GENETIKA IKAN
PROGRAM SELEKSI
Disusun oleh :
Yosua Eduard F (230110140161)
PROGRAM STUDI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tugas Makalah Program Seleksi dalam Genetika Ikan
ini. Tugas berupa makalah yang telah terselesaikan ini merupakan salah satu
syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Genetika Ikan.
Proses penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih sebanyak-banyaknya kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan
makalah kali ini. Semoga bantuan, kebaikan dan dukungan yang telah
diberikan kepada penulis selama penyelesaian makalah ini mendapat balasan
yang tiada terkira dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan sangat
jauh dari kata sempurna. Akhir kata, kami penulis berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Jatinangor, September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Seleksi 3
2.2. Hibridisasi 4
BAB III PEMBAHASAN 5
3.1. Program Seleksi 5
3.1.1. Tanpa seleksi (No Selection) 5
3.1.2. Seleksi Terarah (Directional Selection) 8
3.1.3. Seleksi Stabilisasi (Stabilization Selection)
14
3.1.4. Seleksi Pemutus (Disruptive Selection) 15
3.2. Seleksi Bebas 15
3.3. Indeks Seleksi 17
3.4. Seleksi Tandem 21
3.5. Sortir Independen (Independen Culling) 21
3.6. Jenis Genetika Dominan dan Hibridisasi 22
3.6.1. Penggunaan Hibridisasi 23
BAB IV PENUTUP 24
4.1. Kesimpulan 24
4.2. Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang
hidup di air dan bernapas dengan insang.Ikan merupakan kelompok vertebrata
yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di
seluruh dunia.
Sepertiga wilayah Indonesia adalah perairan. Kondisi ini yang
menyebabkan penyebaran ikan di Indonesia sangat luas.Jika dapat dikelola
dengan baik ikan dapat menjadi komoditas yang memiliki nilai ekonomis
tinggi.
Ikan menjadi makanan yang kaya protein dan rendah lemak yang paling
cepat dan mudah diolah.bahan pangan ini merupakan bagian penting dari pola
makanan sehat dan mudah dikombinasikan dengan bahan pangan lain karena
variasi ikan yang sangat beragam. Sampai saat ini, ikan pada umumnya
dikonsumsi langsung. Upaya pengolahan belum banyak dilakukan kecuali ikan
asin. Ikan dapat diolah menjadi berbagai produk seperti ikan kering,
dendeng ikan, abon ikan, kerupuk ikan, ikan asin, kemplang, bakso ikan dan
tepung darah ikan sebagai pupuk tanaman dan pakan ikan.
Ikan lele banyak ditemukan di Benua Afrika dan Asia Tenggara.Komoditas
perikanan ini terdapat di perairan umum yang berair tawar.Penyebaran lele
di Asia, yaitu negara Indonesia, Thailand, Filipina, dan Cina. Ikan lele di
beberapa negara, khususnya di Asia telah diternakkan dan dipelihara di
kolam, seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Laos, Filipina,
Kamboja, Birma, dan India. Ikan Lele di Indonesia secara alami ditemukan di
Kepulauan Sunda Besar maupun Kepulauan Sunda Kecil.Ikan lele menjadi salah
satu ikan yang banyak di konsumsi oleh masyarakat Indonesia karena memiliki
kandungan nutrisi yang banyak diperlukan tubuh.Ikan lele pun menjadi salah
satu ikan yang mudah di budidaya sehingga ikan lele dapat menjadi komoditas
yang dapat memberi keuntungan yang tinggi.
Ikan rainbow trout merupakan jenis utama dari ikan trout yang
dibudidayakan. Ikan ini berasal dari danau dan sungai di Amerika Utara dan
dikenali dengan warna ungu atau lembayung yang lebar sepanjang sisinya dan
titik hitam pada ekornya. Ikan trout cokelat merupakan ikan trout air tawar
Eropa. Warnanya bervariasi, tapi biasanya berwarna kecoklatan dengan titik
hitam dan merah.Ikan ini merupakan jenis ikan yang mengandung minyak dengan
daging yang lembut.
Ikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, oleh karenanya,
penting untuk meningkatkan produktivitas ikan.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas ikan, pemilihan bibit yang unggul
merupakan salah satu faktor yang sangat penting, disamping faktor-faktor
lain seperti penanganan tatalaksana, penyediaan pakan, penanganan penyakit
dan pemasaran hasil perikanan. Seleksi merupakan langkah awal yang harus
dilakukan dalam pemilihan bibit yang dapat menentukan keberhasilan suatu
usaha perikanan.Seleksi dapat dilakukan melalui pengamatan.
2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini sebagai :
- Untuk mengetahui pengertian program seleksi.
- Untuk mengetahui jenis-jenis program seleksi.
- Untuk mengetahui pengertian seleksi tandem.
- Untuk mengetahui pengertian indeks seleksi.
- Untuk mengetahui pengertian sortir independen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Seleksi
Seleksi adalah suatu proses penentuan individu – individu dalam suatu
populasi perkembangbiakan berdasarkan genotype yang berbeda – beda. Seleksi
merupakan program breeding yang dilakukan secara individu atau family induk
diseleksi berdasarkan keunggulannya untuk memperoleh perubahan rata – rata
fenotif kuantitatif suatu populasi pada generasi berikutnya (Berat,
Panjang, Warna).
Ada empat tipe dasar seleksi yaitu :
1. Tanpa Seleksi (No Selection)
Tipe seleksi ini digunakan untuk menghindari seleksi yang asal –
asalan. Banyak hatchery menyeleksi tanpa data populasi yang hanya
mengawinkan ikan yang berukuran besar dari betina atau jantannya.
2. Seleksi Terarah (Directional Selection)
Tipe seleksi ini jika kondisi lingkungan berubah, terjadi tekanan
seleksi pada satu jenis spesies yang menyebabkan spesies tersebut
beradaptasi pada kondisi baru. Di dalam populasi, aka nada range
(rentang) individu yang berdasarkan dengan salah satu sifat atau
karakter. Seleksi ini digunakan jikan diinginkan peningkatan nya
produksi dengan merubah rata populasi dengan membuang bagian yang
dibawah pada rata – rata populasi.
3. Seleksi Stabilisasi (Stabilization Selection)
Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan cenderung memperkecil ke-
ekstriman (penonjolan) di dalam kelompok atau family. Dalam hal ini,
hal tersebut mengurangi kemampuan menghasilkan variasi dalam suatu
populasi.
4. Seleksi Pemutus (Disruptive Selection)
Tipe seleksi disruptif dapat terjadi jika faktor-faktor lingkungan
mengambil sejumlah bentuk spesies atau jenis yang terpisah.
A. Seleksi Tandem
Dalam hal ini kita menyeleksi sifat yang pertama kemudian mencapai
tingkat yang diinginkan, sifat kedua baru dimulai diseleksi. Seleksi ini
baik digunakan jika sifat- sifat yang menjadi tujuan penyeleksian tidak
saling terikat.
B. Indeks Seleksi
Indeks Seleksi adalah suatu seleksi yang dilakukan berdasarkan
penilaian seluruh perilaku tiap individu tersebut yang digabung disebut
total score atau indeks. Seleksi ini dapat mengatasi kekurangan metode
seleksi sebelumnya.
2. Hibridisasi
Hibridisasi adalah persilangan antara varietas dalam spesies yang
sama yang memiliki sifat unggul. Hibiridasasi merupakan suatu perkawinan
silang antara berbagai jenis spesies atau individu yang mempunyai tujuan
untuk memperoleh organisme baru dengan sifat- sifat yang diinginkan atau
unggul dan jenisnya dapat bervariasi.
Hasilnya adalah hybrid yang memiliki sifat perpaduan dari kedua
induknya. Pada peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetic yang
diperoleh melalui persilangan dua atau lebih spesies yang berbeda tiap
genotif nya.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Program-program Seleksi
Pada saat kita akan melakukan program untuk mengeksploitasi populasi
dari V^ dan meningkatkan produktivitas, harus mempertimbangkan program
seleksi tipe apa yang akan memberikan hasil terbaik. Ada empat tipe dasar
seleksi (Gambar 4.6). Semuanya memiliki kegunaan dan kepentingan baik dalam
evolusi maupun breeding. Dalam budidaya ikan, dua hal yang paling penting
dari lainnya: tanpa seleksi dan seleksi terarah.
Ada empat tipe dasar seleksi :
1. Tanpa Seleksi (No Selection)
2. Seleksi Terarah (Directional Selection)
3. Seleksi Stabilisasi (Stabilization Selection)
4. Seleksi Pemutus (Disruptive Selection)
1. Tanpa Seleksi (No Selection)
Gambar 1.1 Tanpa seleksi
Pemahaman tentang bagaimana mencegah terjadinya seleksi akan
memberikan apresiasi yang terbaik dalam pengaturan induk. Ketika sejalan
dengan tujuan dan rencana, seleksi diinginkan, tetapi diprogramkan maka
seleksi tidak ada. Seleksi yang tidak tidak diinginkan Seleksi yang tidak
diinginkan dapat mengubah gen pada populasi ikan di dalam kolam yang tidak
mampu untuk bertahan hidup dan bereproduksi di alam liar. Hal ini juga
dapat mengubah gen dari populasi ikan pada kolam makanan dengan
menghilangkan alel yang berpotensi untuk ketahanan terhadap penyakit atau
pertumbuhan, dan akan menjadi program breeding yang selektif di masa depan.
Seleksi yang tidak diinginkan terjadi setiap waktu pada saat manajer
mengatasi ikannya. Manajer hatchery dan pekerja yang mengatasi ikan pada
umumnya memilih ikan yang besar, yaitu ikan yang sedang hamil ketika
manajernya menginginkan ikannya bertelur, dan ikan yang mempunyai seleksi
sekunder yang jelas. Contohnya pada seleksi yang tidak di sengaja dengan
menghilangkan potensi untuk meningkatkan rata-rata pertumbuhan dan, pada
gilirannya, menghilangkan seleksi sebagai metode untuk meningkatkan
produktivitas ikan mas pada program breeding di Israel (Moav and Wohlfarth
1976). Mereka dikaitkan dengan ketiadaan V^ untuk meningkatkan tingkat
pertumbuhan di dalam populasi yang akan di evaluasi untuk praktek pemijahan
ikan besar untuk mendapatkan telur betina yang banyak.
Penetasan itu sendiri juga memilih ikan secara tidak lazim. Pembenihan
ikan yang meningkat dapat menghasilkan populasi dengan basis genetik yang
kecil karena saat penetasan ikan akan melakukan yang terbaik pada
pertandingan maupun kolam tanah kecil dan ikan yang dapat matang gonad atau
mampu hamil dan bereproduksi pada kondisi di dalam tempat itu. Ikan yang
tidak mampu bertahan hidup dan bereproduksi di dalam tempat mungkin ikan
tersebut akan menjadi yang terbaik di habitatnya.
Konsekuensinya, program tidak ada seleksi dapat menjadi salah satu
aspek yang paling penting dari manajemen induk untuk populasi ikan. Seleksi
yang tidak diinginkan dapat merusak populasi atau membuat stok yang
dihasilkan terlalu mahal. Jika kamu tidak tahu mengapa beberapa fenotipe
tersebut hilang, jangan lakukan itu. Seleksi yang tidak diinginkan mungkin
menjadi alasan utama mengapa sulit untuk memperbanyak populasi ikan yang
bereproduksi dengan tebar ikan yang diproduksi oleh tempat penetasan
(hatchery). Lingkungan hatchery dan aquakultur menyebabkan alel musnah dan
memungkinkan populasi untuk tinggal di lingkungan ekstrim.
Untuk mencegah penyeleksian yang tidak bertujuan untuk menurunkan rata-
rata penyesuaian dari populasi anda mungkin harus merubah kebiasaan budaya.
Untuk itu anda harus:
1. Memperbanyak pemijahan selama musim pemijahan
2. Pemijahan/pembiakan dari segala macam musim ikan
3. Memijahan sebanyak mungkin ikan(anda hanya perlu tetap menjaga masing-
masing kelompok dari setiap pemijahan)
4. Jangan menyeleksi ikan pertumbuhan lambat atau ikan-ikan yang kurang
menunjukan dengan tegas ciri-ciri karatkeristik seksual sekundernya
Kita tidak perlu memijahkan setiap ikan pada populasi, cukup satu
contoh representif yang mewakilinya. Pijahan sebuah sempel secara
proposional dari setiap persentase dalam distribusi yang normal. Sebuah
program tidak ada seleksi tidak berarti kita tidak melakukan apa-apa. Tidak
melakukan apa-apa berarti dapat merusak atau mengganggu populasi.
Untuk tidak melakukan penyeleksian secara seimbang, kita harus
memiliki data yang akurat/banyak mengenai populasi sehingga kita dapat
memilih cara pembenihan dalam rangka melibatkan sampel yang representatif
dari setiap persentase secara keseluruhan. Kita juga harus mempunyai data
sehingga kita dapat membandingkan setiap generasi berkenaan untuk
memastikan bahwa tidak ada perubahan yang tidak terjadi.
Kesimpulannya, ketika kamu tidak tahu apa yang harus kamu lakukan atau
kamu tidak tahu fenotip mana yang terbaik, tanpa seleksi merupakan bentuk
yang paling tepat untuk seleksi dari populasi ikan yang di perlakukan.
Tanpa tujuan tidak berencana merubah secara acak yang biasanya tidak
meningkatkan produktivitas.
Penyeleksian yang tidak bertujuan mengubah susuana gen ikan konsumsi
dapat mengurai produktivitas jika penyseleksian yang dilakukan kurang hati-
hati dengan minimnya sifat akuakultur. Sebagai contoh, Eknath and Doyle
(1985) menemukan bahwa standar praktis dari pemijahan ikan catla dan rohu
di tempat penetasan India mengurangi produktivitas, disebabkan oleh
pemilihan betina yang paling besar, bagian dari penetasan menyeleksi ikan
yang lambat dalam pertumbuhan tubuh dan gonadnya.
Sementara seleksi yang tidak bertujuan dapat menghilangkan beberapa
potensi alel yang penting. Tidak semua seleksi yang tidak bertujuan itu
buruk untuk ikan-ikan konsumsi. Mengeluarkan ikan yang tidak bereproduksi
dengan kondisi hatchery tidak akan menerima makanan buatan, karena ikan
mudah gugup dan mudah larut. Seleksi secara langsung digunakan untuk
mengubah fenotipe populasi yang mempertimbangkan dugaan apakah yang
dibutuhkan dalam hal peningkatan produktivitas dan keuntungan.
2. Seleksi Terarah (Directional Selection)
Gambar 1.2 Seleksi Terarah
Hal pertama yang dibutuhkan untuk sebuah kesuksesan program seleksi
adalah tujuan. Kita harus menetapkan tujuan konkrit yang pasti sehingga
kita dapat mengukur apa yang harus anda coba untuk menyempurnakannya.
Tujuan ini adalah apapun yang anda inginkan.
Ada beberapa hal yang merupakan faktor pembatas dalam tujuan yaitu
bahwa tujuan kita haruslah selalu realistik. Sebagai contoh jika salah satu
tujuan program pengembangbiakan ikan lele adalah untuk menambahkan
presentasi penetasan, rencana dibutuhkan untuk mencapai tujuan didapat di
mulai dengan;
Pertama, telurkan 300 dari betina dan jantan berusia 4 tahun yang
berada pada kondisi fisik yang baik dan tidak ada cacat yang
terlihat.
Kedua, pindahkan semua massa telur ke tempat penetasan untuk
mempertahankan intergritas genetis dari setiap family.
Ketiga, hilangkan semua telur yang tidak terfertilisasi.
Keempat, tetapkan jumlah telur dimasing-masing kumpulan telur,
Kelima, hitung jumlah telur yang mati atau gagal menetas. Sisihkan
semua family yang peresentase penetasannya kurang dari 95persen.
Keenam, ambillah 100 anak-anak ikan dari setiap family (yang dipilih
dan disisihkan) dan satukan mereka dalam kolam yang sama untuk
mengontrol populasinya sehingga reaksi dari yang terpilih dapat diukur.
Rencana ini adalah dasar dari rencana yang akan dibutuhkan. Rencana
yang sebenarnya akan disempurnakan dngan teknik budaya tigkat penjaringan,
tingkat pakan, jumlah lipatan dan sebagainya.
Aspek yang penting dari rencana itu adalah menentikan fenotipe apa
yang akan tergabung dalam program yang terpilih, bagaimana mereka dapat
diukur dan kapan mereka dapat diukur. Dalam menentukan kapan fenotipe dapat
digabungkan dalam program terpilih, pengelola penetasan harus memilih
fenotipe yang mewakili sifat biologis dan bukan konstruksi palsu atau
bermacam aspek pengelolaan. Contohnya pemilihan untuk factor k (factor
kondisi) mungkin tidak berhasil atau tidak menghsilkan keuntungan karena
itu bukan fenotipe biologis, tetapi perbandingan palsu.
Pilihan dari fenotipe yang berguna bagi lingkungan atau pengelolaan
menjadi gagal, perbedaan antara individual akan menjadi Fungsi Fe daripada
Fa. Contohnya pilihan untuk peningkatan jumlah pertumbuhan selama kehidupan
dua bulan pertama, bisa jadi gagal, karena jumlah pertumbuhan dini adalah
fungsi utama dari fe ukuran telur, umur dan ukuran betina, tanggal
bertelur, praktek pemberian makan, dan tingkat penjaringan-bukan Fa.
Saat pengukur fenotipe, penting untuk mengukur sifat secara benar atau
yang terpilih akan bereaksi terhadap fenotipe lain contonya, jika pengelola
penetasan ingin memilih untuk menaikan tingkat penetasan dia seharusnya
tidak menegaskan itu sebagai persentase telur yang menghasilkan anak ikan
tetapi persentase dari telur yang dibuahi yang menghasilkan anak ikan. Jika
penetasan diukur sebagai persentase dari telur yang menghasilkan anak ikan
yang terpilih mungkin tidak memperbaiki penetasan sejak fertilisasi itu
berhasil, yang menjadi kegunaan untuk jantannya, yang dipermalukan oleh
penetasan.
Sebaliknya pengelola penetasan yang ingin memperbaiki fenotipe yang
sulit diukur dapat membuat yang pemilihan tidak membosankan , dengan
memilih fenotipe yang mudah diukur yang behubungan dengan fenotipe yang
ingin mereka perbaiki. Contohnya, pemilihan untuk kenaikan berat badan di
usia tertentu sering diukur sebagaimana umur mereka karena (1). hubungan
antara panjang dan berat pada umur tertentu pada intinya adalah 1,0; (2).
Menyediakan panjang individu yang akurat pada ratusan ikan, namun sulit
untuk menyediakan berat individual yang akurat pada ratusan ikan.
Mengetahui kapan untuk mengukur fenotipe sering sama pentingnya dengan
mengetahui fenotipe mana yang akan diukur. Contohnya, jika pengelola
penetasan ingin memilih untuk menaikan tingkat pertumbuhan, dia harus
menentukan dengan hati-hati pada usia berapa ia ingin pertumbuhan
ditingkatkan karena pertumbuhan tidak tetap, ada perbedaan antara jantan
dan betina; dan jumlah pertumbuhan berubah dengan permulaan dari pematangan
seksual.
Akhirnya fenotipe yang akan dihubungkan dengan program penernakan
harus mewakili sifat ekonomi yang penting. Tidak masuk akal untuk menikan
jumlah sinar di sirip belakang lele, kerena konsumen membeli lele dengan
hitugan kilogram bukan dari kualitasnya. Pilihan untuk lapisan otot kepala
yang lebih besar di ikan lele jantan mungkin tidak bijaksana karena jika
itu sukses itu akan mengurangi persentase pergantian.
Contoh yang bagus dari tujuan dan rencana untuk mengeksekusi tujuan
ini dalam program peternakan pilihan diuraikan oleh Gall (1979) untuk
penernakan pilihan bagi ikan air tawar pelangi. Di uraian tersebut dia
mendeskripsikan program penernakan pilihan untuk memperbaiki ukuran telur,
jumlah telur per betina, kemampuan menetas dan berat dalam satu tahun di
ikan air tawar rainbow yang diproduksi oleh perusahaan penetasan
California.
Langkah pertama di setiap program peternakan adalah untuk mengumpulkan
data (atau menggunakan data yang sudah ada) untuk menghasilkan deskripsi
yang kuantitatif dari fenotipe. Anda terutama ingin tahu maksudnya,
variansi, Standard devinasi(SD), Komposisi dari variasi (CV), rata-rata dan
h2. Suatu saat anda mendapatkan informasi. Anda dapat memutuskan, jika
penyeleksian berjalan dengan baik untuk mendapatkan tujuan anda. Jika
Fenotipe yang inginkan telah melebihi rata-rata populasi, itu berarti
banayk generasi yang telah berhasil. Informasi juga akan menmbantu
memutuskan bagaimana memilih ikan dan tempatnya dengan cara yang cepat.
Semua ikan yang nilainya jatuh nilainya akan menjadi terpisah dan itu
berarti yang diatas akan terseleksi.
Meskipun h2 biasanya mempertimbangkan factor yang dibuat sebagai
pengatur apakah penyeleksian akan menjadi efektif, SD dan CV {(SD/Rata-
rata)100} menerangkan anda apakah populasi variasi fenotipe tercukupi untuk
menyediakan tujuan melalui penyeleksian. SD juga memberikan and dan
menggambarkan dimana tempat untuk mempercepat nilai.
Heribilitas memberikan jangkauan persentasi dimana dapat menangkap
seberaa besar kemajuannya. SD dan CV mengartikan seberapa besar kemungkinan
jangkauan. Populasi debgan besar SD dan besar CV memungkinkan anda seleksi
besar yang berbeda; populasi dengan kecil SD dan kecil CV membuat seleksi
menjadi sulit, karena dimana variasi kecil memanfaatkannya. (SD = akar
varian).
Besar SD dan CV memperbaiki kemungkinan kesuksesan dalam program
penernakan. Sebagai contoh, jika dua populasi ikan memiliki keidentikan
rata-rata seberat 400g pada masa satu tahun, tetapi satu populasi memiliki
sebuah SD 10g (CV=2.5%) saat yang lain memiliki SD 100g (CV=25%) , seleksi
akan jadi lebih jauh efektif dalam populasi dengan 100g SD, Karena ini
dapat lebih menjauhkan variant. Bentuk 4.7 menunjukan perbedaan diantara
dua populasi yang memiliki rata-rata yang sama tetapi berbeda S.
Gambar 4.7 Kurva Mengenai Populasi
Tidak semua penduduk memiliki besar SDs besar atau CVs , beberapa
memiliki begitu sedikit varian yang akan menghambat pilihan ( Tave dan
Smitherman 1980; Tave 1984B , 1986a ) .Rata-rata CVs untuk fenotipe ekonomi
penting dalam beberapa jenis makanan ikan ditunjukkan dalam tabel.
SD juga memberi dan indikasi mengenai intensitas seleksi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan Anda . Ketika Anda membuat nilai cutoff ,
Anda membuat nilai cutoff begitu banyak SD di atas atau di bawah laki-laki
. Bahkan ketika nilai cutoff diberi label seperti, katakanlah , atas 1%
atau top 10 % , apa yang Anda benar-benar lakukan adalah menetapkan nilai
cutoff 2,33 atau 1,28 Sds atas rata-rata , rspectively . Ketika Anda tahu
SD Anda memiliki kontrol lebih besar atas seleksi, karena Anda dapat
menyesuaikan intensitas seleksi untuk memaksimalkan diferensial seleksi (
rearch ) . Pemilihan diferensial ( S ) adalah produk dari intensitas
seleksi ( i ) dan standar deviasi dari fenotip .
Tabel 4.3 Populasi Riwayat Hidup Ikan
Tabel Riwayat Hidup Rata-rata untuk beberapa fenotipe produksi penting
dalam rainbow trout , atlantic salmon , ikan mas , lele dan nila channel
dan ikan Tilapia.
Setelah mempunyai informasi yang penting dengan menentukan hasil, anda
harus memiliki program seleksi yang memungkinkan untuk mencapai tujuan yang
ditunjukan jika hanya memperbaiki satu fenotip perosesnya sangat sederhana.
Bagaimanapun, sebelum membuat sebuah nilai terendah, anda harus
mementukan apakah spesies tersebut menunjukan seksual dimorfisem. Jika
merupakan seksual dimorfisme, anda harus membuat salinan nilai terendah
untuk setiap sex bila tanpa memperhatikan nilai terendah dari sex meungkin
populasi yang diseleksi menunjukan monoseks.
Sebagian dari program-program menggabungkan seleksi dengan perkawinan
silang, dalam rangka seleksi massal contohnya: program seleksi Kirpichnko
(1972) dan Krirpichnko ct al (1972A) untuk meningkatkan pertambahan berat
pada serain ropsha dan jenis Comron Carp menggabungkan individu dengan
seleksi kerabat bagi pertambahan berat, perkawinan silang dan pergeseran
anak-anak ikan untuk memilih semua alel-alel. Program seleksi Kircald ct al
(1977) dan Kircald (1983A) untuk pertambahan berat Rainbow Trolt adalah
merupakan percampuran individu dan seleksi kerabat. Kesimpulan Svdrdson
(1945) percobaan seleksi dua anak pada sejumlah penyinaran sirip dorsal
pada ikan, ikan guppy, serta percobaan seleksi Kincald ct al (1977) dan
Kincald (1983A), untuk pertambahan berat Rainbow Trout masing-masing
ditunjukan dalam bentuk grafik.
3. Seleksi Stabilisasi (Stabilization Selection)
Gambar 1.3 Seleksi Stabilisasi
Seleksi stabilisasi merupakan penurunan keragaman genetik namun sifat
genetis stabil pada nilai sifat tertentu. Seleksi ini terjadi pada semua
populasi dan cenderung memperkecil ke-ekstriman (penonjolan) di dalam
kelompok atau family. Dalam hal ini, hal tersebut mengurangi kemampuan
menghasilkan variasi dalam suatu populasi.
4. Seleksi Pemutus (Disruptive Selection)
Gambar 1.4 Seleksi Pemutus
Tipe seleksi disruptif dapat terjadi jika faktor-faktor lingkungan
mengambil sejumlah bentuk spesies atau jenis yang terpisah. Program seleksi
dimana apabila dilakukan akan memisahkan karakteristik sebuah populasi
dengan memaksimalkan alel homogen. Populasi akan terpisah menjadi 2 sub
populasi
2. Seleksi Bebas
Pemilihan bebas adalah program seleksi yang dapat bekerja ketika
berharap menyeleksi secara terus-menerus pada dua taua lebih fenotip.
Disini kita menetapkan singkatan kemampuan minimal untuk setiap fenotip,
dan ikan harus memiliki semua persyaratan agar dapat terpilih, contoh dari
pemilihan bebas ini dapat dilihat pada diagram dalam gambar 4.11.
Gambar 4.11 Diagram Skematik Penyeleksi Bebas
Pemilihan bebas lebih efisien daripada seleksi terpasang, namun masih
memiliki dua kelemahan.
1. Untuk dapat terpilih ikan harus telah baik dalam semua fenotip. Hal ini
maksudnya bahwa ikan yang kuat dalam satu fenotip. Tetapi biasa saja
pada fenotip yang lainnya akan terseleksi. Hal ini memungkinkan untuk
menghilangkan sejumlah alel. Masalah ini dapat diatasi dengan
memodifikasi pemilihan bebas seperti pada gambar 4.12.
Gambar 4.12 Diagram Skematik Penyeleksi Bebas
2. Ketika kita memilih beberapa fenotip dan emnetapkan batas minimal
kebebasan satu sama lain, kita dapat saja mempertahankan hanya sedikit
ikan.
Gambar 4.12 Sebuah Diagram Skematik penyeleksi bebas untuk berat
badan dan persentase ukuran kepala (perkiraan persentase pergantian).
Tingkat kerja minimumnya adalah 1,5 kg dan 25%, masing-masing. Tidak
seperti diagram program penyeleksi di gambar 4.11, ikan yang menonjol dalam
satu fenotip tetap terjaga diseleksi.
Seperti yang kita lihat. Persentase keseluruhan populasi yang disimpan
menurun drastis. Jika kita menyeleksi pada persentase ke-50 dan menyeleksi
4 fenotip secara bersamaan, hanya akan menyimpan 6,25% populasi.
Penyeleksian pada persentil ke- 50 tidak begitu kuat. Tambahan, Ikan yang
rata-rata (persentil ke-50) akan tersimpan, dan individu ini menghasilkan
jumlah yang sama di atas rata-rata dan gamet di bawah rata-rata. Tetapi
bahkan dengan nilai rendah pemisahan ini. Penyeleksian secara bersamaan
dari banyak sifat di tingkat seleksi ini akan membatasi populasi yang cukup
banyak.
Kuatnya penyeleksian dapat menyebabkan dua masalah :
- Pertama, mungkin tidak bisa mempertahankan populasi yang konstan. Kita
butuh mempertahankan sebuah persentase tertentu dari populasi tersebut
untuk mempertahankan ukuran populasi yang konstan. Ini adalah masalah
besar dengan ternaknya, tetapi itu kurang penting bagi ikan karena
Fekunditas besar mereka.
- Kedua, Pengurangan berat dalam jumlah pemeliharaan yang efektif dapat
merubah kelompok gen melalui aliran genetis.
Mencegah penyeleksian bebas dari pembatasan populasi, kita harus
mengurangi ukuran. Jika ingin menyimpan 10% populasi dan kamu akan
menyeleksi dua fenotip penting yang sama, nilai pemisahan mu ada pada
tingkat untuk setiap fenotip [(atau pada tingkat 31.6%. Kamu
tentu bisa mengatur nilai seleksi untuk fenotip yang berbeda jika kamu
ingin menyeleksi salah satu yang lebih kuat daripada yang lain. Sebagai
contoh, 40 nilai seleksi dan 25% untuk dua fenotip masih akan
mempertahankan 10% dari populasinya. [(0.40) (0.25) =lah 0.1].
3. Indeks Seleksi
Sebuah indeks seleksi adalah program seleksi yang paling efisien
ketika penyeleksian secara bersamaan untuk dua atau lebih fenotip, karena
semua fenotip dimasukkan ke dalam rumus yang akan menghasilkan nilai
keseluruhan untuk setiap ikan. Ikan kemudian dipilih sesuai dengan nilai
mereka, contohnya 10% terbaik dari nilai. Hasil numeric sebuah ikan
ditentukan oleh rumus berikut:
I = b1X1 + b2X2 + b3X3 + … + bnXn
Dimana I adalah nilai individu, bs adalah beberapa koefisien mundur
dan Xs adalah fenotip individu. bs didapatkan dari h2s, korelasi dan
pentingnya ekonomi fenotipe. Salah satu tujuan utama dari setiap program
pemeliharaan adalah untuk mengembangkan indeks seleksi, karena itu adalah
jalan paling efisien untuk meningkatkan produktifitas. Reagan et al. (1976
) mengembangkan indeks seleksi untuk ikan lele dan Gall (1979)
mengembangkan satu untuk ikan Rainbow Trout. Reagan et al.'s (1976) untuk
ikan lele dikonstruksikan untuk menyeleksi penambahan panjang dan berat
keduanya pada 5 dan 15 bulan, dan pusatnya pada h2s untuk panjang dan berat
ke 5 dan 15 bulan dan korelasi antara sifat-sifat mereka yang dihitung
dalam populasi ikan lele.
1 = 1.578 (wt pada 5 bulan) – 4.6135(panjang pada 5 bulan)
+ 1.2122(panjang pada 15 bulan) + 26.5624(wt pada 15 bulan)
Daftar seleksi ini tidak jangan dianggap merupakan menjadi penentuan
daftar seleksi lele oleh semua peternak ikan lele, sebab indeks tersebut
hanya cocok untuk populasi pada pelajaran yang terdapat pada buku reagen et
al (1976).
Dengan mengesampingkan data tersebut harus dikembangkan indeks seleksi
tidak selalu muncul dalam semua populasi ikan, dapat diperkirakan indeks
seleksi dengan menentukan nilai tersebut. Contohnya, jika tiap petani lele
ingin menyeleksi untuk pertambahan berat pada umur 8 bulan, untuk
menurunkan persentase total dan untuk menambah hasil per hari selama bulan
Agustus dalam populasi. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah
menetapkan nilai untuk tiga sifat fenotif. Berikut ini adalah nilai-nilai
yang di tetapkan dalam proyek tersebut.
"Fenotip "Populasi avg "Relatif kepentingan "
"Berat "454 g "50% "
"Persentase "60% "30% "
"Keuntungan/Hari "5 g/day "20% "
Walaupun jenis program seleksi ini yang paling efisien, data garis
dasar dibutuhkan untuk menghitung bs tidak terdapat untuk sebagian besar
ikan budidaya walapun faktanya data yang dibutuhkan menghasilkan daftar
seleksi yang tidak terdapat untuk populasi ikan yang berlebih kamu bisa
mengira-ngira sebuah daftar seleksi dengan menetapkan nilai hasil kamu yang
didapat pada bs. Nilai itu (faktor penting) dasar pada ide kamu tentang
pentingnya setiap fenotip dan itu adalah nilai relatifnya.
Sebagai contoh, jika seorang pembudidaya ikan lele ingin menyeleksi
untuk menambah berat pada umur 18 bulan, untuk mengurangi persentase
pergantiannya (dasar pada ukuran kepala ke rasio ukuran badan) dan untuk
menambah berat perharinya saat bulan Agustus dipopulasi ikan lelenya, hal
pertama yang dia lakukan adalah menetapkan nilai relatif 3 fenotip. Berikut
ini adalah nilai yang harus dia tetapkan untuk rencana ini:
Faktor Penting (I) =
Faktor penting ditetapkan dengan menggunakan persamaan berikut:
Iberat(Iw) = = 0.1101322
Ipergantian (ID) = = 0.5
Ikeuntungan/hari(IG) = = 6.6666667
Faktor penting untuk berat, persentasi pergantian, dan pertumbuhan
perharinya saat dibulan Agustus pada program seleksi ini.
I = (Iw)(berat) + (ID)(pergantian % ) + (IG)(keuntungan/hari)
Daftar perkiraan seleksi untuk program budidaya ini adalah Seekor ikan pada
baris ke percentile 50 disemua 3 fenotip (Iavg) akan mempunyai I = 100.0:
Iavg = (0.1101322)(454 g) + (0.5)(60%) + (6.6666667)(3 g/hari) = 100.0
Sekarang pembudidaya membuat daftar perkiraan seleksinya, tahap
berikutnya adalah menghitung nilai untuk setiap populasi Ikan lele. Ikan
lele ini memiliki lebih dari 1000 populasi diatas rata-rata. Jika
pembudidaya ingin mempertahankan 10% populasinya, dia hanya tetap membuat
ikan lele diatas persentil ke 90 pada nilai tersebut. Dia bahkan bisa
menggunakan rumus ls ikan lele lebih baik, AU-23 or AL-22
" "AU-23 "AL-22 "
"Berat "544 g "589 g "
"Pergantian % "63% "62% "
"Keuntungan/hari "4.0 g/hari "3.2 g/hari "
IAU-23 = (0.1101322)(544 g) + (0.5)(63%) + (6.6666667)(4.0 g/day) = 118.079
IAU-22 = (0.1101322)(589 g) + (0.5)(62%) + (6.6666667)(3.2 g/day) = 117.201
AU-23 lebih baik dari Al-22.
Semua program itu didasari pada kebaikan individu dan disebut masa
seleksi atau seleksi individual. Tiap individu, terlepas dari familinya
dibandingkan pada semua jenis , dan yang terbaik adalah digunakan sebagai
indukan di generasi berikutnya. Penyeleksian individu akan efektif jiga h2
besar.
Ketika h2 kecil, seleksi individual bukan jalan efisien untuk
merubah maksud populasi. Jika fenotip tersebut begitu berharga yang
meningkatkan mereka adalah yang paling penting, seleksi famili dapat
digunakan untuk merubah maksud populasi lebih efisien. Seleksi famili sama
dengan seleksi individu kecuali jika kamu membandingkan maksud family
reather daripada nilai individu, dan seleksimu atau pemisahan family
tersebut. Seleksi famili lebih efisien daripada seleksi individu ketika h2
kecil, karena dengan ukuran sesamanya anda mengurangi beberapa jumlah
variant dari rumus VA , kamu lebih baik dapat mengukur dan memanfaatkan itu
melalui seleksi famili, meskipun jumlah absolut VA tidak meningkat,
kemampuanmu untuk mengukur dan memanfaatkan hal itu. Saat h2 tidak lebih
penting daripada sebuah rasio, jika kamu menurunkan VD , VI, VE, atau VG-E
, kamu akan meningkatkan jumlah proforsional dari VA, meningkatkan h2, dan
itu meningkatkan kemampuanmu untuk memanfaatkan VA, yang akan meningkatkan
respon terhadap seleksi. Seleksi famili akan bekerja jika hanya ada VA,
baik individu atau seleksi famili akan dapat merubah fenotip.
4. Seleksi Tandem
Seleksi untuk memilih dua atau lebih fenotif , mempunyai pilihan dari
sekian tipe-tipe yang berbeda dari program-program pembiakan selektif. Yang
paling sederhana adalah seleksi dua-dua. Dalam hal ini kita harus
memperhatikan:
Memilih satu fenotif dari sejumlah generasi sampai tujuan untuk
fenotif tersebut tercapai
Memilih fenotif yang kedua sampai tujuan untuk fenotif tersebut
tercapai
Untuk fenotif ketiga dan keempat cukup mengikuti pola sebelumnya. Sayangnya
seleksi tandem ini sangat tidak efisien dikarenakan 2 alasan :
Diperlukan banyak waktu untuk memperbaiki dua atau lebih sifat dengan
cara ini.
Memilih satu sifat secara otomatis berarti memilih yang lain kecuali
korelasi sifat antar sifat adalah nol.
Jika 2 fenotif yang ingin diubah memiliki korelasi negatif akan
menurunkan nilai rata-rata pertengahan satu fenotif sementara diperbaiki
dan semua seleksi sebelumnya dapat tidak terselesaikan saat memilih fenotif
kedua. Contohnya ketika Millenback ( 1950 ) memilih gonad yang matang pada
tahun ke-2 melainkan pada tahun ke-3 dan ke-4 menemukan bahwa ikan yang
telah diseleksi memiliki tingkat pertumbuhan yang kecil dan juga
memproduksi telur lebih sedikit.
5. Sortir Independen (Independen Culling)
Gambar 1.5 Sortir Independen
Sortir Independen atau Independen Culling adalah program seleksi yang
dapat digunakan jika ingin menseleksi 2 atau lebih fenotip.
Kekurangan Independen Culling:
1. Untuk terseleksi, ikan harus menonjol pada semua fenotip
2. Semakin banyak fenotip maka semakin sedikit ikan yang bisa terpilih
6. Jenis Genetika Dominan dan Hibridisasi
Ketika sedikit atau adanya VA dan yang sulitnya atau
ketidakmungkinannya untuk meningkatkan sebuah fenotip dengan seleksi,
teknik pembudidayaan dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas
adalah dengan hibdridisasi. Meingkatkan produktifitas hibridisasi dengan
memanfaatkan VD. Kamu tentu saja dapat menggunakan hibridisasi dengan
memanfaatkan sejumlah VA yang ada.
Jika kamu ingat, VD adalah jenis genetic yang dihasilkan oleh setiap
interaksi alel pada setiap lokus. Karena bentuk keragaman genetik
tergantung pada interaksinya, hal itu terganggu selama masa meiosis dan
tidak dapat disampaikan dari orang tua untuk penurunannya. Keanekaragaman
genetik dominan dibuat kombinasi antara perbedaan baru dan dalam setiap
generasi, dan efeknya kemampuannya itu berdasarkan keberuntungannya. Ikan
yang unggul karena interaksi tertentu yang lebih unggul karena kombinasi
kebenaran alelnya. Sayangnya, ikan itu tidak bisa menyampaikan keunggulan
mereka pada progeny mereka.
Akibatnya tujuan dalam program pembudidayaan silang adalah untuk
menemukan kombinasi yang dihasilkan indukannya, menghasilkan kombinasi alel
yang menghasilkan interkais yang diinginkan pada progeny dan meningkatkan
produktifitas.
Keanekaragaman genetic aditif dan VD secara diametric yang
bertentangan, berakibat, seleksi dan perkawinan silang juga dimetris yang
bertentangan. Pada seleksi ini, kamu memilih hewan masuk pada individu atau
keunggulan family dengan harapan bahwa generasi berikutnya akan mendekati
perkiraan yang kamu pilih.
Pada perkawinan silang, generasi berikutnya tidak mempunyai perkirakan
anak-anaknya, dan kecuali persilangannya dibuat sebelumnya, kamu tidak bisa
memprediksi hasil pasangannya. Produksi perkawinan unggul adalah sebuah
tindakan atau bagian yang hilang. Kadang kamu akan beruntung, kadang kamu
tidak. Kamu dapat menjodohkan dua seleksi dan hasil sebuah bibit yang
unggul. Dasarnya, apapun yang kamu coba untuk melakukan adalah menentukan
persilangan yang menarik (produksi progenihibrid yang ungguul). Ketika kamu
menemukan kombinasi, kamu menggunakan persilangan yang meningkatkan
produktifitas.
1. Penggunaan Hibridisasi
Hibridisasi dapat digunakan pada satu dari beberapa cara untuk
meningkatkan produktifitas. Hal itu juga dapat digunakan sebagai sebuah
cara "cepat dan kotor" sebelum seleksi akan digunakan. Pemanfaatan VD
adalah kebebasan VA, jadi hibridisasi dapat digunakan untuk meningkatkan
produktifitas apakah h2 lebih besar atau kecil ketika h2 itu kecil,
hibridisasi seringnya hanya cara praktis yang meningkatkan produktifitas,
karena akan sangat tidak efisien. Hibridisasi dapat digabungkan kedalam
sebuah program seleksi sebagai persilangan akhir dari hasil hewan untuk
tumbuh kembang. Pada kasus ini, kamu memilih ikan pada dua garis yang telah
terlihat hasil hibridisasi yang baik, sesudah program seleksi,
hibridisasimu masuk pada garis penyeleksian. Hibridisasi ketiga digunakan
untuk hasil produk yang sama. Proses tumbuh dan pemakaian sering meminta
hasil yang sama, dan hibridisasi adalah cara yang paling efisien dari hasil
progeny yang sama. Kelima digunakan untuk hasil dari populasi monosex. Dan
keenam digunakan untuk hasil hibridisasi yang disediakan pada natural bodys
of water yang tidak dapat mempertahankan populasinya sendiri.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Empat tipe dasar seleksi :
Tanpa Seleksi (No Selection)
Seleksi Terarah ( Directional Selection )
Seleksi Stabilisasi ( Stabilization Selection )
Seleksi Pemutus ( Disruptive Selection )
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk mencegah penyeleksian yang tidak
bertujuan untuk menurunkan rata-rata penyesuaian dari populasi adalah :
Memperbanyak pemijahan selama musim pemijahan
Pemijahan/pembiakan dari segala macam musim ikan
Memijahan sebanyak mungkin ikan(anda hanya perlu tetap menjaga masing-
masing kelompok dari setiap pemijahan)
Jangan menyeleksi ikan pertumbuhan lambat atau ikan-ikan yang kurang
menunjukan dengan tegas ciri-ciri karatkeristik seksual sekundernya
Kelemahan pemilihan bebas dibanding seleksi terpasang yaitu :
1. Untuk dapat terpilih ikan harus telah baik dalam semua fenotip.
2. Ketika kita memilih beberapa fenotip dan menetapkan batas minimal
kebebasan satu sama lain, kita dapat saja mempertahankan hanya sedikit
ikan.
Yang harus diperhatikan dalam seleksi tendem adalah :
Memilih satu fenotif dari sejumlah generasi sampai tujuan untuk
fenotif tersebut tercapai
Memilih fenotif yang kedua sampai tujuan untuk fenotif tersebut
tercapai
Untuk fenotif ketiga dan keempat cukup mengikuti pola sebelumnya.
Sayangnya seleksi tandem ini sangat tidak efisien dikarenakan 2 alasan
:
Diperlukan banyak waktu untuk memperbaiki dua atau lebih sifat dengan
cara ini.
Memilih satu sifat secara otomatis berarti memilih yang lain kecuali
korelasi sifat antar sifat adalah nol.
2. Saran
Pembaca dapat memahami makalah ini dengan baik agar mempermudah proses
budidaya.
DAFTAR PUSTAKA
Tave, Douglas, 1986. Genetics for Fish Hatchery Managers, ACI Publishing
Company, Inc. West Port. Conecticut.