HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETEPATAN KETEPATAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GATAK KABUPATEN SUKOHARJO
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan
Oleh : RIAN ANGGA PUSPITA B.2010.0096
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
ii
iii
Angga, Rian. 2013; Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ANC Dengan Ketepatan Kunjungan ANC Di Puskesmas Gatak Kabupaten KTI D III Kebidanan Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta. Pembimbing I Munayya Fitriyya, SE, SST, M.Kes, Pembimbing II Nur Hidayah, SST.
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang ANC, Ketepatan Kunjungan ANC ABSTRAK Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup. AKI mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi, keadaan social ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetric, serta kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan yang dikarenakan tidak tepat dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Berdasarkan study pendahuluan di Puskesmas Gatak cakupan K1 pada tahun 2012 sudah mencapai 99,49% sedangkan cakupan K4 sebesar 95,25%. Tujuan : Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo. Metode Penelitian : Penelitian bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sempel menggunakan Accidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 38 responden. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat. Hasil : ada hubungan signifikan antara antara pengetahuan tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC pada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Pukesmas Gatak (X2hitung (6,609) > X 2tabel (5,591) atau p (0,037) < 0,05). Kesimpulan : ada hubungan signifikan antara antara pengetahuan tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC pada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Pukesmas Gatak
13 i + 59 hal + 7 gambar + 8 tabel + 13 Lamp Pustaka : 18 pustaka (2009 s/d 2012)
iv
MOTTO
Belajarlah selagi yang lain sedang tidur, bekerjalah selagi yang lain sedang bermalas-malasan, bersiap-siaplah selagi yang lain sedang bermain, dan bermimpilah selagi yang lain sedang berharap. (William Arthur Ward)
Tak selalu orang terpintar yang mendapatkan yang terbaik; orang yang mempunyai kegigihan membaca dan tak pernah menyerahlah yang mencapai sukses. (W.E Corey)
Genggamlah bumi sebelum bumi menggengam anda, Pijaklah bumi sebelum bumi memijak anda, maka perjuangkanlah hidup ini, sebelum anda memasuki perut bumi.
Kebahagianmu tidak ditentukan oleh orang lain, tapi oleh dirimu seniri. Apa yang kamu lakukan hari ini, tentukan bahagia masa depanm u.
v
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini ku persembahkan untuk :
ALLAH SWT, Subhanallah…kuasamu tak hentinya memberikan anugrah yang sering kali tak kusadari, maaf jika hambamu seringkali merasa kurang mensyukuri rahmatMu, namun segala pujian dan senandung keagungan takkan pernah lupa kulantunkan untukMu.
Ibu dan Bapak, yang tiada kata lelah selalu mendukung, memotivasi serta memberikan doa yang tulus untukku dan memberikan apa yang terbaik yang mereka punya hanya untuk kesuksesan anakny. Jerih payah dan setetes keringatmu adalah seribu semangat yang telah mengantarkan anakmu sampai pada akhirnya berada dititik ini.
Adik-adikqu tersayang, Kadang dengan mempeributkan hal kecil, kita bisa menyadari hal yang lebih besar,, Terima kasih atas segala support sehingga aku bisa menyusun puzzle kehidupanku dengan lebih baik.
Ibu Munaaya Fitriyya, SE., SST., M.Kes dan ibu Nur Hidayah, SST yang selalu ada waktu kapanpun untuk diskusi dan tidak pernah bosan memberikan bimbingan, nasehat, serta motivasinya (maaf yaa bu, Rian sering ngerepotin ibu… ).
Semua dosen yang telah rela dan ikhlas memberikan bimbingan serta bekal ilmu pengetahuan selama 3 tahun terakhir.
Teman teman seperjuangan, tak terasa 3 tahun sudah kita bersama. Trimakasih atas canda, tawa serta tangis yang kita lalui selama ini.
Semua pihak yang telah membantuku yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Almamater tercinta. vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Al hamdulillahirobil’alamin, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul
“Hubungan
Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ANC dengan Ketepatan Kunjungan ANC Di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo ”. Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) PKU Muhammadiyah Surakarta Program Studi DIII Kebidanan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini mengalami banyak kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka kesulitan maupun hambatan tersebut dapat teratasi. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Weni Hastuti, S.Kep., M.Kes, selaku ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. 2. Sri Mintarsih, S.Kep., Ns., M.Kes., sebagai Pembantu Ketua I STIKES PKU Muhammadiyah 3. Tria Puspita Sari, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. 4. Munaaya Fitriyya, SE., SST., M.Kes, selaku dosen pembimbing I, dengan sabar dan bijaksana membantu dan menyumbangkan ide-idenya dalam mengoreksi, merevisi serta melengkapi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
vii
5. Nur Hidayah, SST, selaku dosen pembimbing II, dengan sabar dan bijaksana membantu dan menyumbangkan ide-idenya dalam mengoreksi, merevisi serta melengkapi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Seluruh Staf Dosen dan Karyawan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. 7. drg. Tri Prasetyo Nugroho, MM selaku Kepala Puskesmas Gatak yang telah memberikan izin penelitian. 8. Seluruh ibu hamil di Puskesmas Gatak bersedia menjadi responden. 9. Ibuku dan ayah tercinta serta adik-adikku yang telah memberi dukungan kepada penulis baik secara moril atau materiil untuk menyelesaikan karya tulis ini. 10. Teman-teman mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta angkatan 2010, terima kasih atas semangat dan kekompakannya selama ini, baik dalam suka maupun duka. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak bias disebutkan satu persatu. Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu peneliti mengharapkan kritik yang membangun dan saran dari pembaca. Peneliti berharap semoga ada manfaat yang diperoleh setelah membaca Karya Tulis Ilmiah ini. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta,
Juni 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................
iii
ABSTRAK……… ...........................................................................................
iv
MOTTO ...........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
6
1. Tujuan umum ...................................................................
6
2. Tujuan Khusus ..................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
6
E. Keaslian Penelitian ...................................................................
7
TINJAUAN TEORI ........................................................................
9
A. Tinjauan Teori ..........................................................................
9
B. Kerangka Teori .........................................................................
22
C. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................
23
D. Hipotesis ...................................................................................
24
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................
25
A. Desain Penelitian ......................................................................
25
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ..................................................
25
C. Populasi, Sampel Penelitian Dan Teknik Semplin ....................
26
BAB II
ix
D. Variabel Penelitian ...................................................................
27
E. Definisi Operasional .................................................................
28
F. Instrument penelitian ................................................................
28
G. Metode Pengumpulan Data Dan Aanalisa Data .......................
30
H. Alur Penelitian ..........................................................................
38
I.
Jadwal penelitian ......................................................................
39
J. Etika Penelitian .........................................................................
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
42
A. Profil Lokasi Penelitian .............................................................
42
B. Hasil Penelitian ..........................................................................
43
C. Pembahasan ...............................................................................
50
D. Keterbatasan ..............................................................................
55
BAB V PENUTUP...........................................................................................
56
A. Simpulan ....................................................................................
56
B. Saran ..........................................................................................
56
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
58
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ..........................................................................
22
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .....................................................
23
Gambar 4.1 Diagram Pembagian Responden Menurut Umur........................
44
Gambar 4.2 Diagram Pembagian Responden Menurut Pendidikan ...............
45
Gamber 4.3 Diagram Pembagian Responden Menurut Pekerjaan .................
46
Gambar 4.4 Diagram Pembagian Responden Menurut Pengetahuan tentang ANC ...............................................................................
47
Gambar 4.5 Diagram Pembagian Responden Menurut Ketepatan Kunjungan ANC .........................................................................
xi
48
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Definisi Operasional ...................................................................
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan ibu hamil tentang ANC dan
28
Ketepatan kunjungan ANC .........................................................
29
Tabel 4.1
Distribusi Responden Menurut Umur .........................................
44
Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Pendidikan ................................
45
Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan .................................
46
Tabel 4.4
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan tentang ANC........
47
Tabel 4.5
Distribusi Responden Menurut Ketepatan Kunjungan ANC ......
48
Tabel 4.6
Distribusi Silang dan Hasil Uji Chi Square Hubungan Pengetahuan tentang ANC dengan Ketepatan Kunjungan ANC .............................................................................................
xii
49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan dari Bapeda Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 5. Informed Consent Lampiran 6. Kuesioner A. Kuesioner sebelum uji valid B. Kuesioner setelah dilakukan uji valid Lampiran 7. Data Hasil Uji Validitas A. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Kuesioner Pengetahuan tentang ANC B. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Kuesioner Ketepatan Kunjungan ANC C. Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner Pengetahuan tentang ANC D. Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner Ketepatan Kunjungan ANC E. Hasil Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan tentang ANC F. Hasil Perhitungan Reliabilitas Ketepatan Kunjungan ANC G. Rangkuman Hasil Kuesioner Pengetahuan tentang ANC H. Rangkuman Hasil Ketepatan Kunjungan ANC I.
Tabel Product moment
Lampiran 8. Data Penelitian A. Rekap Data Hasil Penelitian B. Tabulasi Data Skor Pengetahuan tentang ANC Lampiran 9. AnalisaData Penelitian A. Hasil Perhitungan Analisis Univariat B. Hasil Perhitungan Analisis Bivariat C. Tabel Chi Square Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian Lampiran 11. Surat Keterangan Penyelesaian penelitian Lampiran 12. Lembar Konsultasi Lampiran 13. Curriculum Vitae
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Angka kematian dari waktu ke waktu menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Angka tersebut dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan (Dinkes Jateng, 2011; h.10). Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya (Dinkes J ateng, 2011; h.10). Pencapaian derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi (AKB), menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan menurunnya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Di Indonesia, data menyatakan (SDKI, 2007) AKB telah menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup (2004) menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup (2007). Sementara AKI menurun dari 307 per 100.000
1
2
kelahiran hidup (2004) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007). Sementara
target
yang
harus
dicapai
sesuai
kesepakatan
Millenium
Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, yaitu AKB adalah 24 per 1000 kelahiran, dan AKI adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup (Pusat Komunikasi Publik, Sekretaris Kesehatan RI, 2012) Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah kematian bayi (011 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah. AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 10,34/1.000 kelahiran hidup, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 10,62/1.000 kelahiran
hidup.
Dibandingkan
dengan target Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tahun 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sudah cukup baik karena telah melampaui target. Sedangkan angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota
sebesar 116,01/100.000
kelahiran
hidup, mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010 sebesar 104,97/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng, 2011; h.10-13). Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibuibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,
3
keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, tersedianya dan penggunaan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
termasuk pelayanan prenatal dan obstetri, serta kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan yang dikarenakan tidak tepat dalam melakukan pemeriksaan kehamilan (Dinkes Jateng, 2011; h.13). Komplikasi kehamilan tersebut meliputi: abortus, hiperemisis gravidarum, perdarahan pervaginam, hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi dan eklamsi), kehamilan lewat waktu dan ketuban pecah dini. Jumlah ibu hamil dengan komplikasi di Provinsi Jawa tengah pada tahun 2011 sebanyak 126.644 ibu hamil. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2011 sebesar 75,16% lebih rendah dibanding tahun 2010 (78,10%). Pencapaian cakupan tersebut masih dibawah target SPM tahun 2015 (80%), tetapi diharapkan target tersebut bisa tercapai sebelum tahun 2015 ( SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa tengah, 2011; h.17). Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan
kesehatan
ibu
yang
berkualitas,
terutama
pelayanan
kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu
sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun),
4
terlalu banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun). (Dinkes Jateng, 2011; h.13) Salah satu upaya dalam menurunkan kematian ibu sesuai dengan tujuan MDGs ke-4 dan ke-5 yang berbunyi mengurangi kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu (Arsita Eka, 2012; h.2) adalah dengan meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan (ANC: antenatal care) oleh tenaga kesehatan. Indikator yang digunakan untuk memantau cakupan pemeriksaan kehamilan tersebut adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal (K1) yang merupakan indikator akses, dan cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal minimal empat kali sesuai distribusi waktu dan sesuai standar (K4) yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah (Dinkes DIY, 2011; h.55). Pengawasan antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap trimester, sedangkan trimester akhir sebanyak dua kali (Manuaba, 2010; h.109). Cakupan kunjungan tengah
ibu hamil K-1 tahun 2011 di provinsi Jawa
sebesar 98,72%. Ada 11 kabupaten/kota yang cakupannya sudah
mencapai 100% yaitu Kabupaten Banyumas,
Kabupaten
Sukoharjo,
5
Kabupaten
Blora,
Kabupaten
Jepara, Kabupaten Demak, Kabupaten
Kendal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, Kota Magelang, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Cakupan terendah Kabupaten Rembang 92,98%. Cakupan pelayanan lengkap ibu hamil (K4) di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 93,71% meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2010 (92,04%) tetapi masih dibawah target SPM 2015 (95%). Cakupan tertinggi (101,81 %) di Kabupaten Pekalongan dan terendah (83,36%) di Kabupaten Klaten (Dinkes Jateng, 2011; h.46). Berdasarkan study pendahuluan di puskesmas Gatak cakupan KI pada tahun 2012 sudah mencapai 99,49% sedangkan cakupan K4 sebesar 95,25 %. Melihat latar belakang permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penel itian Ibu Hamil
tentang “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Tentang ANC dengan Ketepatan Kunjungan ANC” di wilayah
kerja Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut
: “Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC di Puskesmas Gatak ?”.
6
C. Tujuan
1. Tujuan Umum: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC di Puskesmas Gatak. 2. Tujuan Khusus : a.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC.
b.
Untuk mengetahui ketepatan kunjungan ANC pada ibu hamil.
c.
Untuk menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif a.
Bagi Responden. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para responden untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin.
b.
Bagi Profesi Bidan. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih mensosialisasikan program ANC dan dapat menambah informasi kepada bidan sebagai tenaga kesehatan tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC dalam memberikan informasi sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan antenatal
7
dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. c.
Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pemahaman yang lebih memadai mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan keteraturan kunjungan ANC.
2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam meningkatkan pelaksanaan asuhan kebidanan dan sebagai bahan masukan penelitian berikutnya yang berhubungan dengan antenatal care.
E. Keaslian Penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Nanda Putriana Dewi (2012) dengan judul
“Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ANC dengan Pencapaian Standar Minimal Kunjungan ANC di BPS Sri Wahyuni Surabaya” dengan faktor yang diteliti adalah tingkat pengetahuan dan standar minimal kunjungan ANC. Desain penelitian analitik-cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu hamil di BPS Sri Wahyuni Surabaya sebesar 36 responden, sampel ibu hamil sebanyak 15 responden, dengan tekhnik simple random sampling. Instrumen
menggunakan
kuesioner
dan
buku
KIA.
Hasil
dianalisis
menggunakan uji statistik rank spearman dengan nilai kemaknaan α (0,05). Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Nanda Putriana Dewi dengan penelitian ini adalah bahwa penelitian ini menggunakan judul
“Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ANC dengan
8
Ketepatan Kunjungan ANC”. Dengan perbedaan terletak pada tempat penelitian pada penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gatak dengan populasi 60 orang dengan penentuan sempel menggunakan teknik Accidental Sampling dan uji statistik yang digunakan adalah Chi Kuadrat. Variabel independen adalah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC, dan variabel dependen adalah ketepatan kunjungan ANC.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan a. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2010; h.27) pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubunganya dengan pendidikan, dimana diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuanya. Pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
9
10
menimbulkan sikap yang makin positif terhadap objek tertentu. salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. (Wawan dan Dewi, 2011; h.11-12) Pengetahuan dalam penelitian ini yang dimaksud adalah pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan ( antenatal care ), yang bisa diperoleh ibu melalui berbagai sumber seperti : media masa, media elektronik maupun media cetak. b. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( behavior ). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu (Wawan dan Dewi, 2011; h.12-13) : 1. Tahu ( Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall ) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
11
2. Memahami (Comprehention) Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan secara benar. 3. Aplikasi ( Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). 4. Analisis ( Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya dalam konteks atau situasi yang lain. 5. Sintesis (Syntesis) Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 6. Evaluasi ( Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
12
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Wawan dan Dewi (2011; h.16-18) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi : 1) Faktor Internal a) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. b) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal
yang
menunjang
kesehatan
sehingga
dapat
meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. c) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih
banyak
merupakan
cara
mencari
nafkah
yang
13
membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
Status
pekerjaan
dapat
berpengaruh
terhadap
pengetahuan karena adanya pengaruh lingkungan pekerjaan yang mendorong seseorang ikut berkembang. 2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b) Sosial budaya Sistem sosisl budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi diri dan sikap dalam menerima informasi. d. Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Arikunto (2006) yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2011;
h.18)
pengetahuan
seseorang
dapat
diketahui
diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu : 1) Baik
: Hasil presentase 76 % - 100 %
2) Cukup : Hasil presentase 56 % - 75 % 3) Kurang: Hasil presentase < 56 %
dan
14
2. Kehamilan Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010; h.75). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahir janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai minggu ke-12, triwulan kedua dari minggu ke-13 sampai minggu ke-28, triwulan ketiga dari minggu ke-28 sampai minggu ke-40 (Esti Nugraheny, 2010; h.1). 3. Antenatal care Perawatan Antenatal adalah asuhan yang diberikan oleh bidan atau tenaga medis mulai dari konsepsi sampai persalinan. Asuhan diberikan berdasarkan keadaan fisik, emosional, kebutuhan sosial dari ibu, janin, pasangan, anggota keluarga. Asuhan perawatan pada ibu hamil sangat diperlukan untuk menjamin kesehatan ibu dan janin (Serri Hutahaean, 2009; h.37). Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan maternal dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010; h.111). Sehingga dapat di simpulkan bahwa asuhan antenatal adalah
15
asuhan yang dilakukan atau diberikan kepada seorang ibu hamil sampai persalinan (Siswosudarmo dan Emilia, 2010; h.56). a. Tujuan Asuhan Antenatal 1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang ibu dan tumbuh kembang bayinya. 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi. 3) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan. 4) Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif. 6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar bayi dapat tumbuh kembang secara optimal (Yeyeh dkk, 2009; h.3). Dalam menggali beberapa aspek kehamilannya dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan laboratorium khusus yaitu pemeriksaan reaksi serologis, pemeriksaan faktor rhesus, hepatitis, dan AIDS. Pada kehamilan muda dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besarnya rahim dan pemeriksaan spekulum untuk menilai
16
keadaan serviks, vagina dan sekitarnya, dan pemeriksaan sitologi. Setelah pemeriksaan dilakukan, dapat ditetapkan kehamilan yang dihadapi, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu. Suamiistri dapat dinasehati untuk hidup sehat dan harmonis, tentang makanan yang diperlukan bagi kehamilan, dan jadwal kunjungan untuk melakukan pemeriksaan ulang (Manuaba, 2010; h.113). b. Standar Asuhan Kehamilan. Menurut Yuni kusmiyati (dkk, 2009; h.4) ada beberapa standar asuhan kehamilan yang berfokus pada antenatal care, diantaranya : 1) Standar 3 : Identifikasi ibu hamil. Melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk pemeriksaan dini dan teratur. 2) Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal. Sedikitnya 4x pelayanan kehamilan. Pemeriksaan meliputi: anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal kehamilan resiko tinggi, imunisasi, nasehat dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk. c. Kebijakan Program dalam ANC. Cakupan pelayanan antenatal dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil ( K1 ) untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil yang sesuai standar yaitu minimal berkunjung 4 kali selama masa kehamilan (K4).kunjungan selama masa kehamilan
17
ini dengan distribusi sekali pada triwulan pertama dan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga (Dinkes Jateng, 2011; h.46). Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu dengan : 1) Satu kali pada trimester pertama pada umur kehamilan 0
– 12
minggu. 2) Satu kali pada trimester kedua pada umur kehamilan 13
– 28
minggu. 3) Dua kali pada trimester ketiga pada umur kehamilan 29
– 36
minggu dan diatas 36 minggu (Prawirohardjo, 2009; h.90). Pada setiap kunjungan ulang mempunyai tujuan sebagai berikut : a) Kunjungan I (> 16 minggu) dilakukan untuk : (1) Penapisan dan pengobatan anemia. (2) Perencanaan persalinan. (3) Pengenalan
komplikasi
akibat
kehamilan
dan
pengobatannya. b)
Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu) dilakukan untuk : (1) Pengenalan
komplikasi
akibat
kehamilan
dan
pengobatannya. (2) Penapisan preeklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan. (3) Mengulangi perencanaan persalinan.
18
c)
Kunjungan III (>36 minggu) sampai akhir : (1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III. (2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi. (3) Memantapkan rencana persalinan. (4) Mengenali tanda-tanda persalinan (Prawirohardjo, 2009; h.98). Keuntungan pengawasan antenatal adalah diketahuinya secara
dini keadaan resiko tinggi ibu dan janin, sehingga dapat melakukan pengawasan yang lebih intensif, memberikan pengobatan sehingga resikonya dapat dikendalikan, melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan adekuat, segera dilakukan terminasi kehamilan. (Manuaba, 2010; h.241). d. Standar Minimal pelayanan ANC 1) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan. Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal adalah sebesar 11,5 -16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu >145 cm. 2) Ukur tekanan darah. Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg mengindikasi potensi hipertensi.
19
3) Ukur tinggi fundus uteri. Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran mc donald yaitu dengan cara mengukur fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya. 4) Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap. Pemberian imunisasi tetanus toxid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian. 5) Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan. Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiasi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhan meningkat secara signifikan pada trimester II karena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan. Tablet Fe sebaiknya tidak diminum bersamaan teh atau kopi karena akan menggangu penyerapan. Untuk memastikan apakah ibu terkena anemia maka dilakukan pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat
20
kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia. 6) Tes terhadap penyakit menular seksual. Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular seksual (IMS) lain pada kecurigaan adanya resiko IMS. 7) Temu wicara (konseling dan pemecahan masalah). Anamnesa
meliputi
kesehatan,
riwayat
biodata,
riwayat
kehamilan,
menstruasi,
persalinan,
dan
riwayat nifas,
biopsikososial dan pengetahuan klien (Yeyeh, 2010; h.6) 8) Pemeriksaan Hb. Di sebut anemia bila kadar Hb kurang dari 10 gr/dl, disebut anemia sedang jika Hb 7-8 gr/dl, di sebut anemia berat, atau bila kurang dar 6 gr/dl di sebut anemia gravis. Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal 12-15 gr/dl dan hematokrit 35-54 %. Sebaiknya pemeriksaannya dilakukan setiap 3 bulan atau 2 kali pada trimester I dan I kali pada trimester II ( Esti Nugraheny, 2010; h.29). 9) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara. 10) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam hamil. 11) Pemeriksaan Protein Urine atas indikasi. Digunakan untuk memeriksa kandungan protein dalam urin dan untuk mengetahui adanya gejala preeklamsi.
21
12) Pemeriksaan Reduksi Urine atas indikasi. Digunakan untuk mengetahui kadar gula dalam urine sehingga dapat diketahui apakah seseorang tersebut terkena DM. e. Ketepatan kunjungan ANC. Ketepatan kunjungan ANC adalah ketepatan kunjungan yang dilakukan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Menurut Manuaba (2010; h.111-113) disebutkan bahwa jadwal melakukan pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 sampai 13 kali selama hamil. Dengan jadwal pemeriksaan sebagai berikut: 1) Pemeriksaan pertama. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. 2) Pemeriksaan ulang. a) Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan. b) Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan. c) Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan. 3) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan tertentu. Sedangkan menurut Serri Hutahaean (2009; h.47) jadwal kunjungan pada kehamilan 0-28 minggu dilakukan tiap 4 minggu, pada usia kehamilan 28-36 minggu dilakukan tiap 2 minggu, dan setelah usia kehamilan 36 minggu dilakukan tiap minggu sampai bayi lahir. Setiap kunjungan dilakukan pengukuran berat badan
22
ibu, tekanan darah, tinggi fundus uteri, pemeriksaan leopold, dan mendengarkan denyut jantung janin. Hasil harus dibandingkan dengan pemeriksaan sebelumnya.
B. Kerangka Teori
Faktor Internal Pengetahuan : 1.F Umur
ANTENATAL CARE: 1. Pengertian kehamilan. 2. Pengertian ANC.
2. Pendidikan 3. Pekerjaan
3. Tujuan ANC. 4. Standar Asuhan Kehamilan. 5. Kebijakan program dalam ANC. 6. Keuntungan ANC. 7. Standar Minimal Pelayanan ANC. 8. Ketepatan Kunjungan ANC. a. Setiap bulan sampai UK 6 sampai 7 bulan. b. Setiap 2 minggu sampai UK 8 bulan. c. Setiap 1 minggu sejak UK 8 bulan sampai terjadinya persalinan.
Gambar 2.1 : Sumber : Wawan dan Dewi (2010; h.16-18)
Faktor Eksternal Pengetahuan : 1. Faktor Lingkungan. 2. Sosial Budaya.
23
C. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Bebas
Ibu Hamil
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANTENATAL CARE: 1. Pengertian kehamilan. 2. Pengertian ANC. 3. Tujuan Anc.
Variabel Terikat
KETEPATAN KUNJUNGAN ANC : a) Setiap bulan sampai UK 6 sampai 7 bulan. b) Setiap 2 minggu sampai UK 8 bulan. c) Setiap 1 minggu sejak UK 8 bulan sampai terjadinya persalinan.
4. Kebijakan program dalam ANC. 5. Keuntungan ANC.
PARAMETER:
6. Standar Minimal Pelayanan ANC.
Cukup : 56-75 %
Baik
: 76-100%
Kurang: < 56%
Keterangan :
Diteliti Tidak diteliti
Gambar 2.2
: Sumber : Manuaba, 2010; h.111-113, Wawan dan Dewi (2010; h.18)
24
D. Hipotesis
Hipotesis
dalam
penelitian
ini
adalah
ada
hubungan
tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo tahun 2013. Dimana: Ho
: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC.
Ha
: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat
analitik. Penelitian analitik merupakan suatu
penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan tersebut bisa terjadi, kemudian melakukan analisis hubungan antara faktor resiko (faktor yang mempengaruhi efek) dan faktor efek (faktor yang dipengaruhi oleh resiko). Dengan analisis hubungan (korelasi) dapat diketahui seberapa jauh kontribusi faktor resiko tersebut terhadap efek atau suatu kejadian masalah kesehatan (Agus Riyanto, 2011; h.28). Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
cross
sectional
yang
merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor resiko (independen) dengan faktor efek (dependen), dimana melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama. Artinya dari
“suatu saat” bukan berarti semua responden diukur atau diamati pada saat yang bersamaan, tetapi artinya dalam penelitian cross sectional setiap responden hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel responden dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut, kemudian peneliti tidak melakukan tindak lanjut (Agus Riyanto, 2011; h.28).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo.
2.
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Juni 2013.
25
26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sempling.
1.
Populasi Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Ari Setiawan, 2011; h.88). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Pukesmas Gatak dengan jumlah populasi 60 orang pada bulan Maret 2013. 2.
Sampel Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Aziz Alimul, 2009; h.34). Menurut Nursalam (2003) yang dikutip oleh Ari Setiawan (2011; h.99) besarnya sample dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Solvin sebagai berikut : N n= 1 + (N . e 2) Dimana : n
: jumlah sample
N
: jumlah populasi
e
: standar error (10%) 60
n= 1 + (60 x 0,1 2)
27
60 n= 1,6 n = 37,5 Dari perhitungan rumus diatas didapatkan hasil akhir 38 orang responden. 3.
Teknik Sempling Teknik sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sempel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data. (Ari Setiawan, 2011; h.96)
D. Variabel Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2005) yang dikutip oleh Ari Setiawan (2011; h.103) variabel penelitian adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. Penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel independen (variabel tidak terikat / bebas) Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care. 2. Variabel dependen (variabel yang terikat / yang dipengaruhi ) Ketepatan kunjungan ANC.
28
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dibuat untuk mempermudah pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel (Ari Setiawan, 2011; h.104). Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel
Definisi Operasional
1.
Tingkat Adalah pengetahuan pengetahuan ibu ibu hamil hamil tentang tentang ANC asuhan yang diberikan oleh bidan atau tenaga medis mulai dari konsepsi sampai persalinan. 2. Ketepatan Adalah ketepatan kunjungan kunjungan yang ANC dilakukan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.
F.
Parameter dan kategori Baik : 76-100%, Cukup :56-75 %, Kurang : < 56 %
Alat ukur
Skala pengukuran Kuesioner Ordinal
Tepat : Kuesioner Nominal Apabila jawaban pertanyaan nomer 5, 6 dan 7 benar semua. Tidak Tepat : Apabila jawaban pertanyaan nomer 5, 6 dan 7 ada yang salah.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan Kuesioner. Kuesioner dapat diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana reponden (dalam hal angket) dan interviewer (dalam hal wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu. Pentingnya kuesioner sebagai alat pengumpulan data adalah untuk memperoleh suatu data yang sesuai dengan tujuan penelitian tersebut. Oleh karena itu isi kuesioner adalah sesuai dengan hipotesis penelitian tersebut (Notoadmodjo, 2010; h.152).
29
Pengukuran
pengetahuan
ibu
hamil
tentang
antenatal
care
menggunakan skala Ghuttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban benar atau salah. Skala Guttman pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 (Azi z Alimul, 2011; h.103). Pengkatagorian pengetahuan : 1. Baik : hasil presentase 76-100% 2. Cukup : hasil presentase 56-75% 3. Kurang: hasil presentase < 56% Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan ibu hamil tentang ANC No Materi Pertanyaan Nomer Pertanyaan A. Pengetahuan ibu hamil tentang ANC 1. Pengertian kehamilan 1, 2, 3 2. Pengertian ANC 4, 5, 6 3. Tujuan ANC 7, 8, 9, 10, 11 4. Kebijakan program ANC 12, 13, 14, 15 5. Keuntungan ANC 16, 17 6. Standar minimal ANC 18, 19, 20, 21, 22 B. Ketepatan Kunjungan ANC 1. Ketepatan Kunjungan ANC. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Total Keseluruhan
Jumlah item 3 3 5 4 2 5 8 30
Sedangkan untuk ketepatan kunjungan ANC diukur menggunakan kuesioner menggunakan skala nominal yaitu tepat dan tidak tepat. Dikatakan tepat apabila jawaban pertanyaan nomer 5, 6 dan 7 benar semua dan tidak tepat apabila jawaban pertanyaan nomer 5, 6 dan 7 ada yang salah. Kemudian hasilnya dilihat pada buku KIA. Tepat berarti melakukan kunjungan ANC dengan frekuensi dan waktu yang tepat yaitu setiap bulan sampai umur
30
kehamilan 6 sampai 7 bulan, setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 8 bulan dan setiap minggu sejak usia 8 bulan sampai terjadinya persalinan. Sedangkan tidak tepat berarti melakukan kunjungan ANC tidak tepat frekuensi dan waktu serta tidak sesuai dengan standar. G. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data
1. Metode pengumpulan data. Merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut berupa (Aziz Alimul, 2011; h.8-10): a. Angket (questionaire). Angket (questionaire) merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia. b. Observasi (pengamatan). Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. c. Wawancara. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai
langsung
responden
yang
diteliti,
metode
ini
memberikan hasil secara langsung. Metode dapat dilakukan apabila
31
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam serta jumlah responden sedikit. d. Tes. Tes ini merupakan metode pengumpulan data dengan memberikan beberapa soal ujian atau tes. Ada beberapa instrumen yang digunakan dalam melakukan tes diantaranya: tes kepribadian untuk mengetahui kepribadian seseorang, tes bakat untuk mengukur bakat seseorang, tes prestasi untuk mengukur pencapaian atau prestasi seseorang, tes intelegensi, dan tes sikap untuk mengukur sikap seseorang. e. Dokumentasi. Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen asli tersebut dapat berupa gambar, tabel atau daftar periksa, dan film dokumenter. 2. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : Data Primer adalah data yang didapat secara langsung dari subyek penelitian atau sampel, meliputi : kuisioner yang dibagikan pada ibu hamil. Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari subjek penelitian, data ibu hamil didapat dari laporan PWS-KIA, buku KIA serta buku reverensi.
32
3. Uji validitas dan reliabilitas. a) Uji validitas. Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Ciri validitas : ketepatan ukuran; mengukur apa yang akan diukur (sensitivitas) dan tidak terukur hal lain selain yang akan diukur (spesifitas). Validitas pengukuran mencakup : alat ukur, metode ukur dan pengukur atau peneliti (Ari Setiawan, 2011; h.111). Dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment , lalu baru dilihat penafsiran dari indeks korelasinya (Aziz Alimul, 2011; h.105). Rumus Pearson Product Moment :
n (∑ XY) – (∑ X) . (∑ Y) r hitung =
√ [n . ∑ X 2 – (∑ X)2 ] . [n . ∑ Y 2 – (∑ Y)2 ] Keterangan : r hitung
: Koefisien korelasi
∑ Xi
: Jumlah skor item
∑ Yi
: Jumlah skor total (item).
n
: Jumlah responden
Jika nilai r hitung > r tabel berarti pertanyaan tersebut valid demikian sebaliknya, jika nilai r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
33
Setelah dilakukan uji validitas di Puskesmas Gondang Kabupaten Sragen pada bulan April dengan jumlah responden sebanyak 20 responden, didapatkan hasil uji validitas dari kuesioner tentang pengetahuan tentang ANC yang berjumlah 25 pertanyaan . Pertanyaan tersebut dikatakan valid bila mempunyai r hitung (0,455 – 0,643) > r tabel (0,444) dan dikatakan tidak valid bila r hitung (-0,228 - 0,240) < r tabel (0,444). Dari 25 pertanyaan tersebut terdapat 22 item soal yang valid dan 3 item soal yang tidak valid yaitu nomer 1, 11 dan 25. Item soal yang tidak valid kemudian dihapus. Sedangkan untuk soal ketepatan ANC yang berjumlah 10. Pertanyaan tersebut dikatakan valid bila r hitung (0,490 – 0,649) > r tabel (0,444) dan dikatakan tidak valid bila r hitung (-0,156 – 0,156) < r tabel (0,444). Dari pertanyaan tersebut terdapat 8 item soal yang valid dan 2 item soal yang tidak valid yaitu nomer 4 dan 9. Item soal yang tidak valid kemudian dihapus.
b)
Uji reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas harus didahului validitas (Ari Setiawan, 2011; h.111). Dalam mengukur reliabilitas peneliti memilih mengunakan rumus Spearman Brown (Aziz Alimul, 2011; h.113).
34
Rumus Spearman Brown : 2 . r b r 11 = 1 + r b Keterangan : r 11
: Koefisien reliabilitas internal seluruh item.
r b
: Korelasi Product Moment antara belahan.
Dalam penggunaan metode ini sebaiknya banyaknya pertanyaan adalah berjumlah genap sehingga memudahkan dibelah. Setelah memperoleh angka reliabilitas maka langkah selanjutnya adalah membandingkan harga tersebut dengan r tabel produk moment, apabila angka spearman brown > r tabel berarti reliabel, dan apabila angka spearman brown < r tabel berarti tidak reliabel. Pada kuesioner pengetahuan tentang ANC angka spearman brown (0,956) setelah dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5% dan N= 20 dengan dk= n-2 diperoleh r tabel (0,468) yang berarti alat ukur tersebut reliabel karena angka spearman brown (0,956) > r tabel (0,468). Sedangkan untuk kuesioner ketepatan kunjungan ANC di peroleh hasil 0,803. Setelah dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5% dan N= 20 dengan dk= n-2 diperoleh r tabel (0,468). Sehingga nilai spearman brown (0,804) > r tabel (0,468) berarti alat ukur tersebut reliabel. Pada uji validitas dan uji reliabilitas bila ada soal yang tidak valid, maka akan dibuang oleh peneliti.
35
4. Pengelolaan data. Dalam melakukan analisis data terlebih dahulu data harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis (Aziz Alimul, 2011; h.121). Menurut Notoatmojo (2010; h.174-176) dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya : a. Editing. Hasil wawancara yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (droup out). b. Coding. Memberikan kode jawaban dengan angka atau kode lain yaitu untuk nilai kalimat positif ( favoureable) untuk jawaban benar diberi nilai 1 dan untuk jawaban salah diberi nilai 0. Sedangkan kalimat negatif (unfafoureable) untuk jawaban benar diberi nilai 0 dan untuk jawaban salah diberi nilai 1. c. Data Entry. Mengisi kolom-kolom atau kontak atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
36
d. Tabulasi. Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. 5. Analisis Data. Analisis data penelitian merupakan media untuk menarik kesimpulan dari seperangkat data hasil pengumpulan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisa data univariat dan analisa bivariat. Analisa univariat, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik. Analisa data bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif, maupun korelatif ( Ari Setiawan, 2011; h.123124). Data primer (tes pengetahuan ibu hamil) dianalisis dengan menggunakan teknis deskriptif kuantitatif dengan perhitungan presentas menggunakan rumus: Jumlah jawaban benar X 100% Jumlah item Kemudian hasil perhitungan presentasi ini akan dikategorikan menurut skala ukur ordinal menjadi 3 kategori yaitu : a. Baik
( 76-100% )
b. Cukup baik
( 56-75 % )
c. Kurang
( < 56% )
37
Teknik analisa data setelah dikumpulkan akan dianalisa dengan statistik non parametrik dengan menggunakan uji chi kuadrat (X 2). Chi kuadrat dapat digunakan untuk mengestimasi atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan pada penelitian yang tidak menggunakan data nominal (Aziz Alimul, 2011; h.123). Cara pengujian uji ini adalah sebagai berikut : 1) Mencari frekuensi harapan (fe) pada tiap sel dengan rumus :
(∑fk x ∑fb) fe =
∑T Keterangan : fe
: frekuensi yang diharapkan.
∑fk
: jumlah frekuensi pada kolom.
∑fb
: jumlah frekuensi pada baris.
∑T
: jumlah keseluruhan baris dan kolom.
2) Mencari nilai Chi Kuadrat hitung dengan rumus : (fo x fe)2 X2 = ∑ Fe Dimana fo adalah frekuensi observasi. 3) Mencari nilai X2 tabel dengan rumus : Dk = (k – 1).(b – 1)
38
Keterangan : k : banyaknya kolom. b : banyaknya baris. 4) Membandingkan X 2 hitung dengan X 2 tabel : Jika X2 hitung ≥ X2 tabel maka Ho ditolak artinya signifikan. Jika X2 hitung ≤ X2 tabel maka Ho diterima artinya tidak signifikan. Dimana : Ho
: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC.
Ha
: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC.
H. Alur Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian dari persiapan hingga akhir penelitian adalah: 1. Tahap persiapan a.
Menggurus surat ijin penelitian setelah judul di a cc oleh pembimbing I maupun II.
b.
Mengirim surat ijin penelitian ke Bappeda Kabupaten Sukoharjo.
c.
Setelah mendapatkan surat ijin yang diterbitkan oleh Bapeda kemudian melakukan observasi ke lokasi penelitian yaitu Puskesmas Gatak.
39
2. Tahap Pelaksanaan. a. Melakukan pengambilan data di Puskesmas Gatak meliputi : jumlah ibu hamil, jumlah cakupan K1 dan K4, target cakupan K1 maupun K4 untuk membuat studi pendahuluan. Setelah diperoleh data ibu hamil, kemudian diambil sampel secara kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang cocok sebagai sumber data. b. Melakukan olah data dan mengurus laporan penelitian di bawah arahan pembimbing. 3. Tahap Pelaporan Mempertanggung jawabkan hasil penelitian di depan Dewan Penguji setelah memperoleh persetujuan dari pembimbing.
I. Jadwal Penelitian (terlampir).
J. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya yang menjadi subjek penelitian adalah manusia maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Prinsip yang dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia. Selain itu
40
masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut (Aziz Alimul, 2011; h.32-33) : 1.
Informed Consent. Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informend consent
tersebut
diberikan
sebelum
penelitian
dilakukan
dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-l ain. 2.
Anonimity (tanpa nama). Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
41
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3.
Kerahasiaan. Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Lokasi Penelitian
Puskesmas Gatak terletak desa Blimbing tepatnya di jalan raya Kranon Blimbing, Gatak, Sukoharjo. Luas total Wilayah binaan Puskesmas Gatak adalah 194,72 km 2 yang terdiri dari 14 desa yang seluruhnya merupakan wilayah kerja Puskesmas Gatak. Dimana seluruh desa merupakan dataran rendah dan mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Gatak diantaranya : sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kartasura Sukoharjo, selatan berbatasan dengan Kecamatan Wonosari Klaten, barat berbatasan dengan Kecamatan Sawit kabupaten Boyolali, dan timur berbatasan dengan desa Duwet Kecamatan Baki Sukoharjo. Puskesmas mempunyai 17 program pokok dengan masalah kesehatan dan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda. Program ini diharapkan dapat menanggulangi masalah kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Adapun program pokok tersebut antara lain kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, usaha peningkatan gizi, pengobatan, usaha kesehatan lingkungan, usaha kesehatan sekolah, kesehatan jiwa, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan olahraga, kesehatan gizi dan mulut, kesehatan mata, kesehatan lanjut usia, upaya kesehatan kerja, laboratorium sederhana, dan pembinaan pengobatan tradisional.
42
43
Puskesmas Gatak merupakan Puskesmas Induk dan mempunyai satu unit pelayanan Gatak yang terletak di Desa Sraten serta mempunyai 12 pukesmas pembantu atau pukesmas keliling. Fasilitas penunjang yang terdapat di puskesmas Gatak antara lain laboratorium, rontgen, fisioterapi, EKG dan akupuntur. Pada puskesmas Gatak juga mempunyai rawat inap yang terdiri dari 21 tempat tidur. Sarana transportasi yang dimiliki adalah 3 ambulan. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Puskesmas Gatak seluruhnya berjumlah 79 orang, yang terdiri te rdiri dari 6 dokter umum, 3 dokter gigi, 38 bidan, 1 sarjana perawat, 17 perawat, 3 orang D III farmasi dan asisten apoteker, 1 sarjana kesehatan masyarakat, 3 orang tenaga sanitasi, 2 analis laboratorium, 2 orang petugas rontgen dan 2 fisioterapis.
B. Hasil Penelitian
Obyek
penelitian
ini
adalah
ibu
hamil
yang
memeriksakan
kehamilannya ke Pukesmas Gatak, sampel yang diambil adalah sebanyak 38 ibu hamil. Didapatkan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan masingmasing variabel. Oleh karena semua variabel dinyatakan secara kategorik maka hasil perhitungan berupa distribusi frekuensi atau pembagian responden menurut kategori tiap-tiap variabel.
44
a. Umur Tabel 4.1 Distribusi Responden menurut Umur Umur < 20 tahun 20 – 29 tahun 30 – 39 tahun 40 tahun Total
Frekuensi 3 21 13 1 38
Prosentase 7,9% 55,3% 34,2% 2,6% 100,0%
Tabel 4.1 memperlihatkan distribusi responden menurut umur. Dapat dilihat bahwa 3 responden (7,9%) berumur kurang dari 20 tahun, 21 responden (55,3%) berumur 20 – 29 tahun, 13 responden (34,2%) berumur 30 – 39 tahun, 1 responden (2,6%) berumur 40 tahun ke atas. Dengan demikian secara deskriptif disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Pukesmas Gatak berumur 20
– 29 tahun. Pembagian responden tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut.
Gambar 4.1 Diagram Pembagian Responden menurut Umur
45
b. Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Responden menurut Pendidikan Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA DIII S1 Total
Frekuensi 1 4 14 15 2 2 38
Prosentase 2,6% 10,5% 36,8% 39,5% 5,3% 5,3% 100,0%
Tabel 4.2 memperlihatkan distribusi responden menurut pendidikan. Dapat dilihat bahwa 1 responden (2,6%) tidak sekolah, 4 responden (10,5%) lulus SD, 14 responden (36,8%) lulus SMP, 15 responden (39,5%) lulus SMA, 2 responden (5,3%) lulus DIII dan 2 responden (5,3%) S1. Dengan demikian secara deskriptif disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Pukesmas Gatak pernah menempuh pendidikan formal hingga lulus SMA. Pembagian responden tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut.
Gambar 4.2 Diagram Pembagian Responden menurut Pendidikan
46
c. Pekerjaan Tabel 4.3 Distribusi Responden menurut Pekerjaan Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase
Swasta IRT Buruh Wiraswasta
11 23 2 2
28,9% 60,5% 5,3% 5,3%
Total
38
100,0%
Tabel 4.3 memperlihatkan distribusi responden menurut pekerjaan. Dapat dilihat bahwa 11 responden (28,9%) sebagai pegawai swasta, 23 responden (60,5%) sebagai ibu rumah tangga, 2 responden (5,3%) sebagai buruh, dan 2 responden (5,3%) sebagai wiraswasta. Dengan demikian disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Pukesmas Gatak bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pembagian responden tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut
Gambar 4.3 Diagram Pembagian Responden menurut Pekerjaan
47
d. Pengetahuan tentang ANC Tabel 4.4 Distribusi Responden menurut Pengetahuan tentang ANC Pengetahuan ANC Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi 23 9 6 38
Prosentase 60,5% 23,7% 15,8% 100,0%
Tabel 4.5 memperlihatkan distribusi responden menurut pengetahuan tentang ANC. Dapat dilihat bahwa ada 23 responden (60,5%) yang memiliki pengetahuan baik, 9 responden (23,7%) yang memiliki pengetahuan cukup, 6 responden (15,8%) yang memiliki pengetahuan kurang. Dengan demikian secara deskriptif disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Pukesmas Gatak memiliki pengetahuan yang baik tentang ANC. Pembagian responden tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut.
Gambar 4.4 Diagram Pembagian Responden menurut Pengetahuan tentang ANC
48
e. Ketepatan Kunjungan ANC Tabel 4.5 Distribusi Responden menurut Ketepatan Kunjungan ANC Kunjungan ANC Tepat Tidak Tepat Total
Frekuensi 16 22 38
Prosentase 42,1% 57,9% 100,0%
Tabel 4.5 memperlihatkan distribusi responden menurut ketepatan kunjungan ANC. Dapat dilihat bahwa 16 responden (42,1%) yang kunjungan ANC nya dikategorikan tepat dan 22 responden (57,9%) yang kunjungan ANC nya dikategorikan tidak tepat. Dengan demikian secara deskriptif disimpulkan bahwa kunjungan ANC sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Pukesmas Gatak dikategorikan tidak tepat. Pembagian responden tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut.
Gambar 4.6 Diagram Pembagian Responden menurut Ketepatan Kunjungan ANC
49
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC. Distribusi silang responden menurut kedua variabel digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan secara deskriptif. Uji chi square digunakan untuk menguji hipotesis ada tidaknya hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Tabel 4.7
Distribusi Silang dan Hasil Uji Chi Square Hubungan Pengetahuan tentang ANC dengan Ketepatan Kunjungan ANC
Pengetahuan ANC Baik Cukup Kurang Total
Ketepatan Kunjungan Tidak Tepat Tepat 13 10 (34,2%) (26,3%) 3 6 (7,9%) (15,8%) 0 6 (0,0%) (15,8%) 16 22 (42,1%) (57,9%)
Uji Chi Square Total 23 (60,5%) 9 (23,7%) 6 (15,8%) 38 (100,0%)
X2
P
6,609
0,037
Tabel 4.7 memperlihatkan distribusi silang dan hasil uji chi square hubungan pengetahuan tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC. Dari distribusi silang dapat dilihat bahwa dari 23 reponden yang memiliki pengetahuan
baik,
13
responden
(34,2%)
kunjungan
ANCnya
dikategorikan tepat dan 10 responden (26,3%) kunjungan ANCnya dikategorikan tidak tepat. Dari 9 ibu yang memiliki pengetahuan cukup, 3 ibu (7,9%) kunjungan ANC nya dikategorikan tepat dan 6 ibu (15,8%) kunjungan ANCnya dikategorikan tidak tepat. Dari 6 ibu yang memiliki
50
pengetahuan kurang kunjungan ANC semuanya dikategorikan tidak tepat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan tentang ANC dengan ketepatan kunjungan ANC pada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Pukesmas Gatak.
C. Pembahasan
1. Umur Dari tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa umur responden mayoritas adalah 21 responden berumur 20 – 29 tahun (55,3%). Hal ini sesuai dengan teori Wawan dan Dewi (2010) , usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Ini berarti semakin cukup umur semakin tinggi pula pengetahuannya dan ketepatan kunjungan yang dilakukan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan semakin tinggi sehingga kemajuan kehamilan dapat dipantau dan
dapat mengenali secara dini
terjadinya komplikasi pada ibu hamil. 2. Pendidikan Dari tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa mayoritas tingkat pendidikan responden paling banyak adalah SMA 15 responden (39,5%). Dengan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Gatak sebagian besar pernah menempuh
51
pendidikan formal hingga lulus SMA. Dalam penelitian ini pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Dimana pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan makin mudah juga menerima informasi (Wawan dan Dewi, 2011). Hal ini berarti semakin tinggi pendidikan semakin tinggi pula pengetahuan tentang ANC dan semakin mudah untuk mendapatkan informasi tentang ANC. 3. Pekerjaan Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan terbanyak adalah IRT 23 responden (60,5%). Status pekerjaan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan
karena adanya pengaruh lingkungan pekerjaan
yang mendorong seseorang ikut berkembang (Wawan dan Dewi, 2011), sehingga secara
tidak langsung
ibu yang bekerja mempunyai
pengetahuan yang lebih tinggi tentang ANC. Sedangkan untuk ketepatan kunjungan ANC dari 16 responden yang tepat, 12 diantaranya adalah sebagai IRT sehingga kemungkinan waktu luang yang didapatkan oleh seorang IRT lebih banyak dibandingkan dengan seseorang yang bekerja, sehingga IRT lebih bisa memeriksakan kehamilannya secara tepat sesuai dengan jadwal. 4. Pengetahuan tentang ANC Dari tabel 4.4 mayoritas responden berpengetahuan baik yaitu 23 responden (60,5. Dengan demikian tingkat pengetahuan para ibu hamil
52
yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Gatak dapat dikatakan termasuk tinggi.
Tingkat pengetahuan disini sampai pada “tahu” yang
diartikan sebagai mengingat kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau dirangsang yang telah diterima (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan secara umum dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.. Ibu hamil mengetahui berbagai hal seputar ANC berdasarkan informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan atau yang dicari sendiri (misalnya dari media massa) selama masa kehamilan. Pemberian informasi oleh tenaga kesehatan atau dari media massa dapat dikategorikan sebagai pendidikan non formal maka di sini dapat dikatakan bahwa pengetahuan tentang ANC lebih dipengaruhi oleh pendidikan non formal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Wawan dan Dewi (2011) bahwa pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, di mana diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. 5. Ketepatan Kunjungan ANC Dari tabel 4.5 diperoleh hasil bahwa 16 responden (42,1%) tepat dalam melakukan kunjungan ANC dan 22 responden (57,9%) tidak tepat dalam
melakukan
kunjungan
ANC.
Dengan
demikian
ketepatan
kunjungan ANC yang tepat pada para ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Pukesmas Gatak masih termasuk rendah. Ketepatan
53
kunjungan ANC dipengaruhi oleh umur, pendidikan maupun pekerjaan. Pendidikan Pendidikan disini tidak hanya pendidikan formal namun juga pendidikan non formal. Praktek kunjungan ANC sebagian besar ibu hamil yang masih tidak tepat perlu mendapat perhatian serius terkait dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang terus giat berupaya meningkatkan kesehatan maternal yaitu sesuai dengan tujuan MDGs yang ke 5 dalam meningkatkan kesehatan ibu. Kegiatan ANC merupakan salah satu cara untuk mengurangi resiko morbiditas maupun mortalitas ibu hamil. Manuaba
(2010)
mengemukakan
bahwa
keuntungan
pengawasan
antenatal adalah diketahuinya secara dini keadaan resiko tinggi ibu dan janin, sehingga dapat melakukan pengawasan yang lebih intensif, memberikan
pengobatan
sehingga
resikonya
dapat
dikendalikan,
melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan adekuat, segera dilakukan terminasi kehamilan. 6. Hubungan antara pengetahuan ANC dengan ketepatan kunjungan ANC. Uji chi square menghasilkan nilai uji statistik (X2hitung) sebesar 6,609 dengan signifikansi (p) sebesar 0,037. Pengujian dilakukan dengan derajat kebebasan (df) sebesar 2 dan pada taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai kritis distribusi chi square (X2tabel) sebesar 5,591. Apabila dibandingkan dapat dilihat bahwa X 2hitung (6,609) > X2tabel (5,591) atau p (0,037) < 0,05 sehingga diputuskan untuk menolak H 0 yang berarti bahwa hubungan signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
54
hubungan signifikan antara antara pengetahuan tentang ANC dengan ketepatan
kunjungan
ANC
pada
ibu
hamil
yang
memeriksakan
kehamilannya ke Pukesmas Gatak (X2hitung (6,609) > X 2tabel (5,591) atau p (0,037) < 0,05. Semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang ANC maka semakin besar kemungkinannya untuk melakukan kunjungan ANC secara tepat. Dengan kata lain pengetahuan tentang ANC merupakan faktor positif yang mendorong ketepatan kunjungan ANC. Tetapi dalam penelitian ini pengetahuan yang tinggi belum tentu memeriksakan kehamilannya secara tepat. Hal ini sesuai dengan teori Wawan dan Dewi (2011)
yaitu
bahwa
pengetahuan
seseorang
tentang
suatu
objek
mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap yang makin positif terhadap objek tertentu. Pengetahuan positif disini misalnya seseorang yang diberikan pengetahuan tentang ANC maka reaksinya ia akan melakukan kunjungan ANC, sedangkan aspek negatif misalnya seseorang yang diberikan pengetahuan tentang ANC namun ia tidak melakukan kunjungan ANC. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang yaitu melakukan kunjungan ANC. Pengetahuan yang baik tentang manfaat dan tujuan (arti penting) ANC akan memunculkan motivasi pada diri ibu hamil untuk mewujudkan perilaku tersebut yaitu melakukan kunjungan ANC. Selanjutnya dengan