***
***
Gombal Warming! Kumpulan gombal semesta alam
© Warm, 2010
PT Evolitera Jakart a, 2010
Gombal Warming! Kumpulan Gombal Semesta Alam Semesta Alam Oleh: Warm
Editor
: Tim Evolitera
Cover & Layout
: Tim Evolitera
PT Evolitera EvoHackSpace – Ruko Kayu Putih Jalan Kayu Putih IV Blok D, no. 1, 3 rd floor East Jakarta 13260, INDONESIA
Diterbitkan di www.evolitera.co.id Jakarta, 2010
© Warm, 2010
Sem ac acam am Pengant ar Gom bal
Mungkin sudah kodrat, untuk lelaki supaya bisa merayu, barang sedikit, agar wanitanya tersenyum, pas ada ataupun tidak ada masalah. Dan juga, mungkin sudah takdir. Kalau wanita suka-suka saja dirayu, dirayu, atau bahasa modernya : digombalin. Walau kadang-kadang sampai jaman sekarang masih saja malu-malu mau. Lalu, tiba-tiba saja ingin saja menyambung kadang absurd, tapi yang penting bisa bikin senyam senyum.
kata,
Jadilah ini, kumpulan gombal yang tercipta, dan semuanya pernah saya di posting di www.ngerumpi.com www.ngerumpi.com.. Rangkuman semua tulisan ini, semoga saja ada yang ikhlas mau membaca dan mengulang membacanya lagi di EVOLI TE TERA RA. Kalo nekat mau dipraktekin juga sama pasangannya, hasil akhirnya di luar tanggung jawab saya hehehe !! !!
© w ar m 2 0 1 0
Gom bal Realism
Baiklah, sebenernya pengen bikin tulisan panjang terstruktur macam tulisan di bawah ini, tapi apa daya referensi terbatas, dan juga ditambah malas nyari-nyari referensi yang bernuansa ilmiah *cuih cupret* .. Jadi akhirnya saya putuskan untuk memperkenalkan aliran baru dalam hierarki ilmu sosial yang fokus pada hubungan antara dua manusia, dan semakin ngaco ujungnya hingga tertumpu pada titik simpul perasaan manusia. Perasaan yang sewaktu-waktu minta disentuh, dan tidak cuma sentuhan secara fisik, walau katanya satu sentuhan lebih berarti dari jutaan rangkaian kata-kata indah. Jadi aliran ini mari kita namakan *hah kita?* sesuai judul. Jadi kalau ditilik dari penggunaan dua kata yang saling terkait itu adalah… Gombal mengacu pada benda berbentuk kain, secarik, buat bersih-bersih.
Nah, mungkin begitu sejarahnya sehingga, dipakai untuk istilah yang sering digunakan untuk menghibur pasangannya *sedikit ga nyambung memang . eh banyak? ya sudah terserah anda saja lah* . Dan mungkin hal ini perlu diteliti lebih lanjut- wanita lebih banyak porsinya untuk dianugerahi gombal. Karena faktor bentukan dari manusia verbal, sebagai kodrat dari gen wanita itu sendiri. Mungkin sudah tercetak dari DNA nya, cek sendiri kalo ga percaya. Nah, kata kedua adalah realism, yang tentu seperti kita ketahui bersama, dari kata real , nyata, kenyataan. Begitulah. Nyata artinya adalah fakta, bukan mengada-ada, bukan berakar dari kebohongan, mimpi indah, atau rayuan semu. Jadi, kesatuan dua kata itu membentuk satu bentukan kalimat sesuai judul, lagi-lagi begitu. Gombal yang dibentuk dari kenyataan yang ada
terlihat jelas di mata, di hati, di otak. Kenyataan yang terlihat itu seakan-akan ilusi padahal realita. Bentuknya bisa berupa pujian, atau malah terkesan lebay. Uhm padahal cuma sekedar mengingatkan kembali akan potensi pasangannya. Karena konon ketidakpercayaan diri itu muncul nyaris di tiap pribadi manusia. Apalagi jika di hadapan pasangan hidupnya, atau ya orang yang lagi dilirik dan disukainya. Nahh, pada momen itu, the realism of gombalpedia patut diaplikasikan.
Mau contoh? Mau contoh? Mau contoh? *ah berlebihan sekali, sampe tiga kali ya*
Misal, suatu ketika. anggap saja malam hari. Ada seorang wanita cantik manyun, duduk sendiri, di tepi sungai, seakan dunia bukanlah tempat yang tepat buatnya, sekan-akan tak ada orang yang memperdulikannya, seakan-akan baru bangun tidur *ok kalimat terakhir tampaknya betul* Katakan saja, eh dekati dulu, lalu pastikan itu wanita mengenal yang mendekati, iyaaa sampeyan ceritanya yg mendekati!! Argh ga jadi saja, contohnya aneh. Masa ada wanita cantik manyun di tepi sungai sih? Terlalu mengada-ada saja. Baiklah, anggap saja sampeyan *yang merasa lelaki* punya pacar dan lagi ngambek , karena keinginan untuk dibelikan mobil keluaran terbaru tidak bisa sanggupin. Bagaimanakah supaya realitas berbalik pada anda wahai saudara-saudara ? Dekati saja dia, walau mungkin seakan membuang mata dan muka ke arah lain, beuh ngambek . Dekati pelan-pelan, pegang apa yang bisa dipegang. Cari perhatiannya, ya apa kek, pake dikejutin kek. Pokoknya bikin usaha supaya dia dengar apa yang kau katakan Lalu, bilang saja begini, "Hey, hey kamu kamu. Bukannya aku tak mau membelikanmu apa yang kau ingini, tapi sebenarnya jujur aku tak mampu *halah jujur sekali *. Tapi sebenarnya, kau itu, naik apapun, akan selalu yang tercantik di kelasnya. Tak perlu mobil mewah untuk
menegaskan statusmu, kecantikanmu, kelebihanmu. Lagian kalau pake mobil baru, akselerasi kecepatannya terlalu tinggi, konon cukup 7 detik untuk mencapai kecepatan 100 km/jam, daku takut dikau lepas kendali lalu terluka. Nanti kalau ada apa-apa, daku ga bisa membayangkan sedihnya dirimyu terluka. Jadi yuk kita pulang, naik becak saja ya.., nanti daku traktir es krim di sudut favorit kita deh, kau bisa makan sepuasnya tanpa takut soal obesitas, soalnya kau makan apapun tetap cantik kok, suerrr " Nah begitulah kira-kira. Kalau dirasa aneh contohnya, ya cari dan kirakira sendiri lah, contoh yang cucok ya.
------------
Apapun Makanannya..
Minumannya teh .. ? :D Sering gak merasa cocok dengan makanan yang dipesan? Ga sesuai dengan bayangan, ga kompak dengan lidah, ga konek dengan otak, ga enak lah pokoknya.. Sebenarnya sih yg terpenting pada ujung2nya adalah makan yang enak, enak makan. bukan makanan yang enak, Makanan seenak apapun, kalo lidah dan mulut dan lidah terasa pahit, apalah artinya. Makanan yang terenak itu sih, saat menikmatinya denganmu, sambil memandang senyummu Ya ampun, amboi sedapnya!!
Bagaim ana Jik a Tidak Ada
Tak ada sepatu, masih bisa pake sendal. sendal hilang, masih bisa nyeker. Tak ada mobil, masih bisa naik motor, tak ada motor, ada angkot, tak ada angkot ya jalan kaki. Dan tak ada makanan, masih bisa masak mi, tak ada mi ya ke warung. tak ada juga ya makan apa yang ada. Apa yang tak ada, bisa diganti.
Tapi sehari t ak ada kam u. serasa t ak ada lagi udara yang mem buatk u bernafas..
Bagus Nggak ?
Emperan di sisi Malioboro itu seperti tak putus-putus, dan penuh warnawarni, hanya ada hangat yang terasa sepanjang jalan. tak ada bedanya dengan siang, ataupun bagian waktu yang lain. Begitu juga, pegangan tangan yang tak jua lepas, senyum-senyum yang tak pernah putus, meningkahi tawaran dari para pedagang-pedagang, bergantian dengan tawaran abang-abang tukang becak Tapi maaf, kali ini tukang becak itu terpaksa harus kecewa, halus ditampik, dan berkali-kali begitu, karena tampaknya sepanjang apapun jalanan, bahkan lurus sampai ke Mangkubumi pun, tak mengapa jika terus bersisian Sampai akhirnya, dua pasang kaki itu terhenti, pada jajaran alas kaki yang unik, dan perempuan itu pun mulai mencoba-coba, menawar, mencoba lagi, membanding-banding.. "Bang, yang ini cocok nggak?" Si lelaki cuma melirik saja, sambil ikut melihat-lihat koleksi sendal bermcam rupa itu Tak lama kemudian sebuah tanya lagi, "Kalo yang ini, bagus nggak ?" Akhirnya, lelaki itu pun memberikan pendapatnya, "Apapun yang kau pakai, akan selalu tampak indah dimataku.."
dan sendalpun diborong...
Halo, sian g
"Halo" "Eh, halo juga, met siang. Eh ada apa gitu nelpon siang-siang gini? Gak biasanya.." "Pengen nelpon kamu aja" "Gitu doang? Ga ada alasan apa-apa gitu?" "Iya tiba-tiba ingat kamu, lalu ya udah nelpon lah saya.." "gitu aja?" "Lha, lalu saya musti gimana?" “Ya kirain ada alasan penting gimana gitu"
"Lah kan tadi sudah saya bilang alesannya." "Eh, yang mana ?" "Tadi, aku keinget kamu. Semua yang ada disekelilingku mengingatkanku padamu, itu aja."
Ah mbulet
--------------------
Hat ik u Sudah Habis
Di sebuah sudut dapur, di sudut sebuah rumah yang berada di sudut suatu kota. Ada kegiatan masak-memasak rupanya, saat makan siang hampir tiba. Wanita cantik itu asik dengan masakan kesukaan lelakinya. Tak lama, lelaki yang dimaksud, datang menemaninya, melongok-longok ke masakan yang sedang di olah, yang aromanya sangat mengganggu indera penciumannya itu, wangi !
“Masak apa sih?" Tangan lelaki itu memegang pundak wanitanya. "Hati, bang," menyahut seadanya sambil terus mengakrabi penggorengan.
"Hati apaan ?" Riwil sekali
"Hati ayam, bang.., memang maunya hati apa ?" Seraya tersenyum. "Hatimu saja.." Sambil senyam-senyum minta digaplok . Kebetulan, masakan sudah mateng, kompor dimatikan, wanita itu pun memandang lelakinya, lagi-lagi sambil mengobral senyumnya.
"Kalo yang itu ga bisa bang. Hatiku kan, sudah habis kuberikan semua untukmu.." ...dan sebuah ciuman pun mendarat di jidat wanita itu
--------------------
Kalim at Tak Jelas di Pagi Har i
Aku hanya satu dari sekian tak terhingga penghuni Yang sungguh aku tak bisa mengarunginya sendirian,
bumi
ini
Aku perlu kawan.
Jika kau bilang Lagi-lagi kau benar.
aku,
juga
akan
goyah
saat
sendirian,
Aku perlu penyeimbang saat melangkah, pelan sekalipun.
Aku hanyalah partikel kecil di atas permukaan luas dunia ini. Yang perlahan akan lenyap menguap. Kalau kau tak cepat bekukan, ...dengan cintamu
--------------------
Lepaskan Kau
Untuk kau,.. Aku tak peduli dengan jarak dan waktu, jika itu menjadikan senyummu lebih indah. Aku ikhlaskan kau dengan pilihanmu, jika dengan begitu hidupmu lebih berarti. Aku lepaskan kau dengan senyum, dengan jiwa yang lapang. Aku hanya bisa memberikan doa yang terbaik bagi hidup dan masa depanmu. Aku akan lupakan kau, dan tidak akan mengingat apa-apa tentangmu lagi.. Rangkaian kalimat itu yang baru saja kusampaikan padamu, dan mudah-mudahan kau tidak tahu, tidak pernah tahu, Kalau semua itu, bohong ! Bagaimana bisa melupakan dan merelakan kau jadi bagian hidup dari orang lain, Kalau adalah bagian dari inti sel setiap bagian tubuh dan hatiku ?
--------------------
Mencoba sin gk at
Sudah bermenit-menit tak ada ide.
Hanya kau,
Yang berputar dan berpendar, disekitar deretan huruf-huruf yang akrab dengan jemariku
--------------------
Nafas
Dari siang, lalu tiba-tiba terasa malam. pergantian waktu yang tak terasa. Udara pun rasanya sama, tak betah untuk dihirup. Selalu begitu, saat kau jauh dari pandang mataku..
Ngapain Keluar?
Lelaki itu towel-towel bahu wanitanya, "Hey, keluar yuk. Jalan-jalan.." "Nggak mau, males" Sahutnya, sambil acuh tak acuh, terus saja asik membuka lembaran tabloid otomotif *loh * "Cari udara segar, gitu," masih gigih saja dia. "Nggak ah. Aku bilang males, ya mualesshhh" "Kalo gitu, cari makan saja, es doger, bakso, mi tek tek, siomay, batagor, karedok, es dawet, rujak cingur, atau apa dehhh.." "Nggak, nggak, nggak, nggak, nggak, dan nggak" Sahutnya, sambil melet-meletin lidah. "Kenapa sih ?" "Memang musti tau jawabannya? " "Ya" "Baiklah.... Aku ga mau keluar kemanapun, ngapain pun, karenaa.. aku pengen disini saja, dekat denganmu, merasakan hangatmu, berbagi nafas denganmu, menikmati waktu denganmu, cuma denganmu. Itu aja kok, boleh kan ? ga papa kan..." Kalimatnya terputus, karena tiba-tiba saja mulutnya tertutup oleh rasa hangat yang lembut. Dan waktupun serasa terhenti.
Ah hari tiba-tiba saja sudah siang... Panas..
--------------------
Nggak Pagi...
nggak nggak nggak nggak
pagi, siang, sore, malem
kapanpun
kau tetap yang tercantik di jagad raya ini, trust me.. -------------------------
Penakut
Rasa takut katanya manusiawi, tapi ini melampaui segala batas manusiawi itu.
Aku ini penakut. takut ketinggian, takut binatang buas, takut ngebut, takut film horror, takut preman, takut petir, takut badai dan seribu kumpulan rasa takut lainnya.
Tapi, aku mendadak jadi orang paling pemberani di atas dunia ini, saat kau ada disini, didekatku.
Pulang
Suatu masa, suatu malam, di suatu rumah, di suatu teras. Seorang anak muda, lelaki gagah *ya paling tidak di mata seorang perempuan muda yang dianggapnya kekasihnya itu lah* sedang berpamitan, pamit untuk kembali ke markas, alias tempat kos, setelah dua jam lebih ngobrol tak tentu arah di sofa berwarna hijau di sudut ruang tamu bagian depan rumah itu. Sebenarnya, mungkin obrolan itu opsional saja. Bagian intinya adalah rasa nyaman saat dekat dengan si dia. Saat bisa menatap dari dekat wajah yang selalu terlihat indah dan merasakan desiran hangat saat melihat senyumnya yang uhuyy . Anak muda itu pun beranjak, memasang sendal jepitnya, lalu pamitan. "Aku balik dulu ya," sambil menyeret langkah tak rela.
"Hati-hati di jalan, jangan lupa jalan pulang " Bercanda rupanya. Anak muda itu menghentikan langkahnya sejenak, lalu berbalik arah lagi, kembali menuju gadisnya. "Ada apa lagi? Ada yang ketinggalan?" "Bukan, cuma mau sedikit koreksi akan kalimat terakhirmu tadi itu." "Yang mana? " ada bias heran di mata gadis itu. "Itu, soal pulang. Aku nggak pulang kok, cuma kembali ke kos." "Hmmm, lalu? " ada tanya penasaran. "iya, aku merasa kalau karena rumahku ada dihatimu..."
pulangku
adalah
ke
kamu,
Sang gadis cuma tersipu, sambil mendorong bahu kurus itu, pelan... --------------------
Rayu an Jadu l
Lelaki muda itu menggamit wanita yang juga masih muda di depannya. "Hey. hey.." "Ada apa, mas ? Pake hey hey hoi ?" "Tau nggak artinya ini?" sambil mengangsurkan satu kertas HVs, tak ada tulisan apa-apa disana, selain tiga tanda baca guede pake spidol hitam.
"Apaan tuh, mas ? Hmmm, cuma ada satu titik dan dua biji koma ? Meanless?" "Mau tau artinya?" katanya , eh malah senyam senyum gak jelas wanita muda itu manyun dikit, “Apaan tuh?"
"Ya itu satu titik dua koma; situ cantik siapa yang punya?" halah....
--------------------
ssshhh ...
Padahal hari sedang panas-panasnya, tapi tetap saja banyak orang ke sana. Objek wisata katanya, padahal juga peninggalan budaya bangsa. Tinggi ya tinggi, menanjak tapi tetap saja semua mendaki, dan sepasang manusia itu sedang dudk saja di undakan bebatuan itu. Si cantik memecah sunyi, "Kok bisa-bisanya ya orang jaman dulu bikin karya seni yang begini?" Semilir angin menelan kalimatnya, latar alam juga tenang-tenang saja. Dan lelakinya cuma memandanginya, yang terus bertanya dan berkatakata, kalimat demi kalimat.
Lalu, dia tersadar sendiri, "Eh, kok diam saja, sih?"
Baru berucap si lelaki, seraya tersenyum, "Ternyata Borobudur yang diagung-agungkan orang, bahkan katanya karya seni terindah tiada duanya di dunia ini, dan sampai keseluruhan pemandangan sekelilingnya, masih tiada duanya dibandingkan, kamu.."
Dan si cantik terdiam, tersenyum sambil menendang kaki si lelaki..
--------------------
Sederh ana saj a
Satu itu adalah kamu Satunya lagi aku. Satu yang lain adalah kamu dan aku...
----------------
Tapi Kau Tak Merasa I st im ew a
"Jangan pandangi aku seperti itu." "Kenapa?" "Biasa saja lah, rese' lah" "Tapi kau terlalu indah, sedetik melewatkan dirimu dari pandangan, adalah kerugian besar buatku" "Jangan lebay, deh..." "Aku berkata, ya mengatakan apa yang kurasakan, itu saja." "Tapi kau kan tahu aku, tak ada yang bisa dibanggakan, tak ada yang lebih, semuanya biasa, tak ada yang perlu dipuja dari diriku." "Itulah dirimu, punya sikap dan pandangan tersendiri, merasa tak ada apa-apanya, merasa tak patut dibandingkan dengan siapapun. Justru apa adanya dirimu itu, yang membuatku tak ingin kehilangan dirimu.."
"...................."
"Udah gak usah ditanggapi, biarkan saja dirimu menduduki singgasana tertinggi dalam hatiku, ya?" Dan angin yang berhembus sore itu, cuma bisa mengintip sekilas, senyum yang terpulas tipis di wajah memerah yang tertunduk pelan.. Orang yang memang istimewa, dan orang yang merasa dirinya istimewa ternyata beda , ya..
--------------------
Tent ang Nilai
...
Kenapa ku ucapkan kalau kau tak ternilai? bukan berarti kau tidak ada nilai..
justru tak ada padanan apapun yang bisa menyamai nilaimu di planet ini
....
******
Yang ada di Ot akk u, sekarang
.. kau !
Dompet
Wanita itu sedang melihat-lihat koleksi dompet, tas dan semacammacamnya. Memilih-milih, memegang-megang, mengira-ngira, mengelus-elus, dan tak lupa menaksir-naksir harganya. “Kenapa toh perlu waktu tak sedikit untuk wanita, hanya untuk memilih dan memutuskan bahkan hanya untuk satu barang saja,” Pikir lelakinya sambil geleng-geleng sambil menganggu-angguk *kenapa gitu ya *
Tak sabar menunggu-nunggu, lelaki yang dari tadi sabar menunggu, menawarkan tawaran praktis saja pada wanitanya. "Sudah ambil aja, mau yang mana sih, dompet kulit? Tas kulit? Ambil aja udah, udah tuh bagus dua-duanya," sambil memajukan dagunya ke arah dua dompet dan dua tas yang sedari tadi dibanding-bandingkan, corak dan harganya sepertinya. "Dua-duanya bagus euy.." Sahut wanitanya bimbang.
"Ya ambil aja dua-duanya udah, atau mau tas dan dompet yang dari kulit apa lagi ? kulit buaya ? kulit ular, kulit badak atau kulit cempedak ? tinggal bilang atuh" tawar lelakinya iseng.
"Aku mau dompet yang terbuat dari kulitmu, Bang," tukas wanitanya cepat dan tepat, cerdas dan cermat.
"Oh silakan, jangankan kulit, semua bagian tubuhku pun kalau mau dijadikan kerajinan tangan buatmu, hayuk aja, nih ambil," jawab lelakinya tak kalah cerdas dan tangkas, kuis famili seratus, berpacu dalam melodi... *apa sih ini *
Si wanitanya lempar-lempar dompet kulit ke udara, sambil mencubit- cubit isi dompet lelakinya.. --------------------
PDAM Gom bal !
Pagi-pagi lagi, rusuh lagi-lagi. Air ledeng macet, ga mengalir. "Masa rajin amat ngadat sih ya ?" Misuh-misuh deh wanitanya. "Gimana mandi, nih?"
"Ke sungai saja, saying," saran menyesatkan sang lelaki, tumben juga pake kata 'sayang'..
"Ogah, nanti iritasi.." Gaya si wanita.
"Kau mandi pake apa saja, tetep cantik kok.." Berusaha merayu
Si wanita mencibir bir bir, pake bibir.
"Untungnya diriku ga kayak PAM itu, ga kayak air ledeng itu," sahut wanitanya kemudian.
"Eh kenapa memang?" Penasaran si lelaki.
"Cintaku pada abang, gak akan pernah ngadat, gak akan mampet, ngalir terus sepanjang jaman..."
Si lelaki lompat, lari ke sungai, sabunan sambil salto di tengah sungai..
--------------------
PLN Gom bal
Pagi-pagi, sibuk sudah. Listrik mati saja gitu. Ternyata janji petinggi PLN untuk ga mati lampu lagi, gombal ! dan gitu kalo udah ketergantungan, hidup ga bisa sehari tanpa listrik. Untungnya ada lampu senter. Sedia payung sebelum hujan, sedia senter sebelum.. ah begitulah.
"Untung ga pas tadi malem listriknya padam, ya ?" berkata si lelaki pada wanitanya. "Kenapa memang, bang ?" tanya wanitanya. "Tak bisa tidur aku, kalau sebelumnya tak bisa melihat indah wajahmu.."
Wanitanya langsung main lompat tali pake kabel.
Lalu tak lama menyahut pula wanitanya, "Untung pula cuma listrik yang rajin padam.." "Maksudnya?" tanya si lelaki bingung. "Iya, tak seperti cintaku padamu, yang tak pernah padam, Bang.."
Si lelaki sumringah, gigit-gigit stop kontak
--------------------
Basi
Malam-malam, mau makan malam. Si wanita terpekik.
"Duh, lupa manasin sayur. Basi deh.." katanya dengan tampang nyesel.
"Yang penting cintamu tidak pernah basi, saying," main nyeletuk aja lelaki itu.
"Haduh, jadi keselek!" tukas si wanita.
"Loh, keselek apaan?" tanya lelaki sambil nyariin minum.
"Keselek cintamu!" jawab wanitanya cepat.
Lelakinya langsung angkat galon air mineral, jadiin gendang, joged2 sambil nyanyi keong racun..
--------------------
Makin
Televisi di ruang tengah itu menyala saja, sementara yang nonton lalu lalang saja, kesana kemari, beres-beres. Tak lama acara infotainment pun beredar, tentang artis yang eksis sejak lama dan dari dulu kalaaaa. Wanita yang beres-beres itu pun nyeletuk. "Wih, makin lama itu artis makin cantik aja, ya," katanya sambil melirik ke televisi, sekilas, lalu nerusin acara beres-beresnya.
"Iya, ga kayak kamu, gak berubah.." nyamber aja lelakinya yang baru keluar dari kamar mandi, handukan.
"Eh, kenapa memang dengan aku, Bang? Makin lama makin tak menarik ya?" Sambil memasang muka muram setengah mengancam, aktifitas pun terhenti, tapi gagang sapu siap terhunus.
"Bukan gitu, kau itu, dari dulu sejak awal kukenal sampe sekarang ga berubah. Tetap menarik, cantik dan menawan bagiku.."
Wanitanya langsung melempar sapu, menarik handuk yang dipakai lelakinya, lalu nari jaipongan di atas tipi..
--------------------
Sempurna
Sepasang, dua orang, lelaki dan wanita itu lagi, pagi-pagi sudah menghirup udara pagi. Lelaki itu nowel-nowel wanitanya. Menolehlah sang tertowel.
"Apa sih pake colak colek segala?" tetapi senyum-senyum saja.
"Pagi yang sempurna ya?", tiba-tiba saja beropini begitu.
"Kenapa gitu ?"
"Serba segar, udara yang segar, tuh liat juga dedaunan segar tertimpa embun, sarapan dengan sayuran segar, juga....." belum habis kalimatnya udah dipotong saja.
"Karena ada akyu yang segar juga, kan bang?" tukas wanitanya cepat sambil kedap kedip macam kelilipan.
Si lelaki hanya bisa mengangguk-angguk,lalu lari ke sungai terdekat, menyelam sambil minum air..
--------------------
Kalah
Sang wanita terduduk lesu, malu-malu. Kalah karena nekat ikut begadang nonton pertandingan bola. Sudah begitu, tim yang dari awal keukeuh dipegangnya, kalah total. Tidak berani komen lagi, teriakannya pun padam.
Tak kuasa melirik lelakinya di sisinya, yang sedari awal babak kedua harus rela jadi sansak hidup akibat sering menjadi sasaran tinjunya saat gemes ngeliat beberapa kesempatan gol yang gagal melulu.
Lelakinya pun berusaha menghibur. "Sudah ah, soal bola gitu aja manyun .." katanya sambil mengelus pundak wanitanya lembut. Wanitanya berusaha tersenyum, walau sedikit berat rupanya, ditambah ngantuk yang... banyak.
"Lagian kau tidak kalah kok, kau sudah lama menang, berhasil menang atas hatiku.." kata lelakinya lagi sambil mempererat pelukannya.
sang wanita tersenyum pelan-pelan, malu-malu, lalu beringsut-ingsut, loncat dan lari ke jalan sambil teriak gooolllllll...
--------------------
Pat ah hat i
Tak ada angin tak ada genteng bocor, tiba-tiba nanya aja si wanita pada lelakinya.
"Abang pernah patah hati nggak?"
"Pernah lah, sering," cepet amat nyahutnya.
"Eh, patah hati kenapa dan sama siapa aja ?" nanya lagi, sedikit merengut.
"Pertama saat dulu kau cuek saat kusapa, kedua saat kau tidak ada di sampingku, berkali-kali gitu..dan cuma sama kau tuh."
Wanitanya langsung mesem-mesem sambil nyabutin bulu kaki lelakinya..
----
Masakan
Pagi yang cerah, berdiri saja berdua di depan teras rumah, di bawah pohon jeruk bali. sedikit berkeringat, abis berjalan-jalan keliling kampung. Menanti seseorang tampaknya,, pandangan mereka sesekali melirik ke arah utara, ke mulut komplek perumahan itu.
Lima menit berselang, yang ditunggu pun tiba. Seorang pedagang sayur langganan, yang rajin tiap pagi lewat situ, menjajakan dagangannya yang bertumpuk-tumpuk ceria di atas rak berbentuk huruf U besar yang terbalik dan yang tersampir di boncengan motornya.
Si wanita memilih-milih bahan untuk disayur, juga lauknya tentu. Si lelaki malah asik ngemil tape singkong di tangan kanan, dan kerupuk di tangan kiri, sambil sesekali iseng nanya-nanya harga.
Tak lama malah usul masakan pada si wanita.
"Neng, ini hari masak tahu pake toge trus dicampur bawang putih dan kubis, masak bening aja gitu.."
"Ih, apa enaknya, tak berwarna gitu, masa ga masak yang hijau-hijau macam gini nih" Sambil nyodorin daun bayam, singkong, sawi dan kangkung.
"Udah tenang aja, abang yang masakin deh," sahutnya sambil menepuk dada, tak lama malah terbatuk-batuk.
"Eh, beneran, bang? Tadi waktu jalan kesambet jin koki jangan jangan," menatap lelakinya curiga.
"Iya, tenang aja," sahutnya lagi, pasti. Sambil ngremus brokoli.
"Kenapa atuh, masak sayur aneh gitu. Emang enak?" tanya si wanita tak percaya, menyangsikan.
"Ya itung-itung supaya kau tau. Kalo masakan tak berwarna pun rasanya enak dan sengaja milih bahannya yang berwarna putih semua. Seperti putihnya cintaku padamu gitu lhoh.."
si wanita mencibir, langsung loncat ke motor tukang sayur, ngebut keluar komplek sambil nebar-nebar bawang putih..
--------------
Must i Gant i
Pagi-pagi, harus ke bengkel, ganti oli. Supaya mesin awet, perjalanan lancar, biaya pun hemat. Sambil menunggu pergantian antar oli lama dan oli baru, menunggu lah di salah satu bangku panjang yang tersedia di teras. Menunggu waktu sambil bertanya-tanya. "Kenapa sih bang musti ganti oli lagi, bukannya perasaan baru aja diganti tuh?" tanya si wanita.
"Lha iya, udah expired, udah ga bagus lagi, ya musti diganti,” jawaban yang simpel.
"Berapa kali sekali toh sebenernya musti diganti?" lagi-lagi nanya. Dijawabnya,"Ya sekitar dua ribu sampe empat ribu kilometer lah, tergantung merk.."
"Tau dimana kalo udah sekian ribu kilo gitu?" nanya lagi. "Dari .. tuh liat disitu tuh.." sambil nunjukin spidometer.
"Coba ini motor kayak kita ya bang ?" Tukas si wanita tiba-tiba. "Eh, maksudnya?" mendadak bingung, apa hubungannya.
"Iya, macam cinta saya nih ke Abang, dari dulu ga pernah berubah, ga seperti oli ituh, ga perlu diganti, ga berubah, awet dan tahan lama..."
Lelaki terlompat, langsung lempar-lempar kaleng oli pake sendal..
-------------
Gas Pagi-pagi yang hangat di teras rumah, lelaki itu udah santai aja, baca koran, di meja kecil tersaji teh hangat dan pisang keju coklat, juga hangat. Lagi-lagi baca koran dengan beneran di baca, kebiasaan. Ditambah kebiasaan lainnya, mengomentari berita-berita yang kadang bikin kening berkerut.
"Tabung gas meledak lagi... Tuh, kan apa saya bilang, udah tau berbahaya, masih aja dijual dipasaran. Tarik aja tuh, berbahaya.." serunya dengan ekspresi serius bercampur kesal. Saking kesalnya teh hangat nyaris habis dalam sekali hirup, satu pisang keju pun langsung masuk mulut dalam sekali suap. Esmosi, maklumlah.
"Sampeyan juga kelakuan kayak gas tabung gitu, bang" Tiba-tiba aja wanitanya nyolot, nyeletuk, sambil ikutan menyantap pisang keju, juga dalam sekali mangap, lahap !
"Eh, kenapa saya disamakan sama gas tabung ? " Mengernyitkan dahi.
"Iya, selalu bisa bikin hati saya ringan melayang dan malah kadang meledak pula.." si lelaki pura-pura nerusin baca koran, sambil koprol makan dua pisang sekaligus dalam sekali hap.
----------------
Posisi Sepasang manusia itu lagi santai saja di depan tipi, nonton bola. Pertandingan bola tepatnya. Kick off baru dimulai, partai yang diharap menarik, Spanyol-Belanda *entah kapan tuh pertandingan hihi *. Si wanita ikutan menemani, sembari menyediakan kacang rebus yang hangat, teh hangat, kue hangat dan pelukan hangat *halah* . Lalu isenglah bertanya dia. "Pegang yang mana, Bang?" Tanyanya sambil ngremus kacang rebus. "Melihat statistik dua tim, tak ada yang saya jagoin, saya ga megang dua-duanya.." "Lhoh, trus? " "Mending pegang kamu aja, lebih aman dan nyaman.." "Halah, gombal.." cibir sang wanita, sambil lempar-lempar kulit kacang.. Tak lama kemudian, sang wanita yang angkat bicara, "Eh, bang. Posisi pemain bola yang abang suka, yang mananya.." "Maksudnya ?" Lelaki itu menjawab sambil tak berpaling dari layar kaca. "Iya itu tuh, sukanya pemain gelandangan, bek atau penyerang gitu.." "Oh kalo itu, saya suka kiper.." "Kenapa atuh ?" "Soalnya kiper kalo udah nangkep bola, pasti dipeluk mesra, erat bin lengket, lama baru dilepasin, macam gini nih..." Sahut di lelaki sambil langsung merangkul patner nonton yang sedari tadi nanya-nanya mulu.
Sang wanita mendadak pengen memantul-mantul layaknya bola..
------------
Gom bal Gagal Wanita itu bermuram durja, ada nada kesal di wajahnya. Tigapuluh menit bukanlah waktu yang sebentar untuk menunggu. Janji untuk menjemput, sudah lewat jelas. Untungnya, sebelum perasaannya meledak, motor hitam yang ditunggu itu akhirnya datang. Si penjemput tampak setengah pucat, tapi sudah siap denga konsekuensinya.
Tanpa berkata apa-apa, wanitanya naik ke boncengan. Lalu sepanjang jalan cuma diisi oleh suara motor, sepasang mulut di atas motor itu masih betah diam. Lima belas menit kemudian, suara lelaki menimpali suara riuh di jalanan, "Maap ya, tadi bannya bocor, musti nambal, mana jauh lagi ngegeretnya.."
Masih diam penumpang yang di belakang. "Tadi mau nelpon, batre henponku mati.."
Masih hening.
"Tapi aku tetep dateng, kan.. Sekali lagi maap. Aku kebayang aja tadi pas nambal ban, kasian kau kepanasan nunggu, walaupun pasti ga ngaruh ama cantiknya kamu yang tak lekang di segala macam cuaca" berusaha membujuk. Tapi gagal, masih anteng sajam, diem juga.
"Tadi pas nambal juga kebayang, gimana caranya nambalin kesalahanku kali ini, soalnya ibarat motor, aku ga bisa jalan tanpa ada dirimu.." Masih aja berusaha, pantang menyerah.
Diam saja masih. "Ya nggak apa-apa deh dicuekin, smoga saja kelamaan nunggu tak bikin rasa sayang di diskon.."
Tiba-tiba terasa ada pelukan di pinggang. Akhirnya suara merdu itu berkicau juga.
"Bang, aku ga marah kok. Cuma kesal dan khawatir kalau kau ada apaapa. Lagian, kalo ga sayang lagi, buat apa nungguin kamu lama-lama gitu.. Cuma abang seorang kan yang selalu aku tunggu, sampai kapanpun."
Lelaki itu langsung memutar gas pol, standing, lalu menyalip truk dan zig zag dengan gagah perkasa..
------------------
Fungsi Iseng liat-liat majalah fashion, seperti judulnya : Cosmopolitan. Punya si wanita. Isinya melulu trend, gaya, kecantikan, dan seluruh pernak pernik yang terkait dengan beauty *tanpa the beast * Lagi-lagi lelaki itu iseng membaca salah satu alinea yang menarik, paling tidak dianggapnya menarik. "Make up itu pada dasarnya berfungsi untuk mempertegas kecantikan, bukan malah menutupi sesuatu yang sudah alami dan indah," sambil mengangguk-angguk pertanda setuju. "Begitu memang tulisannya disitu?" tanya si wanita tiba-tiba nyela, tak percaya. "Iya tuh, nihh," sahutnya sambil memamerkan halaman yang dimaksud. "Lalu maksudnya apa gitu, pake dibaca setengah kenceng gitu ?" Tanya lagi, penasaran. "Supaya kau tau, kenapa saya gak gitu suka muka kau dikasih lapisan macem-macem.." "Lho, kenapa lagi ? bukannya bagus ?" Lagi-lagi nanya. "Buat kau nggak tepat tuh.." Tukasnya cuek. "Kok ?.." heran lagi.. "Kasian make up yang kau pakai tak berfungsi, soalnya kau tidak pake apa-apa udah cantik pisan tuh.."
Wanitanya langsung loncat, coret-coret dinding pake lipstik sambil tabur-tabur bedak..
------------
Novel Lelaki itu menutup lembaran terakhir novel yang dibacanya dengan berat hati, tambah menghela napas pula. Ada-ada saja. Wanitanya yang duduk disampingnya menatapnya heran, tak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kenapa sih, bang? Ceritanya ga seru?"
"Seru sih, tapi lagi-lagi harus berakhir," jawab sang lelaki apa adanya, sambil meletakkan novelnya dengan gaya tak rela.
"Lah, tiap bagian cerita memang harus ada endingnya, kan?" tukas si wanita.
"Iya sih, tapi kan mestinya ada cerita yang terus saja ada, tanpa harus ada endingnya," Kata si lelaki semau-maunya.
"Eh, memang ada gitu, Bang? " Tanya si wanita lagi, sambil menatap lelakinya.
"Ya ada. luas."
Satu sih, tapi belum sempet diterbitin dan belum beredar
"Judulnya?" ada nada penasaran sekarang.
"Cerita Cinta Kita.." jawab yang ditanya sambil tersenyum.
Lagi-lagi si wanita cuma bisa tersipu, sambil lempar-lempar buku ke udara.. ---------------
Stagnan
Sepasang manusia itu duduk berdampingan di bawah pohon rambutan, iseng ngobrol tentang hubungan yang mau dibawa kemanaa.."Sudah sejauh ini, bagaimana perasaanmu padaku, Bang?" tanya si wanita. "Ya gitu-gitu aja, stagnan, tak berkembang, kadang ngebosenin," jawab lelakinya datar. "Jadi, maksudmu..?" tanyanya sedih. "Ya sejak awal ketemu, aku gak bisa berpaling darimu, tiap hari kepikirannya kamu aja, ga berubah2 tuh, bosen tapi nyenengin."
Wanitanya tersipu, lompat manjat pohon, ngunyah daun.
----------------
Pantangan
Lelaki itu terpekur memandang kertas ditangannya, menatap dan membaca daftar yang ada disitu dengan malas-malasan.Daftar berisi daftar pantangan makanan yang tak boleh disentuhnya terkait diagnosa dokter kemarin. Tak lama, wanitanya datang, membawakan menu makan siang. Menu monoton yang nyaris tanpa citarasa, dan begitu-gitu saja selama beberapa hari terakhir. Wanitanya tersenyum, lalu menyajikan masakan sederhananya pada lelakinya.
"Ga papa kan, Bang? Makan ginian lagi, semoga nggak bosan ya."
"Nggak mungkin bosan lah," singkat saja sahutannya.
"Tapi kan gini-gini doang menunya?" tukas wanitanya heran.
"Bagaimana aku bisa bosan dengan masakan yang dibuat oleh kau yang tak pernah membosankan bagiku..."
Wanitanya tersenyum, sambil lompat lari-lari nari piring..
--------------
Diagnosa
Lelaki itu terbaring di salah satu ruangan rumah sakit. Wajahnya pucat, ada nada getir terselip di wajah pucat itu, terlebih setelah mendapatkan diagnosa dari dokter. Wanitanya khawatir, lalu bertanya, "Gimana Bang kata dokter ?" "Ya gitu, harus istirahat total beberapa hari.."
"Ya udah istirahat aja kalo gitu, .."
"..." tak menjawab, mata sang lelaki malah menerawang
"Kenapa lagi atuh? Meuni sedih pisan.." khawatir.
tanya wanitanya makin
"Ya itu kan artinya dalam beberapa hari aku tak bisa membantumu kemana-mana, tak bisa mengantarmu kemana-mana.."
"Nggak apa-apa, kan cuma beberapa hari doang, kan.."
"Tapi ntar aku bakal merepotkanmu.."
"Bukankah itu gunanya ada kata 'kita' Bang? Kau sudah cukup perhatian selama ini sama aku, sekarang gantian aku merhatiin kamu," lembut suara itu menenangkan, seraya memegang lembut tangan lelakinya.
"Tapi ada satu hal lagi yang bikin aku khawatir.."
"Apa lagi, bang?" nada khawatir itu kembali terdengar.
"Kata dokter, ... ah tak tega aku mengatakannya padamu."
"E, ada apa sebenernya?" kini wajah manis itu ikutan pucat, membayangkan yang tidak-tidak.
"Katanya, saya harus menjauhi yang manis-manis untuk sementara waktu, itu yang berat,.. aku kan tak bisa lama-lama jauh darimu.."
"....."
Paras pucat itu berubah merona merah, sambil gigit-gigit slang inpus..
--------------------
Nam amu it u..
Lelakinya duduk bersandar, di sofa coklat. Wanitanya bersandar di bahu kanan lelakinya. Tangan kanan lelakinya terus sibuk, membelai lembut legam rambut wanitanya.
"Kenapa sih namamu panjang ?" tiba-tiba muncul tanya dari si lelaki.
"Ya, ga tau, Ortu dulu bikinnya begitu.." sedikit heran.
"Ya pendekin atuh namamu," ada nada sedikit maksa
"Eh, knapa gituh, tiba-tiba pake nanya-nanya soal panjang pendek namaku.." menoleh aneh pada lelakinya.
"Ya, nggak. Sering bikin saya sesak napas.."
"Lhoh, kok bisa?" ada raut kaget di wajah manis itu.
"Iya, soalnya jantung saya harus bekerja keras tiap kali mengeja namamu dalam setiap detaknya."
Tak ada jawaban dan tanya lagi. Cuma tersipu-sipu sambil gigit-gigit rambut dan nendang-nendang
------------------
Sebuah Ceri t a Biasa
Beranda sebuah rumah mungil. Sore hari. Dua kursi kayu, hijau pupus, Satu di kanan, di duduki seorang lelaki. Satunya di kiri, di isi seorang perempuan. Yang perempuan cantik, yang lelaki biasa. Yang lelaki tersenyum, yang perempuan tertunduk, malu-malu.. Yang perempuan, menoleh, masih malu-malu
"Bang, kenapa sih, ermhhh masih suka jalan dengan aku, ga bosen gitu?"
"Emang, harus dijawab gitu ?"
"Lah, kan aku nanya"
"Karena sampai saat ini, kau yang pantes saya ajak jalan.. dan kalau bosan, buat apa coba saya capek-capek mendatangimu kesini?"
Hening..
"Kalo suatu hari nanti, aku berubah, gimana bang?" Suara si perempuan memecah sunyi lagi.
"Maksudnya ?"
"Ya suatu saat, tak menarik lagi, tak sekeren sekarang lagi, mungkin.."
"Ya biar saja, toh saya berusaha untuk menjaga dan mengingat bahwa kau yang terkeren, bagiku. Sampai kapan pun itu.."
Hening lagi..
"Hidup ini sebenarnya biasa-biasa saja," tiba-tiba kali ini si lelaki yang memecah belah kesunyian.
"Maksudnya ?"
"Ya, biasa. baru menjadi luar biasa, setelah aku mengenal dan dekat denganmu.." Si perempuan kali ini tak merespon, cuma diam, makin tertunduk. Tapi seperti pengen lari-lari keliling lapangan
----------------
Soal Sepak Bola Juga
"Ga nonton bola, Yang?" "Nggak ah, males" "Eh, kok . ?" "Ga seru.." "Ga seru? Piala Dunia loh ini.." "Lebih seru liat kamu, soalnya.." ..'tendang bola sampai ke Afrika..
----------
"Kamu tau nggak persamaan pertandingan bola denganmu?" "Ga tau, ada apa gitu?" "Perlu taktik jitu untuk menyarangkan rayuan ke hatimu, dan untuk itu perlu latihan dalam waktu yang lamaaa pisan..." "Ah, tapi kan beda, bang.." "Beda apanya ?" "Abang kan waktu nembak dulu gak pake lari-lari segala.." "......."
----------------
"Piala dunia kali ini, kira-kira siapa yang bakal menang, ya ?" "Kamu, tentu.."
"Lho kok ?" "Iya, kamu selalu bisa memenangkan hatiku.." ..lari-lari sambil nyundul2 bola...
-------------------
Seper t in ya Saya Salah Or ang
Tok tok tok. suara pintu di ketok. Menunggu lima menit. Menit ke delapan, baru pintu terkuak. Seraut wajah, segar tersenyum begitu saja, pas pintu terbuka. Seraut wajah itu pula yang memersilahkan lelaki si pengetok pintu, masuk. "Eh, udah lama nunggu, bang? Yuk, masuk.."
Tak ada tanggapan, lelaki itu mematung saja, dengan muka bengong..
"Bang, hayuk masuk atuh.." sekali lagi ajakan itu ditegaskan.
"Maaf, kayaknya saya salah orang.." membalikkan badan.
sahut lelaki itu sambil siap-siap
Gadis berwajah segar itu pun, gantian memasang muka bengong.
"Abang salah makan ya?" tanyanya sambil terkikik, sekarang.
"Iya, tadinya saya fikir ini rumahnya gadis saya. Eh, yang membukakan saya pintu, kok bidadari, sih ?"
Sang gadis langsung jinjit-jinjit sambil gigit kunci pintu..
--------------
Jang an Serin g Jalan Baren g Lagi
Ceritanya sang cowok baru saja jadian dengan sang cewek. Dan seperti pasangan-pasangan yang baru kasmaran, kemana-mana berdua, cuma pas sakit perut aja kali baru misah, ngga gabung di toilet yang sama. Sampai pada suatu saat. Sang cowok ngajak ngomong serius dengan ceweknya,di sebuah warung pinggir jalan, yang terang benderang, tidak remang-remang. Cowok : "Kamu senang nggak, beberapa saat terakhir ini jalan bareng aku terus, kesana kemari' kesitu kesini?" Cewek : "Ya, senanglah. Kenapa gitu pake nanya?" jawabnya sembari malu-malu menghirup es teh dua gelas. Cowok : "Kalo aku, terus terang nggak. Mungkin dari sekarang, kita ga usah sering-sering jalan bareng lagi.." Cewek : "Lhoh, kenapa? Ada yang salah dengan aku? SUdah bosan? Atau ada seseorang yang lain dihatimu?" sahutnya langsung dengan muka pucat letih lesu kurang bertenaga. Cowok : "Ya nggak lah. Cuma ada dirimu seorang dalam kehidupanku. Tapi suer, aku nggak konsen tiap kali berdua denganmu. Pas nonton berdua, bukannya filmnya yg ku tonton, tapi kecantikanmu yang lebih menggoda untuk dilihat. Pas pergi ke pameran, semua yang dipamerkan, runtuh kualitasnya oleh pesonamu. Pas jalan-jalan ke pantai, keindahannya takluk oleh keindahanmu. Jalan kemanapun, aku sungguh tak konsentrasi terhadap objek yang kita hadapi, aku konsennya ke kamu terus..."
Cew ek :
..mesen es teh, gelas ketiga.. malu-malu mau banget
---------------------
Penuh
Sedari tadi, apdet sana, apdet sini. Ketak sana, ketik sini. Tapi satu pun tulisan tak jadi-jadi. Menghela napas, pendek dan males. Bertanyalah wanitanya yang sedari tadi asik baca tabloid, "Kenapa lagi, Bang?"
"Stuck, ga bisa nulis nih," jawab lelakinya males-malesan.
"Istirahat dulu atuh.." sarannya to de poin.
"Sulit nulis, mungkin karena otak saya kepenuhan.." mendiagnosa sendiri penyebabnya.
"Penuh sama apaan ? " Nanya penasaran.
"Sama kamu.." jawabnya singkat.
Wanitanya mencibir, lalu nggetok kepala lelakinya pelan, pake netbuk...
--------------------
Buku lain karya WARM
di Evol it era:
CERACAU