JENIS-JENIS
KERUSAKAN
PADA
PERKERASAN
KAKU
(Rigid
Pavement)1
1. Blowup Pergerakan setempat plat keatas dan pecah pada sambungan atau retak, biasanya terjadi akibat tidak tersedianya ruang pada plat/joint saat memuai pada cuaca panas. Masalah yang timbul : roughness, infiltrasi air, dalam kejadian extrim berbahaya bagi lalu lintas. Penyebab: a. Saat cuaca dingin plat menyusut yg meninggalkan joint terbuka lebar, bila bukaan ini terisi material incompressible (pasir atau tanah) pada saat panas plat memuai dan terjadi tekanan. b. Blowup dipercepat oleh joint yg gompal, cracking dan kerusakan membeku dan mancair Perbaikan : full depth patch
2. Retak pojok Retak pada sambungan perkerasan di pojok yg disebut dekat pojok adalah dalam daerah 2 m, retak berlanjut kedalam plat. Masalah yang timbul : roughness, air bisa masuk, ratak bisa berlanjut jadi patah, gompal dan disintregrasi. Penyebab yang mungkin : oleh repetisi beban dikombinasi hilangnya daya dukung, load transfer yg jelek pada sambungan, curling stress dan warping stress. 1
http://krisnaangga.blogspot.com/2012/11/bengkel-komputer-jenis-jenis-kerusakan.html
1
Perbaikan ; full-depth patch
3. Durability cracking Rentetan ruang/retak yg berdekatan, retak bulan sabit dekat joint, sudut plat, disebabkan freeze-thaw, expansion agregat kasar didalam plat, retak durability ini umum terjadi pada kerusakan pcc. Penyebab : agregat yang peka terhadap freeze-thaw Perbaikan : bisa dengan partial depth patch atau full depth
4. Faulting ( ketidak rataan) Perbedaan elevasi joint yg bersebelahan atau daerah retak yg terjadi pada perkerasan tanpa dowel, biasanya plat didepannya lebih tinggi dari slab yg 2
diinjak, perbedaan yg lebih 2,5 mm perlu dicatat dan bila melebihi 4 mm perlu di diamond grinding. Masalah yang timbul : roughness Penyebab : faulting ini umumnya disebabkan oleh plat pumping. Perbaikan : ketinggian faulting kurang dari 3mm dibiarkan, jpcp antara 3 mm – 12, mm menunjukan dowel yang rusak, > 12,5 mm direkonstruksi.
5. Kerusakan sistem joint load transfer Retak melintang atau pecah disudut plat diakibatkan oleh joint dowel rusak. Masalah yang timbul : roughness, indikator rusaknya sistem load transfer. Penyebab : dowel rusak akibat korosi bila tidak diproteksi secara baik, atau misalignment dowel terlalalu dekat sisi slab pada saat pelakasanaan. Perbaikan : ganti atau buang bagian yang dipengaruhi oleh joint load transfer diikuti dgn full depth patch.
3
6. Linier (lajur ) cracking Retak lajur tidak berhubungan dgn retak dipojok atau blowup, yg dapat menerus secara melintang ketengah plat, retak ini membagi plat secara terpisah menjadi dua tau empat bagian. Masalah yang timbul : roughness, infiltrasi air menyebabkan erosi pada base dan/subbase, retak yg dapat menyebabkan gompal apabila tidak di sealed. Penyebab : biasanya gabungan lalu lintas, perbedaan tingkat thermal, tekanan air dan hilangnya daya dukung. Perbaikan : retak linier yg sempit dapat di sealing, bila retak jamak, di full depth patch.
4
7. Patching (tambalan) Daerah perkerasan yg telah diganti dgn material baru pada perkerasan yg ada, tambalan tetap dianggap kerusakan walau ia berfungsi secara baik. Masalah : roughness Penyebab : kerusakan perkerasan setempat yg telah dibuang dan ditambal. Perbaikan : tambal, hanya dengan cara membongkar dengan overlay atau penggantian plat
8. Polished aggregate Daerah perkerasan yang bagian agregat dipermukaan hilang partikel halusnya. 5
Masalah : menurunnya skid resistance. Penyebab : trafik yang berulang ulang, terutama disebabkan penggunaan agregat yang mudah terabrasi Perbaikan : diamond grinding atau overlay
9. Popouts ( berlobang) Sebagian kecil perkerasan yang pecah dan lepas dari permukaan yang meninggalkan bekas lobang kecil, ukuran diameter 25-100 mm dengan kedalaman 25-50 mm. Masalah : roughness, biasanya indikasi material yg jelek. Penyebab : disebabkan durabilitas agregat yg jelek akibat freeze-thaws, expansive aggregate, reaksi alkali agregate. Perbaikan : kerusakan kecil tersendiri tidak perlu perbaikan kecuali, rusak yg luas diperbaiki dgn partial depth patch.
6
10. Pumping Perpindahan material dibawah plat atau penyemprotan material dari bawah plat akibat tekanan air, tekanan ini disebabkan oleh, pergerakan plat, pergerakan plat dibawah plat yg bersebelahan, pergerakan plat yg memindahkan material sehingga hilang daya dukungnya. Masalah : menurunnya daya dukung yg dapat menyebabkan linier cracking, pecah dipojok, dan faulting. Penyebab : akumulasi air dibawah plat,karena tingginya muka air, drainase yang jelek, retak panel atau joint seal yang jelek yg kemasukan air Perbaikan : full depth patch dan membuang yang rusak, pertimbangkan dgn memberikan dowel bars, untuk meningkatkan load transfer, dgn memberikan stabilisasi pada bagian yg pumping, drainase perlu diperbaiki.
7
11. Punchout (remek) Sebagian plat tertentu, pecah menjadi beberapa bagian kecil, khususnya yg retak lepas dan disintregasi. Masalah : roughness, bisa termasuki air sehingga erosi pada base/subbase, retak yg lepas dan plat disintregasi. Penyebab : menunjukan kerusakan pelaksanaan setempat ump kurang pemadatan, menyebakan korosi pada baja, kurang penulangan , terlalu besar retak susut atau terlalu banyak retak susut. Perbaikan : full depth patch
8
12. Reactive agregate distresses Bentuk atau retak terpola pada permukaan plat disebabkan reaksi agregat, hal ini disebabkan penggunaan persenyawaan kimia Masalah : roughness, indikasi agregat yang jelek, yg mengakibatkan plat disintregasi. Penyebab : kualitas agregat yg jelek, umumnya reaksi agregat alkali. Perbaikan : partial depth patch untuk daerah yg kecil atau penggantian plat untuk yang luas.
13. Shrinkage cracking Retak rambut terbentuk selama beton setting dan curing yg tidak terlokasi pada joint, biasanya tidak sampai menerus sedalam plat, retak ini dikatakan kerusakan apabila terjadi secara tidak terkontrol Masalah : aesthetic, indikasi pengerutan plat yg tidak terkontrol, pada jpcp ia akan lebar yang bisa kemasukan air, pada crcp bila lebih lebar dari 0,5 mm dapat dimasuki air. Penyebab : semua beton akan menyusut jadi pada perkerasan hal ini dibuat persyaratan untuk mengontrolnya, tetapi penyusutan yang tidak terkontrol dapat mengindikasi : a. Contraction joint telat digergaji, pada jpcp hal ini dapat menyebabkan retak tidak pada tempat yang direncanakan. b. Disain pembesian yang salah, pada crcp pembesian yang benar akan menghasilkan shrinkage cracks setiap 1,2 – 3,0 meter. c. Teknik perawatan yang tidak memadai, apabila permukaan plat dibiarkan mengering terlalu cepat, yang akan terjadi menyusut terlalu cepat dan terjadi retak.
9
d. Penggunaan beton high early strength, usaha mempercepat pembukaan lalu lintas digunakan jenis ini, yang mempunyai hidrasi yg sangat tinggi dan menyusut dgn cepat. Perbaikan : kerusakan ringan dan sedang retak di sealing, rusak berat dgn penggantian total.
14. Spalling Retak, pecah atau chipping pada joint/retak pinggir, biasanya terjadi 0,6 meter dari joint/retak pinggir. Masalah yang timbul : lepas berpuing pada perkerasan, roughness, umumnya merupakan indikator kelanjutan kerusakan joint/retak
10
Penyebab : terlampaui tegangan pada joint/retak yang disebabkan infiltrasi incompressible material dan kelanjutan dari proses expansi. Disintergrasi beton dari freeze-thaw atau retak “d”. Lemahnya beton pada joint kerena kurang padat. Missalignment atau dowel berkarat. Beban lalu lintas yg berat. Perbaikan : spalling <75 mm dari garis retak dapat diperbaiki dgn partialdepth patch, > 75 mm mengindikasikan spalling pada dasar joint, harus dgn full-depth patch
11