PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM IX
Kelompok: 2
Nama: Adita Novianti B04140056 (
[email protected])
Irfan Prasetia B04140059 (
[email protected])
Alif Nur Muhamad Muria B04140055 (
[email protected])
IDENTIFIKASI BAKTERI KOKUS GRAM POSITIF
1. Pewarnaan Gram
Identifikasi morfologi bakteri dapat diteliti melalui teknik
pewarnaan. Salah satu teknik pewarnaan adalah pewarnaan Gram. Pewarnaan
Gram termasuk ke dalam pewarnaan diferensial karena dapat membagi
kelompok bakteri Gram positif dan Gram negatif. Pembagian golongan
tersebut berdasarkan reaksi dinding sel bakteri terhadap pewarna krisal
violet dan safranin. Bakteri Gram positif memiliki peptidoglikan yang
tebal pada dinding selnya sehingga saat diwarnai sel akan berwarna ungu.
Sedangkan bakteri Gram negatif memiliki kandungan lipid yang tebal pada
dinding selnya sehingga ketika diwarnai dengan kristal violet lalu
dibilas dengan alkohol, lipid akan larut dan ikut terbilas sehingga
bakteri Gram negatif akan menyerap pewarnaan kedua yaitu merah (James et
al 2002).
1. Hasil Pengamatan
"Biakan "S. aureus "S. epidermidis "Streptococcus "
"Pewarnaan " " " "
"gram " " " "
"Bentuk sel"Coccus "Coccus "Coccus "
"Susunan "Bergerombol "Bergerombol "Berantai "
"sel " " " "
"Sifat gram"Positif "Positif "Positif "
Referensi
S. aureus S. epidermidis
www.microbeworld.org
http://vignette3.wikia.nocookie.net
Streptococcus
www.lookfordiagnosis.com
2. Pertumbuhan Isolat pada Media
1. Media Blood Agar
1. Uraian Teori
Bakteri dapat berkembang di berbagai media. Salah satunya
adalah media agar darah. Agar darah dapat dibuat dari Tryptic
Soy Agar dengan darah domba 5% atau bisa juga darah kelinci.
Media agar darah dapat menjadi media pertumbuhan bakteri untuk
dilihat reaksi hemolitiknya. Cara membaca reaksi hemolitik pada
media agar darah yaitu cawan petri harus diangkat ke sumber
cahaya dan diamati dengan cahaya yang datang dari belakang
(Buxton 2013).
Terdapat tiga jenis hemolisis yaitu beta hemolisi, alpha
hemolisis, dan gamma hemolisis. Beta hemolisis adalah hemolisis
total (seluruh sel darah merah lisis) maka tampak zona yang
jelas, mendekati warna dan transparasi media dasar, mengelilingi
koloni. Alpha hemolisis adalah hemolisis sebagian (penurunan
hemoglobin sel) maka menyebabkan perubahan warna hijau atau
coklat dalam medium. Gamma hemolisis adalah tidak terjadi
hemolisis sama sekali (Buxton 2013).
2. Hasil Pengamatan
Tabel. 1 Media agar darah
"Media agar"S. aureus "S. epidermidis "Streptococcus "
"darah " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
"Ukuran "Besar "Sedang "Kecil "
"koloni " " " "
"Bentuk "Bulat "Bulat "Bulat "
"Koloni " " " "
"Permukaan "Licin "Licin "Licin "
"koloni " " " "
"Tepi "Rata "Rata "Rata "
"koloni " " " "
"Warna "Krem/ Putih "Abu-abu "Krem/ putih "
"koloni " " " "
"Jenis "Tidak dilakukan "Tidak dilakukan "β hemolisis "
"Hemolisis " " " "
3. Pembahasan
Bakteri S. aureus koloninya berukuran besar, berbentuk
bulat, permukaannya licin, tepi koloni rata, warna koloni krem/
putih. Bakteri S. epidermidis koloninya berukuran sedang,
permukan licin, tepi koloni rata, warna koloni abu- abu.
Streptococcus koloni berukuran kecil, berbentuk bulat, permukaan
licin, tepi koloni rata, warna koloni krem/ putih. Hemolisis
hanya terjadi pada bakteri Streptococcus yaitu β hemolisis
ditandai dengan terbentuknya zona transparan. Perbedaan jenis
hemolisis disebabkan oleh produksi oksigen ketika pertumbuhan.
3. Uji Katalase
1. Uraian Teori
Uji katalase penting untuk membedakan streptococcus (katalase
negatif) dengan staphylococcus yang menghasilkan enzim katalase
(katalase positif). Uji katalase dilakukan dengan menambahkan H2O2 3%
ke isolat bakteri. Kultur yang menunjukkan katalase positif akan
gelembung udara.
Bakteri dapat memproduksi enzim katalase yang dapat memecah H2O2
menjadi H2O dan O2. Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas
katalase pada bakteri uji. Enzim ini penting untuk pertumbuhan
aerobik karena H2O2 yang dibentuk oleh enzim pernafasan bersifat
racun terhadap sel mikroba. Beberapa bakteri yang termasuk katalase
negatif adalah Streptococcus, Lactobacillus, Clostridium, dan
Leuconostoc. Beberapa bakteri diantaranya memproduksi katalase lebih
banyak daripada yang lain. Ini ditunjukkan dengan jumlah yang banyak
pada bakteri aerob. Sedangkan enzim tidak diproduksi oleh bakteri
anaerob obligat karena mereka tidak memerlukan enzim tersebut.
2. Hasil Pengamatan
1. Staphylococcus aureus (tidak ada gambar)
2. Staphylococcus epidermidis
gelembung udara
3. Streptococcus
Pembahasan
Uji katalase pada bakteri S. aureus dapat menghasilkan gelembung-
gelembung oksigen karena adanya pemecahan H2O2 oleh enzim katalase yang
dihasilkan oleh bakteri itu sendiri sehingga bakteri ini termasuk ke dalam
bakteri katalase positif. Demikian yang terjadi pada bakteri S.
epidermidis, terbentuk gelembung-gelembung oksigen di sekitar olesan
bakteri. Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik
bakteri, dimana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat
pertumbuhan bakteri karena bersifat toksik.
Mekanisme enzim katalase memecah H2O2 yaitu saat melakukan respirasi,
bakteri menghasilkan berbagai macam komponen salah satunya H2O2. Dengan
enzim katalase, H2O2 diurai dengan reaksi sebagai berikut :
2 H2O2 2H2O + O2
4. Uji Fermentasi Glukosa Mikroaerofilik
4.1 Uraian Teori
Hasil uji fermentasi karbohidrat berupa warna kaldu menjadi kuning
atau lebih kuning dari warna kaldu pada tabung kontrolnya dan terbentuk gas
pada tabung Durham, menunjukkan terjadi fermentasi asam campuran (Lay
1994).
4.2 Hasil Pengamatan
4.3 Pembahasan
Hasil pengujian sifat biokimia pada isolat SSD2A7.1 dan isolat
SSA2B4.1 memiliki 5 sifat biokimia yang berbeda yaitu kemampuan dalam
memfermentasikan karbohidrat (jenis glukosa, sukrosa, laktosa, mannitol,
dan maltosa), menunjukkan bahwa isolat bakteri SSD2A7.1 tidak dapat
memfermentasikan karbohidrat. Hal ini ditandai dengan tidak berubahnya
warna media biakan menjadi kuning dan tidak terbentuk gas pada tabung
Durham. Sedangkan isolat bakteri SSA2B4.1 memberikan hasil uji positif,
yang ditunjukkan dengan berubahnya warna media biakan menjadi kuning dan
terbentuk gas pada tabung Durham.
5. Media Manitol Salt Agar (MSA)
1. Uraian Teori
Manitol Salt Agar (MSA) merupakan media pertumbuhan khusus
bakteri halophilik dan dapat membedakan Staphylococcus patogen dan
non patogen. Media ini mengandung konsentrasi NaCl yang tinggi yaitu
7,5%. Kebanyakan bakteri tidak dapat bertahan hidup di lingkungan
yang memiliki kadar sangat tinggi. Namun, genus Staphylococcus dapat
tumbuh pada media ini. Selain Staphylococcus, bakteri Streptococcus
juga masih dapat tumbuh.
MSA mengandung manitol dan indikator PH phenol red. Hal ini
menyebabkan media MSA menjadi media diferensial. Bakteri
Staphylococcus aureus akan menghasilkan warna media/ koloni kuning
karena dapat memfermentasi manitol menjadi asam yang kemudian merubah
warna indikator phenol red dari merah menjadi kuning. Staphylococcus
jenis lainnya menghasilkan koloni merah muda atau koloni merah dengan
tidak ada perubahan warna medium karena tidak dapat memfermentasi
manitol (Sari 2003).
2. Hasil Pengamatan
MSA kontrol
S. epidermidis (-) S. aureus ( + )
3. Pembahasan
Staphylococcus dapat bersifat patogen dan kurang patogen/ non
patogen. Banyak cara membedakan sifat tersebut salah satunya dengan
pembiakan Staphylococcus pada media Manitol Salt Agar (MSA). Hasil
positif ditandai oleh warna media yang berubah menjadi kuning
sehingga koloni juga berwarna kuning. Hal ini menandakan bakteri S.
aureus adalah bakteri patogen. Sebaliknya hasil negtif ditandai
dengan tidak berubahnya warna media, tetap merah. Hal ini menandakan
bakteri S. epidermidis adalah bakteri kurang patogen/ non patogen.
Berubahnya warna media/ koloni menjadi kuning disebabkan karena S.
aureus mampu memfermentasi manitol yang berada dalam media.
6. Uji Koagolase
1. Uraian Teori
Prinsip uji koagulase yaitu fibrinogen pada plasma kelinci
diubah menjadi fibrin oleh koagulase. Koagulase merupakan protein
ekstraseluler yang mengikat prothrombin hospes dan membentuk komplek
yang disebut staphylothrombin. Hasil reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya gumpalan di dalam tabung setelah diinkubasi dalam suhu
370c selama 24 jam (quinn dkk, 2002).
2. Hasil Pengamatan
Keterangan:
(+) Staphylococcus aureus
(-) Staphylococcus epidermidis
3. Pembahasan
Staphylococcus dapat bersifat patogen dan kurang patogen/ non
patogen. Cara membedakan sifat tersebut dapat melalui uji koagulase.
Prinsip uji ini adalah terjadi/ tidak terjadinya penggumpalan plasma
darah (plasma darah kelinci) setelah ditambahkan isolat biakan
bakteri. Penggumpalan terjadi pada plasma darah yang ditambahkan
isolat bakteri S. aureus sehingga uji koagulase positif untuk S.
aureus. Hasil positif ini menandakan bahwa bakteri S. aureus adalah
bakteri patogen. Hasil negatif terjadi pada bakteri S. epidermidis
karena plasma darah tetap cair sesudah ditambahkan isolat bakteri.
7. Uji CAMP
1. Uraian Teori
Prinsip uji CAMP yaitu Streptococcus agalactiae menghasilkan
faktor CAMP yang bereaksi secara sinergis dengan β-hemolisin yang
dihasilkan beberapa galur S. aureus. Hasil positif ditunjukan adanya
zona hemolisis berbentuk mata anak panah di sebelah daerah goresan S.
aureus. Strain S. aureus yang berasal dari hewan biasanya
menghasilkan α-hemolisin dan β-hemolisin (Quinn et al., 2002). α-
hemolisin biasanya juga dihasilkan oleh strain S. aureus yang berasal
dari manusia (Subronto 2003).
2. Hasil Pengamatan
3. Pembahasan
Uji CAMP menggunakan dua bakteri yaitu S. aureus dan
Streptococcus agalactiae. S. aureus menghasilkan β-hemolisin
sedangkan Streptococcus agalactiae yang akan bereaksi positif
membentuk mata anak panah di sebelah goresan S. aureus.
8. Jawaban Pertanyaan
1. Fungsi uji katalase adalah untuk membedakan famili Micrococcaceae
dan famili Streptococcaceae. Yang menunjukan katalase positif adalah
famili Micrococcaceae, yang terdiri dari genus Staphylococcus dan
Micrococcus.
2. Bagaimana prinsip uji katalase?
H2O2 katalase H2O + ½ O2
3. Apa yang dimaksud dengan double- zone hemolysis?
Ada zona hemolysis sempurna di sekitar koloni bakteri dan di luar
zona hemolysis sempurna ditemukan zona hemolysis yang tidak
sempurna.
4. Apa yang dimaksud dengan:
a. Hemolisis alpha adalah :
Jawab : hemolisis tidak sempurna yang ditandai dengan zona kehijauan
disekitar koloni.
b. Hemolisis beta :
Jawab : hemolisis sempurna yang ditandai dengan zona bening di
sekitar koloni.
c. Hemolisis gamma adalah :
Jawab : sama dengan tidak terjadi hemolisis.
5. MSA adalah media selektif karena memungkinkan beberapa jenis
organisme untuk tumbuh, dan menghambat pertumbuhan organisme lain.
6. Bahan penghambat dalam media ini adalah NaCl 7.5 %
7. MSA adalah media diferensial karena digunakan untuk membedakan
organisme atau kelompok organisme yang patogen dan non patogen.
8. Fungsi uji koagulasi adalah:
Untuk membedakan Staphylococcus yang bersifat patogen dan
Staphylococcus yang non patogen dan juga Micrococcus.
9. Bagaimana prinsip ui koagulasi?
Uji koagulasi positif ditujukan dengan terjadinya koagulasi pada
plasma dan hasil negatif apabila plasma tetap cair. Prinsip uji
koagulase yaitu fibrinogen pada plasma kelinci diubah menjadi fibrin
oleh koagulase.
10. Pada uji CAMP, apa yang menyebabkan terjadinya zona hemolisis
berbentuk mata anak panah jika hasil uji positif ?
9. Daftar Pustaka
Sari, R. W. 2003. Pengaruh Pemberian Gerusan Daun Sirih Hitam, Gerusan
Daun Sirih Jawa dan Oksitetrasiklin Secara Topikal Terhadap Lama
dan Waktu Kesembuhan Luka Infeksi Staphylococcus aureus pada Tikus
Putih. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.
Surabaya.
Buxton R. 2013. Blood Agar Plates and Hemolysis Protocols. [Internet]
[diakses 2015 November 18]. Tersedia pada:
http://microbelibraby.org
James J, Baker C, Swain H. 2002. Principles of Science for Nurses.
Jakarta(ID): Erlangga.
Quinn, P. J., B. K. Markey, M. E. Carter, W. J. Donnelly and F. C.
Leonard. 2002. Veterinary Microbiology and Microbial Disease.
Blackwell Publishing. USA.
Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mamalia) I. Edisi Kedua. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.