ANALISIS KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMA KEANEKARAGAMAN N SPESIES BURUNG DI ECOEDUPARK KAMPUS KAMPUS BINAWIDYA UNIVERSITAS RIAU Indah Rahmawati Lius E-mail:
[email protected], Phone: +6281218546868 +6281218546868 Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA Universitas Riau 28293 ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman spesies burung yang terdapat di Ecoedupark Kampus Binawidya Universitas Riau. Praktikum ini dilakukan di Area Ecoedupark Area Ecoedupark Kampus Kampus Binawidya Universitas Riau, Jl. Bina W idya Km 12,5 Simpang Baru Panam Pekanbaru pada tanggal 25 November 2017 pada pukul 05.00 WIB. ndi ces ces Po P oi nt of of A bundance undance (IPA) yang ditunjang Praktikum ini dilakukan dengan metoda I ndi dengan metoda distance. distance. Alat yang digunakan dalam praktikum ini kamera, recorder , buku praktikum dan alat tulis. Dari hasil praktikum diperoleh bahwa Indeks keanekaragaman jenis je nis (H’) di (H’) di Area Ecoedupark Area Ecoedupark Kampus Kampus Binawidya Universitas Riau termasuk kategori tinggi yang mana spesies burung yang ditemukan di sebanyak 31 jenis burung dan spesies burung walet ( Aerodramus Aerodramus fuciphagus) fuciphagus) memiliki jumlah individu dan nilai kelimpahan relatif tertinggi. Keywords : Kelimpahan, Keanekaragaman, Burung, Ecoedupark, Universitas Riau
PENDAHULUAN
Burung merupakan satwa yang mempunyai mobilitas tinggi dan menyebar ke berbagai wilayah serta jumlahnya mencapai 9.000 jenis (Perrins dan Birkhead, 1983). Jumlah jenis burung di Indonesia tercatat 1.666 jenis (Susanti, 2014) yang mampu hidup di hutan yang lebat hingga ke perkotaan padat penduduk. Burung merupakan suatu obyek pelestarian keanekaragaman hayati karena manfaatnya terhadap kelangsungan hidup manusia. Manfaat secara langsung adalah sebagai komoditi ekonomi, sedangkan manfaat burung secara tidak langsung, yaitu untuk menjaga kestabilan ekosistem (Prasetyo, 2002). Sebagai salah satu komponen ekosistem, burung mempunyai hubungan timbal balik dan saling tergantung dengan lingkungannya. Atas dasar peran dan manfaat ini maka kehadiran burung dalam suatu ekosistem perlu dipertahankan (Arumasari, 1989). Penelitian mengenai burung penting dilakukan karena jika suatu areal tersebut memiliki kelimpahan burung yang tinggi, maka bisa menjadi salah satu indikator bahwa kondisi lingkungan baik (Sujatnika et al, 1995). Hal ini dikarenakan burung memiliki kemampuan untuk menyebarkan biji, membantu penyerbukan, predator alami satwa lain, dan lain-lain. Burung dalam melakukan aktivitasnya Membutuhkan habitat. Ecoedupark merupakan merupakan salah satu bagian dari arboretum Universitas Riau yang mana memiliki potensi ekosistem alam dengan lanskap yang baik. Ecoedupark pengelolaannya berbasis konservasi dan budaya melayu, sehingga jenis tanaman yang ada didalamnya juga beranekaragam terutama jenis tanaman lokal seperti keruing ( Dipterocarpus sp). Oleh karena itu, di Ecoedupark terdapat beberapa jenis burung yang habitatnya disana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman spesies burung yang terdapat di Ecoedupark Kampus Binawidya Universitas Riau. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Area Ecoedupark Kampus Binawidya Universitas Riau, Jl. Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam Pekanbaru pada tanggal 25 November 2017 pada pukul 05.00 WIB. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode I ndices Point of Abundance (IPA) yang ditunjang dengan metode distance. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, recorder , buku praktikum dan alat tulis. Adapun langkah kerja dalam penelitian dengan menggunakan metode I ndices Point of Abundance (IPA) yang ditunjang dengan metode distance yaitu pengumpulan data dengan metoda IPA dilakukan dengan membuat titik pengamatan stasioner sejumlah 8 titik dalam satu jalur, dengan jarak antar titik 10 m. Pengamatan di setiap titik dilakukan selama 30 menit, pencatatan dilakukan terhadap burung yang terlihat maupun terdengar. Dokumentasi berupa gambar dilakukan dengan mengambil foto burung menggunakan kamera DSLR. Burung yang sulit teramati dapat dilakukan pengambilan data berupa suara yang direkam menggunakan alat perekam suara (recorder ) dan data yang dicatat meliputi jenis burung dan jumlah individu. Data berupa jumlah perjumpaan burung disetiap lokasi pengamatan akan dianalisis indeks keanekaragaman dan kelimpahan relatif spesies burung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Indeks Keanekaragaman Analisis keanekaragaman dilakukan dengan menggunakan Indeks Keanekaragaman jenis Shannon-Wiener dengan formula sebagai berikut :
H’ = - ∑ pi ln pi dimana : H’ = Indeks keanekaragaman jenis pi = ni/N ni = Jumlah individu dari jenis ke – i N = Jumlah total individu dari semua jenis Kelimpahan Relatif Jenis Burung Hasil pengamatan jenis burung dengan menggunakan metode IPA din yatakan dalam bentuk Kelimpahan Relatif dengan rumus : Ni KR = N
dimana: KR= Kelimpahan Relatif Ni = Jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah individu seluruh jenis
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Vegetasi
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 31 spesies burung dengan total individu sebanyak 119 individu. Tabel 1. Jumlah Keseluruhan Keanekaragaman Spesies Burung NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Nama Indonesia
Burung Merbah Burung Tekukur Burung kutilang Burung mantenan Burung puyuh Burung Murai Burung Madu Sriganti Burung Ruwak – Ruwak Burung Srigunting Hitam Burung Kolibri Burung Kepodang Burung walet Burung Tengkek buto Burung Rangkong Burung Bubut Besar Burung Cekakak Belukar Burung Jinjing Bukit Burung Kacer Burung Layang – Layang Burung Manyar Burung Pelatuk Burung Prenjak Burung Cucak Burung Sikatan Emas Burung Srigunting Burung Sikep – madu Burung Perincit Burung gagak Burung Kucica Burung Migrasi (Sanga abu) Burung gereja
Nama Ilmiah
Pycnonotus sp Streptopelia chinensis Pycnonotus aurigaster Pericrocotus flammeus Coturnix sp Copsychus malabaricus Nectarinia jugularis Amaurornis phoenicurus Dicrucus macrocercus Nectarinia jugularis Oriolus chinensis Aerodramus fuciphagus Eurystomus orientalis Buceros Sp Centropussinensis HalcyonSmyrnensis Hemipus picatus Copsychus saularis Hirundo sp Ploceusmanyar Dendrocopos sp Prinia sp Pycnonotus zeylanicus Ficedula zanthopygia Dicrurussp Pernis ptilorhynchus P.cinnamomeus Corvus enca Copsychus malabaricus E.roratus Passer montanus
Jumlah Individu
11 2 2 1 5 1 1 8 3 3 2 14 2 6 6 3 1 3 11 1 1 3 3 2 4 9 1 2 1 6 1
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat di lihat bahwa Aerodramus fuciphagus merupakan spesies paling banyak yang terdapat di Ecoedupark yaitu berjumlah 14. Hasil perhitungan Indeks keanekaragaman spesies burung yang sedang yaitu 3,02. Alikondra (2002) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi nilai keanekaragaman jenis (H’) adalah kondisi lingkungan, jumlah jenis dan sebaran individu pada masing-masing jenis. Nilai indeks keanekaragaman jenis (H’) burung di Ecoedupark Kampus Binawidya Universitas Riau termasuk dalam kategori tinggi. Nilai tersebut menjelaskan bahwa area Ecoedupark Kampus Binawidya Universitas Riau memiliki
produktivitas cukup dan kondisi ekosistem seimbang. Perbandingan nilai kelimpahan relatif jenis burung pada masing-masing spesies pada Gambar 1. Gambar 1. Kelimpahan Relatif Jenis Burung 0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
Hasil kelimpahan relatif spesies burung menunjukkan bahwa burung walet ( Aerodramus fuciphagus) memiliki nilai KR tertinggi yaitu 0,118. Sedangkan spesies burung lainnya memiliki nilai KR yang termasuk dalam kategori rendah yaitu burung mantenan, burung murai, burung madu sriganti, burung jinjing bukit, burung manyar, burung pelatuk, burung perincit, burung kucica, dan burung gereja. Berbeda dengan jenis burung lainnya yang memiliki nilai indeks kelimpahan relatif dan frekuensi perjumpaan yang rendah. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi habitat yang cukup rapat serta perilaku ekologis burung yang lebih suka beraktivitas secara individu atau tidak dalam kelompok. Menurut Odum (1998), menyatakan bahwa penyebaran spesies merupakan hasil atau akibat dari berbagai sebab, yaitu akibat dari pengumpulan individu-individu dalam suatu tempat yang dapat meningkatkan persaingan diantara individu yang ada untuk mendapatkan nutrisi dan ruang, akibat dari reaksi individu dalam menanggapi perubahan cuaca harian dan musiman, dan akibat dari menanggapi perbedaan habitat setempat. Menurut Ewusie (1990), menjelaskan bahwa pengelompokan yang terjadi pada suatu komunitas dapat diakibatkan karena nilai ketahanan hidup kelompok terhadap berbagai kondisi. Keanekaragaman burung didefinisikan sebagai jumlah jenis burung beserta kelimpahannya masing-masing disuatu area KESIMPULAN
Spesies burung yang ditemukan di Ecoedupark Kampus Binawidya Universitas Riau sebanyak 31 jenis burung. Spesies burung walet ( Aerodramus fuciphagus) memiliki jumlah individu dan nilai kelimpahan relatif tertinggi. Indeks keanekaragaman jenis (H’) termasuk kategori sedang. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menambah jalur dan titik pengamatan di Ecoedupark Kampus Binawidya Universitas Riau. Melakukan pengamatan burung pada setiap titik dengan diulang minimal sebanyak tiga kali pengulangan.
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Arumasari. 1989. The Book of Bird Life. Van Nostrand Company Inc. New York. Ewusie JY. 1980.Pengantar Ekologi Tropika.Usman T, penerjemah. Bandung: ITB Press. Terjemahan dari: Elements of Tropical Ecology. MacKinnon, J., K. Phillips, dan B. Van Balen. 2010. Burung-burung di Sumatera. Jawa. Bali. dan Kalimantan. LIPI-Burung Indonesia. Bogor. Odum EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada Univ Pr. Yogyakarta. Prasetyo, DK. 2002. Studi Habitat Sekitar Sarang Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) Di Kawasan Cibolau Taman Nasional Gede-Pangrango Jawa Barat. Jurusan Biologi FMIPA UNDIP. Semarang. Perrins CM, Birkhead TR. 1983. Tertiary Level Biology: Avian Ecology. Chapman & Hall. New York. Sujatnika PJ, Soehartono TR, Crosby MJ, Mardiastuti A. 1995. Melestarikan Keanekaragaman Hayati Indonesia: Pendekatan Daerah Burung Endemik. PHPA/Birdlife International-Indonesia Programme. Jakarta. Susanti T. 2014. Indonesia miliki 1666 jenis burung dan terkaya jenis endemis [internet]. [diunduh 05 November 2017]: Bogor (ID). Tersedia pada: http://www.burung.org/index.php?option=com_content&view=article&id=920&catid=2 8&Itemid=75 .