Infeksi tropis Difteri (C. diphteriae ) Manifestasi klinis
ilek dgn ntibo + darah 1. Difteri hidung : pilek dgn 2. Difteri faring & tonsil (fausial) : faringitis akut, demam 38,5ºC, lemah, foetor of ore, of ore, bull neck, nyeri, pseudomembran 3. Difteri laring : suara parau, batuk menyalak s pt anjing, sesak, sianosis, stridor ins piratoar dgn/tan pa stridor eks piratoar (pseudocrou p), retraksi dinding dada, na pas cu ping hidung 4. Difteri kutaneus & vaginal : lesi ulseratif Diagnosis pasti: isolasi kuman
Laboratorium = Lekositosis, U ji Shick (adanya antibody) Diff diagnosis = Tonsilitis membranosa, Tonsilitis folikularis/lakunaris, Angina P laut Vincent, Stomatitis a phtosa, Candidiasis mulut Medika mentosa
Antibiotik bebas panas) - Penicillin prokain 50.000-100.000 UI/kgBB/hr 7-10 hr (3 hr bebas r dlm 4 dosis ( jk alergi jk alergi penicillin) - Eritromicin 50mg/kgBB/hr dlm
Antitoksin Difteri (ADS) Skin tes dulu, jk alergi jk alergi Bedsredka Bisa: Vit B1 3×100mg sam pai 10 hr ntibody otot r selama 3 mgg utk me utk me edema laring & cegah miokarditis (kontradiksi) Prednison 2mg/kgBB/hr selama arier : antibiotika oral atau injeksi K arier Campak (Gabag, Campak (Gabag, Morbili, Measles, Rubeola)
3C : Conjungtivitis, Coryza, Cough Ada y
3 stadium :
ataral (Prodromal) : 3-5 hr, ~ commond cold yaitu demam , malaise, fotofobia, Std K ataral nasofaringitis, konjungtivitis, ko plik s pot (putih kelabu, sebesar ujung jarum, dikelilingi eritema, lokalisasi di mukosa bukalis mukosa bukalis ber ber hada pan dgn molar bawa molar bawah)
Std Eru psi : ruam makulo pa pular mula2 dibelakang telinga ± slr h tubuh, pembesaran KGB, s plenomegali, diare, muntah, black measles (morbili+perdarahan pd kulit, mulut, hidung, GIT) Std K onvalensi : muncul bekas di kulit h iper pigmentasi & bersisik
y
y
LP ensefalitis cam pak : protein meningkat, limfositosis ringan, glukosa normal Diff diagnosis = Influenza, Commond cold, German measles (rubella), Eksantema subitum, Alergi obat, Pertusis ~ St. K ataral Medikamentosa :
Anti piretika : Paracetamol : 10-15 mg/kgBB/x Eks pektoran : GG, usia >6 th : 50-100mg/ 2-6 jam, max 600mg/hr Antitusif ( jgn gunakan codein) Mukolitik (k/ p) Vitamin A & C
y y y y y
Ensefalitis Antikonvulsan : 1. Luminal 5-8mg/kgBB/hr, dibagi 3-4 dosis 2. Difenilhidantoin 5-10mg/kgBB/hr, dibagi 2-3 dosis 3. Loraze pam 0,1-0,2mg/kgBB dlm ntibo 3 mnt Me
edema otak : manitol 20% 0,25-1g/kgBB infus dlm 30-60 mnt
Pertusis Ada y
y
y
3 stadium :
Std K ataralis : 1-2 mgg, se perti commond cold, batuk terutama malam hr, pilek, serak, anoreksia, demam ringan, kemerahan konjungtiva, lakrimasi. (T idak di pikirkan diagnosis pertusis) Std Paroksismal/ntibody : 2-4 mgg, batuk k has (ins pirasi panjang melewati celah ntibod yg menyem pit shg bunyi whooping diikuti batuk berke panjangan, ins pirasi lg panjang diikuti rentetan batuk, dst) 5-8 kali shg muka merah padam diak hiri muntah, sianotik . St. K onvalensi : 2 mgg, batuk & muntah berkurang, nafsu makan normal
Laboratorium
y
Leukositosis (20.000-25.000/mm3 ), limfositosis ntibody R o fo: ntibodyt perihiler, atelektase, emfisema Usa p tenggorok : B. pertusis (+)
y
Patologi
y y
anatomi: hi perseluler
Mukosa
dan folikel kelenjar limfe peribronkial membesar dan
Diff diagnosis = Commond cold, influenza, B. bronchis petica), Pneumonia interstitialis
Morbili,
Pseudo pertusis (B.para pertusis/
Medikamentosa
Antibiotik y y
Eritromisin : 50mg/kgBB/hr dibagi 3-4 dosis7hr K loramfenikol : 30-50mg/kgBB/hr
Mukolitik y y
Bromheksin GG : Anak >6 th : 50-100mg/2-6 jam, max 600mg/hr
Sedatif (k/ p) y
Luminal Oral : 3-5mg/kgBB/hr dibagi 2-3 dosis, Injeksi : bayi : 30mg/x, anak : 75100mg/x
Antitusif utk cegah kom plikasi y y
Codein : 1 mg/kgBB/x, 3xsehari (sebaiknya dihindari) Dekstrometor phan HBr : 1mg/kgBB/hr, 3xsehari
K ematian terutama disebabkan oleh bronko pnemonia PAROTITIS
EPIDEMIK A (Gondongan, Mumps)
Manifestasi klinis y y y y y y y
Demam ringan ± , nyeri otot leher Pembengkakan kelenjar parotis unilateral bilateral N yeri daerah parotis (terutama bila makan/ minum yg asam) & leher Anoreksia, disfagia, trismus Sakit ke pala, muntah, malaise Pembesaran kelenjar submandibularis & sublingualis K elenjar liur disentuh, timbul nyeri.
y y y
Suhu naik sam pai 38,9-40° Celsius Pembengkakan terjadi pada hari kedua K omlikasi = orkitis dan ovaritis
Laboratorium y
y y
Tes laboratorium: leko peni, limfositosis ntibody, peningkatan kadar ntibod (tidak s pesifik) Virus dlm saliva, urin, CSF, darah Antibodi thd antigen Sela put selama gejala parotis ada
Diff diagnosis y y y
kelenjar limfe leher Sumbatan saluran kelenjar ludah Limfadeno pati akibat radang di mulut & sekitarnya R adang
Medikamentosa
Analgetika-anti piretika (k/ p) y y
Metam piron
: >6 th 250-500mg/x, max 2g/hr Paracetamol 10-15 mg/kgBB/ hr
R ubella Manifestasi y
y y y
klinis
Fase prodromal: gejala kataral ringan kadang tidak diketahui, tidak fotofobia, k has: adeno pati (retroaurikuler, ser vikal posterior, postoksi pital) Enantem: bercak merah muda/semu pada langit lunak terbentang diatas fausium Limfadeno pati: 24 jam sebelum sam pai 1 minggu setelah ruam Eksantem agak gatal terlihat lebih ber variasi ntibodyt cam pak, mulai wajah, menyebar ke badan, menghilang hari ke 3, meninggalkan pigmentasi, kadang pengelu pasan kulit
Laboratorium y y
Jumla h
leukosit normal atau menurun Trombosito penia dengan atau tidak ada pur pura
Diff diagnosis y
Morbili
y y
Exantema subitum Drug rashes
y
Mononukleosis
infeksiosa
Tetanus Manifestasi y
y
klinis
Tetanus local = kekakuan sekelom pok otot yang dekat dengan tem pat inokulasi kuman, nyeri yang terus menerus Tetanus generlisata = Seluruh otot kaku, iritabel, trismus, risus sardonikus, disfagia, kaku kuduk, o pistotonus, perut pa pan, fotofobia, kejang akibat rangsangan (suara, ntibo, cahaya, dsb), Spasme otot laring dan pernafasan: obstruksi, Sadar : sensorik dan fungsi korteks baik
Diff diagnosis y y y y y y y
A bses gigi, parafaring, retrofaring, peritonsiler Infeksi susunan saraf pusat : meningitis, ense palitis. K eracunan striknin, fenotiasin Tetani. Epile psi. R abies. Mastoiditis, pneumonia lobaris atas, miositis leher, s pondilitis leher
Medikamentosa Netralisir toxin y
Imunoglobulin tetanus (TIG) : dosis tunggal 3000-6000 unit (sebagian IM, sebagian
y
infiltrasi ntib di sekeliling luka) Antitoksin tetanus (ATS) : dosis 50000-100000 unit (setengah IV + IM) uji kulit dahulu. ATS digunakan jika TIG tidak tersedia.
Antibiotic y y y y y
Penisilin prokain 50.000 IU/kgBB/X tia p 12 jam Am pisilin 150 mg/kgBB/hari : 4 dosis Tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari : 4 dosis Metronidasol awal 15 mg/kgBB/jam lanjut setengah dosis tia p 6 jam Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari: 4 dosis
Sedasi dan antikonvulsi y y y
y
Sedasi sesuai indikasi : ntibodytene, ntibodyte Diaze pam : 0,1-0,3 mg/kgBB/x tia p 2-4 jam atau 4 mg/kgbb/hari, dibagi 6 dosis IV K ejang hebat : Daze pam dri p 20 mg/kgBB/hari ntibody di ICU atau fenobarbital (<1 tahun = 50 mg, >1 tahun = 75 mg. Dilanjutkan dosis 5 mg/kgbb/hari, dibagi 6 dosis) Largaktil : 4 mg/kgbb/hari, dibagi 6 dosis. Bila kejang sukar diatasi : kloralhidrat 5%, 50 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3-4 dosis, perektal.
Malaria
a.Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana (setia p 48 jam ) b.P lasmodium falci parum penyebab malaria tro pika (20-36 jam ) c.Plasmodium malaria penyebab malaria malariae / kuartana (72 jam) d.Plasmodium ovale penyebab malaria ovale (setia p 48 jam ) manifestasi klinis y
Nadi y
Stadium dingin ce pat lemah, bibir dan jari pucat dan sianosis, kulit kering dan dan pucat. 15 menit ± 1 jam
Stadium demam
ke panasan,muka merah, kulit kering dan terasa panas se perti terbakar,nyeri ke pala,mual muntah,haus. 2-12 jam y
Stadium berkeringat
berkeringat ¢suhu badan menurun. Penderita da pat tidur dengan nyenyak, badan terasa lemah setelah bangun. 2-4 jam. Laboratorium y y y y y y y y
Tetes tebal > sensitive dr pd ha pusan darah ti pis Ha pusan darah ti pisà identifikasi morfologi Trombosito penia Malaria tro pika berat ( fibrinogen plasma turun ) kterus ringan ( peningkatan bilirubin indirek dan tes fungsi hati abnormal ) Albumin turun, globulin meningkat H ipokolesterolemia K alium plasma meningkat saat demam LED meningkat K adar glukosa menurun Fosfatase alkali menurun Protein plasma menurun o o o o
Medikamentosa y
y
skizontisida jaringan primer yang da pat membasmi parasit praeritrosit sehingga mencegah masuknya parasit ke dalam eritrosit yaitu proguanil, pirimetamin skizontisida jaringan sekunder da pat membasmi parasit eksoeritrositer yaitu primakuin
y
y y
skizontisida darah yang membasmi parasit fase eritrosit yaitu kina, klorokuin dan amodiakuin gametosid yang menghancurkan bentuk seksual yaitu primakuin, klorokuin s porontosid mencegah gametosit dalam darah untuk membentuk ookista, dan s porozoit dalam nyamuk Ano pheles yaitu primakuin dan proguanil
Poliomyelitis Patogenesis y y
Masuk melalui
rongga orofaring Berkembang biak dalam traktus digestivus, KGB regional dan R ES, da pat menimbulkan perkembangan virus, reaksi tubuh membentuk ntibody s pesifik .
Diff diagnosis y
y
Poliomielitis paralitik (GBS, BOTULISME, HER PES ZOSTER K R A NIALIS PAR ALITIK ) Poliomielitis non paralitik (ASEPTIS ME NI NGITIS, ME NI NGITIS BAKTER IIL DG N PE NGOBATA N PAR SIIL, ME NI NGITIS SER OSA STADIUM DI NI)
Imunisasi y
IPV (inactivated PolioVaccine)
cam puran tiga strain polio virus dari su pernatan kultur jaringan y
OPV (Oral PolioVaccine)
Menem pel
pada PVR ( poliovirus receptor ), kolonisasi dan re plikasi dalam usus, merangsang antibodi sekretori lokal (sIgA anti-polio) dan antibodi humoral Cardiologi Penyakit
jantung ba waan
K lasifikasi y y
CHD Non Sianotik (VSD, ASD, PDA, Stenosis Pulmonal, K oarktasio Aorta) CHD Sianotik ( TF, TGA)
Ventricular se ptal diss (Lubang pada se ptum ventrikel ) y
y
Darah dari ventrikel kiri à ventrikel kanan melalui defek o.k perbedaan tekanan à terdengar bising Dari ventrikel kanan à A.pulmonalis à naiknya tek .ka piler paru
y
Bila tahanan A.pulmonalis tinggi à tek .ventrikel kanan juga tinggi à tek .ventrikel kanan = kiri à Eisenmenger Sindroma
Manifestasi klinis y y y y y
y
y
Asimtomatik pd VSD kecil Taki pneu, ISPA berulang K emam puan minum berkurang/ lekas lelah Pertumbuhan bayi terlambat Terdengar bising pansistolik di ICS III-IV, parasternal kiri (terdengar pd umur 2-6 minggu) R ontgen dada: K ardiomegali (VSD sedang & besar); corakan paru bertambah, segmen pulmonal menonjol (VSD besar) EKG: H ipertrofi ventrikel kiri (VSD sedang) H ipertrofi Biventrikel (VSD besar
Tera pi
y
Antibiotik profilaksis mencegah Endokarditis pada tindakan tertentu Penanganan gagal jantung jika terjadi ((Digoksin 0,01 mg/kgBB/hari), K a pto pril dan
y
diuretik) Operasi pada umur 2-5 tahun
y
Atrium se ptum defek (atrium kanan dan kiri yang tidak ditutu p oleh sekat) Patofisiologi y
y
y
Darah dari atrium kiri masuk ke atrium kanan à beban pd ventrikel kanan, A.pulmonalis, ka piler paru, Atrium kiri Tahanan A.pulmonalis naik à perbedaan tekanan ventrikel kanan & A.pulmonalis à bising sistolik ( bising stenosis relatif katu p pulmonal) Lama-kelamaan tjd peningkatan tek .ventrikel kanan yg permanen
Manifestasi y y y
klinis
Bising sistolik ejeksi di ICS II-III L inea Parasternal kiri R ontgen: K ardiomegali EKG: H ipertrofi ventrikel kanan
Tera pi y y
Pencegahan endokarditis Operasi umur 2-4 tahun bila
1. K ardiomegali 2. Dys pneu d¶effort
3. Gagal jantung kanan 4. Tekanan A.pulmonalis Duktus Arteriosus (hubungan antara Aorta & A rteri Pulmonalis karena ductus tidak menutu p setelah lahir) Persisten
Patofisiologi y y y
Darah mengalir dari Aorta ke A.pulmonalis melalui ductus. Aliran ini terjadi baik waktu sistole mau pun diastole à Bising kontinyu K ebocoran Aorta menyebabkan ventrikel kiri bekerja lebih kuat, tek .diastole lebih rendah à jarak antara tek .sistole dan diastole lebar
Pulmonal
Stenosis (Penyem pitan/obstruksi pada Arteri Pulmonalis)
Beban tekanan meningkat à Ventrikel kanan hi pertrofi Manifestasi y y y
klinis
Bising ejeksi sistolik ICS II parasternal kiri Foto dada: kardiomegali EKG: hi pertrofi ventrikel kanan
Tera pi y y
R ingan (25-50
mmHg) à tidak dilakukan tindakan Sedang (50-75 mmHg) atau Berat (> 75 mmHg) à Valvulotomi
Tetralogi
Fallot
K elainan jantung sianotik yang ditandai oleh: - VSD besar - Stenosis Infundibular Pulmonal - Overriding Aorta - R VH (R ight Ventrikel Hi pertrofi Patofisiologi
Stenosis pulmonal à aliran darah pulmonal ¯ à terjadi pirau kanan ke kiri à hi poksemia à polisitemia
Manifestasi
klinis
y
S ianosis
y
Jari
y y y y y y y y
tabuh (clubbing finger ) timbul setelah 2-3 bulan Sesak nafas Gangguan pertumbuhan gigi Squatting Bising ejeksi sistolik à maksimal di sela iga III-IV H b, PCV meningkat Jantung berbentuk se patu
EKG: R VH Ekokardiogram: VSD besar, Overriding Aorta, PS
Tera pi - K nee Chest Position - O2 5 L/m - Morfin sulfat 0,1-0,2 mg/kg/dosis ± i.v atau subkutan - Bic Nat 1-2 meq/kg BB, i.v - Bila anemia (H b < 15 gr/dl) à tranfusi darah 5ml/kg - Pro panolol 1 mg/kg/hr ± per oral dibagi 3 dosis Gagal jantung
Gagal jantung kanan y
y y
y
kanan tdk mam pu memindahkan darah dari susunan pemb.darah venosa (V.kava, Atrium dan Ventrikel kanan) ke susunan pemb.darah arteriosa (A.pulmonalis) Timbunan darah pd vena bag. bawah badan à edema, asites Lemahnya jantung kanan à dikom pensasi dg: Dilatasi jantung kanan, hi pertrofi jantung kanan à K ardiomegali o Menaikkan CO dg cara menaikkan frekuensi jantung à Takikardi o Akibat lemahnya jantung kanan à darah masuk paru berkurang à merangsang paru bernafas lebih ce pat utk mengimbangi kebutuhan O2 à Taki pnea Jantung
Gagal jantung kiri y
y y
Darah dari Atrium kiri tdk tertam pung di ventrikel kiri à terbendung di Atrium kiri à memenuhi V.pulmonalis à udem pulmonum/kongesti paru Pd auskultasi terdengar ronk hi basah R uangan di paru yg disediakan utk oksigen berkurang à
Sesak nafas wkt bekerja (Dys pneu d¶effort) Sesak nafas wkt istirahat (Ortho pneu) Tertimbunnya darah di atrium & ventrikel à Dilatasi dan Hi pertrofi à K ardiomegali Untuk mem perbesar CO à jantung bekerja lebih ce pat à Takikardi o o
y y
Manifestasi y
klinik
Perubahan pada jantung Takikardi, K ardiomegali, Irama Gallo p, Gangguan pertumbuhan K ongesti paru Taki pnea, Dys pne d¶effort, Orto pnoe R onk hi basah, Wheezing Sianosis K ongesti v.sistemik à He patomegali, Udem, JVP o
y
o o o
y
Terapi y
Meningkatkan
daya kerja pakai digitalis (mem perkuat kontraksi dan mengurangi frek
denyut) Digoksin
- prematur/neonatus: 0,03 mg/kg - < 2 th
: 0,05 mg/kg
- > 2 th
: 0,04 mg/kg
diberikan secara oral
½ dosis, ¼ dosis, ¼ dosis y
Mengurangi beban
kerja jantung
K a pto pril ( 0,1-2 mg/kg/dosis 3 x/se hari)à mengurangi tahanan vaskuler perifer sehingga da pat mengurangi afterload y
Untuk mengurangi gejala kongesti paru (preload ¯ ) dengan diuretik
Furosemid 1-2 mg/kg/dosis secara i.v, selanjutnya diberikan p.o, dosis tunggal pagi hari + K Cl 75 mg/kg/hr p.o à mengganti kehilangan K+ akibat diuretik Anemia à mem perburuk gagal jantung jika H b < 7 gr % à transfusi PR C Antibiotika sering diberikan mengingat tingginya frekuensi ISPA (Broncho pneumoni) pada bayi/ anak yg mengalami gagal jantung Demam reumatik
y
K emungkinan demam rematik akut bila ada: 2 kriteria mayor 1 kriteria mayor + 2 kriteria minor Diagnosa pasti bila didukung bukti adanya infeksi beta hemolitikus Stre ptokokus o o
y
sebelumnya Manifestasi y y y y y
K arditis Poliartritis Khorea Sydenham (gerakan tidak terkoordinasi serta emosi labil) Erytema Marginatum (ruam makula dengan te pi eritema; Æ 2,5 cm) Nodul Subkutan
Manifestasi y y y y y
mayor
mayor
Demam Atralgia Lekositosis LED , CR P + PR inter val
Diff diagnose y
R eumatoid
y
SLE
Artritis
Laboratorium
y
Fase Akut à Lekositosis, LED meningkat, CR P positif U ji serologis infeksi Stre ptokokus àASTO naik 200 U atau lebih
y
R adiologist
y
y
R eaktan
normal Ekg (Sinus takikardi, PR inter val memanjang, K adang-kadang disritmia)
Tera pi y y y
Bedrest Diet cair selama panas à cairan tidak lebih 1000 ml/hr Antibiotic Benzatin Penisilin i. m (penadur) dosis tunggal o
600.000 U à BB < 30 kg 1,2 juta U à BB > 30 kg y
PP 50.000 IU/kg BB i. m max 900.000 IU/x, 2x/hr selama 10-14 hr
y y y
Penisilin oral (os pen) 4 x 250 mg selama 10 hr Eritromisin 50 mg/kg/hr dibagi 4 dosis selama 10 hr Antiinflamasi Artralgia à asetaminofen Artritis à salisilat (As pirin) 100 mg/kg BB/hr selama 2 hr, dilanjutkan dg dosis 75 mg/kg BB/hr slm 4 minggu K arditis dg kardiomegali atau gagal jantung à Prednison 1-2 mg/kg BB/hr selama 2 minggu. Selanjutnya dosis ta ppering off selama 2 minggu Khorea à untuk mengendalikan gerakan di pakai Halo peridol 0,5-2 mg/kg/x atau Fenobarbitol 15-30 mg/kg/x Stelah periode akut Pencegahan infeksi/rekurensi o o
o
o
y
o
Benzatin Penisiliin 600.000 U (BB < 30 kg); 1,2 juta U (BB 30 kg) tia p 4 minggu à 18-25 th y
Bila alergi penisilin o Sulfadiazin dosis tunggal per oral
BB < 30 kg à 0,5 g/hr
> 30 kg à 1,0 g/hr y y
Eritromisin 2 x 250 mg per oral Os pen 2 x 250 mg per oral
Penyakit jantung rematik ¢
K atu p yang sering terkena adalah mitral, aorta
¢
K elainan beru pa insufisiensi sesudah lama à stenosis
¢
Diagnosis
¢
R iwayat
¢
Pd jantung: iktus kordis kuat angkat tam pak di ICS V-VI MCL (H ipertrofi Ventrikel K iri)
¢
Ditemukan kelainan katu p insufisiensi/stenosis à Bising Pansistolik
¢
Foto thorak à kardiomegali
demam rematik sebelumnya