ISLAMIC WORLDVIEW SEBAGAI LANDASAN ISLAMIZATION OF KNOWLEDGE Makalah ini diajukan dan dipresentasikan dalam mata kuliah Filsafat Ilmu
Disusun Oleh Mauizhotul Hasanah 091724553009
MAGISTER SAINS EKONOMI ISLAM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018
DAFTAR ISI Pendahuluan........................................................................................................... 2 Daftar Isi................................................................................................................ 3 Pembahasan........................................................................................................... 4 A. Islamic Wordview...................................................................................... 4 B. Sejarah Islamisasi Ilmu Pengetahuan..........................................................5 C. Prinsip Dasar Islamisasi Ilmu Pengetahuan............................................... 7 D. Konsep Islamic Wordlview sebagai Landasan Islamisasi Ilmi Pengetahuan....................................................................................... 8 Penutup..................................................................................................................10 Daftar pustaka........................................................................................................11
PENDAHULUAN Agama Islam bukan hanya sekedar persoalan ibadah semata melainkan agama yang mengatur segala lini kehidupannya secara rinci oleh kerangka keislaman, Islam merupakan agama yang tertinggi dan tidak ada agama lain yang lebih tinggi dari agama Islam. Begitu pula dengan penciptaan manusia yang satusatunya makhluk Allah yang diistimewakan bukti nyatanya dnegan diberikannya akal dan nafsu, sedangkan makhluk lain tidak memiliki kedua hal tersebut. Allah pun bernah menjelaskannya dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 110 yang berbunyi : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” ( QS Al-Imran: 110) Oleh karena itu, manusia yang diberikan kelebihan tersebut dapat memberikan banyak kontribusi kepada kehidupan manusia yang lainnya dengan ilmu pengetahuan yang berbekal Iman dan Islam. Ilmu pengetahuan saat ini semakin berkembang pesat sejalan dengan perkembangan zaman, sehingga dengan keberagaman ilmu segala sesuatunya akan menjadi lebih mudah. Kehidupan manusia pun semakin hari semakin beralih dengan mengikuti arus perkembangan zaman, hal tersebut dikarenakan adanya ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini banyak didominasi oleh ilmu pengetahuan sekuler, sehingga terkadang ditemukannya ilmu pengetahuan yang menyimpang dengan norma dan nilai Islam. Oleh karena itu, pembenahan ilmu pengetahuan muncul ditengah-tengah kondisi ilmu pengetahuan yang mulai jauh dari keislaman, dengan berpandangan pada Islam atau sumber utama yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Terdapat beberapa-teori yang menjelaskan
tentang Islamic Worldview
maupun Islamization of knowledge. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan pandangan Islam sebagai landasan dari Islamisasi ilmu menjelaskan secara terperinci.
PEMBAHASAN
A. Islamic Worldview
Wordlview merupakan suatu pandangan hidup seseorang yang mendasari cara berpikir seseorang. Kata Worldview dalam bahasa inggris bermakna sama dengan kata weltanschauung dalam bahasa jerman dengan maksud begaimana sesorang memandang dunia ini. Alparslan Acikgence seorang guru filsafat dari Tukey mengatakan bahwa worldview merupakan pondasi seluruh perilaku manusia, termasuk perilaku ilmiah dan teknologi, karena seluruh perilaku manusia bersumber pada worldview nya (Zarkasyi, Worldview Sebagai Asas Epistemologi Islam 2005). Sedangkan menurut Smart, worldview adalah kepercayaan, perasaan dan apa-apa yang terdapat dalam pikiran orang yang berfungsi sebagai motor bagi kelangsungan dan perubahan sosial dan moral. Selaras dengan yang dikatakan oleh Thomas F. Wall seorang guru besar filsafat dari Amerika, berpendapat bahwa worldview adalah sistem yang terkait, antara keyakinan-keyakinan yang mendasar dalam diri Anda, realitas dan makna wujud (Tamam 2017). Definisi Islamic Wordlview pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan pengertian worldview diatas, akan tetapi
terdapat perbedaan dari kata Islam.
Beberapa ulama pun banyak mendefinisikan kata worldview. Menurut alMauwdudi, worldview adalah Islami Nazariah (Islamic Vision) yang artinya pandangan hidup yang dimulai dari konsep keesaan Tuhan, yang berimplikasi kepada seluruh kegiatan manusia didunia. Selaras dengan Sayyid Qutb mengartikan Islamic Worldview dengan istilah al-Tasawwur al-Islami (Islamic Vision) yang artinya akumulasi dari keyakinan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap muslim, yang menggambarkan khusus tentang wujud dan apa-apa yang terdapat dibalik itu. Menurut Syekh Atif al-Zayn mengartikan worldview sebagai al-Mabda’ al-Islami (Islamic Principle) yang berarti aqidah fikriyyah (kepercayaan yang rasional) yang berdasarkan pada akal. Menurut Naquib al-Attas, Islamic Worldview diganti dengan istilah Ru’yah al-Islam al-Wujud yang berarti pandangan Islam
4
tentang realitas dan kebenaran yang nampak oleh mata hati yang menjelaskan hakikat wujud (Zarkasyi, Worldview Islam dan Kapitalisme Barat 2013). Dari perbedaan pengertian yang diartikan para ulama kontemporer pada hakikatnya mereka sepakat bahwa Islam memiliki cara pandang tersendiri terhadap segala sesuatunya . Terdapat beberapa gambaran menurut al-Attas (al-Attas 1996) mengenai elemen penting terhadap Islamic Worldview yaitu: 1. Realitas dan kebenaran dalam Islamic Worldview dimaknai berdasarkan pada kajian metafisika terhadap dunia yang tampak (visible world) dan yang tak tampak. 2. Islamic Worldview bercirikan pada metode berpikir yang tawhidi (integral). 3. Islamic Worldview bersumber pada wahyu yang diperkuat oleh agama yang didukung oleh prinsip akal dan intuisi, oleh karena itu pandangan hidup dalam Islam sudah sempurna sejak awal. 4. Elemen-elemen Islamic Worldview utamanya terdiri dari konsep Tuhan dan diikuti dengan elemen lain yang berpusat pada konsep Tuhan tersebut. 5. Islamic worldview memiliki elemen utama yang paling mendasar yaitu konsep tentang Tuhan, artinya konsep Tuhan dalam Islam adalah sentral dan tidak sama dengan konsep-konsep yang terdapat dalam tradisi keagamaan lain. Beberapa makna serta elemen dalam Islamic Worldview diatas meruapakan salah satu ciri bahwa pandangan hidup Islam berbeda dengan agama lain. B. Sejarah Islamisasi Ilmu Pengetahuan Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya sudah ada sejak pertama kali Islam datang ditengah-tengah umat hingga saat ini, terbukti dengan turunnya wahyu pertama kali berupa surat Al-Alaq, secara jelas Allah menegaskan semangat dari Islamisasi ilmu pengetahuan dengan cara membaca. ِْ ك ْاْلَ ْك َرم * َخلَ َق ِْ َعلَّ َم ك الَّ ِذي َخلَق َ ِِّسا َن ِم ْن َعلَق *اق َْرأْ ِِب ْس ِم َرب َ ُّساَنََا َلْ يَ ْعلَ ْم * الَّ ِذي َعلَّ َم ِِبلْ َقلَ ِم * اق َْرأْ َوَرب َ ْاْلن َ ْاْلن “1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang
5
Maha pemurah, 4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, 5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Qs Al Alaq : 1-5) Menurut Quraish Shihab, iqra’ bismi rabbik mempunyai pengertian “bacalah demi Tuhanmu, bergeraklah demi Tuhanmu, bekerjalah demi Tuhanmu” (Shihab:1997) artinya melakukan sesuatu demi Tuhan. Maka mengembangkan, mempelajari dan mengkaji ilmu pengetahuan pun atas nama Tuhan, tidak ada bebas nilai. Pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah sekitar abad ke-8 proses Islamisasi ilmu ini berlanjut secara besar-besaran, yaitu dengan dilakukannya penerjemahan terhadap karya-karya dari Persia dan Yunani setelah itu diberikan pemaknaan ulang disesuaikan dengan konsep Agama Islam (Al-Attas, 2006). Disamping itu, para ilmuwan melakukan analisis kritis dan bahkan melakukan rekonstruksi terhadap pemikiran para filosof Yunani (Kartanegara, 2011), salah satu karya besar hasil dari usaha Islamisasi ilmu pengetahuan karya dari Imam alGhazali yaitu Taufat al-Falasifah,
Imam al-Ghazali dalam bukunya
telah
menangkal para filsuf Yunani dalam bidang metafisika. Beliau tidak menyerang dan membuang filsafat sebagai sistem berfikir, melainkan hanya meluruskan tradisi kebanyakan filsuf yang menurut beliau dapat merancukan aqidah umat Islam (Kartanegara, 2011). Setelah berjalannya waktu kemudian mucullah buku The Reconstruction of Religion Thought in Islam pada tahun 30-an oleh Muhammad Iqbal, Beliau menegaskan bahwa perlu adanya proses Islamisasi terhadap ilmu pengetahuan karena beliau menyadari bahwa ilmu yang dikembangkan oleh barat banyak menarik para umat Islam sehingga dapat menggoyahkan aqidah umat. Beliau pun menyarankan agar merkonstruksi pemikiran, akan tetapi Iqbal tidak melanjutkan akan idenya tersebut (Syaefuddin, 1987) Setelah itu ide Islamisasi ilmu pengetahuan muncul kembali dipelopori seorang pemikir muslim Amerika kelahiran Iran, Syed Hossein Nasr melalui karyanya yaitu Science and Civilization in Islam, Islamic Science, dan Islamic Art and Spirituallity. Karyanya ini dilatar belakangi oleh kesadaran akan adanya bahaya
6
sekularisme dan modernisme yang mengancam dunia Islam, oleh karena itu beliau meletakkan asas untuk konsep sains Islam dalam aspek epistemologis, ontologi maupun aksiologis dalam karyanya tersebut (Syaefuddin, 1987). Setelah itu pada akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an Islamisasi ilmu mempresentasikan Islam sebagai agama nalar dan ilmiah, maju dan par-execellent. Gagasan tersebut dikembangkan pada saat konferensi dunia mengenai Pendidikan Islam yang pertama di Makkah pada tahun 1977 oleh Syed M. Naquib al-Attas sebagai sebuah proyek yaitu “Islamisasi” (Indrayogi, 2011). Naquib al-Attas merupakan seorang cendikiawan yang secara tegas menyatakan untuk menegakkan Islamisasi pendidikan dan Islamisasi ilmu pengetahuan karena dengan berbagai tantangan yang dihadapi ilmu pengetahuan akan kehilangan tujuannya. Dikancah internasional sekitar 10 tahun setelah Naquib Al-Attas muncullah adanya Islamisasi ilmu pengetahuan yang berangkat dari sebuah permasalahan ketertinggalan ilmu pengetahuan di kalangan umat dan ilmu pengetahuan pun didominasi oleh ilmu-ilmu sekuler yang semakin berkembang, sehingga muncullah ide Islamisasi ilmu pengetahuan. Gerakan pemikiran Islamisasi ilmu pengetahuan diplopori oleh Ismail Raji al-Faruqi yang merupakan seorang cendikian muslim yang fokus pada permasalahan epistimologi pendidikan Islam, pemikiran Islamisasi ilmu pengetahuan Al-Faruqi secara konkrit dan aplikatif berusaha untuk diwujudkan dengan cara membuat buku-buku ilmiah yang telah diislamkan sebelumnya. Al-Faruqi dalam risalahnya yang berjudul Islamization of Knowledge.
C. Prinsip Dasar Islamisasi Ilmu Pengetahuan Al-Faruqi menjelaskan mengenai prinsip dasar dari Islamisasi ilmu pengetahuan (Al-Faruqi: 1984) yaitu: 1. Tauhid (Keesaan Allah) Prinsip keesaan Allah merupakan suatu upaya untuk meningkatkan pengenalan kepada Allah dan meningkatkan keimanan kepada Allah yang Maha Esa, yang menjadi tujuan akhir dari setiap ilmu pngetahuan 2. Kesatuan Alam Semesta, yang meliputi kesatuan : 1) Tata alam semesta yang merupakan sebuah keutamaan yang integral kerena tata alam semesta
7
berserta desain dan aturannya adalah ciptaan Allah. 2) Penciptaan, merupakan sebuah tujuan akhir yang sangat berharga dan tidak ada yang sia-sia, walaupun manusia belum mngetahui maksud diciptakannya sesuatu tersebut oleh Allah. 3) Taskhir (penundukan) alam semesta untuk manusia yakni kepatuhan alam semesta kepada manusia yang tidak mengenal batas. Allah telah menghendaki bahwa terdapat hubungan kausal dan final antara obyek alam semesta terhadap kepatuhan ini. 3. Kesatuan kebenaran dan kesatuan ilmu pengetahuan: hubungan dengan teori pengetahuan, posisi Islam dapat di terangkan dengan sebaik-baiknya sebagai suatu kesatuan akan kebenaran. Kesatuan tersebut merupakan sumber dari keesaan Allah. 4. Kesatuan hidup, maksud dari kesatuan hidup yaitu amanah Allah merupakan kehendak Allah yang dibagi menjadi dua macam yaitu pertama, kehendak yang harus terrealisasi, kehendak ini diikuti dengan hukumhukum alam. Kedua, kehendak yang dapat direalisasikan dengan kemerdekaan kehendak ini diikuti dengan hukum-hukum moral. 5. Kesatuan umat manusia: Dalam surat Al-Hujurat ayat 13 berbunyi ِ َّوِب َو قَ بَ ائِلَ لِ تَ عَ ارَف وا ۚ إِ ن ََي أَيُّ َه ا ال نَّاس إِ ََّّن خَ لَ قْ نَ اك مْ م ْن ذَكَ ر َو أ نْ ثَ ٰى َو َج عَ لْنَ اك مْ ش ع ا ِ َّ َّاَّللِ أَتْ قَ اك م ۚ إِ ن ِ َّ أَ ْك َر مَ ك مْ عِ نْ َد ْ ٌاَّللَ عَ ل يمٌ خَ ب ي “Wahai manusia! Allah telah menciptakan kalian semua dari satu pasangan, seorang lelaki dan seorang perempuan (Adam dan Hawa) dan kami telah menjadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kalian saling mengenal. Yang paling mulia diantara kalian dalam pandangan Allah ialah yang paling bertaqwa” (QS Al-Hujurat:13)
Ayat tersebut sudah cukup jelas menjelaskan tentang persatuan umat, karena Allah menciptakan manusia itu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, Allah tidak melihat dari apapun yang dimiliki oleh manusia, Allah tidak membedakan setiap manusia, yang paling membedakan yaitu hanya taqwa.
8
D. Konsep
Islamic
Wordlview
sebagai
Landasan
Islamisasi
Ilmu
Pengetahuan Islam merupakan agama yang begitu sempurna, Islam mengatur segala kehidupan manusia dengan begitu rincinya, begitu pula dengan ilmu pengetahuan Islam pun mengaturnya dengan pandangan Islam tersendiri sehingga berbeda dengan maksud ilmu pengetahuan pada umumnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui atau kepandaian. Disamping itu Ilmu diartikan dengan suatu pengetahuan yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Sedangkan Islamisasi ilmu pengetahuan yang dijelaskan oleh al-Attas yaitu “Pembebasan manusia dari tradisi magis, mitologis, animistis, budaya nasional (yang bertentangan dengan Islam ) dan dari belenggu paham sekuler terhadap pemikiran dan bahasa (Salafudin 2013). Al-Faruqi mendefinisikan Islamisasi ilmu pengetahuan yaitu upaya integrasi wawasan pengetahuan yang harus ditempuh sebagai awal proses integrasi kehidupan kaum muslimin. pengintegrasian baru tersebut selanjutnya dimasukan dimasukkan ke dalam keutuhan warisan Islam dengan melakukan eliminasi, reinterpretasi dan adaptasi terhadap komponen-komponenya sebagai sebuah worldview of Islam ( pandangan hidup Islam) dan menetapkan nilai-nilainya, serta adanya relevansi yang eksak antara Islam dengan filsafat, dan metode dan obyekobyeknya (Salafudin 2013). Adapun fokus persoalan yang disampaikan oleh al-Faruqi yang dilanjutkan oleh Thaha Jabir al-Alwani yaitu: 1. Penelaahan kembali Al-Quran dan as-Sunnah sebagai dua sumber utama ilmu pengetahuan, peradaban, kebudayaan, dan pemikiran 2. Penelaahan
kembali
warisan
budaya,
peradaban
Islam
dan
menyelaraskannya dengan parameter Islam
9
3. Menelaah secara kritis karya manusia dalam bidang peradaban dan budaya serta saling tukar pengetahuan 4. Studi kondisi riil umat Islam saat ini berserta kebutuhan-kebutuhan mereka 5. Mempersiapkan masa depan umat Islam atas dasar penelaahan diatas. Terdapat beberapa alasan yang melatar belakangi adanya Islamisasi ilmu pengetahuan menurut Al-Faruqi (Al-Faruqi 1984) yaitu terdapat beberapa permasalahan serius yang sedang dihadapi umat Islam yang di sebutnya sebagai sebuah malaise (krisis) global yang di alami sebagian umat Islam di dunia. Krisis tersebut telah menyebabkan umat Islam menempati posisi terendah diantara bangsa-bangsa lain, mereka mengalami pemerasan, penjajahan hingga dibantai serta dipaksa untuk meninggalkan agamanya. Akibat kondisi ini lah berbagai permasalahan muncul dari berbagai bidang, misalnya 1) Pertama, kehidupan politik umat Islam terjadi perpecahan dan pertikaian yang memang sengaja diciptakan oleh negara-negara barat untuk lebih menciptakan ketidakstabilan, perpecahan antara umat Islam. 2) Kedua, kehidupan ekonomi umat Islam mengalami kehancuran dengan banyaknya kelaparan dan ketidakberdayaan ekonomi umat. 3) Ketiga, bidang kegamaan dan budaya, umat Islam semakin tersesat dengan propaganda asing yang mengarah kepada westernisasi, tanpa disadari bahwa itu akan membawa kepada kehancuran budaya bangsanya dan ajaran Islam. 4) Keempat bidang pendidikan, saat ini banyak dibangun berbagai sekolah-sekolah yang menggunakan sistem dan kurikulum barat, yang selanjutnya melahirkan kesenjangan di antara umat Islam, yaitu mereka yang terlalu terbaratkan dan sekuler dan mereka yang tetap menentang sekulerisme.
10
PENUTUP Di dalam penulisan ini ada beberapa kesimpulan yang dapat ditulis, yaitu: 1) Islamic Worldview merupakan suatu pandangan hidup yang berlandaskan pada keesaan Allah dan kebenaran dalam hati. 2) Islamization of knowledge meruapakan suatu pembenahan dalam ilmu pengetahun yang sesuai nilai dan norma dalam Islam 3) Islam sebagai agama mengatur keseluruhan dalam kehidupan manusia sehingga ilmu pengetahuan yang sebagai salah satu bagian dari kehidupan manusia harus berlandaskan dengan pandangan Islam, karena tujuan dari ilmu pengetahuan dalam Islam itu bereda dengan agama lainnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
al-Attas, S.M.N. 1996. “Opening Address, The Worldview of Islam, an Outline.” Al-Faruqi, Ismail Raji. 1984. Islamization of Knowledge General Principles and Work Plan, Terj. bahasa indonesia Islamisasi Pengetahuan . Bandung: Pustaka. Iswati. 2017. Upaya Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Implikasinya. 1. At-Tajdid. Salafudin. 2013. “Islamisasi Ilmu Pengetahuan.” Foruim Tarbiyah 11 (2): 203. Tamam, Abas Mansur. 2017. Islamic Worldview Paradigma Intelektual Muslim. Jakarta: Spirit Media. Zarkasyi, Hamid Fahmy. 2013. “Worldview Islam dan Kapitalisme Barat.” Tsaqafah 20. Zarkasyi, Hamid Fahmy. 2005. “Worldview Sebagai Asas Epistemologi Islam.” Islamia .
12