MAKALAH
"MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP"
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen Pengampu : Uswatun Khasanah, M.S.I
Disusun oleh:
1. Zufar Rafi Zulkarnain ( 2041115050 )
2. Muhammad Darul Ulum ( 2041115051 )
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
JURUSAN DAKWAH DAN USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang Manusia dan
Pandangan Hidup dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan
kerjasama yang baik dari semua pihak, makalah ini tidak akan terselesaikan
dengan baik. Untuk itu, kami mengucapakan terimakasih.
Mengingat pengetahuan dan kemampuan kami yang terbatas makalah ini
masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga pengalaman membuat
makalah ini dapat menjadi dorongan bagi kami untuk karya yang lebih
sempurna. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Pekalongan, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I : Pendahuluan 1
A. Latar Belakang
B. Tujuan Rumusan Masalah
C. Rumusan Masalah
BAB II : Pembahasan
A. Pengertian Pandangan Hidup 3
B. Sumber Pandangan Hidup 4
C. Macam-macam Pandangan Hidup 4
D. Pandangan Hidup Muslim
E. Langkah-Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik 5
a) Mengenal 5
b) Mengerti 5
c) Menghayati 5
d) Meyakini 6
e) Mengabdi 6
f) Mengamankan 6
F. Pengertian Ideologi 7
G. Cita-cita 8
H. Kebijakan 9
I. Usaha/Perjuangan 11
J. Kepercayaan dan Keyakinan 11
BAB III : PENUTUP
A. Saran 12
B. Kesimpulan 12
BAB I
PENDAHULUAN
C. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling tinggi
derajatnya. Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketika
kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai khalifah di
bumi ini. Tuntukan hidup manusia lebih dari pada tuntutan hidup makhluk
lainnya yang membuat manusia berfikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan
atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun rohani.
Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan
terhadap hidup.
Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda mengelompokkan
pandangan hidup yang berdeda-beda akan menciptakan paham atau aliran.
Pandangan hidup tidak terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia.
Jadi pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu yang dihasilkan
oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan,
bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh
kehidupan. Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat pandangan
hidup seseoranglah yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain itu
pandangan hidup juga tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan
melalui berbagai proses dalam menemukan jati diri atau pandangan hidupnya.
Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan
pendidikan. Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah
berasal dari pendidikan. Oleh karena itu jika kita membahas tentang
pendangan hidup, tidak boleh lepas dari pendidikan manusia dapat berfikir
ledih kedepan mulai dari kehidupan baik lahir dan batin.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian pandangan hidup?
2. Jelaskan macam-macam sumber pandangan hidup!
3. Bagaimana pandangan hidup seorang muslim?
4. Jelaskan unsur-unsur dalam berpandangan hidup!
5. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah berpandangan hidup yang baik!
E. Tujuan Rumusan Masalah
1. Mendeskripsikan dan menjelaskan pengertian pandangan hidup?
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan macam-macam sumber pandangan hidup!
3. Mendeskripsikan dan menjelaskan pandangan hidup seorang muslim?
4. Mendeskripsikan dan menjelaskan unsur-unsur dalam berpandangan hidup!
5. Mendeskripsikan dan menjelaskan langkah-langkah berpandangan hidup
yang baik!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pandangan Hidup
Menurut KBBI pandangan hidup merupakan konsep yang dimiliki seseorang
atau golongan di dalam masyarakat yang bermaksud menggapi dan menerangkan
segala masalah di dunia ini.[1]
Menurut Rohiman bahwa pandangan hidup terkandung konsep dasar dan
nilai-nilai mengenai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa serta
terkandung pikiran-pikiran yang terdalam mengenai wujud suatu bangsa. Atauu
merupakan bentuk kristalisasi dari nilai-nilai yang dimilikinya sendiri,
yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk
mewujudkannya.[2]
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya
tidak semua manusia menyadari, sehingga banyak orang yang memeluk sesuatu
agama semata-mata atau dasar keturunan. Pandangan hidup penting bagi
kehidupan manusia dimasa sekarang maupun kehidupan di akhirat, dan sudah
sepantasnya setiap manusia memilikinya.
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup yang bersifat kodrati karena
pandangan hidup menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya
pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan,
petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil
pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah
suatu kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat melainkan kebutuhan yang terus
menerus dan abadi. Sebab setiap saat kita memerlukan perlindungan Tuhan dan
petunjuk agama sampai di akhir nanti.
B. Sumber Pandangan Hidup
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu
terdiri dari 3 macam :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang
mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan
kebudayaan dan norms yang terdapat pada negara tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif
kebenarannya.[3]
C. Macam-macam Pandangan Hidup
Menurut Musfirotun Yusuf di dunia ini ada bermacam-macam pandangan
hidup yang dianut manusia yaitu :[4]
a) Pandangan Hidup Liberalisme
b) Pandangan Hidup Sosialisme
c) Pandangan Hidup Religious
d) Pandangan Hidup Komunisme
e) Pandangan Hidup Sosialisme-Religious
D. Pandangan Hidup Muslim
Pandangan hidup Islam dicanangkan oleh Nabi di Makkah melalui
penyampaian wahyu Allah dengan cara-cara yang khas. Setiap kali Nabi
menerima wahyu yang berupa ayat-ayat al-Qur'an, beliau menjelaskan dan
menyebarkannya kemasyarakat.
E. Langkah-Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik
Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya.
Bagaimana kita memperlakukan pandangan hidup tergantung pada orang yang
bersangkutan. ada yang menjadikan pandangan hidup sebagai saranya mencapai
tujuan dan lain sebagainya. Adapun langkah-langkah berpandangan hidup yang
baik yakni:
a) Mengenal
Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap
pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu
pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu
pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan
hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum
manusia itu belum turun ke dunia.
b) Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti.
Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam
berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan
bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagi yang berpandangan
hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur'an, Hadist
dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia
maupun di akhirat.
c) Menghayati
Langkah selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati
pandangan hidup itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh
gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu
sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung
didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai
pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam
rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan
pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih
berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan
hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan
memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
d) Meyakini
Setelah mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan,
maupun ditinjau dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan
di akherat, maka hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita
hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh
suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
e) Mengabdi
Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan
meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-
lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya.
Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita
sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau
sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
f) Mengamankan
Proses mengamankan ini merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau
sedikit kemungkinan belum memahami langkah sebelumnya lalu akan ada proses
mengamankan ini. Langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang
teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya
pandangan hidup itu.
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri
akan diri manusia tersebut. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia
memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan
manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari
bahwa dirinya lemah, dipihak lain manusia menyadari kehidupannya lebih
kompleks.
Pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia. Sayangnya
tidak semua manusia menyadari, sehingga banyak orang yang memeluk sesuatu
agama semata-mata atau dasar keturunan. Pandangan hidup penting bagi
kehidupan manusia dimasa sekarang maupun kehidupan di akhirat, dan sudah
sepantasnya setiap manusia memilikinya.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu
kebutuhan. Buka kebutuhan sesaat melainkan kebutuhan yang terus menerus dan
abadi. Sebab setiap saat kita memerlukan perlindungan Tuhan dan petunjuk
agama sampai di akhir nanti.
F. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dua kata
yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu.
Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan
dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology
adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar
cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.
Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:
a. Destut De Tracy : Ideologi pertama kali dikemukakan oleh Destut De
Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat
membawa suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
b. Ramlan Surbakti : membagi dalam 2 pengertian
Ideologi Fungsional : seperangkat gagasan Tentang Kebaikan bersama
atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik
Ideologi Struktural : Suatu sistem pembenaran seperti gagasan dan
formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh
penguasa.
Ideologi akan muncul ketika pandangan hidup itu diterima olek
sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi. Apabila organisasinya
politik maka disebut Ideologi politik. Dan apabila organisasinya itu adalah
negara maka disebut ideologi negara.[5]
Pandangan Hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur, yaitu :
a. Cita-Cita
b. Kebajikan
c. Usaha/Perjuangan
d. Keyakinan/Kepercayaan
G. Cita-cita
Menurut KBBI cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu
ada dalam pikiran. Baik keinginan harapan, maupun tujuan merupakan apa yang
mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Apabila cita-cita itu tidak
mungkin atau belum mungkin terpenuhi maka cita-cita itu di sebut angan-
angan. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan. hal itu
bergantung pada beberapa hal:
1. Faktor Manusia
2. Faktor Kondisi
3. Faktor Tingginya Cita-Cita
Cita-cita itu keinginan yang ada dalam hati seseorang. Cita-cita mungkin
tercapai mungkin juga tidak. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Najm :
24
ام للا نسن ما تمنى
Artinya : "atau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-
citakannya?"
Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dicapai melalui kerja keras,
kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil
melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang
terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.
Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik
karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai, harus
disesuaikan dengan kemampuan yang kita miliki.
Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa
menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna
dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan.
H. Kebijakan
Kebijakan/perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama
dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan
etika.
Manusia berbuat baik karena menurut kodratnya manusia itu baik,
bermoral. atas dorongan hatinya manusia berbuat baik. Manusia adalah
seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia adalah
makhluk sosial : hidup bermasyarakat, saling menolong, saling mencurigai.
Sebagai manusia ia dapat menentukan sendiri mana yang baik mana yang buruk.
Untuk menimbang dan mementukan baik/buruk perbuatan, maka faktor-faktor
yang menentukan tingkah laku seseorang adalah:
a. Faktor Pembawaan
b. Lingkungan
c. Pengalaman
I. Usaha/Perjuangan
Usaha/Perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita,
Setiap Manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidupnya. sebagian
kehidupan manusia adalah perjuangan. Perjuangan untuk hidup merupakan
kodrat manusia. Tanpa perjuangan manusia tidak dapat hidup sempurna. Kerja
keras dapat dilakukan dengan otak/ilmu maupun tenaga/jasmani atau dengan
keduanya. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena
kemampuan itulah tingkat kemakmuran manusia berbeda-beda.
J. Kepercayaan dan Keyakinan
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang
mengaggap suatu premisi benar, jika kita yakin dalam suatu hal maka
kepercayaan akan muncul.
Menurut Prof.Dr. Harun Nasution ada 3 aliran filsafat :[6]
a) Aliran Naturalisme, hidup manusia di hubungkan dengan kekuatan gaib
yang merupakan kekuatan tertingi. kekuatan gaib itu dari Tuhan.
b) Aliran Intelektualisme, dasar aliran ini adalah logika/akal. Manusia
mengutamakan akal dengan akal manusia berfikir.
c) Aliran Gabungan, dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal.
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunkukkan oleh manusia sat ia
merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.
Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang
artinya percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan.
Keyakinan dan keimanan berada di atas istilah kepercayaan. Dan keyakinan
ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima dengan budi (ratio) dan
keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal.
Dengan keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk
budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam
hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara pasti dan benar bahwa
Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan
keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupan
akan diliputi oleh bimbang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pandangan hidup merupakan bagaimana manusia memandang kehidupannya.
Setiap orang memiliki pandangan hidup yang berdeda-beda dan melahirkan
suatu paham. Wujud pandangan hidup manusia berkaitan dengan cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita merupakan pandangan hidup di masa
yang akan datang. kebajikan secara nyata dan dapat dirasakan melalui
tingkah lakunya. Dan, dalam hal ini, tingkah laku manusia sebagai
perwujudan kebajikan inilah yang akan dikemukakan karena wujudnya dapat
dilihat dan dirasakan. Karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup,
maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri yang berbeda dari
orang lain dan tergantung dari pembawaan, lingkungan, dan pengalaman. Dalam
setiap perbuatan, manusia harus memahami etika yang berlaku dalam
masyarakat. Sehingga kehidupan dalam memasyarakat menjadi tenang dan
tentram.
B. Saran
Dengan terselesainya makalah ini,penyusun berharab para pembaca dapat
memberikan tanggapan ataupun sanggahan yang bersifat membangun.dan juga
penyusun tidak luput dari kesalahan dalam menyusun makalah ini penyusun
juga berharap disusunya makalah ini kita semua dapat mengetahui Manusia
dan Pandangan Hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Abdulkadir, 2005, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Bandung :
Aditya Bakti)
Notowidagdo, Rohiman , 1996 , Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur'an
dan Hadits, (Jakarta: Raja Grafindo Persada)
Yusuf , Musfirotun, 2010, Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif
Islam, (Pekalongan : STAIN Press)
-----------------------
[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Dep. Pendidikan Nasional,
Jakarta. hlm.643
[2] Rohiman Notowidagdo, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Qur'an dan
Hadits, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 1996, hlm. 138
[3] Abdulkadir Muhammad, Ilmu Sosial Budaya Dasar, (Bandung : Aditya Bakti,
2005), hlm.97
[4] Musfirotun Yusuf, Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif
Islam%&'OP\^p~?˜ š œ?ª«ÁïÚïÚïÚïÈÚµ¥µ?{ÚbOÈïÚ:(hwch@\CJOJQJ^J, (Pekalongan :
STAIN Press, 2010), hlm.70-71
[5] Musfirotun Yusuf, Op.Cit, hlm.73
[6] Abdulkadir Muhammad, ilmu Sosial Nudaya Dasar, (Bandung : Aditya Bakti,
2005), hlm.110