Furosemide
A. PENDAHULUAN Dalam praktek sehari-hari, seorang dokter sangat sering meresepkan obat. Dokt Dokter er yang yang baik baik adal adalah ah dokte dokterr yang yang memp mempun unya yaii prof profes esio ional nalit itas as dan dan mamp mampu u meresepkan obat secara rasional. Definisi peresepan yang rasional itu sendiri menurut WHO WHO adal adalah ah jika jika pende penderi rita ta mend mendapa apatt obat obat-o -oba bata tan n sesu sesuai ai denga dengan n diag diagno nosi siss penyakitnya, dosis dan lama pemakaian obat yang sesuai dengan kebutuhan pasien, serta biaya yang serendah mungkin yang dikeluarkan pasien maupun masyarakat untuk membeli obat. Jika menyimpang dari ketentuan diatas maka dikatakan tidak rasion rasional. al. Pember Pemberian ian obat obat yang yang tidak tidak rasio rasional nal merupa merupakan kan masala masalah h serius serius dalam dalam pelayanan kesehatan oleh karena kemungkinan dampak negatif yang terjadi. Syarat keputusan dokter yang rasional dalam farmakoterapi diantaranya: 1. Membuat diagnosis yang tepat 2. Memahami patofisiologis penyakit 3. Menelaah pilihan farmakoterapi 4. Memilih obat dan dosis yang khusus untuk pasien 5. Menentukan tujuan( hasil pengobatan) yang ingin dicapai 6. Memelihara hubungan terapetik dengan pasien Jika syarat tersebut sudah terpenuhi, barulah dapat dikatakan dokter yang rasional. Dalam paper ini akan membahas mengenai obat furosemide secara lebih spesifik. Mulai dari farmakokinetik, farmakodinamik , dosis obat, indikasi, kontraindikasi, efek samping, interaksi obat, dan pengaruh obat pada ibu hamil. Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke 16. HgCl2 diperkenalkan Paracelcus sebagai diuretik. 1930 Swartz menemukan bahwa sulfanilamide sebagai antimicrobial dapat juga digunakan untuk mengobati edema pada pasien payah jantung yaitu dengan meningkatkan eksresi Na+ . Diuretik modern semakin berkembang sejak ditemukannya efek samping dari obat-obat antimikroba yang mengakibatkan perubahan komposisi dan output urin. Diuretik adalah obat yang
terbanyak diresepkan di USA, cukup efektif namun memiliki efek samping yang banyak pula. Tujuan utama diuretik adalah mengurangi edema yaitu dengan cara mengurangi volume ECF. Untuk mencapai ini, output NaCl harus lebih besar dari inputnya. Furosemide adalah salah satu diuretik kuat (water pil) yang digunakan untuk menghilangkan air dan garam dari tubuh.1 Diuretik kuat ini mengahambat reabsopsi NaCl di bagian tebal ansa Henle bagian asendens.8 Karena kapasitas absorpsi NaCl besar di segmen ini dan fakta bahwa diuresis tidak dibatasi oleh adanya asidosis seperti penghambat karbonik anhidrase, obat-obat ini merupakan diuretik yang tersedia paling efektif.8 Furosemide, digunakan untuk mengurangi retensi pembengkakan dan cairan yang disebabkan oleh berbagai masalah medis, termasuk penyakit jantung atau hati. Furosemide telah menjadi perawatan standar untuk gagal jantung selama beberapa dekade.6 Selain dari tindakan utama diuretik nya, furosemide juga diduga memiliki efek pada sistem kardiovaskular.6 Hal ini juga ditetapkan bahwa furosemide sendiri merangsang pelepasan renin, sehingga meningkatkan tingkat angiotensin II serta prostaglandin dari ginjal.6 Furosemide juga digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Hal ini menyebabkan ginjal akan membuang air dan garam yang tidak diperlukan dari tubuh ke dalam urin.2
Contoh Obat Furosemide 20 mg-GG
B. ISI DAN PEMBAHASAN Diuretika adalah obat yang bekerja langsung pada ginjal dan meningkatkan produksi urine dan garam natrium.9 Efek utama diuretika adalah mengurangi reabsorpsi natrium dan klorida pada tubuli ginjal, sedangkan bertambahnya pengeluaran air adalah akibat sekunder dari ekskresi garam tersebut.9 Mekanisme yang meningkatkan produksi urine : 1. Meningkatkan aliran darah ginjal dan kecepatan filtrasi glomerulus, yaitu dengan memberikan: •
Derivat Xantin (teofilin, teobromin,kafein) bekerja dengan cara menstimulasi jantung.9
•
Glikosida jantung (digoksin,digitoksin) bekerja dengan cara memperbaiki kontraksi jantung.9
•
Dopamin mendilatasikan pembuluh darah ginjal dan juga dengan stimulasi jantung.9
2.
Meningkatkan tekanan osmotic dalam tubuli ginjal : •
Diuretika osmotik adalah obat-obat diuretika yang diberikan secara suntikan, kemudian akan difiltrasi oleh glomeruli, tetapi tidak direabsorpsi dari tubuli ginjal sehingga akan meningkatkan tekanan osmotikdalam lumen tubuli.9 Misalnya, manitol dan urea.9
•
Dalam nefron, efek utama diuretika osmotic adalah pada tubuli proksimal, dengan reabsorpsi pasif air dikurangi karena adanya substansi yang tidak bisa diabsorpsi.9 Dengan banyaknya air dan filtrate tersebut, ini juga akan mengurangi reabsorpsi natrium.9 Jadi efek utama diuretika osmotik adalah meningkatkan jumlah air yang dikeluarkan disertai penambahan ekskresi natrium yang relatif sedikit.9
3. Menghambat reabsorpsi aktif tubuler : •
Diuretika tiazid dan derivate-derivatnya : klortalidon, hidroklorotiazid, bendroflumetiazid, hidroflumetiazid, indapamid, sipamid.9
•
Diuretika loop/high ceiling: furosemide, bumetanid, asam etakrinat.9
•
Diuretika hemat kalium : amilorid, triamteren.9
•
Penghambat karbonik anhidrase : asetazolamid.9
•
Diuretika merkurial : salirgan, dan mersalil.9
•
Antagonis aldosteron : spironolakton.9
•
Derivat xantin : teofilin, teobromin, kafein.9
Diuretik Kuat (Loop Diuretik) Diuretik yang bertindak dalam lengkung Henle dapat menurunkan tekanan darah namun kurang efektif dalam jangka panjang dari thiazides.5 Diuretik kuat kebanyakan jangka waktu pendek tindakan (sekitar 6 jam), mengakibatkan diuresis awal yang diikuti oleh periode antinatriuresis berlangsung hingga 18 jam per hari ketika obat ini diberikan sehari sekali.5 Obat ini yang paling tepat untuk pengobatan hipertensi yang rumit dengan tingkat filtrasi glomerulus berkurang (<30 hingga 40 ml per menit per 1,73 m2 luas permukaan tubuh) atau dengan volume overload (misalnya, pada gagal jantung kongestif atau nefrotik sindrom), pada pasien dengan komplikasi seperti, diuretik loop memberikan natriuresis konsisten dan diuresis.5 Furosemide harus diberikan dua kali sehari, sedangkan torsemide adalah alternatif yang lebih lama-bertindak yang dapat diberikan sekali sehari. 5 Macam-macam diuretika
Bumetanid, furosemide, torsemid, dan asam
etakrinat merupakan empat diuretik yang efek utamanya pada pars asendens ansa Henle.10 Dibandingkan dengan semua kelas diuretik lain, obat ini memiliki efektivitas yang tertinggi dalam memobilisasi Na+ dan Cl- dari tubuh. 10 Seperti penghambat karbonik anhidrase, furosemide dan bumetanid merupakan derivat sulfonamid lain.8 Asam etakrinat yang secara kimiawi berbeda dengan furosemide.8 Obat ini merupakan derivat asam fenoksiasetat yang mengandung keton dan kelompok metilen.8 Kelompok metilen (berbayang) membentuk kombinasi dengan kelompok sulfhidril bebas dari sistein. Kombinasi dengan sistein merupakan bahan aktif dari obat tersebut.8
Diuretik kuat secara cepat diabsorpsi dan dieliminasi melalui sekresi ginjal dan filtrasi glomerulus.8 Respons diuretik secara cepat setelah pemberian intravena. Lamanya efek bervariasi 2-3 jam.8 Waktu paruh tergantung fungsi ginjal.8 Karena furosemid bekerja pada bagian luminal tubulus, respon diureik berhubungan secara positif dengan sekresinya di urin.8 Gangguan sekresi dari bersihan obat ini mungkin terjadi bila obat tersebut diberikan bersamaan dengan obat-obat seperti indometasin dan probenesid, yang menghambat sekresi sekresi asam lemah ditubulus proksimal.8 Metabolit asam etakrinat dan furosemide telah diketahui, tetapi belum diketahui apakah mempunyai aktivitas diuretik.8 Torsemid mempunyai waktu paruh dan masa kerja yang lebih panjang dibandingkan furosemide dan bumetanid.8 Torsemid mempunyai paling tidak satu bentuk metabolit aktif dengan waktu paruh yang lebih panjang dari senyawa induk.8 Farmakodinamik dari obat ini yaitu menghambat sistem transpor pasangan Na+/K +/2Cl- di membran luminal bagian tebal ansa Henle asendens.8 Dengan menghambat pentranspor ini, diuretic tersebut menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga mengurangi potensial positif lumen normal yang didapat dari daur ulang K +.8 Potensial elektrik tersebut didapat dari reabsorpsi kation divalen di ansa Henle.8
Diuretik kuat, dengan menghilangkan potensial positif lumen menyebabkan peningkatan ekskresi Mg2+ dan Ca2+.8 Penggunaan yang lama dapat menyebabkan hipomagnesium yang bermakna pada beberapa jenis penderita.8 Karena Ca2+ secara aktif diabsorpsi ditubulus distal konvultus, diuretik kuat secara umum tidak menyebabkan hipokalsemia.8 Namun demikian, pada gangguan yang menyebabkan hipokalsemia, ekskresi Ca2+ dapat ditingkatkan dengan pemberian kombinasi diuretik kuat dan infus cairan garam.8 Efek ini bermakna besar pada penanganan hiperkalsemia akut.8 Tambahan terhadap aktivitas diuretiknya, diuretik kuat mempunyai efek langsung pada aliran darah yang melalui beberapa vascular bed .8 Mekanisme kerja tersebut tidak dapat dijelaskan.8 Furosemide meningkatkan aliran darah ginjal dan menyebabkan redistribusi aliran darah dalam korteks ginjal.8 Furosemide dan asam etakrinat dapat juga mengurangi kongesti paru dan menurunkan tekanan ventrikel kiri pada gagal jantung kongestif sebelum peningkatan keluaran urin dapat diukur, dan pada penderita anefrik.8 Furosemide adalah diuretik kuat yang paling sering digunakan dibandingkan dengan yang lain. Pengertian dari Furosemide itu sendiri adalah furosemide adalah diuretik kuat (water pil) yang digunakan untuk menghilangkan air dan garam dari tubuh.1 Di ginjal, garam (terdiri dari natrium dan klorida), air, dan molekul kecil lainnya yang biasanya akan disaring keluar dari darah dan masuk ke dalam tubulus ginjal.1 Akhirnya cairan yang disaring menjadi air seni.1 Sebagian besar natrium, klorida dan air yang disaring dari darah diserap ke dalam darah sebelum cairan disaring menjadi air kencing dan dihilangkan dari tubuh.1 Furosemide bekerja dengan menghalangi penyerapan natrium, klorida, dan air dari cairan yang disaring dalam tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan yang mendalam output urin (diuresis).1 Oleh karena itu, berhati-hati Awal tindakan setelah oral adalah dalam waktu satu jam, dan diuresis berlangsung sekitar 6-8 jam.1 Tindakan awal setelah injeksi adalah lima menit dan durasi diuresis adalah dua jam.1 Efek yang diuretik furosemide dapat menyebabkan penurunan natrium, klorida, tubuh air dan mineral lainnya pengawasan medis diperlukan selama perawatan.1
Dosis dari Furosemide Bentuk Dosis dan Kekuatannya Solusi injeksi
Solusi Oral
Tablet
10mg/mL
10mg/mL
20mg
40mg/5mL
40mg 80mg
Dosis: awal yang biasa dosis oral untuk pengobatan edema pada orang dewasa adalah 20-80 mg sebagai dosis tunggal.1 Dosis yang sama atau peningkatan dosis dapat diberikan 6-8 jam kemudian.1 Dosis dapat ditingkatkan 20-40 mg setiap 6-8 jam sampai efek yang diinginkan terjadi.1 Dosis yang efektif dapat diberikan sekali atau dua kali sehari.1 Beberapa pasien mungkin memerlukan 600 mg setiap hari.1 Dosis oral awal bagi anak-anak adalah 2 mg / kg.1 Dosis awal dapat ditingkatkan dengan 12 mg / kg setiap 6 jam sampai efek yang diinginkan tercapai.1 Dosis lebih besar dari 6 mg / kg tidak dianjurkan.1 Dosis yang dianjurkan untuk mengobati hipertensi adalah 40 mg dua kali sehari.1 Nama dagang dari furosemide adalah Lasix.1
Manajemen overdosis Dapat menggunakan garam fisiologik untuk mengganti volume, dapat menggunakan dopamin atau norepinephrine untuk mengobati hipotensi, hentikan pengobatan jika tidak ada gejala setelah 6 jam
Indikasi lain & Menggunakan Digunakan ketika fungsi ginjal menurun
Farmakologi dari Furosemide
Half-Life: 30-120 min 3
Jangka waktu 3
I.V: 2 jam PO: 6-8 jam
Permulaan 3 Efek awal: I.V: 2-5 min, PO: 30-60 min Max berlaku: I.V: <15 menit, PO: 1-2 jam
Pengeluaran 3 Urine: 60-90% Tinja (termasuk empedu): 13-18%
Informasi Lainnya 3 Absorpsi: PO: 60-80% Bioavailabilitas: 60-70% Pengikatan Protein: 91-99% Vasodilatasi: 0,2 L / kg Metabolisme: hati, sekitar 10% Indikasi furosemide digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Menurunkan tekanan darah tinggi membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan ginjal. Obat ini juga mengurangi bengkak / retensi cairan (edema) yang dapat disebabkan oleh kondisi seperti gagal jantung kongestif, penyakit hati, atau penyakit ginjal. Hal ini dapat membantu meningkatkan gejala seperti sesak napas. Kontraindikasi pada pasien dengan anuria dan pada pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap furosemide. Furosemide memiliki beberapa efek samping diantaranya: a. Ototoksisitas : Pendengaran dapat terganggu oleh loop duretik terutama bila digunakan bersama-sama dengan antibiotika aminoglikosida.10 Kerusakan permanen dapat terjadi bila terapi dilanjutkan.10 Fungsi vestibular nampaknya kurang dipengaruhi, tetapi dapat juga terganggu oleh terapi kombinasi10
b. Hiperurisemia : Furosemide dan asam etakrinat bersaing dengan asam urat untuk sistem sekresi renal dan empedu, jadi menghambat sekresinya dan dengan demikian menyebabkan munculnya serangan piral.10 c. Hipovolemia akut : Loop diuretic dapat menyebabkan pengurangan volume darah yang cepat dan parah, dengan kemungkinan hipotensi, syok dan aritmia jantung.10 d. Kekurangan Kalium : Muatan Na+ besar yang terjadi di tubulus renalis rektus menyebabkan pertukaran Na+ di tubulus dengan K + dari sel dengan kemungkinan menyebabkan hipokalemia.10
Hilangnya K +
dari
sel
dalam pertukaran H+
menyebabkan alkalosis hipokalemia.10 Pengurangan kalium dapat dicegah dengan menggunakan diuretic hemat kalium diet dengan tambahan K +.10 e. Dehidrasi : Mengkonsumsi furosemide berlebihan dapat menyebabkan tubuh kehilangan air dan mineral (termasuk kalium), kejang otot atau kelemahan, kebingungan, pusing berat, mengantuk, mulut kering yang tidak biasa atau haus, mual atau muntah, cepat / tidak beraturan detak jantung, penurunan jumlah urin yang tidak biasa, pingsan, kejang-kejang.1 Furosemide memiliki interaksi dengan obat lain salah satunya:
(* menunjukkan
berat): * Amikasin: peningkatan risiko ototoxicity.7 Amitriptyline: peningkatan risiko hipotensi postural.7 Amfoterisin B: meningkatkan resiko hipokalemia.7 Karbamazepin: peningkatan risiko hiponatremia.7 Klorpromazin: efek hipotensi ditingkatkan.7 Cisplatin: peningkatan risiko nefrotoksisitas dan ototoxicity.7 Dexamethasone: antagonisme efek diuretic, peningkatan risiko hipokalemia.7 Diazepam: efek hipotensi ditingkatkan.7 * Digoxin: hipokalemia yang disebabkan oleh kenaikan furosemide toksisitas jantung digoxin.7 * Enalapril: efek hipotensi ditingkatkan.7 Etanol: efek hipotensi ditingkatkan.7 * Gentamisin: peningkatan risiko ototoxicity.7
Halotan: efek hipotensi ditingkatkan.7 Hidroklorotiazida: peningkatan risiko hipokalemia.7 Hidrokortison: antagonisme efek diuretik, meningkatkan resiko hipokalemia.7 Ibuprofen: risiko nefrotoksisitas ibuprofen meningkat, antagonisme efek diuretik.7 Insulins: antagonisme efek hipoglikemik.7 Ketamin: efek hipotensi ditingkatkan.7 Lidocaine: tindakan lidocaine antagonized oleh hipokalemia yang disebabkan oleh furosemide (interaksi kecil kemungkinan bila digunakan secara topikal lidocaine).7 * Lithium: lithium mengurangi ekskresi (meningkat plasma lithium konsentrasi dan risiko toksisitas).7 Nitrous oksida: efek hipotensi ditingkatkan.7 Prednisolone: antagonisme efek diuretik, peningkatan risiko hipokalemia.7 Propranolol: efek hipotensi ditingkatkan.7 Kinidina *: toksisitas jantung dari kinidina meningkat hipokalemia yang disebabkan oleh furosemide.7 Salbutamol: peningkatan risiko hipokalemia dengan d osis tinggi salbutamol.7 * Streptomisin: peningkatan risiko ototoxicity.7 Thiopental: efek hipotensi ditingkatkan.7 * Vancomycin: peningkatan risiko ototoxicity.7 Furosemide adalah obat kehamilan Kategori C, yang berarti berpotensi menimbulkan bahaya bagi anak anda yang belum lahir.4 US Food and Drug Administration (FDA) menggunakan sistem kategori untuk mengklasifikasikan risiko untuk janin bila obat tertentu diambil selama kehamilan.4 Kehamilan Kategori C diberikan kepada obat yang menunjukkan efek samping untuk janin dalam penelitian pada hewan, tetapi belum ada penelitian pada wanita hamil yang telah dilakukan.4 Sebuah kehamilan Kategori C masih dapat diberikan kepada wanita hamil jika penyedia layanan kesehatan berpendapat bahwa manfaat bagi wanita itu lebih besar daripada risiko yang mungkin untuk anak yang belum lahir.4
Dalam penelitian hewan, furosemide telah menyebabkan kematian yang tidak dapat dijelaskan baik dari ibu dan bayi yang baru lahir.4 Penelitian terhadap hewan juga menyarankan bahwa obat dapat menyebabkan cacat lahir dari ginjal atau sistem kemih.4 Namun, penting untuk dicatat bahwa binatang tidak selalu merespon terhadap obatobatan dalam cara yang sama seperti manusia.4 Oleh karena itu, sebagaimana disebutkan, furosemid dapat diberikan kepada wanita hamil jika penyedia layanan kesehatan berkeyakinan bahwa manfaat yang lebih besar daripada risiko yang mungkin.4 Umumnya, obat tersebut harus digunakan pada wanita hamil hanya bila benar-benar diperlukan.4 Hal ini umumnya tidak dianjurkan untuk mengobati tekanan darah tinggi selama kehamilan.4
C. Kesimpulan Furosemide merupakan diuretic kuat (loop diuretic). Diuretika adalah obat yang bekerja langsung pada ginjal dan meningkatkan produksi urine dan garam natrium. Diuretik kuat secara cepat diabsorpsi dan dieliminasi melalui sekresi ginjal dan filtrasi glomerulus. Karena furosemid bekerja pada bagian luminal tubulus, respon diureik berhubungan secara positif dengan sekresinya di urin. Metabolit furosemide telah diketahui, tetapi belum diketahui apakah mempunyai aktivitas diuretik. Farmakodinamik dari obat ini yaitu menghambat sistem transpor pasangan Na+/K +/2Cl- di membran luminal bagian tebal ansa Henle asendens. Dengan menghambat pentranspor ini, diuretic tersebut menurunkan reabsorpsi NaCl dan juga mengurangi potensial positif lumen normal yang didapat dari daur ulang K + . Furosemide bekerja dengan menghalangi penyerapan natrium, klorida, dan air dari cairan yang disaring dalam tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan yang mendalam output urin (diuresis). Efek yang diuretik furosemide dapat menyebabkan penurunan natrium, klorida, tubuh air dan mineral lainnya. Indikasi furosemide digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Menurunkan tekanan darah tinggi membantu mencegah stroke, serangan jantung, dan ginjal. Obat ini juga mengurangi bengkak / retensi cairan (edema) yang dapat disebabkan oleh kondisi seperti gagal jantung kongestif, penyakit hati, atau penyakit ginjal. Hal ini dapat membantu meningkatkan gejala seperti sesak napas. Kontraindikasi pada pasien dengan anuria dan pada pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap furosemide. Dosis: awal yang biasa dosis oral untuk pengobatan edema pada orang dewasa adalah 20-80 mg sebagai dosis tunggal. Dosis yang sama atau peningkatan dosis dapat diberikan 6-8 jam kemudian. Dosis dapat ditingkatkan 20-40 mg setiap 6-8 jam sampai efek yang diinginkan terjadi. Dosis yang efektif dapat diberikan sekali atau dua kali sehari. Dosis oral awal bagi anak-anak adalah 2 mg / kg. Dosis awal dapat ditingkatkan dengan 1-2 mg / kg setiap 6 jam sampai efek yang diinginkan tercapai. Dosis lebih besar dari 6 mg / kg tidak dianjurkan. Dosis yang dianjurkan untuk mengobati hipertensi adalah 40 mg dua kali sehari. Farmakologi dari obat furosemide yaitu :
Half-Life: 30-120 min, Jangka
waktu I.V: 2 jam PO: 6-8 jam, Permulaan Efek awal: I.V: 2-5 min, PO: 30-60 min
Max berlaku: I.V: <15 menit, PO: 1-2 jam, Pengeluaran Urine: 60-90% Tinja (termasuk
empedu):
13-18%, Informasi
Lainnya Absorpsi:
PO:
60-80%,
Bioavailabilitas: 60-70%, Pengikatan Protein: 91-99%, Vasodilatasi: 0,2 L / kg, Metabolisme: hati, sekitar 10%. Efek samping yang umum dari furosemide termasuk tekanan darah rendah, hipovolemia, hiperurisemia, dehidrasi dan penipisan elektrolit (misalnya, natrium, kalium). Efek samping yang kurang umum termasuk penyakit kuning, dering di telinga (tinnitus), kepekaan terhadap cahaya (ketakutan dipotret), ruam, pankreatitis, mual, diare, sakit perut, dan pusing. Peningkatan gula darah dan kadar asam urat juga dapat terjadi. Furosemide juga memiliki interaksi dengan obat lain yang dapat menimbulkan efek. Salah satunya interaksi dengan obat Amikasin sehingga meningkatkan risiko ototoxicity. Lalu ada lithium yang dapat mengurangi ekskresi (meningkat plasma lithium konsentrasi dan risiko toksisitas). Pada ibu hamil, Furosemide adalah obat kehamilan Kategori C, yang berarti berpotensi menimbulkan bahaya bagi anak anda yang belum lahir. US Food and Drug Administration (FDA) menggunakan sistem kategori untuk mengklasifikasikan risiko untuk janin bila obat tertentu diambil selama kehamilan. Furosemid dapat diberikan kepada wanita hamil jika penyedia layanan kesehatan berkeyakinan bahwa manfaat yang lebih besar daripada risiko yang mungkin. Umumnya, obat tersebut harus digunakan pada wanita hamil hanya bila benar-benar diperlukan. Hal ini umumnya tidak dianjurkan untuk mengobati tekanan darah tinggi selama kehamilan.
D. Saran Dokter yang baik adalah dokter yang mampu menunjukkan profesionalismenya dan mampu meresepkan obat yang rasional. Karena dalam fase akhir manajemen pasien yang
memerlukan
terapi
obat,
ketidak
rasionalan
biasanya
muncul
yang
mencerminkan bahwa sikap dan tahapan manajemen dokter tersebut tidak rasional. Dalam pemilihan obat sebagai contoh furosemide, dokter harus mampu menelaah pilihan farmakoterapi, menentukan tujuan yang ingin dicapai, memahami patofisologi penyakit, dan mampu memilih obat dan dosis yang tepat. Sehingga dokter mampu dalam mendiagnosis pasien dengan tepat. Yang tak kalah penting adalah memelihara hubungan terapetik dengan pasien. Untuk pasien, harus memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada dokter dan tidak mudah menerima sikap dokter yang tidak rasional. Sebagai contoh, sebelum mengambil furosemide pasien wajib : * Memberitahu dokter dan apoteker jika Anda alergi terhadap furosemid, obatobatan sulfa, atau obat lain. * Memberitahu dokter dan apoteker apa resep dan nonprescription obat yang kita pakai, terutama obat-obatan lain untuk tekanan darah tinggi, aspirin, kortikosteroid (misalnya prednisone), digoxin (Lanoxin), indometasin (Indocin), lithium (Eskalith, Lithobid), obat-obatan untuk diabetes, probenesid (Benemid), dan vitamin. Jika Anda juga mengambil cholestyramine atau colestipol, bawalah setidaknya 1 jam setelah minum furosemide. * Memberi tahu dokter Anda jika Anda memiliki atau pernah menderita diabetes, asam urat, atau penyakit ginjal atau hati. * Memberi tahu dokter Anda jika Anda sedang hamil, berencana untuk menjadi hamil, atau sedang menyusui. Jangan menyusui saat mengambil obat ini. Jika Anda menjadi hamil saat mengambil furosemide, hubungi dokter Anda. * Berencana untuk menghindari paparan yang tidak perlu atau lama terhadap sinar matahari dan memakai pakaian pelindung, kacamata hitam, dan tabir surya. Furosemide dapat membuat kulit Anda sensitif terhadap sinar matahari. Jika sudah seperti itu, maka konsep terapi rasional akan berjalan dengan baik.
Daftar Pustaka 1. Omudhome Ogbru, PharmD. 2009. Furosemide-Oral. Available at: http://www.medicinenet.com/furosemide-oral/article.htm. Accessed on April 1st , 2011
2. National Library of Medical. 2008. Furosemide. Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a682858.html. Accessed on April 2nd, 2011
3. Medscape Reference. Furosemide. Available at: http://reference.medscape.com/drug/lasix-furosemide-342423. Accessed on April 1st , 2011
4. Kristi Monson PharmD, Arthur Schoenstadt MD. 2010. Furosemide. Available at : http://hypertension.emedtv.com/furosemide/furosemide.html. Accessed on April 2nd, 2011
5. Michael E Ernst PharmD, Marvin Moser MD. 2009. Use of Diuretics in Patients with Hypertension. N Engl J Med 2009; 361:2153-2164 November 26, 2009. Available at : http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra0907219. Accessed on April 2nd, 2011
6. Peter Pickkers MD, Tom P. J. Dormans MD, et al. 1997. Direct Vascular Effects of Furosemide in Humans. American Heart Association, Inc 1997;96:1847-1852. Available at : http://circ.ahajournals.org/cgi/content/full/96/6/1847? maxtoshow=&HITS=10&hits=10&RESULTFORMAT=&andorexacttitle=and&ando rexacttitleabs=and&fulltext=furosemide&andorexactfulltext=and&searchid=1&FIRS TINDEX=0&resourcetype=HWCIT. Accessed on : April 2nd, 2011
7. Siobhan Andrews BPharm GradDipPharmPrac, Noel Cranswick MBBS BMedSc FRACP, et al. 2010. WHO Model Formulary for Children. Available at : http://www.who.int/selection_medicines/list/WMFc_2010.pdf . Accessed on : April 6th, 2011
8. Katzung BG, Masters SB, Trevor AJ. 19 97. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6 . Penerbit Buku Kedokteran EGC
9. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2004. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi 2. Hal 151-152. Penerbit Buku Kedokteran EGC
10. Mycek MJ PhD, Harvey RA PhD, Champe PC PhD. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi 2. Hal 230-231. Penerbit Widya Medika
Curiculum Vitae
Nama
: I Putu Mahendra Yogi Semara
T.T.L
: Denpasar, 24 Desember 1992
Universitas
: Universitas Warmadewa Program Studi Pendidikan Dokter
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat: Jl. Gn Tangkuban Perahu II gg Belibis II no. 7 Denpasar Telp./HP
: (0361) 429724/ 085739372492
Email
:
[email protected]
Agama
: Hindu
Hobby
: Futsal, hiking, main playstation
Motto
: Say no to give up