L APORA N
A K HIR
MASTER
PLAN
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN K EB UN
RA Y A
B OGOR
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA INDONESIA
PEMERINTAH PEMERINTAH KOTA PAREPARE PROPINSI PROPINSI
SULAWESI SELAT AN
L APORA N
A K HI R
MASTER
PLAN
KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN K EB UN
R A Y A
B OGOR
LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
PEMERINTAH PEMERINTAH KOTA PAREPARE PROPINSI PROPINSI
SULAWESI SELAT AN
LAPORAN AKHIR
K ATA PENGANTAR PENGANTAR
Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare ini tersusun atas kerja sama yang baik antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Parepare dan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Tahun Anggaran 2009. Pada prinsipnya, master plan ini dimaksudkan sebagai acuan dasar untuk rencana pengembangan kawasan Hutan Kota Jompie Parepare menjadi Kebun Raya Jompie Parepare guna mendukung upaya konservasi ex-situ keanekaragaman tumbuhan Indonesia pada umumnya, dan Sulawesi pada khususnya, sesuai amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Pelestarian Keanekaragaman Hayati Indonesia. Hal ini dipandang perlu bagi Kota Parepare sebagai kota yang sedang berkembang untuk menciptakan keseimbangan antara pembangunan sarana dan prasarana fisik yang semakin padat dengan kebutuhan akan ruang terbuka hijau sebagai paru-paru kota, kawasan pendidikan dan kawasan rekreasi yang sehat. Dengan terselesaikannya penyusunan master plan ini, kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan penyusunan Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare ini. Kami sadar bahwa master plan ini belum sempurna sehingga kritik dan saran sangat diharapkan untuk upaya perbaikannya. Meskipun demikan, besar harapan kami bahwa master plan ini dapat memberikan arahan yang jelas dan inspirasi kepada semua pihak yang berkepentingan berkepentingan dalam mewujudkan rencana pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare.
Bogor, Desember 2009 Penyusun
ii M AS T E R P L A N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
SAMBUTAN KEPALA PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR, BOGOR, LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Telah kita sadari bahwa issue issue konservasi keanekaragaman hayati kini mendapat perhatian yang sangat besar di dunia internasional. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya meningkatnya eskalasi kerusakan hutan yang berakibat pada terancamnya kelangsungan hidup jenis-jenis flora dan fauna. Sehubungan dengan itu, negara kita saat ini tengah berjuang untuk dapat menekan laju kehilangan kekayaan hayati yang kita miliki. Sebagai bagian dari upaya tersebut, pemerintah telah menyusun strategi yang komprehensif yang dituangkan dalam Agenda 21 maupun dalam Indonesian Indonesian Biodiversity Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2003 – 2020 yang memuat visi, misi, tujuan dan target pengelolaan keanekaragaman hayati Indonesia. Salah satu butir penting dalam strategi tersebut adalah perlunya dilakukan pembangunan kawasan konservasi ex situ, situ, termasuk di dalamnya kebun raya, di seluruh provinsi di Indonesia untuk mengintensifkan upaya konservasi, pengembangan dan pemanfaatan yang berkelanjutran ( sustainable use) use) sumberdaya hayati Indonesia. Sebagai
lembaga
pemerintah
yang
memegang
scientific
authority
di
bidang
keanekaragaman hayati, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mempunyai tanggung jawab besar yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan dan pelestarian sumberdaya hayati Indonesia. Untuk itulah LIPI senantiasa berusaha merespon segala bentuk kerjasama yang mengarah pada peningkatan kemampuan bangsa Indonesia mengembangkan dan melestarikan sumberdaya hayati Indonesia. Oleh karena itu LIPI melalui Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor menyambut baik keinginan Pemerintah Kota Parepare untuk membangun kebun raya di wilayah Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Kami percaya bahwa kebun raya ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan keanekaragaman hayati di kawasan ini pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Perlu kita pahami bersama bahwa Kebun Raya bukan sekedar tempat untuk memelihara spesimen koleksi tumbuhan yang dapat menjadi benteng terakhir bagi eksistensi berbagai jenis tumbuhan. Tetapi lebih dari itu, di dalam kebun raya berbagai kegiatan dapat dilakukan, seperti penelitian dan pengembangan potensi tumbuhan, pendidikan biologi, pelatihan budidaya tanaman, dan wisata yang mengarah pada upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya tumbuhan dan usaha konservasi bagi iii M AS T E R P L A N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
kelangsungan hidup umat manusia. Kebun Raya juga mempunyai potensi yang besar untuk melakukan reintroduksi tumbuhan dalam rangka restorasi atau pemulihan populasi tumbuhan yang terancam kepunahan di habitat alaminya. Disamping itu kebun raya juga terbukti mampu memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya. Penyusunan master plan yang telah selesai dikerjakan ini merupakan langkah awal untuk dapat dimulainya pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare. Kedepan, tentu masih banyak pekerjaan besar yang harus dilakukan agar Kebun Raya ini dapat benar-benar terwujud dan berfungsi seperti yang kita harapkan. Namun kami percaya bahwa apabila semua komponen yang terlibat dalam pekerjaan ini dapat bekerja sama dengan baik dan mempunyai semangat serta komitmen yang tinggi, maka Kebun Raya Jompie Parepare akan dapat segera terwujud. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberi kemampuan dan membimbing kita dalam melaksanakan pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare ini dan mudah-mudahan hasilnya nanti dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita serta generasi yang akan datang.
Bogor, Desember 2009 Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor
Ir. MUSTAID SIREGAR, M.Si.
iv M AS T E R P LA N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
SAMBUTAN WALIKOTA PAREPARE Sungguh sebuah kebahagiaan besar bagi masyarakat Kota Parepare, terutama karena diperoleh lagi satu langkah maju di bidang pengelolaan lingkungan, dimana Hutan Jompie akan dikembangkan dan ditetapkan menjadi Kebun Raya Jompie Parepare (KRJP). Selain sebagai kota penerima penghargaan Anugerah Adipura selama lima tahun berturut-turut (2005-2009), sebagai Clean and Green City, juga karena masyarakat Kota Parepare
semakin komit
dengan
persoalan konservasi.
Kini,
dengan dimulainya
pembangunan KRJP, maka di hadapan kita terbentang lagi suatu harapan baru, yaitu terbangunnya lingkungan yang terpelihara. Kami yakin, hanya dari lingkungan yang terpelihara dapat ditumbuhkan manusia-manusia yang baik, dan hanya manusia-manusia yang baik yang mampu membina lingkungan yang terpelihara. Kota_Parepare adalah sebuah kota kecil (99,33 km²), dengan penduduk pada tahun 2008 sekitar 124.000 jiwa, namun kota ini berupaya mempertahankan 30-40 % sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari total wilayah. KRJP sebagai sebentuk kawasan konservasi ex situ, memang tergolong sangat sempit, hanya sekitar 14 hektar, tetapi pemahaman tentang sebuah komitmen bukanlah pada luas atau sempitnya kawasan, melainkan pada bagaimana sebuah kehendak dan kebutuhan dipenuhi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD 2005-2025) ditetapkan visi “Terwujudnya Masyarakat yang Maju, Religius dan Berdaya tahan Lingkungan”, dan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD 2008-2013) juga ditetapkan visi serupa, yaitu “Terwujudnya Manusia yang Mandiri, Religius dan Berkomitmen Lingkungan”, telah menjadi
cerminan
tekad
dari
masyarakat
Kota
Parepare
untuk
senantiasa
mengedepankan persoalan lingkungan dalam kehidupan sehari-harinya, sejajar dan sebanding dengan persoalan-persoalan lainnya. Kebun raya sebagai sebentuk upaya konservasi ex situ telah lama dilakukan, di berbagai negara, mungkin sejak 300 tahun yang lalu. Namun demikian, sampai pada dekade 1980an, sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap kebun raya sebagai sebuah pekerjaan dari banyak orang yang punya hobi serupa, yaitu para pejabat dan cendekia yang suka “mengumpulkan dan mengoleksi tanaman”, bahkan dulu terkadang dianggap sebagai sebuah “kebun elite milik para aristokrat”. Kini, karena tuntutan zaman dan perkembangan kesadaran, telah terjadi pergeseran paradigma: “kebun raya adalah sebuah benteng pertahanan yang dapat mendukung keberlanjutan hidup bagi sebuah bangsa (bahkan sebuah daerah)”, dilihat dari sisi manapun, baik sosial, budaya, ekonomi, v M AS T E R P LA N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
sumberdaya, estetika, sains, teknologi, tradisi, politik, hukum, etika, logika, humanitas dan religi, atau yang lainnya. Jadi, kebun raya adalah sebuah “fort knox” bagi masyarakat, dan bukan sekadar kebun untuk mengoleksi tumbuhan dan tempat untuk duduk-duduk dengan mata meram sambil mendengar desir angin. Bertolak dari konsepsi tentang “fort knox” ini, saya dalam penyampaian visi dan misi sebagai Calon Walikota pada saat Pilkada tahun 2008 lalu, mematok salah satu program prioritas yang akan dan harus saya laksanakan apabila saya terpilih (yang kemudian tertuang dalam RPJMD 2008-2013), yaitu mengupayakan agar di Parepare terdapat kawasan konservasi, yang luasnya paling tidak 150 hektar. Saya berkeinginan, jika mungkin, semua tipe ekosistem yang ada terwakili dan dapat dipertahankan, sekecil apapun lokasinya, biar semua tetap lengkap. Karena kondisi alam, khususnya hutan, kurang memungkinkan untuk kawasan insitu, maka saya mengarahkannya ke konservasi eksitu, kecuali laut yang masih memungkinkan insitu. Lokasi yang telah ditetapkan adalah Hutan Alitta (sekitar 50 hektar untuk Taman Hutan Raya), Hutan Bilalang (sekitar 70 hektar, untuk Kawasan Konservasi Plasma Nutfah Agribisnis), dan Terumbu Karang Tonrangeng (sekitar 40 hektar, untuk Taman Laut) – kemudian ditambah dengan Hutan Jompie 14 hektar untuk konservasi tumbuhan pesisir bioregion Wallacea. Setelah RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 5 T ahun 2009, maka pembangunan kawasan-kawasan konservasi ini tidak dapat ditawar-tawar, dan sudah semestinya terwujud paling lambat sampai dengan 2013. Dengan penanganan yang baik, KRJP diharapkan akan menjadi salah satu ikon kota, apalagi dengan mengingat bahwa KRJP mungkin satu-satunya kebun raya di bumi Indonesia ini yang muncul dan dibangun atas inisiatif murni dari Pemerintah Daerah. Sebagai sebuah ikon, kelak KRJP akan menjadi perlambang dari sebuah kemauan politik yang mengedepankan lingkungan. Saya yakin, KRJP ke depan bukan sekadar akan menjadi sebuah kebun raya kecil, melainkan juga menjadi sebuah situs yang turut berperan dalam melengkapi khasanah pelestarian plasma nutfah flora di negeri ini. Walaupun merupakan tujuan sekunder, saya sependapat bahwa sebuah kebun raya, selain posisinya primernya sebagai tempat untuk penyelamatan dan penelitian berbagai jenis tumbuhan, juga seharusnya dapat memberikan kemanfaatan yang langsung bagi masyarakat. Oleh karena itu, KRJP, Tahura Alitta, KKPNA Bilalang, dan TL Tonrangeng, akan dijabar dalam konsep “Pro-community Conservation”, konservasi yang berpihak kepada masyarakat. Kawasan-kawasan ini akan dijadikan sebuah “tungku” yang dapat menghangatkan ekonomi masyarakat, sebagai gudang penyimpan alternatif dan solusi di dalam membangun kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Parepare.
vi M AS T E R P LA N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Saya jadi berandai-andai, kalau saja setiap Pemerintah Daerah dapat membangun komitmen untuk menyisakan sedikit lahan sebagai tempat untuk penyelamatan flora (dan juga fauna) di daerahnya masing-masing, dengan sistem manajemen yang berstandar dan prosedural, maka kita yakin persoalan keterkikisan dan kepunahan plasma nutfah yang merupakan kekayaan bangsa dan umat manusia, tak akan lagi menjadi ancaman. Dan kita tidak perlu lagi cemas akan dosa besar kepada generasi mendatang, karena tidak ada yang tersisa untuk mereka. Alam, bukanlah warisan untuk anak-cucu, melainkan pinjaman yang harus dikembalikan kepada mereka secara utuh bahkan disertai dengan bunga-bunganya. Akhirnya, saya beterima kasih dan menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak LIPI, khususnya PKT Kebun Raya Bogor, yang telah memberikan kemitraan yang luar biasa di dalam membantu Pemerintah Kota Parepare, antara lain dalam penyusunan Rencana Induk KRJP. Tetapi, tidak hanya sampai di sini, kami tetap mengharapkan intervensi yang berkelanjutan dari pihak PKT KRB, antara lain kelanjutan Rencana Induk KKPNA Bilalang serta pengoperasian KRJP, pengembangan akses dan promosi, eksplorasi dan pengayaan koleksi, peningkatan SDM pengelola, manajemen kebun raya, dan lainnya.
Salam Lestari, Walikota Parepare
H. MOHAMMAD ZAIN KATOE
vii M AS T E R P LA N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ..................................................................................................
ii
SAMBUTAN KEPAL A PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEB UN RAYA BOGOR
ii i
SAMBUTAN WALIK OTA PAREPARE .......................................................................
v
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................
x
1.
PENDAHULUAN ..............................................................................................
1
1.1.
Latar Belakang .........................................................................................
1
1.2.
Maksud dan Tujuan ..................................................................................
2
METODOLOGI ..................................................................................................
3
2.1.
Arah Pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare ................................
3
2.2.
Metode Perencanaan ................................................................................
3
GAMBARAN UMUM KOTA PAREPARE .........................................................
5
3.1.
Lokasi Kota Parepare ..............................................................................
5
3.2.
Sejarah Kota Parepare .............................................................................
5
3.3.
Visi Kota Parepare ....................................................................................
7
3.4.
Misi Kota Parepare ...................................................................................
7
3.5.
Topografi/Geologi .....................................................................................
8
3.6.
Iklim ..........................................................................................................
8
3.7.
Transportasi ..............................................................................................
8
3.8.
Pendidikan ................................................................................................
9
3.9.
Budaya dan Agama ..................................................................................
9
3.10. Infrastruktur ..............................................................................................
10
3.11. Obyek Wisata Parepare ............................................................................
11
GAMBARAN UMUM HUTAN KOTA JOMPIE ...................................................
12
2.
3.
4.
viii M AS T E R P LA N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.
6.
7.
ANALISIS .........................................................................................................
16
5.1.
Analisis Kegiatan ......................................................................................
15
5.2.
Analisis Kebutuhan ...................................................................................
22
5.3.
Analisis Tapak ...........................................................................................
26
KONSEP DESAIN ............................................................................................
35
6.1.
Konsep Tata Guna Ruang .........................................................................
36
6.2.
Konsep Penataan Koleksi Tanaman .........................................................
38
6.3.
Konsep Rancangan Jalur Sirkulasi ...........................................................
41
6.4.
konsep Rancangan Sarana dan Prasarana ..............................................
42
6.3.
Konsep Rancangan Struktur Organisasi Pengelola .................................
43
DESAIN MASTER PLAN ..................................................................................
44
7.1.
Rancangan Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare ............................
44
7.2.
Arahan Desain (Design Guidelines) .........................................................
45
8.
ESTIMASI BIAYA DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN ......................................
70
9.
PENUTUP ..........................................................................................................
72
ix M AS T E R P LA N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1.
Arah pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare .............................
3
Gambar 2. Skema metodologi penyusunan Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare.................................................................................................
4
Gambar 3.
Kota Parepare, Propinsi Sulawesi Selatan .............................................
6
Gambar 4.
Kondisi umum kawasan Hutan Kota Jompie berdasarkan citra satelit . .
16
Gambar 5.
Analisis aksesibilitas Kebun Raya Jompie Parepare ..............................
27
Gambar 6. Analisis tata guna wilayah Hutan Kota Jompie Parepare (Sumber: Google Earth) .....................................................................................................
28
Gambar 7.
Analisis sirkulasi di dalam dan di luar tapak ...........................................
29
Gambar 8.
Analisis kelerengan ................................................................................
30
Gambar 9.
Analisis drainase pada permukaan tapak ..............................................
31
Gambar 10. Analisis vegetasi eksisting .....................................................................
32
Gambar 11. Analisa view ..........................................................................................
33
Gambar 12. Bangunan-bangunan yang telah ada di tapak perencanaan ..................
34
Gambar 13. Konsep tata guna ruang Kebun Raya Jompie Parepare ........................
36
Gambar 14. Konsep penataan tanaman koleksi Kebun Raya Jompie Parepare ........
39
Gambar 15. Konsep taman-taman tematik ................................................................
40
Gambar 16. Konsep rancangan jalur sirkulasi ...........................................................
41
Gambar 17. Konsep rancangan sarana dan prasarana .............................................
42
Gambar 18. Alternatif struktur organisasi Kebun Raya Jompie Parepare ..................
43
Gambar 19. Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare ...........................................
44
Gambar 20. Key plan zona koleksi ............................................................................
45
Gambar 21. Ilustrasi taman anggrek .........................................................................
46
Gambar 22. Ilustrasi taman anggrek di bawah lathouse yang terbuat dari bilah dan paranet ...................................................................................................
46
Gambar 23. Ilustrasi taman aromatik .........................................................................
47
Gambar 24. Ilustrasi taman adat Bugis ......................................................................
47
Gambar 25. Ilustrasi taman obat Bugis ......................................................................
48
x M AS T E R P LA N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Gambar 26. Koleksi tanaman air sebagai taman air di Kebun Raya Bogor ................
48
Gambar 27. Pemakaian plastik geotextile pada kolam dan dek kayu pada badan air ...........................................................................................................
49
Gambar 28. Bentuk-bentuk kolam di Kebun Raya Bogor ..........................................
49
Gambar 29. Ilustrasi taman buah ..............................................................................
50
Gambar 30. Ilustrasi taman pesisir ............................................................................
50
Gambar 31. Ilustrasi taman kering .............................................................................
51
Gambar 32. Taman Mexico, Kebun Raya Bogor .......................................................
51
Gambar 33. Ilustrasi taman palem .............................................................................
52
Gambar 34. Ilustrasi taman tanaman industri ............................................................
52
Gambar 35. Ilustrasi taman tanaman hias .................................................................
53
Gambar 36. Ilustrasi arboretum .................................................................................
53
Gambar 37. Key plan zona pengelola .......................................................................
54
Gambar 38. Model bangunan dan layout ruangan kantor pengelola ..........................
54
Gambar 39. Model rumah paranet .............................................................................
55
Gambar 40. Model bak penyemaian ..........................................................................
55
Gambar 41. Model bedengan pemeliharaan .............................................................
55
Gambar 42. Layout areal pembibitan ........................................................................
55
Gambar 43. Proses dan fasilitas pengomposan ........................................................
56
Gambar 44. Key plan zona penerima ........................................................................
57
Gambar 45. Bentuk-bentuk pintu gerbang yang direkomendasikan ...........................
57
Gambar 46. Berbagai bentuk pintu gerbang kebun raya dunia ..................................
58
Gambar 47. Ilustrasi boulevard .................................................................................
58
Gambar 48. Boulevard di Kebun Raya Bogor dan Purwodadi ...................................
58
Gambar 49. Beberapa alternatif model bangunan pusat informasi atau visitor center
59
Gambar 50. Papan informasi yang memuat peta Kebun Raya Bogor ........................
59
Gambar 51. Key plan zona publik ..............................................................................
60
Gambar 52. Ilustrasi area parkir ................................................................................
60
Gambar 53. Ilustrasi toserba flora .............................................................................
61
Gambar 54. Ilustrasi cekdam pada aliran air .............................................................
61
Gambar 55. Ilustrasi variasi model saluran air ...........................................................
61
xi M AS T E R P LA N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Gambar 56. Berbagai bentuk jalan setapak ...............................................................
62
Gambar 57. Berbagai bentuk jembatan kayu ............................................................
62
Gambar 58. Beberapa contoh model pagar yang direkomendasikan ........................
63
Gambar 59. Beberapa contoh papan informasi .........................................................
63
Gambar 60. Papan nama tanaman yang dipakai di berbagai kebun raya dunia .......
64
Gambar 61. Beberapa alternatif papan penunjuk arah ..............................................
64
Gambar 62. Papan larangan dengan redaksi berupa himbauan (Oleh: Aryana Happyanto) ............................................................................................
65
Gambar 63. Papan larangan yang dipasang di beberapa kebun raya .......................
65
Gambar 64. Papan interpretasi yang direkomendasikan dan contoh model lainnya ..
65
Gambar 65. Bangku taman Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan ..................
66
Gambar 66. Beberapa contoh bangku taman ............................................................
66
Gambar 67. Tempat sampah di Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan ............
67
Gambar 68. Beberapa contoh tempat sampah ..........................................................
67
Gambar 69. Gazebo Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan .............................
67
Gambar 70. Beberapa alternatif model gazebo .........................................................
67
Gambar 71. Beberapa alternatif bentuk pergola ........................................................
68
Gambar 72. Beberapa model bentuk lampu taman ...................................................
68
Gambar 73. Beberapa model bangunan toilet umum ................................................
69
Gambar 74. Peralatan kebun untuk pemeliharaan koleksi .........................................
69
xii M AS T E R P LA N KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
1
K
Pendahuluan
eberadaan tumbuhan di alam saat ini mengalami tekanan-tekanan yang luar biasa sehingga mengakibatkan terjadinya kelangkaan bagi banyak jenis tumbuhan. Hal
ini tidak terkecuali terjadi pula di Pulau Sulawesi yang telah dikenal dunia sebagai tempat yang mempunyai keanekaragaman flora cukup tinggi dan unik, dimana banyak jenis diantaranya tergolong endemik karena tidak dapat ditemukan di kawasan lain. Menyadari hal ini, Pemerintah Kota Parepare melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) bekerjasama dengan Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), merencanakan pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare sebagai tempat konservasi flora yang juga bermanfaat sebagai wahana pembelajaran tentang tumbuh-tumbuhan dan konservasi lingkungan serta sebagai salah satu tempat rekreasi yang sehat. Untuk mendukung tujuan tersebut diperlukan
perencanaan
yang
komprehensif
dan
sesuai
dengan
kaidah-kaidah
perkebunrayaan yang baku. Menurut
Botanic Garden Conservation International (BGCI) kebun raya atau botanic
garden didefinisikan sebagai “institusi yang mengelola koleksi tumbuhan hidup yang terdokumentasi, dengan tujuan untuk melak-sanakan konservasi, penelitian ilmiah, peragaan (display ) dan pendidikan”. Oleh karena itu tanaman utama yang ditanam di kebun raya dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan visi yang ingin dicapai. Tanaman koleksi tersebut dilengkapi dengan data yang jelas tentang asal usul dan karakteristik botani maupun pertumbuhannya, serta ditata berdasarkan pertimbangan ilmu pengetahuan dan estetika. Keindahan dan muatan ilmiah yang terkandung pada tanaman koleksi merupakan salah satu keunggulan kebun raya yang diharapkan dapat menarik minat masyarakat luas untuk mengunjunginya dan menjadikannya sebagai tempat rekreasi yang sehat, segar, nyaman dan berpengetahuan. Dengan demikian setiap kebun raya pada hakekatnya mempunyai empat fungsi utama, yaitu konservasi, penelitian, pendidikan dan wisata. Kebun Raya Jompie Parepare direncanakan dibangun melalui penataan kembali kawasan Hutan Kota Jompie Parepare seluas kurang lebih 13,5 ha yang terletak di Kota Parepare. Meskipun luas arealnya tidak terlalu besar, tetapi posisi kawasan ini cukup 1 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
strategis dan dianggap penting untuk segera dibenahi. Hal ini juga terkait dengan kondisi Kota Parepare yang sedang berkembang, dimana pembangunan sarana dan prasarana fisik berlangsung dengan pesat, sehingga kebutuhan akan tersedianya ruang terbuka hijau yang multifungsi dan berperan sebagai penyeimbang sangat kuat dirasakan.
Penyusunan Master Plan Pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare ini dimaksudkan untuk menyediakan pedoman bagi pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare yang mencakup arah kebijaksanaan dan program utama pembangunannya. Penyusunannya dilakukan berdasarkan kajian dan analisis yang mendalam tentang: a.
Misi yang akan diemban Kebun Raya Jompie Parepare
b.
Tema Kebun Raya Jompie yang menentukan desain/rancangan pengembangannya.
c.
Keadaan tapak yang akan dibangun menjadi kebun raya.
d.
Konsep kegiatan dan fasilitas pendukung
e.
Manajemen untuk pengoperasian kebun raya.
Tersusunnya master plan ini merupakan langkah awal dari upaya untuk merealisasikan rencana pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare yang diharapkan dapat segera dimulai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Adapun tujuan pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk menyelamatkan berbagai jenis tumbuhan yang penting bagi kehidupan umat manusia, khususnya jenis-jenis tumbuhan khas Sulawesi, lebih spesifik lagi khas Kota Parepare dan sekitarnya, yang mampu beradaptasi dengan kondisi habitat di kawasan Hutan Kota Jompie Parepare.
2.
Untuk menambah sarana dan prasaran pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa.
3.
Untuk menyediakan fasilitas penelitian di bidang konservasi dan pemanfaatan tumbuhan secara berkelanjutan.
4.
Untuk menunjang pengelolaan lingkungan hidup Kota Parepare.
5.
Untuk meningkatkan kualitas ruang terbuka hijau Kota Parepare agar dapat berfungsi dengan lebih baik sebagai paru-paru kota.
6.
Untuk menyediakan fasilitas rekreasi yang sehat, nyaman dan berpengetahuan
7.
Untuk meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat Kota Parepare
2 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
2 Metodologi
R
encana pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare diformulasikan berdasarkan potensi kondisi alam dan budaya serta harapan masyarakat dan Pemerintah Kota
Parepare. Dari hasil diskusi yang telah dilakukan berhasil ditentukan tema, visi, misi dan fungsi yang secara keseluruhan bermuara pada pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare sebagai Pusat Konservasi Tumbuhan Pesisir Wallacea yang dapat menunjang kegiatan penelitian ilmiah, pendidikan (edukasi) dan rekreasi (Gambar 1).
TEMA KEKHASAN Flora pesisir Wallacea
VISI DAN MISI
FUNGSI KEBUN RAYA - Konservasi - Penelitian ilmiah - Rekreasi - Edukasi
PENGEMBANGAN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DAERAH
KONDISI EKOLOGI DAN BUDAYA
PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN PESISIR WALLACEA yang menunjang kegiatan penelitian ilmiah, pendidikan dan rekreasi
Gambar 1. Arah pengembangan Kebun Raya Jompie Parepare
Penyusunan Master plan Kebun Raya Jompie Parerpare ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang meliputi pengumpulan data, analisis data, pengembangan konsep desain dan perancangan desain. Secara skematis tahapan tersebut dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 2.
3 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Pada prinsipnya, terdapat tiga aspek utama yang mendasari penyusunan master plan pembangunan kebun raya, yaitu : a. Pengembangan konservasi flora melalui kegiatan pengkoleksian, penelitian, serta pemasyarakatan dan pendayagunaan hasil penelitian. b. Pengembangan pelayanan jasa ilmiah yang terkait dengan fungsi kebun raya sebagai tempat tujuan wisata serta ajang pembelajaran untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap upaya konservasi tumbuhan dan lingkungannya. c. Pengembangan kelembagaan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan sarana dan prasarana pendukung serta organisasi pengelola. Sehubungan dengan itu, maka kajian dan analisis yang mendalam dilakukan untuk memetakan jenis kegiatan perkebunrayaan yang potensial untuk dikembangkan beserta kebutuhan fasilitas pendukungnya berdasarkan referensi dari berbagai sumber. Selain itu kajian dan analisis tentang kondisi dan karakteristik tapak beserta lingkungannya juga dilakukan agar perencanaan kebun raya mempunyai konteks yang tepat dengan lokasi yang tersedia. Berdasarkan hasil kajian dan analisis ini, selanjutnya disusun suatu master plan yang memuat konsep dan arahan desain. Namun perlu dimaklumi bahwa master plan ini masih bersifat konseptual ( conceptual master plan) sehingga beberapa desain (khususnya yang menyangkut infrastruktur) perlu dielaborasi dan dikembangkan lebih lanjut sebelum diimplementasikan.
Gambar 2. Skema metodologi penyusunan master plan Kebun Raya Jompie Parepare
4 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
3 Gambaran Umum Kota Parepare
K
ota Parepare terletak di Propinsi Sulawesi Selatan; di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang, di sebelah timur dengan Kabupaten Sidrap, di sebelah
selatan dengan Kabupaten Barru dan di sebelah barat dengan Selat Makassar (Gambar 3). Parepare memiliki luas wilayah 99,33 km² dan berpenduduk sekitar 125.000 jiwa. Kota Parepare terbagi menjadi 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Bacukiki dengan luas sekitar 79,70 km2 (80% dari total luas wilayah Kota Parepare) dengan 9 kelurahan, Kecamatan Ujung dengan luas 11,30 km 2 terdiri atas 5 kelurahan dan Kecamatan Soreang seluas 8,33 km 2 dengan 7 kelurahan.
Lontar Kerajaan Suppa mengisahkan bahwa sekitar abad XIV seorang anak Raja Suppa meninggalkan istana untuk pergi ke selatan dan menduduki suatu wilayah di tepian pantai karena kegemarannya memancing. Wilayah itu kemudian berkembang menjadi Kerajaan Soreang. Sekitar abad XV berdiri satu lagi kerajaan yakni Kerajaan Bacukiki. Dalam suatu kunjungan persahabatan, Raja Gowa XI, Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tonapaalangga (1547-1566), berjalan-jalan dari kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang. Sebagai raja yang dikenal ahli strategi dan pelopor pembangunan, ia tertarik dengan pemandangan yang indah pada hamparan ini dan spontan menyebut “ Bajiki Ni Pare” artinya “Baik dibuat pelabuhan Kawasan ini”. Sejak itulah melekat nama “Parepare” Kota Pelabuhan. Parepare akhirnya ramai dikunjungi orang termasuk orang-orang Melayu yang datang berdagang ke kawasan Suppa. Walaupun Kota Parepare mempunyai sejarah yang cukup panjang dari ratusan tahun silam, namun sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah No. 3 Tahun 1970, hari ulang tahun Kota Parepare ditetapkan berdasarkan tanggal pelantikan dan pengambilan sumpah Wali Kotamadya pertama, H. Andi Mannaungi, yaitu tanggal 17 Februari 1960. Setelah keluarnya UU No. 2 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, status Kotamadya berganti menjadi “KOTA” sampai sekarang ini.
5 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Gambar 3. Kota Parepare, Propinsi Sulawesi Selatan
6 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Visi yang ingin diwujudkan dalam pembangunan Kota Parepare Tahun 2008 - 2013 adalah : Parepare sebagai Bandar Madani d engan Masyarakat yang Mand iri, Religius serta Berkom itmen Lingku ngan
Bandar Madani adalah kondisi sebagai sebuah kota yang didalamnya berlangsung kehidupan yang sejahtera dan berperadaban dengan dukungan sarana, prasarana dan fasilitas yang mencukupi. Citra Bandar Madani ditandai oleh pencapaian pada kesejahteraan dan peradaban yang mengkondisikan hidup yang bermartabat sesuai spirit zaman. Mandiri adalah kondisi tatanan masyarakat yang berpendidikan, sehat, produktif, sadar kewajiban, dan berdaya. Citra mandiri ditandai oleh pencapaian kualitas manusia dalam hal pendidikan dan kesehatan, kemampuan berproduksi secara inovatif, menjalankan kewajiban sebagai warga negara dan masyarakat, serta mampu mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan dengan potensi dan sumberdaya yang ada. Religius adalah kondisi tatanan masyarakat yang agamis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, cinta kerukunan dan kedamaian, saling menghargai dan toleran, serta menjunjung tinggi hak-hak sesama manusia. Berkomitmen Lingkungan adalah kondisi tatanan masyarakat yang menghargai dan cinta terhadap lingkungan sebagai tempat hidup serta efisien dan efektif dalam memanfaatkan sumberdaya alam.
Misi pembangunan Kota Parepare seperti yang tertuang dalam RPJMD kurun waktu 2008 - 2013 adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat; 2. Mewujudkan peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat; 3. Mewujudkan kecukupan sarana, prasarana, infrastruktur dan fasilitas kota; 4. Mewujudkan tatanan masyarakat yang berwawasan lingkungan; 5. Mewujudkan tatanan masyarakat yang religius, toleran, tertib dan humanis; 6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.
7 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Ditinjau dari aspek topografi wilayah, lebih dari 85% wilayah Kota Parepare merupakan areal yang bergelombang (15-40%) dengan luas keseluruhan 5.621 ha, berbukit-bukit sampai bergunung (>40%) dengan luas 3.215,04 ha. Formasi perbukitan pada bagian selatan kota mendekat ke arah pantai dengan jarak terdekat 400 meter, sedangkan jarak terjauh berada di pusat kota yaitu sekitar 1,2 km. Wilayah yang rata atau landai terdapat pada bagian barat dengan luas keseluruhan sekitar 1.097,04 ha dan merupakan pusat kegiatan penduduk pada umumnya. Sekitar 87% dari luas wilayah Kota Parepare terletak pada ketinggian di atas 25 meter dari permukaan laut (dpl), dengan daerah tertinggi mencapai 500 m dpl. Daerah dengan ketinggian 0 – 25 m dpl berada dekat dengan pesisir pantai yang merupakan pusat kegiatan dan pemukiman penduduk. Formasi geologi yang membentuk struktur batuan di wilayah Kota Parepare antara lain endapan alluvial dan pantai, kerikil, pasir, lempung dan batu gamping koral. Selain itu terdapat juga batu gunung apai seperti tufu, breksi, konglomerat dan lava. Jenis tanah yang dominan antara lain tanah regosol yang memiliki tekstur kasar dengan kandungan pasir lebih dari 60% dan solum yang dangkal serta tanah alluvial yang merupakan tanah endapan dengan horizon yang lengkap karena sering tercuci akibat erosi pada daerah kemiringan.
Berdasarkan catatan stasiun klimatologi, rata-rata temperatur Kota Parepare sekitar 28,5 °C dengan suhu minimum 25,6 °C dan suhu maksimum 31,5 °C. Kota Parepare beriklim tropis dengan musim kemarau terjadi pada bulan Maret – September dan musim hujan pada bulan Oktober – Februari.
Sekitar 90 % jalan di kota Parepare berkonstruksi hotmix dengan kondisi yang cukup baik. Kota ini memiliki jalan lingkar luar ( outer ringroad ) untuk lalu lintas regional dan dilewati jalan nasional Trans Sulawesi. Transportasi umum di kota Parepare tersedia dalam jumlah yang memadai, terutama berupa angkutan kota ( pete-pete), taksi dan ojek motor untuk jalur darat serta kapal motor tempel untuk jalur laut. Kota Parepare adalah salah satu peraih penghargaan Wahana Tata Nugraha yaitu penghargaan Pemerintah Pusat di bidang pengelolaan lalu lintas dan transportasi. 8 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Untuk transportasi laut terdapat beberapa unit pelabuhan yaitu: 1. Pelabuhan Nusantara, merupakan pelabuhan utama terbesar kedua di Sulawesi Selatan setelah Makassar. Pelabuhan ini disinggahi oleh kapal berbobot mati 1000 – 2000 ton, berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan orang untuk pelayaran Nusantara (antar pulau) maupun samudra (antar negara). 2. Pelabuhan Lontangnge dan Pangkalan Cappa Ujung, merupakan pelabuhan perahu motor atau kapal kayu, berfungsi sebagai tempat bongkar muat barang dan orang untuk pelayaran lokal (antar daerah) dan pelayaran nusantara terutama untuk Kawasan Timur Indonesia dan Kalimantan. 3. Pelabuhan Pertamina, merupakan pelabuhan khusus untuk kapal tanker yang memuat bahan bakar. Pelabuhan ini dilengkapi dengan dermaga, tempat penambahan tanker sebesar 6.500 dwt, depot pertamina berbentuk tangki raksasa sebagai tempat penampungan bahan bakar untuk distribusi ke daerah pemasaran
Fasilitas pendidikan tersebar di tiga kecamatan. Di kecamatan Soreang terdapat 65 unit (37,38% dari seluruh fasilitas pendidikan di kota Parepare), di Kecamatan Ujung terdapat 46 unit (26,7%) dan di Kecamatan Bacukiki terdapat 61 unit (35,92%). Beberapa perguruan tinggi setingkat strata satu dan Diploma telah didirikan di Kota Parepare, antara lain Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (STAIN), PGSD UNM, Universitas Muhammadiyah Parepare (UMPAR),Sekolah Tinggi Ilmu Ekonoini (STIE), Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Amsir,STAI DDI, AKPER Fatima dan AKPER Dinkes.
Masyarakat Kota Parepare adalah masyarakat heterogen dengan kebudayaan yang beragam. Suku Bugis merupakan suku yang dominan. Pada umumnya masyarakat Kota Parepare telah menyadari akan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan kota, karena Parepare merupakan kota transit dengan 2 pelabuhan besar yang memungkinkan terjadinya mobilitas masyarakat dari dan ke daerah lain khususnya kawasan Indonesia Timur dan Indonesia pada umumnya. Secara khusus kebudayaan Bugis mewarnai sebagian besar kehidupan masyarakat kota ini meskipun tradisi dan kebudayaan etnis atau komunitas lain juga menunjukkan eksistensinya. Budaya sipakatau (Bahasa Bugis yang berarti saling menghormati) sangat dijunjung oleh masyarakat kota Parepare.
9 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
3.10.1. DRAINASE Air buangan di Kota Parepare umumnya berasal dari air hujan dan air limbah dari kegiatan perkotaan (pemukiman, perdagangan, jasa dan industri). Fasilitas drainase yang tersedia meliputi saluran drainase sepanjang 48.659 m atau rata-rata 0,45 m/kapita yang terdini atas saluran premier sepanjang 6.992 m, saluran sekunder 28.135 m dan saluran tersier 13.602 m. 3.10.2. AIR BERSIH Masyarakat kota Parepare pada umumnya menggunakan air bersih yang dikelola oleh PDAM kota Parepare, hanya sebagian kecil masyarakat yang belum mempunyai akses untuk memanfaatkan jaringan PDAM ini. Secara keseluruhan kapasitas terpasang mencapai 205 liter/detik, tetapi kapasitas terpakai baru mencapai 165 liter/detik. Berdasarkan peta hidrogeologi, Kota Parepare termasuk dalam mandala air tanah dataran rendah dengan akuifer yang mempunyai aktivitas sedang dan ditutupi batuan semi padu dengan kelulusan sedang dan berukuran butir pasiran sampai kerikil. Saat ini, beberapa sumur air tanah dalam yang difungsikan adalah sumur dalam P-28 Soreang, P1D Harapan, P-5B Ukke’e, P-4B Takkalao dan P-2C Soreang. Secara keseluruhan sumur-sumur tersebut mampu menyediakan air bersih dengan kapasitas mencapai 100 liter/detik. Sementara itu sumur air tanah dangkal yang berasal dari sumur Labatu mempunyai kapasitas sekitar 145 liter/detik. 3.10.3. LISTRIK Kebutuhan listrik Kota Parepare dipasok melalui gardu induk PLN dan PLTA Bakaru serta PLTD Suppa dengan kapasitas yang tesedia mencapai 76 Mw. Instalasi listrik telah terpasang secara merata di seluruh rumah penduduk Kota Parepare dengan kapasitas pemakaian mencapai 37,5 Mw, sehingga masih terdapat surplus tenaga listrik. 3.10.4. TELEKOMUNIKASI PT Telkom telah menyediakan instalasi jaringan telekomunikasi dengan kapasitas 5.960 SST, sedangkan yang terpakai mencapai 5.526 SST. Disamping itu masyarakat pada umumnya juga memanfaatkan layanan telepon seluler yang disediakan oleh beberapa operator nasional seperti Telkomsel, Indosat dan Exelindo.
10 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Beberapa objek wisata yang terdapat di Kota Parepare, antara lain: 1.
Pelabuhan Cappa Ujung
2.
Objek Wisata Sumur Jodoh
3.
Pelabuhan Nusantara
4.
Objek Wisata Sumur Tujuh
5.
Kawasan Pasar Senggol
6.
Taman Bermain Lamario
7.
Goa Tompangnge
8.
Objek Wisata Sungai Karajae
9.
Pantai Lumpue & Pantai Tonrangeng
10. Objek Wisata Hutan Kota Jompie 11. Pantai Bibir
11 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
4 Gambaran Umum Hutan Kota Jompie
H
utan Kota Jompie seluas ± 13,5 ha merupakan bagian dari kompleks Hutan Alitta yang kaya dengan jenis tumbuhan, baik yang tumbuh secara alami maupun
ditanam oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Kawasan Hutan Kota Jompie terletak di Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang, sekitar 3,5 km dari pusat Kota Parepare. Lokasi ini cukup strategis karena mudah dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Secara umum pengelolaan kawasan Hutan Kota Jompie masih sangat minimal sehingga belum mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan lingkungan daerah. Kondisi fisik Hutan Kota Jompie bahkan cenderung semakin menurun dari waktu ke waktu seiring dengan semakin meningkatnya tekanan dari lingkungan di sekitarnya. Bagian utara kawasan ini terganggu oleh aktivitas penduduk yang masuk areal hutan dan membangun rumah tinggal permanen. Selain itu, kondisi pagar kawasan yang belum sempurna mengakibatkan hewan-hewan piaraan seringkali masuk ke areal hutan dan merusak tanaman yang ada. Sementara itu penduduk yang bermukim di sekitar kawasan hutan juga memanfaatkan mata air yang ada di dalam kawasan untuk mandi dan mencuci sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran yang merugikan ekosistem hutan tersebut Di dalam kawasan Hutan Kota Jompie terdapat beberapa fasilitas fisik, seperti kolam renang 1 buah, shelter (tempat istirahat) sebanyak 14 buah, arena perkemahan ( camping ground ), gedung pertemuan, saluran drainase dan jalan setapak yang menjangkau setiap sudut kawasan. Namun kondisi infrastruktur tersebut saat ini tampak kurang terawat dan belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan. Adapun keanekaragaman tumbuhan yang terdapat di kawasan Hutan Kota Jompie menurut Tim Analisis Vegetasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor – LIPI, terdiri atas 90 jenis yang berasal dari 81 marga tumbuhan. Sebanyak 77 jenis di antaranya telah berhasil diidentifikasi secara lengkap, 10 jenis baru diketahui marganya dan 3 jenis lainnya baru teridentifikasi sampai tingkat suku. Daftar jenis tumbuhan secara lengkap disajikan pada Tabel 1.
12 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Tabel 1. Hasil analisis vegetasi Hutan Kota Jompie Parepare No
Nama Jenis
Suku
Keterangan
1
-
Mimosaceae
2
-
Gesneriaceae
3
-
Sapotaceae
4
Aglaia sp.
Meliaceae
5
Ampelocissus arachnoidea Planch.
Vitaceae
6
Anacardium officinale Pritze
Anacardiaceae
7
Anidesma bunius Spreng.
Euphorbiaceae
8
Arachis glabrata Benth.
Papilionaceae
9
Archidendron clypearia (Jack) I. Nielsen
Mimosaceae
10
Arytera littoralis Blume
Sapindaceae
11
Axonopus compresus (Swartz) P.Beauv
Poaceae
12
Barringtonia fusiformis King
Lecythidaceae
13
Bougainvillea glabra Choisy
Nyctaginaceae
14
Caesalpinia crista L.
Caesalpiniaceae
15
Callicarpa pedunculata R.Br.
Verbenaceae
16
Canarium hirsutum Willd.
Burseraceae
17
Capparis micracantha DC.
Capparaceae
18
Caryota mitis Herb.
Arecaceae
19
Ceiba pentandra Gaertn.
Bombacaceae
20
Celtis Africana Burm.f.
Ulmaceae
21
Corypha utan Lam.
Arecaceae
22
Cresentia cujete L.
Bignoniaceae
23
Cyperus rotundus L.
Cyperaceae
24
Datura metel L.
Solanaceae
25
Derris sp.
Papilionaceae
26
Digitaria radicosa (Presl.) Miq.
Poaceae
27
Dioscorea hispida Dennst.
Dioscoreaceae
28
Dioscorea alata L.
Dioscoreaceae
29
Diospiros sp.
Ebenaceae
30
Dracontomelon dao (Blanco) Merril & Rolfe
Anacardiaceae
31
Entada sp.
Mimosaceae
32
Eragrostis unioloides (Retz.) Nees ex Steud.
Poaceae
33
Eugenia brasiliensis Lam.
Myrtaceae
34
Eupatorium odoratum L.
Asteraceae
35
Ficus sp 2
Moraceae
36
Ficus sp.
Moraceae
37
Ficus variegata Blume
Moraceae
38
Flagelaria indica L.
Flagelariaceae
39
Grdonia excelsa Blume
Theaceae
Rumput
Rumput
Rumput
Rumput
13 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
No
Nama Jenis
Suku
Keterangan
40
Grewia acuminate Juss
Tiliaceae
41
Hoya multiflora Blume
Asclepiadaceae
42
Ipomea hederifolia L.
Convolvulaceae
43
Kleinhovia hospita L.
Sterculiaceae
44
Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.
Anacardiaceae
45
Lantana camara L.
Verbenaceae
46
Leea indica Merr.
Leeaceae
47
Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit
Mimocaceae
48
Litsea glutinosa C.B.Robinson
Lauraceae
49
Litsea sp.
Lauraceae
50
Macaranga peltata Boiv. ex Baill.
Euphorbiaceae
51
Mangifera indica Blume
Anacardiaceae
52
Mikania sp.
Asteraceae
53
Mimosa invisa Mart.
Mimosaceae
54
Mimosa pudica L.
Mimosaceae
55
Moghania involucrate (Benth.) Kuntze
Papilionaceae
56
Mucuna sp./ baiwa
Caesalpiniaceae
57
Musa sp.
Musaceae
58
Mussaenda reindwartiana Miq.
Rubiaceae
59
Oplismenus burmanni (Retz.) Beauv.
Poaceae
60
Pandanus tectorius Soland. ex Balf.f.
Pandanaceae
61
Panicum maximum Hochst. ex A.Rich.
Poaceae
Rumput
62
Panicum repens L.
Poaceae
Rumput
63
Paspalum conjugatum Berg.
Poaceae
Rumput
64
Pennisetum pupureum Schumach.
Poaceae
Rumput
65
Pentace hirtula Ridley
Tiliaceae
66
Persea Americana Mill.
Lauraceae
67
Phyllanthus microcarpus (Benth.) Müll. Arg.
Euphorbiaceae
68
Piper betle L.
Piperaceae
69
Pleomele angustifolia (Roxb.) N.E,Br.
Agavaceae
70
Psidium guajava L.
Myrtaceae
71
Pteris biaurita L.
Acrostichaceae
72
Pterocarpus indicus Willd.
Papilionaceae
73
Pterolobium cf. microphyllum Miq.
Caesalpiniaceae
74
Pterospermum celebicum Miq.
Sterculiaceae
75
Salacia intermedia Ding Hou
Hippocrateaceae
76
Samanea saman (Jacq.) Merr.
Mimosaceae
77
Schizostachyum brachycladum (Kurz) Kurz
Poaceae
78
Scleichera oleosa (Lour) Merr.
Sapindaceae
79
Senna siamea (Lam.) Irwin & Barneby
Caesalpiniaceae
Rumput
14 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
No
Nama Jenis
Suku
Keterangan
80
Smilax leucophylla Blume
Smilacaceae
81
Spathodea campanulata Beuv.
Cunoniaceae
82
Spondias pinnata Kurz
Anacardiaceae
83
Streblus asper Lour .
Moraceae
84
Swietenia macrophylla King
Meliaceae
85
Syzygium polycephaloides (C.B.Robinson) Merr.
Myrtaceae
86
Tamarindus indica L.
Caesalpiniaceae
87
Tectona grandis L.
Verbenaceae
88
Urena lobata L.
Malvaceae
89
Vitex cofassus Reinw. ex Blume
Verbenaceae
90
Zanthophylum rhetsa (Roxb.) DC.
Rutaceae
Berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah tentang pengelolaan lingkungan hidup Kota Parepare, kawasan Hutan Kota Jompie mendapat perhatian serius untuk dibenahi agar menjadi ruang terbuka hijau yang multifungsi. Untuk itu, pengembangan kawasan Hutan Kota Jompie diarahkan untuk ditata menjadi sebuah kebun raya.
KAWASAN HUTAN KOTA JOMPIE
Gambar 4. Kondisi umum kawasan Hutan Kota Jompie berdasarkan citra satelit
15 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5 Analisis
P
erancangan master plan Kebun Raya Jompie Parepare dan implementasi dari master plan tersebut membutuhkan pemahaman yang memadai tentang berbagai
aspek perkebunrayaan agar kebun raya yang dihasilkan nantinya benar-benar dapat mencerminkan karakteristik dasar kebun raya dan berfungsi secara optimal sebagaimana kebun raya-kebun raya lain yang sudah mapan. Dua hal yang perlu dianalisis secara lebih khusus, yaitu jenis kegiatan perkebunrayaan yang sangat mendasar untuk dikembangkan serta kebutuhan sarana dan prasarana atau infrastruktur dasar untuk mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut. Disamping itu analisis yang mendalam perlu dilakukan terhadap kondisi dan karakteristik tapak yang tersedia agar kebun raya yang direncanakan mempunyai konteks yang tepat dengan unsur-unsur dominan yang terdapat di kawasan tersebut.
Mengacu pada beberapa kebun raya yang sudah mapan, baik yang terdapat di dalam negeri (Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun Raya Eka Karya Bali) maupun yang terdapat di luar negeri (misalnya Singapore Botanic Garden dan Royal Botanic Garden – Kew), terdapat kesamaan-kesamaan dalam penyusunan kerangka kegiatan yang mendasari aktivitas kebun raya. Secara garis besar kerangka kegiatan tersebut terdiri atas pengelolaan koleksi, konservasi tumbuhan, penelitian, pelayanan publik, kerjasama, dan ketatausahaan. 5.1.1. PENGELOLAAN KOLEKSI Salah satu karakteristik dasar kebun raya adalah komitmen jangka panjang dan tanggung jawab untuk mengelola tanaman koleksi. Jelas bahwa tanaman koleksi merupakan aset terpenting bagi kebun raya, sehingga pengelolaan koleksi merupakan kegiatan rutin yang paling menonjol di setiap kebun raya. Terkait dengan pengelolaan koleksi adalah kegiatan pembibitan, penanaman, perawatan dan pendataan tanaman koleksi. a. Pembibitan Kegiatan pembibitan pada dasarnya dilakukan untuk mempersiapkan bibit tanaman koleksi, baik bibit tanaman koleksi baru yang umumnya diperoleh dari hasil kegiatan 16 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
eksplorasi, tukar-menukar biji (seed exchange) dengan kebun raya lain, sumbangan atau sumber-sumber lainnya untuk melengkapi kekayaan koleksi, maupun bibit tanaman koleksi yang sudah ada untuk tujuan regenerasi. Pembibitan juga dilakukan untuk memperbanyak tanaman sehingga diperoleh stock yang memadai untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, untuk restorasi kawasan terdegradasi, ataupun untuk keperluan taman-taman dan dekorasi di kebun raya. Oleh karena itu pembibitan bisa dianggap sebagai “dapurnya” kebun raya sehingga harus dipersiapkan dengan baik. b. Penanaman tanaman koleksi Tanaman koleksi ditanam di kebun koleksi atau di tempat-tempat pemeliharaan khusus, seperti rumah kaca, lath house, dan kolam, sesuai dengan karakteristik tanaman koleksi yang hendak ditanam. Kegiatan penanaman dimaksudkan untuk menambah kekayaan koleksi ataupun untuk mengganti tanaman koleksi yang mati. Untuk memenuhi kriteria dasar kebun raya dalam hal basis ilmiah untuk koleksi tumbuhan, maka pemilihan jenis tanaman koleksi yang akan ditanam dan penataannya di kebun harus dilakukan dengan seksama dan mengacu pada prosedur yang benar serta desain yang sudah ditetapkan. c. Pendataan atau registrasi tanaman koleksi Suatu tanaman dapat ditetapkan sebagai koleksi kebun raya bila dilengkapi dengan data yang akurat, karena pada dasarnya setiap tanaman koleksi di kebun raya juga berfungsi sebagai sumber referensi ilmiah yang terpercaya. Oleh karenanya ketersediaan dokumentasi koleksi juga menjadi karakteristik dasar kebun raya yang harus diperhatikan. Kegiatan yang dilakukan mencakup antara lain (1) identifikasi untuk menentukan nama botani tanaman koleksi; (2) peregistrasian untuk mencatat data provenance atau asalusul tanaman koleksi (daerah asal, kondisi habitat alami, waktu pengkoleksian, kolektor dan nomor koleksi), data pembibitan (jenis material semai, waktu penyemaian, dan waktu siap tanam), dan data penanaman (waktu dan lokasi tanam, termasuk peta kebun) hingga data kematian koleksi (waktu dan penyebab kematian); (3) monitoring atau inspeksi kebun untuk verifikasi dan validasi identitas koleksi, evaluasi kesehatan koleksi, serta pencatatan data pembungaan dan pembuahan; serta (4) pengembangan pangkalan data koleksi (collection data base) baik dengan sistem konvensional (dengan buku induk dan kartu koleksi) maupun dengan sistem digital (Asosiasi kebun raya dunia, BGCI, telah mengembangkan sistem data base digital tanaman koleksi yang siap digunakan untuk keperluan penelitian, pendidikan, publikasi dan lain sebagainya). Setiap tanaman koleksi yang telah teregistrasi biasanya diberi label yang memuat data identitas koleksi yang bersangkutan untuk memudahkan pengenalannya.
17 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
d. Perawatan tanaman koleksi Perawatan tanaman koleksi adalah kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan untuk memelihara kualitas pertumbuhan tanaman koleksi agar tumbuh sehat dengan performa terbaik dan mampu bertahan hidup lama sesuai dengan potensinya. Jenis kegiatan yang dilakukan meliputi pemeliharaan individu tanaman koleksi (penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pengendalian tanaman pengganggu, pemangkasan, pembumbunan, penanganan batang keropos, maupun penggantian pot dan media untuk tanaman yang ditanam dalam pot) serta pemeliharaan lingkungan atau kebun (pemangkasan rumput, pemeliharaan saluran irigasi dan drainase, serta pemeliharaan kerapihan dan kebersihan lingkungan). e. Pertamanan Selain tanaman koleksi, kebun raya pada umumnya juga dilengkapi dengan taman-taman untuk mempercantik lanskap dan/atau untuk menampilkan tema koleksi khusus (disebut taman tematik, misalnya taman air, taman kering, taman obat, taman adat, taman palem, taman mawar, taman aromatik dan sebagianya). Oleh karena itu pekerjaan pembuatan dan pemeliharaan taman juga menjadi bagian penting dari kegiatan kebun raya.
5.1.2. KONSERVASI TUMBUHAN Di era globalisasi dimana proses pelangkaan jenis-jenis tumbuhan terjadi begitu cepat akibat meluasnya kerusakan lingkungan, maka tanaman koleksi yang dikekola dan dimiliki kebun raya menjadi aset yang sangat berharga untuk mempertahankan eksistensi keanekaragaman tumbuhan dan kesehatan lingkungan. Oleh karenanya, kebun raya sering diibaratkan sebagai “Bahtera Nabi Nuh” yang mampu menyelamatkan kehidupan dari kepunahan masal. Secara umum peran dan kegiatan yang dapat dilakukan kebun raya di bidang konservasi tumbuhan dan lingkungan adalah sebagai berikut: a. Konservasi tumbuhan secara ex situ Setiap individu tanaman koleksi di kebun raya pada hakekatnya merupakan back up yang dapat menghindarkan jenis tanaman tersebut dari kepunahan, khususnya untuk jenis jenis tumbuhan langka dan endemik yang eksistensinya di alam sangat terancam. Oleh karena itu kegiatan pengoleksian tumbuhan terancam kepunahan untuk dikonservasi secara ex situ di kebun raya merupakan kegiatan prioritas untuk sebagian besar kebun raya di dunia. Agar kegiatan ini lebih efektif dan efisien maka kajian tentang status kelangkaan berbagai jenis tumbuhan umumnya dilakukan di berbagai kebun raya yang sudah mapan dan memiliki sumberdaya (SDM dan finansial) yang memadai. 18 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
b. Restorasi tumbuhan terancam kepunahan dan rehabilitasi lahan terdegradasi Tanaman koleksi juga dapat berfungsi sebagai sumber material perbanyakan untuk menghasilkan stock bibit guna merestorasi atau memulihkan populasi jenis-jenis tanaman yang sudah sangat tereduksi atau bahkan punah di alam, maupun untuk merehabilitasi lahan-lahan yang terdegradasi. Terkait dengan fungsi konservasi ini maka kebun raya melakukan kegiatan perbanyakan tanaman dan penanaman kembali di alam (reintroduksi dan rehabilitasi). c. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap konservasi tumbuhan dan lingkungan Kebun raya dengan kekayaan tanaman koleksi dan informasi, lanskap yang indah, serta kondisi sejuk yang tercipta terbukti mampu menarik banyak pengunjung dari berbagai kalangan (dari masyarakat biasa hingga para pembuat kebijakan) untuk menikmatinya. Hal ini bernilai strategis, karena proses pembelajaran publik untuk membuka wawasan dan kepedulian terhadap pentingnya upaya konservasi tumbuhan dan lingkungan dapat secara efektif dilakukan. Tentu saja cara pengemasan dan penyampaian informasi melalui display dan papan-papan interpretasi menjadi kunci efektivitas potensi ini. Oleh karena itu kebun raya dituntut untuk dapat mengembangkan kegiatan kreatif untuk memudahkan pengunjung memahami pesan-pesan konservasi yang ingin disampaikan.
5.1.3. PENELITIAN Pada dasarnya kebun raya dapat berfungsi sebagai laboratorium untuk berbagai kegiatan penelitian dasar dan terapan di bidang botani, konservasi dan hortikultura (budidaya tanaman). Kebun raya-kebun raya terkemuka di dunia umumnya menempatkan kegiatan penelitian sebagai unsur utama dalam pengelolaannya dengan menyediakan fasilitas, sumberdaya manusia dan dana yang memadai untuk melaksanakan kegiatan penelitian. Sedangkan untuk kebun raya-kebun raya yang masih berkembang dan memiliki kemampuan sumberdaya (SDM, anggaran dan fasilitas pendukung) yang terbatas, kegiatan penelitian umumnya belum menjadi prioritas utama, namun mereka terbuka bagi para peneliti dari luar untuk memanfaatkan tanaman koleksi dan fasilitas lain yang dimilikinya.
5.1.4. PELAYANAN PUBLIK Berbagai kegiatan publik sering dilakukan di kebun raya, mulai dari yang bersifat rekreatif hingga yang bersifat keilmuan. Oleh karena itu kegiatan pelayanan publik menjadi bagian yang penting dalam pengelolaan kebun raya dan perlu drencanakan dengan sebaikbaiknya. Jenis layanan publik yang dapat disediakan oleh suatu kebun raya sangat 19 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
tergantung dari tingkat perkembangan serta kebijakan manajemen dari kebun raya itu sendiri. Oleh karena itu jenis layanan publik perkebunrayaan sangat bervariasi di antara kebun raya di dunia, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: a. Layanan wisata Kegiatan yang terkait langsung dengan layanan wisata bagi pengunjung kebun raya meliputi
pelayanan
tiket
masuk
pengunjung,
pelayanan
informasi,
pemeliharaan
ketertiban dan keamanan pengunjung, serta pemanduan wisata. b. Layanan penggunaan fasilitas kebun raya Fasilitas kebun raya yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat antara lain taman dan kebun untuk penyelenggaraan acara khusus ( public gathering , pesta, dan sebagainya), gedung pertemuan untuk seminar, workshop dan pelatihan, wisma tamu untuk penginapan dan sebagainya. Layanan ini menjadi tidak terlalu signifikan untuk kebun raya yang kecil dengan fasilitas yang terbatas. c. Layanan produk perkebunrayaan Kebun raya dapat menghasilkan dan/atau menyediakan produk-produk tertentu untuk dipasarkan kepada para pengunjung dan masyarakat luas, misalnya bibit tanaman, bukubuku flora, barang-barang cinderamata, kompos, dan sebagainya. d. Layanan pendidikan lingkungan Kebun raya mempunyai potensi besar untuk berperan aktif dalam program pendidikan lingkungan bagi pelajar dan mahasiswa. Hal ini karena kebun raya memiliki kebun yang indah dan mudah diakses dengan tanaman koleksi yang beraneka ragam dan membentuk ekosistem yang khas. Disamping itu kebun raya umumnya juga memiliki tenaga terampil yang berkompeten dan fasilitas pendukung yang memadai seperti laboratorium, perpustakaan, ruang kelas, serta wisma/penginapan. Dengan demikian kegiatan pendidikan lingkungan di kebun raya dapat dilakukan secara rekreatif dan interaktif dalam suasana yang tenang, sejuk dan nyaman melalui berbagai bentuk demonstrasi, praktek langsung dan interpretasi yang menarik sehingga peserta mendapat pengalaman nyata dan lebih mudah menangkap pesan-pesan konservasi yang disampaikan. Model-model pendidikan lingkungan dalam paket-paket wisata edukatif telah dikembangkan di berbagai kebun raya dan dengan mudah dapat diakses untuk menjadi acuan.
20 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.1.5. KERJASAMA Kerjasama merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan kebun raya, khususnya untuk mendukung implementasi fungsi kebun raya di bidang konservasi, penelitian, pendidikan lingkungan dan peragaan ( display ). Kerjasama dapat dilakukan antar kebun raya, atau dengan instansi lain, perkumpulan, perusahaan, LSM, ataupun perseorangan, baik di tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional. a. Kerjasama antar kebun raya Kerjasama antar kebun raya umumnya dilakukan untuk memperkuat pengelolaan tanaman koleksi (misalnya tukar-menukar material tanaman koleksi dan pendataan koleksi), sharing informasi, merencanakan dan melaksanakan proyek tertentu (misalnya eksplorasi, penelitian dan penerbitan buku), serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan. Di tingkat nasional, Kebun Raya LIPI (KR Bogor, KR Cibodas, KR Purwodadi dan KR Bali) serta sekitar 16 kebun raya baru di berbagai daerah (lima di antaranya terdapat di Pulau Sulawesi) dapat menjadi mitra yang bisa saling menguntungkan. Di tingkat regional terdapat asosiasi kebun raya se Asia Tenggara yang dikenal dengan SEABG ( South East Asian Botanic Gardens). Sedangkan di tingkat global terdapat BGCI (Botanic Gardens Conservation International ) dan IABG (International Association of Botanic Gardens). b. Kerjasama dengan pihak lain di luar kebun raya Kerjasama dengan pihak lain di luar kebun raya dapat dilakukan untuk memperkuat dan/atau menunjang kelancaran kegiatan perkebunrayaan. Sebagai contoh, kerjasama dengan Dinas dan Departemen Kehutanan untuk kelancaran kegiatan eksplorasi dan pengadaan tanaman koleksi, dengan Dinas Pariwisata untuk pengelolaan pengunjung kebun raya, dengan Dinas Pertanian dan perkumpulan pehobi tanaman untuk pengembangan pemanfaatan tumbuhan, dengan perusahaan untuk potensi sponsor bagi pengelolaan kebun raya, dengan LSM yang bergerak di bidang konservasi dan lingkungan
hidup
untuk
penggalangan
dana
dan
pelaksanaan
program-program
rehabilitasi kawasan, dan lain sebagainya.
5.1.6. KETATAUSAHAAN Kegiatan ketatausahaan berurusan dengan pengelolaan faktor-faktor pendukung kelancaran fungsi kebun raya, yaitu pengelolaan sarana/prasarana, keuangan, sumber daya manusia dan administrasi perkantoran. Secara garis besar, kegiatan di bidang sarana/prasarana umumnya mencakup pengadaan dan pemeliharaan sarana dan 21 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
prasarana; di bidang keuangan mencakup penyusunan dan pelaksanaan anggaran serta pertanggungjawaban keuangan; di bidang sumberdaya manusia mencakup rekruitmen pegawai, analisis kepegawaian, administrasi kepegawaian dan pembinaan pegawai; sementara itu di bidang administrasi perkantoran mencakup surat-menyurat dan arsip. Semua elemen tersebut harus mampu dikelola secara profesional agar kinerja kebun raya secara keseluruhan menjadi optimal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Agar kegiatan-kegiatan perkebunrayaan sebagaimana diuraikan di atas dapat terlaksana dengan baik dibutuhkan adanya perangkat pendukung, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Semakin besar dan beragam kegiatan kebun raya akan semakin banyak dan beragam pula perangkat pendukung yang diperlukan. Tentu saja besar-kecilnya cakupan kegiatan kebun raya juga akan berbanding lurus dengan tingkat perkembangan dan besar-kecilnya sumberdaya yang dimiliki kebun raya. Terlepas dari itu, terdapat kriteria minimum untuk perangkat-perangkat yang harus tersedia agar kebun raya dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
5.2.1. KEBUTUHAN UNTUK PENGELOLAAN KOLEKSI a. Kebun koleksi Kebun koleksi mutlak diperlukan untuk eksistensi kebun raya, karena hampir semua kegiatan kebun raya terkalit langsung dengan kebun koleksi dan tanaman koleksi yang terdapat di dalamnya. Pada dasarnya peruntukan utama area kebun raya adalah untuk pengelolaan tanaman koleksi, sehingga penggunaan lahan untuk peruntukan lain harus direncanakan secara cermat dengan prinsip efisien, sangat dubutuhkan ( urgent ), serasi dengan lingkungan serta tidak mengganggu tanaman koleksi dan kegiatan pengelolaan tanaman koleksi. Untuk itu diperlukan pembagian tata ruang (zonasi) yang tepat untuk seluruh areal kebun raya. Kebun koleksi umumnya terbagi menjadi petak-petak koleksi (sering disebut vak) untuk pengelompokan tanaman koleksi sesuai dengan konsep penataan tanaman koleksi yang ditentukan. Setiap petak koleksi dibatasi dengan jaringan jalan, khususnya jalan setapak yang berfungsi sebagai jalur pemeliharaan dan pengamatan. Jalur ini dapat pula dimanfaatkan sebagai elemen sirkulasi bagi pengunjung bila diperlukan.
22 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
b. Taman Tanaman koleksi bisa ditata dalam bentuk taman yang secara fungsional juga dapat menambah keindahan lanskap kebun raya. Taman untuk tanaman koleksi sering disebut taman tematik, karena dibuat menurut tema tertentu, misalnya berdasarkan kesamaan kegunaan (taman buah, taman obat, taman adat, taman wangi), kesamaan geografis atau ekologi (taman kering, taman air, taman wallacea) atau berdasarkan bentuk tubuh tanaman (koleksi arboreta, koleksi herba) c. Jaringan air Jaringan air mencakup saluran irigasi, saluran drainase, sumber air dan kolam atau danau penyimpanan air. Saluran irigasi dalam bentuk saluran terbuka dan/atau jaringan pipa irigasi sangat diperlukan untuk penyiraman tanaman koleksi terutama pada musim kemarau panjang. Air penyiraman bisa diperoleh dari mata air, sumur artesis ataupun kolam dan danau. Saluran air alami terbuka, kolam atau danau dapat dipercantik dan dimanfaatkan sebagai unsur taman dan pemeliharaan koleksi tanaman air. Sementara itu saluran drainase terutama diperlukan untuk mengalirkan limpahan air hujan agar tidak menggenang di dalam kebun. d. Fasilitas pembibitan Fasilitas ini perlu tersedia di kebun raya untuk mempersiapkan bibit tanaman koleksi dan memperbanyak tanaman untuk pertamanan kebun raya atau untuk disebarluaskan. Pembibitan untuk tanaman koleksi perlu disediakan tempat khusus guna memudahkan pengelolaannya (khususnya pencatatan data koleksi). Di dalam area pembibitan perlu disediakan bak-bak penyemaian, rumah paranet untuk memelihara bibit - bibit muda, bedengan terbuka untuk menyimpan dan adaptasi bibit yang lebih dewasa, jaringan air untuk penyiraman, serta rumah kerja yang terdiri atas gudang penyimpanan peralatan dan sarana produksi bibit, tempat pengepotan, kantor, dan toilet. e. Rumah kaca dan lath house Perangkat ini dibutuhkan sebagai tempat pemeliharaan koleksi anggrek dan koleksi tanaman tertentu yang memerlukan perawatan khusus. Rumah kaca mungkin tidak dibutuhkan untuk kebun raya di daerah beriklim panas, tetapi lath house diperlukan untuk pengaturan intensitas cahaya matahari dan penataan display
23 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
f. Fasilitas registrasi koleksi Untuk pengelolaan data tanaman koleksi perlu disediakan ruangan yang memadai untuk pekerjaan pencatatan, pengolahan dan pendokumentasian atau penyimpanan data. Untuk kebun raya yang berukuran kecil ruang registrasi dapat disatukan dengan kantor administrasi agar lebih efisien dalam pemanfaatan lahan. g. Herbarium Gedung herbarikum dibutuhkan untuk mengelola koleksi spesimen herbarium yang dimanfaatkan sebagai alat bantu identifikasi tanaman, bahan penelitian dan koleksi keanekaragaman flora yang dikelola kebun raya. Koleksi herbarium dapat dimanfaatkan oleh pegawai kebun raya, peneliti, mahasiswa dan pelajar serta masyarakat. h. Fasilitas pengomposan pengomposan Fasilitas ini dibutuhkan untuk mengolah serasah/sampah organik dari kebun. Karena sifatnya yang kurang enak dipandang dan mengeluarkan aroma tidak sedap, maka lokasi pengomposan lebih baik dibuat terisolasi dari kegiatan lain. Adapun ruang yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengomposan adalah ruang pegawai, ruang penimbunan dan penyortiran, ruang pemrosesan, gudang dan toilet. i. Bengkel peralatan kebun Bengkel dibutuhkan untuk tempat perawatan dan perbaikan alat-alat mekanik kebun (mesin pemotong rumput, rover, dan traktor) agar selalu dalam kondisi siap pakai dan mempunyai umur teknis maksimum.
5.2.2. KEBUTUHAN UNTUK PENGELOLAAN PENGELOL AAN ADMINISTRASI a. Gedung kantor pengelola Sebagai sebuah institusi, kebun raya membutuhkan gedung kantor pengelola untuk men jalankan manajemen kelembagaan, kelembagaan, dimana pimpinan kebun raya dan staf administrasi administrasi menjalankan tugasnya. tugasnya. Selain ruang kerja pimpinan pimpinan dan staf, st af, di kantor ini juga dibutuhkan ruang pertemuan, ruang penerimaan tamu ( front desk dan ruang tunggu), dan fasilitas penunjang penunjang (mushola, toilet, dapur, gudang, pos satpam, dan area parkir kendaraan). b. Utilitas Untuk berfungsinya kantor pengelola dibutuhkan kelengkapan utilitas yang meliputi jaringan air bersih, bersih, jaringan jaringan listrik, dan jaringan jaringan telekomunikasi telekomunikasi (telepon, (telepon, fax, internet). 24 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.2.3. KEBUTUHAN UNTUK SIRKULASI PENGUNJUNG a. Area parkir kendaraan Fasilitas ini perlu disediakan di area penerimaan untuk mengakomodasi pengunjung yang menggunakan menggunakan kendaraan bermotor. b. Gerbang Gerbang berfungsi sebagai pintu masuknya pengunjung ke kebun raya dan sebagai ciri identitas kebun raya. Di lingkungan gerbang ini atau menyatu dengan gerbang umumnya terdapat loket untuk penjualan tiket masuk kebun raya, pos penjagaan dan papan-papan informasi. c. Jalan sirkulasi Pengunjung menjelajahi kebun melalui jalur-jalur sirkulasi yang disediakan. Jalur sirkulasi berupa jalan primer yang bisa dilalui kendaraan roda empat (boulevard dan jalan utama), jalan sekunder sekunder yang merupakan jalur pejalan kaki (berukuran agak agak lebar) dan jalan tersier tersier yang merupakan jalan setapak di dalam blok-blok k oleksi ataupun taman (berukuran lebih kecil dari jalan sekunder). d. Visitor center Visitor center merupakan tempat yang disediakan bagi pengunjung untuk mendapatkan informasi mengenai Kebun Raya (profil, kegiatan dan aspek-aspek lain yang menarik) serta tata tertib bagi pengunjung. pengunjung. e. Fasilitas pendukung Untuk kenyamanan pengunjung perlu disediakan tempat-tempat istirahat (gazebo, bangku taman), tempat pandang view yang menarik, toilet, mushola, dan bak sampah. Fasiltas tersebut perlu dirancang dengan seksama sehingga mudah dijangkau dan indah (serasi dengan lingkungan).
5.2.4. KEBUTUHAN UNTUK PELAYANAN JASA DAN INFORMASI a. Perpustakaan Perpustakaan sangat penting untuk pelayanan jasa ilmiah penyediaan sumber referensi di bidang botani, konservasi, hortikultura dan lingkungan. Perpustakaan ini dapat diakses oleh pegawai kebun raya, peneliti, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.
25 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
b. Wisma tamu Wisma tamu disediakan untuk tamu-tamu resmi kebun raya, khususnya peneliti. Pada saat-saat kosong, wisma ini juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat/wisatawan yang tertarik menikmati keindahan kebun raya secara lebih mendalam. c. Ampitheatre Ampitheatre merupakan ruang terbuka yang dilengkapi dengan bangku-bangku bangku-bangku taman dan panggung untuk menyelenggarakan acara-acara khusus. d. Papan-papan informasi Papan-papan Papan-papan informasi dibutuhkan untuk memberikan informasi tentang tanaman koleksi dan ekosistem yang menarik, isu-isu konservasi dan lingkungan yang up to date, date, serta petunjuk arah di dalam kebun. e. Fasilitas pemasaran produk produk perkebunrayaan Fasilitas ini berupa kios atau toko untuk memberikan layanan jasa penjualan produk yang dihasilkan ataupun disediakan kebun raya, seperti bibit tanaman, kompos, buku atau jurnal kebun raya dan barang-barang barang-barang cinderamata. Fasilitas ini dapat dipadukan dengan kafetaria atau restoran untuk memperkuat pendanaan kebun raya.
Tapak yang tersedia untuk rencana pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare berupa kawasan hutan heterogen di tengah kota (Hutan Kota Jompie) yang dikelilingi oleh kawasan pemukiman penduduk. Luas keseluruhan tapak sekitar 13,5 ha.
5.3.1. POSISI TAPAK Tapak Kebun Raya Jompie Parepare terletak sekitar 150 km di sebelah Utara Ibu Kota Sulawesi Selatan, Makassar, dengan waktu tempuh sekitar 2 – 3 jam perjalanan darat menggunakan kendaraan bermotor roda empat. Lokasi ini hanya berjarak sekitar 2,5 km dari pusat kota Parepare. Secara administartif, tapak Kebun Raya Jompie, terletak di Kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan Soreang, Parepare dan merupakan bagian dari hutan Alitta pada ketinggian 5 - 55 m dpl.
26 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.2. AKSESIBILITAS Tapak Kebun Raya Jompie Parepare dikelilingi jalan umum beraspal hotmix yang terhubung dengan jaringan jalan perkotaan. Dengan demikian lokasi ini mudah dicapai dengan kendaraan pribadi ataupun dengan angkutan umum yang tersedia (pete-pete). Terdapat empat jalur akses untuk mencapai lokasi Kebun Raya Jompie Parepare (Gambar 4), yaitu: 1. Melalui jalan poros Makassar – Tana Toraja menuju Jalan Industri Kecil 2. Melalui jalan poros Makassar – Tana Toraja menuju Jalan Ahmad Yani 3. Dari pusat kota melalui Jalan Jompie 4. Dari pusat kota melalui Jalan Yusuf Madjid
Gambar 5. 5. Analisis aksesibilitas Kebun Raya Jompie Parepare
27 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.3. TATA GUNA WILAYAH Berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah Kota Parepare, kawasan Hutan Kota Jompie ditetapkan sebagai kawasan hijau yang berfungsi sebagai paru-paru kota, obyek wisata, kawasan pelestarian alam, dan tempat penelitian bidang biologi/botani. Sementara itu kawasan di sekitarnya merupakan daerah perkampungan yang padat penduduk, bahkan sebagian lahan Hutan Kota Jompie telah berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk. Sejumlah 58 rumah (kepala keluarga) yang menghuni kawasan Hutan Kota ini telah berhasil dipindahkan keluar dari kawasan, namun beberapa masih ada yang menetap di bagian pinggir kawasan sehingga tidak seluruh kawasan hutan ini bisa dimanfaatkan untuk pembangunan kebun raya.
Gambar 6. Tata guna wilayah Hutan Kota Jompie Parepare (Sumber: Google Earth)
28 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.4. SIRKULASI Tapak Kebun Raya Jompie memiliki sistem sirkulasi eksisting yang cukup terbuka, meskipun telah dibangun pagar pembatas yang jelas, karena:
- Tapak dikelilingi jalan beraspal yang menjadi sarana mobilitas penduduk; - Di dalam tapak terdapat jalan setapak yang disediakan untuk mobilitas di dalam tapak. - Terdapat lima pintu masuk ke dalam tapak yang dengan mudah dapat diakses penduduk untuk memanfaatkan sumber air/mata air atau mencari kayu bakar yang ada di dalam tapak. Kondisi ini bila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sangat rawan untuk keamanan tapak. Namun terlepas dari potensi permasalahan tersebut, fasilitas sirkulasi yang ada sangat menguntungkan untuk perancangan kebun raya karena telah tersedia desain awal yang dapat dikembangkan lebih lanjut
Gambar 7. Sistem sirkulasi di dalam dan di luar tapak
29 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.5. TOPOGRAFI Topografi tapak bergelombang dengan kemiringan mayoritas berkisar antara 1 : 3 – 1 : 7 sehingga rencana pengembangan tapak harus dilakukan secara cermat berdasarkan kesesuaian karakteristik jenis pengembangan. Bagian tertinggi dari tapak terletak di bagian timur (55 m dpl) dan terendah di bagian barat (5 m dpl) di sekitar kolam renang (Gambar 8). Topografi demikian akan sangat membantu untuk menciptakan lanskap yang indah. Beberapa pekerjaan cut & fill ringan mungkin diperlukan untuk pekerjaan fisik jalan dan bangunan gedung. Sedangkan untuk penanaman tanaman koleksi dan pembuatan taman dapat disesuaikan atau mengikuti kontur alami yang ada.
Gambar 8. Analisis kelerengan
30 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.6. HIDROLOGI Permukaan yang bergelombang dengan dua alur air yang miring ke arah Barat dan sedikit lahan datar mengakibatkan drainase permukaan alami untuk tapak ini cenderung bagus (Gambar 9). Aliran air permukaan akan mengikuti lereng yang miring ke arah Barat, dan tidak terdapat potensi daerah yang tergenang. Di lahan ini terdapat 3 buah mata air yang berada di belahan selatan tapak. Namun permasalahannya, mata air tersebut kering atau sangat berkurang debit airnya pada musim kemarau. Selain itu mata air dan alurnya terletak di tempat yang lebih rendah, sehingga sulit dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air, kecuali dengan bantuan perangkat penampung air dan pompa air. Alternatif lainnya, penyediaan air dapat dilakukan melalui pembuatan sumur artesis dan air bersih dari PDAM.
Gambar 9. Analisis drainase pada permukaan tapak
31 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.7. VEGETASI EKSISTING Sebagian besar permukaan tapak tertutup vegetasi yang beragam, sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya erosi tanah dan longsor. Karena sebagian lahan merupakan bekas lahan pemukiman dan perkebunan maka sebagian jenis-jenis vegetasi yang ada merupakan tanaman pekarangan dan perkebunan yang ditanam oleh penduduk. Sebagian lainnya merupakan hutan sekunder dan semak (Gambar 10). Daftar tanaman yang telah berhasil diidentifikasi disajikan pada Tabel 1. Untuk keperluan pengelolaan tanaman koleksi dan pembangunan faslitas penunjang yang diperlukan, pengurangan dan penambahan individu tumbuhan perlu dilakukan dengan cermat dan bertahap agar tidak menimbulkan perubahan mikroklimat secara drastis.
Gambar 10.
Analisis vegetasi eksisting
32 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.8. VIEW Pemandangan terbaik terdapat di sekitar bangunan gedung yang telah ada (Baruga) ke arah teluk Parepare di bagian barat (Gambar 11). Pemandangan dekat yang bersifat bersifat positif adalah pemandangan ke arah tegakan hutan. Sebaliknya, keberadaan pemukiman penduduk di tepi tapak menimbulkan pemandangan yang kurang baik dari dalam tapak. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan penyusunan vegetasi di sepanjang pagar batas tapak.
3
Gambar 11. Analisis view 33 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
5.3.9. STRUKTUR EKSISTING Tapak perencanaan dikelilingi oleh jalan raya (jalan aspal). Bangunan fisik yang terdapat di dalam lahan perencanaan meliputi bangunan pagar permanen, jalan paving, jalan setapak, gedung/rumah permanen, kolam (mata air), pemukiman penduduk dan kolam renang (Gambar 12). Semua bangunan fisik yang ada dalam kondisi kurang terawat dan perlu perbaikan yang menyeluruh.
A
g
a
b
c
d
e
f
B
C
j
h
i
k
Gambar 12. Bangunan-bangunan yang telah ada di tapak perencanaan: a. Pagar keliling b. Jalan paving; c. Jalan aspal;; d. Baruga; e dan f. Rumah kasa; g. Jalan setapak; h. Toilet; i. Gazebo; j. Kolam renang; k. Gerbang masuk kolam renang
34 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
6 Konsep desain
P
ulau Sulawesi merupakan kawasan istimewa bagi dunia flora dan fauna karena kekayaan dan keunikan keanekaragaman hayati yang ada serta banyaknya jenis
endemik. Kawasan ini banyak mendapat perhatian dan dikenal luas sebagai kawasan Wallacea. Mengingat kekayaan flora Wallacea dewasa ini mengalami tekanan-tekanan yang mengancam kelestariannya, maka sejak beberapa tahun terakhir mulai dibangun dua kebun raya di Sulawesi Selatan, yaitu Kebun Raya Enrekang di Kabupaten Enrekang dan Kebun Raya Pucak di Kabupaten Maros. Hal tersebut menjadi pertimbangan khusus dalam merancang dan merencanakan pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare ini, terutama dalam hal pemilihan tema perancangan dan identitas kebun raya ini agar tidak terjadi tumpang tindih di antara ke tiga Kebun Raya yang akan ada di Sulawesi Selatan tersebut. Melalui penelaahan, diskusi dan konsultasi, akhirnya tema perancangan Kebun Raya Jompie ditetapkan sebagai berikut: “Kebun Raya Jompie Parepare sebagai pusat koleksi dan konservasi tumbuhan kawasan pesisir Wallacea dengan menonjolkan keanekaragaman tumbuhan obat, tumbuhan adat dan ethnobotani Sulawesi Selatan”. Hal ini tidak berarti bahwa fungsi Kebun Raya Jompie Parepare hanya terbatas pada koleksi dan konservasi keanekaragaman tumbuhan saja. Tetapi sesuai dengan definisi kebun raya yang diakui secara global, maka Kebun Raya Jompie akan difungsikan pula sebagai tempat pendidikan, penelitian dan wisata. Oleh karena itu dalam perancangan Kebun Raya Jompie ini konsep penataan tapak dan tanaman koleksi didasarkan pada keselarasan fungsi-fungsi kebun raya yang akan dikembangkan. Secara umum konsep dasar perancangan Kebun Raya Jompie adalah sebagai berikut: 1. Tapak Kebun Raya Jompie Parepare dirancang terdiri atas zona-zona fungsional yang terpadu, indah, aman dan nyaman untuk kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, dan rekreasi. 2.
Pengaturan
koleksi
tanaman
dirancang
dalam
bentuk
taman-taman
tematik
berdasarkan nilai dan potensi kegunaannya agar lebih informatif, mudah dipahami dan menarik.
35 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
3. Mengingat ukuran Kebun Raya Jompie yang relatif kecil, maka perencanaan fasilitasfasilitas pendukung kegiatan perkebunrayaan dilakukan secara minimal. 4. Sistem sirkulasi pengunjung dirancang dapat menjangkau seluruh lokasi kebun raya melalui jalur-jalur pedestrian dan jalan setapak; akses mobil sangat dibatasi. 5. Pengembangan Kebun Raya Jompie dirancang secara bertahap sesuai dengan kemampuan pengelolaan dan finansial.
Pembagian ruang atau zonasi di dalam area kebun raya didasarkan atas pertimbangan fungsi kebun raya dan karakteristik lokasi. Secara makro terdapat lima zona utama, yaitu zona penerimaan, zona publik, zona pendukung, zona koleksi, dan zona hutan, seperti terlihat pada Gambar 13 berikut.
Gambar 13. Konsep tata guna ruang Kebun Raya Jompie Parepare
36 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
a. Zona koleksi Zona koleksi mencakup sebagian besar luasan tapak karena merupakan area untuk penanaman, pemeliharaan dan peragaan ( display ) spesimen tanaman koleksi yang ditata berdasarkan konsep tertentu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan untuk pembangunan kebun raya (diuraikan lebih lanjut pada bab berikutnya). Zona ini sengaja dipisahkan dari zona lainnya dengan tujuan untuk memudahkan perencanaan penataan dan pengelolaan tanaman koleksi. Meskipun demikian zona koleksi tidaklah eksklusif untuk kegiatan pengelolaan koleksi saja, tetapi beberapa jenis aktivitas lainnya yang tidak mengganggu keamanan tanaman koleksi, seperti penelitian, pendidikan dan rekreasi juga dapat dilaksanakan di zona ini. Oleh karena itu di zona koleksi juga disediakan fasilitas-fasilitas seperti jalan pedestrian dan jalan setapak, shelter atau gazebo, bangku taman, papanpapan interpretasi, dan sebagainya untuk kenyamanan pengunjung.
b. Zona penerima Zona penerima merupakan area yang dialokasikan untuk memberikan pelayanan kepada pengunjung kebun raya dan didesain secara khusus, tetapi tetap konsisten dengan tema dasar kebun raya, agar dapat memberikan impresi yang menonjol tentang Kebun Raya Jompie Parepare. Komponen zona penerima meliputi tempat parkir kendaraan, pintu gerbang lengkap dengan sarana tiketing, boulevard, pusat informasi dan perpustakaan. Zona ini juga dapat menjadi bagian dalam kegiatan pendidikan di kebun raya.
c. Zona hutan Zona hutan merupakan area yang karena karakter fisik dan kondisi vegetasinya yang khas sengaja dipertahankan sebagai hutan dengan tujuan untuk menjaga kelestarian sumber air dan menjadi referensi tentang sejarah vegetasi di kawasan tersebut (sebagai remnant forest ). Untuk mempertahankan kondisi vegetasi hutan, maka di tempat yang relatif terbuka dapat dilakukan pengkayaan dengan jenis tanaman yang terdapat di hutan tersebut. Keberadaan area hutan ini akan sangat bermanfaat untuk kegiatan pendidikan dan penelitian. Pada perkembangan lebih lanjut area ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat latihan keterampilan kepramukaan, outbound dan sebagainya.
d. Zona pengelola Zona pengelola karena merupakan area yang dikhususkan bagi pengelola kebun raya untuk melakukan aktivitas kedinasan yang mendukung kelancaran manajemen kebun raya. Berbeda dengan zona lainnya, zona ini bersifat tertutup untuk pengunjung umum; 37 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
hanya pengunjung yang mempunyai keperluan urusan kedinasan dapat diterima di zona ini. Komponen yang terdapat di zona ini terdiri atas kantor pengelola, pembibitan, pengomposan, herbarium, laboratorium, bengkel, gudang dan wisma tamu.
e. Zona publik Zona ini merupakan area terluar kebun raya yang dapat dikunjungi publik tanpa membeli tiket tanda masuk. Zona ini pada prinsipnya merupakan tempat pelayanan jasa dan informasi serta pemasaran produk-produk yang dihasilkan atau disediakan oleh kebun raya. Oleh karena itu fasilitas yang disediakan meliputi perpustakaan, kantor pelayanan, kios-kios penjualan produk dan restauran.
Penataan (display ) tanaman koleksi Kebun Raya Jompie Parepare tidak didasarkan pada satu pola saja, melainkan merupakan kombinasi dari tiga pola yang berdeda, yaitu pola taman tematik, pola klasifikasi tumbuhan dan pola arboretum. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memperkaya informasi yang dapat diserap pengunjung serta menciptakan suasana yang lebih variatif dan menarik. a. Penataan berdasarkan pola klasifikasi tumbuhan Tanaman koleksi ditanam pada petak-petak koleksi (dalam istilah Kebun Raya Indonesia disebut Vak), dimana setiap petak merepresentasikan satu suku (famili) tumbuhan tertentu. Berikut adalah suku-suku tumbuhan yang dapat dikolelsi di Kebun Raya Jompie Parepare,
namun
mengingat
keterbatasan
lahan
perlu
dilakukan
seleksi
untuk
menetapkan koleksi prioritas.
Daftar Tanaman (Suku) Calon Koleksi Kebun Raya Jompie Parepare terdiri dari:
Typhaceae Pandanaceae Alismataceae Butomaceae Hydrocharitaceae Gramineae Cyperaceae Arecaceae Cyclanthaceae Proteaceae Santalaceae Opiliaceae Olacaceae
Araceae Lemnaceae Flagellariaceae Bromeliaceae Commelinaceae Pontederiaceae Roxburgiaceae Liliaceae Smilacaceae Crasulaceae Saxifragaceae Pittosperaceae Rosaceae
Agavaceae Amarylidaceae Hipoxidaceae Taccaceae Dioscoreaceae Iridaceae Strelitziaceae Musaceae Zingiberaceae Elaeocarpaceae Tiliaceae Malvaceae Bombacaceae
Cannaceae Marantaceae Orchidaceae Casuarinaceae Piperaceae Chleranthaceae Salicaceae Moraceae Urticaceae Onagraceae. Haloragaceae Araliaceae Myrsinaceae 38 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Laranthaceae Aristolochiaceae Polygonaceae Amaranthaceae Portulacaceae Basellaceae Nymphaceae Menispermaceae Magnoliaceae Annonaceae Myristicaceae Monimiaceae Lauraceae Hernandiaceae Moringaceae Nephenthaceae Podostemaceae
Gambar 14.
Fabaceae Oxalidaceae Erythroxylaceae Rutaceae Simarubaceae Burseraceae Meliaceae Malphigiaceae Polygalaceae Euphorbiaceae Anacardiaceae Celastraceae Sapindaceae Balsamninaceae Rhamnaceae Vitaceae Leeaceae
Sterculiaceae Dilleniaceae Ochnaceae Clusiaceae Tamaricaceae Flacourtiaceae Passifloraceae Cactaceae Thymelaceae Elaeognaceae Sonneraliaceae Punicaceae Lecythidaceae Alangiaceae Combretaceae Myrtaceae Melastomataceae
Sapotaceae .Ebenacae Loganiaceae Oleaceae Apocynaceae Asclepiadaceae Convolvulaceae Boraginaceae Verbenaceae Labiataceae Solanaceae Bignoniaceae Acanthaceae Rubiaceae Cucurbitaceae Campanulaceae Asteraceae
Konsep penataan tanaman koleksi Kebun Raya Jompie Parepare
39 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
b. Penataan berdasarkan pola taman tematik Tanaman koleksi dikelompokkan berdasarkan kegunaannya dan ditampilkan dalam bentuk taman-taman yang indah, yaitu taman aromatik, taman industri, taman hias, taman buah, taman obat Bugis, dan taman adat Bugis. Selain itu tanaman koleksi juga dikelompokkan dan ditata dalam taman-taman tematik berdasarkan karakteristik habitatnya, yaitu taman air, taman kering dan taman pesisir.
Gambar 15. Konsep taman-taman tematik
c. Penataan berdasarkan pola arboretum Arboretum merupakan koleksi khusus pohon-pohonan yang ditata secara mengelompok sehingga membentuk formasi hutan. Arboretum di Kebun Raya Jompie akan dikhususkan untuk koleksi pohon-pohon penghasil kayu berkelas.
40 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Jalur sirkulasi di dalam Kebun Raya Jompie terbagi menjadi dua macam jalur yaitu jalur primer untuk kendaraan berupa boulevard yang menghubungkan gerbang utama sampai ke visitor center dan jalur sekunder berupa jalan setapak untuk pejalan kaki (Gambar 16). Jalur-jalur ini antara lain dirancang untuk memudahkan mobilitas pengkoleksian tanaman, yaitu mulai dari penanaman, kegiatan rutin perawatan, penelitian serta berguna bagi penjagaan keamanan kebun
Gambar 16. Konsep rancangan jalur sirkulasi Kebun Raya Jompie Parepare
41 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Dalam Gambar 17 dikemukakan konsep rancangan peletakan bangunan-bangunan dan sarana fisik untuk mendukung kegiatan-kegiatan dasar dari sebuah kebun raya. Bangunan-bangunan
fisik
yang
dimaksud
meliputi
gerbang,
bangunan
gedung
perkantoran untuk menampung kegiatan administratif, pusat data flora, toserba flora, wisma tamu, pengomposan, pembibitan dan visitor center .
Gambar 17. Konsep rancangan sarana dan prasarana Kebun Raya Jompie Parepare
42 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Struktur dasar dari organisasi pengelola kebun raya terdiri atas tiga bagian utama, yaitu (a) bagian konservasi ex situ yang bertanggungjawab terhadap pemeliharaan, registrasi dan pengembangan maupun pemanfaatan koleksi; (b) bagian administrasi yang bertanggungjawab terhadap urusan kepegawaian, keuangan dan sarana/prasarana; dan (c) bagian pelayanan publik (jasa dan informasi) yang bertanggungjawab terhadap kehumasan, pelayanan jasa, dokumentasi dan publikasi. Ketiga bagian tersebut dikoordinasikan oleh seorang kepala yang bertanggungjawab kepada kepala daerah atau satuan kerja tertentu yang sesuai dengan kerangka struktur kepemerintahan daerah.
WALI KOTA
BAPPEDA
Gambar 18. Alternatif struktur organisasi Kebun Raya Jompie Parepare 43 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
7 Desain Master Plan
Gambar 19.
Master Plan Kebun Raya Jompie Parepare
44 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Berikut disajikan gambar-gambar ilustrasi dan foto-foto untuk memberikan arahan atau acuan bagi pembangunan dan pengembangan komponen-komponen fisik yang terdapat pada setiap zona di Kebun Raya Jompie Parepare. Dalam implementasi pembangunan dan pengembangannya dapat saja dimunculkan rancangan yang berbeda dengan arahan ini, namun perancangannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tetap konsisten menampilkan tema kebun raya yang telah ditetapkan.
7.2.1 ZONA KOLEKSI
h
g
Legenda a. Taman anggrek b. Taman aromatik c. Taman obat Bugis d. Taman adat Bugis e. Taman air f. Taman buah g. Taman mangrove h. Taman kering i. Taman paku-pakuan j. Taman palem k. Taman tanaman hias l. Arboretum
e
i a j
d c
k
b
l f
KEY PLAN ZONA KOLEKSI
Gambar 20. Key plan zona koleksi a. Taman anggrek
Menampilkan berbagai jenis anggrek, khususnya dari Kawasan Wallacea. Koleksi anggrek dipelihara dalam pot-pot di bawah naungan (lath house) maupun ditanam secara alami di taman yang dibuat di sekitar lath house (anggrek
epifit
menempel
pada
pohon
sedangkan anggrek terestrial di tanah).
Lath house mempunyai fungsi utama mengkondisikan area yang ditutupinya mendapat intensitas
cahaya
matahari
tertentu
(seperti
layaknya
pohon
peneduh).
Secara
konvensional lath house dibuat dari bilah-bilah papan yang diatur kerapatannya sedemikian rupa sehingga sinar matahari yang lolos sesuai dengan yang dikehendaki.
45 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Dewasa ini bahan pengatur intensitas sinar matahari yang sering digunakan adalah paranet yang memiliki berbagai ukuran (mash).
Gambar 21.
Ilustrasi taman anggrek
Gambar 22. Ilustrasi taman anggrek di bawah lath house yang terbuat dari bilah (atas) dan paranet (bawah)
46 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
b. Taman aromatik Berbagai jenis tanaman mempunyai aroma wangi yang menarik, baik yang langsung terpancarkan atau terkandung di dalam bagian-bagian tanaman. Lokasi taman aromatik adalah di sekitar jalan boulevard untuk menimbulkan kesan surprise bagi pengunjung.
Gambar 23. Ilustrasi taman aromatik
c. Taman adat Bugis Taman ini menyajikan koleksi jenis-jenis tanaman yang dimanfaatkan untuk upacaraupacara adat Bugis. Selain sebagai koleksi dan ditata indah sebagai taman, taman adat (dan juga taman obat) Bugis juga dimaksudkan untuk melestarikan kearifan anak bangsa dalam memperlakukan tumbuhan dan lingkungan.
Gambar 24. Ilustrasi taman adat Bugis
47 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
d. Taman obat Bugis Taman ini berisi koleksi tanaman bermanfaat obat (biofarmaka) yang dimanfaatkan oleh masyarakat Bugis. Selain dapat melihat dan mengetahui kegunaan berbagai jenis tanaman, pengunjung juga dapat menikmati keindahan taman dan diharapkan dapat memberikan inspirasi dalam pengelolaan TOGA (tanaman obat keluarga).
Gambar 25. Ilustrasi taman obat Bugis
e. Taman air Menampilkan berbagai jenis tanaman yang hidup habitat air, baik yang mengambang, mengapung, berakar di dasar perairan maupun yang tumbuh di tepian air, di kolam-kolam buatan di Kebun Raya Jompie.
Gambar 26. Koleksi tanaman air sebagai taman air di Kebun Raya Bogor 48 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Kolam Kolam mempunyai banyak fungsi, diantaranya sebagai penampung air untuk menjaga ketersediaan air bagi penyiraman tanaman, sebagai tempat/habitat koleksi tanaman air dan sebagai unsur taman yang menambah keindahan kebun raya. Dengan dibuatnya beberapa kolam di alur-alur air yang ada diharapkan akan didapatkan cadangan air, namun untuk penyiraman masih diperlukan sumber air lain (misalnya sumur artesis). Pembuatan kolam dengan menggunakan alas plastik atau geotextile sesuai untuk kondisi tanah yang porous seperti di Kebun Raya Jompie Parepare.
Gambar 27. Pemakaian plastik geotextile pada kolam dan dek kayu pada badan air
Gambar 28.
Bentuk-bentuk kolam di Kebun Raya Bogor 49 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
f. Taman buah Menampilkan berbagai jenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dikonsusmsi dalam kondisi segar maupun melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Jenis tumbuhan buah yang dikoleksi diprioritaskan berasal dari Kawasan Wallacea.
Gambar 29. Ilustrasi taman buah
g. Taman pesisir Taman ini berisikan berbagai jenis tumbuhan pesisir, khusunya di kawasan Sulawesi Selatan, yang hidupnya banyak dipengaruhi oleh kondisi lautan
Gambar 30.
Ilustrasi taman pesisir 50 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
h. Taman kering Taman kering, atau yang dikenal juga dengan nama taman gurun mempunyai elemen hijau berupa jenis-jenis tanaman yang umumnya jenis sukulen (Gambar 31). Taman ini dimaksudkan untuk menonjolkan kemampuan adaptasi tumbuhan terhadap kondisi ekstrim.
Gambar 31. Ilustrasi taman kering
Gambar 32. Taman Mexico, Kebun Raya Bogor 51 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
i. Taman Palem Menampilkan berbagai jenis palem yang banyak terdapat di Kawasan Wallacea, khususnya di daerah pesisir.
Gambar 33. Ilustrasi taman palem
j. Taman tanaman industri Banyak jenis tanaman yang dimanfaatkan untuk keperluan industri, tidak hanya sekedar diambil kayunya saja. Industri yang berbahan dasar tanaman meliputi industri obat, kosmetik, pakaian/serat, kertas dll. Gambaran penataan taman tanaman industry dapat dilihat pada Gambar 34 di bawah ini.
Gambar 34. Ilustrasi taman tanaman industri 52 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
k. Taman tanaman hias Kemolekan berbagai jenis tanaman banyak dimanfaatkan sebagai elemen taman. Jenis jenis tanaman yang dikenal sebagai tanaman hias ini, khususnya yang berasal dari daerah Wallacea, dikoleksi secara khusus dalam bentuk taman. Taman ini merupakan taman tematik, elemen hijaunya merupakan tanaman koleksi, dengan demikian berbeda dengan taman hias yang juga menghiasi Kebun Raya Jompie ini (Gambar 35) .
Gambar 35. Ilustrasi taman tanaman hias
l. Arboretum Menampilkan berbagai jenis pohon-pohonan, khususnya dari jenis-jenis penghasil kayu yang berkualitas.
Gambar 36. Ilustrasi arboretum 53 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
7.2.2. ZONA PENGELOLA c
b
a Legenda
a. Kantor Pengelola b. Pembibitan c. Pengomposan d. Wisma tamu
d KEY PLAN ZONA PENGELOLA
Gambar 37. Key plan zona pengelola a. Kantor pengelola Gedung
kantor
pengelola
merupakan
kantor
administrasi
bagi Kepala Kebun Raya Jompie, pimpinan unit koleksi, pimpinan dan
staff
unit
tatausaha
administrasi/ (kepegawaian,
administrasi
umum
dan
keuangan) serta pimpinan dan staff unit pelayanan jasa ilmiah. Masing-masing
unit
kerja
me-
merlukan ruang kerja ditambah dengan ruang rapat (ruang rapat kecil, bersebelahan dengan ruang Kepala Kebun Raya), ruang rapat besar (kapasitas 20-30 orang), ruang tamu (lobi), pantry, toilet dan
gudang.
Gedung
kantor
pengelola ini terdiri atas dua lantai; lantai 1 untuk Pusat Data Flora, sedangkan lantai 2 untuk kantor pengelola. Gambar 38.
Model bangunan dan layout ruangan kantor pengelola 54 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
b. Pembibitan Pembibitan dirancang untuk menghasilkan tanaman koleksi dan tanaman non koleksi. Fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembibitan adalah: a. Rumah paranet untuk memberikan naungan pada bak-bak penyemaian dan bedengan pemeliharaan bibit muda b. Bak-bak penyemaian Gambar 39. Model rumah paranet
c. Bedengan pemeliharaan bibit d. Jaringan pengairan (tower dan jaringan pipa air). e. Rumah kerja
gudang
Ruang Kerja
Pemrosesan biji
Gambar 40. Model bak penyemaian Toilet
Ruang umum Locker
Gambar 41. Model bedengan pemeliharaan
Bak penyemaian di bawah paranet Tempat pengepotan & penyimpanan media Bak pemeliharaan bibit muda (di bawah paranet) Rumah kerja pembibitan Pintu masuk Tower penyimpanan air Pagar Bedengan pemeliharaan bibit (terbuka)
Gambar 42. Layout areal pembibitan 55 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
c. Fasilitas pengomposan Kebun raya menghasilkan banyak bahan organik, baik dari guguran daun maupun hasil pemangkasan rumput atau tanaman. Bahan-bahan organik ini sangat baik dijadikan pupuk kompos untuk memenuhi kebutuhan pupuk di Kebun Raya atau (kalau berlebih) dapat dijual untuk memperkuat pendaaan.
Gambar 43. Proses dan fasilitas pengomposan
56 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
7.2.3. ZONA PENERIMA
c
b
a
Legenda
a. Pintu gerbang b. Boulevard c. Visitor center
KEY PLAN ZONA PENERIMA
Gambar 44. Key plan zona penerima a. Pintu gerbang Gerbang Kebun Raya Jompie dirancang indah dan gagah dengan filosofi: pertama, menyambut dan menghargai tamu pengunjung yang datang; kedua, memberi penekanan bahwa dibalik gerbang ini terdapat koleksi yang tidak ternilai di bidang keilmuan dan konservasi; dan ketiga, menjadi land mark atau identitas Kebun Raya Jompie Parepare. Rancangan bangunan pintu gerbang berbentuk arc yang telah mendunia dimodifikasi dengan memasukkan unsur arsitektur lokal, yaitu dengan menampilkan kekhasan bentuk atap yang merupakan unsur dominan dari rumah adat Sulawesi Selatan dapat direkomendasikan. Perpaduan ini bermakna bahwa Kebun Raya Jompie yang berada di Sulawesi Selatan ini merupakan kebun raya tingkat dunia. Meskipun demikian bentukbentuk lain tang lebih menonjolkan kekhasan budaya lokal juga dapat dipertimbangkan untuk dikembangkan. .
Gambar 45. Bentuk-bentuk pintu gerbang yang direkomendasikan
57 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Gambar 46. Berbagai bentuk pintu gerbang kebun raya dunia
b. Boulevard Boulevard adalah jalan yang relatif lebar dan lurus yang ditata secara khusus untuk membangkitkan impresi tertentu. Jalan ini terletak di zona penerima menghubungkan pintu gerbang dengan visitor center dan diharapkan dapat menjadi daya tarik tersendiri. Kesan yang ingin ditimbulkan adalah keindahan (penataan taman di sepanjang jalan serta taman wangi yang memberikan aroma menarik), kelegaan (ukurannya yang lebar) dan kemegahan (aksesori penunjang).
Gambar 47. Ilustrasi boulevard
Gambar 48. Boulevard di Kebun Raya Bogor dan Purwodadi 58 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
c. Visitor center Bangunan visitor center dirancang memiliki multi fungsi, yaitu sebagai pusat informasi perkebunrayaan serta kegiatan pendidikan lingkungan dan konservasi, sekaligus sebagai menara pandang untuk memperoleh view kebun raya secara keseluruhan mengingat lokasinya yang terletak di punggungan bukit (menggantikan bangunan Baruga yang lama). Bangungan ini dibuat bertingat dua, dimana di lantai dua pengunjung dapat dengan bebas mengamati setiap sudut kebun raya dari ketinggian. Untuk itu, bangunan lantai dua bisa berisfat terbuka (tidak diberi atap) ataupun tertutup (diberi atap) tetapi dindingnya tembus pandang.
Gambar 49. Beberapa alternatif model bangunan pusat informasi atau visitor center d. Papan peta lokasi
Gambar 50. Papan informasi yang memuat peta Kebun Raya Bogor 59 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
7.2.4. ZONA PUBLIK
b a
Legenda
a. Area parkir b. Kios pemasaran produk KEY PLAN ZONA PUBLIK
Gambar 51. Key plan zona publik a. Area parkir Area parkir Kebun Raya Jompie Parepare ditempatkan di bagian paling depan, dekat pintu gerbang, area perkantoran dan kios pemasaran produk kebun raya (lihat gambar di samping). Kapasitas area parkir sekitar 15 kendaraan seukuran mini bus.
Gambar 52. Ilustrasi area parkir
b. Kios pemasaran produk (Toserba Flora) Toko ini diselenggarakan oleh pengelola kebun raya dan menyediakan keperluan berkebun/ bertaman khususnya untuk rumah tangga, seperti peralatan berkebun, pot-pot bunga, pupuk, bibit tanaman serta buku-buku tentang tanaman dan pertamanan.
60 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
Gambar 53. Ilustrasi toserba flora
7.2.5. RANCANGAN KOMPONEN PENUNJANG a. Jaringan saluran air Saluran air buatan (drainase dan irigasi) diperlukan agar tanaman mendapakan air cukup dan tidak tergenang pada waktu hujan. Alur sungai dibendung (cekdam) secara bertingkat-tingkat. Air yang tergenang dapat dipompa untuk penyiraman. Bentuk saluran air disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya dan berfungsi sebagai elemen taman yang mampu memperindah tampilan taman. Gambar 54. Ilustrasi cekdam pada aliran air
Gambar 55. Ilustrasi variasi model saluran air 61 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
b. Jaringan jalan dan jembatan Terdapat dua macam jalan di dalam Kebun Raya Jompie, yaitu jalan aspal untuk kendaraan dan jalan setapak/pedestrian. Jalan aspal yang akan dibangun di Kebun Raya Jompie tidak terlalu panjang, berupa boulevard yang menghubungkan gerbang utama sampai ke visitor center, selebihnya berupa jalan setapak sebagai sarana jalan di dalam kebun. Ada beberapa cara pengerasan jalan setapak, antara lain dengan batu (gico), batu belah, conblock, grassblock, semen, batu bata dan dengan rumput. Masing-masing cara perkerasan jalan tersebut disesuaikan dengan lokasi dari jalan setapak yang akan dibuat agar serasi dengan lingkungannya dan dapat menambah keindahan. Sementara itu jembatan untuk pedestrian bentuknya dapat dibuat bervariasi, tergantung dengan lokasinya, karena jembatan juga dapat menjadi unsur taman. Jembatan untuk pedestrian ini tidak hanya yang melintas di atas permukaan air (jembatan lengkung, jembatan gantung, jembatan kayu dll) tetapi dapat juga berupa batu-batu pijakan/ batu lompatan.
Gambar 56. Berbagai bentuk jalan setapak
Gambar 57. Berbagai bentuk jembatan kayu
62 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
c. Pagar
Gambar 58. Beberapa contoh model pagar yang direkomendasikan
d. Papan informasi
Gambar 59. Beberapa contoh papan informasi
63 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
a. Papan nama tanaman
b.
standar di Kebun Raya Bogor
Gambar 60. Papan nama tanaman yang dipakai di berbagai kebun raya
c. Papan penunjuk arah
Gambar 61. Beberapa alternatif papan penunjuk arah 64 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
d. Papan larangan
Gambar 62. Papan larangan dengan redaksi berupa himbauan ( Oleh: Aryana Happyanto)
Gambar 63. Papan larangan yang dipasang di beberapa kebun raya
e. Papan keterangan / interpretasi
Gambar 64.
Papan interpretasi yang direkomendasikan dan contoh model lainnya
65 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
f. Bangku taman
Gambar 65. Bangku taman Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan
Gambar 66. Beberapa contoh bangku taman
66 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
g. Bak sampah
Gambar 67. Tempat sampah di Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan Gambar
Gambar 68. Beberapa contoh tempat sampah
h. Gazebo
Gambar 69. Gazebo Kebun Raya Bogor yang direkomendasikan
Gambar 70. Beberapa alternatif model gazebo
67 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
i. Pergola
Gambar 71. Beberapa alternatif bentuk pergola
j. Lampu taman
Gambar 72. Beberapa model bentuk lampu taman
68 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
k. Toilet
Gambar 73. Beberapa model bangunan toilet umum
l. Peralatan kebun
Gambar 74. Peralatan kebun untuk pemeliharaan koleksi
69 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
8 Estimasi Biaya dan Tahapan Pembangunan
B
erikut adalah estimasi biaya yang diperlukan untuk pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare menurut desain yang dikembangkan dalam master plan ini. Uraian
biaya disusun berdasarkan jenis komponen dasar pada setiap zona. Namun mengingat bahwa pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan dana dan sumberdaya lainnya, maka pada uraian biaya ini juga diberikan usulan pentahapan pembangunan masing-masing komponen. Dengan asumsi bahwa pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare akan dilaksanakan dalam tiga tahap, maka pada masing-masing komponen diberikan angka 1, 2 atau 3 untuk menunjukkan bahwa komponen tersebut sebaiknya dibangun pada tahap 1, 2 atau 3.
Tabel 2. Estimasi Biaya Pembangunan Kebun Raya Jompie Parepare TAHAPAN PEMBANGUNAN/PEMBIAYAAN (Rp)
NO
KOMPONEN
VOL
SAT TAHAP 1
TAHAP 2
TAHAP 3
ZONA PENERIMA
I 1
Gerbang dan loket
1
LS
150.000.000
-
-
2
Visitor center
250
m2
-
500.000.000
-
3
Plaza
600
m2
-
120.000.000
-
28
m1
-
-
56.000.000
1700
m1
1.000.000.000
1.000.000.000
975.000.000
1
LS
20.000.000
-
-
114
m1
100.000.000
36.800.000
-
250
m2
-
375.000.000
-
paket
-
300.000.000
-
-
-
-
4 Amphitheater 5 Pagar 6
Pos Jaga
7
Jalan utama (boulevard) ZONA PENGELOLA
II 1
Kantor Pengelola
- Interior kantor 2
Pembibitan - Bangunan - Paranet
- Bedengan - Jaringan air 3
72
m2
108.000.000
-
-
600
m2
100.000.000
100.000.000
100.000.000
1000
m2
50.000.000
25.000.000
25.000.000
1
LS
50.000.000
-
-
30
m2
-
-
45.000.000
1
LS
-
-
50.000.000
100
m2
-
-
150.000.000
Pengomposan - Bangunan - Alat-alat
4
1
Guesthouse
70 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE
LAPORAN AKHIR
TAHAPAN PEMBANGUNAN/PEMBIAYAAN (Rp)
NO
KOMPONEN
VOL
SAT TAHAP 1
TAHAP 2
TAHAP 3
ZONA PUBLIK
III 1
Kios/Toserba Tanaman
2
Area parkir
100
m2
-
-
150.000.000
1000
m2
-
200.000.000
-
1000
m2
500.000.000
250.000.000
250.000.000
ZONA KOLEKSI
IV 1
Badan air
2
Penambahan jenis tanaman koleksi
1
paket
100.000.000
75.000.000
75.000.000
3
Tanaman lanskap
10000
m2
300.000.000
300.000.000
400.000.000
4
Lath house
100
m2
-
200.000.000
100.000.000
5
Jalan setapak
2700
m1
300.000.000
310.000.000
200.000.000
6
Eksplorasi
6
paket
80.000.000
80.000.000
80.000.000
- Orientasi
1
unit
-
-
20.000.000
- Interpretasi
11
unit
-
-
55.000.000
- Penunjuk Arah
10
unit
-
-
20.000.000
1500
unit
-
-
30.000.000
SITE FURNITURE
V 1
Signage system
- Koleksi 2
Bangku taman
10
unit
-
-
50.000.000
3
Gazebo
2
unit
-
-
100.000.000
4
Toilet
2
unit
-
30.000.000
-
UTILITAS
VI 1
Air bersih
1
paket
30.000.000
-
-
2
Listrik
1
paket
20.000.000
-
-
3
Drainase
1
paket
50.000.000
50.000.000
50.000.000
4
Lampu taman
50
set
-
-
100.000.000
5
Lampu jalan
10
set
-
-
50.000.000
6
Hidran
5
paket
100.000.000
-
-
3.058.000.000
3.951.800.000
3.131.000.000
TOTAL
71 M AS TE R P L AN KEBUN RAYA JOMPIE PAREPARE