1
ANA LISIS BA NGKITAN NGKITA N PERJA LA NAN GUGUS PUL AU SEB AGA I DEMAND UNTUK PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN JARINGAN JA LAN TRANS MAL UKU Analysis of Trip Generation Generation of Island cluster cluster as the Demand for Development Development of the Trans Moluccas Moluccas Road Infra-Structure Network
Haryanto Tulak, M. Yamin Yamin Ji nca dan M. Alham Djabbar Djabbar Mahasiswa Magister Teknik Perencanaan Transportasi Angkatan 2009 Universitas Hasanuddin Makassar Jalan Perintis Kemerdekaan km. 10– 90245 Tamalanrea Makassar Email :haryanto_tulak@yaho :
[email protected] o.co.id
AB STRA K Penelitian ini bertujuan menganalisis bangkitan perjalanan gugus pulu yang menjadi kebutuhan akan permintaan transportasi jalan raya, menganalisis kinerja ruas jalan Trans Maluku ditinjau dari volume, kapasitas, derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan sehubungan dengan pergerakan lalulintas dan merumuskan alternatif pengembangan jaringan jalan trans Maluku sebagai pemecahan masalah untuk meningkatkan pelayanan saat ini. Penelitian ini dilaksanakan di 12 gugus pulau Trans Maluku dengan pengambilan sampel Slovin dilakukan secara acak dan menggunakan analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif pada pertengahan September hingga Desember 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gugus Pulau Ambon dan Kei hingga tahun 2027 memiliki karakter pembangkit pergerakan, rawan kecelakaan, mobilitas tinggi serta kemacetan terparah. Proses identifikasi, repositioning dan menyusus strategi SWOT mengemukakan di ruas jalan trans Maluku memiliki persoalan mendasar seperti persoalan sosio-ekonomi sosio-ekonomi dan Hnkam ditinjau dari W awasan Nusantara. Nusantara. Kata kunci : Bangkitan perjalanan dan Kinerja Gugus pulau Maluku
AB STRACT STRA CT The research aimed at analysing the cluster trip generation which became the necessity of the road transportation demand, analysing the performance of road joints of Trans Moluccas road network towards the volume, capasity, level of saturation and service in relation to the traffic movement and formulating the development alternative of the Trans Moluccas road network as the problem solving to improve the present service. The research was carried out 12 island clusters of Trans Moluccas. Ther Slovin samples were taken randomly, from the middle of September to December 2010. The Data used the combination of quantitative and qualitative descriptive analyses. The result of the research reveals that Ambon and kei Island clusters until the year 2027 have the characteristics of movement generating, accident proneness, high mobility, the worst traffic jams. Processes of identification, repositioning and the arrangement of SWOT strategy reveals that the road joints of the Trans Maluku has the basic problems such as : Socio-economic, defense and security promblems viewed from the archipelago concept. Keywords : Trip Generation and Mol uccas Island Cluster Performance.
2
PENDAHULUAN A. LATAR B ELA KA NG
Sarana dan Prasarana transportasi darat yang ada akan berpengaruh terhadap kondisi transportasi setempat, maupun antar pulau di Provinsi Maluku; Dimana Penyebaran penduduk tidak merata, dengan konsentrasi penduduk pada umumnya di pulau-pulau kecil seperti pulau Ambon memiliki luas daratan 761km2 dengan kepadatan penduduk 521,57 orang/km2, Kepulauan Lease dengan kepadatan penduduk 157,89 orang/km 2 dan pulau besar yang jarang penduduknya seperti Pulau Seram memiliki luas daratan 18.625 km 2 dengan kepadatan penduduk 19,55 orang/km 2.Ketersediaan (Supply ) prasarana jalan terbatas dalam memenuhi kebutuhan (Demand ) serta pergerakan lalu-lintas kendaraan yang cukup tinggi, masalah kemacetan dan terputusnya akses lalu-lintas seperti rusaknya beberapa jembatan di Pulau Seram tahun 2007. B. RUMUSAN MASALA H
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana bangkitan perjalanan Gugus Pulau Trans Maluku yang menjadi kebutuhan akan permintaan transportasi jalan raya? 2. Bagaimana kinerja ruas jalan trans Maluku ditinjau dari karakteristik lalu-lintas dan tingkat pelayanannya? 3. Bagaimana strategi pengembangan jaringan jalan trans Maluku ?. C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini : 1. 2.
3.
Menganalisis bangkitan Perjalanan Gugus Pulau Trans Maluku yang menjadi kebutuhan akan permintaan transportasi jalan raya. Menganalisis kinerja ruas jalan Trans Maluku ditinjau terhadap volume, kecepatan, kapasitas, derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan sehubungan dengan pergerakan lalu-lintas pada kondisi saat ini. Merumuskan alternatif pengembangan jaringan jalan trans Maluku sebagai pemecahan masalah untuk meningkatkan pelayanan saat ini.
D. MANFAA T PENELITIAN
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. 2. 3.
Bahan referensi bagi penulisan sejenis bidang transportasi berhubungan dengan analisis Bangkitan perjalanan dan kinerja jalan Nasional. Informasi bagi masyarakat dan pemerhati kinerja jalan nasional. Bahan masukan bagi BPJN Wilayah IX dan instansi yang terkait sebagai penyelenggara sekaligus pengelola Jalan trans Maluku untuk meningkatkan kinerja pelayanan di jalan Nasional
E. LINGKUP PENELITIAN
Analisis bangkitan perjalanan di kota Ambon dan kinerja jaringan Jalan Trans Maluku di Kota Ambon dan Tual serta9 wilayah administrasi kabupaten yakni : Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Buru, Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Buru Selatan dengan luas keseluruhan daratan 5.424.100 ha.
3
Gugus pulau Trans Maluku
Gambar. 1 Peta Lokasi Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA A. Sis tem Tr ans po rtas i Nasion al 1. Definis i Sistr anas, Tujuan dan Sasaran
Sistranas adalah tatanan transportasi terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyebrangan, transportasi laut, transportasi udara, serta transportasi pipa, yang membentuk suatu sistem pelayanan transportasi yang efektif dan efisien, serta melayani perpindahan orang atau barang, yang terus berkembang secara dinamis. Tujuan Sistranas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendukung pengembangan wilayah, dan memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. sasaran Sistranas adalah terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, serta polusi rendah. Efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional. 2. Perencanaan Transpo rtas i Perkotaan
Perencanaan Transportasi (Khisty dasar-dasar perencanaan transportasi jilid 2:149) dilakukan oleh manusia dan untuk manusia. Perencanaan itu berorientasi masa depan dan optimistik. Perencanaan kota dan regional melibatkan penyusunan penyusunan pola ruang dari waktu ke waktu. Proses empat langkah tradisional dalam proses kebutuhan perjalanan seperti pada gambar 2. adalah : a. b. c. d.
Rencana Tata Ruang yaitu rencana ruang bagi lokasi penelitian. Bangkitan perjalanan meramalkan perjalanan yang dilakukan. Distribusi perjalanan menentukan tujuan perjalanan itu. Penggunaan Moda memprediksi, bagaimana perjalanan itu terbagi diantara moda yang ada. e. Pembebanan Jaringan memprakirakan rute yang akan dilewati oleh perjalanan itu, yang menghasilkan peramalan untuk sistem jalan raya dan peramalan perjalanan untuk sistem jalan raya dan peramalan tingkat-tumpangan untuk sistem transit. f. Analisis MKJI menghasilkan jumlah pembebanan dari jaringan jalan pada lokasi penelitian
5
Rencana Tata Ruang
Peng emb anga n Tran sport asi kede
Jaringan Jalan
Bangkitan Perjalanan
Pembebanan Jaringan
Distribusi Perjalanan
Analisis MKJI
Penggunaan Moda
Analisis SWOT Gambar 2. Model 4 Dasar dalam Perencanaan Transportasi 3. Geometrik Jalan A. Pri nsip dan Bagian Geometr ik Jalan Prinsip umum Pada Perencanaan Jalan arteri, kondisi berikut ini harus dipenuhi
a. Standar jalan harus sedapat mungkin tetap sepanjang rute. b. Bahu jalan harus rata dan sama tinggi dengan jalur lalu-lintas sehingga dapat digunakan oleh kendaraan berhenti. c. Halangan seperti tiang listrik, pohon, dll. sebaiknya tidak terletak di bahu jalan, halangan lebih disukai jika terletak jauh di luar bahu untuk kepentingan keselamatan. d. Persimpangan dengan jalan kecil (minor) dan jalan masuk/ keluar ke sisi jalan dibuat tegak lurus terhadap jalan utama, dan menghindari lokasi dengan jarak pandang yang buruk.
B. Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan suatu jalan berkaitan dengan kecepatan operasi atau fasilitas jalan, yang tergantung pada perbandingan antara arus terhadap kapasitas. Oleh karena itu tingkat pelayanan pada suatu jalan tergantung pada arus lalu-lintas (Tamin, 2008:86).Berdasarkan Morlok (1991:212-213) Tingkat pelayanan ditentukan dalam suatu skala interval yang terdiri dari 6 tingkat. Tingkat- tingkat ini disebut A, B, C, D, E dan F, dimana tingkat A merupakan tingkat pelayanan jalan tertinggi. Apabila volume meningkat maka tingkat pelayanan menurun, suatu akibat dari arus lalu-lintas yang lebih buruk dalam kaitannya dengan karakteristik pada tingkat pelayanan yang disebutkan sebagai berikut : a. Tingkat Pelayanan A menunjukkan arus bebas, volume rendah dan kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan yang dikehendaki. b. Tingkat pelayanan B menunjukkan arus stabil, kecepatan terbatas oleh lalu-lintas, volume pelayanan yang dipakai untuk merencanakan jalan keluar kota atau jalan antar kota. c. Tingkat pelayanan C dengan arus stabil, kecepatan dikontrol oleh lalu-lintas,
6
volume pelayanan yang dipakai untuk disain jalan perkotaan. d. Tingkat pelayanan D menunjukkan mendekati arus tidak stabil atau arus mulai terhambat/ tidak stabil. e. Tingkat pelayanan E menunjukkan arus yang tidak stabil, kecepatan rendah dan berbeda-beda, volume mendekati kapasitas. f. Tingkat pelayanan F menunjukkan arus yang terhambat, kecepatan rendah, volume lebihbesar dari kapasitas, banyak berhenti dan aliran arus lalu-lintas mengalami kemacetan total. 4. Analisis SWOT
Menurut Sianipar dan Entang (2001), analisis SWOT adalah suatu alat yng berfungsi untuk mengetahui peta kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknesses ), peluang (Opportunities ), ancaman (Threats), organisasi guna penentuan faktor unggulan dan strategi interaksi efektif yang tepat dilakukan dalam pencapaian hasil yang lebih maksimal. Penggunaan analisis ini dalam menyusun strategi manajemen lalu-lintas, karena memetakan serta menyimpulkan kekuatan dan kelemahan yang diperoleh dari survai, analisis bangkitan perjalanan dan analisis kinerja jalan dari adanya ancaman maupun peluang yang ada. Rencana aksi ini terdiri beberapa alat bantu analisis yang dapat diterapkan yakni : Model Matriks, Check Sheet, stratifikasi dan skala nilai. 5. KERANGKA PIKIR PENELITIAN
Sistim jaringan transportasi Trans Maluku. Wajib berfungsi optimal untuk menunjang aktivitas sosial, ekonomi masyarakat. Untuk mengukur dan menilai hal tersebut, penelitian ini menggunakan indikator bangkitan perjalanan dan kinerja yang dipengaruhi oleh variabel: volume, kapasitas dan kecepatan. bentuk skema kerangka pikir penelitian seperti tertera.
Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian
7
METODOLOGI PENELITIAN A. Jen is, Desai n dan Tek nik Peneli tian
Jenis penelitian adalah non-eksperimental dan bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti sebagaimana adanya dan inferensif yaitu memberikan kesimpulan terhadap bangkitan perjalanan gugus pulau dan kinerja jalan Trans Maluku khususnya bidang transportasi. Berdasarkan jenis datanya penelitian merupakan gabungan dari penelitian secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Adapun teknik analisis data melalui pendekatan kuantitatif menggunakan rumus/persamaan analisis regresi linier berganda dengan alat bantu program spss 17.00 dan excel untuk mengamati bangkitan perjalanan di gugus pulau, menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) untuk menganalisis pergerakan volume lalu lintas,untuk selanjutnya digunakan pendekatan analisis SWOT yang bertujuan menilai kinerja jalan serta membuat strategi manajemen terpadu. B. Wakt u dan Lokas i Penelitian
Penelitian dilakukan pada ruas jalan Trans Maluku di Propinsi Maluku selama 2 bulan mulai pertengahan bulan Oktober sampai pertengahan bulan Desember 2010. Waktu tersebut akan digunakan untuk melakukan survai, pengumpulan data, kompilasi data, analisis data sampai dengan penyajian hasil penelitian. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, dalam penelitian populasinya terkait dengan sepersepuluh penduduk bermukim yang berusia umur 14 tahun sampai 64 tahun dan kendaraan melintas di ruas jalan trans Maluku. 2. Sampel
Tabel 1. Populasi Penduduk dan Sampel Gugus Pulau
Lokasi
Populasi KK
Prosentasi KK (%)
Sampel
Buru Seram Barat Seram Utara Seram Timur Seram Selatan Banda Ambon Kei Aru Tanimbar Babar Terselatan
Buru Piru Wahai Bula Masohi Banda Ambon Tual Dobo Saumlaki Tepa Kisar
18.823 26.751 10.301 22.737 25.700 4.900 72.471 5.530 5.458 4.326 1.881 2.160
9.36 13.31 5.12 11.31 12.78 2.24 36.05 2.75 2.71 2.15 0.94 1.07
41 58 22 49 55 11 156 12 12 12 7 8
Total Sampel Sumber : BPS Maluku 2008
443
8
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. SUB MODA LAUT UDARA DAN PENYEB RANGAN
Faktor penting yang mendukung dan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat Maluku adalah Jaringan Transportasi Trans Maluku. Pengaturan aktifitas masyarakat dalam konteks Rencana Tata ruang Wilayah (RTRW) telah merumuskan konsep pengembangan transportasi dengan fokus 12 gugus pulau, pintu jamak/ Multi Gate danTrans Maluku. Ketiga fokus tersebut bertujuan membentuk sinergi antar sub moda transportasi. Transportasi sungai, danau dan penyebrangan merupakan bagian dari Sistem Transportasi darat. Kevitalan sistem ini sebagai “ jembatan bergerak”, dikarenakan pembentuk wilayah Maluku berupa gugusan pulau kecil yang saling berdekatan seperti tertera pada gambar 4. .
Gambar 4. Lintasan Ferry di Maluku Angkutan penyebrangan mempunyai tingkat/ kondisi keselamatan yang cukup rawan, terutama karena sering kali kecelakaan terjadi antar kapal ketika melintasi laut Buru (AmbonNamlea), Laut Banda (Ambon-Banda) dan Laut Arafura (Tual-Dobo). Pada sisi lain, pada perairan tersebut oleh perubahan cuaca akan mempengaruhi kenyamanan penguna jasa oleh tinggi gelombang, oleh karena itu pada waktu tertentu kapal penyebrangan dengan kondisi 300 GT-850 GT lebih diminati. B. B ANGKITAN PERJAL ANAN GUGUS PULAU 1. Strategi Pengembangan Gugus Pulau
Pergerakan terpadat dari gugus pulau Maluku terdapat di pulau Ambon, Seram Barat dan Buru seperti tertera pada gambar 5.
9
106,703
102,56439,009
50,598 62,076 56,356
1
45,384
68,561 40,931
15,657 18,381 22,309 24,862 26,273 5,903 10,140
36,779 16,013 30,663 12,856 21,920 16,629 10,260 6,714 2
3
4
5
6 Bangkitan
7
8
9
10
11
12
Tarikan
Gambar 5. Bangkitan Tarikan 2010 Perencanaan dengan durasi 27 tahunan seperti tertera pada gambar.. untuk gugus pulau Ambon dan Kei memiliki pergerakan yang bersifat konduktif dan mampu menggerakkan perekonomian di Provinsi Maluku. Untuk itu pada kedua kota tersebut dibutuhkan aksesibilitas yang mampu menopang mobilitas dengan prasarana penunjang yang lebih memadai. Terjadinya peralihan karakteristik dari kondisi sekarang dan kondisi di masa mendatang, tertera pada tabel 2. memperlihatkan bahwa pengembangan infrastruktur Transportasi yang tidak merata dari satu kota dengan kota lainnya sehingga te rjadi degradasi dan kondisi yang tidak menguntungkan, terutama dari sisi pergerakan perekonomian. Untuk itu diperlukan usaha-usaha penting guna mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi gugus pulau yang sudah prima, serta memperbaiki lokasi gugus pulau yang masih berada pada kondisi terbelakang. Tabel 2. Karakteristik Pergerakan 2010 dan 2027 Pergerakan 2027 Pergerakan 2010 (Normal=0) (Normal=100.000) Bangkitan Tarikan Bangkitan Tarikan Buru Seram Barat Ambon Buru Seram utara Seram Selatan Tual Seram Barat Banda Tanimbar Seram Utara Ambon Seram Tual Selatan Babar Banda Terselatan Tanimbar Babar Kepulauan Terselatan
Usaha yang baik bagi pengembangan gugus pulau -Trans Maluku adalah mengurangi tingginya pembiayaan transportasi dengan me mperbaiki sistem kinerja jaringan transportasi seperti tertera pada tabel 3,4,5 dan 6 serta bagian Akhir paparan Analisis SWOT gugus Pulau.
10
Tabel 3. Kinerja Jalan GP. I-GP.III NO
INDIKATOR KINERJA TRANSPORTASI
1
Selamat
2
Aksesibilitas
3
Terpadu
4
Kapasitas Cukup
5
Efisien
RUAS JALAN GP.I GP.II GP.III T.kecelakaan kedua T.kecelakaan kelima tertinggi di Maluku tertinggi di Maluku Termasuk dalam resort R.Kecelakaan = 11,78 % R.Kecelakaan = 7,52% Maluku Tengah (Resort P.Buru) (Resort SBB) Aksesibilitas Panjang ruang lalu-lintas =4,81(Tinggi) Aksesibilitas=0,22(Rendah) Aksesibilitas=0,06(S.Rendah) terhadap luas wilayah Mobilitas Mobilitas=0,006(S.Rendah) Mobilitas=0,01(S.Rendah) =0,32(S.Rendah) Menghubungkan Keterpaduan jaringan Menghubungkan dermaga Menghubungkan pelabuhan pelabuhan kapal ,terminal prasarana jalan dengan ferry Waipirit dan terminal perintis, terminal antar kota antar kota Namlea dan moda lainnya antar kota Kairatu dan bandara Wahai bandara Lala Kapasitas permintaan Kapasitas =2680 Kapasitas =1971 Kapasitas =2117,6 terhadap kapasitas T.pelayanan = A T.pelayanan = A T.pelayanan = A jaringan prasarana D.jenuh = 0,055 D.jenuh = 0,068 D.jenuh = 0,029 Efisiensi = 95,80 % Efisiensi = 94,54 % P.time Senin =5,52 P.time Senin =6,81 Efisiensi = 93,28 % Realisasi penggunaan %(12.00) %(16.00) P.time Senin =6,34 %(17.00) jaringan prasarana P.time Kamis =4,16 P.time Kamis =5,21 P.time Kamis =6,30%(15.00) terhadap kapasitasnya %(08.00) %(17.00) P.time Sabtu =7,52 %(16.00) P.time Sabtu =2,91 P.time Sabtu =4,35 %(09.00) %(17.00) KINERJA JARINGAN JALAN Jumlah kecelakaan/ kerugian terhadap populasi pada jaringan prasarana
Sumber : Analisis 2010
11
Tabel 4. Kinerja Jalan GP. IV-GP.VI NO
INDIKATOR KINERJA TRANSPORTASI
1
Selamat
2
Aksesibilitas
3
Terpadu
4
Kapasitas Cukup
5
Efisien
RUAS JALAN KINERJA JARINGAN JALAN GP.IV GP.V Jumlah kecelakaan/ T.kecelakaan ketujuh T.kecelakaan keempat kerugian terhadap tertinggi di Maluku tertinggi di Maluku populasi pada R.Kecelakaan = 3,43% R.Kecelakaan = 8,84 % jaringan prasarana (Resort SBT) (Resort Malteng) Panjang ruang lalu Aksesibilitas=0,11(S.rendah) Aksesibilitas=0,17(S.rendah) lintas terhadap luas Mobilitas =0,011(S.Rendah) Mobilitas =0,003(S.Rendah) wilayah Keterpaduan Menghubungkan pelabuhan jaringan prasarana Akses penghubung Masohikapal, terminal antar kota jalan dengan moda Bula melalui Terminal TNS dan bandara Bula lainnya Kapasitas Kapasitas =2117,6 Kapasitas =1990,5 permintaan T.pelayanan = A T.pelayanan = A terhadap kapasitas D.jenuh = 0,029 D.jenuh = 0,089 jaringan prasarana Efisiensi = 97,19 % Efisiensi = 91,50 % Realisasi P.time Senin =2,76 P.time Senin =8,85 penggunaan %(07.00) %(17.00) jaringan prasarana P.time Kamis P.time Kamis terhadap =2,90%(07.00) =7,75%(16.00) kapasitasnya P.time Sabtu P.time Sabtu =2,76%(07.00) =8,90%(16.00)
GP.VI Termasuk dalam resort Maluku Tengah Aksesibilitas=0,6(Sedang) Mobilitas =0,003(S.Rendah) Akses penghubung menuju pelabuhan banda Kapasitas =1639,4 T.pelayanan = A D.jenuh = 0,034 Efisiensi = 95,80 % P.time Senin =4,21 %(09.00) P.time Kamis =3,51%(08.00) P.time Sabtu =4,88%(08.00)
11
Tabel 4. Kinerja Jalan GP. IV-GP.VI NO
INDIKATOR KINERJA TRANSPORTASI
1
Selamat
2
Aksesibilitas
3
Terpadu
4
Kapasitas Cukup
5
Efisien
RUAS JALAN KINERJA JARINGAN JALAN GP.IV GP.V Jumlah kecelakaan/ T.kecelakaan ketujuh T.kecelakaan keempat kerugian terhadap tertinggi di Maluku tertinggi di Maluku populasi pada R.Kecelakaan = 3,43% R.Kecelakaan = 8,84 % jaringan prasarana (Resort SBT) (Resort Malteng) Panjang ruang lalu Aksesibilitas=0,11(S.rendah) Aksesibilitas=0,17(S.rendah) lintas terhadap luas Mobilitas =0,011(S.Rendah) Mobilitas =0,003(S.Rendah) wilayah Keterpaduan Menghubungkan pelabuhan jaringan prasarana Akses penghubung Masohikapal, terminal antar kota jalan dengan moda Bula melalui Terminal TNS dan bandara Bula lainnya Kapasitas Kapasitas =2117,6 Kapasitas =1990,5 permintaan T.pelayanan = A T.pelayanan = A terhadap kapasitas D.jenuh = 0,029 D.jenuh = 0,089 jaringan prasarana Efisiensi = 97,19 % Efisiensi = 91,50 % Realisasi P.time Senin =2,76 P.time Senin =8,85 penggunaan %(07.00) %(17.00) jaringan prasarana P.time Kamis P.time Kamis terhadap =2,90%(07.00) =7,75%(16.00) kapasitasnya P.time Sabtu P.time Sabtu =2,76%(07.00) =8,90%(16.00)
GP.VI Termasuk dalam resort Maluku Tengah Aksesibilitas=0,6(Sedang) Mobilitas =0,003(S.Rendah) Akses penghubung menuju pelabuhan banda Kapasitas =1639,4 T.pelayanan = A D.jenuh = 0,034 Efisiensi = 95,80 % P.time Senin =4,21 %(09.00) P.time Kamis =3,51%(08.00) P.time Sabtu =4,88%(08.00)
Sumber : Analisis 2010
12
Tabel 5. Kinerja Jalan GP. VII-GP.IX
NO
INDIKATOR KINERJA TRANSPORTASI
1
Selamat
2
Aksesibilitas
3
Terpadu
4
Kapasitas Cukup
KINERJA RUAS JALAN JARINGAN GP.VII GP.VIII GP.IX JALAN Jumlah kecelakaan/ T. kecelakaan tertinggi T.kecelakaan keenam T.kecelakaan kedelapan kerugian terhadap di Maluku tertinggi di Maluku tertinggi di Maluku populasi pada R.Kecelakaan = 45,93 % R.Kecelakaan = 7,47% R.Kecelakaan = 2,42% jaringan (Resort Ambon) (Resort Malra) (Resort Kep.Aru) prasarana Panjang ruang lalu-lintas Aksesibilitas=96,85(S.tinggi) Aksesibilitas=0,93(Sedang) Aksesibilitas=0,14(S.rendah) terhadap luas Mobilitas =0,185(Rendah) Mobilitas =0,011(S.rendah) Mobilitas =0,01(S.rendah) wilayah Keterpaduan Menghubungkan dermaga jaringan Menghubungkan bandara Menghubungkan bandara tangkapan hasil laut batu prasarana jalan Dumatubun dan terminal dan terminal perdesaan Merah dan terminal antar dengan moda kota Tual Dobo kota lainnya Kapasitas permintaan Kapasitas =2799 Kapasitas =2881,4 Kapasitas =2772,48 terhadap T.pelayanan =E T.pelayanan = B T.pelayanan = B kapasitas jaringan D.jenuh = 0,8348 D.jenuh = 0,426 D.jenuh = 0,04 prasarana
12
Tabel 5. Kinerja Jalan GP. VII-GP.IX
NO
INDIKATOR KINERJA TRANSPORTASI
1
Selamat
2
Aksesibilitas
3
Terpadu
4
Kapasitas Cukup
5
Efisien
KINERJA RUAS JALAN JARINGAN GP.VII GP.VIII GP.IX JALAN Jumlah kecelakaan/ T. kecelakaan tertinggi T.kecelakaan keenam T.kecelakaan kedelapan kerugian terhadap di Maluku tertinggi di Maluku tertinggi di Maluku populasi pada R.Kecelakaan = 45,93 % R.Kecelakaan = 7,47% R.Kecelakaan = 2,42% jaringan (Resort Ambon) (Resort Malra) (Resort Kep.Aru) prasarana Panjang ruang lalu-lintas Aksesibilitas=96,85(S.tinggi) Aksesibilitas=0,93(Sedang) Aksesibilitas=0,14(S.rendah) terhadap luas Mobilitas =0,185(Rendah) Mobilitas =0,011(S.rendah) Mobilitas =0,01(S.rendah) wilayah Keterpaduan Menghubungkan dermaga jaringan Menghubungkan bandara Menghubungkan bandara tangkapan hasil laut batu prasarana jalan Dumatubun dan terminal dan terminal perdesaan Merah dan terminal antar dengan moda kota Tual Dobo kota lainnya Kapasitas permintaan Kapasitas =2799 Kapasitas =2881,4 Kapasitas =2772,48 terhadap T.pelayanan =E T.pelayanan = B T.pelayanan = B kapasitas jaringan D.jenuh = 0,8348 D.jenuh = 0,426 D.jenuh = 0,04 prasarana Efisiensi = 20,17 % Efisiensi = 29,74 % Efisiensi = 96,43 % Realisasi P.time Senin =84,38 P.time Senin =74,81 P.time Senin =3,62 penggunaan %(09.00) %(10.00) %(15.00) jaringan P.time Kamis P.time Kamis P.time Kamis prasarana =76,82%(13.00) =64,47%(09.00) =4,05%(15.00) terhadap P.time Sabtu P.time Sabtu P.time Sabtu kapasitasnya =78,29%(16.00) =71,49%(10.00) =3,03%(13.00)
Sumber : Analisis 2010
13
Tabel 6. Kinerja Jalan GP. X-GP.XII
NO
INDIKATOR KINERJA TRANSPORTASI
1
Selamat
2
Aksesibilitas
3
Terpadu
4
Kapasitas Cukup
KINERJA JARINGAN JALAN Jumlah kecelakaan/ kerugian terhadap populasi pada jaringan prasarana Panjang ruang lalu-lintas terhadap luas wilayah Keterpaduan jaringan prasarana jalan dengan moda lainnya Kapasitas permintaan terhadap kapasitas jaringan
GP.X
T.kecelakaan ketiga tertinggi di Maluku R.Kecelakaan = 10,24 % (Resort MTB)
RUAS JALAN GP.XI
GP.XII
Termasuk dalam resort MTB
Termasuk dalam resort MTB
Aksesibilitas=0,587(Sedang) Aksesibilitas=0,008(S.rendah) Aksesibilitas=0,01(S.rendah) Mobilitas =0 ,007(S.rendah) Mobilitas = 0,005(S.rendah) Mobilitas =0 ,006(S.rendah) Menghubungkan pelabuhan kapal, terminal Saumlaki Arma-Aruidas dan bandara Saumlaki
Kapasitas = 2863,88 T.pelayanan =B D.jenuh = 0,053
Menghubungkan dermaga perintis dan terminal antar kota Tepa -Letwurung
Menghubungkan pelabuhan kapal , terminal dan bandara Wonreli (Kisar)
Kapasitas = 2700,72 T.pelayanan =B D.jenuh = 0,036
Kapasitas = 1863,5 T.pelayanan = A D.jenuh = 0,097
13
Tabel 6. Kinerja Jalan GP. X-GP.XII
NO
INDIKATOR KINERJA TRANSPORTASI
1
Selamat
2
Aksesibilitas
3
Terpadu
4
Kapasitas Cukup
5
KINERJA JARINGAN JALAN Jumlah kecelakaan/ kerugian terhadap populasi pada jaringan prasarana Panjang ruang lalu-lintas terhadap luas wilayah Keterpaduan jaringan prasarana jalan dengan moda lainnya Kapasitas permintaan terhadap kapasitas jaringan prasarana Realisasi penggunaan jaringan prasarana terhadap kapasitasnya
Efisien
GP.X
T.kecelakaan ketiga tertinggi di Maluku R.Kecelakaan = 10,24 % (Resort MTB)
RUAS JALAN GP.XI
GP.XII
Termasuk dalam resort MTB
Termasuk dalam resort MTB
Aksesibilitas=0,587(Sedang) Aksesibilitas=0,008(S.rendah) Aksesibilitas=0,01(S.rendah) Mobilitas =0 ,007(S.rendah) Mobilitas = 0,005(S.rendah) Mobilitas =0 ,006(S.rendah) Menghubungkan pelabuhan kapal, terminal Saumlaki Arma-Aruidas dan bandara Saumlaki
Menghubungkan dermaga perintis dan terminal antar kota Tepa -Letwurung
Menghubungkan pelabuhan kapal , terminal dan bandara Wonreli (Kisar)
Kapasitas = 2863,88 T.pelayanan =B D.jenuh = 0,053
Kapasitas = 2700,72 T.pelayanan =B D.jenuh = 0,036
Kapasitas = 1863,5 T.pelayanan = A D.jenuh = 0,097
Efisiensi = 98,68 % P.time Senin =5,32 %(08.00) P.time Kamis =4,62%(08.00) P.time Sabtu =3,02%(08.00)
Efisiensi = 96,83 % P.time Senin =3,65 %(08.00) P.time Kamis =3,41%(08.00) P.time Sabtu =2,44%(12.00)
Efisiensi = 92,71 % P.time Senin =9,74 %(08.00) P.time Kamis =7,49%(08.00) P.time Sabtu =4,64%(08.00)
Sumber : Analisis 2010
14
C. Pengembangan Strategi Jaringan Jalan Trans Maluku Dengan Analisis SWOT
UUD 1945 mengamanatkan untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat, berbangsa satu dan mencapai tujuan bersama menjadi masyarakat adil, makmur, sejahtera dan sentosa. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, Pemerintah provinsi Maluku telah memberikan sistem pengembangan pembangunan bidang transportasi melalui Trans Maluku. 1. Gugus Pulau Ambon dan Lease Berdasarkan hasil analisis dan kemudian diplotkan pada gambar 6. maka ditentukan bahwa ruas jalan ini terletak pada kuadran I dengan Strategi pengembangan Strength-Opportunities yakni : Memelihara akses sub moda darat untuk mengembangkan kawasan permukiman, strategis dan vital melalui Preservasi Jalan dan jembatan Ambon atau dapat pula melalui Satuan kerja Induk Preservasi Maluku.
14
C. Pengembangan Strategi Jaringan Jalan Trans Maluku Dengan Analisis SWOT
UUD 1945 mengamanatkan untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat, berbangsa satu dan mencapai tujuan bersama menjadi masyarakat adil, makmur, sejahtera dan sentosa. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, Pemerintah provinsi Maluku telah memberikan sistem pengembangan pembangunan bidang transportasi melalui Trans Maluku. 1. Gugus Pulau Ambon dan Lease Berdasarkan hasil analisis dan kemudian diplotkan pada gambar 6. maka ditentukan bahwa ruas jalan ini terletak pada kuadran I dengan Strategi pengembangan Strength-Opportunities yakni : Memelihara akses sub moda darat untuk mengembangkan kawasan permukiman, strategis dan vital melalui Preservasi Jalan dan jembatan Ambon atau dapat pula melalui Satuan kerja Induk Preservasi Maluku.
Gambar 6. Penentuan Kuadran GP.VII 2. Gugus Pulau Kei Pergerakan intra pulau Kei melalui sub moda laut (Dermaga Tual) dengan peralihan moda melalui akses jalan Langgur-Jbt. Wardek menuju Bandara Dumatubun sebagai kawasan perbatasan antara kotamadya maupun Kabupaten. Berdasarkan hasil analisis. maka diplotkan pada gambar 7. untuk kemudian didapatkan strategi Weakness-Opportunities melalui analisis matriks maka dirumuskan perlunya pemeliharaan daerah milik jalan serta optimalisasi sub moda darat, laut dan udara
Gambar 7. Penentuan Kuadran GP.VIII
15
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain: 1. Pada tahun 2010 pergerakan transportasi di Provinsi Maluku seperti Gugus Pulau Buru, Seram Utara, Buru Seram utara Banda Ambon Tual Babar dan Kepulauan Terselatan dalam kondisi prima ditinjau dari bangkitan pergerakan. 2. Ruas jalan Trans Maluku di simpul-si mpul kota (Multi gate ) seperti gugus pulau Ambon di wilayah Utara dan Tual di selatan Provinsi Maluku merupakan daerah rawan kecelakan, mobilitas tinggi serta kemacetan terparah ditinjau dari analisis kinerja pelayanan jalan raya. 3. Proses identifikasi, repositioning dan penyusunan strategi SWOT mengemukakan bahwa pada ruas jalan Trans Maluku yang berfungsi melayani kebutuhan pergerakan sub moda darat memiliki sejumlah persoalan mendasar seperti persoalan sosio-ekonomi dan Hankam ditinjau dari wawasan Nusantara. B. SARAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain: : 1. Pengembangan Gugus pulau-Trans Maluku hendaknya ditujukan untuk mengurangi tingginya pembiayaan transportasi serta tetap mempertahankan kondisi transportasi di pulau yang tetap optimal seperti gugus pulau Ambon dan Kei dengan tetap menyeimbangkan pembangunan bagi pulau-pulau lainnya sehingga terjadi pembangunan yang adil dan merata bagi masyarakat Maluku. 2. Ruas jalan Trans Maluku di simpul-simpul kota (Multi gate ) seperti Ambon dan Tual memerlukan pemeliharaan dan pengembangan ruas jalan di tinjau dari aspek kinerja jalan untuk memenuhi kebutuhan pergerakan baik intra, inter dan antar gugus pulau. Pada kota lainya mengikuti perkembangan kedua kota tersebut, sehingga terjadi keseimbangan dan pemerataan pembangunan di Provinsi Maluku. 3. Strategi SWOT merumuskan bahwa di ruas jalan Trans Maluku yang berfungsi melayani kepentingan umum; Diperlukan pengembangan jaringan dan simpul jalan berupa pemeliharaan ruas jalan, simpul dan fasilitas pendukungnya untuk peningkatan pelayanan serta penegakan aturan, sosialisasi,dan desimilasi menuju disiplin berlalu lintas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, I.dkk. 199 Rekayasa lalulintas, DBSLLAK Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Dep. Perhubungan, Jakarta. BPS Kota Ambon.2007 Kota Ambon dalam angka 2007, Ambon Departemen perhubungan, 2005.Sistem Transportasi Nasional. Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat Bina Jalan Kota (Binkot), 1997,MKJI, Jakarta Edward, John, D., 1992, Transportasi Planning Handbook, Institute of Transportation Engineers, USA Sitepu,
Ganding
.
01
2009
(http://www.researchgate.net/publication/ 41377158_POTENSI_PERMINTAAN_TRANSPORTASI_GUGUS_PULAU_ALKI-III, diakses tanggal 21 Mei 201) Hobbs F.D. 1995.Perencanaan dan Teknik Lalulintas, Gajah Mada University Press Yogyakarta. Jinca, M.Y. 2002, Perencanaan Transportasi, modul Perkuliahan Kerjasama Fakultas Teknik Unhas dengan Pusbitek Dep.Kimpraswil, Makassar Jinca, MY., dkk, 2007, Dasar-dasar Transportasi, Bahan ajar Diklat Teknis Perhubungan Tingkat Staf, Departemen Perhubungan, Makassar. Khisty, C.J., 1990, Transportation Engineering An Introduction, second Edition, Prentice Hall International, USA Khisty, C.J., 2005, Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi, Edisi ketiga, jilid 1, Erlangga, Jakarta Miro, F.2002, Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta Morlok, E. K. 1995, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta Munawar, A. 2005, Dasar-dasar Teknik Transportasi. Beta Offset, Yogyakarta Nasution, M., 2004, Manajemen Transportasi, edisi kedua, ghalia Indonesia, Jakarta Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun 1993 (PP 43/1993), tentang Prasarana dan Lalu-lintas Jalan. Peraturan Pemerintah nomor 44 tahun 1993 (PP 44/1993), tentang kendaraan dan pengemudi
17
Peraturan pemerintah nomor 34 tahun 2006 (PP 34/2006), tentang Jalan. Peraturan Menteri Perhubungan nomor 14 tahun 2006 (Permenhub 14/2006), tentang Manajemen dan rekayasa Lalu lintas di Jalan. Sianipar J.P.G dan Entang M. 2001, Teknik-Teknik Analisis Manajemen, Bahan Ajar Diklatpim III Lembaga Administrasi Negara, Jakarta Suara Pembaharuan 4 Juni 2010,hal. 14 (http://hobiikan.blogspot.com/2010/06/maluku-kembangkan-konsep-guguspulau.html,diakses 24 mei 2011) Suara Pembaharuan 4 Juni 2010,hal. 14 Sumber : admintaru_300609 (.http://www.penataanruang.net/detail_b.asp?id=815,diakses 24 mei 2011) Tender indonesia, 21 April 2010 (http://www.deptan.go.id/ daerah_new/ maluku/distan_ambon/ selayan%20pandang.htm\ SELAYAN PANDANG, diakses 24 Mei 2011) Sugiono, 2006. Statistik untuk penelitian, Alfabeta, Bandung Tamin, Z.O, 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung Tamin, Z.O, 2006, Teori, Aplikasi dan Peramalan Transportasi, ITB, Bandung Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009, tentang Lalu lintas dan Prasarana Jalan Warpani W. 1990. Merencanakan Sistem Pengangkutan, ITB, Bandung