IRIGASI SESI-13 SRI EKO WAHYUNI
Sutarto edhisono
No
Tujuan Khusus Pembelajaran
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Estimasi Waktu
Referensi
13 Mahasiswa dapat menjelaskan & menganalisis tentang bangunan pembawa dengan aliran superkritis : Bangunan terjun, Bangunan got miring. Bangunan
Bangunan pembawa dngn. aliran subkritis : Bang. terjun, Bangunan got miring. Bangunan pelimpah.
Perhitungan hidrolis : Bangunan terjun, Bangunan got miring. Bangunan pelimpah. Contoh soal.
100 mnt Buku 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
No
Tujuan Khusus Pembelajaran
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Estimasi Waktu
Referensi
13 Mahasiswa dapat menjelaskan & menganalisis tentang bangunan pembawa dengan aliran superkritis : Bangunan terjun, Bangunan got miring. Bangunan
Bangunan pembawa dngn. aliran subkritis : Bang. terjun, Bangunan got miring. Bangunan pelimpah.
Perhitungan hidrolis : Bangunan terjun, Bangunan got miring. Bangunan pelimpah. Contoh soal.
100 mnt Buku 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
BANGUNAN TERJUN TEGAK
k
V 2 2 g
pengontrol aliran
peredaman energi
pembawa
peralihan dilindungi
(ambang lebar, lebar, mercu bulat)
(utk mencegah erosi)
●
y1
h1 H1 y c
tirai luapan
p1
p1=tinggi ambang
penurunan tinggi energi H
potongan u
ambang bendung Z= t
y2
yd Hd yu
n Lj
Lp panjang kolam L B
Tinggi ambang hilir n = a = 0,5 h c
olak USBR, disainnya berdasarkan Fr.
Sisa tinggi energi hilir Hd yang memakai dasar kolam sebagai bidang persamaan, tidak berbeda jauh dari perbandingan Z/H1, di mana kurang lebih Hd = 1,67 H1. Harga Hd ini dapat dipakai untuk menentukan Z (tinggi bangunan terjun tegak). Bangunan terjun tegak sering dipakai pada saluran induk & sekunder, bila tinggi terjun tidak terlalu besar. Menurut Perencanaan Teknis Direktorat Irigasi (1980) tinggi terjun tegak dibatasi sebagai berikut : Tinggi terjun maks. 1,50 meter untuk Q < 2,50 m 3 /det.
Z H H H d
1
Hd ≈ 1,67 H1
V 2 g ( Z ) u
q kemudian: Y u V u Fr
V u
Dimensi bangunan terjun tegak dapat ditentukan dengan menggunakan grafik geometris di bawah ini.
Geometri bangunan terjun tegak dengan perbandingan panjang y d /z dan L p /z dapat dihitung dari gambar di bawah ini pada gambar ditunjukkan y d dan L p.
DATA-DATA B
Q
3 / 2 1,71 m H 1 1/ 3 2 q Kedalaman kritis hc : h c g
0,8b
1
Tinggi ambang dihilir a = n = 0,5 hc
q
Q 0,8b 1
DATA-DATA
k
V2 2 g
●
Tinggi pondasi
L
2
C Z h 0,25 1
c
h h c c C 2,5 1,1 0,7 1 Z Z
3
Tinggi terjun
DATA-DATA
V 2 0,39 2 0,90 0,908m. H h 1 1 2 g 2 x9,81 Q 0,935 0,602 0,8 b B 1 3 / 2 1,71 m H 1,71 1 0,9083 / 2 1
Q 0,935 1 558 3 / det/ '
1/ 3
q 2 h c g
1/ 3
1,558 2 9,81
0,628m
h h C 2,5 1,1 c 0,7 c 1 z z
3
3
0,628 2,5 1,1 0,7 3,364 1,00 1,00 0,628
L C z h 0,25 2 c 1
3,364 1,00 0,628 0,25 2,916 m
BANGUNAN TERJUN MIRING DI SAL. IRIGASI WAY METEN, P.BURU MALUKU. TERJUNAN ALIRAN 4,0 m DAPAT DIMANFAATKAN UNTUK PLTMH.
Lebar lubang pengaliran dibuat minimal atau
Pada permukaan miring, yang menghantar air ke dasar kolam olak, adalah praktek perencanaan yg umum, khususnya jika tinggi energi jatuh > 1,5 m. Pada bang. terjun miring, kemiringan permukaan belakang dibuat securam mungkin & relatif pendek. Jika peralihan ”ujung runcing” dipakai diantara permukaan pengontrol & permuk. belakang (hilir), disarankan untuk memakai kemiringan yang tidak lebih curam dari 1: 2 dengan maksud untuk mencegah pemisahan aliran pd. sudut miring. Jika perlu kemiringan yg lebih curam, sudut runcing harus diganti dengan kurve peralihan dengan jari2
Panjang kolam loncat air dibelakang pot. U : L j = 5(n + y 2) n = tinggi ambang hilir, y 2 = kedalaman air di hilir. bagian pengontrol
Pot. U H1
yc q
H >2 1
Z sudut runcing
Hu a i r c a t n l o
yu
n
panjang kemiringan
alternatif peralihan
Z
1 1
y2
H2
bidang persamaan
bulat, r = 0.5H1
ambang ujung
Lj potongan u
H
S
PERHITUNGAN HIDROLIS :
Q h 1 1,71mB
Tinggi ambang hilir a a 0,2H
H Z
2/3
a 0,15H
H Z
R≥½H
3. Tebal aliran di kaki tubuh bendung S :
S CH
V 2
H
Hh 1 2 g
Z
q
Q
GOT MIRING
Z=
Z1= pusat gravitasi profil basah di bagian awal, Z2 di ujung akhir peralihan.
L
H i
L
Terdiri dari bagian pemasukan, bagian peralihan, bagian normal dan kolam olak.
3/2 Q 1,7C bh d
F n b R h b O n2 b b
n hb² = (n+2) hb n = b/hb
Q F V nh 2k R 2/3sin 1/2 b s b t
DATA-DATA V V μ 2gH 2 1
L
H i
i tan
Q μF 2gz
Tipe Got Miring segi-4
DATA-DATA
blok halang blok muka
w1
±w1
2
±w1
2
denah wa
tinggi energi hulu di kolam wc
da
d1
peralihan penyebaran
∆Z= beda tinggi energi hulu & hilir
lengkungan
Li bangunan pemasukan
Z
h v1 o
wp
h v2
saluran got miring
d1, d2 = kedalaman di ujung hulu/hilir kolam hv 1, hv 2 = tinggi energi di hulu & hilir.
h 1
L
d1
h2
db
d2
1 4 lp
Lp kolam olak
tinggi energi hilir
Lo peralihan keluar
GOT MIRING
saluran
2
2
Q 1,7C bh3/2 d
2
Z h 0,5 0,33. 1 3 3
0,102 1,7 x0,85 xbx0,53/2 b 0,20m. Q
0 102
Z 12,10 tg 0 0,095 L 128
α = 5º24’ ; sin α = 0,094
K
0
50m1/ 3 / det PasanganBatu
K K 1 sin 501 0,0094 45,3m1/ 3 / det 0 t
b
b
2 h 2 b h 2 2 F F nh ; n 2 b h b b b b h b b
R
Fb
n
2
1 / 2 2 2 / 3 sin Q F V nh K R b t b b s 2/3 1 / 2 2 0,094 0,102 2h 45,3 0,5h 0,102 17,5 xh 8 / 3 b
b
b
Kecep.GotMiring : V 2
Q
0,102
2,27m / det
V 2 V 1 2 gH
(Kecepatan masuk V1 = 1,55)
2,27 1,55 0,85 2 9,8 H
L
H i
0,037 0,095
0,385m tg 5⁰24’
ambil L 0,40m.
Q F 2 gz 0,102 0,80 F 2 9,81 0,03 F
0,102 0,8 0,767
Denah Kolam Olak dengan Peredam Gelombang.
Z=
L
H i
L
L2
L3
-
Q (m3 /s)
2-5 5 – 8 8 15
H (m) (Tinggi air di atas mercu).
Tinggi mercu terhadap MAN di saluran (m).
0,12 0,15 0,18
0,05 0,08 0,10 0,12
3/2 Q 1,84 L H
Qpelimpah = Qmax – Qnormal Pada umumnya : Qpelimpah = 20% x Qnormal.
SKETSA BANGUNAN PELIMPAH SAMPING
Termasuk tipe 2a : Aliran subkritis dengan I0 < Ikritis
DATA-DATA Q 1,84LH3/2 0,438 1,84 L(0,10)3/2
Tinggi air di atas mercu Tinggi mercu thd. MAN
Mercu
Qpelimpah
B H 2 2 Q Q 2 1 B H 1 1
3/2
Q 0,75 μF 2gH
SELAMAT UJIAN