Integrative Integrative Case I The Body Shop Indonesia I.
Pendahuluan
”The Body Shop” merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bisnis
kecantikan berupa produk perawatan tubuh dan kosmetik. Merek “The Body Shop” didirikan pada tahun 1976 oleh Anita Roddick dengan pembukaan gerai pertamanya di Brighton, Inggris. Perusahaan ini terinspirasi oleh alam, sehingga segala jenis produknya menggunakan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan. Produk-produk kosmetik yang dihasilkan The Body Shop sangat beragam, antara lain : make-up, body care, bath and shower, fragrance, skin care, aksesoris perlengkapan seperti sikat atau brush, spons untuk mandi, shaving brush
dan lain-lain. II.
Pembahasan
2.1 Ekspansi Global The Body Shop
The Body Shop merupakan perusahaan internasional yang melakukan ekspansi secara global dengan melakukan aliansi sistem ” franchise”. Anita hanya membutuhkan
waktu dua tahun agar tokonya dikenal luas sehingga memungkinkan diterapkannya sistem franchise dalam rangka memperluas jaringan usahanya, dengan membuka toko pertama di
luar Inggris pada tahun 1978, yakni di Brussels, Belgia. Sejak saat itu, pertambahan jumlah gerai “The Body Shop” tumbuh dengan pesat dan pada saat ini “The Body Shop” telah
memiliki lebih dari 2.500 toko di 65 negara, dan telah menghasilkan lebih dari 1.200 produk.
M anufact nufactur urii ng F i r m : M ass Pro Pr oducti ucti on 2.2 Ma Berdasarkan kompleksitas teknik yang dimiliki, The Body Shop tergolong pada perusahaan manufaktur grup II yaitu Large-batch and mass production. Hal ini dikarenakan varian produk yang dimiliki The Body Shop sangatlah beragam dan diproduksi dalam jumlah yang banyak (massal). Salah satu karakteristik dari perusahaan manufaktur yang memproduksi dalam jumlah massal adalah pengambilan keputusan yang tersentralisasi. Sebagai konsekuensi dari sistem franchise, The Body Shop Indonesia menerapkan standar pada segala aktivitas permerekannya berdasarkan arahan dari The Body Shop regional yang berkantor di Singapura, sebagai kepanjangan tangan dari The Body Shop International yang bermarkas di London. Tidak hanya standar pelayanan maupun strategi permerekan saja yang harus 1
disesuaikan, namun The Body Shop Indonesia pun diharuskan mengadopsi 5 nilai yang menjadi komitmen The Body Shop International, dengan melakukan penyesuaian berdasarkan lokalitas lokalit as Indonesia, kondisi, kondisi , serta karakter masyarakat di Indonesia. Implementasi kelima nilai The Body Shop di Indonesia menekankan pada tiga komitmen, yaitu Defend Human Rights, Protect Our Planet, dan Activate Self-Esteem. Indonesia tidak perlu melakukan kegiatan yang berhubungan dengan komitmen Against Animal Testing karena posisi The Body Shop Indonesia bukan sebagai produsen, namun
hanyalah distributor. Pembuatan dan produksi produk – produk The Body Shop sendiri dilakukan langsung di Inggris, dan didistribusikan ke negara – negara negara pemegang hak lisensi, melalui The Body Shop regional masing – masing masing kawasan. Sedangkan menurut keterangan pihak The Body Shop Indonesia, program Community Trade s kurang berhasil dilakukan di Indonesia adalah lebih dikarenakan karakter petani Indonesia yang merasa cepat puas, kurang memperhatikan kualitas, dan tidak mampu mempertahankan availabilitas bahan baku secara berkesinambungan.
2.3 Visi dan Misi The Body Shop
Visi The Body Shop antara lain : Respected, Inspiring, Professional, dan First Choice. Unsur-unsur pada visi ini dicapai perusahan dengan menjalankan misi sebagai
berikut : a) Mendedikasikan bisnis ini bagi perusahaan sosial dan lingkungan. b) Secara kreatif menyeimbangkan kebutuhan financial dan non-finansial dari para stakeholder yaitu karyawan, pelanggan, pemasok, franchisee. c) Memastikan bahwa bisnis ini berkesinambungan secara ekologi: memenuhi kebutuhan saat ini tanpa merugikan kepentingan generasi mendatang. d) Berkontribusi
pada
masyarakat
local,
nasional
dan
internasional
dengan
menjalankan kode etik yang memastikan adanya kepedulian, kejujuran, keadilan, dan saling menghormati. e) Berkampanye bagi kelestarian lingkungan, manusia, hak sipil serta penentangan uji coba binatang dalam industri kosmetika. f) Selalu bekerja untuk mempersempit celah antara prinsip dan praktek dengan memasukkan semangat, kegembiraan dan kepedulian sebagai bagian dari hidup sehari-hari. Sampai saat ini misi tersebut masih terus dijalankan dan direalisasikan seoptimal mungkin. 2
disesuaikan, namun The Body Shop Indonesia pun diharuskan mengadopsi 5 nilai yang menjadi komitmen The Body Shop International, dengan melakukan penyesuaian berdasarkan lokalitas lokalit as Indonesia, kondisi, kondisi , serta karakter masyarakat di Indonesia. Implementasi kelima nilai The Body Shop di Indonesia menekankan pada tiga komitmen, yaitu Defend Human Rights, Protect Our Planet, dan Activate Self-Esteem. Indonesia tidak perlu melakukan kegiatan yang berhubungan dengan komitmen Against Animal Testing karena posisi The Body Shop Indonesia bukan sebagai produsen, namun
hanyalah distributor. Pembuatan dan produksi produk – produk The Body Shop sendiri dilakukan langsung di Inggris, dan didistribusikan ke negara – negara negara pemegang hak lisensi, melalui The Body Shop regional masing – masing masing kawasan. Sedangkan menurut keterangan pihak The Body Shop Indonesia, program Community Trade s kurang berhasil dilakukan di Indonesia adalah lebih dikarenakan karakter petani Indonesia yang merasa cepat puas, kurang memperhatikan kualitas, dan tidak mampu mempertahankan availabilitas bahan baku secara berkesinambungan.
2.3 Visi dan Misi The Body Shop
Visi The Body Shop antara lain : Respected, Inspiring, Professional, dan First Choice. Unsur-unsur pada visi ini dicapai perusahan dengan menjalankan misi sebagai
berikut : a) Mendedikasikan bisnis ini bagi perusahaan sosial dan lingkungan. b) Secara kreatif menyeimbangkan kebutuhan financial dan non-finansial dari para stakeholder yaitu karyawan, pelanggan, pemasok, franchisee. c) Memastikan bahwa bisnis ini berkesinambungan secara ekologi: memenuhi kebutuhan saat ini tanpa merugikan kepentingan generasi mendatang. d) Berkontribusi
pada
masyarakat
local,
nasional
dan
internasional
dengan
menjalankan kode etik yang memastikan adanya kepedulian, kejujuran, keadilan, dan saling menghormati. e) Berkampanye bagi kelestarian lingkungan, manusia, hak sipil serta penentangan uji coba binatang dalam industri kosmetika. f) Selalu bekerja untuk mempersempit celah antara prinsip dan praktek dengan memasukkan semangat, kegembiraan dan kepedulian sebagai bagian dari hidup sehari-hari. Sampai saat ini misi tersebut masih terus dijalankan dan direalisasikan seoptimal mungkin. 2
2.4 Analisis 5 Kekuatan Porter
Untuk
mengenal
lebih
jauh
kondisi
persaingan
industri
kosmetik
dan
kecantikan di Indonesia, khususnya The Body Shop Indonesia, maka dilakukan analisis 5 kekuatan Porter atau Por ter’s ter’s five forces analysis yang terdiri dari : 1. Ancaman Pendatang Baru Kehadiran pendatang baru pada industri sejenis dapat membawa masalah tersendiri bagi The Body Shop Indonesia, dengan bertambahnya jumlah perusahaan sejenis, dipastikan bahwa perusahaan baru akan lebih siap bersaing di pasar dengan melihat peluang yang belum dipenuhi oleh perusahaan yang terdahulu dengan cara inovasi produk dan penetapan harga sehingga hal ini dapat mempengaruhi perubahan kebijakan perusahaan terdahulu untuk dapat bersaing dengan pendatang baru. Contoh dari pendatang baru yang sukses adalah kosmetik dengan merk Wardah yang menawarkan kosmetik dengan bahan-bahan yang halal. Namun, The Body Shop Indonesia bisa menjaga market share dengan melakukan inovasi produk dan kampanye lingkungan yang semakin ditingkatkan. The Body Shop Indonesia juga memiliki brand image yang kuat, inovasi yang berkesinambungan, nilai perusahaan yang kuat dan hubungan dengan konsumen yang baik melalui adanya membership agar tidak kalah dalam persaingan produk kecantikan di Indonesia. 2. Daya Tawar Pemasok Hubungan baik dengan pemasok harus dapat dijalankan jika suatu perusahaan ingin menekan harga produksi karena tidak dapat dipungkiri bahwa semakin baik hubungan dengan beberapa pemasok maka perusahaan akan mendapatkan harga bahan baku terbaik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki integritas dengan pemasok. Sebesar 95% produk The Body Shop yang dijual di Indonesia didatangkan langsung dari Inggris dan untuk produk skin care dari Jepang, sedangkan beberapa produk aksesorisnya aksesor isnya merupakan produk pro duk lokal yang berasal dari para pengusaha pen gusaha kecil dan pengrajin perorangan di Bandung, Salatiga, dan Baduy. Supplier The Body Shop telah dipastikan mengambil bahan mengambil bahan terbaik dari alam yang dikelola dike lola dan dipanen oleh petani lokal dengan keahlian k eahlian tinggi. 3. Daya Tawar Konsumen
3
The Body Shop Indonesia memiliki sistem membership untuk mempertahankan pelanggan setia yang memiliki kemungkinan sangat rendah untuk berpindah ke produk lainnya. Namun, The Body Shop Indonesia memenuhi ekspektasi pelanggannya dengan menciptakan produk yang eksklusif dan menarik, yaitu tematema yang menarik pada produk-produknya antara lain Japanese Cherry Blossom, Italian Summer Fig, English Dawn White Gardenia, dll.
4. Ancaman Produk Pengganti Semua perusahaan dalam suatu industri bersaing dengan industri-industri yang menghasilkan produk pengganti. Ada dua faktor ancaman dari produk substitusi, yaitu harga dan performa, dimana kedua faktor ini yang mempengarui konsumen untuk berpindah ke produk lainnya. The Body Shop sebagai suatu perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik dan kecantikan memiliki banyak persaingan dari produk-produk pengganti, seperti produk kosmetik dan perawatan tubuh merek lokal, contohnya sariayu martha tilaar dan mustika ratu. 5. Ancaman Pesaing Ancaman pesaing merupakan kekuatan yang paling hebat dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat berhasil jika perusahaan itu dapat menghasilkan keunggulan kompetitif yang lebih baik daripada strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesainhg Adapun pesaing utama The Body Shop merupakan perusahaan-perusahaan di bidang toiletries dan kosmetik, yaitu The Face Shop, L’Occitane, dan Lush. Perusahaan-perusahaan ini juga merupakan
perusahaan multinasional yang menawarkan produk yang terbuat dari bahan-bahan alami dan menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang seperti The Body Shop. Perusahaan-perusahaan tersebut juga menjunjung tinggi nilai-nilai penting seperti meminimalisasi kerusakan lingkungan, tidak menguji coba produknya pada binatang, dan terus menerapkan tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat dan lingkungan. Persamaan-persamaan ini meskipun tujuannya sangat baik juga menjadi sebuah ancaman bagi The Body Shop karena nilai-nilai tersebut merupakan kunci yang selalu dipegang teguh oleh The Body Shop dan telah menjadi trademark perusahaan selama
bertahun-tahun.
Namun,
bedanya
adalah
The
Body
Shop,
selain
mensosialisasikan nilai-nilai tersebut The Body Shop juga meluncurkan kampanye serta petisi untuk mendukung berbagai isu permasalahan di dunia. Mereka
4
mengikutsertakan
selebriti,
konsumen,
serta
masyarakat
luas
untuk
ikut
menyuarakan permasalahan yang dibahas. Hal inilah yang sangat membedakan The Body Shop dengan perusahaan kosmetik lainnya.
2.5 Strategi Diferensiasi
The Body Shop selalu berusaha untuk berbeda dengan perusahaan lain, terutama perusahaan kosmetika. Sejak Anita membuka toko pertamanya pada tahun 1976, filosofinya tentang bisnis dan tanggung jawabnya terhadap masyarakat lokal dan global telah mengarahkan The Body Shop menjadi bisnis yang berbudaya unik. The Body Shop selalu berkomitmen untuk mendukung perubahan lingkungan dan sosial menuju keadaan yang lebih baik melalui berbagai kegiatan kampanye didasari oleh semangat dan nilai-nilai (values) yang dianut dan mendarah daging dalam setiap aktivitas bisnisnya. Hal inilah yang membuat The Body Shop berbeda dengan para pesaingnya. Semangat The Body Shop dalam menjalankan bisnisnya adalah “we believe business can be both profitable and responsible ” - Kami
percaya bisnis dapat menguntungkan serta bertanggung jawab.
2.6 The Body Shop Indonesia
The Body Shop Indonesia didirikan pada bulan Desember tahun 1992 oleh Hutomo Santosa dengan gerai pertamanya yang terletak di Pondok Indah Mall. The Body Shop Indonesia berada di bawah badan hukum PT Monica HijauLestari yang tergabung dalam Sentosa Group.
2.7 Visi dan Misi PT Monica HijauLestari
Visi PT Monica HijauLestari yaitu menjadikan The Body Shop sebagai merek kecantikan yang dikenal sebagai merek yang ramah lingkungan dan etis, serta menyediakan beragam pilihan produk alami yang efektif dengan pelayanan yang baik. Visi ini dicapai perusahan dengan menjalankan misi sebagai berikut : 1. Kepada Pelanggan Merebut dan memenangkan hati serta pikiran pelanggan dengan menyediakan produk yang menunjang gaya hidup terkini dan menciptakan kesan yang mendalam, di setiap pasar yang dimasuki. 2. Kepada Lingkungan 5
Menjadi contoh sebagai warga negara yang baik dalam mematuhi peraturan pemerintah dan mengambil peran dalam masyarakat. 3. Kepada Pemegang Saham Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dengan kinerja keuangan yang kokoh dan berkelanjutan. 4. Kepada Karyawan Membangun lingkungan kerja yang menyenangkan dan penuh penghargaan bagi karyawan yang mampu bekerja dengan sepenuh hati dan pikiran, dapat diandalkan serta bertanggung jawab. 5. Kepada Mitra Kerja Membangun dan mengembangkan hubungan berdasarkan kemitraan strategis.
2.8 Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi The Body Shop Indonesia :
Gambar 1 : Struktur Organisasi The Body Shop Indonesia
6
Adapun job description secara umum dari masing-masing posisi yang terdapat dalam struktur organisasi perusahaan The Body Shop : 1.
Chief Business Officer Orang yang bertanggung jawab untuk menetukan arah dan strategi-strategi perusahaan untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
2.
Operations Director Orang yang memimpin seluruh kegiatan operasional yang berada di dalam perusahaan dengan mengimplementasikan arah dan strategi yang telah ditetapkan oleh Chief Business Officer untuk pencapaian sasaran perusahaan dalam jangka waktu 1 – 3 tahun ke depan.
3. Organizer & Process Development Manager Orang yang membantu suatu kelancaran di dalam sistem, proses, prosedur, dan juga pelaksana Operations Director. Selain itu tugasnya juga mengatur keseluruhan jadwal meeting, menyusun dan memperbaiki SOP, mengontrol schedule, dan membuat data pencapaian dalam suatu perencanaan. 4. L&G Support Manager Orang yang bertanggung jawab atas peningkatan kualitas SDM karyawan di dalam perusahaan, salah satu caranya adalah dengan memberikan training yang dibutuhkan oleh organisasi tersebut. 5. Secretary Orang yang membantu seluruh kegiatan operasional untuk kelancaran di dalam suatu sistem, proses, dan prosedur yang dibutuhkan Operations Director dalam melakukan tugas-tugasnya. 6. General Manager Product Category Orang yang bertanggung jawab untuk memilih, menentukan, dan mengelola produk produk yang memiliki kualitas terbaik agar dapat memberikan suatu kontribusi penjualan dan keuntungan bagi perusahaan. 7. Acting Marketing Communication Orang yang bertanggung jawab untuk membuat suatu strategi, program dan implementasi yang mengkomunikasikan produk-produk, serta juga memberitahukan brand atau merek kepada calon konsumen. 8. S&E Values and Customer Loyalty Manager 7
Orang yang bertanggung jawab dalam menyusun suatu strategi program dan pelaksanaan dari kegiatan perusahaan dalam menciptakan suatu kepedulian terhadap isu-isu sosial yang sedang berkembang saat ini. Selain itu juga bertanggung jawab dalam pembuatan suatu strategi agar konsumen tersebut tetap loyal kepada perusahaan yang mengeluarkan produk tersebut. 9. Sales Force Development Manager Orang yang bertanggung jawab dalam pengadaan dan pengembangan suatu armada penjualan atau persediaan yang terdapat di tiap-tiap toko tersebut dengan melakukan pelatihan dan pengembangan, evaluasi kompetensi perusahaan, sampai melakukan promosi untuk tiap-tiap produk. 10. General Manager Retail Operation Orang yang bertanggung jawab dalam pengolahan serta perencanaan atas seluruh kegiatan operasional yang terdapat pada toko-toko tersebut. Dengan melakukan suatu persiapan keperluan yang dibutuhkan oleh toko tersebut, sumber daya manusianya, pelaksanaan pelayanan kepada konsumen, pengolahan hasil penjualan yang didapat, dan juga pengelolaan-pengelolaan pelaksanaan produk atau barang yang ada.
2.9 Budaya dalam Perusahaan yang Mencerminkan Nilai Perusahaan
The Body Shop Indonesia mempunyai program berkomitmen yang disebut perkantoran hijau (green office) dimana kebijakan mengenai perilaku hijau (green behavior) diatur secara ketat. Program tersebut antara lain : a. Penghematan Energi dan Air
Penghematan listrik dengan mematikan AC dan lampu sebagian bangunan setelah pukul 18.00.
Mematikan Lift setelah pukul 18.00.
Pengembangan energi listrik tenaga surya (sedang berjalan).
Pencantuman pesan / kata-kata bijak di setiap wastafel, toilet, maupun tempat tissue tentang pentingnya menghemat pemakaian.
b. Penggunaan Material Perkantoran
Penggunaan kertas daur ulang untuk segala aktivitas perkantoran, meskipun memiliki harga yang lebih mahal dibanding kertas biasa.
Penggunaan tinta khusus (soya-based inks). 8
Himbauan untuk melakukan penghematan pada kertas, tissue, dan material kantor lainnya, yang tersebar di berbagai titik.
Meminimalisir penggunaan kantong plastik.
Penggunaan materi hasil daur ulang atau bahan – bahan alami untuk keperluan pengemasan merchandise, gift, produk, dll.
c. Aktivitas Pendukung Lain :
Melakukan pelarangan penggunaan dan masuknya Styrofoam ke dalam kantor.
Himbauan untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor ke kantor.
2.10 Teknologi The Body Shop Indonesia
The Body Shop Indonesia menggunakan Enterprise Resource Planning (ERP) secara online yang memungkinkan kantor pusat dapat merencanakan jumlah persediaan produk akhir berdasarkan perencanaan kebutuhan yang telah ditentukan pada setiap outletnya. Secara online ERP juga memungkinkan kantor pusat untuk mengakses informasi harian pada masing-masing outlet seperti transaksi harian, situasi keuangan, status persediaan, adanya barang hilang, informasi membership di setiap kota dan informasi lainnya. The Body Shop Indonesia menggunakan sistem teknologi barcode pada distribution center (gudang) yang memungkinkan persediaan dalam jumlah yang banyak dan beraneka
ragam jenis dapat tertata dengan baik. Sistem ini dapat mengidentifikasi alamat pada tempat penyimpanan masing-masing jenis barang.
9
INTEGRATED CASE II PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR 1. Pendahuluan
Di era modern seperti sekarang, masyarakat cenderung lebih melakukan segala sesuatu dengan cepat dan praktis. Jadi mereka akan menyukai hal-hal yang instan dan tidak membutuhkan banyak waktu. Termasuk dalam urusan makanan. Dengan tuntutan gaya hidup yang mengharuskan masyarakat untuk bertindak lebih cepat, maka makanan instan dapat menjadi pilihan yang banyak digemari. Hampir semua orang di berbagai negara mengenal dan menyukai mie instan. Produk mie instan yang paling popular di kalangan masyarakat adalah brand Indome dari produsen PT Indofood Sukses Makmur. Kebanyakan dari kita ketika mendapat pertanyaan mie instan apa yang sering dikonsumsi, pasti jawabannya adalah Indomie. Namun ternyata produk indomie dari Indofood ini tidak hanya terkenal di Indonesia saja, tapi masyarakat di beberapa negara juga menggemarinya. Produk mie instan PT Indofood CBP Sukses Makmur (Group Indofood) telah menembus pasar internasional tidak hanya di negara tetangga seperti Asia, tetapi juga Afrika, Eropa, Australia, dan Amerika. PT Indofood Sukses Makmur juga telah membuka fasilitas produksi mie instan di berbagai negera, diantaranya yaitu di Jeddah, Saudi Arabia, dan Nigeria. Maka jangan heran jika Indofood disebut sebut sebagai produsen mie instan paling terkemuka dan paling besar di dunia. Kepraktisan dalam penyajiannya
dan
mudahnya
pendistribusian
membuat
Indomie
menjadi
andalan
warga Indonesia saat terjadi tragedi bencana alam untuk mengatasi masalah keterbatasan dan kelangkaan bahan pangan di lokasi dengan segera. PT Indofood memiliki strategi yang membuatnya sukses menguasai pasar internsional serta melakukan kerjasama atau collaboration dengan perusahaan local maupun internasional, seperti melalui akuisisi, lisensi, joint venture, investasi, dan lainnya. Untuk itu kami akan mencoba menganalisa strategi dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk di pasar internasional
10
terutama untuk produk mie instanya, strategi yang tidak hanya membuat mereka menjadi nomor satu di Indonesia tapi juga di dunia.
II. Pembahasan 2.1 Profil Perusahaan
Dalam dua dekade terakhir, Indofood telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasar. Kini Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari skala ekonomis serta ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari lima Kelompok Usaha Strategis (”Grup”) yang saling melengkapi sebagai berikut: 1. Produk Konsumen Bermerek (Consumer Branded Produk – CBP) Dengan didukung oleh kekuatan merek-merek produknya, Grup CBP memproduksi beragam produk konsumen bermerek antara lain mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, dan minuman. 2. Bogasari Grup ini memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta, didukung oleh unit usaha perkapalan dan kemasan. 3. Agribisnis Kegiatan usaha utama Grup Agribisnis meliputi penelitian dan pengembangan, pemuliaan benih bibit, pembudidayaan dan pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran produk minyak goreng, margarin dan shortening. Di samping itu, kegiatan usaha Grup ini juga mencakup pembudidayaan dan pengolahan karet dan tebu serta tanaman lainnya 4. Distribusi Dengan jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia, Grup ini mendistribusikan sebagian besar produk konsumen Indofood dan anak-anak perusahaannya, serta berbagai produk pihak ketiga 11
5. Budidaya dan pengolahan sayuran Grup ini menjalankan kegiatan usaha terintegrasi yang didorong oleh permintaan (integrated demanddriven operation) dengan kemampuan budidaya dan pengolahan yang beragam, serta memproduksi produk bermerek.
2.2 Sejarah dan perkembangan produk
Sejarah Indofood dan perkembangan produknya dapat dirangkum dalam table berikut ini : Tahun
Keterangan
1968
PT Lima Satu Sankyu (selanjutnya berganti nama menjadi PT Supermi Indonesia) didirikan, pertama kali memproduksi Supermi sebagai mi instan pertama di Indonesia.
1970
PT Sanmaru Foods Manufacturing Co Ltd (PT Sanmaru) didirikan sebagai 12
salah satu anak perusahaan Jangkar Jati Group. 1972
PT Sanmaru mulai memproduksi Indomie
1982
PT Sarimi Asli Jaya didirikan dan mulai memproduksi Sarimi.
1984
PT Sarimi Asli Jaya diakuisisi oleh PT Sanmaru dan bersama dengan Salim Group membentuk perusahaan dengan nama PT Indofood Internal Corporation
1986
PT Supermi Indonesia diakuisisi oleh PT Indofood Interna Corporation melalui anak perusahaannya PT Lambang Insan Makmur.
1987
PT Sanmaru meluncurkan mi instan dalam bentuk cup bermerek Pop Mie.
1989
PT Sanmaru mengakuisi PT Sari Pangan Nusantara, yang memproduksi makanan bayi bermerek SUN.
1990
PT Sanmaru membentuk perusahaan patungan dengan PepsiCo, Inc yang memiliki merek FritoLay yang pada tahun 1994 bernama PT Indofood Fritolay Makmur dan mulai memproduksi makanan ringan seperti Chitato, Chiki, Cheetos dan Jetz yang kemudian pada tahun 2000an disusul dengan Lay's dan Qtela.
1990 -
Indofood didirikan oleh Sudono Salim dengan nama PT Panganjaya Intikusuma.
1992
PT Sanmaru melalui anak perusahaan Jangkar Jati Group diambil alih seluruh sahamnya oleh Salim Group.
1993
PT Panganjaya Intikusuma dan PT Sanmaru membentuk perseroan dengan nama PT Indomie Sukses Makmur Tbk.
1994
PT Panganjaya Intikusuma berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
1995
Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.
1997
Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agribisnis serta distribusi.
2005
PT Indosentra Pelangi sebagai produsen bumbu, kecap dan sambal bermerek Indofood membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé bernama PT Nestlé Indofood
Citarasa
Indonesia,
mengakuisisi
perusahaan
perkebunan
di
Kalimantan Barat 2006
Mengakuisisi 55% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.
2007
Mencatatkan
saham
Grup Agribisnis
di Bursa Efek
Singapura
dan
menempatkan saham baru 2008
Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif 13
68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka 2009
Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT. Indofood CBP Sukses Makmur dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam ICBP.
2010
Menyelesaikan
restrukturisasi
internal
Grup
CBP
melalui
pengalihan
kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010. Peningkatan kepemilikan di Pacsari Pte. Ltd sebesar 10% menjadi pemilik 100%. 2011
Pada bulan Januari 2011, PT Indofood CBP Sukses Makmur, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur dan PT Ciptakemas Abadi digabung sepenuhnya dengan status perusahaan terbuka (Tbk.) menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. PT Salim Ivomas Pratama (SIMP), anak perusahaan langsung dan tidak langsung Perseroan, melakukan IPO diikuti dengan pencatatan saham di BEI pada 9 Juni 2011.
2012
Sudono Salim, pendiri ICBP meninggal dunia di Singapura pada tanggal 10 Juni
2012. Tidak lama sesudah meninggalnya, salah satu produk mi instan dari Indofood, Indomie, menyelenggarakan program ulang tahunnya yang ke-40 tahun, pada bulan Agustus 2012 di Jakarta. 2013
Menyelesaikan akuisisi PT Pepsi-Cola Indobeverages, perusahaan yang memproduksi minuman ringan bermerek Pepsi, 7 Up dan sebagainya. Akuisisi ini dilakukan oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur, yang masing-masing adalah 51% dan 49% dimiliki oleh ICBP.
2014
Indofood masuk ke bisnis minuman bernama Indofood Asahi dan mulai mengimpor dua merek minuman dari Malaysia, yaitu Ichi Ocha dan Caféla Latte ICBP, melalui anak perusahaan patungannya dengan Asahi, mengakuisisi aset yang terkait dengan kegiatan usaha air minum dalam kemasan termasuk merek Club
14
PT Indolakto menyelesaikan proses akuisisi 100% saham PT Danone Dairy Indonesia, serta pembelian merek dagang dan desain industri yang berhubungan
dengan produk Milkuat.
2.3 Strategic I ntent
Descripsi dari strategic intent dalam buku Daft memiliki arti bahwa seluruh energy dan sumber daya milik perusahaan ditujukan untuk focus dan memenuhi tujuan secara keseluruhan. Terdapat tiga aspek yang berhubungan dengan strategic intent. Sebagai berikut : 1. Mission
Misi merupakan alasan dari keberadaan suatu perusahaan. Berikut ini adalah visi dan misi yang dimiliki oleh Indofood. Visi Perusahaan Total Food Solutions Misi 1. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan 2. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami 3. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan 4. Meningkatkan stakeholders’ values secara berkesinambungan Nilai Dengan disiplin sebagai falsafah hidup; Kami menjalankan usaha kami dengan menjunjung tinggi integritas; Kami menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama membangun kesatuan untuk mencapai keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan 2. Competitive Advantage
1. Lingkupnya hampir semua pasar 2. Low cost leadership, untuk mendorong biaya rendah Indofood memiliki strategi
dengan berkerja sama dengan Bogasari untuk menyediakan bahan baku berkualitas tinggi untuk Indomie. Bogasari merupakan group Indofood. Indofood juga memiliki channel distribusi sendiri yaitu Indomarco.
15
3. Indomie menawarkan berbagai cita rasa selera nusantara dari Sabang sampai Merauke ( Differentiation) 4. Perluasan pasar ke dunia global 5. Rasa bumbu yang khas dengan kualitas yang premium 6. Komitmen dari Masyarakat terhadap Indomie 3. Core Competence
Core competence Indofood terletak pada ide dan juga kreatifitas untuk membuat sesuatu inovasi baru dan pengembangan produk, saat ini hamper 40 produk utama yang menguasai market. Pemasaran dan pendistribusiannya mudah sehingga kita bias menemukannya di semua tempat. Hal ini menunjukan kekuatan core competence Indofood dalam distribusinya memungkinkan produknya tersedia dimanapun. 2.4 Struktur Organisasi
Berikut ini struktur organisasi dari PT Indofood Sukses Makmur
16
2.5 Strategi Indofood
Dalam menghadapi pasar global yang semakin kompleks PT Indofood CBP Sukses Makmur perlu mengembangkan strategi khusus terutama di bidang produksi, pemasaran, penjualan, dan penetapanharga (pricing), serta CSR Policy. 2.5.1
Production Strategy Berikut ini adalah strategi produksi yang dilakukan oleh Indofood untuk menembus
pasar internasional : 1.
Melakukan inovasi terus menerus Inovasi dari segi kualitas dan rasa terus dikembangkan dengan menyesuaikan pada hasil riset terhadap keinginan dan selera konsumen. Dengan pasarnya yang luas hingga ke mancanegara, Indofood juga mengembangkan rasa Indomie berdasarkan wilayah. Untuk pasar Indonesia, Indomie memiliki beberap macam cita rasa di antara lain Indomie Goreng Spesial, Indomie Goreng Rasa Cabe Ijo, Indomie Goreng Rasa Iga Penyet, Indomie Goreng Rasa Rendang, Indomie Goreng Rasa Sate, Indomie rasa soto banjar, Indomie rasa Cakalang, dan lain-lain.
2. Membangun pabrik di luar negeri Indofood dalam melakukan ekspansi, selain mengekspor indomie, mereka juga membangun pabrik produksi indomie di luar negeri. Selain di negara tetangga Malaysia, Indofood juga telah membuka pabrik di benua Afrika,antara lain pabrik di Afrika Selatan, Mesir, Nigeria, dan Kenya. 3. Standarisasi produk Indomie merupakan makanan khas Indonesia yang mempunyai cita rasa tinggi. Salah satu keunggulan indomie adalah cita rasa yang dapat diterima di seluruh dunia. Bahkan banyak dari wisatawan Indonesia yang berkunjung ke luar negeri, mencari indomie sebagai pelepas rindu dengan masakan Indonesia. Oleh karena itu, kegiatan produksi yang dilakukan indomie telah terstandarisasi di seluruh pabriknya di dunia, baik dari segi kemasan dan produk untuk mempertahankan kualitas dan rasa. Karakteristik utama perusahaan dalam kegiatan produksi indomie bersifat mass production. Artinya ialah, variasi barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar. Indomie fokus dalam penguatan cita rasa dan brand untuk produk-produk yang sudah ada.
17
Hal ini terlihat dari desain kemasan yang tidak banyak berubah, dan cenderung kaku. Tidak ada inovasi dalam desain produk dan kemasan dimaksudkan untuk menguatkan brand dan ingatan konsumen akan indomie. 4. Mempertahankan Kualitas Produksi Indomie khususnya juga memperhatikan keamanan bagi customer.Namun bukan saja sekedar soal keamanan produknya, namun lebih dari itu, yakni proses produksi harus sesuai standar internasional. Kedua, bahan baku yang diperoleh harus dari kebun atau pertanian yang sudah memenuhi standar
good coming practice.
Indofood juga telah memenuhi persyaratan standar internasional bagi eksportir untuk masuk negara tertentu dalam bentuk sertifikasi ISO 9001: 2008, HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Points) dan sertifikat halal. Karena bila tidak ada jaminan keamanan tersebut, retail shop tidak mau menjual karena ditolak oleh konsumen. 2.5.2 Placement Strategy
Group Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus sampai hampir ke setiap sudut kepulauan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Tahapan distribusi Indomie adalah dari Produsen → Wholeseller → Retailer → Konsumen. Karena, produk mi instan tahan lama dan tidak mudah rusak sehingga produk Indomie tidak masalah jika mengunakan saluran distribusi yang panjang. Contoh saluran distribusi Wholeseller sudah hampir menyeluruh ke semua wholeseller-wholeseller besar diseluruh Indonesia seperti Giant, Hypermart, Carefour dan lain sebagainya, dan juga retailer seperti Indomaret dan penjual warung-warung yang tersebar di seluruh Indonesia. Daftar distributor utama PT Indofood adalah PT Indomarco Adi Prima, PT Tristama Makmur, PT Putri Daya Usaha Utama, PT Cemaco Mandiri Corporation, PT. Cereko Reksa Corporation. Sedangkan untuk di pasar luar negeri seperti di Amerika dan Australia produk Indomie dapat ditemukan di berbagai supermarket Asia seperti Lion Supermarket, Marina Food, dan 99 Ranch Market. 2.5.3 Promotion Strategy
Indomie saat ini berada pada posisi mature, sudah stabil, memiliki brand yang sangat kuat sehingga dapat bertahan sebagai Top of Mind merek mie instan. Pada tahap ini Indomie 18
masih mengadakan promosi untuk mengingatkan konsumen bahwa indomie masih exsist dan selalu berinovasi produk maupun strategi promosinya. Indomie sempat direbut pasarnya oleh Mie Sedaap sehingga pangsa pasar indomie menurun, meskipun masih tetap menguasai sebagian besar pasar indofood tetap gencar melakukan promosi, terutama melalui media elektronik khususnya televisi. Dengan promosi massal menggunakan periklanan yang menarik, indofood mengupayakan untuk menanamkan brand produk kepada konsumen agar semakin kuat posisinya pada brand image konsumen. 1. Market Penetration Selain melalui media elektronik, indofood juga melakukan promosi dengan cara menjadikan indomie sebagai sponsor
event yaitu kegitan yang dilakukan dengan
melakuakan roadshow atau membuat acara-acara tempat. Dengan melakukan kegiatan
meriah di suau wilayah ataupun
event ini kita selaku produsen dan masyarakat
sebagai konsumen serasa lebih dekat dengan perusahaan ataupun produk yang ditawarkan. Event juga
bertujuan menawarkan dan mempromosi malah menjual produk
yang
ditawarkan. 2. Market development strategy Indofood juga melakukan promosi melalui pembuatan shop sign yaitu membuat pesan-pesan yang menarik tentang produk yang kita tawarkan berupa spanduk dan itu kita beri secara cuma-cuma dan gratis kepada pihak warung dan kedai-kedai yang berada di seluruh penjuru negeri Indonesia dengan juga menampilkan nama toko, kedai dan warung serta pemiliknya. Salah satu channel distribusi yang telah dipunyai Indofood adalah warung indomie. Cara yang digunakan untuk mengefektifkan warung tersebut adalah dengan mengajarkan para pengelola warung membuat Indomie, mendukung warung-warung mereka dengan spanduk, sekaligus memonitor ketersediaan produk Indomie. Selain itu sekarang ini sedang menjamur kafe-kafe gaul yang menjual makanan dengan bahan dasar Indomie yang kemudian divariasi dengan bahan makanan tambahan lainnya. Sehingga dapat membuat image Indomie menjadi lebih meningkat. 3.
Product development strategy Dalam kondisi persaingan yang ketat dan dalam kondisi konsumen yang menginginkan
variasi rasa beragam, Indofood menanggapinya dengan melakukan diversifikasi produknya. 19
Pengembangan produk baru tersebut untuk dilakukan untuk meningkatkan penjualan Indofood dan sekaligus menghadang pergerakan kompetitor. Indofood juga mempunyai ide melalui cara menggagas Indomie dengan konsep hidup sehat. Dengan identiknya produk Indomie terhadap MSG, maka Indomie mengusung produk yang bernuansa Hijau (Go Green) yakni Indomie Goreng Cabe Ijo. 2.5.4 Pricing Strategy
Dalam menentukan
harga mie
instan Indofood membidik 2 target pasar yaitu
kalangan menengah ke atas dan kalangan menengah ke bawah. Untuk membidik target menengah ke atas, Indofood menggunakan Indomie sebagai produk yang digunakan. Dengan sudah dimilikinya brand mie instan dan produk yang lebih elegan, strategi harga Indomie ditentukan dengan memilih strategi harga di atas rata-rata pesaing atau sedikit lebih mahal, namun juga diimbangi dengan kualitas produk yang baik. Sementara itu untuk target mengah ke bawah, Indofood meluncurkan Supermi dan Sarimi, dan strategi harga yang digunakan ialah menggunakan strategi harga sama dengan rata-rata pesaing. 2.6 Kerjasama Internasional 2.6.1 Lisensi
Indofood juga memasarkan salah satu produk mie nya yaitu Indomie dengan menggunakan cara lisensi kepada Pinehill Arabia Food Limited (Saudi Arabia), De United Food Industries Limited (Nigeria),
dan Indoadriatic Industry (Serbia)
yang
ketiganya
memperoleh hak untuk menggunakan merek Indomie di negaranya masing-masing. Bahkan, di Nigeria Indomie sudah seperti makanan pokok dan dianggap sebagai makanan asli Nigeria sendiri. Cara lisensi ini tentu sangat efektif salah satunya dengan tujuan agar produk Indofood dapat diterima dengan baik di negara asing baik dari segi masyarakat ataupun sesama perusahaan lain. 2.6.2 Joint Venture
Indofood melakukan strategi joint venture untuk memperluas pangsa pasarnya. Berikut perusahaan yang melakukan joint venture yang paling signifikan dengan Indofood. 1. PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia
20
PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk di tahun 2005 mencapai kesepakatan
denangan perusahaan asal Swiss, Nestle S.A, untuk mendirikan perusahaan joint venture yang bergerak di bidang manufaktur, penjualan, pemasaran, dan distribusi produk kuliner di Indonesia maupun untuk ekspor. Kedua perusahaan sama-sama memiliki 50% saham di perusahaan yang diberi nama PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia. Menurut Anthoni Salim, Dirut & CEO ISM, pendirian usaha patungan ini akan menciptakan peluang untuk memanfaatkan dan mengembangkan kekuatan yang dimiliki kedua perusahaan yang menjalin usaha patungan tersebut. Dalam kerjasama ini, ISM akan memberikan lisensi penggunaan merek-mereknya untuk produk kuliner, seperti Indofood, Piring Lombok, dan lainnya kepada perusahaan baru ini. Sementara itu, Nestle memberikan lisensi penggunaan merek Maggi-nya. Perusahaan patungan ini memulai operasinya pada 1 April 2005.
Perusahaan joint venture ini
berfokus di bisnis kuliner (bumbu penyedap
makanan). Termasuk juga pengembangan inovasi untuk bumbu bumbu produk mie instan Indofood. 2. PT Indofood Asahi Sukses Beverage Pada Februari 2014, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk melakukan kerja sama (joint venture) dengan perusahaan asal Jepang, Asahi Group Holdings Southeast Asia Pte. Ltd. Perusahaan gabungan bernama PT Indofood Asahi Sukses Beverage itu pun kemudian melahirkan produk baru berupa minuman teh hijau. Joint Venture ini tentu bagi Indofood untuk mengembangkan produk mereka di pasar minuman non-alkohol yang memang belum begitu lama mereka masuki. 2.6.3 Akuisisi
Pada Tahun 2007 PT Indofood mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura
dan menempatkan saham baru serta mengakuisisi 64,4% kepemilikan saham
Lonsum, sebuah perusahaan perkebunan yang berbasis di Singapura. Akuisisi ini tentu penting terutama untuk
resource
bahan baku pembuatan mie jika dihubungkan dengan
produksi mie instan. Pada tahun 2008, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) resmi mengakuisisi secara tidak langsung 68,57% saham produsen susu Indomilk, PT Indolakto senilai US$ 350 juta.
21
Akuisisi tersebut dilakukan setelah perseroan mengambil alih 100% saham Drayton Pte. Ltd melalui Pastilla Investment. Seperti diketahui Drayton memiliki 68,57% saham di PT Indolakto. Dengan akuisisi ini, akan memantapkan Indofood berkembang dengan pesat
dan sekaligus melakukan ekspansi portofolio pada produk makanan yang lebih sehat dan bernutrisi Di tahun 2013 PT Indofood juga melakukan pergerakan yang signifikan dengan mengakuisisi semua saham PT Pepsi-Cola Indobeverages. Transaksi ini menelan biaya sekitar 30 juta dollar AS. Menurut Anthoni Salim, Dirut & CEO ISM mengatakan pengakuisisian ini akan mengukuhkan posisi mereka untuk menjadi salah satu pemain utama di industri minuman non-alkohol di Indonesia dan mempercepat pertumbuhan perusahaan.
2.7 Michael Porter’s Five Competitive Forces
New entrants Mie Sedap
Power of Supplier Tepung terigu, minyak sayur, penyedap, dll
Competitors Mi ABC Mie Sarimi Mie Supermi
Power of buyers Harga terjangkau, mudah di dapat, kualitas baik
Subtitutes Pasta, Bihun, jenis mie sehat lainnya
1. Threat of New Entrant
Kemungkinan produsen baru yang memasuki pasar seperti indofood sangatlah besar. Karena di Indonesia produk mie instan mempunyai pasar yang sangat besar dan gaya hidup yang menginginkan serba instant semakin meningkat. Contoh pendatang baru adalah PT 22
Sayap Mas Utama dengan produknya Mi Sedap, yang akan menjadi pesaing terbesar bagi PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Persaingan cepat ini mengakibatkan Indomie kehilangan sebagian pangsa pasarnya. Market share yang mencapai 90% menjadi 70%.. Penjualan Indofood tetap naik, namun ada sebagian pasar – bisa jadi konsumen baru – yang direbut oleh merek baru. Sehingga di pasar yang sebenarnya tumbuh, pertumbuhan pasar Indofood – karena besarnya – tidak mampu mengimbangi pertumbuhan pasar secara total. 2. The Power of Suppliers
Sebagian besar bahan baku adalah hasil dari komoditas sendiri. Grup membeli bahan baku seperti tepung terigu dari Grup Bogasari dari Indofood dengan harga jual yang disepakati dengan ketentuan bahwa harga jual produk tidak boleh lebih tinggi dari harga jual Indofood kepada pihak ketiga lain yang bergerak di bidang industri sejenis, dan minyak goreng dan lemak nabati dari PT Salim Ivomas Pratama Tbk (“SIMP”) dengan harga jual yang disepakati berdasarkan pasar. 3. The Power of Buyers
Kekuatan tawar-menawar pembeli mie instan bisa dikatakan cukup kuat. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya pesaing di indutri yang sama. Banyaknya pesaing dalam industri yang sama akan mengakibatkan pembeli memiliki alternatif subtitusi yang banyak. Oleh karena itu PT indofood harus senantiasa meningkatkan inovasi dan menjaga harga produknya. 4. Threat of substitute product
Ada dua faktor ancaman dari produk substitusi, yaitu harga dan performa, dimana kedua faktor ini yang mempengarui konsumen untuk berpindah ke produk lainnya. Subtitusi dari produk indofood bisa dikatakan sangat banyak, seperti mie sedap, bihun instan, dan mie instan dari luar negeri yang sudah masuk ke Indonesia. Di samping itu, subtitusi produk produk indofood juga bisa beralih ke makanan sehat. Karena banyak penelitian yang menyatakan bahwa mengkonsumsi mie instan tidaklah baik bagi kesehatan. Bahan baku bihun adalah terbuat dari tepung beras dibandingkan Indomie yang terbuat dari tepung terigu, bihun dianggap masih lebih sehat karena kandungan gizinya lebig banyak. 5. Intensity of rivalry within the industry
23
Pesaing dalam industry yang sama semakin banyak jumlahnya. Selain itu jumlah permintaan akan makanan instan khususnya Mi instan semakin meningkat. Pesaing sejenis ada Sarimi, Mi ABC dan Supermi. Sarimi adalah merek mi instan diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, diluncurkan pada tahun 1982, empat belas tahun setelah Supermi dan sepuluh tahun setelah Indomie. Mie instan ini murah meriah dan cocok dengan selera Indonesia, sampai tidak jarang orang membawa Sarimi ke luar negeri bila makanan di luar tidak cocok. Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering sekali menyumbang mi instan seperti Sarimi, tentu saja beserta barang-barang kebutuhan lainnya. Merek ABC telah cukup lama dikenal luas masyarakat Indonesia sebagai produk berkualitas tinggi dan merupakan salah satu pemimpin pasar makanan dan minuman di Indonesia. Merek ABC menyediakan berbagai kategori produk untuk konsumsi rumah tangga, dan berkeinginan untuk terus memperluas bidang usahanya ke jenis-jenis makanan dan minuman lainnya. Supermi adalah merek mi instan terpopuler ketiga di Indonesia, diproduksi oleh PT. Indofood
CBP
Sukses
Makmur
Tbk. Diluncurkan
pada
tahun 1968 oleh Sudono
Salim sebagai mi instan serbaguna. Supermi mulai gencar bersaing dengan Indomie pada tahun 1976, ketika Supermi hadir dengan Rasa Kaldu Ayam. Maka, tuntutan akan mi instan menjadi semakin gencar. Pertimbangan Supermi adalah sama seperti Indomie, mi cepat dimasak dengan bumbu yang lengkap yang meliputi : bumbu bubuk, bubuk cabai, dan minyak.
2.8 Organization Life Cycle Jika dilihat dari organizational life cycle Indofood sudah dapat dikatakan mencapat pada stage Elaboration stage. Dimana Indofood memilikin kerakteristik perusahaan yang telah dewasa (mature), birokrasi yang telah mencapai limit, memiliki system control, peraturan dan procedure yang ekstensif. Top manajer lebih konsentrasi pada membangun organisasi menjadi lebih komplit. Reputasi organisasi adalah hal yang penting. Inovasi dilembagakan melalui
R & D departemen. Manajemen dapat melakukan perampingan
birokrasi ketika dirasa sudah berlebihan. Krisis yang dihadapi dalam tahap ini adalah kebutuhan revitalisasai atau penbaharuan. Setelah organisasi mencapai kematangan, organisasi mungkin akan menglami periode 24
penurunan. Kebutuhan untuk pembaharuan dapat terjadi setiap sepuluh untuk dua puluh tahun. Organisasi bergeser mencapai keselarasan dengan lingkungan atau mungkin menjadi lambat bergerak dan terjadi over birokrasi yang membutuhkan tahap merampingkan dan inovasi. Hampir selama 4 dekade Indomie menjadi penguasa mutlak pasar mie instant Indonesia. Pada tahun 2002 Indomie menguasai 90% pangsa pasar sebagai dominant market leader , Indofood sempat terlena me-maintain pasarnya sehingga kesempatan ini
dimanfaatkan oleh pendatang baru Mie Sedaap dari WingsFood dan Mie Kare dari Orang Tua Group. Persaingan
cepat
ini
mengakibatkan
Indomie
kehilangan
sebagian
pangsa
pasarnya. Market share yang mencapai 90% menjadi 70%.. Penjualan Indofood tetap naik, namun ada sebagian pasar – bisa jadi konsumen baru – yang direbut oleh merek baru. Sehingga di pasar yang sebenarnya tumbuh, pertumbuhan pasar Indofood – karena besarnya – tidak mampu mengimbangi pertumbuhan pasar secara total. Menyadari hal ini, Indofood ”bangkit” dari tidurnya. Raksasa mie instant ini mengerahkan seluruh brand -nya untuk
bertahan dan mengembalikan market share yang direbut kompetitor. Indofood melakukan inovasi besar-besaran. Hampir semua brand dalam portfolionya disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan kampanye ”Selera Nusantara” yang lebih modern. Indomie juga turut mengusung tema “bergizi” seperti halnya yang dilakukan oleh competitor utamanya yaitu
mie
sedaap.
Kelemahannya
adalah
kurangnya maintain
dalam
program tersebut.
Kemiripan target market produk Indofood group yakni Supermi, Pop Mie menyebabkan terjadinya kanibalisme atau ”perang saudara” antara sesama brand Indofood.
Dari semua merek pesaing, Mi Sedaap yang paling mungkin menggoyang posisi market leader Indomie di pasar. Terbukti memang Mi Sedaap-lah yang diam-diam sedikit menggerogoti pangsa pasar Indomie. Ini benar terutama pada awal Mi Sedaap muncul di pasaran dan konsumen banyak yang tertarik untuk menjajal mie instan baru ini. 2.9 Teknologi Indofood
25
Sistem IT selain digunakan untuk pengambilan keputusan manajerial dan kontrol, IT telah berkembang lebih lanjut sebagai alat strategis untuk koordinasi internal dan eksternal. Salah satu aplikasi IT untuk meningkatkan koordinasi internal yang digunakan oleh PT Indofood CBP adalah enterprise resource planning (ERP) . Sistem ERP mengumpulkan, memproses, dan memberikan informasi tentang seluruh perusahaan perusahaan, termasuk pemrosesan order, desain produk, pembelian, persediaan, manufaktur, distribusi, sumber daya manusia (SDM), penerimaan pembayaran, dan peramalan permintaan di masa mendatang. Penerapan sistem ERP ini bisa mahal dan sulit untuk dilaksanakan, tetapi ketika berhasil diterapkan, sebuah sistem ERP dapat berfungsi sebagai tulang punggung untuk seluruh organisasi dengan mengintegrasikan dan mengoptimalkan semua proses bisnis di seluruh perusahaan. Begitu pula dengan penerapan ERP di PT Indofood CBP. Dengan cakupan bisnis yang semakin besar maka ERP sangat diperlukan. Contoh, penyesuaian pembuatan rencana produksi setiap divisi dengan ketersediaan segala jenis bumbu untuk kebutuhan setiap varian mie instan sehingga dapat terpenuhi dan pada waktu yang sama, tetap menjaga kondisi persediaan bumbu seminimal mungkin. Untuk pengapikasian ERP, PT Indofood memilih software SAP R/3 versi 4.6C dengan IBM i series sebagai hardware platform. Cakupan SAP R/3 versi 4.6C, terdiri dari : 1. Financial a. Financial Accounting (FI) menyediakan pengukuran secara terus-menerus terhadap profitabilitas dan kinerja keuangan perusahaan berdasarkan transaksi internal maupun eksternal. b. Controlling (CO) mendukung empat kegiatan operasional, yang meliputi pengendalian capital investment, pengendalian aktivitas keuangan perusahaan serta memonitor dan merencanakan pemabayaran, pengendalian pendanaan, dan juga pengendalian biaya dan profit berdasarkan semua aktivitas perusahaan. c. Investment Management (IM) menyediakan analisis kebijakan investasi jangka panjang dan fixed assets dari perusahaan untuk membantu proses pengambilan keputusan. d. Treasury (TR) mengintegrasikan antara cash management dan cash forecasting dari aktivitas, logistik, dan transaksi keuangan. e. Enterprise Controlling (EC)
26
Memberikan
akses
bagi
Enterprise Controller
kepada
Information
Warehouse mengenai kondisi keuangan perusahaan, hasil dari perencanaan
dan pengendalian perusahaan, investasi, maintenance dari aset perusahaan, akuisisi dan pengembangan SDM perusahaan, kondisi pasar yang berkaitan dengan pengambilan keputusan (market size, market share, dan competitor performance), serta faktor-faktor struktural dari proses bisnis (struktur
biaya, financial accounting , dan profitability analysis) 2. Logistics a. Logistics Execution (LE) pengaturan
logistic
dari purchasing hingga
distribusi.
Dari purchase
requisition, good receipt, hingga delivery dengan informasi yang terintegrasi
dengan modul-modul lainnya. b. Sales and Distribution (SD) membuat struktur data yang mampu merekam, menganalisis, dan mengontrol aktivitas untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dan menghasilkan profit yang baik dalam periode akuntansi berikutnya. c. Materials Management (MM) membantu manajemen dalam aktivitas sehari-hari dalam aspek konsumsi material, energi, dan servis terkait. d. Plant Maintenance (PM) mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan dan bangunan secara efektif, mengatur data perawatan, dan mengintergrasikan data komponen peralatan dengan aktivitas operasional yang sedang berjalan. e. Production Planning and Inverntory Comtrol (PP) merencanakan dan mengendalikan jalannya material sampai dengan proses delivery produk. f. Quality Management (QM) berfungsi menyediakan master data berdasarkan rekomendasi dari ISO-9000 series. g. Project System (PS) mendukung perencanaan pendahuluan terhadap waktu dan value, perencanaan detail menggunakan cost element/unit costing, menetapkan waktu kritis, pendeskripsian aktivitas dan penjadwalan, koordinasi dari resourced melalui otomatisasi permintaan material, manajemen inventory, network planning 27
(SDM, kapasitas, material, operating resources, dam servis), monitoring material, kapasitas dan dana selama proyek berjalan, evaluasi akhir proyek dengan analisis hasil dan perbaikan. 3. Human Resources Secara umum membantu memudahkan pelaksanaan manajemen yang efektif terhadap salary, benefit, dan biaya yang berkaitan dengan SDM perusahaan, melindungi data personalia dari pihak luar, serta membangun sistem rekruitmen dan pembangunan SDM yang efisien melalui manajemen karir meliputi: a. Personnel Management (PA) b. Personnel Time Management (PT) c. Payroll (PY) d. Training and Event Management (PE) e. Organizational Management (OM) f. Travel Management (TM)
Dampak Penerapan ERP dengan Software SAP
1. Meningkatnya ketepatan antara supply dan demand konsumen pada setiap area produksi 2. Distribusi informasi yang terintegrasi sehingga mempercepat alur informasi sekaligus memberikan data akurat yang dibutuhkan untuk tiap jenjang pengambilan keputusan di tiap lini divisi. 3. Meningkatnya efisiensi biaya 4.
Mengurangi biaya administrasi melalui efektifitas metode manajemen pengarsipan dan distribusi data terpadu
28
Daftar Pustaka
Daft, Richard L.2008.Organization Theory and Design . ed 10th. USA: South-Western Cengange Learning. Rangian,
Stilie.
2012.
Sistem
Informasi
dan
Penerapannya
pada
Perusahaan.
http://stillier.blogspot.co.id/ (diakses 09 April 2017) Indofood Sukses Makmur. https://id.wikipedia.org/wiki/Indofood_Sukses_Makmur (diakses 08 April 2017) http://id.wikipedia.org/wiki/Indofood_Sukses_Makmur http://www.antaranews.com/berita/382373/indofood-akuisisi-pepsi-cola-30-juta-dolar http://www.marketing.co.id/joint-venture-dengan-asahi-indofood-lahirkan-produk-baru/ http://swa.co.id/listed-articles/indofood-nestle-dirikan-perusahaan-patungan https://adhimasyusuf.wordpress.com/2013/11/12/sejarah-misi-dan-visi-perusahaan-kelebihandan-kekurangan-perusahaan/ http://www.indofood.com/id-id/csr/mission.aspx http://lialestari.mhs.narotama.ac.id/2015/11/30/model-strategi-bisnis-michael-portermakanan mi-instan-mie-indomie/ https://luchakamala.wordpress.com/2016/09/25/sistem-informasi-pt-indofood/
29