JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2014
LAPORAN MANAJEMEN MUTU PANGAN DAN HASIL PERTANIAN KUNJUNGAN INDUSTRI PT. Indolakto Purwosari, Pasuruan.
NAMA
: Utiya Listy Biyumna
KELAS
: THP C
NIM
: 121710101119 121710101119
TGL. KUNJUNGAN KUNJUNGAN : 9 JANUARI 2014 TGL. LAPORAN
: 13 JANUARI 2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini pengolahan pangan banyak dilakukan oleh industri rumah tangga dengan skala kecil dan menengah baik di perkotaan maupun di perdesaan.Untuk menghasilkan
pangan
yang
berkualitas
dan
meminimalkan
pencemaran
lingkungan, industri pangan perlu menerapkan prinsip pengolahan pangan yang baik dan pengelolaan lingkungan. Pengolahan pangan yang baik atau dikenal dengan
good
manufacturing
practices/GMP
adalah
implementasi
untuk
menghasilkan produk pangan yang berkualitas berdasarkan aspek produksi. Sedangkan berdasarkan prinsip pengelolaan lingkungan penerapannya dilakukan melalui kegiatan sanitasi dan higiene pada setiap aspek produksi, dari bahan baku sampai menjadi produk . Sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) merupakan salah satu sistem jaminan mutu dengan basis keamanan pangan, yang menjadi acuan bagi industri pangan di seluruh dunia. Sistem HACCP juga merupakan salah satu bagian dari sistem yang menyeluruh dalam prosedur pengendalian mutu dan merupakan sistem yang tidak berdiri sendiri. Kelayakan dasar unit pengolahan merupakan prasyarat (pre-requisite) dalam pengembangan sistem HACCP. Penerapan sistem HACCP tidak akan efektif apabila persyaratan kelayakan dasar unit pengolahan tidak terpenuhi. Selain itu, juga diperlukan adanya komitmen dan dukungan manajemen serta sarana dan sumberdaya manusia untuk menunjang penerapan sistem tersebut. Program kelayakan dasar terdiri atas dua bagian pokok, yaitu GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure). GMP (Good Manufacturing Practices) adalah cara atau teknik berproduksi yang baik dan benar untuk menghasilkan produk yang benar, memenuhi persyaratan mutu (wholesomeness) dan keamanan pangan (food safety). SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure) adalah prosedur pelaksanaan sanitasi standar yang harus dipenuhi untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk yang diolah.Program kelayakan dasar erat kaitannya dengan mutu suatu
produk seperti daging rajungan kaleng. Apabila program kelayakan dasar telah dilaksanakan dengan baik, maka penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan HACCP dapat dilaksanakan dengan efektif, sehingga diharapkan dapat menghasilkan produk perikanan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam pasar global.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk: a. Untuk mengetahui penerapan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan pada perusahaan Indolakto yang bertempat di Purwosari. b. Untuk mengetahui proses pengolahan susu cair, krim dan bubuk pada perusahaan Indolakto yang bertempat di Purwosari.
1.3 Manfaat
Praktikum ini bermanfaat untuk: a. Mengetahui penerapan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan. b. Mengetahui manfaat penerapan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Profil Perusahaan
PT. Indolakto merupakan perusahaan terbesar berskala nasional yang bergerak dalam industri pengolahan susu dan merupakan bagian dari Gizi Indofood (Grup Indofood) dan sebuah perusahaan buku harian dalam Grup Buku Harian Indomilk, Perusahaan ini beralamat di Jl. Raya Purwosari KM 62, Desa Tejowangi, Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur dan memiliki nomor telpon 0343611466. Indolakto memproduksi berbagai produk susu antara lain susu kental manis Cap Enak, Indomilk, Tiga Sapi, Kremer, mentega dengan merek Orchid Butter, Indoeskrim dan Nice Yogurt. Indolakto didirikan pada tahun 1967 dengan nama PT Australia Indonesia Milk Industries (PT Indomilk) dan pada tahun 2008 seluruh anak perusahaan Grup Indomilk (PT Indomilk, PT Indomurni Dairy Industries, PT Ultrindo, PT Indolakto dan PT Indoeskrim) adalah penggabungan ke dalam satu payung usaha, yaitu PT Indolakto. Pada Maret 2007, PT. INDOLAKTO mendapatkan Piagam Bintang Tiga Keamanan Pangan (Food Star Award) dari Badan POM Republik Indonesia atas prestasinya dalam menerapkan Manajemen Keamanan Pangan berdasarkan Sistem HACCP, ISO 22000 secara konsisten. Perusahaan menetapkan panduan Sistem Jaminan Halal dalam rangka menjamin kehalalan produk. Sistem Jaminan Halal merupakan sistem terpadu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan mutu perusahaan, ISO 9001:2008, ISO 22000:2005, GMP, Internal Halal Audit yang berlaku di perusahaan, sehingga dapat memberikan jaminan halal kepada konsumen atau pengguna produk. Panduan Sistem Jaminan Halal ditetapkan untuk dipahami oleh seluruh jajaran manajemen dan karyawan. Pada tahun 2008 dan 2009 perusahaan mendapatkan Status Sistem Jaminan Halal (SJH) dari LPPOM-MUI dengan kategori A (Baik). Perusahaan sangat peduli terhadap mutu produk yang dihasilkan dan karena itu menerapkan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan serta sistem jaminan halal dalam rangka menghasilkan produk yang bermutu,
aman,
dan
halal
untuk
memenuhi
kepuasan
pelanggan.
PT.
INDOLAKTO telah mendapatkan sertifikat ISO sejak tahun 2000 hingga sekarang. Pada November 2008 perusahaan mendapatkan sertifikat ISO 22000:2005 untuk sistem manajemen keamanan pangan meliputi proses penerimaan raw material, proses produksi, pengendalian mutu dan penyimpanan barang jadi. Pada Oktober 2009 perusahaan mendapatkan ISO 9001:2008 untuk sistem manajemen mutu yang diterapkan untuk seluruh pabriknya. Mulai tanggal 01 April 2008 berubah menjadi PT. INDOLAKTO yang dulunya PT. INDOMILK. Perubahan menjadi PT. INDOLAKTO karena bergabung dengan INDOFOOD mulai Desember 2009 sampai dengan sekarang. Pada Agustus 2012 Central Laboratory PT Indolakto mendapatkan Akreditasi ISO 17025-2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Dengan adanya pengakuan akreditasi laboratorium, maka laboratorium Central PT Indolakto dianggap telah kompeten dan berkesesuaian dengan standar internasional tersebut. Visi dari PT INDOLAKTO adalah menjadi pemimpin pasar susu di Indonesia dan membangun citra terkemuka di negara lain melalui produk-produk berkualitas, sedangkan misinya yaitu menciptakan nilai tambah perusahaan yang berkelanjutan dengan menghadirkan produk PT. INDOLAKTO yang berkualitas di seluruh dunia melalui manajemen usaha yang baik dan pemanfaatan peluang kerjasama dengan pihak asing maupun dalam negeri dengan sebaik-baiknya. Perusahaan ini membawahi 3 departemen, yaitu Quality Assurance, Central Lab, Quality System. Kedudukan tertinggi dalam struktur organisasi PT. Indolakto adalah Executive Officer yang dibantu oleh seorang deputi. CEO atau executive officer bertanggung jawab terhadap para pemegang saham untuk mengelola
perusahaan
sehingga
sesuai
dengan
tujuan
perusahaan
CEO
memberikan kekuasaan dan wewenang kepada steering committee yang dibawahi 9 devisi yaitu: 1. Finance and accounting division 2. Information technology division 3. KUD service technology division 4. Marketing and sales division 5. Supply chain
6. HRD and GA division 7. Production division 8. Engineering division 9. Quality management PT Indolakto selalu mengacu pada SNI. Analisa yang dilakukan yaitu: 1. Analisa Fisika Kimia • Analisa Kadar Air • Analisa Lemak • Analisa Protein • Analisa Gula •
Analisa Logam Berat
• Analisa Vitamin
2. Analisa Mikrobiologi • Total Plate Count • Mould & Yeast • Coliform Plate Count •
Salmonella
• Listeria • Staphyloccoccus • E. Coli
2.2 Definisi GMP, SSOP dan SOP
2.2.1 Definisi GMP Menurut Susiwi (2009), GMP (Good Manufacturing Practices) merupakan suatu pedoman bagi industri pangan, bagaimana cara berproduksi pangan yang baik. GMP merupakan prasyarat utama sebelum suatu industri pangan dapat memperoleh sertifikat sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). GMP mempersyaratkan agar dilakukan pembersihan dan sanitasi dengan frekuensi yang memadai terhadap seluruh permukaan mesin pengolah pangan baik yang berkontak langsung dengan makanan maupun yang tidak. Mikroba membutuhkan air untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu persyaratan GMP yaitu
mengharuskan setiap permukaan yang bersinggungan dengan makanan dan berada dalam kondisi basah harus dikeringkan dan disanitasi. Peraturan GMP juga mempersyaratkan penggunaan zat kimia yang cukup dalam dosis yang dianggap aman. Secara umum perbedaan antara GMP dan SSOP (Standard Sanitation Operating Prosedure) adalah : GMP secara luas terfokus dan pada aspek operasi pelaksanaan tugas dalam pabriknya sendiri serta operasi personel. Sedang SSOP merupakan prosedur yang digunakan oleh industri untuk membantu mencapai tujuan atau sasaran keseluruhan yang diharapkan GMP dalam memproduksi pangan yang bermutu tinggi aman dan tertib. 2.2.2 Definisi SSOP SSOP merupakan prosedur-prosedur standar penerapan prinsip pengelolaan lingkungan yang dilakukan melalui kegiatan sanitasi dan higiene. Dalam hal ini, SSOP menjadi program sanitasi wajib suatu industri untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan menjamin sistem keamanan produksi pangan. Menurut Winarno dan Surono (2004), sistem SSOP termasuk ke dalam pemenuhan program persyaratan dasar sistem HACCP. Pemenuhan ini berfungsi untuk melandasi kondisi lingkungan, pelaksanaan tugas, dan kegiatan lain dalam suatu pabrik atau industri pangan yang diperlukan untuk memastikan bahwa proses produksi yang aman telah dilaksanakan. Menurut Winarno dan Surono (2004), SSOP terdiri dari delapan kunci persyaratan sanitasi, yaitu: 1. Keamanan air Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan keamanan air adalah suplai air yang kontak langsung dengan produk atau dengan permukaan yang kontak langsung dengan produk, suplai yang aman untuk pembuatan es, serta tidak ada kontaminasi silang antara air yang dapat diminum dengan air yang tidak dapat diminum. Secara umum, air yang digunakan dalam industri pangan harus memenuhi persyaratan air minum.Air minum haruslah bebas dari bakteri dan senyawasenyawa berbahaya, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak keruh (Jenie, 1987).
Untuk industri minuman dibutuhkan persyaratan khusus beberapa sifat tertentu seperti alkalinitas, kesadahan, dan padatan terlarut. 2. Kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan Setiap permukaan yang kontak dengan bahan pangan baik dari faktor peralatan maupun karyawan berpotensi untuk menjadi sumber kontaminasi pada produk pangan yang dihasilkan. Oleh karena itu, kondisi kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan perlu selalu dijaga. Sanitasi peralatan termasuk ke dalam sanitasi permukaan yang kontak langsung dengan bahan pangan. Permukaan yang kontak dengan bahan pangan tidak boleh mengandung toksik, tidak menyerap, tahan karat, inert (tidak bereaksi), dan mudah dibersihkan. Langkah-langkah pembersihan dan sanitasi yang mencakup jenis dan konsentrasi pembersih harus dicantumkan. 3. Pencegahan kontaminasi silang Pencegahan kontaminasi silang yang dimaksudkan adalah pencegahan dari kondisi yang tidak bersih pada makanan, material, kemasan atau cemaran fisik lain serta dari permukaan yang kontak dengan bahan seperti peralatan dan perlengkapan kerja karyawan. Perancangan atau tata letak juga harus dapat mencegah kontaminasi silang. Selain itu, harus dijamin juga adanya pemisahan dan perlindungan produk selama penyimpanan, pembersihan, dan sanitasi daerah penanganan atau pengolahan pangan serta peralatan ditangani dengan baik. 4. Menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi, dan toilet Kebersihan adalah salah satu faktor penting dalam pemeliharaan sanitasi. Oleh karena itu, perusahaan harus menjamin kelengkapan dan kondisi kebersihan fasillitas cuci tangan, fasilitas sanitasi, serta fasilitas toilet. Lokasi fasilitas sanitasi dan cuci tangan harus mudah dijangkau oleh pekerja dan dekat dengan area pengolahan. Untuk lokasi fasilitas toilet tidak berdekatan dengan area pengolahan.
5. Proteksi dari bahan-bahan kontaminasi Kontaminasi silang adalah bagian yang sering terjadi pada industri makanan. Higiene karyawan dan perlengkapannya memegang peranan yang penting dalam upaya pencegahan terhadap kontaminasi s ilang (Wicaksono, 2005). Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kontaminasi silang antara lain pemisahan bahan dengan produk siap konsumsi, tindakan karyawan untuk mencegah kontaminasi silang, serta rancangan sarana prasarana untuk mencegah kontaminasi silang. Tindakan ini ditujukan untuk menjamin bahwa pangan, pengemas pangan, dan permukaan yang kontak dengan produk terlindung dari berbagai cemaran mikrobiologi, kimia, fisik, serta dari pelumas, bahan bakar, pestisida, dan bahan-bahan pembersih. 6. Pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan bahan toksik yang benar Pelabelan dan penyimpanan yang tepat pada bahan-bahan toksik merupakan hal yang harus dilakukan.Pelabelan ini bertujuan agar tidak terjadi salah penggunaan antara bahan toksik dan tidak toksik. Komponen yang bersifat toksik harus dalam kemasan tertutup rapat, diberi label dengan baik dan terpisah penmpatannya dari peralatan produksi dan produk akhir. Pengemasan dan penyimpanan didesain untuk meminimalkan kontaminasi silang. 7. Pengawasan kondisi kesehatan personil Untuk dapat bekerja secara optimal, maka karyawan harus dalam kondisi yang sehat. Sehingga, perlu dilakukan pengawasan kesehatan karyawan dengan baik. Pengawasan kondisi kesehatan karyawan ini bertujuan untuk mengelola personil yang mempunyai tanda-tanda penyakit, luka atau kondisi lain yang dapat menjadi sumber kontaminasi bagi produk. 8. Menghilangkan hama pengganggu dari unit pengolahan Hama atau binatang pengganggu merupakan salah satu sumber utama pencemar yang sangat berbahaya terhadap produk makanan. Oleh sebab itu, sistem pengendalian hama dilakukan untukmenjamin bahwa tidak ada hama pada fasilitas pengolahan pangan dan mengurangi populasi hama di lingkungan pabrik
sehingga tidak menyebabkan kontaminasi pada produk. Hal ini mencakup prosedur pencegahan, pemusnahan, serta penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan hama. 2.2.3 Definisi SOP Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP antara lain sebagai berikut: 1. Agar
petugas/pegawai
menjaga
konsistensi
dan
tingkat
kinerja
petugas/pegawai atau timdalam organisasi atau unit kerja. 2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi. 3. Memperjelas
alur
tugas,
wewenang
dan
tanggung
jawab
dari
petugas/pegawai terkait. 4. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahanadministrasi lainnya. 5. Untuk
menghindari
kegagalan/kesalahan,
keraguan,
duplikasi
dan
inefisiensi. Fungsi SOP yaitu : 1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja. 2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan. 3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak. 4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja. 5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin. Kapan SOP diperlukan? 1. SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan. 2. SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak.
3. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang dapatmempengaruhi lingkungan kerja.
2.3
Hasil dan Pembahasan
2.3.1 Skema Kerja Pengolahan Susu di PT. Indolakto
2.3.2 Analisa Data Perusahaan ini menerapkan implementasi SSOP dengan baik dan benar. Kondisi permukaan yang kontak dengan makanan selalu diinspeksi, sehingga terjaga kebersihannya. Kondisi fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air mengalir, tissue, desinfektan dan tempat sampah bertutup. Kondisi lantai ruangannya kedap air dan kuat (tahan air, garam, basa, asam dan bahan kimia lainnya), permukaannya rata, tidak licin, mudah dibersihkan dan cukup kering. Karyawan wajib bersepatu dan berpakaian sopan. Karyawan yang berhubungan dengan produksi makanan wajib mengenakan pakaian kerja yang sesuai, termasuk sarung tangan, kepala dan sepatu, harus dalam keadaan sehat,
bebas luka, penyakit kulit dan hal lain yang dapat mencemari hasil produksi. Selama pekerjaan tidak makan, minum, merokok, meludah atau tindakan lain yang dapat mengontaminasi produk. Setiap karyawan harus mengikuti beberapa training. Ada tiga training untuk karyawan yaitu basic training, technical training dan managerial training . Basic training dilakukan dengan menerapkan pelatihan kepada karyawan menurut GMP, OHSAS 18001 tentang keamanan pangan, ISO 22000 dan ISO 9001, technical training yaitu pelatihan karyawan yang mengacu pada SHE dan Dairy Technology, sedangkan managerial training yaitu berupa pelatihan problem training, supervising management dan KPI ( Key Performance Indicated ) Development untuk monitoring perusahaan. Bila karyawan melakukan kesalahan meskipun melukai karyawan, karyawan tetap diberi sanksi. Hal tersebut dilakukan untuk melatih karyawan agar selama bekerja tidak melakukan kesalahan yang dapat merugikan perusahaan. Setiap shift, ada operator yang bertanggung jawab untuk mengontrol sanitasi pada perusahaan. Perusahaan ini menerapkan implementasi GMP dengan baik dan benar yang telah ditetapkan diawal pintu masuk hingga ke titik kritis di perusahaan. Lokasi produksi bahan pangan tidak berada di lingkungan pemukiman padat penduduk, tidak berada di dekat jalan raya, tidak berada di tempat pencemaran dan tidak berada di tempat pembuangan sampah akhir. Bangunan memenuhi persyaratan teknik dan higiene sesuai dengan jenis produknya dan mudah dibersihkan dan dipelihara. Ruangan pokok dan ruangan pelengkap terpisah dengan jelas. Ruangan diatur menurut urutan proses produksi dan lalu lintas pekerja lancar. Kondisi lantai ruangan pokok kedap air, tahan terhadap air, garam, basa, asam dan bahan kimia lainnya, permukaannya rata, tidak licin dan mudah dibersihkan serta pertemuan antara lantai dan dinding tak membentuk sudut mati . Kondisi dinding ruangan pokok dan pelengkap minimal 20 cm di bawah dan di atas permukaan lantai rapat air. Permukaan bagian dalam halus, rata, berwarna terang, kuat, tidak mengelupas, dan mudah dibersihkan. Kondisi lantai lebih dari 2 m dari lantai, rapat air, tahan terhadap air, basa, asam dan bahan kimia lainnya.
Pertemuan antara dinding dengan dinding dan dinding dengan lantai tak membentuk sudut mati dan rapat air. Atap ruangan pokok dan pelengkap terbuat dari bahan tahan lama, tahan terhadap air dan tidak bocor. Langit-langit ruangan terbuat dari bahan yang tak mudah mengelupas, tak berlubang, tak retak, tahan lama dan mudah dibersihkan, tinggi langit-langit dari lantai lebih dari 3 meter, permukaan rata, berwarna terang. Kondisi kebersihan perusahaan dijaga rapi dan bersih setiap saat. Bangunan dilengkapi sarana pembuangan (saluran dan tempat pembuangan limbah akhir, tempat limbah padat, sarana pengolahan limbah dan saluran pembuangan limbah terolah. Alat dan perlengkapan produksi makanan berfungsi baik dan memenuhi persyaratan teknik dan higiene. Alat yang digunakan berbahan dasar stainless steel. Label makanan yang digunakan memenuhi ketentuan, dibuat dengan ukuran, kombinasi warna dan atau bentuk yang berbeda untuk tiap jenis. Proses pengolahan susu, pelabelan dan pengepakan pada perusahaan ini menggunakan mesin robot, sehingga lebih ekonomis, fleksibel, dan tidak akan terkontaminasi oleh tangan karyawan. Setiap 2 minggu sekali mesin dibersihkan. Kemasan yang digunakan yaitu bahan tetrapack dan botol. Untuk bahan tetrapack, disterilkan terlebih dahulu, lalu dipacking, sedangkan kemasan botol, dipacking terlebih dahulu, lalu disterilkan. Hasil produksi susu di perusahaan ini yaitu susu kental manis cap Enaak dan Indomilk serta Liquid milk merk Indomilk. Pada perusahaan ini, pengolahan limbah dilakukan secara anaerob dan aerob. Pengolahan limbah ini dilakukan agar tidak merusak lingkungan. Perbedaan dari pengolahan limbah perusahaan ini dengan perusahaan lainnya yaitu tempat pembuangan limbahnya. Jika pada umumnya pabrik-pabrik lain membuang limbahnya dibelakang, namun Indolakto ini membuangnya di depan pabriknya, sedangkan pada pengolahan produknya, perusahaan ini sangat mengutamakan keamanan pangan, sehingga setiap pengolahan harus terjaga kehigienisannya. Setiap orang yang memasuki perusahaan harus mengikuti peraturan tertulis yang diterapkan oleh perusahaan. Selain itu, karyawan yang
berhubungan langsung dengan pengolahan harus selalu menjaga kebersihan, baik dirinya, alat yang dikendalikan, dan bahan yang diolah. Ada beberapa ruangan pada perusahaan ini yaitu ruang kantin yang bersih dan rapi, masjid yang muat untuk menampung 700 orang. Loker diwajibkan selalu bersih tanpa kotoran. Bila karyawan jorok, maka akan diberi sanksi. Adanya CCTV dapat mengontrol bagaimana kondisi perusahaan. Setiap ruang evakuasi dilengkapi dengan pemadam kebakaran. 3 area evakuasi pada perusahaan ini yaitu di depan dekat parkir truk pembawa raw material, didekat parkir bis dan di gudang tempat penyimpanan raw material. PT. Indolakto menerapkan
implementasi SOP dengan baik dan benar
yaitu dengan sistem FEFO ( First Expired First Out ). Sistem ini dilakukan dengan cara produk yang expired di bulan Januari harus keluar lebih dulu dibanding produk yang expired di bulan Februari. Hal ini dilakukan agar perusahaan tidak mengalami kerugian dalam proses produksinya. Selain itu, perusahaan ini juga menerapkan sistem FTQ ( First Time Quality). Sistem ini dilakukan dengan cara menguji suatu produk yang langsung lulus uji tanpa ada pengulangan proses produksinya. Perusahaan Indolakto telah menerapkan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan. Perusahaan ini telah mendapatkan sertifikat HACCP ( Hazard Analysis Critical Control Point) yang mengacu pada keamanan produk pangan yang diproduksi namun tidak dicantumkan pada kemasan produknya. Upaya HACCP dilakukan setiap hari yaitu dengan cara verifikasi, internal audit dan eksternal audit yang dilakukan 6 bulan sekali. Untuk mengetahui adanya kecacatan produk, dapat dilakukan dengan cara sensor coding. Bila hasil produksi jelek, maka akan direject untuk dimusnahkan atau diproses ulang.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan lapang, dapat disimpulkan bahwa: a. GMP (Good Manufacturing Practices) merupakan suatu pedoman bagi industri pangan, bagaimana cara berproduksi pangan yang baik. b. SSOP
merupakan
prosedur-prosedur
standar
penerapan
prinsip
pengelolaan lingkungan yang dilakukan melalui kegiatan sanitasi dan higiene. c. Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. d. PT. Indolakto menerapkan implementasi GMP, SSOP dan SOP dengan baik dan benar.
3.2 Saran
Seharusnya saat kunjungan lapang diperbolehkan mengetahui bagaimana proses pengolahan susu di PT. Indolakto dan seharusnya diperbolehkan memotret untuk memudahkan saat mengerjakan laporan kunjungan lapang.
DAFTAR PUSTAKA
Jenie, B.S.L. 1987. Sanitasi dalam Industri Pangan. Bogor : Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Susiwi, S. 2009. Handout Cara Pengolahan Pangan Yang Baik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Wicaksono, Riza. 2005. Kajian Aplikasi Good Manufacturing Practices (GMP) dan Standard Sanitation Operating Procedure (SSOP) pada Divisi Produksi Mini Jelly dan Nata Cup PT Niramas Utama Bekasi-Indonesia[skripsi]. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Winarno, F.G. dan Surono. 2004. GMP, Cara Pengolahan Pangan yang Baik . Bogor : MBrio-Press. Winarno, F.G. dan Surono. 2004. Penerapan HACCP pada Industri Pangan. Bogor : MBrio-Press.
LAMPIRAN
Lokasi Indolakto (Terlihat dari depan)
Hasil Produksi Indolakto