Mata Kuliah Tugas No. Topik :
SIL 621. Bangunan B angunan dan Lingkungan
Nama :
Isandre Fajarrachman Fajarrachman
NRP
F451140041
Tanggal selesai :
25 Maret 2015
#2 Pemilihan Material Konstruksi berdasarkan berdasarkan LCA
“Goal Definition and Scoping”
Multiplek atau kayu lapis lapis ialah papan tiruan yang terbuat dari lembaran – lembaran tipis (vinir kayu) yang terdiri dari tiga lapis dimana setiap lapisan di tumpuk (Hing, 1992). dengan ketebalan antara 0,6 – 3mm. 3mm. Jumlah lapisan kayu selalu berangka ganjil 5,7,9,11 (Bowyer, 2003) . Ukuran standar pabrik multiplek Indonesia 1m3 umumnya digunakan 122 x 244cm dan 91,4x 183cm. Bahan utama kayu lapis ini dari pohon meranti (42%), keruing (7%), kapur (0,5%), dan campuran kayu ringan (50,5%). Proses pembuatan kayu lapis di Indonesia, kayu bulat di kumpulkan di pilah – pilah berdasarkan berdasarka n kualitas, diproses dengan pengulitan kayu kayu berkisar 1,3 – 3.30mm, 3.30mm, dilakukan pengeringan pada kulit – kulit kayu, untuk mendapatkan pengerasan lapisan kayu, setelah lapisan kayu sempurna dilakukan pengeleman menggunakan resin, dipress agar lem menyebar kesemua sisi kulit kayu, dipanaskan agar lem merekat dengan baik. Setelah lapisan terekat dengan baik, dilanjut kan proses pemotongan ukuran multipleks dan multipleks siap di pak dan di kirimkan. Skema sederhana proses produksi multipleks :
Pemilahan kelas
Pembentukan Ukuran
Penempatan kelas ukuran
Pe-ngpressan
Pengeringan
Pengulitan
Pengumpulan
Kayu Bulat
Pemilihan Lapisan Kayu
Penyimpanan
Pengepakan
Pengiriman
Skema 1.1 Skema sederhana proses produksi multiplek di Indonesia
Dalam permasalahan lingkungan, proses pengepressan, pengeringan, dan pemilahan kelas memiliki emisi terbesar yang berpengaruh bagi lingkungan,Energi konsumsi proses pembuatan multipleks memiliki efek besar juga bagi lingkungan. Permasalahan lingkungan yang ditinjau ialah efek global warming, gas rumah kaca disebabkan peningkatan karbon dioksida (CO2), Methan, nitrous oksida, sulfur hexafluoride, nitrogen trifluoride, perfluorocarbons and hydrofluorocarbons. Hujan asam yang diakibatkan sulfur dioksida dan nitrogen oksida menjadi asam yang menurunkan tingkat pH-Hujan. Permasalahan eutrofikasi mempercepat pertumbuhan alga menyebabkan penurunan oksifen dalam air,
perusakan lapisan ozon akibat CFC dan oksida nitrogen (NOx), fotokimia ozon (POCP) yang menyebabkan rusaknya vegetasi dan bahan.
“Inventory Analysis ”
Dalam menganalisa bahan, mengambil contoh 3 perusahaan kayu lapis di Indonesia. 12 bulan data diambil dan dihitung untuk mendukung data material dan energy untuk 1m3 dari kayu lapis.
Kayu yang masuk/bulan Produksi kayu lapis/bulan Bentuk Produksi Penggunaan Listrik Kogenarasi Batu Bara
Units m3
A 11,322
m3
6,702
List Perusahaan B 15,314
C 21,164
10,495
Blockboard Veneer
11,249
Blockboard, lamineboard
-
Blackboard, veneer
-
-
Tabel 1.1 Jumlah pengolahan, dan penggunaan listrik kayu lapis setiap bulan (2014)
Rata – rata kayu bulat yang masuk bernilai 12.707 m3 perbulannya ,Untuk nilai LCI Material dasar dan kuantintas air yang diperlukan dalam memproduksi satu kubik meter kayu lapis :
Kayu/log masuk Penggunaan Resin : Urea formaldehyde Hardener Energi/Air Penggunaan listrik – satuan kotak Penggunaan listrik kogenerasi (thermal) Penggunaan listrik – Batu Bara Diesel
Units m3 kg
1,69 134
List Perusahaan B 1,46 1,88 103 73
A
kg kWH
17
11
10
061
769
0.167
kWH
-
-
-
kg
,,49
40
-
Liter
0,135
0,130
0,941
Air (air sungai)
m3
7,69
5,72
0,00
Air (buangan)
m3
0,57
0,34
1,23
C
Tabel 1.2 Jumlah pengolahan, dan penggunaan listrik kayu lapis setiap bulan
Didapat kesimpulan rata – rata bahan & energi yang dipakai dalam 1m3 kayu lapis, menggunakan `1,6m3 kayu log, penggunaan resin 103,3kg, hardener 12,7 kg, batu bara 41kg, mesin diesel 0,402 liter, air 4,47 m3, air buangan (municipal ) 0,713m3. Untuk material yang di lepas ke lingkungan pada produksi kayu lapis 1m3. Ada lima dampak yang diukur yaitu : efek gas rumah kaca, hujan asam, eutrofikasi, penipisan ozon, dan fotokimia ozon.
Kategori Dampak Gas Rumah Kaca Hujan Asam Eutrofikasi Penipisan Ozon Fotokimia Ozon
Unit Kg CO2 – Equiv. Kg SO2 – Equiv Kg Phosphate (PO4) – Equiv Kg CFC11Equiv Kg Ethylene – Equiv
A 592 1.7 0,253
List Perusahaan B C 485 411 1.35 2.08 0,197 0,333
8,95x10-
6,74x10-
1,84x10-
0,188
0,147
0,250
Tabel 1.3 Nilai emisi yang dikeluarkan dari produksi 1m3 kayu lapis
Rata – rata, dampak lingkungan yang dihasilkan oleh 1m3 kayu lapis melepaskan gas rumah kaca 446kg-CO2-Equiv (rata – rata 529 – 411),Hujan asam 1,91 kg SO2-Equiv, eutrofikasi 0,311kg (PO4)Equiv, penipisan ozon 1,40x10-8kg CFC11-Equiv dan fotokimia ozon 0,233kg Ethylene-Equiv. Perusahaan A memiliki emisi karbon lebih tingg dikarenakan 30% listrik dari batubara. Referensi :
Gan K.S & M.Y Massijaya, (2014)”Life Cycle Assessment for Environmental Product Declaration of Tropical Plywood Production in Malaysia and Indonesia” , ITTO, (1), 2 -28. Charles J.Ferari, (2000)”Life Cycle Assessment Environmental Modelling of Plywood and Laminated Veneer Lumber Manufacturing” , Oregon State University, (1) Richard B., Steve H.,Leonard J., Bruce L., Elaine O, Francis G.,(2010)”Cradle-To-Gate-Life-Cycle Inventory of U.S Wood Products Production : Corrim Phase 1 and Phase II Products” , Wood and Fiber Science, (V), 1-14 Maureen E. Puettmann, (2005)”Life Cycle Analysis of Wood Products : Cradle-to-Gate-LCI of Residential Wood Building Materials” , Wood and Fiber Science, (37), 1 -12 Sujatha D, Pandey C, & Nath S.K, (2014)”Impact of Forestry Products on Climate Change Mitigation in India” , International Journal of Applied Science and Technology, (4),1-6 Hermawan, Puti F.M, M. Abduh., R. Driejana (2013)”Peran Life Cycle Analysis (LCA) pada Material Konstruksi dalam Upaya Menurunkan Dampak Emisi Karbon Dioksida pada Efek Gas Rumah Kaca ” , Konferensi Nasional Teknik Sipil, (7), 1 – 6 Bruce Lippke & Lucy Edmonds, (2006)”Environmental Perfomance Improvement in Residential Construction : The impact of Product, Biofuels, and Process” , Forest Products Journal,vol.(56), 1-6 Effendi Arsad, (2000)”Sifat Fisik Kayu Lapis Berbahan Baku Kayu Akasia (Acacia mangium Willd.) dan Kelampayan (Anthocephalus spp.) ” , Jurnal Riset Industri Hasil Hutan, vol.3, 1 -8 Sara G,Raul G, Pablo B., Rosario C.P, Xavier G, Joan Rieradevall i Pons, M. Teres, Gumersindo F, (2012)”Eco-Innovation of a wooden based modular social playground : application of LCA and DfE methodlogies” , Journal of Cleaner Production, (27) 21-31 EPA, (2004)”Regulatory Impact Analysis for the Plywood and Composite Wood Products NESHAP” , Final Report EPA, (1) Riza R., Mariah U, (2013)”Kayu Lapis Struktural (Structural Plywood)” , USU, (1)