Green Biom
April 28, 2009
Kajian Fauna Dan Flora Dari kawasan Ekowisata Tangkahan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara Girang perangin-angin Program Studi Magister Pendidikan Biologi Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Medan 2009
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman fauna dan flora tanah yang terdapat di kawasan kawasan ekowisata ekowisata Tangkahan Tangkahan Kabupaten Kabupaten Langkat Langkat Provinsi Provinsi Sumatera Sumatera Utara pada tanggal 4-5 April 2009. Pen Penga gamb mbil ilan an samp sampel el fauna fauna tana tanah h dila dilaku kuka kan n pada pada 5 stas stasiun iun deng dengan an me metod todee perangkap jebak untuk fauna permukaan tanah dan metode sortir tangan untuk fauna dalam tanah (cacing tanah), metode perangkap cahaya untuk hewan (insekta) nokturnal dan metode kuadrat untuk analisis vegetasi (pohon). Hasil Hasil Penelitian Penelitian Menunjukkan Menunjukkan bahwa bahwa di kawasan kawasan ekowisata ekowisata Tangkahan Tangkahan terdapat Pheretima sp dengan kelimpahan 355,55/m3 , 4 taksa untuk fauna permukaan tanah dengan kelimpahan menunjukkan Colembola memiliki prosentase tertinggi yakni 69,23 % dan frekwensi frekwensi kehadirannya 100 % ,berikutnya Bothoponera rufipes 17,95 % kehadirannya kehadirannya juga 100 % . Untuk serangga serangga nokturnal nokturnal diperoleh 5 taksa, taksa, adapun adapun jumlah taksa tertinggi pada kawasan ini adalah dari Othoptera sebanyak sebanyak 32 (30 (30 %), sedangkan Lepidoptera Lepidoptera sebanyak 21 (19%), Homoptera sebanyak 18 (17 %), Diptera 14 (13 %), Hymenpthera 23 (21 %). Untuk analisis vegetasi di jumpai 4 jenis pohon, Nilai Kerapatan Relatif tertinggi adalah adalah Aleurit Aleurites es molucc moluccana ana sebesa sebesarr 45 %, Nilai Nilai Frekue Frekuens nsii Relati Relatiff (FR) (FR) semuan semuanya ya jenis jenis pohon pohon sama yaitu 25 %, Nilai Nilai Domin Dominans ansii Relati Relatiff terting tertinggi gi
adalah adalah Aleurites Aleurites molucca moluccana na
sebesar sebesar 77,664., 77,664., dimana Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi tertinggi adalah Aleurites Aleurites moluccana moluccana sebesar 147,664 . Dari hasil analisis data diperoleh Indeks Keanekaragaman sebesar 0.956. Kondisi fisiko kimia tanahnya sebagai habita fauna tanah, suhu rata-rata 26,4., kelembaban rata-rata 87,2 %, pH rata-rata 6,52.
A. PENDAHULUAN Indone Indonesia sia merupa merupakan kan salah salah satu satu negara negara disebu disebutt mega mega biodiv biodivers ersity ity setela setelah h Brazil dan Madagaskar. Diperkirakan 25% aneka spesies dunia berada di Indonesia,
Jurnal.Gp.
Page 1
Green Biom
April 28, 2009
yang mana dari setiap jenis tersebut terdiri dari ribuan plasma nutfah dalam kombinasi yang yang cuku cukup p unik unik sehi sehing ngga ga terd terdap apat at anek anekaa gen gen dala dalam m indi indivi vidu du.. Seca Secara ra tota totall keanekaragaman hayati di Indonesia adalah sebesar 325.350 jenis flora dan fauna. Keanekaragaman adalah variabilitas antar makhluk hidup dari semua sumber daya, termasuk di daratan, ekosistem-ekosistem perairan, dan komplek ekologis termasuk juga keanekaragaman keanekaragaman dalam spesies spesies di antara spesies dan ekosistemn ekosistemnya. ya. Sepuluh Sepuluh persen dari ekosistem alam berupa suaka alam, suaka margasatwa,taman nasional, hutan lindung, dan sebagian lagi bagi kepentingan pembudidayaan plasma nutfah, dial dialok okas asik ikan an
seba sebag gai
kawas awasan an
yang ang
dapat apat
memb member erii
perli erlin ndung dungan an
bagi bagi
keanekaragaman hayati (Arief, 2001). Pada 1932, pemerintah Belanda mengeluarkan Ordonansi cagar-cagar alam dan suakasuaka-sua suaka ka margas margasatw atwaa (Natuurm (Natuurmonumn onumnten ten en Wildrese Wildreservat rvatenor enordonn donnanti antiee 1932 ) Staatsblad 1932, no 17. Pada tahun 1934, berdasarkan ZB No. 317/35 tanggal 3 Juli 1934 dibentuk Suaka Alam Gunung Leuser ( Wildreservaat Goenoeng Leoser ) dengan luas 142.800 ha. Selanjutnya berturut-turut pada tahun 1936, berdasarkan ZB No. 122/AGR, tanggal 26 Oktober 1936 dibentuk Suaka margasatwa Kluet seluas 20.000 ha yang merupakan penghubung Suaka Alam Gunung Leuser dengan Pantai Barat. Suaka Alam Langkat Barat, Suaka Alam Langkat Selatan dan Suaka Alam Sekundur. Kawasa Kawasan n Tangka Tangkahan han termas termasuk uk didala didalam m Suka Suka Alam Alam Langka Langkatt Barat Barat ( Natur Natur
Reservaat). Kawasan Tangkahan pada awal abad ke 20 (tahun 1900an) merupakan kawasan hutan yang terdiri dari hutan lindung ( natur reservaat ) dan hutan produksi, dimana model ladang berpindah-pindah maupun untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga tangga,, kayu kayu bakar, bakar, berbur berburu u dan lainnya lainnya merupa merupakan kan bahagi bahagian an dari dari pemenu pemenuhan han kebutu kebutuhan han sehari sehari-har -harii dalam dalam bingka bingkaii kearifa kearifan n tradis tradision ional. al. Dan walaup walaupun un begitu begitu,, beberapa pengusaha dari luar memulai pengelolaan kayu pada era 1930an melibatkan penduduk lokal sebagai tenaga kerja ( generasi pertama). dan proses pengelolaan kayu dengan menggunakan alat tradisional dan diangkut ketepi sungai oleh beberapa ekor kerbau, dan dialirkan melalui sungai ke tanjung pura. Era ini merupakan langkah permu permulaan laan pendud penduduk uk terseb tersebut ut mencari mencari sumber sumber pengha penghasil silan an baru baru selain selain bercoc bercocok ok tanam tanaman berumur panjang dengan pola Persil. Dan pada pertengahan tahun 1960 an dimulai gelombang pengelolaan kayu (generasi kedua ) yang lebih besar
Jurnal.Gp.
Page 2
Green Biom
April 28, 2009
dengan dengan meliba melibatka tkan n beberap beberapaa pemoda pemodall luar. luar. Seirin Seiring g dengan dengan pening peningkat katan an jumlah jumlah penduduk , pasokan kayu tetap didistribusikan ke kota Tanjung Pura yang merupakan hilir sungai Batang Serangan. Sisa eksploitasi kayu tersebut menjadi areal perladangan masyarakat melalui SIM ( surat Izin Menggarap ), dan komoditi Nilam adalah salah satu komoditi unggulannya, disamping itu getah mayang dan jelutung sudah mulai dipungut oleh penduduk dengan agen dari luar serta beberapa tanaman lainnya. Pada saat ini, informasi mengenai keanekaragaman fauna tanah khususnya mesofauna tanah yang terdapat di kawasan Tangkahan masih belum memadai. Untuk itu itu perl perlu u dila dilaku kuka kan n kegi kegiat atan an inve invent ntar aris isas asi, i, sehi sehing ngga ga dapa dapatt memb memban antu tu dala dalam m penyediaan data yang diperlukan untuk referensi bagi pihak pengelola. Mesofauna tanah tanah adalah adalah hewan hewan tanah tanah yang yang memilik memilikii ukuran ukuran tubuh tubuh 0,16-1 0,16-10,4 0,4 mm. Menuru Menurutt Setiadi (1989), peranan terpenting dari organisme tanah di dalam ekosistemnya adalah sebaga sebagaii peromb perombak ak bahan bahan anorga anorganik nik yang yang tersed tersedia ia bagi bagi tumbuh tumbuhan an hijau. hijau. Nutris Nutrisii tanam tanaman an yang yang beras berasal al dari dari berb berbag agai ai resid residu u tanam tanaman an akan akan meng mengal alami ami pros proses es dekomposis dekomposisii sehingga sehingga terbentuk humus sebagai sumber sumber nutrisi nutrisi bagi tanah. Dapat dikatak dikatakan an bahwa bahwa perana peranan n ini sangat sangat pentin penting g dalam dalam memper mempertaha tahanka nkan n dinami dinamika ka ekosis ekosistem tem alam. alam. Selain Selain itu Suharjo Suharjono no (1997 (1997), ), menyeb menyebutk utkan an beberap beberapaa jenis jenis fauna fauna permukaan tanah dapat digunakan sebagai petunjuk (indikator) terhadap kesuburan tanah tanah atau atau keadaa keadaan n tanah. tanah. Keberad Keberadaan aan mesofa mesofauna una tanah tanah sangat sangat dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh faktor faktor lingku lingkunga ngan, n, seperti seperti suhu suhu udara, udara, suhu suhu tanah tanah dan pH tanah, tanah, sehing sehingga ga perlu perlu diketahui diketahui seberapa seberapa besar faktor faktor lingkunga lingkungan n mempengaru mempengaruhi hi keberadaan keberadaan mesofauna mesofauna tanah di kawasan ekowisata Tangkahan. Sebagai kawasan ekowisata dan konservasi kawasan Tangkahan diharapkan dapat menjadi kawasan untuk berwisata sambil mempelajari ekologinya baik turis manc mancan aneg egar ara, a, loka lokall bahk bahkan an para para maha mahasi sisw swaa atau atau pela pelaja jarr juga juga yang yang seri sering ng menempatkan Tangkahan sebagai lokasi penelitian dan pengamatan ekologi. Selain itu Tangkahan juga diharapkan dapat berfungsi sebagai tempat pengawetan, pemeliharaan dan perlindungan bagi keanekaragaman hayati. Secara tidak langsung berarti dapat melest melestari arikan kan keanek keanekarag aragaman aman jenis jenis flora flora dan fauna fauna yang yang terdap terdapat at di dalamn dalamnya, ya, termasuk mesofauna tanah. Untuk mendukung fungsi di atas perlu dilakukan penelitian atau kajian lebih banya banyak k tentan tentang g kawasa kawasan n Tangka Tangkajan jan terutam terutamaa analis analisis is flora flora dan fauna fauna tanah tanah yang yang
Jurnal.Gp.
Page 3
Green Biom
April 28, 2009
terkandung didalamnya sehingga dapat menjadi bahan masukan atau referensi atau kajian dasar untuk penelitian lebih lanjut. Pada Pada tang tangga gall 4-5 4-5 Apri Aprill 2009 2009 maha mahasi sisw swaa Prag Pragra ram m Pasc Pascaa Sarj Sarjan anaa Prod Prodii Pendidikan Pendidikan Biologi Universitas Universitas Negeri Medan telah melakukan melakukan penelitian penelitian tentang tentang kean keanek ekaa ragam ragaman an faun faunaa dan dan flor floraa tana tanah h yang yang terd terdap apat at dika dikawa wasa san n Tang Tangka kaha han n Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi poh pohon on dan dan hewa hewan n teres tereste teri rial al sert sertaa hewa hewan n air air sung sungai ai pada pada kawa kawasa san n Tang Tangka kaha han n Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
B. METO METODE DE DAN DAN BAH BAHAN AN 1. Metod Metodee Peneli Penelitia tian n
Pendekatan-pendekatan yang akan dilakukan pada kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1.1. Pengukuran Fakto r Abiotik Abiotik
Jurnal.Gp.
Page 4
Green Biom
April 28, 2009
Fakt Faktor or abio abioti tik k yang yang diuk diukur ur meli melipu puti ti suhu suhu udar udaraa deng dengan an term termom omet eter er,, kelembaban kelembaban udara dengan higrometer, higrometer, pH tanah dengan soil tester. tester. Semua pengukuran dilakukan ulangan sebanyak 3 kali dan hasil pengukuran dicatat untuk dianalisis.
1.2. Metode Penelitian Penelitian Fauna Permukaan Permukaan Tanah Metode Metode yang yang akan diguna digunakan kan untuk untuk samplin sampling g fauna fauna permuka permukaan an tanah tanah (surf (surface ace soil soil anim animals als)) adalah adalah meto metode de Barb Barber er deng dengan an meng menggu gunak nakan an perangkap jebak, perangkap sumuran ataupun perangkap jatuh (pit fall trap). Adapun prosedur yang dilakukan untuk metoda tersebut adalah sebagai berikut (Manurung, 2003) :
-
Pada plot-plot penelitian di gali lubang dengan garis tengah kira-kira 8 cm den dengan gan ked kedalam alaman an 10 cm. Jara Jarak k anta antarr luba lubang ng pada plot penelitian kurang lebih 10 m.
-
Perangkap jebak yang telah disediakan ditempatkan pada plot-plot penelitian penelitian tadi (lubang yang telah digali), kemudian kedalamnya kedalamnya diisi formalin 4% ataupun larutan deterjen secukupnya.
-
Setelah satu hari perangkap tersebut diambil dan hewan-hewan yang jat jatuh uh
atau ataupu pun n
terj terjeb ebak ak
keda kedala lamn mnya ya
diam diambi bill
dan dan
sela selanj njut utny nyaa
dimasukkan ke dalam botol sampel yang berisi alcohol 70%. Botol sampel yang berisi hewan dibawa ke laboratorium.
-
Di Labo Labora rato tori rium um,, samp sampel el-s -sam ampe pell hewa hewan n diso disort rtir ir dan dan kemu kemudi dian an diidentifikasi dan dienumerasi atau dihitung jumlahnya.
1.3. Metode Penelitiun Cacing Tanuh (Oligochaeta) Untuk Untuk mengamb mengambil il contohcontoh-cont contoh oh hewan hewan cacing cacing tanah tanah yang terdapat terdapat di lokasi penelitian pendekatan yang dapat digunakan adalah metode kuadrat (Manurung. 2003) dan metode sortir tangan. Adapun langkah ataupun prosedur yang dapat dilakukan untuk metode ini adalah sebagai berikut :
-
Kuadr Kuadrat at yang yang beruk berukura uran n 30x3 30x30 0 cm 2 ditempa ditempatkan tkan secara secara acak pada pada lokasi. Tempat dimana kuadrat ditempatkan kemudian digali hingga kedalaman 20 cm.
Jurnal.Gp.
Page 5
Green Biom
-
April 28, 2009
Tanah yang telah digali kemudian disortir dengan tangan dan cacing tanah tanah yang yang terdap terdapat at pada pada tanah tanah itu dihitu dihitung ng berat berat basah basah masin masinggmasing plot kemudian dimasukkan dimasukkan ke dalam botol sampel yang berisi alkoh alkohol ol 70% kemud kemudian ian di label. label. Di labor laborato atoriu rium m sampe sampet-s t-sam ampel pel cacing tanah selanjutnya diidentifikasi dan dienumerisasi.
-
Identifikasi Fauna Tanah Untuk mengidentifikasi mengidentifikasi fauna tanah yang telah diperoleh lewat ketiga metode ataupun pendekatan di atas, beberapa literature yang dapat dipergunakan sebagai rujukannya adalah Chu (1949), Schaller (1968), Lewis Lewis & Taylor Taylor (1976), (1976), Brown Brown (1980), (1980), Ross Ross (1982), (1982), Yulipria Yuliprianto nto (1993) dan Suin (1997) serta Hanafiah et at. (2005).
1.4. Metode Penelitian Penelitian Insekta Insekta (Serangga) Untuk mengetahui komposisi serangga yang terdapat di ekosistim hutan daera daerah h Tang Tangkah kahan, an, kegia kegiatan tan pertam pertamaa yang yang harus harus dilak dilakuk ukan an adalah adalah meng mengko kole leks ksii
sera serang ngga gany nya, a,
baru baru
kemu kemudi dian an
meng mengid iden enti tifi fika kasi siny nya. a.
Pengolek Pengoleksian sian ini pada dasarnya dasarnya dapat dapat dilakuka dilakukan n mulai mulai dari cara yang yang seder sederhan hanaa (deng (dengan an tangan tangan dibant dibantu u pins pinset et dan dan aspira aspirato tor), r), dengan dengan jala jala serangga, berbagai tipe perangkap (perangkap cahaya, perangkap payung, papan papan berperek berperekat). at). pemukula pemukulan n ataupun ataupun tepukan tepukan,, menggu menggunaka nakan n umpan umpan hingga hingga dengan dengan sintem sintem vakum vakum ataupun ataupun corong corong isap (Manurung (Manurung et al., al., 2005,2004; Manurung & Gusmita, 2005; Stewart, 2002; Michael, 1984; Southwo Southwood, od, 1971). 1971). Serangg Seranggaa hasil hasil tangkap tangkapan an boleh boleh diawetka diawetkan n dalam dalam bent bentuk uk awet awetan an keri kering ng atau ataupu pun n labora laborator torium ium
seran serangg gga-s a-sera erang ngga ga
dala dalam m terseb tersebut ut
bent bentuk uk awet awetan an basa basah. h. Di selanj selanjutn utnya ya
diiden diidentif tifik ikasi asi
dengan menggunakan literatur dari Borror et al. (1992), Lilies (1991), dan Ross (1982). 1.5. Metode Analisis Vegetasi. Pada Pada kegiat kegiatan an ini akan akan dilati dilatihk hkan an anali analisis sis veget vegetas asii poho pohon n (memi (memilik likii diameter > 25 cm) dengan menggunakan metode kuadrat. Kuadrat yang akan akan digu diguna naka kan n beru beruku kura ran n 10m 10m x 10m. 10m. Ukur Ukuran an kuad kuadra ratt ini ini dapa dapatt mengalami perubahan bilamana peningkatan jumlah spesies pada kuadrat
Jurnal.Gp.
Page 6
Green Biom
April 28, 2009
pengamatan melebihi angka 5% (Indriyanto, 2006). Untuk itu ditentukan ukuran ukuran minimum minimum kuadratn kuadratnya. ya. Selanjutn Selanjutnya ya kuadrat kuadrat itu digunak digunakan an untuk untuk mengana menganalisi lisiss vegetas vegetasii pohon. pohon. Untuk Untuk itu tempatkan tempatkan kuadrat kuadrat tersebut tersebut di lokasi pengamatan dan dihitung keanekaragaman keanekaragaman jenisnya. kepadatan atau kerapatan, dan kerimbunan/ dominansinya. Disampling sebanyak 3 kali dan didapatkan juga data frekuensi kehadiran tiap spesies pohon yang dite ditemu muka kan. n. Jara Jarak k anta antarr loka lokasi si samp sampli ling ng mini minima mall 10 m. Dari Dari data data kerap kerapata atan, n, freku frekuens ensi, i, dan domi dominan nansi si absol absolute ute yang yang telah telah dipero diperoleh leh,, selanjutnya dihitung nilai relatifnya. Dan selanjutnya ditentukan Indeks Nilai Pentingnya Pentingnya (INP). Setiap Setiap jenis jenis pohon pohon diambil diambil sample sample (speci (specimen men)) masing masing-mas -masing ing rangka rangkap p 3 berupa berupa rantin ranting g yang yang memili memiliki ki daun daun minimal minimal 3 helai. Sebisa mungkin diusahakan ranting yang sedang memiliki bunga, buah atau biji. Spesimen Spesimen dari seluruh seluruh individu individu yang telah diperoleh kemudian kemudian dikole dikoleksi ksi dan diberi diberi label label gantun gantung. g. Kemudi Kemudian an dilaku dilakukan kan pengaw pengaweta etan n spesimen dengan cara dibungkus dengan kertas koran dan dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi alcohol 70 %.Udara dalam kantong plastik dikeluarkan dan kantong plastik ditutup dengan lakban ,Selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dikeringkan. Di laboratorium,seluruh spesimen yang berasal dari lapangan dikeringkan dengan menggunakan oven selama 5 hari. Selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku-buku acuan antara lai : 1.Latihan Mengenal Pohon Hutan : Kunci Identifikasi dan Fakta Jenis (Sutarno & Soedarsono ,1997) 2.Malayan Wild Flower Dicotyledon (Henderson,1959) 3.Flora (Dr.C.G.G.J.Van Steenis,1987).
2. Alat dan Bahan Yang Dibutuhkan Dibutuhkan
2.1. Fauna Permukaan dan Dalam Tanah
-
-
Perangkat Barber (Perangkap Jebak)
-
Kuadrat berukuran 30 x 30 cm Parang ataupun Penggali tanah
Jurnal.Gp.
Page 7
Green Biom
April 28, 2009
-
Alkohol 70%
-
Larutan deterjen
-
Botol sampling 2.2. Serangga
- Jala Serangga (insect net) - Perangkap cahaya (light trap) atau lampu badai - Buku Panduan Lapangan Serangga - Botol pembunuh - Alkohol 70% - Eter - Botol sampling 2.3.
Analisis Ve Vegetasi
- Tali raffia 1 Gulungan - Patok 4 buah - Parang - Kertas Koran secukupnya untuk pembuatan Herbarium. - Buku Identifikasi Tumbuhan (Latihan Mengenal Pohon Hutan : Kunci Identifikas Identifikasii dan Fakta, Sutarno Sutarno & Soedarsono Soedarsono (1997), (1997), Malayan Malayan Wild Wild Flower Flower Dicotyledo Dicotyledon, n, Henderson Henderson (1959), (1959), Floraof Floraof Java Dr.C.G.G.J Dr.C.G.G.J.Van .Van Steenis (1987). 3. Analisis Data
3.1. 3.1. Jeni Jeniss Sera S era ngg a Data serangga berupa keanekaragaman dan kelimpahan selanjutnya diolah untuk untuk mendap mendapatk atkan an indeks indeks keanek keanekara aragam gaman an Shann Shannonon-Wie Wiener ner,, indeks indeks dominansi, indeks kesamaan Bray-Curtis (Fachrul, 2007; Krebs, 1989)
3.2. Flora Data flora berupa keanekaragaman jenis, kerapatan/kepadatan, frekwensi dan dominan dominansi/pe si/penutu nutupan-co pan-coverin vering/ke g/kerimbu rimbunan nan kemudian kemudian diolah diolah untuk untuk mend mendap apat atka kan n
nila nilaii
rela relati tifn fnya ya
dan dan
sela selanj njut utny nyaa
dipe diperg rgun unak akan an
untu untuk k
mendapatkan Indeks Nilai Pentingnya (INP).
Jurnal.Gp.
Page 8
Green Biom
April 28, 2009
INP = KR + FR + DR (Fachrul, 2007; Indriyanto, 2006). Data Data vege vegeta tasi si yang yang diku dikump mpul ulka kan n dian dianal alis isis is untu untuk k mend mendap apatk atkan an nila nilaii Kerapatan (K), Kerapatan Relatif (KR), Dominansi (D), Dominansi Relatif (DR), Frekwensi (F), Frekwensi Relatif (FR), Indeks Nilai Penting (INP). Indeks Keanekaragaman (H’), Indeks Similaritas (IS), Indeks Keseragaman (E). Untuk analisis vegetasi pohon,nilai INP terdiri dari KR, FR dan DR. Selanjutnya untuk mengetahui apakah indeks keanekaragaman berbeda antar lokasi lokasi pengam pengamatan atan,, dilaku dilakukan kan uji beda beda indeks indeks keanek keanekarag aragaman aman menuru menurutt Magurran (1983).
C. HASIL HASIL DAN PEMBAH PEMBAHASA ASAN N 3.1. Kondisi Faktor Fisiko-kimia Tanah
Dari pengukuran pengukuran faktor fisiko-kimia fisiko-kimia tanah yang telah dilakukan dilakukan pada ke lima stasion stasion daerah yang paling paling banyak gangguan gangguan manusia manusia adalah stasion stasion V dan yang
Jurnal.Gp.
Page 9
Green Biom
April 28, 2009
relatif tidak mendapat gangguan atau paling alami adalah stasion II. Hasil pengukuran secara keseluruhan dan deskripsi ke lima stasiun tercantum pada tabel 1. Berikut ini : Tabel 1. KONDISI FAKTOR FISIKO-KIMIA TANAH PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DI TANGKAHAN –SUMATERA UTARA N0 1 2
PLOT
DESKRIPSI KEADAAN PLOT
I
Tanah
terbuka,
sedikit
II
semak,basah, warna tanah hitam Semak, terdapat tumbuhan pakis,
KELEM
SUHU
pH
0
BABAN(%) 85
C 26
6,1
87
26
6,5
87
26
6,8
dan rambung, agak kering, tanah 3
II I
berwarna coklat Kebun rambung, berba berbatu/ tu/ker keriki ikil, l,
4 5
agak
kering
banyak banyak serasa serasah h
IV
dipermukaan tanah Kebun ra rambe da dan ka karet, ta tanah
87
27
6,7
V
gembur, banyak perakaran Ladang/ Huma dan
90
27
6,5
87,2
26,4
6,52
telah
disem disempr prot ot herb herbis isid idaa 1 ming minggu gu sebelumnya , tanah berbatu/kerikil RATA-RATA
3.2. Data Dan Analisis Data Fauna Dalam Tanah Dari Dari peneli penelitian tian yang dilakuk dilakukan an pada pada 5 sampel sampel
pengam pengamatan atan cacing cacing tanah tanah di
kawasan kawasan Tangkahan, Tangkahan, ditemukan ditemukan 32 ekor cacing tanah dengan dengan deskripsi deskripsi masingmasing plot sampel (Tabel 2.)
Tabel 2. DATA HASIL PENGAMATAN HEWAN TANAH (CACING TANAH ) PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DENGAN METODE SORTIR TANGAN KAWASAN TANGKAHAN- SUMATERA UTARA
Jurnal.Gp.
Page 10
Green Biom
N0
PLOT
April 28, 2009
DESKRIPSI KE KEADAAN PL PLOT
KELEMBA BAN(%)
1 2
SUHU
pH
0
C
JUMLAH
BERAT
CACING
BASAH
I
Tanah
sedikit
85
26
6,1
8
CACING 0,15
II
semak,basah, warna tanah hitam Semak, terdapat tumbuhan pakis,
87
26
6,5
6
0,10
87
26
6,8
9
0,17
terbuka,
dan rambung, agak kering, tanah 3
III
berwarna coklat Kebun ra rambung, ag a gak ke kering berbatu/k berbatu/keriki erikil, l, banyak banyak serasah serasah
4
IV
dipermukaan tanah Kebun ra rambe da dan ka karet, ta tanah
87
27
6,7
5
0,05
5
V
gembur, banyak perakaran Ladang/ Huma dan
90
27
6,5
4
0,05
87,2
26,4
6,52
6,4 32
0,11 0,52
telah
disemp disemprot rot herbis herbisida ida 1 mingg minggu u sebelumnya
,
berbatu/kerikil RATA-RATA JUMLAH TOTAL
tanah
Dari data diatas dapat kita lihat kepadatan cacing tanah yang paling tinggi pada plot III dimana tempatnya di Kebun rambung, agak kering berbatu/kerikil, banyak serasah dipermukaa dipermukaan n tanah dan yang paling paling rendah adalah Plot V dimana dimana tempatnya tempatnya Lada Ladang ng// Huma Huma dan dan tela telah h dise disemp mpro rott herb herbis isid idaa 1 ming minggu gu sebe sebelu lumn mnya ya , tana tanah h berbatu/kerikil. Setelah diidentifikasi dan pengolahan data hasil menunjukkan bahwa di kawa kawasa san n ekow ekowis isat ataa Tang Tangka kaha han n terd terdap apat at Phere dengan kelimpahan kelimpahan Phereti tima ma sp dengan 355,55/m3 individu. Fluktuasi semua kelompok hewan permukaan tanah dan hewan tanah berbeda nyata antar lokasi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa cacing tanah tanah (M. (M. Suin Suin ,199 ,1995) 5) dapa dapatt digu diguna naka kan n seba sebaga gaii alat alat untu untuk k mema memant ntau au damp dampak ak keharidan manusia dan aktivitasnya terutama penggunaan pestisida terhadap populasi hewan tanah tanah.
Mesofauna tanah adalah hewan tanah yang memiliki ukuran tubuh 0,16-10,4 mm. Menuru Menurutt Setiad Setiadii (1989) (1989),, perana peranan n terpent terpenting ing dari dari organi organisme sme tanah tanah di dalam dalam ekosistemnya adalah sebagai perombak bahan anorganik yang tersedia bagi tumbuhan hijau. Nutrisi tanaman yang berasal dari berbagai residu tanaman akan mengalami proses proses dekomposis dekomposisii sehingga sehingga terbentuk humus sebagai sebagai sumber sumber nutrisi nutrisi bagi tanah. Dapat dikatakan bahwa peranan ini sangat penting dalam mempertahankan dinamika ekosis ekosistem tem alam. alam. Selain Selain itu Suharjo Suharjono no (1997 (1997), ), menyeb menyebutk utkan an beberap beberapaa jenis jenis fauna fauna
Jurnal.Gp.
Page 11
Green Biom
April 28, 2009
permukaan tanah dapat digunakan sebagai petunjuk (indikator) terhadap kesuburan tanah tanah atau atau keadaa keadaan n tanah. tanah. Keberad Keberadaan aan mesofa mesofauna una tanah tanah sangat sangat dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh faktor lingkungan, seperti suhu udara, suhu tanah dan pH tanah. Lingkungan tanah merupa merupakan kan lingku lingkunga ngan n yang yang terdiri terdiri dari dari gabung gabungan an antara antara lingku lingkunga ngan n abioti abiotik k dan lingkungan biotik. Gabungan dari kedua lingkungan ini menghasilkan suatu wilayah yang dapat dijadikan sebagai tempat tinggal bagi beberapa jenis makhluk hidup, salah satunya adalah mesofauna tanah. Tanah dapat didefinisikan sebagai medium alami untu untuk k pert pertum umbu buha han n tana tanama man n yang yang ters tersus usun un atas atas mine mineral ral,, baha bahan n orga organi nik, k, dan dan organi organisme sme hidup. hidup. Kegiat Kegiatan an biolog biologis is sepert sepertii pertum pertumbuh buhan an akar akar dan metabo metabolism lismee mikroba dalam tanah berperan dalam membentuk tekstur dan kesuburannya (Rao, 1994). Fauna tanah merupakan salah satu komponen tanah. Kehidupan fauna tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di suatu daerah sangat ditentukan oleh keadaan daerah tersebut. Dengan perkataan perkataan lain keberadaan keberadaan dan kepadatan kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di suatu daerah sangat tergantung dari faktor lingkungan, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Fauna tanah merupakan bagian dari ekosistem tanah, oleh karena itu dalam mempelajari ekologi fauna tanah faktor fisika-kimia tanah selalu diukur (Suin, (Suin, 1997). 1997). Kebera Keberadaa daan n mesofa mesofauna una tanah tanah dalam dalam tanah tanah sangat sangat tergant tergantung ung pada pada ketersediaan ketersediaan energi dan sumber sumber makanan makanan untuk untuk melangsun melangsungkan gkan hidupnya, hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa hidup yang semuanya berkaitan dengan aliran siklus karbon karbon dalam dalam tanah. tanah. Dengan Dengan keters ketersedi ediaan aan energi energi dan hara hara bagi bagi mesofa mesofauna una tanah tanah tersebut, maka perkembangan dan aktivitas mesofauna tanah akan berlangsung baik dan dan timb timbal al balik balikny nyaa akan akan memb memberi erika kan n damp dampak ak posi positi tiff bagi bagi kesu kesubu buran ran tana tanah. h. Keanekaragaman fauna tanah pada musim atau tipe permukaan tanah yang berbeda memiliki perbedaan. Hal ini dapat diketahui dari hasil penelitian Suhardjono dkk. (1997), (1997), yang menyebutkan menyebutkan bahwa terdapat perbedaan perbedaan keanekaragaman keanekaragaman suku suku yang tertangkap pada musim dan lokasi yang berbeda. Selain itu pada penelitian yang dilaku dilakukan kan oleh oleh Mercia Mercianto nto dkk. dkk. (1997) (1997),, diketa diketahui hui bahwa bahwa pada pada keanek keanekarag aragama aman n tegakan yang berbeda terdapat perbedaan mengenai keanekaragaman jumlah suku dari serangga serangga tanah (tegakan Dipterocarpa Dipterocarpaceae ceae dan Palmae, Palmae, tegakan tegakan Dipterocarpa Dipterocarpaceae, ceae, serta tegakan Dipterocarpa Dipterocarpaceae ceae dan Rosaceae). Pengelompokan Pengelompokan fauna tanah di mulai dari dari Prot Protoz ozoa oa,, Roti Rotife fera, ra, Nema Nemato toda da,, Anne Anneli lida da,, Moll Mollus usca, ca, Arth Arthro ropo poda da,, hing hingga ga
Jurnal.Gp.
Page 12
Green Biom
April 28, 2009
Vertebr Vertebrata ata.. Fauna Fauna tanah tanah dikelo dikelompo mpokka kkan n kembal kembalii berdas berdasark arkan an ukuran ukuran tubuhn tubuhnya, ya, kehadi kehadiran rannya nya di tanah, tanah, habitat habitat yang yang dipili dipilihny hnyaa dan kegiat kegiatan an makann makannya. ya. Menuru Menurutt kehadiranny kehadirannya, a, fauna tanah dibagi dibagi atas kelompok transien, transien, temporer, temporer, periodik dan perma permanen nen.. Berdas Berdasark arkan an habita habitatny tnyaa fauna fauna tanah tanah digolo digolongk ngkan an menjad menjadii golong golongan an epigeon, hemiedafon dan eudafon. Berdasarkan kegiatan makannya fauna tanah ada yang bersifat herbivora, saprovora, fungifora dan predator (Suin, 1997). Odum (1998), menyebutkan bahwa mesofauna tanah meliputi nematoda, cacing-cacing oligochaeta kecil enchytracid, larva serangga yang lebih kecil dan terutama apa yang secara bebas dise disebu butt mikr mikroa oart rthr hrop opod oda; a; dari dari yang yang akhi akhir, r, tung tungau au-t -tun unga gau u tana tanah h (Acar (Acarin ina) a) dan dan springtail (Collembola) seringkali merupakan bentuk-bentuk yang paling banyak tetap tinggal dalam tanah. Fauna tanah memainkan peranan yang sangat penting dalam pembusukan zat atau bahan-bahan organik dengan cara : 1. Menghancurkan jaringan secara fisik dan meningkatkan ketersediaan daerah bagi aktifitas bakteri dan jamur, 2. Melakukan pembusukan pada bahan pilihan seperti gula, sellulosa dan sejenis lignin, 3. Merubah Merubah sisa-si sisa-sisa sa tumbuh tumbuhan an menjad menjadii humus, humus, 4. Mengga Menggabu bungk ngkan an bahan bahan yang yang membusuk pada lapisan tanah bagian atas, 5. Membentuk kemantapan agregat antara bahan organik dan bahan mineral tanah. (Barnes, 1997).
Data Hasil Pengamatan Hewan Tanah Metode Pitfall-Trap
3.3.
Dari penelit penelitian ian yang dilakuka dilakukan n pada pada 5 sampel sampel stasiu stasiun n pengam pengamatan atan hewan permukaan tanah secara pitfall-trap di kawasan Tangkahan, ditemukan 4 jenis hewan dengan dengan jumlah jumlah seluru seluruhny hnyaa 39 ekor ekor dengan dengan deskri deskripsi psi masing masing-ma -masin sing g plot plot sampel sampel seperti yang tercantum pada Tabel 3 dan 4 berikut ini :
Tabel 3. DATA DESKRIPSI PLOT DAN HASIL PENGAMATAN HEWAN PERMUKAAN TANAH PADA LIMA STASIUN STASIUN DENGAN METODE METODE PITFALL-TRAP DI KAWASAN TANGKAHAN- SUMATERA UTARA N0
SAMPEL/P
Jurnal.Gp.
DESKRIPSI
KELEM
SU0C H)U ( pH
JENIS/
JUML
Page 13
Green Biom
1
April 28, 2009
LOT
KEADAAN
BABAN(%)
I
PLOT Tanah terbuka, sedikit
85
sema semak, k,ba basa sah, h,
TAKSON 26
6,1
AH
1. Collembola
5
2.Bothoponera
warn warnaa
rufipes
tanah hitam
2
3. Diacama scelpratum
1
4. Lobopelta ocellifera 2
II
Semak,
terdapat
tumb tumbuh uhan an
paki pakis, s,
87
26
6,5
dan dan
1 4
1. Collembola 2.Bothoponera rufipes
rambun rambung, g, agak agak kering kering,,
1
3. Diacama
tanah berwarna coklat
scelpratum
-
4. Lobopelta 3
I II
Kebun
ra rambung,
kering kering
ag agak
87
26
6,8
1 9
2.Bothoponera
berbatu/k berbatu/kerikil erikil,,
banyak
ocellifera 1.Collembola
rufipes
serasah
1
3. Diacama
dipermukaan tanah
scelpratum
-
4. Lobopelta 4
IV
Kebun rambe dan karet,
87
27
6,7
ocellifera 1. Collembola
6
2.Bothoponera
tanah tanah gembu gembur, r, banyak banyak
rufipes
perakaran
2
3. Diacama scelpratum
1
4. Lobopelta 5
V
Ladang/ Huma dan telah disemp disemprot rot ming minggu gu
herbis herbisida ida
1
sebe sebelu lumn mnya ya
,
90
27
6,5
ocellifera 1. Collembola
1 3
2.Bothoponera rufipes
1
3. Diacama
tanah berbatu/kerikil
scelpratum
-
4. Lobopelta ocellifera
39
JUMLAH
Tabel 4. TABEL KELIMPAHAN KELIMPAHAN FAUNA PERMUKAAN PERMUKAAN TANAH/HARI PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DENGAN METODE PITFALL-TRAP DI KAWASAN TANGKAHAN- SUMATERA UTARA N0 1
TAKSON
Collembola
Jurnal.Gp.
I
KELIMPAHAN II III IV
V
5
4
3
9
6
TOTAL 27
X 5,40
% 69,23
Page 14
Green Biom
April 28, 2009
2
Bothoponera rufipes
2
1
1
2
1
7
1,40
17,95
3
Diacama scelpratum Lobopelta
1
-
-
1
-
2
0,40
5,13
1
1
-
1
-
3
0,60
7,69
9
6
10
10
4
39
4
ocellifera JUMLAH H’
Hasil ini menunjukka menunjukkan n Colembola memiliki memiliki prosentase prosentase tertinggi yakni 69,23 % dan paling tinggi di plot III dan frekwensi kehadirannya 100 % , Bothoponera dengan plot lainnya. Pada hal plot V rufipes kehadirannya juga 100 % dibandingkan dengan dike diketa tahu huii meru merupa paka kan n kawa kawasa san n perl perlad adan anga gan n yang yang semi seming nggu gu sebe sebelu lumn mnya ya telah telah disemprot dengan pestisida. Sesuai dengan dengan penelit penelitian ian M.Suin M.Suin di tempat tempat yang lain lain (Indar (Indarung ung,, Padang Padang)) menun menunjuk jukkan kan bahwa bahwa frekuen frekuensi si kehadi kehadiran ran Collembola jenis
Folsomi Folsomia, a,
Lepidocy Lepidocyrtus rtus dan Homid Homidia, ia,
Hymen Hy menopt opter era a jenis Bothroponera,
Carrdiocondvla dan Pheidole sp , Acarina famili Oribatellidae dan Perlohmanidae ternyata tidak berkorelasi dengan yang hidup di lokasi yang tercemar rendah dan di daerah daerah yang yang terkon terkontam tamina inasi si parah, parah, tetapi tetapi Hymenoptera jenis
Acarina famili
Galumnidae , Orthoptera jenis Laxoblemus, Cyclopilum Cyclopilum dan Myrmecophilinar tinggi dibandingkan dengan yang dari daerah kontrol. Dari indeks kesamaannya terlihat bahwa bahwa hewan permukaan permukaan tanah antar lokasi lokasi berbeda berbeda strukturny strukturnya. a. Urutan Urutan masingmasingmasing kelompok hewan dalam tanah antar lokasi tidak berkorelasi satu dengan yang lainnya. lainnya. Frekuensi Frekuensi kehadiran kehadiran Acarina famili Perlohmanidae dan Macrochellidae turun di lokasi yang terkontaminasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nooryanto (1987), yaitu mengenai Kean Keanek ekar arag agam aman an Faun Faunaa
Tana Tanah h
di Perk Perkeb ebun unan an Kopi Kopi Muda Muda Tlog Tlogo, o, deng dengan an
menggunakan metode perangkap sumuran, Ordo Collembola merupakan fauna tanah yang menempati posisi tertinggi tertinggi dibanding dibandingkan kan fauna tanah lainnya. lainnya. Sedangkan Sedangkan pada penel peneliti itian an ini jumlah jumlah Collembola yang yang dipero diperoleh leh hanya hanya 28 indivi individu du pada pada lahan lahan berumput dan 9 individu pada lahan bervegetasi hutan. Hal ini diduga karena adanya per perbe beda daan an
meto metode de
dala dalam m
peng pengam ambi bila lan n
samp sampel el
tana tanah. h.
Suha Suhard rdjo jono no
(200 (2000) 0),,
menyebutkan pada sebagian besar populasi Collembola tertentu, merupakan pemakan mikori mikoriza za akar akar yang yang dapat dapat merang merangsan sang g pertum pertumbuh buhan an simbio simbion n dan mening meningkat katkan kan
Jurnal.Gp.
Page 15
Green Biom
April 28, 2009
pertumbuhan tanaman. Di samping itu, Collembola juga dapat berfungsi menurunkan kemungkinan timbulnya penyakit yang disebabkan oleh jamur. Collembola juga dapat dijadikan sebagai indikator terhadap dampak penggunaan herbisida. Pada tanah yang tercemar oleh herbisida jumlah Collembola yang ada jauh lebih sedikit dibandingkan pada lahan yang tidak tercemar. Fluktuasi semua kelompok hewan permukaan tanah dan hewan tanah berbeda nyata nyata antar antar lokasi lokasi.. Hasil Hasil peneli penelitian tian ini memper memperliha lihatka tkan n bahwa bahwa Colembola dapat digunakan sebagai alat untuk memantau dampak keharidan manusia dan aktivitasnya terutama penggunaan pestisida terhadap populasi hewan tanah tanah .
3.4. 3.4.
Data Data Hasil Hasil Penga Pengamat matan an Hewan Hewan Malam Malam Metod Metodee Peran Perangka gkap p Cahaya Cahaya
Dari penelit penelitian ian yang dilakuka dilakukan n pada pada 5 sampel sampel stasiu stasiun n pengam pengamatan atan hewan nokturnal nokturnal dengan dengan metoda perangkap perangkap cahaya di kawasan kawasan Tangkahan, Tangkahan, ditemukan ditemukan 5 jenis atau takson hewan dengan jumlah seluruhnya 108 ekor dengan deskripsi masingmasing plot sampel seperti yang tercantum pada Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. TABEL FREKWENSI HASIL PENGAMATAN HEWAN NOKTURNAL PADA LIMA STASIUN PENGAMATAN DENGAN METODE PERANGKAP CAHAYA DI KAWASAN TANGKAHAN- SUMATERA UTARA
N0
TAKSON I
KELIMPAHAN II III IV
TOTAL V
1
Othoptera
10
6
4
8
4
32
X 6,40
2
Lepidoptera
3
4
7
5
2
21
4,20
19
3
Hymenoptera
5
6
8
-
4
23
4,60
21
4
Homoptera
4
-
3
4
7
18
3.60
17
5
Diptera
6
1
2
5
-
14
2,80
13
28
17
24
22
17
108
JUMLAH H’
Jurnal.Gp.
% 30
Page 16
Green Biom
April 28, 2009
Adap Adapun un juml jumlah ah taksa taksa terti terting nggi gi pada pada kawa kawasa san n
ini ini adal adalah ah dari dari
Othoptera
seba sebany nyak ak 32 (30 (30 %) %),, seda sedang ngka kan n Lepidoptera sebany sebanyak ak 21 (19%), (19%), Homoptera sebanyak sebanyak 18 (17 %), Diptera 14 (13 %), Hymenpthera 23 (21 %). Keberadan jenis hewan pada suatu daerah tidak terlepas dari pengaruh faktor lingkungan , iklim, faktor tanah dan kompetisi kompetisi akan nutrisi pada hutan. Berdasarkan Berdasarkan pengamatan pengamatan di lapangan, lapangan, temperatur udara adalah 26,4oC. Kelembaban udara berkisar 87,2%, pH tanah berkisar 6,52 dan pada saat pemasangan perangkap setelah 2 jam hujan lebat, sehingga hasil yang diperoleh tidak representatif karena faktor gangguan alam.
3.5.
Data Dan Analisis Data Flora
3.5.1. Kekayaan Jenis Pohon Dari penelitian yang dilakukan pada 3 plot pengamatan di kawasa kawasan n Tangka Tangkahan han,, ditemu ditemukan kan 4 jenis jenis pohon pohon yang yang termasu termasuk k ke dalam dalam 3 Famili Famili dengan dengan jumlah jumlah indivi individu du sebany sebanyak ak 20 pohon pohon / 0.03 0.03 ha sepert sepertii yang yang tercantum pada Tabel 6. Tabel 6. TABEL KEKAYAAN JENIS VEGETASI POHON DI TANGKAHAN-SUMATERA TANGKAHAN-SUM ATERA UTARA No. Keliling Diameter Plot No. Famili Spesies Label (cm) (cm) Aleurites
I
II
1
Klp01
Euphorbiaceae
moluccana Aleurites
105
33,349
2
Klp01
Euphorbiaceae
moluccana Aleurites
150
47.770
3
Klp01
Euphorbiaceae
moluccana Aleurites
136
43,312
4 5 6
Klp01 Klp02 Klp02
Euphorbiaceae moluccana Myrtaceae Eugenia Sp Myrtaceae Eugenia Sp Havea
141 28 40
44.904 8,917 12,738
7 8
Klp03 Klp04
Euphorbiaceae brasiliensis Bombacaceae Durio Sp Aleurites
38 112
12,101 35,668
9
Klp01
Euphorbiaceae
165
52,548
Jurnal.Gp.
moluccana
Page 17
Green Biom
April 28, 2009
Aleurites
II I
10
Klp01
Euphorbiaceae
moluccana Aleurites
128
40,764
11
Klp01
Euphorbiaceae
moluccana Havea
144
45,860
12 13 14
Klp03 Klp02 Klp04
Euphorbiaceae brasiliensis Myrtaceae Euienia Sp Bombacaceae Durio Sp Aleurites
138 28 184
43,949 8,917 58,599
15
Klp01
Euphorbiaceae
136
43,312
16 17
Klp01 Klp02
Euphorbiaceae moluccana Myrtaceae Eugenia Sp Havea
134 130
42,675 41,401
18 19 20
Klp03 Klp04 Klp04
Euphorbiaceae brasiliensis Bombacaceae Durio Sp Bombacaceae Durio Sp
40 140 127
12,738 44,586 40,446
moluccana Aleurites
Dari tabel 6 terlihat bahwa kawasan Tangkahan memiliki jumlah jenis pohon yang rendah, bila dibandingk dibandingkan an dengan dengan penelitian-p penelitian-penelit enelitian ian sejenis sejenis yang pernah dila dilaku kuka kan n dian dianta tara rany nyaa : Susi Susilo lo (200 (2004) 4) pada pada kawa kawasa san n yang yang sama sama deng dengan an loka lokasi si berlainan yang melaporkan di kawasan hutan Tangkahan, Stasiun Resort Tangkahan Sub seksi Langkat Langkat Sikundur Sikundur Taman Nasional Nasional Leuser, Leuser, ditemukan ditemukan 159 jenis pohon pohon yang termasuk dalam 35 famili dengan jumlah individu sebanyak 437 individu/ha. Tarigan Tarigan (2000), (2000), ,yang melaporkan melaporkan di kawasan kawasan hutan Sinabung Sinabung ditemukan ditemukan 93 jenis pohon yang termasuk kedalam 33 famili dengan dengan jumlah individu 276/0.6 ha; Sagala (1997),yang melaporkan di di kawasan hutan Leuser Bukit Barisan ditemukan ditemukan 46 jenis pohon yang termasuk dalam 30 famili dengan jumlah individu sebanyak 591/ha ; Silalahi (1995) yang melaporkan di kawasan Lae Ordi kabupaten Dairi ditemukan 32 jenis pohon dengan jumlah individu 163/ha. Tabel 7
No.
No.
1
Label Klp01
TABEL FREKUENSI VEGETASI POHON DI TANGKAHAN-SUMATERA UTARA Famili Spesies Plot Jumla I II III h Euphorbiaceae Aleurites 4 3 2 9
Jurnal.Gp.
X 3,0
% 45
Page 18
Green Biom
April 28, 2009
4
0 1.3
20
3
3 1,0
15
moluccana 2 3
Klp02 Klp03
Myrtaceae
2
Euphorbiaceae Havea
1
2 1
2 1
0
brasiliensi 4
Klp04
Bombacaceae
s Durio Sp
1
1
2
4
1,3
20
3 Jumlah
8
6
5
20
Adapun jumlah jenis pohon tertinggi pada hutan ini adalah dari Aleurites sebanyak 9 pohon pohon (45 %), sedangkan sedangkan Havea brasiliensis sebany nyak ak 4 moluccana sebanyak brasiliensis seba pohon (20%), Myrtaceae seba sebany nyak ak 4 poho pohon n (20 (20 %) Durio ohon (20 (20 %) %).. Durio Sp pohon Keberad Keberadan an jenis jenis tumbuh tumbuhan an pada pada suatu suatu daerah daerah tidak tidak terlepa terlepass dari dari pengar pengaruh uh faktor faktor lingkungan , iklim, faktor tanah dan kompetisi akan nutrisi yang sedikit pada hutan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, temperatur udara adalah 26,4 oC.Kelembaban udara berkisar 87,2 %, pH tanah berkisar 6,52. 3.5.2. Struktur Vegetasi Pohon Salah satu indikator dalam menelaah struktur hutan sering digunakan data ukuran pohon yang meliputi lingkar lingkar ataupun diameter batang dan Luas bidang bidang dasar dari masing-masing famili yang terdapat pada 0.12 ha lokasi pengamatan. Tabel 8.
No.
TABEL KELILING DAN DIAMETER BATANG SERTA LUAS BIDANG DASAR POHON No. Keliling Diameter Famili Spesies Label (cm) (cm) Aleurites
LBD (m2)
1 2
Klpo1 Klpo2
Euphorbiaceae moluccana Myrtaceae Eugenia Sp Havea
1239 336
394,586 107,006
12,222 0,889
3
Klp03
Euphorbiaceae
brasiliensis Durio
106
33,759
0,090
4
Klpo4
Bombacaceae
zibethinus
564
179,618
2,536
Jurnal.Gp.
Page 19
Green Biom
April 28, 2009
Dari tabel terlihat bahwa family Euphorbiaceae memiliki luas bidang dasar terbe terbesa sarr yait yaitu u 12,2 12,222 22 m2 . Nilai ini sangat tinggi dan mencolok jika dibandingkan dengan dengan Famili Famili lainnya lainnya seperti seperti .Bombacaceae .Bombacaceae 2,536 m 2, Myrtaceae sebesar 0,889 m2 dan 0,090 m 2. 3.5. 3.5.3. 3. Inde Indeks ks Nila Nilaii Penti Penting ng
Indeks Nilai Penting (INP) menyatakan kepentingan suatu jenis tumbuhan serta memperlihatkan peranannya dalam komunitas, dimana nilai penting itu pada tingkatan pohon didapat dari hasil penjumlahan Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif (FR) dan Dominansi Dominansi Relatif Relatif (DR).Dari hasil analisis analisis data diperoleh diperoleh INP tertinggi tertinggi adalah 147,664 (lihat tabel 9.) Aleurites Aleurites moluccana sebesar 147,664 Tabel 9 . INDEKS NILAI PENTING DARI SETIAP POHON No.
Famili
Spesies
Keliling
Diameter
LBD
(cm)
(cm)
(m)
Aleurites
K (ha)
KR
F
(%)
299,97
1,00
1
Euphorbiaceae
moluccana
1239
394,586
12,222
0 133,32
45,000
0 1,00
2
Myrtaceae
Eugenia Sp
336
107,006
0,889
0
20,000
0
Havea 3
Euphorbiaceae
1,00
brasiliensis
106
33,759
0,090
Durio 4
Bombacaceae
99,999
15,000
133,32
zibethinus
564
179,618
2,536
Jumlah
FR (%)
DR
D (ha)
(%)
407,40 25,000 25,000
0
77,664
147,664
29,633
5,649
50,649
3,000
0,071
40,071
16,115
61,115
25,000
0 1,00
25,000
0 666,60
20,000 100,00
0 4,00
100,00
84,533 524,56
0
0
0
0
6
Tingginya nilai ini menunjukkan banyaknya banyaknya jenis tersebut di Tangkahan. JenisJenis jenis tersebut dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan pada ketinggian tersebut. Namun dari hasil pengamatan hal ini juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia karena kawasa kawasan n yang yang ditelit ditelitii merupa merupakan kan pinggi pinggiran ran hutan hutan dan sudah sudah terdapa terdapatt pertan pertanian ian tradisional. Terbukti dari hasil hasil pengamatan pohon yang ditemukan 75 % adalah jenis budidaya perkebunan masyarakat setempat. Nilai Kerapatan Relatif tertinggi adalah Aleurites moluccana sebe sebesa sarr 45 %. Nilai Frekuensi Frekuensi Relatif (FR) semuanya sama . Hal ini terjadi terjadi karena kawasan kawasan yang menjadi objek penelitian sudah mendapat pengaruh dari manusia dimana pohon yang tidak menghasilkan secara ekonomis ditebang dan sebaliknya.Keempat jenis pohon ini
Jurnal.Gp.
INP
Page 20
299,499
Green Biom
April 28, 2009
umumny umumnyaa bergun bergunaa bagi bagi masyar masyaraka akatt setemp setempat. at.
Nilai Nilai Domin Dominans ansii Relatif Relatif tertinggi tertinggi
adalah Aleurites moluccana sebesa sebesarr 77,66 77,664 4 %, menunj menunjukk ukkan an proporsi proporsi antara antara luas luas tempat yang ditutupi oleh jenis tumbuhan dengan luas total habitat serta menunjukkan jenis tumbuhan yang yang dominan di dalam komunitas (Indriyanto,2006). Dari Dari data data di atas atas dapa dapatt dili diliha hatt deng dengan an jela jelass bahw bahwaa loka lokasi si peng pengam amat atan an didominasi oleh Aleurites moluccana. Menurut Odum (1971), jenis yang dominant mempunyai produktivitas yang besar , dan dalam menentukan suatu jenis vegetasi dominan yang perlu diketahui adalah diameter batangnya. 3.5.4. Indeks Keanekaragaman (H’) Dari hasil analisis data diperoleh Indeks Keanekaragaman sebesar 0.956. Hal ini menun menunjuk jukkan kan jumlah jumlah jenis jenis dianta diantara ra jumlah jumlah total total indivi individu du seluru seluruh h jenis jenis yang yang ada term termas asuk uk dala dalam m kate katego gori ri ren rendah dah Menu Menuru rutt Maso Mason n (19 (1980), 80), jik jika nilai ilai Ind Indeks eks Keanekaragaman lebih kecil dari 1 berarti keanekaragaman jenis rendah, jika diantara 1-3 1-3 berar erarti ti kean eanekar ekarag agam aman an jeni jeniss sedan edang g, jika jika lebi lebih h besa besarr dari ari 3 berar erarti ti keanekaragaman jenis tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius. Jakarta. 179 hal. Barnes, B. V., Donald R. Z., Shirley R. D. and Stephen H. S. 1997. Forest Ecology. 4th Edition . John Wiley and Sons Inc. New York. 349-588 p. Borror, D. J., C. A. Triplehorn dan N. F. Johnson. 1997. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Damanik, J. S.,J.Anwar.,N.Hisyam.,A. Whitten,1992. Ekologi Ekologi Ekosistem Sumatera ., Yogyakarta : Gajahmada University Press.hlm 417-443. Departemen Kehutanan dan Perkebunan Kantor Wilayah Propinsi Sumatera Utara Unit Konservasi Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara I. 2001. 2001. Draft Rencana Gadjah Mada Pengelolaan Pengelolaan Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit Sibolangit . Hal : 1-11. Gadjah University Press. Yogyakarta. 1083 hal. Ewusie, J. Y.1990. Ekologi Ekologi Tropika .Bandung:Penerbit ITB.hlm.273-278. Ewusie, J.Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. ITB. Bandung. 369 hal. Indriyanto,Ir. 2006.. Ekologi Ekologi Hutan.Jakarta : PT Bumi Aksara .hlm .165-170. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),2003. Laporan Laporan Eksplorasi Flora
Jurnal.Gp.
Page 21
Green Biom
April 28, 2009
Nusantara, Taman Wisata Alam Deleng Lancuk dan taman Wisata Alam Lau Debuk-debuk kabupaten Karot Sumatera Utara . Magurran, A. E. 1987. Ecological Diversity and Its Measurement. Croom Helm. London. 179 p. Manurung,B. 1996. Keragaman ddan Kemelimpahan Fauna Tanah di Hutan Wisata Alam Sibolangit Sumatera Utara. FPMIPA –IIKP-HEDS Project / USAID, Medan Mercianto, Y., Yayuk R. Ludwig J. A. and J. F. Reynolds. 1988. Statistical Ecology : Primer Methods and Computing . John Wiley and Sons Inc. new York. 337 p. S. dan Dedy D. 1997. Perbandingan Populasi Serangga Tanah pada Tiga Keanekaragaman Keanekaragaman Tegakan Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae . Prosiding Seminar Biologi XIV dan Kongres Nasional Biologi XI. Perhimpunan Biologi Indonesia Cabang Jakarta. Depok. Hal : 86-89. Nooryanto. 1987. Keanekaragaman Fauna Tanah di Perkebunan Kopi Tlogo Skripsii Fakult Fakultas as Kecamat Kecamatan an Tuntang, Tuntang, Kabupate Kabupaten n Semarang Semarang JawaTeng JawaTengah ah. Skrips Biologi Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga. 54 hal. Rahmawaty. 2000. Keanekaragaman Serangga Tanah dan Perannya pada Komunitas Rhizo Rhizopho phora ra spp. spp. Dan Komuni Komunita tass Cerio Ceriops ps tagal tagal di Taman Taman Nasio Nasional nal Rawa Rawa Aopa Watumohai, Sulawesi Tenggara. Tesis Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 73 hal. Suha Suhard rdjo jono no,, Y. R., R., Pudj Pudjii A. dan dan Erni Erniwa wati ti.. 1997 1997.. Keanekar Keanekaragam agaman an Takson Takson Arthropoda Tanah pada Lahan Terdegradasi di Jampang Jawa Barat . Prosiding Seminar Biol Biolog ogii XIV XIV dan dan Kong Kongre ress Nasi Nasion onal al Biol Biolog ogii XI perh perhim impu puna nan n Biol Biolog ogii Indonesia, Cabang Jakarta. Depok. Hal : 290-293. Suhardjono, Y. R. dan Adisoemarto. 1997. Arthopoda Tanah : Artinya Bagi Tanah Makalah pada Kongres dan Simposium Entomologi V, Bandung 24 –26 Juni 1997. Hal : 10. Suhardjono, Y. R. 1997. Perbedaan Lima Macam Larutan yang Digunakan dalam Peran Perangka gkap p Sumura Sumuran n pada pada Pengu Pengumpu mpulan lan Seran Serangga gga Permu Permukaa kaan n Tanah Tanah. Prosid Prosiding ing Semina Seminarr Biolog Biologii XV. Perhim Perhimpun punan an Biolog Biologii Indone Indonesia sia,, Cabang Cabang Lampung dan Universitas Lampung. Lampung. Hal : 283. Suhardjono, Y. R. 2000. Collembola Tanah : Peran dan Pengelolaannya. Lokakarya Sehari Peran Taksonomi dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati di Indonesia. Depok. Hal : 3. Suin, N. M. 1997. Ekologi Fauna tanah . Bumi Aksara. Jakarta. 189 hal.
Jurnal.Gp.
Page 22
Green Biom
April 28, 2009
Tarumingkeng, R. C. 2000. Serangga dan Lingkungan . www.tumoutou.net/serangga www.tumoutou.net/serangga.. 20 Juni 2004. Hal : 1-5.
Jurnal.Gp.
Page 23