1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada alat kumparan putar jenis magnet permanen ,jarum penunjuk meter akan berhenti apabila torsi penyimpang dan torsi kontrol sama besarnya, sehingga torsi penyimpang sebanding dengan arus yang mengalir.Karena alat ukur kumparan putar jenis magnet permanent bekerja berdasarkan gaya Lorentz maka torsi penyimpang yang terjadi apabila arus yang melewati kumparan menimbulkan gaya dikedua sisinya .hal ini sebanding apabila arus yang melalui kumparan 1 ampere maka magnitude gaya akan ditimbulkan pada tiap sisi kumparan.
Apabila kumparan dipasang pegas-pegas pengatur ,maka torsi elektromagnetik akan membangkitkan torsi mekanik pegas yang arahnya berlawanan sehingga kumparan tersebut dapat berputar. Pada saat terjadi kesetimbangan torsi ,kumparan defleksi dengan sudut tertentu .bresarnya sudut defleksi ditunjukan oleh jarum penunjuk sehingga dapat ditera antara arus listrik dan sudut defleksinya. Dan aplikasinya terdapat pada galvanometer arus searah, fluks meter galvanometer balistik dll.
Dalam penulisan makalah ini penulis akan memaparkan tentang galvanometer jenis balistik dan suspensi serta menjelaskan beberapa aspek penting yang terdapat pada galvanometer.
1.2 BATASAN MASALAH
Makalah ini membahas tentang beberapa jenis dari Galvanometer. Dalam makalah ini dijelaskan tentang prinsip kerjanya serta bagian-bagiannya, dan menjelaskan beberapa aspek penting yang terdapat pada galvanometer.
1.3 TUJUAN
1. Mempelajari tentang galvanometer balistik.
2. Mempelajari tentang galvanometer suspensi.
3.Mengetahui prinsip kerja Galvanometer
4. Mengetahui tentang Defleksi Galvanometer dalam Keadaan Mantap (Steady State deflection ).
5. Mengetahui tentang sifat dinamik galvanometer.
6. Mengetahui tentang mekanisme redaman.
7. Mengetahui tentang gerak d' Arsonval ( d' Arsonval movement )
8. Mengetahui tentang sensitivitas galvanometer.
1.4 METODE PENULISAN
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode kepustakaan, yaitu pada metode ini, penulis membaca buku-buku dan literatur serta mencari informasi di internet yang berhubungan dengan penulisan makalah ini yaitu Galvanometer.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN GALVANOMETER
Istilah galvanometer diambil dari seorang yang bernama Luivi Galvani. Penggunaan galvanometer yang pertama kali dilaporkan oleh Johann Schweigger dari Universitas Halle di Nurremberg pada 18 september 1820. Andre-Marie Ampere adalah seorang yang memberi kontribusi dalam mengembangkan galvanometer. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk penunjuk analog arus searah, dimana arus yang diukur merupakan arus-arus kecil misalnya yang diperoleh pada pengukuran fluks magnet.
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung . Gambar dibawah ini memperlihatkan bahwa galvanometer hanya dapat mengukur arus maupun tegangan yang relative rendah.
Tegangan yang diukur sekitar 1 volt
Tegangan yang diukur sekitar 24 volt, dan galvanometer RUSAK!
Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt).
GALVANOMETER dengan HAMBATAN SHUNT
Galvanometer dengan hambatan shunt adalah ampermeter. Dalam pemasangannya, ampermeter ini harus dihubungkan paralel dengan sebuah hambatan shunt Rsh. Pemasangan hambatan shunt ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkan batas ukur galvanometer agar dapat mengukur kuat arus listrik yang lebih besar dari nilai standarnya.
Pemasangan Galvanometer dengan hambatan shunt
Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet akan timbul gaya lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk hingga menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan agak besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh sebuah pegas.
GALVANOMETER dengan HAMBATAN DEPAN (MULTIPLIER)
Galvanometer dengan hambatan depan adalah voltmeter. Sebuah galvanometer dan
sebuah hambatan eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya.
Pemasangan Galvanometer dengan hambatan depan (multiplier)
Fungsi multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada galvanometer
tidak melebihi kapasitas maksimum, sehingga sebagian tegangan akan berkumpul pada multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar.
PRINSIP DAN CARA KERJA GALVANOMETER
Prinsip Kerja Galvanometer, Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus tetapi dalam mengukur kuat arus listrik galvanometer bekerja berdasarkan prinsip bahwa sebuah kumparan yang dialiri arus listrik dapat berputar ketika diletakkan dalam satu daerah medan magnetic. Pada dasarnya kumparan terdiri dari banyak lilitan kawat. Sebuah galvanometer yang digantungkan pada kumparan, kopel magnetic akan memutar kumparan seperti yang telah kita ketahui kumparan hanya dapat berputar maksimal seperempat putaran kedudukan kumparan tegak lurus terhadap medan magnet.
Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz . Jari telunjuk, menunjukkan arah medan magnet (B). Jari tengah, menunjukkan arah arus listrik (I). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus.
Cara kerjanya galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat berubaha karena arus listrik yang mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah, tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan putar.
Cara kerja galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya Lorents sama besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk silinder membentuk statu kumparan, dan diletakkan diantara diantara kutub-kutub sebuah magnet hermanen. Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang terpasang di atas dan di bawah kumparan. Maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorente yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebebkan kumparan berputar. Putaran kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar dengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah jarum untuk menunjuk pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan besar arus listrik yang diukur.
2.3 SIFAT DINAMIK GALVANOMETER
Jika arus bolak balik dialirkan ke sebuah galvanometer pencatat, maka pencatatan yang dihasilkan oleh gerakan kumparan putar meliputi karakteristik respons dari elemen yang berputar itu sendiri, dengan demikian adalah penting untuk mempertimbangkan sifat dinamiknya.
Sifat dinamik galvanometer adalah : kecepatan respons, redaman dan over-shoot. Sifat dinamik galvanometer dapat diamati dengan memutuskan arus input secara tiba-tiba, sehingga kumparan berayun kembali dari posisi defleksi menuju posisi nol. Sebagai akibat dari kelembaman ( inersia ) dari sistem yang berputar, jarum berayun melewati titik nol dalam arah berlawanan dan berosilasi kekiri dan kekanan, dan secara perlahan-lahan osilasi ini akan mengecil sebagai akibat dari redaman elemen berputar dan akhirnya jarum berhenti pada posisi nol.
Gerakan sebuah kumparan didalam medan magnet, diketahui dari tiga kuantitas,yaitu :
1. Momen inersia kumparan putar terhadap sumbunya ( J ).
2. Torsi lawan yang dihasilkan oleh gantungan kumparan ( S ).
3. Konstanta redaman ( D ).
Penyelesaian persamaan diferensial yang menghubungkan ketiga faktor diatas, menghasilkan tiga kemungkinan yang masing-masing menjelaskan sifat dinamik kumparan dan sudut defleksinya ( θ ).
Ketiga jenis sifat-sifat tersebut ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Gambar Sifat dinamik galvanometer.
Dari gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kurva I : Keadaan terlalu redam, dimana kumparan kembali secara perlahan ke posisi diam tanpa lonjakan atau osilasi
Kurva II : Keadaan kurang redam, dimana gerakan kumparan dipengaruhi oleh osilasi sinusoida teredam. Laju dimana osilasi berhenti ditentukan konstanta redaman ( D ), momen inersia ( J ) dan torsi lawan ( S ) yang dihasilkan gantungan kumparan.
Kuva III : Keadaan redaman kritis, dimana jarum kembali dengan cepat ke keadaan mantap tanpa osilasi.
Idealnya, respons galvanometer adalah sedemikian rupa, sehingga jarum jam bergerak ke posisi akhir tanpa lonjakan, berarti gerakan tersebut harus pada keadaan redaman kritis, akan tetapi dalam praktek, pada umumnya galvano- meter sedikit kurang teredam, sehingga jarum sedikit melonjak sebelum berhenti, dan lebih lambat dari redaman kritis.
MEKANISME REDAMAN
Redaman galvanometer terjadi dalam dua mekanisme,yaitu :
Redaman Mekanisme,disebabkan :
Perputaran kumparan di udara sekelilinhnya dan tidak bergantung pada arus listrik kumparan.
Gesekan di bantalan- bantalanya karena gerakan/
Pembengkokan pegas-pegas gantungan.
Redaman elektromagnetik,disebabkan oleh efek induksi didalam kumparan yang berputar didalam medan magnet.
Cara- cara peredaman galvanometer antara lain :
Alat-alat ukur PMMC dibuat agar menghasilkan redaman viskos yang minimum dan derajat redaman diperbesar.
Beberapa instrumen menggunakan peinsisp elektromagnetik (Hukum Lenz),dimana kumparan digulung pada sebuah rangka alumunium ringan,perputaran kumparan dalam medan magnet menghasilkan arus sirkulasi pada logam penghantar,sehingga torsi penahan dibangkitkan untuk melawan gerakan kmparan.
Sebuah galvanometer daat jiga diredam dengan sebuah tahanan dihubungkan kekumparan,jika kumparan berputar dalam medan magnet tegangan dibangkitkan dikumparan yang akan mensirkulasi arus melalui kumparan tahanan luar,sehingga dihasilkan torsi yang meredam gerakan kumparan.
Tahanan Luar CDRX :
Untuk setiap galvanometer, nilai tahanan luar tersebut adalah tahanan yang menghasilkan redaman kritis yang disebut CDRX (critical damping resistance external), merupakan suatu konstanta penting untuk galvanometer.
Torsi yang dihasilkan CDRX bergantung pada tahanan total dari rangkaian, semakin kecil tahanan total, semakin besar torsi redaman.
Salah satu cara menentukan CDRX adalah dengan mengamati ayunan galvanometer, jika arus dihubungkan atau diputus dari kumparan. Dimulai dari kondisi osilasi, dicoba memperbesar nilai tahanan luar sampai diperoleh suatu nilai dimana lonjakan menghilang, cara ini tidak begitu tepat , akan tetapi cukup memadai untuk umumnya tujuan praktis.
Nilai CDRX juga dapat ditentukan dari konstanta-konstanta galvanometer yang diketahui
JENIS-JENIS GALVANOMETER
2.5.1 GALVANOMETER BALISTIK
Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini bekerja menggunakan prinsip d' Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20 – 30 sekon dengan kepekaan tinggi.Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu impuls arus sesaat, mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali berhenti dalam gerakan berosilasi.
Jika impuls arus berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan. Nilai relatif impuls arus yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari kumparan adalah :
Q = K θ
Dimana:
Q = muatan listrik ( coulomb )
K = kepekaan galvanometer ( coulomb / radian defleksi )
θ = defleksi sudut kumparan ( radian )
Harga kepekaan galvanometer ( K ), dipengaruhi oleh redaman dan besarnya diperoleh secara eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang nyata.
Untuk mengkalibrasi galvanometer, digunakan beberapa metoda, yaitu :
1. metoda kapasitor.
2. metoda solenoida.
3. metoda induktansi bersama.
Pada Metoda induktansi bersama, sumber arus di rangkaian primer dikopel melalui ke galvanometer, melalui pengujian induktansi bersama ( M ).
2.5.2 GALVANOMETER SUPENSI (SUSPENSION GALVANOMETER)
Pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer sistem gantungan, yang merupakan pelopor instrumen kumparan putar, sebagai dasar pada umumnya instrumen penunjuk arus searah yang dipakai secara luas saat ini. Dengan beberapa penyempurnaan, Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi tertentu, jika keinda-han instrumen bukan merupakan masalah dan portabilitas bukan menjadi prioritas.
Galvanometer suspensi adalah jenis alat ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar dari alat-alat ukur arus searah yang menggunakan kumparan gerak (moving coil) bagi sebagian besar alat-alat ukur arus searah yang digunakan hingga saat ini. Konstruksi dan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut sebuah kumparan dari kawat halus digantungkan di dalam sebuah medan magnet permanen. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kumparan putar akan berputar di dalam medan magnet.
Konstruksi sebuah galvanometer suspensi, ditunjukkan pada gambar
Gambar Suspesi Galvanometer
Sebuah kumparan kawat halus digantung di dalam medan maknet yang dihasilkan oleh sebuah maknet permanen, berdasarkan hukum gaya elektromagnet, jika dialiri arus listrik , maka kumparan tersebut akan berputar ( arus listrik mengalir dari dan ke kumparan melalui sebuah gantungan yang terbuat dari serabut halus dan keelastisan serabut tersebut menghasilkan suatu torsi yang akan melawan perputaran kumparan ).
Kumparanakan terus berdefleksi sampai gaya elektromaknetnya mengim-bangi torsi mekanis lawan dari gantungan. Dengan demikian defleksi kumparan merupakan ukuran untuk arus yang dibawa kumparan tersebut.
Sebuah cermin dipasang pada kumparan yang berfungsi untuk mende-fleksikan seberkas cahaya, sehingga sebuah bintik cahaya yang sudah diperkuat bergerak diatas skala pada suatu jarak dari instrumen dan efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang dengan massa nol.
DEFLEKSI DALAM KEADAAN MANTAP (STEADY STATE DEFLECTION)
Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen yang lebih baru, yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen ( PMMC : permanent magnet moving coil ), dan konstruksi PMMC dan bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar dibawah ini .
Prinsip kerja :
Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi elektromaknetik yang menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi mekanis dari pegas-pegas pengatur yang diikat pada kumparan.
Kesetimbangan torsi-torsi dan posisi sudut kumparan putar, dinyatakan oleh jarum penunjuk terhadap referensi tertentu, yang disebut skala.
Menurut hukum dasar eletromaknetik , persamaan untuk torsi adalah :
T = B x A x I x N
dimana : T = torsi dalam Newton-meter ( N-m )
B = kerapatan fluksi didalam celah udara ( Wb / m2 )
A = luas efektif kumparan ( m2 )
I = arus dalam kumparan putar ( Amper, A )
N = jumlah lilitan kumparan
Karena kerapatan fluksi dan luas kumparan merupakan parameter-parameter konstan untuk sebuah instrumen, maka persamaan ( 3 - 1 ) torsi berbanding lurus dengan arus I ( T ~ I ).Torsi menyebabkan defleksi jarum ke keadaan mantap, dimana torsi diimbangi oleh torsi pegas pengontrol.Perencana hanya dapat mengubah nilai torsi pengatur dan jumlah lilitan kumparan untuk mengukur arus skala penuh.
Umumnya luas kumparan praktis 0,5 – 2,5 cm2, kerapatan fluksi untuk instrumen modern 1500 – 5000 gauss ( 0,15 – 0,5 Wb / m2 ).
Sebagai contoh : sebuah instrumen PMMC dengan tromol 3,5 inci, rangkuman 1 mA dan defleksi penuh 100 derejat busur, memiliki karakteristik berikut :
A = 1,75 cm2 B = 2000 gauss ( 0,2 Wb / m2 ) N = 84
T = 2,92 x 10 – 6 N-m
Tahanan kumparan = 88 Ω dan disipasi daya = 88 Μw
MEKANISME KUMPARAN-PUTAR MAGNET PERMANEN
GERAK d'ARSONVAL (d'ARSONVAL MOVEMENT)
Gerakan dasar kumparan putaran maknet permanen yang ditunjukan pada gambar di bagian defleksi galvanometer, sering disebut dengan gerak d'Arsonval.Konstruksi ini memungkinkan maknet besar di dalam suatu ruangan tertentu dan digunakan bila diinginkan fluksi terbesar di celah udara. Dia adalah instrumen dengan kebutuhan daya sangat rendah dan arus kecil untuk defleksi skala penuh.
Gambar dibawah ini, menunjukkan sebuah pandangan maya dari gerakan d'Arsonval.
Pengamatan pada gambar diatas, menunjukkan :
Sebuah maknet permanen berbentuk sepatu kuda dengan potongan-potongan besi lunak menempel padanya.
Antara potongan-potongan tersebut, terdapat sebuah silinder besi lunak yang berfungsi untuk menghasilkan medan maknet yang homogen.
Kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka logam ringan dan dipasang sedemikian rupa hingga dapat berputar bebas di celah udara.
Jarum penunjuk dipasang dibagian atas kumparan, bergerak sepanjang skala yang sudah dibagi-bagi dan menunjukkan defleksi sudut kumparan yang berarti juga menunjukkan arus melalui kumparan.
Bentuk " Y " adalah pengatur nol ( zero adjust ) dan dihubungkan ke ujung tetap pegas pengatur depan.
Sebuah pasak eksentrik ( pin ) yang menembus kotak instrumen yang memegang bagian " Y ", sehingga posisi " nol " jarum dapat diatur dari luar.
Dua pegas konduktif dari fosfor-perunggu biasanya berkekuatan sama, yang menghasilkan gaya terkalibrasi untuk melawan torsi kumparan putar dan prestasi pegas yang konstan dibutuhkan untuk mempertahankan ketelitian instrumen.
Ketebalan pegas diperiksa secara teliti untuk mencegah kondisi pegas yang permanen ( eksitasinya hilang ). Arus dialirkan dari dan ke kumparan melalui pegas-pegas penghantar.
Keseluruhan sistem yang berputar dibuat setimbang statis oleh tiga buah beban kestimbangan untuk semua posisi defleksi, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini
Jarum, pegas dan titik putar ( pivot ) dirakit ke peralatan kumparan dengan menggunakan alas titik putar dan ditopang oleh bantalan jewel ( jewel bearing ), seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Jewel berbentuk " V " ditunjukkan pada gambar 6 a digunakan secara umum pada bantalan-bantalan instrumen dan mempunyai gesekan paling kecil diantara semua bantalan.
Instrumen PMMC tidak sesuai untuk pengukuran arus bolak balik, kecuali jika arus tersebut disearahkan sebelum memasukkannya ke kumparan.
2.7.2 Konstruksi Magnet Inti
Merancang sebuah sistem maknetik, dimana maknet berfungsi sebagai inti, memiliki keuntungan :
tidak terpengaruh oleh medan maknet luar
meniadakan efek shunt maknetik dalam konstruksi panel baja, dimana beberapa alat ukur yang bekerja berdekatan dapat saling mempengaruhi pembacaan masing-masing.
Kebutuhan pelindung maknetik dalam bentuk selubung besi ditiadakan.
Perincian dari alat ukur maknet inti dengan pelindung sendiri, ditunjukkan pada gambar dibawah in
2.7.3 Suspensi " Taut Band "
Instrumen ban kencang ( taut band ) seperti ditunjukkan pada gambar 8, mempunyai keuntungan meniadakan gesekan suspensi titik putar jewel.Kedua kumparan yang berputar digantung dengan menggunakan dua pita torsi, dimana kedua pita tersebut dipasang dengan regangan ( tensi ) yang cukup kuat untuk menghilangkan pelengkungan seperti halnya pada galvanometer suspensi pada gambar suspensi galvanometer diatas.
Torsi ini dilengkapi dengan sebuah pegas tensi, sehingga instrumen dapat digunakan dalam sebarang posisi.Instrumen-instrumen suspensi ban kencang dapat dibuat dengan sensitivitas yang lebih tinggi dari yang menggunakan titik putar ( pivot ) dan jewel, dan dapat digunakan dalam hampir semua pemakaian yang dapat dilakukan instrumen-instrumen bertitik putar.
Instrumen-instrumen ban kencang relatif tidak sensitif terhadap goncangan dan temperatur, dan mampu menahan kelebihan beban yang lebih besar dari jenis lainnya.
2.7.4 Kompensasi Temperatur
Pengaruh temperatur pada gerak dasar PMMC bisa dikompensasi dengan menggunakan tahanan shunt dan seri yang sesuai (tembaga dan manganin) dan juga kenaikan temperatur dapat mengakibatkan berkurangnya kuat medan dan regangan pegas.
Perubahan-perubahan ini cenderung membuat jarum membaca rendah pada suatu arus yang diberikan berkaitan dengan kuat medan maknet dan tahanan kumparan, sebaliknya perubahan pegas cenderung membuat jarum membaca tinggi dengan kenaikan temperatur.
Alat ukur yang tidak terkompensasi cenderung menghasilkan pembacahan rendah sekitar 0,2 % setiap kenaikan temperatur 100 C.Kompensasi dapat dilakukan dengan menggunakan tahanan yang dilengkapi koreksi suhu ( swamping resistor ) yang dihubungkan seri dengan kumparan putar ( gambar a ).Tahanan total kumparan dan tahanan swamping bertambah dengan kenaikan temperatur, akan tetapi tidak menyebabkan perubahan pada pegas dan maknet.
Cara lengkap untuk menghilangkan pengaruh temperatur ( gambar b) :
Kenaikan temperatur menyebabkan tahanan rangkaian total akan bertambah sedikit, karena adanya kumparan tembaga dan tahanan shunt tembaga.Dengan demikian untuk tegangan masuk tertentu, arus total akan berkurang sedikit terhadap kenaikan temperatur.
Tahanan-tahanan shunt bertambah lebih besar daripada gabungan seri kumparan dan tahanan manganin, sehingga sebagian besar arus total dialirkan melalui rangkaian kumparan.Dengan perbandingan jumlah tembaga dan manganin dalam rangkaian, pengaruh temperatur dapat dihilangkan.
Kerugian pemakaian tahanan-tahanan yang dilengkapi koreksi temperatur adalah penurunan sensitivitas skala penuh alat ukur, karena diperlukan tegangan masuk yang lebih tinggi untuk mempertahankan arus skala penuh.
Gambar a & b
Gambar a & b
SENSITIVITAS GALVANOMETER
Ada empat konsep yang dapat digunakan untuk menyatakan sensitivitas galvanometer (Galvanometer Sensitivity), yaitu :
Sensitivitas Arus
Sensitivitas arus (Current Sensitivity) ialah perbandingan diantara simpangan jarum penunjuk galvanometer terhadap arus listrik yang menghasilkan simpangan tersebut. Besarnya arus listrik biasanya dalam orde mikroampere (µA). Sedangkan besarnya simpangan dalam orde milimeter (mm). Jadi untuk galvanometer yang tidak memiliki skala yang dikalibrasi dalam orde milimeter, harus dikonfersi dulu ke dalam skala mili meter. Secara matematis, sensitivitas arus dinyatakan dengan :
S1 =d mmI µA S1 = Sensitivitas arus dalam mm/µA
d = Simpangan Galvanometer dalam mm
I = Arus pada Galvanometer dalam µA
Sensitivitas Tegangan
Sensitivitas tegangan (Voltage Sensitivity), ialah perbandingan antara simpangan jarum penunjuk galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkan simpangan tersebut. Sensitivitas tegangan dinyatakan dengan notasi matematis sebagai berikut :
Sv = d mmV mv SV = Sensitivitas tegangan dalam mm/ mV
d = Simpangan Galvanometer dalam mm
V = Arus pada Galvanometer dalam mV
Sensitivitas Mega ohm
Sensitivitas mega ohm (Megaohm Sensitivity), ialah besarnya resistansi mega ohm yang terhubung seri dengan galvanometer (termasuk CDRX – Shunt-nya) untuk menghasilkan simpangan jarum menunjuk galvanometer sebesar 1 bagian skala jika tegangannya yang disatukan sebesar 1 Volt. Karena besarnya hambatan ekivalen dari galvanome ter yang terhubung paralel dapat diabaikan bila dibandingkan dengan besarnya tahanan mega ohm yang terhubung seri dengannya, maka arus yang masuk praktis sama dengan 1/R µA dan menghasilkan simpangan satu bagian skala. Secara numeric sensitivitas mega ohm sama dengan sensitivitas arus dan
dinyatakan sebagai berikut :
SR = S1D mmI µA SR = Sensitivitas mega ohm dalam mm/ µA
D = Simpangan Galvanometer dalam mm
I = Arus pada Galvanometer dalam µA
Sensitivitas Balistik
Konsep lain sebagai tambahan adalah konsep Sensitivitas Balistik (Ballistic Sensitivity) yang biasa digunakan pada Galvanometer Balistirk. Sensitivitas Balistik adalah perbandingan antara simpangan maksimum dari jarum penunjuk Galvanometer terhadap jumlah muatan listrik Q dari sebuah pulsa tunggal yang menghasilkan simpangan tersebut. Sensitivitas Balistik dinyatakan dengan formula berikut :
SQ =d mmQ µC SQ = Sensitivitas Balistik dalam mm/µC
d = Simpangan Galvanometer dalam mm
Q = Besarnya muatan Listrik dalam µC
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung .Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini bekerja menggunakan prinsip d' Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20 – 30 sekon dengan kepekaan tinggi.
Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-pengukuran laboratorium sensitivitas tinggi tertentu, jika keinda-han instrumen bukan merupakan masalah dan portabilitas bukan menjadi prioritas.
Cara kerjanya galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat berubaha karena arus listrik yang mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah, tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan putar.
Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen yang lebih baru, yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen ( PMMC : permanent magnet moving coil ), Prinsip kerjanya yakni Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi elektromaknetik yang menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi mekanis dari pegas-pegas pengatur yang diikat pada kumparan.
Sifat dinamik galvanometer adalah : kecepatan respons, redaman dan over-shoot. Sifat dinamik galvanometer dapat diamati dengan memutuskan arus input secara tiba-tiba, sehingga kumparan berayun kembali dari posisi defleksi menuju posisi nol. Redaman galvanometer terjadi dalam dua mekanisme, yaitu: Redaman mekanis dan Redaman elektromaknetik. Gerakan dasar kumparan putaran maknet permanen sering disebut dengan gerak d'Arsonval.
Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya digunakan tiga buah defenisi, yaitu :
1. Sensitivitas arus ( current sensitivity )
2. Sensitivitas tegangan ( voltage sensitivity )
3. Sensitivitas mega-ohm ( megohm sensitivity )
4. Sensitivitas balistik
3.2 SARAN
Dalam sebuah penulisan, tentu diperlukan dilakukannya penulisan lanjutan guna meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam membuat makalah, disarankan mencari referensi yang lebih luas lagi, sehingga pembahasan akan semakin mendalam dan lebih efektif. Sehingga akan benar-benar memberikan manfaat dimana akan didapat sebuah pengetahuan yang dapat diterapkan di dalam masyarakat hendaknya.
DAFTAR PUSTAKA
http://as-satrahblogummat.blogspot.com/2011/11/galvanometer.html diakses tanggal 14 Desember 2012
dosen.narotama.ac.id/.../modul-2-SISTEM-SISTEM-Slvanometer.html diakses tanggal 14 Desember 2013
http://easyphysicslearn.blogspot.com/2012/06/prinsip-dan-cara-kerja- diakses tanggal 15 Desember 2013
http://fahmieinsteinpefsi.blogspot.com/2010/11/makalah-alat-ukur-galvanometer_25.html diakses tanggal 18 Desember 2013
http://sitirohimah50.blogspot.com/2013/01/makalah-alat-ukur-galvanometer-bab.html diakses tanggal 18 Desember 2013