Fungsi Pengaturan Elektrolit
1. Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida berperan dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume darah bersama natrium, regulasi asam basa, berperan dalam buffer pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah. Disekresi dan direabsorpsi bersama natrium diginjal. Pengaturan klorida oleh hormon aldosteron. Kadar klorida yang normal dalam darah orang dewasa adalah 95-108 mEq/Lt. 2. Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, terutama berikatan dengan fosfor membentuk mineral untuk pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari reabsorpsi usus dan reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat dan disimpan dalam tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan hormon paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada tulang dan jika terjadi peningkatan kadar kalsium maka hormon kalsitonin dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah hormon 4-5 mEq/Lt. 3. Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan ekstrasel serta sangat berperan dalam keseimbangan air, hantaran impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium didapat dari saluran pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam cairan ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium melalui ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan kulit. Pengaturan konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium serum menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan merangsang pelepasan ADH sehingga ginjal akan menahan air. Jumlah normal 135-148 mEq/Lt. 4. Fosfor merupakan anion utama cairan intrasel, ditemukan juga di cairan ekstrasel, tulang, otot rangka dan jaringan saraf. Fosfor sangat berperan dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel darah merah, metabolisme protein lemak dan karbohidrat, pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa, regulasi kadar kalsium. Direabsorpsi dari usus halus dan banyak ditemukan dari makanan daging, ikan dan susu. Disekresi dan direabsorpsi melalui ginjal. Pengaturan konsentrasi fosfor oleh hormon paratiroid dan berhubungan dengan kadar kalsium. Jika kadar kalsium meningkat akan menurunkan kadar fosfat demikian sebaliknya. Jumlah normal sekitar 2,5-4,5 mEq/Lt. 5. Bikarbonat berada di dalam cairan intra sel maupun di dalam ekstra sel dengan fungsi utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa. Disekresi dan direabsorepsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam kuat untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-29mEq/Lt. 6. Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan tulang, berperan dalam metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi neuromuskular dan fungsi jantung. Sumbernya didapat dari makanan seperti sayuran hijau, daging, dan ikan. Magnesium diabsorpsi dari usus halus, peningkatan absorpsi dipengaruhi oleh vitamin D dan hormon paratiroid. 7. Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraselular. Ion kalium 98% berada pada cairan intrasel, hanya 2% berada pada cairan ekstrasel. Kalium dapat diperoleh melalui makanan seperti daging, buah – buahan buahan dan sayuran. Jumlah normal 3,5-5,5 mEq/Lt.
a.
Intervensi
Diagnosa Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengn kekurangan volume cairan
Intervensi Tujuan jangka panjang : Dalam jangka waktu 2x 24 jam tidak terjadi adanya tanda dan gejala kekurangan volume cairan. Tujuan jangka pendek : Dalam jangka waktu 1x 24 jam tidak terjadi adanya tanda dan gejala kekurangan volume cairan. Kriteria hasil : - Mempertahankan urin output sesuai dengan usia dan BB , BJ urin normal , HT normal - TTD, nadi, suhu tubuh dalam batas normal - Tidak ada tanda-tanda dehidrasi , elastisitas turgor kulit bayi membran mukosa mulut lembab, tida ada rasa haus yang berlebihan Intervensi : - Pertahankan catatan intake dan output yang akurat - Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa , nadi adikuat , TD ortostatik ) , jika di perlukan - Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan - Monitor tanda vital - Dorong keluarga untuk pasien makan atau minum - Tawarkan snack (jus buah , buah segar )
b. No 1.
Implementasi Tanggal/jam 9 juni 2017 / 14:00
Implementasi -
-
Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat Memonitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa , nadi adikuat , TD ortostatik ) , jika di perlukan Memonitor status cairan termasuk intake
-
c.
dan output cairan Memonitor tanda vital Mendorong keluarga untuk pasien makan atau minum Menawarkan snack (jus buah, buah segar)
Evaluasi Diagnosa Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengn kekurangan volume cairan
d.
Evaluasi S : Pasien mengatakan bibitnya pecah-pecah O : Kerusakan membran mukosa mulut A : Masalah keperawatan kekurangan volume cairan dapat teratasi P : Intervensi di hentikan
Intervensi
Diagnosa Gangguan integritas kulit b.d dehidrasi/edema
Intervensi Tujuan jangka panjang : Dalam jangka waktu 2 × 24 jam tidak menunjukkan adanya tanda atau gejal kekurangan volume cairan (dehidrasi), menunjukkan adanya penurunan edema. Tujuan jangka pendek : Dalam jangka waktu 1 × 24 jam tidak menunjukkan adanya tanda atau gejal kekurangan volume cairan (dehidrasi), menunjukkan adanya penurunan edema. Kriteria hasil : - Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi). - Tidak ada luka atau lesi pada kulit. - Perfusi jaringan baik. - Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikkan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang. - Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami. Intervensi ; - Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar. - Hindari kerutan pada tempat tidur. - Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering. - Oleskan lotion atau minyak atau
-
baby oil pada daerah yang tertekan. Monitor kulit akan adanya kemerahan.
Implementasi
e.
No 1.
Tanggal/jam 9 juni 2017/14.00
-
-
f.
Evaluasi
Diagnosa Gangguan integritas kulit b.d dehidrasi/edema
g.
Implementasi Menganjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar. Menghindari kerutan pada tempat tidur. Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering. Mengoleskan lotion atau minyak atau baby oil pada daerah yang tertekan.. Memonitor kulit akan adanya kemerahan.
Evaluasi S : Pasien dapat menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikkan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang. O : Tidak ada luka/lesi. A : Masalah keperawatan integritas kulit dapat teratasi. P : Masalah teratasi.
Intervensi Diagnosa Gangguan perfusi jaringan b.d edema
Intervensi Tujuan jangka panjang : Dalam jangka waktu 2 × 24 jam tidak menunjukan ada rasa haus yang tidak normal Tujuan jangka pendek : Dalam jangka waktu 1 × 24 jam tidak menunjukan ada rasa haus yang tidak normal Kriteria hasil : - Tidak ada udem dan ansites - Tidak ada rasa haus yang tidak normal - Membran mukosa lembab - Tidak ada demam - Haluaran urin dalam batas normal - Warna dan bau urin yang rentang di harapkan - Menunjukan keseimbangan elektrolit dan asam basa, tidak terjadi kesadaran gangguan mental,
orientasi kognitif dan kekuatan otot
Intervensi : -
-
h.
Implementasi
No 1.
Tanggal /jam 9 juni 2017 /20:17
Implementasi -
i.
Pengaturan dan pencegahan komplikkasi dari perubahan cairan atau elektrolit Bantu dan penyediaan asupan diet makanan dan cairan Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat diuretik Pengumpulan dan analisis data pasien untuk mencegah atau mengurangi komplikasi neurologis
Mengatur dan mencegah komplikasi dari perubahan cairan atau elektrolit Membantu dan menyediakan asupan diet makanan dan cairan Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat diuretik Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau mengurangi komplikkasi neurologis
Evaluasi Diagnosa Gangguan perfusi jaringan b.d edema
Evaluasi S : Prekuensi kencing normal 6-7 kali setiap hari O : Tidak terdapat edema pada kaki A : Masalah keperawatan kelebihan volume cairan teratasi P : Intervensi di hentikan