kimia yang benar dan aman.
P#!&'.i5 A.i7'5 K#/' 9 P#!&'.i5 A.i7'5 Hu7u!*'! K#/' i "'7/'5/iu .##$'5'! Penyakit kibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang
spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan ha/ard di tempat kerja. 9aktor &ingkungan kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit kibat Kerja. 'ebagai contoh antara lain debu silika dan 'ilikosis, uap timah dan keracunan timah. kan tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan faktor manusia juga (<:). !erbeda dengan Penyakit kibat Kerja, Penyakit kibat ubungan Kerja (PK) sangat luas ruang lingkupnya. $enurut Komite hli <: (1A?3), Penyakit kibat ubungan Kerja adalah Bpenyakit dengan penyebab multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan dan kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat, mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit. Penyakit akibat kerja di laboratorium kesehatan umumnya berkaitan dengan faktor biologis (kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien)C faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, /at kimiasolvent yang menyebabkan kerusakan hatiC faktor ergonomi 8
(cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah)C faktor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi, radiasi dll.)C faktor psikologis (ketegangan di kamar penerimaan pasien, gaat darurat, karantina dll.) 1) F'.5/ Bi"*i &ingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan -'/'7"# bagi berkembang biaknya strain kuman yang resisten, terutama kuman%kuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda% benda yang terkontaminasi dan udara. Dirus yang menyebar melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya *D dan ep. !) dapat menginfeksi pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus. ngka kejadian infeksi nosokomial di unit Pelayanan Kesehatan cukup tinggi. 'ecara teoritis kemungkinan kontaminasi pekerja &K sangat besa r, sebagai contoh dokter di ' mempunyai risiko terkena infeksi " sampai 3 kali lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi atau sasta, dan bagi petugas Kebersihan menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak dengan bahan yang tercemar kuman patogen, debu beracun mempunyai peluang terkena infeksi. Pencegahan # 1. 'eluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi dan desinfeksi. ". 'ebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan dalam keadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi. 3. $elakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (>ood &aboratory Practice) 2. $enggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar. 7. 'terilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius dan spesimen secara benar =. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar ?. $enggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai. 8. Kebersihan diri dari petugas. 2) F'.5/ Kii' Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan kimia dan obat%obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai /at yang paling karsinogen. 'emua bahan cepat atau lambat ini A
dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. >angguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). !ahan toksik ( trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, trhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. !ahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar. Pencegahan # 1. E$aterial safety data sheetE ($'0') dari seluruh bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium. ". $enggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah tertelannyabahan kimia dan terhirupnya aerosol. 3. $enggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas laboratorium) dengan benar. 2. indari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa. 7. $enggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar. 3) F'.5/ E/*!i Frgonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi%tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai T -i5 5$# J7 5 5$# M'! '! 5 -i5 5$# M'! 5 5$# J7 'ebagian besar pekerja di perkantoran atau
Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja *ndonesia. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (lo back pain) 14
:) F'.5/ Fii. 9aktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan kerja meliputi# 1. Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan ketulian ". Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan, laboratorium, ruang peraatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja. 3. 'uhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja 2. erimbas kecelakaankebakaran akibat lingkungan sekitar. 7. erkena radiasi Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani. Pencegahan # 1. Pengendalian cahaya di ruang laboratorium. ". Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai. 3. $enurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi 2. Pengaturan jadal kerja yang sesuai. 7. Pelindung mata untuk sinar laser =. 9ilter untuk mikroskop. ) F'.5/ Pi.i'" !eberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat menyebabkan stress # 1. Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut hidup mati seseorang. -ntuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan keibaaan dan keramahan%tamahan ". Pekerjaan pada unit%unit tertentu yang sangat monoton. 3. ubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan baahan atau sesama teman kerja. 2. !eban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun informal. P#!*#!'"i'!
P#!&'.i5
A.i7'5
K#/'
D'!
K#8#"'.''!
M#"'"ui P#!#/''! K##$'5'! D'! K##"''5'! K#/', Pengendalian $elalui Perundang%undangan (&egislative
ontrol)
antara lain # 1. -- Go. 12 ahun 1A=A entang Ketentuan%ketentuan Pokok ". Petugas kesehatan dan non kesehatan 1. -- Go. 1 tahun 1A?4 tentang Keselamatan Kerja. 3. -- Go. "3 tahun 1AA" tentang Kesehatan 2. Peraturan $enteri Kesehatan tentang higene dan sanitasi lingkungan. 7. Peraturan penggunaan bahan%bahan berbahaya =. Peraturanpersyaratan pembuangan limbah dll. 11
Pengendalian
melalui
dministrasi
:rganisasi
(dministrative
control) antara lain# 1. Persyaratan penerimaan tenaga medis, para medis, dan tenaga non medis yang meliputi batas umur, jenis kelamin, syarat kesehatan ". Pengaturan jam kerja, lembur dan shift 3. $enyusun Prosedur Kerja etap ('tandard :perating Procedure) untuk masing%masing instalasi dan melakukan pengaasan terhadap pelaksanaannya 2, $elaksanakan prosedur keselamatan kerja (safety procedures) terutama untuk pengoperasian alat%alat yang dapat menimbulkan kecelakaan (boiler, alat%alat radiology, dll) dan melakukan pengaasan agar prosedur tersebut dilaksanakan 7, $elaksanakan pemeriksaan secara seksama penyebab kecelakaan kerja dan mengupayakan pencegahannya. Pengendalian 'ecara eknis (Fngineering ontrol) al.# 1. 'ubstitusi dari bahan kimia, alat kerja atau proses kerja ". *solasi dari bahan%bahan kimia, alat kerja, proses kerja dan petugas kesehatan dan non kesehatan (penggunaan alat pelindung) 3. Perbaikan sistim ventilasi, dan lain%lain Pengendalian $elalui +alur kesehatan ($edical ontrol) Haitu upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal (ecognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. 0engan deteksi dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat, mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan produktivitas masyarakat pekerja. 0isini diperlukan system rujukan untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat
dan tepat
(prompt%treatment) Pencegahan sekunder ini
dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi# 1. P##/i.''! A;'" dalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang calon pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh 1"
gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan kepadanya. Pemerikasaan kesehatan aal ini meliputi# I namnese umum I namnese pekerjaan I Penyakit yang pernah diderita I lrergi I *munisasi yang pernah didapat I Pemeriksaan badan I Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan tertentu# I uberkulin test I Psiko test 2, P##/i.''! B#/.'"' dalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara berkala dengan jarak aktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. $akin besar resiko kerja, makin kecil jarak aktu antar pemeriksaan berkala uang lingkup pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan aal dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan. 3, P##/i.''! K$uu Haitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus diluar aktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. 'ebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern laboratorium kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan preventif. $isalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak terjadi kecelakaan dan sebagainya
B, F'.5/ Rii. H'<'/ P#5u*' L'7/'5/iu 'eiring dengan kemajuan *PFK, khususnya kemajuan teknologi laboratorium, maka risiko yang dihadapi petugas laboratorium semakin meningkat. 0alam menjalankan aktivitas kerja, petugas kesehatan tidak bisa terbebas dari resiko terjadinya kecelakaan kerja. 9aktor risiko sehubungan
13
dengan kondisi patologis yang mungkin dapat terjadi pada petugas di lingkungan laboratorium, yaitu # (1),(3),(2) a. 9aktor !iologis &ingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan adalah favorable bagi berkembang biaknya strain kuman. Dirus yang menyebar melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya *D dan ep. !) dapat menginfeksi pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus. b. 9aktor Kimia Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan kimia dan obat%obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai /at yang paling karsinogen.'emua bahan cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. >angguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi dan hanya sedikit saja oleh karena alergi.!ahan toksik jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. !ahan korosif akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar.
c. 9aktor Frgonomi Frgonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi%tingginya.. 'ebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja *ndonesia. Posisi kerja yang 12
salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (lo back pain). d. 9aktor 9isik 9aktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja meliputi# 1. Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan ketulian ". Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan, laboratorium, ruang peraatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja. 3. 'uhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja 2. erimbas kecelakaankebakaran akibat lingkungan sekitar. 7. erkena radiasi Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani. e. 9aktor Psikososial !eberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat menyebabkan stress # 1.
Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut hidup mati seseorang. -ntuk itu pekerja di laboratorium kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan
". 3.
keibaaan dan keramahan%tamahan Pekerjaan pada unit%unit tertentu yang sangat monoton. ubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan baahan atau
2.
sesama teman kerja. !eban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun informal.
17
=, A"'5 > A"'5 K#/' &'!* B#/5#!i M#!**'!**u K##$'5'! P#5u*' P#!*'7i" D'/'$ i L'7/'5/iu
Petugas laboratorium merupakan orang pertama yang terpajan terhadap bahan kimia yangmerupakan bahan toksik korosif, mudah meledak dan terbakar serta melibatkan bahan biologi. 'elain itu dalam pekerjaannya menggunakan alat%alat yang mudah pecah, radiasi serta alat%alat elektronik dengan voltase yang mematikan, dan melakukan percobaan dengan penyakit yang dimasukan ke jaringan hean percobaan. (1) Pengambilan darah atau flebotomi merupakan prosedur pengambilan sampel yang paling umum di laboratorium. $eski sudah dilakukan berabad% abad, masih banyak orang yang enggan melakukannya dengan berbagai alasan, seperti# takut jarum suntik terinfeksi penyakit akibat penggunaan jarum bekas, takut akan rasa sakit, khaatir sampelnya tertukar dengan yang lain. 0i sisi lain, laboratorium harus mengambil sampel darah dengan prosedur yang benar, demi keamanan dan keselamatan pasien (patient safety), untuk menghasilkan sampel yang berkualitas dan hasil pemeriksaan yang akurat, dan tentu saja yang memperhitungkan keamanan ; keselamatan petugas flebotomi. (7)
D, A"'5 P#"i!u!* Di/i (APD) &'!* Di*u!'.'! P#5u*' P#!*'7i" K!5/" D'/'$ Di L'7/'5/iu
-ntuk menghindari risiko dari kecelakaan dan terinfeksinya petugas laboratorium khususnya pada laboratorium kesehatan sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan seperti pemakaian alat pelindung diri, apabila petugas laboratorium tidak menggunakan alat pengaman, akan semakin besar kemungkinan petugas laboratorium terinfeksi bahan berbahaya, khususnya berbagai jenis virus. (=) P0 adalah seperangkat alat yang digunakan untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya atau kecelakaan kerja . P0 merupakan suatu alat yang dipakai tenaga kerja dengan maksud
1=
menekan atau mengurangi resiko masalah kecelakaan akibat kerja yang akibatnya dapat timbul kerugian bahkan korban jia atau cedera. (?) P0 yang disediakan harus memenuhi syarat, yaitu# 1.
(8)
arus memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya yang dihadapi tenaga kerjasesuai dengan sumber bahaya yang ada.
".
idak mudah rusak.
3.
idak mengganggu aktifitas pemakai.
2.
$udah diperoleh dipemasaran.
7.
$emenuhi syarat spesifik lain.
=.
Gyaman dipakai. P0 dapat berkisar dari yang sederhana hingga relatif lengkap, seperti
baju yang menutup seluruh tubuh pemakai yang dilengkapi dengan masker khusus dan alat bantu pernafasan yang dikenakan dikala menangani tumpahan bahan kimia yang sangat berbahaya. P0 yang sering dipakai antara lainC proteksi kepala (misalnya helm), proteksi mata dan ajah (misalnya pelindung muka, kacamata pelindung), respirator (misalnya masker dengan filter), pakaian pelindung (misalnya baju atau jas yang tahan terhadap bahan kimia), dan proteksi kaki (misalnya sepatu tahan bahan kimia yang menutupi kaki hingga mata kaki). (=) 1,
Perlindungan $ata dan
harus dikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. al ini dimaksud untuk melindungi mata dan ajah dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. 'ecara umum perlindungan mata terdiri dari # a. Kacamata pelindung b. >oggle c. Pelindung ajah
Pelindung mata special (goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi mata dan ajah dari radiasi dan bahaya 1?
laser). Pelindung mata melindungi petugas kesehatan
dari cipratan darah atau cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi dengan pelindung mata. 2.
Perlindungan !adan
(=)
!aju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, yang dikenal dengan sebutan jas laboratorium ini, merupakan suatu perlengkapan yang ajib dikenakan sebelum memasuki laboratorium. +as laboratorium yang kerap sekali dikenal oleh masyarakat pengguna bahan kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. da beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika nda menggunakan jas laboratorium, kancing jas laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya. +as laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan bahan kimia dan api sebelum mengenai kulit pemakainya. +ika jas laboratorium terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas tersebut secepatnya. 'elain jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah pron dan +umpsuits. pron sering kali digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif dan mengiritasi. Perlengkapan yang berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat dari karet atau plastik. -ntuk apron yang terbuat dari plastik, perlu digarisbaahi, baha tidak dikenakan pada area larutan yang mudah terbakar dan bahan%bahan kimia yang dapat terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat mengakumulasi loncatan listrik statis. +umpsuits
atau
dikenal
dengan
sebutan
baju
parasut
ini
direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi beresiko tinggi (misalnya ketika menangani bahan kimia yang bersifat karsinogenik dalam jumlah yang sangat banyak). !aju parasut ini terbuat dari material yang dapat didaur ulang. !ahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan radiasi. 18
3.
Pelindungan angan (=) Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat
penting apabila nda terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. 'arung tangan menjadi solusi bagi nda. idak hanya melindungi tangan terhadap karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecan atau rusak, permukaan benda yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau dingin. !ahan kimia dapat dengan cepat merusak sarung tangan yang nda pakai jika tidak dipilih bahannya dengan benar berdasarkan bahan kimia yang ditangani. 'elain itu, kriteria yang lain adalah berdasarkan pada ketebalan dan rata%rata daya tembus atau terobos bahan kimia ke kulit tangan. 'arung tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani. +enis sarung tangan yang sering dipakai di laboratorium, diantaranya, terbuat dari bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi. +enis karet yang digunakan pada sarung tangan, diantaranya adalah karet butil atau alam, neoprene, nitril, dan PD (Polivinil klorida). 'emua jenis sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan ditangani. 'ebagai contoh, sarung tangan yang terbuat dari karet alam baik apabila nda bekerja dengan mmonium hidroJida, tetapi tidak baik bila bekerja dengan 0ietil eter. 2.
Perlindungan Pernafasan (=),(?) Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh
manusia adalah leat pernafasan. !anyak sekali partikel%partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan. &aboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. :leh karena itu, para pekerjanya harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang sesuai. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang 1A
keluar dari sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah bicara, batuk, bersin dan juga mencegah cipratan darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi masuk ke dalam hidung atau mulut petugas kesehatan. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan batas paparan. !eberapa
jenis
perlindungan
pernafasan dilengkapi
dengan
filter
pernafasan yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. 9ilter masker tersebut memiliki masa pakai. pabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti. 0ari informasi mengenai beberapa P0 diatas, maka setiap pengguna bahan kimia haruslah mengerti pentingnya memakai P0 yang sesuai sebelum bekerja dengan bahan kimia. 'elain itu, setiap P0 yang dipakai harus sesuai dengan jenis bahan kimia yang ditangani. 'emua hal tersebut tentunya mempunyai dasar, yaitu kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. -ngkapan mengatakan baha &ebih baik mencegah daripada mengobati. P0 merupakan solusi pencegahan yang paling mendasar dari segala macam kontaminasi dan bahaya akibat bahan kimia. +adi, tunggu apa lagi. >unakanlah P0 sebelum bekerja dengan bahan kimia. Dalam program pengadaan P0 untuk melindungi tenaga kerja dalam
bekerja, maka penyimpanan, pemeliharaan P0 sebaiknya dibilik yang sangat sensitif terhadap perubahan tertentu, aktu kadaluarsanya dan tidak akan menimbulkan alergi terhadap sipemakai serta tidak menularkan penyakit.(8)
E, P#!5i!*!&'
K#5#/#i''!
K5'.
P#/5"!*'!
P#/5''
''
K#8#"'.''! (P3K) 7'*i P#5u*' L'7/'5/iu
Dariasi, ukuran, tipe dan kelengkapan laboratorium menentukan kesehatan dan keselamatan kerja. Penting bagi setiap laboratorium dan petugasnya untuk menyediakan kit P3K. Pemberian Pertolongan Pertama "4
Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan langkah pertolongan aal dalam penanggulangan kecelakaan yang terjadi di laboratorium sebelum mendapat penanganan lebih lanjut dari pihak medis. (1),(A),(14)
F, P#!5i!*!&' P##/i.''! K##$'5'! (#7#"u .#/'? 7#/.'"'? 7#/.'"' .$uu) 7'*i P#5u*' L'7/'5/iu
(1)
Pemeriksaan kesehatan baik sebelum kerja, berkala maupun khusus bagi petugas laboratorium adalah penting untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal (ecognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. 0engan deteksi dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat, mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan produktivitas masyarakat pekerja. 0isini diperlukan system rujukan untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan tepat (prompt%treatment). Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi# a. Pemeriksaan al dalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang calon pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan kepadanya. Pemerikasaan kesehatan aal ini meliputi# namnese umum, anamnese pekerjaan, penyakit yang pernah diderita, alrergi, imunisasi yang pernah didapat, pemeriksaan badan, pemeriksaan laboratorium rutin, pemeriksaan tertentu# misalnya uberkulin test, Psiko test "1
b. Pemeriksaan !erkala dalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara berkala dengan jarak aktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan yang dihadapi.$akin besar resiko kerja, makin kecil jarak aktu antar pemeriksaan berkala.uang lingkup pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan aal dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan. c. Pemeriksaan Khusus $erupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus diluar aktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja.
G, P#/'5u/'! P##/i!5'$ 5#!5'!* K##$'5'! '! K##"''5'! K#/' (K 3) i 5#'5 .#/'
(1)
umahsakit tidak terlepas dari peraturan%peraturan ini karena teknologi dan sarana kesehatan, kondisi fisik rumah sakit dapat membahayakan pasien, keluarga, serta pekerja. +ika tidak dikelola, rumahsakit tidak terhindar dari kebakaran, bencana, atau dampak buruk pada
kesehatan.
Pengendalian
K3
melalui
perundang%undangan
(&egislative ontrol) antara lain# 1. -- Go. 12 ahun 1A=A entang Ketentuan%ketentuan Pokok Petugas kesehatan dan non kesehatan ". -- Go. 1 tahun 1A?4 tentang Keselamatan Kerja. 0asar hukum - Go. 1 tahun 1A?4 adalah --0 1A27 pasal "? (") dan -- Go. 12 tahun 1A=A. Pasal "? (") menyatakan baha# Biap%tiap arganegara berhak
atas
pekerjaan
dan
penghidupan
yang
layak
bagi
kemanusiaanE. *ni berarti setiap arga negara berhak hidup layak ""
dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan penyakit. -- Go. 12 tahun 1A=A menyebutkan baha tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari pembangunan. 3.
-- Go. "3 tahun 1AA" tentang Kesehatan $enyebutkan baha upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya di tempat kerja yang memiliki risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyaan paling sedikit 14 orang.
2. Peraturan $enteri Kesehatan tentang higene dan sanitasi lingkungan. 7. Peraturan penggunaan bahan%bahan berbahaya =. Peraturanpersyaratan pembuangan limbah dll.
H, K#"u$'!@ P#!&'.i5 #$u7u!*'! #!*'! K3 P#5u*' P#!*'7i" D'/'$ i L'7/'5/iu (11)
Keluhan penyakit yang paling rentan dialami pada petugas laoratorium khususnya pada petugas pengamil darah adalah terkena infeksi. Infeksi yang didapat di laboratorium adalah infeksi
nosokomial
akibat
kegiatan
staf
laboratorium
tanpa
memperkirakan bagaimana kejadiannya. Infeksi organisme pathogen dapat terjadi melalui beberapa cara. Yang paling sering adalah: 1.
Inhalasi.
Pada
saat
melakukan
pencampuran,
penggilingan atau penghalusan bahanbahan infeksius atau pada saat membakar kawat loop pemindah dapat membentuk percikan halus yang dapat terhirup oleh petugas yang tidak menggunakan pelindung. !.
"ertelan. Para petugas laboratorium dapat terpapar melalui: a. #erakan yang tidak disadari dari tangan ke mulut. "3
b. Memasukkan bahanbahan yang telah terkontaminasi $pensil% atau jari tangan ke mulut. c. Makan, minum atau merokok di dalam laboratorium atau tidak melakukan upaya kebersihan tangan yang betul $tidak mencuci tangan atau tidak menggunakan penggosok tangan dengan bahan dasar alcohol sebelum dan sesudah makan% d. Menggunakan pipet $1&' angka kejadian infeksi yang
didapat
di
laboratorium
terjadi
karena
melakukan pipet melalui mulut%. &. (uka akibat tusukan, )edera akibat kecelakaan dengan bendabenda tajam $jarum, pisau bedah dan bahan bahan
pecah
belah
yang
telah
terkontaminasi%
merupakan penyebab utama infeksi yang didapat di laboratorium. *. +ontaminasi pada kulit dan selaput lendir. )ipratan dan percikan dari cairan yang terkontaminasi pada kulit, selaput lendir mulut, rongga hidung dan konjungtia mata dan gerakan tangan ke muka dapat mengakibatkan terjadinya transmisi organisme pathogen. Disease
Control
Centers for
$)-)% menyatakan bahwa ebotomi
merupakan prosedur yang beresiko paling tinggi, karena jarum paling sering digunakan adalah ukuran besar $/!! gauge% dan jumlah darah tertinggal di dalam jarum sesudah pemakaian. Pada laporan 1000 $PI2et%, !1' dari 1.00& perlukaan tajam yang dilaporkan di 3merika 4erikat berhubungan dengan ebotomi. (ebih dari /5' perlukaan jarum terjadi sewaktu mengambil darah ena, menggunakan jarum akum, jarum sekali pakai dan jarum buttery. Pada ebotomi yakinkan bahwa: pakai "2
sarung
tangan,
cari
bantuan
bila
pasien
tidak
bekerjasama dan untuk menangani anakanak.
I, U'&' P/##!5i- '! P/i K3 #$u7u!*'! #!*'! K#*i'5'! P#5u*' P#!*'7i" D'/'$ i L'7/'5/iu
'ebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern laboratorium kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan preventif. $isalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak terjadi kecelakaan dan
sebagainya,
mengadakan
penyuluhan
pelatihan,
pengukuran
pemantauan lingkungan tentang ha/ard yang mungkin terjadi.
"7
BAB III BAHAN DAN =ARA A, B'$'!
!ahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah# a.
Kamera untuk mengambil gambar kegiatan
b.
hecklist sebagai bahan untuk mengontrol tindakan yang akan dilakukan, yaitu dengan melihat, mengecek, dan mendata berdasarkan check list.
B, ='/'
ara yang digunakan dalam penelitian ini adalah Walk Thru Survey. =, L.'i P#!#"i5i'!
' *bnu 'ina +ln Perintis Kemerdekaan Km.2, Kota $akassar, Propinsi 'ulaesi 'elatan. D, J';'" P#!#"i5i'!
'urvei ini dilaksanakan mulai hari 'enin sd 'abtu atau anggal "7 +uli sd 34 +uli "41= dengan agenda sebagai berikut. Go. 1.
anggal "7 +uli "41=
Kegiatan % $elapor ke bagian *K$ % Pengarahan kegiatan % Pembuatan Proposal
".
"= +uli "41=
% Pelaksanaan kegiatan penelitian
3.
"? +uli "41=
% Pelaksanaan kegiatan penelitian
2.
"8 +uli "41=
% Pembuatan laporan hasil penelitian
7.
"A +uli "41=
% Presentasi laporan hasil penelitian
"=
DAFTAR PUSTAKA
1. resnaningsih F, dr 'p.:k $:. "413. Pengembangan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di &aboratorium analais Kesehatan. 0alam # Pusat Kesehatan Kerja. 'etjen 0epkes .*. ". *brahim !. "44A. ingkat Kepatuhan Penggunaan lat pelindung 0iri (P0). 9akultas Kesehatan $asyarakat. -niversitas *ndonesia. 3.
Penanganan ertusuk +arum di Kamar :perasi. L1 screen, cited " +uli "413M. 0iunduh dari# http#cintabedah.blogspot.com"41114penanganan%tertusuk% jarum%di%kamar.html
2. eron 'F, dr 'p.PK. "414. Protokol Keamanan &aboratorium 0alam Kaitan *D dan Penyakit yang 0itularkan &eat 0arah. -0 P$* G# &aboratorium Patologi Klinik '- Prof
rodia &aboratorium. Pengambilan 0arah. L1 screen, cited " +uli "413M. 0iunduh dari# http#prodia.co.idtips%kesehatanpengambilan%darah
=. Kusnadi. lat Pelindung 0iri di &aboratorium. L1 screen, cited 3 +uli "413M. 0iunduh
dari#
http#kusnadish.blogspot.com"41411alat%pelindung%diri%
apd%di%laboratorium.html ?. +urnal Keselamatan dan Kesehatan Kerja. lat Pelindung 0iri. L1 screen, cited 3 +uli "413M. 0iunduh dari# http#jurnalk3.comalat%pelindung%diri%apd.html 8. +urnal Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 'yarat% 'yarat lat Pelindung 0iri. L1 screen, cited 3 +uli "413M. 0iunduh dari# http#jurnalk3.comsyarat%syarat% apd.html A. >unaan P. Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P3K). L1 screen, cited 3 +uli "413M. 0iunduh dari# http#teknikketenagalistrikan.blogspot.com"41347pentingnya%keselamatan% dan%kesehatan.html
"?
14. nonim. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). L1 screen, cited 3 +uli "413M. 0iunduh dari# http#.badungkab.go.idindeJ".phpO optioncomQcontent;doQpdf1;id7"? 11. Panggabean . "448. ubungan Pengetahuan 0an 'ikap Petugas &aboratorium erhadap Kepatuhan $enerapkan 'tandar :perasional Prosedur ('op) 0i Puskesmas Kota Pekanbaru ahun "448. 9akultas Kesehatan $asyarakat. $edan# -'-
"8