BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr B Bel elak akan ang g Setiap hari manusia melakukan kegiatan kerja pada suatu lingkungan kerja. Manusia akan mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik apabila ditunjang oleh lingkungan kerja yang baik. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal dengan sehat, aman dan selamat. Untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang sehat dan aman diperlukan suatu program yang dapat mengendalikan faktor-faktor bahaya yang ada di lingkungan kerja. Keselam Keselamatan atan dan Kesehat Kesehatan an Kerja Kerja (K3 (K3 adalah adalah progra program m yang yang dibuat dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecela kecelakaa kaan n dan penyaki penyakitt akibat akibat kerja kerja serta serta tindak tindakan an antisip antisipati atiff apabil apabilaa terjad terjadii kecelakaan dan penyakit akibat kerja. !alam lingkungan perusahaan, masalah keselamatan kerja adalah penting karena dengan lingkungan kerja yang aman, tenang dan tentram, maka orang yang bekerja akan bersemangat dan bekerja secara baik sehingga hasil kerjanya pun memuaskan. !emikian pula dengan masalah kesehatan kerja, kesehatan kerja yang baik akan membuat karya"an kar ya"an bekerja dengan baik karena kar ya"an merasa nyaman dalam dalam menjala menjalanka nkan n tugasny tugasnya, a, sebali sebalikny knyaa apabil apabilaa lingku lingkunga ngan n kerja kerja kuran kurang g baik baik misalnya penerangan kurang, kebersihan yang tidak terjaga dan suhu sangat panas akan mengakibatkan semangat kerja yang menurun. Keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja yang baik menimbulkan rasa senang bagi karya"an dan dapat mempen mempengar garuhi uhi karya"a karya"an n agar agar dapat dapat bekerj bekerjaa lebih lebih giat giat dan semang semangat. at. #dany #danyaa semangat semangat kerja yang tinggi tinggi diharapkan diharapkan produkti$itas produkti$itas kerja dalam melaksanakan melaksanakan tugas-tugas pekerjaan akan meningkat. K3 mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa terkecuali. Upaya Upa ya K3 diharapkan dapat mencegah dan mengur mengurang angii risiko risiko terjad terjadiny inyaa kecela kecelakaa kaan n maupun maupun penyaki penyakitt akibat akibat melaku melakukan kan pekerjaan
B. Tujuan #dapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut % &. Untuk mengetah mengetahui ui pengertian pengertian keselam keselamatan, atan, kesehata kesehatan n dan lingkung lingkungan an kerja kerja '. Untuk mengeta mengetahui hui perundan perundang-und g-undangan angan yang yang mengatur mengatur keselam keselamtan, tan, kesehatan kesehatan dan limgkungan kerja 3. Untuk mengetah mengetahui ui hubungan hubungan keselamatan, keselamatan, kesehat kesehatan, an, dan lingku lingkungan ngan kerja. kerja.
C. Manfaa nfaatt &. !apat mengetah mengetahui ui pengertian pengertian keselam keselamatan, atan, kesehata kesehatan n dan lingkun lingkungan gan kerja kerja '. !apa !apatt meng menget etah ahui ui peru perund ndan angg-un unda dang ngan an yang ang menga engatu turr kese kesela lam mtan, tan, kesehatan dan limgkungan kerja 3. Untuk mengeta mengetahui hui hubungan hubungan keselamatan, keselamatan, kesehata kesehatan, n, dan lingkun lingkungan gan kerja. kerja.
BAB II ISI
A. Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesa"at, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan (Sumakmur, '&). Keselamatan merupakan suatu kondisi yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologi, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian yang memungkinkan terjadinya kerugian ekonomi atau kesehatan. Menurut Mangkunegara ('&&%&*3, ada beberapa
indikator
keselamatan kerja yaitu % &. Keadaan +empat ingkungan Kerja. a. enyusunan dan penyimpangan barang-barang berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya
b. uang kerja yang terlalu padat dan sesak c. embuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya. '. engaturan Udara
a.
ergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu, dan berbau tidak enak.
b. 3.
Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
engaturan enerangan
a. b.
engaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat. uang kerja yang kurang cahaya, remang-remang
). emakaian eralatan Kerja.
a. engamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak. b. enggunaan mesin, alat elektronik tanpan pengaman yang baik.
/. Kondisi fisik dan mental pega"ai. a. Kerusakan alat indera, stamina karya"an yang t idak stabil b. 0mosi karya"an yang tidak stabil, kepribadian karya"an yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, moti$asi kerja rendah, sikap karya"an yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas terutama fasilitas kerja yang memba"a resiko bahaya.
Suma1mur ('& menyatakan bah"a aspek-aspek keselamatan kerja adalah% a. +empat kerja, +empat kerja adalah lokasi tempat karya"an melakukan akti$itas kerjanya. b. Mesin dan peralatan, Mesin dan peralatan adalah bagian dari kegiatan operasional dari proses produksi yang biasanya berupa alat-alat berat dan alat ringan.
•
+ujuan Keselamatan Kerja a. Setiap pega"ai dapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja b. #gar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik baiknya c. #gar semua hasil produksi dipelihara keamanannya d. #gar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan gi2i pega"ai e. #gar meningkat kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja f.
+erhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan lingkungan kerja
g. #gar pega"ai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
B. Keseatan Kerja Kesehatan kerja menurut Sumakmur ('&) adalah spesialisasi
dalam ilmu kesehatankedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerjamasyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usahausaha pre$entif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakitgangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. 4ndikator keselamatan kerja yaitu sebagai berikut % 1. ingkungan kerja secara medis !alam hal ini lingkungan kerja secara medis dapat dilihat dari sikap perusahaan dalam menangani hal-hal sebagai berikut % a. Kebersihan lingkungan kerja b. Suhu udara dan $entilasi ditempat kerja c. Sistem pembuangan sampah dan limbah industri '. Sarana kesehatan tenaga kerja Upaya-upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga kerjanya. 5al ini dapat dilihat dari penyediaan air bersih dan sarana kamar mandi. 3. emeliharaan Kesehatan tenaga kerja yaitu pelayanan kesehatan tenaga kerja. erusahaan mengenal dua kategori penyakit yang diderita tenaga kerja (Silalahi, &66/ yaitu% &. enyakit umum yang mungkin dapat diderita semua orang. enyakit umum merupakan tanggung ja"ab anggota masyarakat karena itu harus mengadakan pemeriksaan sebelum masuk kerja7 '. enyakit akibat kerja, yang dapat timbul setelah karya"an yang tadinya terbukti sehat memulai pekerjaannya. C. Keselamatan !an Keseatan Kerja Kesehatan dan keselamatan kerja (K3 adalah bidang yang terkait
dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. +ujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki ke"ajiban untuk memastikan bah"a pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang "aktu. raktek K3 (keselamatan kesehatan kerja meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan pera"atan untuk pekerja dan menyediakan pera"atan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik
industri, kimia, fisika
kesehatan, psikologi
organisasi
dan
industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja. D. Perun!ang"Un!angan erundang-undangan yang mengatur tentang higiene industri adalah % &. Undang-undang 8o. & +ahun &69 +entang Keselamatan Kerja Secara garis besar dapat dijelaskan bah"a UU &9 memuat aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan umum sebagai berikut % a. asal 3 dan pasal ), secara jelas menyatakan bah"a setiap tempat kerja harus memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan. b. asal :, me"ajibkan kepada pengurus untuk memeriksakan kesehatan tenaga kerja sesuai peraturan perundang-undangan. c. asal 6, me"ajibkan kepada pengurus untuk memberikan pembinaan kepada tenaga kerja yang meliputi7 penyelenggaraan pelatiha K3, menyediakan
alat
pelindung
diri,
melakukan
upaya-upaya
pencegaham dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan K3 dan pemberian
3K
bagi
setiap
tenaga
kerja
yang
bekerja
diperusahaannya sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku d. asal &, pengurus berke"ajiban mengusulkan pembentukan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja ('K3 di perusahaannya. e. asal &&, me"ajibkan kepada pengurus untuk melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerjannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. f. asal &', mengatur ke"ajiban dan atau hak tenaga kerja dalam penerapan K3 di tempat kerja untuk menjamin perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi dirinya. g. asal &3, me"ajibkan kepada semua orang yang akan memasuki tempat kerja untuk menaati semua petunjuk keselamatan kerja h. asal &), me"ajibkan kepada pengurus untuk memasang UU &97 memasang semua gambar keselamtan kerja yang di"ajibkan di tempat kerjanya7 serta menyediakan alat pelindung diri secara cumacuma sesuai petunjuk pega"ai penga"as atau ahli K3. '. Kon$ensi ILO 8o.&' mengenai 5igiene dalam erniagaan dan KantorKantor 3. Keputusan menteri tenaga kerja 4 nomor kep. /&M08&666 tentang nilai amabng batas (nab faktor fisika di temapat kerja
a. asal & ayat 3, 8ilai #mbang ;atas adalah standar faktor lingkungan di
tempat
kerja
yang
dapat
diterima
tenaga
kerja
tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk "aktu tidak melebihi : (delapan jam sehari atau ) (empat puluh jam seminggu. b. asal & ayat ),
yang
menggunakan,
menyimpan, memakai, memproduksi, dan mengangkut bahan kimia berbahaya di tempat kerja "ajib mengendalikannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. b. asal 3, menjelaskan bah"a pengendalian bahan kimia berbahaya meliputi7 penyediaan embar !ata Keselamatan ;ahan (!K; dan penunjukan petugas K3 kimia dan ahli K3 kimia. c. asal ) sd *, menjelaskan tentang peyediaan dan penyampaian !K; dan pelabelan. d. asal 9 sd &/, menjelaskan tentang penetapan potensi bahaya dan instalasi yang berkaitan dengan bahan kimia berbahaya e. asal &* sd '&, berisi penjelasan mengenai ke"ajiban pengusaha terhadap bahan kimia berbahaya. f. asal '' sd '), memuat tentang penunjukkan petugas K3 kimia #hli K3 kimia. /. Undang-Undang 8omor 3* +entang Kesehatan E. Pengertian Lingkungan Kerja
#le> S. 8itisemito ('%&:3 mendefinisikan lingkunga kerja sebagai sesuatu yang berada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalammenjalankan tugas-tugas yang diembankan. Menurut Sedarmayati ('6%'& lingkungan
kerja
adalah
keseluruhan alat kerja dan bahan yang dihadapi, limgkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaruh kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. !ari pendapat diatas, dapat disimpulkan bah"a lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar karya"an pada saat bekerja, yang dapat memengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja. ingkungan kerja mencakup aspek yang sangat luas, tidak hanya meliputi aspek tempat pega"ai atau karya"an melaksanakan pekerjaanya tetapi juga #spek sarana dan prasarana yang mendukung karya"an tersebut melaksanakan
pekerjaannya
seperti
peralatan
dan
pekerjaan
yang
mendukung. ingkungan kerja di dalam organisasi mutlak untuk diperhatikan dan sangat menentukan dalam segala kegiatan perusa haan baik itu perusahaan pemerintah maupun perusahaan s"asta. #enis lingkungan kerja Sedarmayati ('6 menyatakan bah"a secara garis besar jenis lingkungan terbagi menjadi ' yakni lingkungan kerja fisik dan ingkungan kerja non fisik. &. ingkungan fisik ingkungan kerja fisik merupakan semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja dimana dapat memengaruhi karya"an baik secara langsung maupun tidak langsung. ingkungan kerja fisik sendiri dibagi dalam dua kategori yaitu % a. ingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan karyaan (seperti, pusat kerja, kursi, meja, dan lain sebagainya b. ingkungan kerja perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang memengaruhi kondisi manusia, misalnya % temperatur kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, "arna, dan lain-lain. •
enerangan
eneranagan merupakan aspek penting yang dibutuhkan setiap perusahaan demi karya"an
perusahaan.
menunjang enerangan
kegiatan kerja
para
yang
akan
cukup
memudahkan kegiatan produksi karena cahaya yang cukup akan memungkinkan pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari kesalahan kerja, lebih dari itu, penerangan yang cukup juga akan menimbulkan kesan yang higienis, dan keadaan ligkungan kerja yang meyegarkan, sebaliknya penerangan yang buruk akan menimbulkan kesan perusahaan kotor dan tidak rapi. enerangan juga harus disesuaikan dengan usia pekerja dan besar kecilnya objek yang dikerjakan, karean hal itu mempengaruhi kemampuan melihat seseorang. Usia pekerja yang lebih tua serta objek yang dikerjakan lebih kecil membutuhkan intensitas penerangan relatif lebih tinggi di bandingkan dengan pekerja yang lebih muda dan objek yang lebih besar. Kurangnya
penerangan
di lingkungan kerja
akan
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan bagi para pekerja seperti % a. Kelelahan dan ketidaknyamanan pada mata yang akan mengakibatkan kurangnya daya efesiensi kerja. b.
Kelelahan mental yang akan berpengaruh pada kelelahan fisik.
c.
Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
d. Kerusakan alat penglihatan (mata. e. Meningkatnya kecelakaan kerja pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara kepada penurunan performansi kerja, seperti Kehilangan produkti$itas, kualitas kerja rendah, banyak terjadi kesalahan
Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut % a erbaikan kontras dimana "arna objek yang dikerjakan kontras dengan latar belakang objek tersebut. Misalnya cat tembok di sekeliling tempat kerja harus ber"arna kontras dengan "arna objek yang dikerjakan. b Meningkatkan penerangan, sebaiknya
'
kali
dari
penerangan diluar tempat kerja. !isamping itu di bagian bagian tempat kerja perlu ditambah dengan dengan lampulampu tersendiri. c engaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing tenaga kerja. Misalnya tenaga kerja yang sudah berumur diatas / tahun tidak diberikan tugas di malam hari. +enaga kerja disamping harus dengan jelas dapat melihat obyek-obyek yang sedang dikerjakan juga harus dapat melihat dengan jelas pula benda atau alat dan tempat disekitarnya yang mungkin mengakibatkan kecelakaan. Maka penerangan umum harus memadai. !alam suatu pabrik dimana terdapat banyak mesin dan proses pekerjaan yang berbahaya maka penerangan harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja. ekerjaan yang berbahaya harus dapat diamati dengan jelas dan cepat, karena banyak kecelakaan terjadi akibat penerangan kurang memadai. Mengingat hampir semua pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, penerangan sangat besara manfaatnya bagi karya"an guna mendapatkan keselamatan dan kesehatan kerja.
?leh
sebab
itu
faktor
lingkungan
fisik
berupa
pencahayaan perlu diperhatikan. enerangan yang kurang atau berlebih akan berpengaruh pada kesehatan pekerja terutama pada organmata, dan penerangan juga berpengaruh pada keselamatan kerja yang mana dengan penerangan yang cukup maka pekerjaan dapat dikerjakan dengan aman. Semakin tinggi
tingkat
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
juga
akan
mempengaruhi pada tingkat produkti$itas suatu perusahaan. •
Kebisingan Kebisingan di artikan sebagai semua suarabunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tigkat-tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (suma1mur, '&). engaruh kebisingan terhadap kesehatan pekerja antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada indera pendengaran sampai pada ketulian. !ari hasil penelitian diperoleh bukti bah"a intensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan (pendengaran adalah diatas * d;.?leh sebab itu para karya"an yang bekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin diatas * d; maka harus dilengkapi dengan alat pelindung telinga guna mencegah gangguan pendengaran. ;erdasarkan frekuensi, tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi dan tenaga bunyi maka bising dibagi dalam 3 kategori, yaitu% a Occupational noise (bising yang berhubungan dengan pekerjaan yaitu bising yang disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, misal bising dari mesin ketik. b) Audible noise (bising pendengaran yaitu bising yang disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 3&,/-: 52. c) Impuls noise (bising impulsif yaitu bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misal pukulan palu, ledakan meriam, tembakan bedil. engaruh kebisingan intensitas
tinggi
dapat
menyebabkan gangguan kesehatan sebagai berikut% +erjadinya kerusakan pada indera pendengaran yang dapat menyebabkan penurunan daya dengar baik yang bersifat sementara maupun bersifat permanen atau ketulian Meningkatnya tekanan darah dan tekanan jantung, esiko serangan jantung meningkat, dan gangguan pencernaan.
engaruh kebisingan intensitas tingkat rendah, +ingkat intensitas kebisingan rendah banyak ditemukan di lingkungan kerja seperti perkantoran, ruang administrasi perusahaan, dan lain-lain. 4ntensitas kebisingan yang masih diba"ah 8#; tersebut
secara
fisiologis
tidak
menyebabkan
kerusakan
pendengaran. 8amun demikian, kehadirannya sering dapat menyebabkan penurunan performansi kerja, sebagai salah satu penyebab stres dan gangguan kesehatan lainnya. Stres yang disebabkan karena pemaparan kebisingan dapat menyebabkan terjadinya kelelahan dini, kegelisahan dan depresi. Secara spesifik stres karena kebisingan dapat menyebabkan dampak, yaitu% Stres menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, dan gangguan tidur. @angguan reaksi psikomotor. Kehilangan konsentrasi.
enurunan
performansi
kerja
yang
dapat
menimbulkan kehilangan efisiensi dan produkti$itas kerja. •
@etaran Mesin dan peralatan kerja mekanis yang dijalankan oleh motor penggerak menimbulkan getaran yaitu gerakan yang teratur
dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari
kedudukan keseimbangannya. ada umumnya getaran mekanis yang berasal dari suatu mesin atau benda bergerak merupakan sesuatu hal yang tidak disukai, tidak dikehendaki. @etaran ternyata dapat menyebabkan efek buruk kepada kesehatan dan mengganggu
pelaksanaan
pekerjaan.@etaran
mekanis
menyebabkan resonansi organ dan jaringan tubuh, sehingga pengaruhnya kepada tenaga kerja yang terpapar kepada getaran mekanis bersifat mekanis. 0fek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh% a 3-6 52 % #kan timbul resonansi pada dada dan perut. b *-& 52 % !engan intensitas ,* gram, tekanan darah, denyut jantung, pemakaian ?' dan
$olume perdenyut
sedikit berubah. ada intensitas &,' gram terlihat banyak perubahan sistem peredaran darah. c & 52 % eher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan beresonansi. d &3-&/ 52 % +enggorokan akan mengalami resonansi. e A ' 52 % +onus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot menjadi lemah, rasa tidak enak dan kurang ada perhatian. •
+emperatur Suhu nyaman merupakan suatu daerah di mana tenaga kerja berada pada kondisi +ermonetral, yaitu tidak ada rasa panas atau rasa dingin. engalaman yang disepakati oleh para ahli di 4ndonesia menyatakan bah"a daerah cuaca nyaman seperti itu adalah ') B '* C suhu kering. Duga perbedaan di antara suhu di dalam dan di luar ruangan sebaiknya tidak melebihi /C ( Suma1mur, '&) . Suhu nikmat bagi orang 4ndonesia berkisar antara (')'*C,
namun
pada
umumnya
orang
4ndonesia mampu
beraklimatisasi dengan iklim tropis yang suhunya sekitar ('63C dengan kelembaban (:/-6/ C. +emperatur yang baik untuk pekerja berkisar antara (&:,3-'&,3C digunakan
sedangkan
untuk
suhu yang lebih
pekerja
berat
biasanya
rendah yaitu (&',:-&/,* C.
enyimpangan dari batas kenyamanan suhu menyebabkan perubahan fungsional yang meluas. Kele"at panas menjuruskan kepada perasaan capai dan ngantuk yang mengurangi kesediaan untuk berprestasi dan meningkatkan frekuensi kesalahan. Menurut
Sedarmayanti
(&66*,
bah"a
temperatur
yang
terlampau dingin akan mengakibatkan gairah kerja menurun. Sedangkan
temperatur
yang
terlampau
panas,
dapat
mengakibatkan timbulnya kelelahan tubuh yang lebih cepat dan dalam bekerja cenderung membuat banyak kesalahan.
Secara
lebih
rinci
gangguan
kesehatan
akibat
pemaparan suhu lingkungan panas yang berlebihan dapat dijelaskan sebagai berikut % a @angguan perilaku dan performansi kerja seperti, terjadinya kelelahan, sering melakukan istirahat curian, dll. b !ehidrasi. !ehidrasi adalah suatu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang disebabkan baik oleh penggantian cairan yang
tidak
cukup maupun karena
gangguan
kesehatan. ada kehilangan cairan tubuh E &,/ = gejalanya tidak nampak, kelelahan muncul lebih a"al dan mulut mulai kering. c Heat Rash. Keadaan seperti biang keringat atau keringat buntat, gatal kulit akibat kondisi kulit terus basah. ada kondisi demikian pekerja perlu beristirahat pada tempat yang lebih sejuk dan menggunakan bedak penghilang keringat. d Heat Cramps. Merupakan kejang-kejang otot tubuh (tangan dan kaki akibat keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh yang kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu banyak dengan sedikit garam natrium. e Heat Syncope atau Fainting. Keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah diba"a ke permukaan kulit atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi. f) Heat !haustion. Keadaan ini terjadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan atau kehilangan garam. @ejalanya mulut kering, sangat haus, lemah dan sangat lelah. @angguan ini biasanya banyak dialami oleh pekerja yang belum beraklimatisasi terhadap suhu udara panas. •
House "eeping
#ood house"eeping dapat diartikan sebagai manajemen tata letak yang dilakukan ditempat kerja yang mencakup peralatan, dokumen, bangunan dan ruangan untuk membuat tempat kerja menjadi bersih, rapih, aman dan nyaman sehingga dapat meningkatkan produkti$itas kerja dan mengurangi bahaya yang ada di tempat kerja. House"eeping yang
efektif
dapat
menghilangkan
beberapa bahaya ditempat kerja dan membantu pekerjaan terlaksana dengan selamat dan dengan benar. 5ousekeeping yang buruk dapat berkontribusi terhadap kecelakaan dengan adanya bahaya yang tersembunyi sehingga mengakibatkan cidera atau kerugian akibat kecelakaan. Dika kertas yang terlihat berserakan, puing, ceceran dan tumpahan dianggp sebagai sesuatu yang norma, maka bahaya keselamatan dan Kesehatan kerja mungkin dapat timbul karenanya. House"eeping yang buruk dapat menyebabkan% • • • • • •
+ersandung objek +erbentur objek +ertimpa objek yang jatuh +erpeleset pada lantai yang berminyak, basah atau kotor +ertusuk bagian objek yang menyolok +eriris atau luka ditangan dan tubuh akibat bagian tajam benda seperti paku, ka"at atau logam House"eeping yang baik akan menciptakan lingkungan
kerja yang aman sehingga tingkat keselamatan kerja karya"an disuatu perusahaan akan terjamin serta akan menciptakan lingkungan kerja yang bersih sehingga faktor biologi yang dapat berpengaruh pada kesehatan kerja karya"an dapat dihindari. •
0rgonomi (fisiologi ) penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk % sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang
tidak
sesuai dengan kemampuan
pekerja
ataupun
ketidakserasian antara manusia dan mesin. Contohnya adalah pembebanan kerja fisik. ;eban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim, sosial ekonomi dan derajat kesehatan.
embebanan
tidak
melebihi
3B)=
dari
kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam jangka "aktu : jam sehari. ;erdasarkan hasil beberapa obser$asi, beban untuk tenaga
4ndonesia
adalah )
kg. ;ila
mengangkat
dan
mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka beban maksimum tersebut harus disesuaikan. ?leh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter praktis yang digunakan adalah pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 3-) permenit di atas denyut nadi sebelum bekerja. '. ingkungan kerja non fisik ingkungan kerja non fisik (lingkungan kerja psikologiadalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja, ataupun dengan ba"ahan. ingkungan kerja non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Suatu perusahaan hendaknya menciptakan suasana kekeluargaan sehingga terjalin komunikasi dan hubungan yang baik antar sesama pekerja maupun dengan atasan. 5ubunan kerja yang baik dilingkungan kerja akan mnciptakan suasan yang kondusif dan menyenangkan selama proses kegiatan bekerja berlangsung. 5ubungan kerja yang buruk baik antar sesama pekerja maupun dengan atasan akan mempengaruhi kinerja karya"an, seperti menurunkan semangat kerja karya"an. Selain hubungan kerja faktor lingkungan non fisik yang mempengaruhi keselamtan dan kesehatan kerja bakat minat dan keahlian pekerja juga menpengaruhi tingkat keselamtan dan kesehatan kerja. Seorang karya"an yang bekerja pada bidang yang bukan merupakan keahliannya akan banyak melakukan kesalahan yang dapat meningkatkan potensi bahaya disuatu tempat kerja.
$. Hu%ungan Keselamtan kerja& Keseatan Kerja !an Lingkungan Kerja
BAB III PENUTUP
A. Sim'ulan
!ari pembahsan diatas dapat diambil kesimpulan bah"a % &. Keselamatan adalah suatu kondisi yang aman secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politis, emosional, pekerjaan, psikologi, ataupun pendidikan dan terhindar dari ancaman terhadap faktor-faktor tersebut. Untuk mencapai hal ini, dapat dilakukan perlindungan terhadap suatu kejadian
yang
memungkinkan
kesehatan. Kesehatan
kerja adalah
kesehatankedokteran
beserta
terjadinya
kerugian ekonomi
spesialisasi prakteknya
yang
dalam bertujuan,
atau ilmu agar
pekerjamasyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usahausaha pre$entif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakitgangguangangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar karya"an pada saat bekerja, yang dapat memengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja. '. erundang-Undangan a. Undang-undang 8o. & +ahun &69 +entang Keselamatan Kerja b. Kon$ensi ILO 8o.&' mengenai 5igiene dalam erniagaan dan Kantor-Kantor c. Keputusan menteri tenaga kerja 4 nomor kep. /&M08&666 tentang nilai amabng batas (nab faktor fisika di temapat kerja d. Keputusan menteri tenaga kerja nomor kep.&:9M08&666 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya e. Undang-Undang 8omor 3* +entang Kesehatan 3. #ntara lingkungan kerja, keselamatan kerja dan kesehatan kerja memiliki hubungan
yang
saling
mempengaruhi.
ingkungan
kerja
fisik
berpengaruh terhadap kesehatan kerja, lingkungan kerja psikolgi berpengaruh terhadap keselamatan kerja.
DA$TA( PUSTAKA
Suma1mur.'&). Higiene $erusahaan dan %esehatan %er&a.Dakarta%SU@U8@ S0+?
+ar"aka.':. %eselamatan dan %esehatan "er&a.Surakarta%5###8 0SS
utri, 8iken 0mpina, Duni '&3 ,
“Model
5ubungan Kesehatan, Keselamatan dan
ingkungan Kerja +erhadap rodukti$itas !engan Metode S0MG. Hol.&, 8o.', http%jurnal.untirta.ac.idinde>.phpjtiarticle$ie"&36, 3 ?ktober '&*
http%repository.usu.ac.idbitstream&'3)/*9:63'3':)Chapter='44.pdf , ?ktober '&*
3