Formasi Ngrayong Seperti yang kita amati formasi ngrayong merupakan formasi reservoir minyak yang potensial di cekungan jawa timur. Formasi ini terbentuk karena adanya proses subduction dimana kedua lempeng darat dan laut bertabrakan,pada formasi ini lempeng darat masuk kebawah lempeng laut. Sehingga pada lokasi formasi Ngrayong terlihat dibagian atas terdapat lapisan batu gamping/terumbu karang. Litologi dari formasi Ngrayong ini adalah batu pasir kwarsa dengan diselingi dengan batu lempung,lanau,lignit dan batu gamping bioklastik. Lingkungan pengendapan formasi Ngrayong ini di daerah dangkal dekat pantai yang makin ke atas lingkungannya menjadi littoral,lagoon hingga sublittoral pinggir. Parameter endapan lagoon bisa dibuktikan dengan terdapatnya mineral gypsum pada lapisan tersebut. Parameter lainnya yang dapat membuktikan bahwa formasi ini diendapkan dilaut dangkal adalah ditandai dengan adanya batu gamping atau terumbu karang, terumbu karang dapat tumbuh di laut dengan kedalaman sekitar 100 meter. Syarat dari dapat bertumbuhnya terumbu karang adalah adanya air yang bersih,dan lingkungan pertumbuhannya terdapat cahaya matahari. Keuntungan dari formasi ngrayong ini adalah terdapatnya pasir lepas yang porositasnya sangat bagus. Batu pasir merupakan reservoir sasaran utama dari pengeboran-pengeboran di cepu. Batu pasir sangat bagus menjadi reservoir karena memiliki pori-pori yang dapat menjadi tempat terakumulasinya hidrokarbon. Berdasarkan fossil-fossil yang terkandung pada formasi ini dapat diperkirakan terbentuk sekitar 14 juta tahun yang lalu. Formasi Ledok Dari hasil penelusuran formasi Ngrayong maka dapat ditemukan singkapan formasi Ledok. Formasi ledok memiliki ketebalan berkisar 250 – 300 meter. Formasi ini terletak di atas lapisan dari formasi Ngrayong,maka dapat diketahui lapisan ini berumur lebih muda. Litologi dari formasi ini adalah batu gamping pasiran berlapis tipis dan batu pasir gampingan yang berstuktur sedimen silang siur berbentuk planar dan mangkok. Pada formasi ini terjadi lapisan endapan yang keras dan lunak, dengan batu pasir gampingan sebagai yang lunak dan gamping pasiran sebagai yang keras. Pasir gampingan (lunak) akan lebih bagus porositasnya dibanding dengan gamping pasiran (keras). Karena pasir gampingan lebih banyak mengandung pasir yang memiliki pori-pori yang besar. Sedangkan gamping pasiran lebih banyak mengandung gamping yang pori-porinya relative lebih kecil dari batu pasir. Selain karena faktor poripori batuan,lapisan yang keras biasanya telah mengalami kompaksi dan sementasi yang baik sehingga dapat mengurangi porositas batuan. Formasi ini diendapkan pada lingkungan pengendapan laut dangkal atau neritik pinggir,dapat dibuktikan dengan terdapatnya batu gamping/terumbu karang yang selalu membutuhkan cahaya matahari untuk tumbuh. Batu gamping juga dapat ditest dengan menggunakan zat kimia Hcl,yang dilakukan dengan cara meneteskan Hcl ke permukaan
batuan sehingga berbuih karena terjadinya reaksi dengan disertakan dengan dihasilkannya gas. Formasi Selorejo Singkapan formasi selorejo ini terdapat pada desa gadu tepatnya di kali gadu. Formasi ini relative lebih muda dari formasi Ledok. Formasi Selorejo merupakan acuan utama dari reservoir gas yang berada di daerah Cepu. Litologi dari formasi ini adalah batu pasir foraminifera dan batu gamping klastik foraminifera,berlapis tipis-tipis,lapisan ini mengandung fragmen mineral kuarsa dan glaukonit,terkadang dapat di jumpai juga fragmen napal yang berasal dari formasi mundu. Lapisan formasi ini di endapkan pada lingkungan laut dangkal,dapat kita lihat dari butir-butir batu pasirnya yang besar dan terdapat batu gamping, Selain itu dapat ditemukannya juga sisa-sisa dari cangkang hewan-hewan laut. Pada lapisan ini terkandung fossil-fossil dari Globigerina sehingga dapat diteliti bahwa umur dari lapisan ini sekitar Pliosen akhir. Ketebalan formasi ini berkisar dari 20 – 40 meter menebal ke arah timur. Di Cepu untuk mendapatkan gas berdasarkan acuan dari singkapan formasi selorejo ini,pada saat pemboran lapisan reservoir gas ditemukan pada kedalaman 300 meter. PUMP SHOP Lokasi Pump Shop ini adalah di lapangan distrik 1 kawengan. Disini kita dapat melihat sebagian peralatan dari pompa sucker-rod. Bagian tangkai paling atas adalah Polished rod,fungsinya adalah penghubung antara rangkaian rod dalam sumur dengan peralatan di permukaan. Dilanjutkan dengan Pony rod yang fungsinya untuk melengkapi panjang dari rangkaian rod dan menghubungkan antara Polished rod dengan rangkaian peralatan dalam sumur.Pony rod biasanya memiliki panjang 25 ft. Dibawahnya lagi terdapat sucker rod yang berfungsi sebagai penghubung plunger dengan rangkaian permukaan,selain itu juga berfungsi sebagai penerus dari gerakan naik turun dari horse head. Panjang sucker rod yang biasa digunakan adalah 25 – 30 ft. Untuk menggabungkan antara dua buah sucker rod dibutuhkan sucker rod coupling. Sucker rod terhubung dengan stuffing box,stuffing box terletak diatas kepala sumur,fungsinya adalah sebagai penahan agar minyak tidak tumpah ketika sucker rod bergerak naik turun. Penahan itu bisa berfungsi karena adanya seal di dalam stuffing box yang bisa di atur kerapatannya dengan mengencangkan bautnya. Selanjutnya adalah tubing yang berfungsi sebagai penghantar minyak dari sumur ke permukaan. Lalu working barrel sebagai tempat naik turunnya plunger dan penampung minyak sebelum di angkat oleh plunger. Plunger berfungsi sebagai penghisap minyak dari formasi ke dalam barrel,plunger memiliki garis-garis flagger pada permukaannya yang berfungsi sebagai tempat tersangkutnya pasi-pasir atau kotoran lainnya yang lolos masuk ke working barrel. Pada bagian bawah plunger terpasang travelling valve yang yang menutup pada saat upstroke bersamaan dengan terbukanya standing valve sehingga minyak dapat
terhisap masuk ke working barrel. Lalu ada standing valve yang terletak pada bagian bawah working barrel menutup pada saat downstroke sehinggal minyak yang tertampung di working barrel tadi tidak keluar,bersamaan dengan menutupnya standing valve,travelling valve terbuka sehingga minyak dapat naik dan masuk hingga dapat dialirkan ke permukaan melalui tubing. Sumur-sumur pemboran yang ada di Cepu mengandung pasir dan paraffin. Sehingga biasanya digunakan sand trap. Selain itu juga untuk mencegah gas masuk bersama-sama dengan minyak maka digunakan gas anchor,sedangkan untuk mencegah lumpur masuk yaitu mud anchor. Permasalahan yang sering timbul pada pompa adalah adanya kotoran-kotoran yang lolos dan menumpuk pada working barrel sehingga menghambat dan mengurangi produksi,selain itu seat and ball sering kali mengalami kebocoran. Kebocoran ini bisa di test dengan menggunakan alat vacum test,bila terjadi kebocoran maka ball akan di scooring untuk mengembalikan kerataan dari permukaan bulatnya. Scooring biasa dilakukan dengan menggosok ball dengan arah angka 8. Setelah scooring, ball dan seat dapat ditest kembali,apabila pada saat penghisapan tekanan udara tetap (tidak bocor) maka valve sudah bisa digunakan lagi