Lapo Lapora ran n Prak Prakti tiku kum m ke-4 ke-4 Hari Hari/T /Tan angg ggal al : Seni Senin n / 14 Mare Marett 2011 2011 m.k. Manajemen Kesehatan Akuakultur Asisiten : Traian Rizki F. Shavika Mirawati Iis Widiani Yesy Sartika Muntamah Siti Khodijah Novi Ariyanti Hendar Kadarusman
PENCEGAHAN PENYAKIT DENGAN IMUNOSTIMULAN
Ahmad Fauzan C14080007 Kelompok 1
s
TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Penyak Penyakit it adalah adalah tergang terganggun gunya ya keseha kesehatan tan ikan ikan yang yang diakib diakibatk atkan an oleh oleh paras parasit, it, bakter bakterii atau atau virus. virus. Secara Secara garis garis besar, besar, penyak penyakit it dapat dapat dikelo dikelompo mpokka kkan n menjadi dua yaitu penyakit non-infeksius dan penyakit infeksius. Penyakit noninfeksius adalah penyakit yang timbul akibat adanya faktor yang bukan patogen, misalnya keracunan dan kekurangan gizi. Sedangkan penyakit infeksius adalah penyakit yang disebabkan akibat adanya organisme patogen berupa parasit, jamur, bakteri dan virus (Susanto & Amri 1998). Penyakit Penyakit dapat menyebabk menyebabkan an terjadinya terjadinya penurunan penurunan produksi produksi ikan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Salah satu cara untuk membantu mendiagnosa adanya penyakit pada ikan yaitu melalui pemeriksaan darah. Adanya gangguan yang yang bersif bersifat at infeks infeksius ius maupun maupun non-in non-infek feksiu siuss akan akan menyeb menyebabk abkan an terjadi terjadinya nya perub perubaha ahan n pada pada gambar gambaran an darah darah secara secara umum. umum. Semua Semua jaring jaringan an tubuh tubuh ikan ikan memerlukan memerlukan asupan asupan nutrisi nutrisi termasuk termasuk oksigen oksigen agar dapat menjalankan menjalankan fungsinya fungsinya dengan baik. Darah merupakan medium dalam sistem sirkulasi yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, hormon serta membawa membawa sisa-sisa sisa-sisa hasil metabolism metabolismee dan bahan-bahan bahan-bahan patogen patogen (Moyle (Moyle & Cech 2004). Untuk Untuk memban membantu tu diagno diagnosa sa suatu suatu penyak penyakit it pada pada ikan ikan maka maka dilaku dilakukan kan pemer pemeriks iksaan aan darah. darah. Kompo Komponen nen-ko -kompo mponen nen darah darah akan akan mengal mengalami ami peruba perubahan han apabila tejadi gangguan fisiologis ikan yang akan menentukan status kesehatan ikan. Perubahan Perubahan komponen komponen darah akan terjadi, baik kuntitatif kuntitatif maupun maupun kualitatif. kualitatif. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui gambaran darah ikan untuk mengetahui status kesehatannya serta prediksi untuk dilakukannya pencegahan penyakit dengan imunostimulan
1.2
Tujuan
Prakti Praktikan kan dapat dapat menget mengetahu ahuii satatu satatuss keseha kesehatan tan ikan ikan lele lele (Clarias sp.)
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
II. METODE KERJA
2.1
Waktu dan Tempat
Pelaks Pelaksana anaan an prakti praktikum kum penceg pencegaha ahan n penyak penyakit it dengan dengan imunos imunostim timulan ulan dilakukan pada hari Senin, tanggal 7 Maret 2011 pukul 15.00-18.00 WIB WIB berte bertempa mpatt di Labora Laborator torium ium Keseha Kesehatan tan Ikan, Ikan, Depart Departeme emen n Budida Budidaya ya Peraira Perairan, n, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat suntik (syringe), gelas objek, gelas tutup ( cover glass) , tabung evendorf, tabung perendam gelas objek, baki, seperangkat alat metode Sahli, pipet Pasteur, sentrifugasi, tabung mikroh mikrohema ematok tokrit rit (pipa (pipa kapile kapilerr berlap berlapis is hepari heparin/ n/ anti anti koagul koagulan) an),, pengga penggaris ris,, Haemocytometer tipe Nieubaur, dan alat tulis. Adap Adapun un baha bahan n yang yang digu diguna naka kan n adala adalah h dara darah h ikan ikan lele lele (Clarias sp.), antiko antikoagu agulan lan (Na-si (Na-sitra tratt 3,8%), 3,8%), kapas kapas berako berakohol hol,, laruta larutan n methan methanol, ol, pewarn pewarnaa Giemsa, kertas penyerap/ tissue, larutan HCl 0,1 N, akuades, crytoceal, larutan Hayem’s, dan larutan Turk’s.
2.3
Prosedur Kerja
2.3. 2.3.1 1
Peng Pengam ambi bila lan n Dara Darah h Pengambilan darah dilakukan melalui vena caudalis dengan menggunakan
syringe yang telah dibasahi dengan heparin sebagai antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah. Vena caudalis berada di bawah tulang vertebrae, bila jarum tepat mengenai vena akan terlihat percikan darah di dalam jarum suntik. Darah yang telah diambil kemudian ditampung di dalam tabung. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih total dan pembuatan preparat ulas untuk diferensial leukosit.
2.3.2 2.3.2
Prepa Prepara ratt Ulas Ulas untuk untuk Dife Difere rensi nsial al Leuko Leukosit sit
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Pertama-tama gelas objek dipegang dengan telunjuk dan ibu jari. Sedikit darah diteteskan pada gelas objek bersih (A) dibagian sebelah kanan. Gelas objek lain lain (B) diletak diletakkan kan disebe disebelah lah kiri kiri tetesa tetesan n darah darah dengan dengan memben membentuk tuk sudut sudut 30 derajat. Gelas objek ditarik ke kanan hingga menyentuh darah. Setelah darah disebar sepanjang tepi gelas objek B, gelas objek tersebut didorong ke kiri dengan tetap membentuk 30 derajat. Kemudian ulasan dikeringkanudarakan. 2.3.2.2 2.3.2.2 Pewarnaan Pewarnaan Darah dengan Giemsa Giemsa Darah yang baru diulas di gelas objek dikeringudarakan (fiksasi udara), kemudian fiksasi dalam larutan methanol selama 10 menit. Genangi gelas objek dengan dengan zat pewarna berupa berupa larutan larutan giemsa giemsa (pengencera (pengenceran n 1:60) 1:60) selama 60 menit. menit. Setelah itu, gelas objek dicuci atau dibilas dengan akuades dan keringkan. 2.3.2.3 Perhitungan diferensiasi Leukosit Preparat yang telah jadi disimpan di bahah mikroskop. Darah yang diamati sebanyak 100 sel. Jumlah masing-masing jenis leukosit dalam 100 sel dihitung dalam satuan persen (%).
2.3. 2.3.3 3
Perh Perhit itun unga gan n Kadar Kadar Hemo Hemogl glob obin in Konsentrasi haemoglobin darah diukur dengan menggunakan metode Sahli.
Metode ini didasarkan atas terbentuknya asam hematin (Hb darah dirombak menjadi asam hematin oleh asam khlorida 0,1 N) dengan satuan pengukuran dalam gram %. Tabung Sahli diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai batas tera 2. Darah dihisap dengan pipet Sahli sampai skala 20 mm . Ujung pipet yang digunakan dibersihkan 3
dari sisa-sisa darah dengan menggunakan tissue. Darah kemudian dipindahkan ke dalam tabung tabung sahli yang telah diisi dengan larutan larutan HCl 0,1 N. Kedua bahan diaduk dan didiamkan sebentar agar terbentuk asam hematin (berwarna kuning kecoklatan). Kemudian ditambahkan akuades sehingga warna sampel sama dengan warna standar pada tabung Sahli. Pembacaan Pembacaan dilakukan dilakukan dengan dengan melihat melihat permukaan permukaan cairan dan warna dicocokkan dengan warna pada skala tabung Sahli yang dilihat pada lajur g% yang berarti banyaknya haemoglobin dalam gram per 100 ml darah.
2.3. 2.3.4 4
Perh Perhit itun unga gan n Kadar Kadar Hema Hemato tokr krit it
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
¾ bagian tabung. tabung. Ujung tabung yang telah berisi berisi darah ditutup dengan dengan crytoceal crytoceal dengan cara ujung tabung ditancapkan ke dalam crytoceal kira-kira sedalam 1 mm sehing sehingga ga terbent terbentuk uk sumbat sumbat crytoc crytoceal. eal. Tabung Tabung mikroh mikrohema ematok tokrit rit terseb tersebut ut di sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit dengan posisi tabung yang bervolume sama berhadapan. Posisi tabung bagian yang bersumbat berada dibagian dibagian luar agar putaran sentrifuge sentrifuge seimbang. Pengukura Pengukuran n dilakukan dilakukan dengan dengan membandingkan bagian darah yang mengendap dengan seluruh bagian darah yang ada di dalam tabung mikrohematokrit dan hasilnya dinyatakan dalam %.
2.3. 2.3.5 5
Perh Perhit itun unga gan n Sel Sel Dara Darah h Mera Merah h
Pertam Pertama-ta a-tama ma darah darah dihisa dihisap p dengan dengan pipet pipet yang yang berisi berisi bulir bulir pengad pengaduk uk warna merah hingga skala 1. Kemudian ditambahkan larutan Hayem’s hingga skala 101. Darah yang berada di dalam pipet diaduk dengan cara diayunkannya tangan yang memegang pipet seperti membentuk angka delapan selama 5 menit hingga hingga darah tercam tercampur pur rata. rata. Dua tetes tetes pertam pertamaa pada pada pipet pipet dibuan dibuang. g. Darah Darah diteteskan pada haemocytometer tipe Neubauer dan ditutup dengan gelas penutup. Jumla Jumlah h sel darah darah merah merah dihitu dihitung ng menggu menggunak nakan an bantua bantuan n mikros mikroskop kop dengan dengan pembesaran 400x. Jumlah eritrosit dihitung sebanyak 5 kotak kecil. Total sel darah merah dihitung dengan rumusan : Jumlah SDM = (rataan jumlah sel terhitung x 1/ volume kotak kecil) x pengenceran
2.3. 2.3.6 6
Perh Perhit itun unga gan n Sel Sel Dara Darah h Puti Putih h
Pertam Pertama-ta a-tama ma darah darah dihisa dihisap p dengan dengan pipet pipet yang yang berisi berisi bulir bulir pengad pengaduk uk warna putih hingga skala 0,5. Kemudian ditambahkan larutan Turk’s hingga skala 11. Darah yang berada di dalam pipet diaduk dengan cara diayunkannya tangan yang memegang pipet seperti membentuk angka delapan selama 5 menit hingga darah tercampur rata. Dua tetes pertama pada pipet dibuang. Darah diteteskan pada haemocytometer tipe Neubauer dan ditutup dengan gelas penutup. Jumlah Leukosit dihitung menggunakan bantuan mikroskop dengan pembesaran 400x. Jumlah eritrosit dihitung sebanyak 5 kotak kecil. Total sel darah putih dihitung
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap gambaran darah ikan lele (Clarias sp.), didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Gambaran Darah Ikan lele Clarias sp. Kel.
Sel Darah Merah (sel/ml)
1 2 3 4
2,7x109 -
Sel Darah Putih (sel/ml) 5,36x107 1,55x108 -
Kadar Hematokrit (%)
Kadar Haemoglobin (gr %)
8,0 8,5 16,0 10,0
40,00 33,30 24,40 27,27
Differensial Leukosit (%) Trombosit
Monosit
Netrofil
Limposit
2
13
65
20
Berdas Berdasark arkan an tabel tabel diatas diatas menunj menunjuka ukan n jumlah jumlah sel darah darah merah merah adalah adalah 2,7x10 9 sel/ml. jumlah sel darah putih berkisar antara 5,36x10 7 hingga 1,55x10 8 sel/ml. nilai hematokrit pada ikan lele yang diamati berkisar antara 8,0 % hingga 16,0 % sedangkan nilai kadar haemoglobin berkisar antara 24,40 gr % hingga 40,00 40,00 gr %. Hasil diferensial diferensial leukosit leukosit menunjukan menunjukan bahwa dalam 100 sel darah yang yang diamat diamati, i, persen persentas tasii terbany terbanyak ak yaitu yaitu neutro neutrofil fil sebesa sebesarr 64%, 64%, selanj selanjutn utnya ya limp limpos osit it sebe sebesa sarr 20%, 20%, mono monosi sitt sebe sebesa sarr 13%, 13%, dan dan pers persen entas tasii terk terkec ecil il yait yaitu u trombosit sebesar 2%.
3.2
Pembahasan
Darah Darah merupa merupakan kan medium medium dalam dalam sistem sistem sirkul sirkulasi asi,, dimana dimana fungsi fungsinya nya menged mengedark arkan an nutris nutrisii esensi esensial al ke seluru seluruh h tubuh tubuh dan membaw membawaa sisa-si sisa-sisa sa hasil hasil metabolism metabolismee dan patogen patogen sebelum sebelum mencapai mencapai konsentras konsentrasii yang berbahaya. berbahaya. Darah ikan tersusun dari sel-sel darah yang tersuspensi di dalam plasma yang diedarkan ke seluruh jaringan tubuh (Moyle & Cech 2004). Volume darah ikan teleostei, sebany nyak ak 3% dari dari bobo bobott tubu tubuh, h, seda sedang ngka kan n ikan ikan heleostei , dan chondrostei seba 6.6% dari dari bobot bobot tubuh tubuh (Randa (Randall ll 1970 1970 dalam Affandi & Tang chondrocthyes 6.6% 2002). Jumla Jumlah h eritro eritrosit sit pada pada ikan ikan teleos teleostei tei berkis berkisar ar antara antara (1,05 (1,05 - 3,0) 3,0) x 106 3
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
besar. Ukuran eritrosit ikan lele ( Clarias ssp) berkisar antara (10 x 11 μm) – (12 x 13 μm), dengan diameter inti berkisar antara 4 – 5 μm.
Gambar 1. Sel darah merah (Anonimus 2008) Jumlah eritrosit ikan lele (Clarias ssp) adalah 3,18 x 10 9 sel/ml (Angka et
al., 1985). Berdasarkan hasil pengamatan jumlah sel darah merah atau eritrosit yang didapatkan didapatkan sebanyak sebanyak 2,7x10 2,7x10 9 sel/ml. sel/ml. Jumlah Jumlah tersebut tersebut merupakan merupakan jumlah jumlah yang cukup rendah dari kisaran normal erotrosit yang terdapat pada ikan lele. Oleh karena itu, keadaan ikan lele tersebut dapat diindikasikan dalam keadaan kekurangan sel darah merah atau disebut anemia, dimana dalam keadaan tersebut nilai eritrosit menurun. Hal tersebut diperkuat oleh penuturan Wedemeyer dalam Dopong Dopongton tonung ung (2008 (2008)) yang yang menyat menyataka akan n bahwa bahwa rendah rendahnya nya jumlah jumlah eritros eritrosit it merupakan indikator terjadinya penyakit anemia. Menurut Moyle dan Chech (1988), leukosit atau sel darah putih berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh yang akan dikirim secara khusus ke daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan yang serius. Secara umum jumlah jumlah sel darah putih tiap ml darah ikan teleostei berkisar antara 2x10 7 hingga 1,5x10 8 sel/ml. Berdasarkan haseil pengamatan jumlah sel darah putih berkisar antara 5,36x107 hingga 1,55x10 8 sel/ml. Jumlah tersebut lebih tinggi dari kisaran normal.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
eritrosit dengan total volume darah dalam tubuh. Nilai hematokrit dipengaruhi oleh oleh ukuran ukuran dan jumlah jumlah eritros eritrosit it (Ganon (Ganong g dalam Dopongto Dopongtonung nung 2008). 2008). Nilai hematokrit pada ikan teleostei berkisar antara 20 - 30% dan pada ikan laut bernilai sekitar 42% (Bond dalam Dopongtonung 2008). Presentase nilai hematokrit ikan lele (Clarias spp) normal berkisar antara 30,8 - 45,5% (Angka et al., 1985). Sedangkan Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan pengamatan menunjukan menunjukan bahwa nilai hematokrit hematokrit ikan lele berkisar antara 8,0 hingga 16 %. Nilai tersebut sangat rendah dari kisaran normal pada ikan lele. Sehingga ikan lele yang diamati dapat diindikasikan dalam keadaan abnormal. Menurut Swenson dalam Dopongtonung (2008) melaporkan bahwa nilai hematokrit berhubungan langsung dengan dengan jumlah eritrosit dan kons konsen entr tras asii hemo hemogl glob obin in.. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, kond kondis isii eritr eritros osit it yang yang renda rendah h mengkibatkan jumlah hematokrit pun menjadi rendah. Hal tersebut dikarenakan oleh infeksi bakteri, konsidi lingkungan. Hemoglobin (Hb) merupakan pigmen eritrosit yang terdiri dari protein komple kompleks ks terkon terkonyug yugasi asi yang yang mengan mengandun dung g besi. besi. Protei Protein n Hb adalah adalah globin globin,, sedangkan warna merah hemoglobin disebabkan oleh adanya heme. Heme adalah suat suatu u seny senyaw awaa metal metalik ik yang yang meng mengan andu dung ng satu satu atom atom besi besi (Guyt (Guyton on dalam Dopo Dopong ngto tonu nung ng 2008 2008). ). Berd Berdas asark arkan an hasi hasill
peng pengam amata atan n
menu menunj njuk ukan an kada kadar r
hemoglobin ikan lele berkisar antara 24,40 gr % hingga 40,00 gr %. Akan tetapi menurut Angka et al. (1985) menunjukan bahwa konsentrasi hemoglobin ikan lele normal berkisar antara 10,3 hingga 13,5 gr%. Oleh karena itu, kadar hemoglobin hasil pengamatan lebih tinggi dari yang seharusnya. Tingginya nilai tersebut dapat diindikasikan oleh habitat dari ikan uji berasal. Berdasarkan Angka et al. (1985) mengun mengungka gkapka pkan n bahwa bahwa hemogl hemoglobi obin n secara secara fisik fisik mempun mempunyai yai hubung hubungan an yang yang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Gambar 2. Limfosit (Anonimus 2008) Persen Persentas tasee normal normal limfos limfosit it pada pada ikan ikan teleos teleostei tei berkis berkisar ar antara antara 71,12 71,12 – 82,88% (Affandi dan Tang 2002). Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan presentase presentase limposit adalah 20%. Rendahnya Rendahnya nilai tersebut menunjuka menunjukan n bahwa kead keadaa aan n lele lele yang yang diam diamat atii dala dalam m kond kondis isii abno abnorm rmal al.. Hal Hal ters terseb ebut ut dapa dapatt diindi diindikas kasika ikan n bahwa bahwa lele terseb tersebut ut terinfe terinfeksi ksi penyak penyakit it ataupu ataupun n dalam dalam keadaa keadaan n stress. Monosit berbentuk oval atau bundar, dengan diameter berkisar antara 6 15 mikron, memiliki inti berbentuk oval. Inti terletak berdekatan dengan tepi sel dan mengisi sebagian isi sel.
Gambar 3. Monosit (Anonimus 2008) Persentase monosit pada ikan teleostei sekitar 0,1% dari seluruh populasi
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Hetero Heterofil fil berben berbentuk tuk bundar bundar dan beruku berukuran ran besar besar (diame (diameter ter 9-13 9-13 μm), μm), dengan sitoplasma yang besar dan mengandung granula. Sitoplasma berwarna bir biru u cera cerah h atau atau ungu ungu pucat ucat,, sedan edang gkan kan inti inti berw berwar arn na biru biru gelap elap dan memperlihat memperlihatkan kan gumpalan gumpalan kromatin kromatin (Chinabut (Chinabut et al . 1991). Secara morfologi, hetero heterofil fil ikan ikan hampir hampir mirip mirip dengan dengan neutro neutrofil fil mamalia mamalia (Rober (Roberts ts dalam Mones 2008).
Gambar 4. Heterofil (Anonimus 2008) Heterofil ikan teleost dibentuk di dalam organ ginjal dan limpa, sedangkan pada jenis ikan elasmobranch (ikan hiu dan pari) dibentuk di organ leydig (Moyle dan Cech 2004). Proporsi heterofil dalam populasi leukosit darah sangat rendah, yaitu sekitar 6 – 8 % (Roberts dalam Mones 2008). Eosinofil dilaporkan jarang ditemukan di dalam darah ikan. Kebanyakan eosino eosinofil fil ikan ikan teleos teleostt ditemu ditemukan kan pada pada kulit, kulit, jaringa jaringan n hemapo hemapoieti ietik k dan digest digestii (Roberts dalam Mones 2008). Ukuran eosinofil berkisar antara 9 – 15 μm, inti terletak memanjang di tepi sel, memiliki granula besar dan sitoplasma berwarna merah (Robert 1989 dalam Affandi & Tang 2002). Basofil berukuran 8 – 12 μm, sitoplasma berwarna biru dan memiliki granula yang besar (Affandi & Tang 2002). Meskipun kehadiran eosinofil dan basofil masih diperdebatkan, tapi sel darah putih jenis ini bisa ditemukan pada
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
4.1
Kesimpulan
Kesi Kesimp mpul ulan an dari dari prak prakti tiku kum m ters terseb ebut ut yait yaitu u bahw bahwaa deng dengan an bebe beberap rapaa parameter gambaran darah yang telah diamati bahwa ikan lele (Clarias sp.) yang dimati dalam kondisi sakit yang diakibatkan infeksi penyakit ataupun anemia. Hal tersebut ditunjukan oleh jumlah sel darah merah sebesar 2,7x109 sel/ml, jumlah sel darah putih berkisar berkisar antara 5,36x107 hingga 1,55x10 8 sel/ml, sel/ml, nilai hematokrit hematokrit berkisar antara 8,0 % hingga 16,0 %, kadar haemoglobin berkisar antara 24,40 gr % hingga hingga 40,00 40,00 gr %, persentasi persentasi neutrofil sebesar 64%, limposit sebesar 20%, monosit sebesar 13%, dan persentasi trombosit sebesar 2%.
4.2
Saran
Sara Saran n
untu untuk k
prak prakti tiku kum m
sela selanj njut utny nyaa
yait yaitu u
dila dilaku kuka kan n
penc penceg egah ahan an
imunostimulan terkait kondisi ikan yang telah diketahui berdasarkan gambaran darahnya.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi R dan Tang UM. 2002. Fisiologi Hewan Air . Riau: Uni press. Angka SL, GT Wongkar, Karwani. 1985. Blood Picture and Bacteria Isolated From Ulcered and Crooked-Black Clarias Batrachus. Symposium On Pract. Measure for Preventing and Controlling Fish Disease. BIOTROP. 17 P.
Anonimus. 2008. Fish Haematology Haematology . http://www.aqualex.org/elearning.[12 Maret 2011]. Arry. 2007. Pengaruh Suplementasi Zat Besi (Fe) Dalam Pakan Buatan Terhadap Kinerja Kinerja Pertumbuha Pertumbuhan n dan Imunitas Ikan Kerapu Kerapu Bebek Cromileptes Cromileptes Altivelis Altivelis.. Skripsi Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Chinabut S, Limsuwan C, Kiswatat P. 1991. Histology of The Walking Catfish, Clarias bathracus . Canada :IDRC. hlm 40-44. Dopongtonung, A. 2008. Gambaran Darah Ikan Lele ( Clarias spp) yang Berasal Dari Daerah Laladon-Bogor.[Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Lagler KF, Bardach JE, RR Miller, Passino DRM. 1977. Ichthyology. Ichthyology. John Willey and Sons. Inc. new York-London. Hlm 506.
Mones, R.A. 2008. Gambaran Darah pada Ikan Mas ( Cyprinus carpio Linn) Strai Strai Majal Majal Be al Dari Dari Da h Ci Bo [Skr [Skrip ipsi si]. ].