JOHN DEERE COMPONENTS WORK
Background
Perusahaan Deere & Company didirikan pada tahun 1837 oleh John Deere, seorang pandai besi yang mengembangkan bisnis yang sukses dalam pembuatan mesin bajak. ntuk beberapa tahun setelahnya semua komponen traktor dibuat dan dirakit di !eterloo. !eterloo. Pada tahun 1"7#, Deere sukses membagi bagian yang yang memproduksi traktor dalam beberapa di$isi yaitu perakitan mesin motor, perakitan produk jadi, dan teknik produksi yang dipindah ke daerah baru di sekitaran !aterloo. Pabrik lama yang ada di !aterloo dirubah namanya menjadi John Deere Component !ork %JDC! dan pada tahun 1"83, JDC! membagi kedalam 3 de$isi yaitu' (he )ydrauli*s, (he Dri$e (rains Di$ision, serta (he +ear and pe*ial Produ*ts Di$ision. elama tahun 1"7# operasi dan peralatan sudah disusun untuk mendukung produksi traktor sebesar 1-# unit per hari. amun produksi yang rendah ini mengakibatkan kerugian kepada mesin pembuat sekrup JDC! dan bisnis lembar baja karena kedua mesin ini menghasilkan prosuksi yang e/isien dalam $olume yang besar. JDC! juga menerapkan sebuah aturan dimana untuk mendapatkan kompenen yang ke*il di$isi lain harus lebih mengedepankan mengedepankan pembelian pada antar di$isi dari pada pembelian kepihak luar dan juga harus menggunakan metode full costing %bahan %bahan langsung 0 tenaga kerja langsung 0 o$erhead langsung 0 period overhead). Contohnya sebuah di$isi ingin membeli komponen ke*il untuk perusahaannya maka di$isi ini harus membandingkan biaya atas pembelian itu dengan membeli dari di$isi lain dengan metode /ull *ost seharga 1#, biaya langsung 7, dan beli dari ta2aran pihak luar sebesar ". ntuk hal ini di$isi harus mengikuti aturan yang ada di JDC! yaitu memilih harga sebesar 1#. )al ini tentunya hanya akan mengh menghasi asilk lkan an pro/i pro/itt untuk untuk di$isi di$isi yang yang lain lain tapi tapi memb membera eratk tkan an di$isi di$isi yang yang memb membeli eli,, dampaknya akan terlihat pada naiknya harga produk se*ara keseluruhan. JDC! memiliki mesin yang dapat mengubah bahan mentah dan menjadi bahan jadi se*ara otomatis. arena proses ini diperlukan mesin lebih otomatis maka biaya o$erhead yang yang haru haruss dike dikelu luar arka kan n seha seharu rusny snyaa menj menjad adii lebi lebih h komp komple leks ks.. Dala Dalam m rang rangka ka untu untuk k mendapa mendapatkan tkan pesanan pesanan produksi produksi Di$isi Di$isi +ear +ear dan Produk Produk memutus memutuskan kan untuk untuk menerim menerimaa ta2aran memproduksi 47- dari 53- bagian yang Deere dan Perusahaan mena2arkan. Dari ta2aran ini mereka hanya bisa menghasilkan -8 bagian dengan metode full costing . Dalam in$estigasi in$estigasi yang dilakukan oleh JDC!, ditemukan ditemukan yang menjadi kun*i permasalahan adalah harga yang mereka hasilkan terlalu tinggi dikarenakan proses akuntansi yang kurang baik.
Analisis
JDC! menggunakan pembebanan biaya se*ara strandar yaitu'
Direct Labor (run time only) Direct Material Overhead (direct + period) applied on direct labor Overhead (direct + period) applied on material dollars Overhead (direct + period) applied on ACTS (Actual Cycle Time Standards) machine hours elama beberapa tahun JDC! menggunakan tenaga kerja langsung sebagai tari/ untuk
mengalokasikan o$erhead. amun pada tahun 1"5#, perusahaan menerapkan pemisahan o$erhead berdasarkan material. Perhtungan menggunakan tenaga kerja langsung dan material o$erhead ini dibagi atas biaya langsung %biaya $ariabel, seperti biaya setup, s*rap, materials handling, ber$ariasi tergantung $olume akti$itas produksi dan periode %biaya tetap, seperti pajak, biaya depresiasi, listrik, gaji tidak dipengaruhi oleh akti$itas produksi. Pada tahun 1"86, JDC! memperkenalkan ma*hine hours sebagai basis alokasi o$erhead seperti basis tenaga kerja dan material. Dengan peningkatan penggunaan mesin, maka basis tenaga kerja langsung tidak lagi digunakan sebagai basis o$erhead, karena tidak lagi mere/leksikan per/orma kerjanya. Jam kerja digunakan untuk proses dimana 2aktu kerja setara ma*hine hours, jika terdapat perbedaan maka jam atas C( digunakan untuk mengalokasikan biaya o$erhead. e*ara keseluruhan metode biaya ini bekerja *ukup baik di masa lalu karena perusahaan memproduksi produk yang spesi/ik dan konsisten. amun, metode biaya ini tidak memberikan sistem alokasi biaya yang terbaik bagi JDC!. eith !illiam menyadari kekurangan dari penggunaan standard *osting tersebut dan beralih menggunakan *ti$ity9ased *ti$ity Costing, yang men*erminkan nilai *ost per unit yang tepat untuk tiap produk. amun, perbedaan nilai *ost penggunaan standard *osting dan *ti$ity9ased Costing ber$ariasi, ada beberapa produk yang mengalami penurunan *ost dan ada yang justru *ostnya menjadi lebih besar. :nti permasalahan yang terjadi di perusahaan yaitu' 1. Penggunaan tandard Costing ystem yang tidak sesuai dengan nature perusahaan yang besar dan memproduksi barang yang sangat ber$ariasi dan tidak men*erminkan a*tual *ost per unit. 4. Perusahaan menyadari
adanya
kesalahan
dalam
menentukan
biaya
dengan
penggunaan tandard Costing dan beralih menggunakan *ti$ity 9asedCosting,
namun hasil yang diperoleh sangat ber$ariasi, ada yang biayanya menjadi lebih ke*il dan menjadi lebih besar.
Dalam pengunaan *ti$ity 9ased Costing ystem %9C, terdapat dua tahapan untuk menentukan biaya o$erhead atas produk. (ahap pertama adalah, mengidenti/ikasi akti$itas yang signi/ikan di dalam kegiatan produksi atas produk dan menentukan biaya o$erhead untuk masingmasing akti$itas berkenaan dengan sumber biaya organisasi yang digunakan oleh akti$itas. 9iaya o$erhead ditentukan oleh masingmasing akti$itas yang terdiri dari a*ti$ity *ost pool. etelah menentukan biaya o$erhead atas a*ti$ity *ost pool dalam tahap pertama, *ost dri$er yang layak untuk masingmasing ;*ost pool diidenti/ikasikan dalam tahap kedua. etika biaya o$erhead dialokasikan untuk masingmasing a*ti$ity *ost pool untuk lini produk dalam proporsi dalam jumlah atas *ost dri$er yang dikonsumsi oleh lini produk. ntuk menentukan *ost dri$er, ada 3 kriteria yang harus dipenuhi' 1. (ingkat korelasi
/ek Perilaku. istem in/ormasi memiliki potensi tidak hanya untuk mem/asilitasi pengambilan keputusan, tetapi juga mempengaruhi perilaku dari pengambil keputusan, bisa baik atau buruk, tergantung e/ek perilakunya. Dalam menentukan *ost dri$er kita perlu mempertimbangkan kemungkinan konsekuensi perilaku. Contoh, dalam sistem produksi justintime , tujuannya adalah untuk mengurangi persediaan dan kegiatan materialhandling seminimum mungkin. Jumlah pergerakan barang bisa menjadi dasar pengukuran yang paling tepat, yang dapat menimbulkan e/ek perilaku yang diinginkan dan mempengaruhi manajer untuk mengurangi jumlah pergerakan material, sehingga mengurangi materialhandling *ost.
Dalam kasus yang dialami oleh JDC!, Pengalokasian biaya o$erhead ke dalam setiap produk dilakukan dalam dua tahap. (ahap pertama adalah mengidenti/ikasi akti$itasakti$itas proses produksi yang signi/ikan dari setiap produk. Dalam tahap ini, JD!C mengidenti/ikasi 7 akti/itas signi/ikan dalam proses produksi. =leh karena itu, total biaya o$erhead akan dialokasikan ke dalam 7 akti/itas dibandingkan menggunakan standard *ost yang hanya memiliki dua *ost dri$er %dire*t labor dan ma*hine hour. etujuh akti/itas yang digunakan JD!C sebagai *ost dri$er sebagai berikut? a. Dire*t @abor upport, o$erhead dialokasikan berdasarkan karya2an langsung yang menangani pembuatan komponenkomponen. 9iaya ini termasuk allo2an*e /or bene/its, break period, gaji, personnel, per*entage o/ super$ision dan gaji industrial engineering. eluruh dire*t labor yang menunjang o$erhead dapat dijumlahkan menjadi 1,8"8,### %in 1"8- dan dibagi oleh total dire*t labor dollar 1,716,### yang menghasilkan o$erhead rate untuk akti/itias ini sebesar 111A. b. Ba*hine =peration, o$erhead yang dihasilkan dari beroperasinya turning ma*hine, ditambah pengalokasian biaya kapasitas dan /asilitas. (otal biaya yang digunakan untuk mengoperasikan turning ma*hine 6,#6-,### dan dibagi total ma*hine hour 464,### yang menghasilkan 15.7# per hour o$erhead rate untuk akti/itas ini. *. etup )ours, o$erhead yang dihasilkan berdasarkan perubahan dari tugas yang harus dijalankan. )al ini termasuk biaya a*tual setup? small share ma*hine, small tool maintenan*e, super$ision, dan gaji industrial engineering. 9iayanya adalah 1,111,### dibagi dengan estimated number o/ setup hours 34,"## yang menghasilkan o$erhead rate per jamnya 33.8#. d. Produ*tion =rder *ti$ity, dihasilkan dari kegiatan penjualan yang menghasilkan pesanan komponenkomponen. (otal biaya dibagi dengan total pesanan produksi per tahun 7,1-# yang menghasilkan biaya 116 setiap produ*tion order. e. Baterials )andling, biaya o$erhead yang mun*ul dari akti/itas perpindahan barsto*k ke dalam mesin dan perpindahan komponenkomponen yang dihasilkan ke tahap selanjutnya. 9iaya yang mendominasi akti/itas ini adalah karya2an yang menangani material dan pera2atan peralatan. =$erhead ratenya adalah 1".64 yang dihasilkan dari membagi total biaya yang dialokasikan %3#3,### dengan total muatan %1-,5##. (otal muatan diestimasikan berdasarkan 5 tahapan? i. %Part !eight nnual olume<%runs
$.
loads
$i.
/or that part repeat pro*ess /or all numbers, and add number o/ load
number o/ loads per year /. Parts dministration, biaya o$erhead didapat dari total biaya """,### yang ketika didistribusikan ke 4,#-# parts di dalam system, menghasilkan head taF 687 per komponen. g. +eneral and dministrati$e, biaya o$erhead dihubungkan keseluruh pabrik, tidak hanya pada suatu akti/itas atau proses manu/akture tertentu. 9iaya ini termasuk pajak, depresiasi, et*. (otal +eneral and dministrati$e % ""8,### dibagi rata kesetiap produk dengan dasar $alue added.
STANDARD VERSUS ABC COSTN! "OR PART A#
%$STANDARD METHOD
(otal Cost E Dire*t @abor 0 Dire*t Baterials 0 =$erhead Dire*t @abor E .18- labour hours F 14.75
4.35
Dire*t Baterials E
5.66
=$erhead E Dire*t 0 Period
Dire*t @abour =) E 4.#- F .18- F 14.75 E
6.8"
Ba*hine )ours =) E 47.-5 F .31# E
8.-6
Baterials )andling =) E .#"7 F 5.66 E
#.54
To&al Cos& '()r #$$ (ar&s*
+,,-..
ABC METHOD
Dire*t Baterials
'
5.66
Dire*t @abor
' %#.18-F6.4hr
4.35
=$erhead
'
Dire*t @abor upport %#.18-F111AF14.75
4.54
Ba*hine =peration %#.31F%8.""07.51
-.1-
etup hours %33.75F6.4F4<%8###<1##
3.-6
Produ*tion order a*ti$ity %116.47F4<8#
4.85
Baterials handling %1".64F6<8#
#."7
Parts administration %687F#.175<8#
1.#7
+eneral and administrati$e %".1AF%4.35015.41
1.5"
17."
To&al cos&s '()r #$$ (ar&s*
,/-0
gar 9C Bodel yang digunakan lebih e/ekti/ maka dilakukan beberapa perubahan dalam implementasinya, yaitu terhadap 1. Pena2aran. 9C digunakan untuk menghitung biaya mesin dan menyiapkan pena2aran untuk Deere ataupun pelanggan dari luar. Dengan menggunakan 9C perusahaan tahu mana saja produk yang *ost nya tinggi dalam lo2$olume. Dan di$isi juga harus merubah sistem pena2aran dalam praktek trans/er pri*ing mereka. Dan memulai untuk untuk menegosiasikan Gmarketbasedpri*eH yang berada di ba2ah /ull *ost 4. Pro*ess Planning. 9agian Proses enginering
menggunakan model perbandingan
relati$e e/isiensi mesin untuk tipe yang berbeda dari baja dan part number untuk memilih bagian mana saja yang diproses sesuai tipe mesinnya, karena 9C menunjukan setup dan biaya produksi yang tinggi dari pada BIP. Pro*ess engineering menggunakan 9C untuk menghitung biaya pada basis optimal run< tahun dan bisa dinegosiasi untuk *ustomer untuk meneriman run yang lebih ke*il pada harga yang lebih murah 3. @o2 alue dded Parts. +ear and spe*ial produk memper*epat perpindahan dari lo2$olume, shortrunning part dari turning mesin. irakira 31A part membutuhkan lebih dari 4# jam dire*t labor? se*ara keseluruhan dihitung "7A dari semua dire*t labor tersisa untuk mesin. (api part yang kurang dari 8 jam akan di outsour*e. e*ara kebetulan part yang tersisa masih belum ditentukan, tapi keputusanyang dibuat berdasarkan *osting yang lebih akurat yaitu 9C. ombinasi dari perpindahan @ part diharapkan dapat meningkatkan ratarata run time, mengurangi kerumitan penjad2alan dan mengurangi permintaan untuk sta/ pendukung. 6. Cell rrangements. :n/rastruktur pabrik berubah dari sistem ro2 mesin menjadi sistem persel. 9eberapa mesin dikelompokkan bersama dan dipakai untuk highrun part. -. @ayout. 9C juga membantu manajemen dalam mengatur departemen permesinan. e*ondari operations yang memiliki *ost yang tinggi menyebabkan manajemen untuk mengembalikan menjad di$isi sebelumnya dan mengembalikan ke gedung sebelum dipindahkan. ntuk mendapatkan tempat yang lebih besar, turning ma*hine yang sudah tidak e/isien lagi dibuang. @alu untuk meminimalisir jarak penanganan antara barsto*k dengan pa*kaging dan shipping, kegiatankegiatan tersebut dibuat menjadi lebih dekat agar lebih e/isien. (etapi sayangnya layout yang baru ini belum pernah
di*oba selama proses produksi dikarenakan baru diatur selama bulan agustus 1"85, sedangkan pada januari 1"87 pabrik tersebut ditutup. !alaupun begitu terdapat satu perubahan layout yang sudah diterapkan tahun 1"8- dan membuat perubahan yang signi/ikan. @ayout yang berhasil diterapkan pada tahun tersebut adalah pro*ess engineering group. Bulanya, pro*ess engineering group ini berada jauh dari lantai penjualan tetapi sekarang berada tepat ditengah area permesinan. kibat dari pemindahan layout ini komunikasi antar personelnya menjadi lebih mudah.
!alaupun 9C ini sangat berguna, tetapi man/aatnya juga masih terbatas pada' 1. 9C hanya berjalan pada komputer tiap indi$idu, bukan pada komputer yang terintegerasi dengan data base di$isi 4. 9C hanya digunakan untuk operasi yang meggunakan turning ma*hine
K)si1(ulan #- Penetapan biaya dengan standard *osting tidak sesuai untuk digunakan oleh
perusahaan yang memproduksi barang dengan banyak akti$itas produksi dan $ariasi produk yang beragam, tidak men*erminkan
*ost yang sebenarnya.
)anya
menggunakan dire*t labor dan ma*hine hours sebagai *ost dri$er, sedangkan ada banyak tahapan dalam akti$itas produksi yang menuntut penentuan *ost dri$er yang lebih akurat. ,- Dengan menggunakan *ti$ity 9ased Costing perusahaan dapat mengetahui a*tual *ost per unit, sehingga tidak akan terjadi under*osting atau o$er*osting dalam penentuan biaya. Penggunaan *ost dri$er untuk yang disesuaikan berdasarkan akti$itas produksi yang telah ditetapkan a*ti$ity *ost poolnya, terdiri dari 7 *ost dri$er yaitu dire*t labor support, ma*hine operation, setup hours, produ*tion order a*ti$ity, materials handling, parts administration, general and administrati$e. %- (ujuan dari penggunaan metode 9C bukan untuk menghasilkan biaya per unit yang ke*il, namun menghasilkan biaya yang sebenarnya. (erbukti dari kasus John Deere, perbedaan *ost dari a2al perusahaan menggunakan standard *osting menjadi *ti$ity 9ased Costing hasilnya ber$ariasi, ada yang biayanya menjadi lebih ke*il dan menjadi lebih besar. 2- Beskipun terdapat $ariasi perubahan *ost karena beralih menggunakan metode 9C, John Deere tetap dapat bersaing dengan lebih per*aya diri karena keakuratan penentuan biaya, karena menghindari pro/it margin yang semu akibat adanya o$er*osting dan under*osting.
3- gar pengaplikasian 9C menjadi lebh e/isien makan harus dibantu dengan
perubahanperubahan pada pabrik. Bisalkan dalam kebijakan trans/er pri*ing yang diubanh dengan menggunakan market based dibandingkan dengan dire*t *ost $.s /ull *ost. elain kebijakan, layout pabrik juga diubah untuk memaksimalkan e/isiensi 6.
penggunaan 9C. aat ini 9C hanya diterapkan untuk operasioperasi yang menggunakan turning ma*hine, namun tidak ada salahnya dikemudian hari untuk mengaplikasikan 9C pada prosesproses produksi lain. )al ini dikarenakan penggunaan 9C dalam mengalokasikan o$erhead tepat untuk John deere karena John deere memiliki $ariasi produk yang berbedabeda.