ANATOMI DAN HISTOLOGI KONJUNGTIVA
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang melapisi bagian posterior palpebra (konjungtiva palpebra) dan bagian anterior sklera (konjungtiva bulbi). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi palpebra ( Mucocutaneus ( Mucocutaneus junction) junction) dan dengan epitel kornea di limbus. Konjungtiva dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu 6 : Konjungtiva Palpeba Melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke tarsus. Dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu: i. Marg Margin inal al conj conjun unct ctiv iva a Konjungtiva marginal memanjang dari batas palpebra sampai sekitar mm pada bagian belakang palpebra dibagian !ekungan, sulkus sulkus subtarsalis. ii. ii. Tarsal rsal conj conjun unct ctiva iva Konjungtiva tarsalis sangat tipis, transparan dan banyak pembuluh darah. Konjungtiva tarsalis sangat melekat pada seluruh bagian tarsal pada palpebra superior. "ada palpebra in#erior hanya melekat sebagian pada tarsus. iii. iii. $agian $agian orbital orbital $agian orbital dari konjungtiva palpebra melekat se!ara longgar diantara tarsal plate dan #orni% 6. Konjungtiva !ulbai" Konjun Konjungti gtiva va bulbari bulbariss tipis, tipis, transp transparan aran dan melekat melekat se!ara se!ara longga longgarr dengan dengan
struktu strukturr yang yang mendas mendasari ari sehing sehingga ga terjadi terjadi memung memungkin kinkan kan terjadi terjadi perger pergeraka akan n bola bola mata. Konjungtiva bulbaris dipisahkan dari sklera anterior oleh jaringan episklera dan kapsul tenon. Daerah sekitar 3 mm dari konjungtiva bubi di sekitar kornea disebut konjungtiv konjungtiva a limbus limbus. "ada daerah limbus, konjungtiva, kapsula tenon dan jaringan episklera menyatu dalam jaringan padat yang kuat yang melekat pada corneoscleral junction. junction. "ada limbus, epitel konjungtiva berlanjut ke kornea 6. &ipatan konjungtiva bulbaris yang tebal, lunak dan mudah bergerak (pli!a semilunaris) terletak di kantus internus dan merupakan selaput pembentuk kelopak mata dalam pada beberapa he'an kelas rendah. truktur epidermoid ke!il sema!am daging (!aran!ula) menempel se!ara super#isial ke bagian dalam pli!a semilunaris dan merupa merupakan kan ona ona transi transisi si yang yang mengan mengandun dung g baik baik elemen elemen kulit kulit maupun maupun membra membran n mukosa 6. Konjungtiva #oni$" 1
Dari permukaan dalam palpebra, konjungtiva palpebra melanjutkan diri ke arah bola mata membentuk dua resesus, yaitu #orniks superior dan in#erior. *orniks superior terletak kira + kira + - mm dari limbus dan #orniks in#erior terletak kira + kira mm dari limbus. "ada bagian medial, struktur ini menjadi karankula dan plika semilunaris. Di sisi lateral, #orniks terletak kira + kira -/ mm dari limbus. aluran keluar dari glandula lakrimal bermuara pada bagian lateral #orniks superior. Konjungtiva #orniks superior dan in#erior melekat longgar dengan pembungkus otot rekti dan levator yang terletak di ba'ahnya. Kontraksi otot + otot ini akan menarik konjungtiva sehingga ia akan ikut bergerak saat palpebra maupun bola mata bergerak. "erlekatan yang longgar tersebut juga akan memudahkan terjadinya akumulasi !airan 6
.
0ambar -. $agian + bagian konjungtiva 6 Hi"tologi $onjungtiva
Konjungtiva seperti halnya membran mukosa lainnya, terdiri atas: a. &apisan epitel konjungtiva &apisan sel epitel pada konjungtiva beragam bentuk sesuai bagian + bagiannya, seperti : Marginal conjunctiva : memiliki lima lapisan sel epitel skuamosa bertingkat. • Tarsal conjunctiva : memiliki dua lapisan sel epitel. &apisan yang super#isial • •
adalah sel slindris dan lapisan yang lebih dalam adalah sel pipih. Konjungtiva bulbar dan #orni% : memiliki tiga lapisan epitel. &apisan super#isial adalah sel slindris, kemudian diikuti oleh sel polihedral dan lapisan paling dalam adalah sel epitel kuboid. 2
b. &apisan adenoid Disebut juga lapisan lim#oid dan terdiri dari jaringan ikat halus. &apisan adenoid ini tidak berkembang sampai setelah bayi umur 3 atau / bulan. 1al ini menjelaskan mengapa konjungtivitis inklusi pada neonatus bersi#at papilar bukan #olikular 6. !. &apisan #ibrous 2erdiri dari kolagen dan serat elastis. Dimana lapisan ini lebih tebal dibandingkan lapisan adenoid, ke!uali pada daerah tarsal dari konjungtiva (sangat tipis). &apisan ini mengandung pembuluh darah dan sara# konjungtiva. Menyatu dengan dasar dari kapsul tenon (#as!ia bulbi) di daerah konjungtiva bulbi 6. ubstansia propia pada konjungtiva mengandung sel mast (6mm 3), sel plasma, lim#osit dan netro#il yang memegang peranan dalam respon imun seluler. 4enis lim#osit yang paling banyak ditemukan adalah sel 2, yaitu kira + kira kali lebih banyak dibanding sel $. elain itu, ditemukan pula 5g0, 5g, dan 5gM yang terletak ekstraseluler 6. "ermukaan epitel konjungtiva ditutupi oleh mikrovili. Mikrovili dibentuk oleh penonjolan sitoplasma yang menonjol ke permukaan sel epitel. 7kuran diameter dan tinggi mikrovili kira + kira ,8 9m dan -9m. *ungsi mikrovili selain untuk memperluas daerah absorbsi juga untuk menjaga stabilitas dan integritas tear film 6. Kelenja mu%in "e$etoi" 2erdiri dari sel goblet (kelenjar uniseluler yang terletak pada epitel), crypts pf
Henle (tampak pada konjungtiva tarsal), dan glands of Manz (pada konjungtiva bulbi). Kelenjar ini mensekresi mukus yang berguna untuk membasahi kornea dan konjungtiva 6. el goblet adalah sel yang relati# besar dengan ukuran kurang lebih 8 9m. el ini dibentuk oleh membran yang berisi musin. Daerah basal sel goblet mengandung nukleus, retikulum endoplasma dan apparatus golgi. Daerah apeks mengandung sejumlah besar granula sekretoris yang memberi bentuk yang unik pada sel tersebut. rganel dan nukleus pada sel goblet yang telah berkembang akan terdorong ke tepi oleh kandungan mukus di dalamnya. &isosom, mikrosom dan mitokondria juga ditemukan dalam sitoplasma 6. el goblet diketahui berperan dalam sekresi musin hingga , 9& mukus dalam sehari. Mukus ini penting dalam menjaga integritas permukaan okular, karena dapat meli!inkan dan melindungi sel epitel 6. el goblet ditemukan pada lapisan tengah dan super#isia l epitel dan merupakan -8; dari sel epitel permukaan manusia. el ini dapat ditemukan di #orniks in#erior 3
bagian nasal, tengah dan sedikit di daerah palpebra. 4arang ditemukan di konjungtiva bulbi dan tidak ada di kornea. 2otal populasi sel goblet berkisar antara - hingga 86. per mm permukaan konjungtiva, tergantung pada ada atau tidaknya proses in#lamasi pada daerah tersebut. ebagian besar sel goblet melekat pada membrana basalis oleh suatu tangkai sitoplasmik yang tipis. el goblet melekat dengan sel epitel tetangganya oleh dermosom 6. Kelenja la$imal a"e"oiu" Kelenjar lakrimal asesorius terdiri dari : Glands of Krause : 2ampak pada jaringan ikat subkonjungtiva di daerah #orni% •
•
(sekitar / kelenjar pada #orni% superior dan pada #orni% pposterior) Glands of Wolfring : 2ampak sepanjang batas atas tarsus superior dan sepanjang batas ba'ah tarsus in#erior 6.
0ambar . $agian + bagian konjungtiva dan kelenjarnya
6
4
0ambar 3. truktur Mikroskopis dari konjungtiva
6
Va"$ulai"a"i Konjungtiva
"embuluh darah okular berasal dari arteri o#talmika, yang merupakan !abang dari arteri karotis interna. rteri o#talmika ber!abang menjadi arteri retina sentralis, arteri siliaris posterior dan beberapa arteri siliaris anterior.
5
0ambar /. $lood upply Konjungtiva
6
Si"tem lim&ati$ $onjungtiva
Konjungtiva memilki sistem lim#atik yang kaya anstomose. istem lim#atik pada konjungtiva berperan dalam reaksi imunologis yang terjadi pada penyakit okular dan pas!a pembedahan. liran lim#atik yang berasal dari lateral akan mengarah ke kelenjar lim#e preaurikular, sementara aliran lim#atik yang berasal dari medial akan mengarah ke kelenjar lim#e submandibular. "embeluh lim#e konjungtiva dibentuk oleh pleksus, yaitu: a. "leksus uper#isial "leksus ini terdiri atas pembuluh + pembuluh ke!il yang terletak di ba'ah kapiler pembuluh darah. "leksus ini menerima aliran lim#atik dari area limbus. b. "leksus "ro#unda "leksus ini terdiri dari pembuluh + pembuluh yang lebih besar yang terletak di substansia propia 6. Ineva"i $onjungtiva
5nervasi sensoris konjungtiva bulbi berasal dari nervus siliaris longus, yang merupakan !abang dari nervus nasosiliaris, !abang dari divisi o#talmikus nervus trigeminus. 5nervasi dari konjungtiva palpebra superior dan konjungtiva #orniks superior berasal dari !abang #rontal dan lakrimal divisi o#talmikus nervus trigeminus. 5nervasi dari konjungtiva palpebra in#erior dan konjungtiva #orniks in#erior berasal dari !abang lakrimal divisi 6
o#talmikus nervus trigeminus pada daerah lateral dan dari nervus in#raorbital dari divisi maksila nervus trigeminus 6.
KONJUNGTIVITIS
De&ini"i
Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya in#lamasi pada konjungtiva atau peradangan pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian ber'arna putih padamata dan permukaan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis terkadang dapat ditandai dengan mata ber'arna sangat merah dan menyebar begitu !epat dan biasanya menyebabkan mata rusak. $eberapa jenis Konjungtivitis dapat hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan 3. "ada literatur lain disebutkan in#lamasi konjungtiva atau konjungtivitis dide#inisikan sebagai hiperemi pada konjungtiva yang kadang disertai dengan sekret atau discharge !air, mukoid, mukopurulen, atau purulen 6. Konjungtivitis dapat mengenai pada usia bayi maupun de'asa. Konjungtivitis pada bayi baru lahir, bisa mendapatkan in#eksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketikamele'ati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal. "ada usia de'asa bisamendapatkan konjungtivitis melalui hubungan seksual (misalnya jika !airan semen yangterin#eksi masuk ke dalam mata). $iasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata. Dalam 'aktu - sampai / jam setelah in#eksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. 4ika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, per#orasi mata bahkan kebutaan. 7ntuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik 3. "ada re#erat ini akan dibahas lebih dalam mengenai konjungtivitis 0onoblenore. Konjungtivitis 0onoblenore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang disertai sekret purulen, yaitu dult purulent !onjungtivitis pada de'asa, pthalmia neonatorum pada bayi berusia ->3 hari, dan !onjungtivitis gonore in#antum pada bayi berusia lebih dari - hari 3
.
'tiologi
da beberapa etiologi pada konjungtivitis se!ara umum, yaitu : 7
-. Konjungtivitis in#eksi : bakteri, klamidia, viral, #ungi, ri!kettsia, spiro!hetal, protooa, parasit . Konjungtivitis lergika 3. Konjungtivitis 5rritattive /. Keratokonjungtivitis disertai dengan penyakit kulit dan membrane mukosa 8. Konjungtiva traumatika 6. Keratokonjungtivitis karena penyebab yang tidak diketahui 2abel "erbedaan 4enis>4enis Konjungtivitis 7mum
6
Temuan Klini"
Vial
!a$tei
Klami(ia
Alegi$a
(an Sitologi Gatal Hipeemi Mata !eai '$"u(a"i A(enopati
Minimal 0eneralisata $anyak Minimal ering
Minimal 0eneralisata edang $anyak 4arang
Minimal 0eneralisata edang $anyak ering
1ebat 0eneralisata Minimal Minimal 2idak da
Peaui$ula Pa(a Keo$an
Monosit
"M?
"M?, el
@osino#il
(an Hapu"an
"lasma, $adan
Di"etai Sa$it
5nklusi 2idak "ernah
esekali
esekali
2idak "ernah
Tenggoo$an (an (emam
KONJUNGTIVITIS GONO!L'NO)' De&ini"i Konjungtivitis 0onoblenore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang
disertai sekret purulen, yaitu dult purulent !onjungtivitis pada de'asa, pthalmia neonatorum pada bayi berusia ->3 hari, dan !onjungtivitis gonore in#antum pada bayi berusia lebih dari - hari 3. 'tiologi Konjungtivitis 0onoblenore kebanyakan mengenai orang de'asa terutama laki>laki,
organisme utama yang menyebabkan penyakit ini adalah 0ono!o!!us, namun terkadang pada beberapa kasus kuman yang ditemukan adalah taphylo!o!!us aureus atau "neumo!o!!us 6. 8
Pot De 'ntee
Konjungtivitis 0onoblenore menular melalui kontak genital ke mata
8
Patologi
. !ascular respone . 1al ini di!irikan dengan adanya kongesti dan peningkatan permeabilitas dari pembuluh darah konju!tiva yang berhubungan denga adanya proli#erasi dari kapiler . "ellular response. 2erdapat bentukan eksudar dari "M? dan sel>sel in#lamasi lainkedalam substantia propia dari konju!tiva #. "onjuctival tissue response. Konjun!tiva menjadi edema. 2erdapat degenerasi epitel super#i!ial, menjadi mudah lepas dan deskuamasi. elain itu terdapat proli#erasi lapisan basal dari !onjun!tiva dan peningkatan mu!in yang dihasilkan oleh sel>sel sekresi goblet /. "onjunctival discharge. 1al ini terdiri dari air mata, mukus, sel>sel in#lamasi, desAuamasi epitel, #ibrin dan bakteri. 4ika in#lamasinya sangat parah, diaphedesis dari sel darah merah dapat terjadi dan dis!harge dapat di'arnai oleh darah
8
0ambar 8. Konjungtivits 0onoblenore pada bayi Kla"i&i$a"i
da bentukan mani#estasi 8 : 9
-. Konju!tivitis purulen de'asa . phthalmia neonatorum Pato&i"iologi"
Konju!tivitis purulen de'asa 2erdapat 3 stage -. tage o# in#iltration. *ase ini berakhir dalam />8 hari dan di!irikan sbb: a. $ola mata lemah dan nyeri b. Konjun!tiva merah terang !. "alpebra bengkak dan tegang d. Dis!harge berair atau sanguinous e. "embesaran kelenjar lim#e pre>aurikula . tage o# blenorrhoea. *ase ini dimulai paa har ke8, berakhir dalam beberapa hari dan di!irikan sbb: a. "urulen yang jelas, dis!harge yang tebal, mengalir ke pipi b. 0ejala lain meningkat, ke!uali tegangan palpebra menurun 3. tage o# slo' healing. elama #ase ini, nyeri dan bengkak menurun. Konjun!tiva masih merah, lunak dan menebal. Dis!harge mulai berkurang se!ara perlahan
8
"enularan vertikal dari ibu merupakan rute penularan ke bayi. Kedua orang tua , bagaimanapun, harus diskrining untuk in#eksi 2D. ebenarnya permukaan okular dilengkapi dengan #itur anatomi dan #ungsional unik yang men!egah in#eksi bakteri di mata sehat , baik pada bayi dan orang de'asa . 5munoglobulin , lisoim , complement , dan beberapa enim antibakteri dapat ditemukan di air mata. $Tear %ilm& yang terus menerus didaur ulang men!iptakan lingkungan yang membuatnya sangat sulit untuk bakteri dapat berkembang. "ada dasarnya, sulit untuk teradinya invasi oleh ?.gonorrhea. ayangnya, bakteri dapat invasi pada saat #ungsi barier rusak . elain itu e%oto%ins bakteri seperti yang ditemukan di trepto!o!!us dan spesies taphylo!o!!us dapat menyebabkan nekrosis 8. "atologi konjungtivitis neonatal juga dipengaruhi oleh anatomi jaringan konjungtiva pada bayi baru lahir. "eradangan konjungtiva dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, !hemosis, dan sekresi berlebihan. Beaksi ini !enderung lebih serius karena sebagai berikut: kurangnya kekebalan, adanya jaringan lim#oid di konjungtiva, dan tidak adanya air mata saat lahir 8.
10
el>sel #imbriated melekat pada epitel membran mukosa yang intact . $erkapasitas untuk menyerang mukosa membran atau kulit yang mengalami abrasi. "erlekatan terhadap epitel mukosa, diikuti dengan penetrasi ke dalam dan multiplikai sebelum mele'ati sel epitel mukosa. etelah invasie, in#eksi terjadi pada lapisan sub> epitel. 1al tersebut diatas dimungkinkan oleh karena ?. 0onorhea memiliki kapsul antiphagocytic seperti permukaan dengan muatan negati# , dan hanya fimbriated ( piliated ) sel (yang dikenal sebagai jenis koloni 2- C 2) yang virulen. i#at antiphagocytic disebabkan oleh protein membran luar (sebelumnya "rotein 5, 55, 555 C), "or (protein "orin) men!egah #usi phagolysosome atau #agositosis dan dengan demikian mempertahankan kelangsungan hidup intraseluler. pa (protein opacity) memediasi pernempelan kuat ke sel epitel dan invasi selanjutnya ke dalam 8. sel. Dan Bmp (redu!tion>modi#iable protein ) melindungi antigen permukaan dari antibodi bakterisidal ("or protein, &).
0ambar 6. Konjungtivitis 0onoblenore Diagno"i"
Diagnosis detegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan bakteorologis
8
-. !ute, pro#use, !onjun!tival dis!harge . ign a. $engkak pada palpebra mata yang parah dan lunak b. 5ntense !onju!tiva hiperemi, !hemosis, pro#use purulent dis!harge !. 2erbentuknya pseudomembran d. &ymphadenopathy e. 7l!erasi peripheral kornea 11
#. 7l!erasi meluas ke !entral g. "er#orasi dan endophthalmitis 3. &aboratorium a. "e'arnaan gram , menunjukan : gram negative, diplo!o!!us kidney>shappedE b. =ulture di media !oklat atau 2hayer>Martin medium Di&&eential Diagno"i" -. Konjungtivitis karena trauma kimia akibat toksik atau reaksi alergi dari silver nitrate
atau antibioti! topikal yang diberikan sesaat setelah bayi lahir . Konjungtivitis viral, termasuk keratokonjungtivitis 1< 3. bstruksi duktus nasolakrimalis
T')API
"engobatan dilakukan bila ditemukan diplokokus batang intraseluler pada pe'arnaan gram dan sangat di!urigai konjungtivitis gonoblenore. "asien harus dira'at dan di isolasi serta diberikan pengobatan dengan sebaik>baiknya. "rinsip manajemen dan #ollo' + up pada konjungtivitis gonoblenore - : a. Konsul pada pediatri b. $erikan pengobatan se!ara sistemik dengan !e#tria%one atau !e#ota%ime untuk men!egah komplikasi arthritis, meningitis, maupun sepsis !. "engobatan topi!al dengan ba!itra!in atau peni!illin d. &akukan irigasi sesring mungkin untuk membersihkan se!ret e. &akukan #ollo' up dan monitor hingga konjungtivitis benar>benar sembuh -, "engobatan Konjungtivitis 0onoblenore dibagi menjadi dua yaitu 6 : -. 2erapi "ro#ilaksis . 2erapi Kurati# Teapi Po&ila$"i"
-. @valuasi antenatal "emeriksaan menyeluruh pada ibu dan dilakukan pengobatan jika di!urigai adanya in#eksi genital. . @valuasi ?atal Merupakan evaluasi yang paling penting, karena in#eksi konjungtivitis gonoblenore terjadi saat proses melahirkan
12
"roses persalinan harus dilakukan dalam keadaan yang steril atau asepti!
Kelopak mata bayi baru lahir yang dalam kondidFsi tertutup harus selalu dibersihkan dengan steril dan dalam kondisi kering
3. @valuasi "ostnatal
$erikan salep mata 2etrasiklin - ; atau @rhytromy!in ,8 ; atau solutio ilver ?itrate - ; ("rede's Method ) pada kedua mata bayi segera setelah persalinan
$erikan injeksi =e#tria%one 8 mgkg 5M atau 5< (maksimal -8 mg) pada bayi lahir dari ibu penderita gonorrhea yang tidak di terapi 6.
Teapi Kuati&
ebelum dilakukan terapi harus dikon#irmasi in#eksi yang terjadi dengan pemeriksaan sitologi dan kultur s'ab dengan uji sensitivitas. 4ika hasilnya didapatkan adanya in#eksi gono!o!!al maka dilakukan : -. 2erapi 2opikal : a. 5rigasi dengan menggunakan larutan saline ( saline lavage) hingga bersih dari sekret b. $erikan salep mata $a!itra!in / kalihari, karena pada banyak kasus terjadi resistensi terhadap terapi topi!al dengan menggunakan "eni!illin. ?amun pada kasus dengan uji sensitivitas didapatkan sensiti# terhadap "eni!illin, maka dapat diberikan tetes mata "eni!illin 8 + - unit ml, diberikan setiap lima menit selama 3 menit. !. 4ika in#eksi mengenai bagian kornea maka diberikan salep mata trophine ulphate . 2erapi istemik : ?eonatus dengan 0ono!o!!al pthalmia harus diterapi selama G hari dengan salah satu dari regimen pengobatan berikut : a. =e#tria%one G8 + - mgkghari 5< atau 5M / kalihari b. =e#ota%ime - + -8 mgkghari 5< atau 5M, setiap - jam !. =ipro#lo%a!in - + mgkghari atau ?or#lo%a!in - mgkghari d. 4ika dari hasil uji sensitivitas didapatkan sensitive terhadap "eni!illin maka dapat diberikan !rystalline benyl peni!illin 0 8 unit untuk 13
neonatus aterm dan dengan berat normal. 7ntuk neonatus preterm atau $$&B diberikan unit se!ara 5M kalihari selama 3 hari 6.
Pengobatan $onjungtiviti" gonoblenoe (ibagi be(a"a$an a(a atau ti(a$n*a pen*ulit pa(a $onea+ *aitu
,+-
.
-. 0onoblenore tanpa penyulit pada kornea a. Topikal : ebelum diberikan salep atau tetes mata, se!ret harus dibersihkan terlebih dahulu dengan larutan saline setiap -8 menit alep mata 2etra!y!line 1=l - ;, $asitrasin, atau =ipro#lo%a!in ,3 ; diberikan minimal 6 kali sehari pada neonatus dan diberikan sedikitnya tiap jam sekali pada penderita de'asa, dilanjutkan 8 kali hingga terjadi resolusi. Dapat pula dengan pemberian "enisilin tetes mata dalam bentuk larutan "enisilin 0 - + unitml setiap menit selama 3 menit. Dilanjutkan pemberian salep mata penisilin setiap - jam selama 3 hari. b. (istemik : "ada orang de'asa diberikan "enisilin 0 /, juta 57 5M dalam dosis tunggal ditambah dengan probene!id - gram peroral, atau mpi!illin dosis tunggal 3,8 gram peroral. "ada neonatus dan anak>anak, injeksi "eni!illin diberikan dengan dosis 8.> -. 57kg$$. $ila penderita telah resisten atau tidak tahan dengan obat>obatan derivat "eni!illin bisa diberikan =e#riakson 8>8 mgKg % - dosis, 2hiampheni!ol 3,8 gram dosis tunggal, atau 2etra!y!line -,8 gram dosis initial dilanjutkan dengan / kali 8 mghari selama / hari. etiap hari sekret diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui apakah masih ditemukan diplokokus dalam se!ret. "engobatan dihentikan jika pada pemeriksaan mikroskopis yang dilakukan 3 kali berturut>turut negati#. pabila ada komplikasi kornea, maka biasanya sembuh setelah 8 hari. pabila ada komplikasi kornea, konjungtivitis gonore sembuh lebih lama.
14
. 0onoblenore dengan penyulit pada kornea. a. 2opikal : Dapat dimulai dengan salep mata $asitrasin setiap jam, di samping itu diberikan juga "enisillin subkonjungtiva (ke!uali pada anak>anak). "engobatan topikal lainnya adalah =ipro#lo%a!in ,3; dengan !ara pemberian sebagai berikut : 1ari 5
: -> tetes, setiap -8 menit selama 6 jam, selanjutnya diberikan tetes setiap 3 menit.
1ari 55
: tetes tiap - jam
1ari 555>H5<
: tetes tiap / jam
bat>obat topikal lain yang dapat diberikan ialah obat spesi#ik untuk )eisseria gonorrhoe dapat diberikan siklopegik (!opolamin ,8 ;) >3 kali setiap hari untuk menghilangkan nyeri karena spasme siliar dan men!egah sinekia. pabila ada bahaya per#orasi yang mengan!am (des!emeto!ele) dapat dilakukan operasi #lap konjungtiva partial conjunctiva bridge flapE. &iteratur lain menyebutkan pengobatan konjungtivitis gonokokal terdiri dari "enisilin 0 -. 7nit kghari selama - minggu. ). Gonorrhea isolat yang resisten terhadap penisilin banyak di daerah perkotaan di merika erikat. Di #rika, tingkat produksi pen!illinase ).Gonorrhea kisaran ->8G; dan banyak bagian lain dunia (8; sampai 6;). Karena itu generasi ketiga !ephalosporin digunakan selama G hari di daerah di mana memproduksi pen!illinase strain endemik. ebuah dosis tunggal !e#tria%one 8 mgkg sebagai dosis tunggal (maksimum -8 mg) adalah sangat e#ekti# dan direkomendasikan oleh pedoman I1. bat alternati# meliputi spe!tinomy!in 8 mgkg (maksimum G8 mg) sebagai satu dosis dan kanamy!in 5M 8 mgkg (maksimum G8 mg). 5bu yang terin#eksi juga harus diobati dengan !e#tria%one dosis tunggal (8>8 mgkg). Mata bayi harus sering dialiri dengan normal saline untuk menghilangkan kotoran. - "engobatan diberhentikan bila pada pemeriksan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan 3 kali berturut>turut negati#. "ada pasien yang resisten terhadap peni!illin dapat diberikan !e#riaksone atau ithromy!in (Jithroma%) dosis tinggi -. 2erapi dengan pemberian kortikosteroid baik topikal maupun sistemik sangat tidak disarankan bahkan termasuk kontraindikasi pada konjungtivitis gonoblenore. 15
Karena kortikosteroid memiliki e#ek samping utama yaitu menekan #ungsi imunitas individu terutama pada bayi yang perkembangan sistem imunnya belum sempurna dapat mengakibatkan in#eksi sekunder dikemudian hari jika kortikosteroid diberikan dalam dosis yang besar ataupun jangka panjang. *aktor yang lain kortikosteroid dapat menyebabkan penipisan dari lapisan kornea sehingga dapat memper!epat terjadinya komplikasi ulkus kornea akibat ).gonorrhea. elain itu penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan rebound phenomenon yang makin memperparah in#lamasi setelah penghentian penggunaan kortikosteroid -.
Kon"eling
Konseling adalah hal yang sangat penting untuk semua konjungtivitis yang bersi#at menular, untuk meminimalisir penularan maka kita harus memutus rantai penularannya, yaitu melalui !u!i tangan setelah kontak dengan mata yang in#eksius, penggunaan kontrasepsi untuk kontak seksual yang beresiko, menggunakan alat pelindung diri jika berada pada lingkungan yang in#eksius, baik melalui kontak, droplet, maupun airborne . 4ika konjungtivitis berkaitan dengan "enyakit Menular eksual ("M), penatalaksanaan pada se*ual partner juga harus dilakukan untuk meminimlisir penyebaran penyakit. "enderita dan pasangannya harus dirujuk ke dokter spesialis yang khusus pada penyakit tersebut. Dokter harus 'aspada berulangnya kejadian konjungtivitis gonoblenore jika tidak dilakukan treatment pada orang tuanya, oleh karena itu biasanya pasangan tidak diperbolehkan untuk hamil sampai keduanya dinyatakan benar>benar sembuh dari in#eksi ).gonorrhea. "ada kasus ophthalmia neonatorum karena gono!o!!us, harus segera dirujuk atau diba'a ke pediatric dan dokter spesialis mata untuk memperoleh penanganan yang lebih lanjut baik untuk kesembuhan matanya dan pen!egahan terjadinya in#eksi yang sistemik pada neonatus .
Kompli$a"i •
7lkus kornea marginal di bagian atas, dimulai dengan in#iltrate, kemudian pe!ah menjadi ulkus. 7lkus ini mudah per#orasi akibat adanya daya lisis kuman gono!o!!al (enim proteolitik). 7lkus kornea marginal dapat terjadi pada stadium 5 atau 55. 16
•
$le#arospasme akibat pembentukan sekret yang banyak
•
Keratitis yang terjadi tanpa didahului kerusakan epitel kornea akibat penumpukan sekret diba'ah konjungtiva palpebra yang merusak kornea 7lkus yang mengalami per#orasi dapat menyebabkan terjadinya endo#talmitis,
•
pano#talmitis, dan dapat berakhir dengan kebutaan total "ada de'asa disebabkan in#eksi sendiri dengan penyulit keratitis, ulkus kornea,
•
arthritis, meningitis, dan sepsis 3,/
Pogno"i"
$ila pengobatan diberikan se!epatnya dengan dosis yang !ukup, gonoblenore akan sembuh tanpa komplikasi. $ila pengobatan diberikan terlambat atau kurang intensi# maka kesembuhan mungkin dapat disertai dengan sikatriks kornea dan penurunan tajam pengelihatan yang menetap atau bahkan terjadi kebutaan 3,/.
Peven"i
-. krining dan terapi pada perempuan hamil dengan penyakit menular seksual . e!ara klasik diberikan obat tetes mata 3. =ara lain yang lebih aman adalah pemberihan mata dengan solusio borisi dan pemberian salep mata kloram#enikol /. perasi =aesar direkomendasikan bila si ibu menderita in#eksi vagina berat saat menjelang kelahiran bayinya 8. "emberian antibiotik baik 5ntravena maupun 5ntramuskular, bisa diberikan pada neonatus yang lahir dari ibu dengan gonore yang tidak diterapi
3,/
.
K'SIMPULAN
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang melapisi bagian posterior palpebra (konjungtiva palpebra) dan bagian anterior sklera (konjungtiva bulbi). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi palpebra ( Mucocutaneus junction) dan dengan epitel kornea di limbus. 5n#eksi pada konjungtiva dapat menyebabkan terjadinya mata merah atau pink eye yang menimbulkan berbagai komplikasi.
17
Konjungtivitis 0onoblenore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang disertai sekret purulen, yaitu dult purulent !onjungtivitis pada de'asa, pthalmia neonatorum pada bayi berusia ->3 hari, dan !onjungtivitis gonore in#antum pada bayi berusia lebih dari - hari. Konjungtivitis 0onoblenore kebanyakan mengenai orang de'asa terutama laki>laki, organisme utama yang menyebabkan penyakit ini adalah 0ono!o!!us, namun terkadang pada beberapa kasus kuman yang ditemukan adalah taphylo!o!!us aureus atau "neumo!o!!us. Konjungtivitis 0onoblenore menular melalui kontak genital ke mata. Diagnosis detegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan bakteorologis. "ada pe'arnaan gram menunjukan gram negative, diplo!o!!us kidney>shappedE. "engobatan dilakukan bila ditemukan diplokokus batang intraseluler pada pe'arnaan gram dan sangat di!urigai konjungtivitis gonoblenore. "asien harus dira'at dan di isolasi serta diberikan pengobatan dengan sebaik>baiknya. "engobatan dibagi menjadi terapi pro#ilaksis dan terapi kurati#. 1asil pengobatan lebih baik bila pengobatan diberikan se!epatnya dengan dosis yang !ukup, gonoblenore akan sembuh tanpa komplikasi. $ila pengobatan diberikan terlambat atau kurang intensi# maka kesembuhan mungkin dapat disertai dengan sikatriks kornea dan penurunan tajam pengelihatan yang menetap atau bahkan terjadi kebutaan. krining dan terapi pada perempuan hamil dengan penyakit menular seksual dapat men!egah terjadinya konjungtivitis gonoblenore.
18
DA#TA) PUSTAKA
-. meri!ans
!ademy
o#
phthalmology
().
-->-3.
"ra!ti!ing
phthalmologists =urri!ulum, =ornea @%ternal Dis eases, 2he @ye MD sso!iation
. meri!ans !ademy o# phthalmology (). --. "re#erred "ra!ti!e "attern, =onjun!tivitis &imited Bevision, 2he @ye MD sso!iation
3. 5lyas, . --. 5lmu "enyakit Mata. @disi /. 4akarta : *akultas Kedokteran 7niversitas 5ndonesia
/. 5lyas, . -. 5lmu "enyakit Mata 7ntuk Dokter 7mum dan Mahasis'a Kedokteran. @disi . 4akarta : *akultas Kedokteran 7niversitas 5ndonesia
8. Kanski, 4. G. =lini!al phthalmology a ystemi! pproa!h. 6th ed. @lsevier &td.
6. Khurana, K. G. Diseases o# the =onjun!tiva. 5n: =omprehensive pthalmology *ourth @dition. ?e' Delhi : ?e' ge 5nternational "ublishers
G. Mittelman D. 3. mblyopia. +ediatric "linic ) ,m- 8: ->-6
. 1ill
19