LAPORAN ASISSTENSI PRAKTIKUM SIMULASI SISTEM ANTRIAN KELUAR PARKIR MOBIL Nama Instruktur
: Rendiyatna Ferdian, S.T.
Nama Asisten
: Hamzah Azhari Lena Yuliana
Disusun oleh: Adi Akbar
(0516124016)
Ditya Mahalyadi
(0516124006)
Ahmad Rivai
(0516124023)
Irfan Rifai
(0516124008)
LABORATORIUM SISTEM INFORMASI DAN KEPUTUSAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIDYATAMA SK. Ketua Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor: 112/SK/BAN-PT/Akred/S/III/2015 BANDUNG 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang Manusia sebagai makhluk sosial, tidak akan terlepas dari peran serta orang lain dalam kehidupan. Pada kondisi tertentu manusia pasti membutuhkan jasa orang lain dalam memenuhi kebutuha nhidup, dan untuk mendapatkannya terkadang mengharuskan untukmenunggu terlebih dulu. Hal tersebut sangat mungkin terjadi, karena banyak orang yang membutuhkan jasa yang sama dalam waktu yang bersamaan pula. Kondisi tersebut sering terlihat dalam kehidupan sehari-sehari, seperti orang menunggu untuk mendapatkan tiket kereta api, menunggu pesanan di rumah makan, mengantri di kasir sebuah swalayan, da nmengantri untuk masuk parkir kendaraan. Antrian merupakan suatu garis tunggu dari satuan yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan (fasilitaslayanan). Teori atau pengertian antrian adalah studi matematika dari kejadian atau gejala garis tunggu. Kejadian antrian sendiri tentu menjadi pemikiran tersendiri bagi pihak pemberi pelayanan terutama pada kenyaman pengantrian oleh pengantri agar pengantrian merasa nyaman dan terlayani denganbaik. Sistem antrian yang baik sangat diperlukan untuk terjaganya ketertiban proses pelayanan. Kegunaan dari sistem antrian ini sangat membantu lancarnya pelayanan kepada pelanggan. Pada saat ini, di berbagai tempat telah menerapkan sistem antrian menggunakan komputer dalam mengatur antrian. Customer mengambil
nomor
antrian
dengan
menekan
tombol
atau
layar
pada
mesin/kompute rantrian dan kemudia nnomor antrianakan dicetak. Untuk sistem antrian kali ini kami akan melihat pada sistem antrian pada parkir PVJ. Tentu dengan adanya pelayanaan dalam antrian akan membuat waktu tunggu pelanggan yang lain akan semakin lama. Hal ini tentu membutuhkan sistem antrian yang sangat baik. Oleh karena itu, kami memilih tempat parkir PVJ sebagai pengamatan untuk sistem antrian pada praktikum simulasi sistem ini.
Transportasi merupakan suatu pergerakkan kendaraan, manusia, maupun barang dari
satu
tempat
ke
tempat
lain
melalui
sistem
yang
ada
untuk
memenuhikebutuhan.Pergerakkan kendaraanakan terus meningkat bila terdapat peningkatan kondisi ekonomi kedua tempat tersebut, serta sarana dan prasarana yang tersedia. Namun demikian peningkatan pergerakkan kendaraan itu sendiri dapat menimbulkan kemacetan,polusi suara dan udara serta masalah parkir. Di lain pihak Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang mengalami peningkatan perekonomian cukup pesat,hal ini dapat dilihat dengan terus menerus menjamurnya pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang ada di setiap penjuru kota. Saat ini,Kota Bandung memiliki beberapa pusat perbelanjaan besar,lengkap,dan luas, dengan fasilitas berteknologi tinggi, salah satunya adalah Mall Paris Van Java. Mall Paris Van Java merupakan pusat perbelanjaan yang dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan,dan kebutuhan lainnya, sehingga mall ini merupakan daya tarik bagi pengunjung dan menyebabkan bertambahnya permintaan akan fasilitas parkir. Dilihat dari sirkulasi kendaraan yang masuk, pintu Mall Paris Van Java tidak pernah ditutup. Tetapi menurut informasi yang didapat dari para pengunjung, seringnya pengunjung kesulitan untuk mendapatkan tempat parkir. Kesuliatan
pengunjung
mendapatkan
tempat
parkir
ini
menjadi
salah
satupenyebab dievaluasinya kapasitas parkir diMall Paris Van Java serta fasilitasparkir yang tersedia. Fasilitas parkir yang telah tersedia dengan kualitas pelayanannya menjadi salah satu ukuran kepuasan pelanggan yang berkunjung ke pusat perbelanjaan tersebut. Sebuah studi menyatakan bahwa daerah yang memiliki tempat parkir yang
aman,
nyaman,dan
murah
lebih
mampu
untuk
mempertahankankeberadaannya, karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap karakteristik parkir,dengan meninjau fasilitas parkir yang ada. Hasil penelitian ini kemudian diharapkan akan menjadi bahanmasukan bagi pusat perbelanjaan yang telah ada atau yang akan dibangun.
Page 2
1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu: 1.
Menghitung tingkat intensitas pelayanan pada tempat parkir PVJ.
2.
Menghitung jumlah rata-rata orang yang diharapkan dalam sistem .
3. Menghitung waktu yang diharapakan oleh setiap orang selama dalam sistem (menunggu pelayanan). 4. Memberikansolusiterbaikterhadapantrian yang terjadi di parkir PVJ
Page 3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Simulasi Simulasi adalah proses implementasi model menjadi program komputer (software) atau rangkaian elektronik dan mengeksekusi software tersebut sedemikian rupa sehingga perilakunya menirukan atau menyerupai sistem nyata tertentu untuk tujuan mempelajari perilaku sistem, pelatihan atau permainan yang melibatkan
sistem
nyata
(realitas).
Simulasi
merupakan
suatu
metode
eksperimental dan terpakai untuk menjelaskan perilaku sistem, membangun teori atau hipotesis yang mempertanggung jawabkan perilaku dari sistem yang diamati, memakai teori-teori untuk meramalkan perilaku sistem yang akan datang, yaitu pengaruh yang akan dihasilkan oleh perubahan-perubahan variabel dan parameter sistem atau perubahan operasinya. Simulasi juga merupakan suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari satu sistem nyata (Siagian, 1987). Menurut Hasan (2002), simulasi merupakan suatu model pengambilan keputusan dengan mencontoh atau mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu sistem kehidupan dunia nyata tanpa harus mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya. Tujuan simulasi adalah untuk pelatihan (training), studi perilaku sistem (behaviour), dan hiburan/permainan (game). Simulasi memeiliki beberapa kelebihan, diantaranya: 1. Simulasi mampu menggambarkan suatu prosedur operasional untuk rentang waktu yang lebih singkat dari perencanaan. 2. Simulasi mampu menyajikan sistem nyata yang lebih besar dan rumit atau kompleks, dibandingkan dengan model matematika yang masih konvensional. 3. Dengan simulasi, penggunanya dapat menjadikan hasil simulasi sebagai pengambilan keputusan misalnya untuk penerapan sistem maupun memutuskan langkah-langkah prefentif aspek lainnya. Selain itu simulasi juga memiliki beberapa kelemahan, seperti: Page 4
1.
Simulasi bukan merupakan proses optimasi, tetapi menghasilkan cara
untuk menilai suatu solusi, simulasi tidak menghasilkan solusi. 2. Pembuatan simulasi memerlukan waktu yang cukup lama mengingat harus merepresentasikan kondisi nyata dan juga biaya yang diperlukan cukup besar untuk simulasi kasus yang kompleks 3. Tidak semua kasus dapat disimulasikan karena untuk kasus yang menuntut kepastian akan sangat sulit menggunakan simulasi Berdasarkan perangkat keras yang digunakan, ada tiga jenis simulasi, yaitu: a) Simulasi Analog adalah simulasi yang implementasinya menggunakan rangkaian elektronika analog, seperti op-amp (operational amplifier) untuk integrasi, pembanding, pembalik, penjumlah, dan lain-lain. b) Simulasi Digital adalah simulasi yang implementasinya menggunakan komputer digital. c) Simulasi Hybrid adalah simulasi yang implementasinya menggunakan gabungan rangkaian elektronika analog dan komputer digital. Berdasarkan waktu, simulasi dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Simulasi waktu nyata (real-time) adalah simulasi dimana definisi waktu simulasi adalah sama dengan waktu nyata yang ditunjukkan pada jarum (clock) pada umumnya. b) Simulasi offline adalah simulasi dimana definisi waktu simulasi adalah tidak sama (diskalakan) dengan waktu nyata, bisa dipercepat bisa diperlambat. Dalam membuat suatu simulasi, ada beberapa model yang dapat digunakan. Model ini tergantung dari jenis dan tujuan simulasi yang akan dibuat. 1) Model Probabilitas Adalah model yang menjelaskan kelakuan sistem secara probabilistik; informasi yang masuk adalah secara acak. Model ini juga disebut sebagai model simulasi Monte Carlo. Di dalam proses stochastic sifat keluaran (output) merupakan hasil dari konsep random. Model yang mendasarkan 21 pada teknik peluang dan memperhitungkan ketidakpastian (uncertainty) disebut model probabilistik atau model stokastik. Page 5
2) Model Deterministik Model ini tidak diperhatikan unsur random, sehingga pemecahan masalahnya menjadi lebih sederhana. Model deterministik menampilkan ketidakpastian kedatangan objek antrian, namun untuk waktu pelayanan antriannya diketahui. 3) Model Dinamik Model simulasi
dinamik
adalah
model
yang
memperhatikan perubahanperubahan nilai dari variabel yang ada jika terjadi pada waktu yang berbeda. Jadi akan ada hasil perubahan nilai variabel dari waktu ke waktu 4) Model Statik Model statik adalah kebalikan dari model dinamik. Model statik tidak memperhatikan perubahan nilai dari variabel yang ada jika terjadi pada waktu yang berbeda. 5) Model Heuristik Model heuristik adalah model yang dilakukan dengan cara mencoba-coba. Langkah perubahannya dilakukan secara berulang jika dilandasi pada teori yang masih bersifat ringan hingga hasil yang diperoleh cukup.
2.2 Antrian Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, system antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut: a) Sistem pelayanan komersia b) Sistem pelayanan bisnis – industry c) Sistem pelayanan transportasi Sistem pelayanan sosial Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko – toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, system pergudangan, dan sistem – sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal
Page 6
maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain – lain (Subagyo, 2000). 2.2.1 Proses Kedatangan Antrian Karakteristik dari populasi yang akan dilayani dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bias terbatas (finite) bias juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah pengendara kendaraan bermotor yang akan memasuki tol, melakukan antrian pembayaran dan melewati jalan tol bias tidak terbatas (infinite). Pola kedatangan bisa teratur, bisa juga acak (random). Kedatangan yang teratur sering dijumpai pada proses pembuatan/pengemasan produk yang sudah distandarisasi. Pada proses semacam ini, kedatangan produk untuk diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik. Sedangkan kedatangan kendaraan memasuki loket tol termasuk pola kedatangan yang bersifat acak. Pola kedatangan yang bersifat acak ini dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu kedatangan per satuan waktu dan distribusi waktu antar kedatangan. Sistem kedatangan dianggap sebagai input sistem tersebut. Kedatangan akan diproses (dilayani) sesuai dengan ketentuan dan tujuan dari antrian tersebut. Kedatangan merupakan variabel acak yang berupa diskrit atau kontinu. 2.2.2 Proses Antri Timbulnya antrian tergantung dari sifat kedatangan dan waktu pelayanan. Jika tidak ada antrian, kemungkinan pada sistem tersebut mengalami kelebihan fasilitas pelayanan, dan sebaliknya. Disiplin antrian yang sering ditemui pada kehidupan sehari-hari adalah 1) FIFO (First In First Out), merupakan antrian yang pelayannya melayani kedatangan paling awal. Antrian ini terjadi pada kasus penjualan tiket kereta api, bioskop, bank, dll. Page 7
Gambar 2.1 Model Antrian FIFO
Disiplin antrian FIFO sangat sering digunakan dibidang transportasi dimana orang atau kendaran yang pertama tiba pada suatu tempat pelayanan akan dilayani pertama (Thamin, 2003). 2) LIFO (Last In Last Out), merupakan antrian di mana yang paling akhir akan dilayani paling awal. Antrian ini sama halnya dengan tumpukan piring. Piring yang diletakkan paling akhir akan menempati posisi paling atas, dan ketika akan digunakan, piring terataslah (yang diletakkan terakhir) yang terlebih dulu diambil. 3) SIRO (Service in Random Order), pemanggilan pengantri tidak berdasarkan urutan kedatangan karena pemanggilannya secara acak atau random. Contohnya pada arisan, di mana pelayanan atau servis dilakukan berdasarkan undian (random). 4) PS (Priority Service), prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang memiliki prioritas lebih tinggi dibanding pelanggan lainnya meskipun mereka kemungkinan sudah lenih dahulu tiba di dalam antrian. Misalnya seseorang dalam kondisi kritis yang memerlukan penanganan medis sesegera mungkin akan lebih dahulu ditangani dibandingkan pelanggan dengan kondisi penyakit lebih ringan.
2.2.5 Model-Model Antrian
Page 8
Terdapat empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian. 1. Single Channel, Single Phase Sistem antrian jalur tunggal dimana hanya terdapat satu pemberi layanan serta satu jenis layanan yang diberikan, sehingga yang telah menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistem antrian. Contohnya pembelian tiket bus yang dilayani oleh satu loket penjualan karcis.
Gambar 2.2 Single Channel, Single Phase 2. Single Channel, Multi Phase Sementara sistem antrian jalur tunggal tahapan berganda berarti dalam sistem antrian tersebut terdapat lebih dari satu jenis layanan yang diberikan, tetapi dalam setiap jenis layanan hanya terdapat satu pemberi pelayanan. Contohnya adalahh proses pencucian mobil.
Gambar 2.3 Single Channel, Multi Phase 3. Multi Channel, Single Phase Sistem antrian berjalur ganda satu tahap adalah terdapat satu jenis layanan dalam sistem tersebut, namun terdapat lebih dari satu pemberi layanan. Misalnya pada pembayaran karcis tol yang dilayani lebih dari satu loket.
Page 9
Gambar 2.4 Multi Channel, Single Phase 4. Multi Channel, Multi Server Sistem antrian jalur beganda dengan tahapan berganda adalah sistem antrian dimana terdapat lebih dari satu jenis layanan dan terdapat lebih dari satu jenis pemberi layanan di setiap layanan. Contohnya adalah pada pelayanan kepada pasien di rumah sakit dan pendaftaran, diagnosis, tindakan medis sampai pembayaran. Setiap sistem pelayanan ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu dapat dilayani pada satu waktu.
Gambar 2.5 Multi Channel, Multi Server 2.3 Software AnyLogic Software Anylogic ini adalah software buatan The Anylogic Company dengan menggunakan basis pemrograman Java. Saya sendiri benar-benar orang yang baru dalam menggunakan software Anylogic ini. Secara keseluruhan software ini dapat mewakili semua tipe pemodelan sistem yang ada seperti Page 10
Discreate Event (DE), Dynamic System, dan ABM. Pada situsnya, software Anylogic ini bisa diandalkan dalam melakukan simulasi seperti sistem logistik, persaingan pasar, proses bisnis, proses manfukturing dan produksi, dan tentunya masih banyak lagi. Selain itu ada fitur GIS Map yang disematkan dalam software ini untuk kita menggunakan Google map jika kita memerlukannya dalam simulasi. Sofware Any Logic memungkinkan untuk melakukan simulasi pada system antrian yang ada, baik itu di bank, tempat makan, salon dan lain sebagainya. Penggunaan modulnya terbilang cukup mudah dikarenakan tersedia tutorial untuk contoh-contoh model tertentu, sehingga pengguna dapat belajar sendiri dalam mengoperasikan aplikasi ini. Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut 1. Sistem pelayanan komersial 2. Sistem pelayanan bisnis – industr 3. Sistem pelayanan transportasi 4. Sistem pelayanan social Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain – lain (Subagyo, 2000). 2.4 Sistem Antrian Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : Page 11
1. Populasi dan cara kedatangan pelanggan datang ke dalam sistem 2. Sistem pelayanan 3. kondisi pelanggan saat keluar sistem
1. Populasi dan Cara Kedatangan Pelanggan A) Populasi Populasi yang akan Dilayani (calling population) Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk dilayani, dan lain – lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002), variable acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai hasil dari percobaan acak. Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi pada rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu. Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat Page 12
dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte). B) Distribusi Kedatangan Secara umum, formula garis tunggu antrian memerlukan informasi tingkat kedatangan unit per periode waktu (arrival rate). distribusi kedatangan bisa teratur - tetap dalam satu periode. Artinya kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya memiliki periode waktu yang sama. Kedatangan yang seperti ini biasanya hanya ada di sistem produksi dimana antrian dikendalikan oleh mesin. Kedatangan yang teratur sering kita jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan produk yang sudah distandardisasi. Pada proses semacam ini, kedatangan produk untuk diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik. Pada banyak kasus dalam praktek, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya bersifat variabel atau acak (random).Kedatangan yang sifatnya acak (random) banyak kita jumpai misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu i.
Dengan cara menganalisa kedatangan per satuan waktu untuk melihat apakah waktu kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian mengikuti pola distribusi statistik tertentu. Biasanya kita mengasumsikan bahwa waktu kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya berdistribusi eksponensial.
ii.
Dengan cara menetapkan lama waktu (T) dan mencoba menentukan berapa banyak unit/ pelanggan yang datang ke dalam sistem dalam kurun waktu T. Secara spesifik biasanya diasumsikan bahwa jumlah kedatangan per satuan waktu mengikuti pola distribusi Poisson. Page 13
Contoh : Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu waktu, dan bila kedatangan terjadi secara acak, informasi yang penting adalah Probabilitas n kedatangan dalam periode waktu tertentu, dimana n = 0,1,2,. Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata yang konstan dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas Poisson Ahli matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781 – 1840), menemukan sejumlah aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di RS, sambungan telepon melalui central switching system, kedatangan kendaraan di pintu toll, dll. Semua kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak yang terputus-putus dan nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama 10 menit mobil yang antri di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst. Ciri distribusi poisson: a.
rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data sebelumnya
b. bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka pernyataan ini benar iii.
probabilita bahwa seorang pasien datang merupakan angka yang sangat kecil dan konstan untuk setiap interval
iv.
probabilita bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam waktu interval sangat kecil sehingga probabilita untuk 2 atau lebih dikatakan nol (0).
v. vi.
Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat independent Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung pada interval yang lain.
Probabilitas n kedatangan dalam waktu T ditentukan dengan rumus
Page 14
Jika kedatangan mengikuti Distribusi Poisson dapat ditunjukkan secara matematis bahwa waktu antar kedatangan akan terdistribusi sesuai dengan distribusi eksponensial .
Suatu faktor yang mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah ukuran populasi panggilan . Contoh : jika seorang tukang reparasi sedang memperbaiki enam buah mesin, populasi panggilan dibatasi sampai dengan enam buah mesin. Dalam hal ini tidak mungkin bahwa kedatangan mengikuti distribusi Poisson sebab tingkat kecepatan kerusakan tidak konstan. Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat kedatangan lebih rendah daripada bila seluruh mesin dalam keadaan operasi. Populasi yang akan dilayani mempunyai perilaku yang berbeda-beda dalam membentuk antrian. Ada tiga jenis perilaku: reneging, balking, dan jockeying. Reneging menggambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam antrian, namun belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian tersebut. Balking Page 15
menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan langsung meninggalkan tempat antrian. Jockeying menggambarkan orang yang pindahpindah antrian. C) Pola Kedatangan Kedatangan unit/ pelanggan dalam sistem antrian, untuk beberapa kasus, dapat dikendalikan. Misalnya kedatangan dikendalikan dengan cara memberikan potongan pada hari-hari tertentu yang sepi dengan maksud menggiring pelanggan untuk datang pada jam sepi, memberikan harga tinggi pada sesi-sesi padat agar pelanggan tergiring datang pada hari lain yang lebih murah. Namun demikian, dalam beberapa kasus yang lain, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian tidak dapat dikendalikan misalnya permintaan bantuan imergensi di rumah sakit, atau pemadam kebakaran atau kantor polisi. D) Jumlah Unit/ Pelanggan yang Datang Kedatangan tunggal atau dengan kata lain satu kali kedatangan bisa saja hanya terdiri dari satu uni atau satu pelanggan. Namun demikian bisa saja dalam satu kali kedatangan terdiri dari banyak unit yang disebut batch arrivals, misalnya kedatangan undangan di lima acara pesta di sebuah restoran. E) Tingkat Kesabaran Tingkat kesabaran pelanggan dalam antrian dikelompokkan menjadi dua, yakni i.
Kedatangan yang sabar. Yaitu seseorang yang bersedia menunggu hingga dilayani terlepas apakah mereka menunjukkan perilaku tidak sabar seperti menggerutu atau mengomel tetapi tetap menunggu dalam antrian.
ii.
Kedatangan yang tidak sabar. Kedatangan yang tidak sabar dikelompokkan menjadi dua kategori. Kategori yang pertama adalah orang yang datang, melihat-lihat fasilitas layanan dan panjang antrian, lalu memutuskan meninggalkan sistem. Kategori yang kedua adalah orang yang datang,
Page 16
melihat fasilitas layanan, bergabung dalam antrian dan untuk beberapa lama kemudian meninggalkan sistem.
2. Sistem Pelayanan Antrian Sistem Pelayanan Antrian meliputi beberapa hal yakni garis antrian/ baris tunggu dan ketersediaan fasilitas. A) Garis antrian/ baris tunggu. Faktor-faktor yang terkait dengan garis antrian meliputi panjang antrian, jumlah baris antrian dan disiplin antrian. a) Panjang Kapasitas Antrian Dalam pengertian praktis, panjang kapasitas antrian dapat dikelompokkan menjadu dua yakni 1) panjang kapasitas antrian yang potensial tak terbatas, misalnya panjang antrian di jembatan penyeberangan, atau antrian membeli tiket bioskop. 2) panjang kapasitas antrian yang terbatas baik karena ketentuan peraturan atau karena keterbatasan karakteristik ruang fisik, misalnya tempat parkir. b) Jumlah Antrian. Jumlah antrian dalam sistem antrian dikelompokkan menjadi dua yakni antrian tunggal. Artinya hanya ada satu fasilitas layanan untuk melayani antrian. 2) Antrian berganda/ multi. Artinya ada beberapa fasilitas layanan di depan baris antrian. c) Disiplin Antrian Disiplin antrian dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non Page 17
preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan. Sedangkan disiplin first come first serve menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu. Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari tersebut. Yaitu prioritas dan first come first serve. Sebagai contoh, para pembeli yang akan melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang dari sepuluh jenis barang (dengan keranjang) di super market disediakan counter tersendiri. Disiplin antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu : 1. FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop. 2. LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama. 3. Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada 4. peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba. 5.
Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
Dalam hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis tunggu tetap tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi. Misalnya, seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan Page 18
meninggalkan antrian. Untuk entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani digunakan istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat bergantung pada panjang garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking) dipakai untuk menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu (Setiawan, 1991). d) Struktur Antrian Dalam mengelompokkan model-model antrian yang berbeda-beda, akan digunakan suatu notasi yang disebut Kendall’s Notation. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa alasan. Pertama, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Kedua, hampir semua buku yang membahas teori antrian menggunakan notasi ini. Bentuk Model Umum : 1/ 2/ 3/ 4 1 = Tingkat kedatangan 2 = Tingkat Pelayanan 3 = Jumlah fasilitas pelayanan 4 = Besarnya populasi Notasi yang sering dipakai adalah : Singkatan
Penjelasan
M
Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Poisson
D
Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Deterministik (diketahui konstan)
K
Distribusi Erlang waktu antar kedatangan atau pelayanan
S
Jumlah fasilitas pelayanan
I
Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas (infinite)
F
Sumber populasi atau kepanjangan antrian terbatas (finite)
Tanda pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam hal ini, M menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti distribusi probabilitas Poisson. Tanda kedua menunjukkan distribusi tingkat pelayanan. Tanda ketiga Page 19
menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem. Tanda keempat dan kelima ditambahkan untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan kepanjangan antrian adalah tak-terbatas (I) atau terbatas (F). Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian : 1. Single Channel – Single Phase Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
2. Single Channel – Multi Phase Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
3. Multi Channel – Single Phase Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.
Page 20
4. Multi Channel – Multi Phase Sistem Multi Channel – Multi Phase Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya (Subagyo, 2000).
Berikut diberikan formula matematik untuk analisis kasus-kasus antrian yang memiliki karakteristik tertentu: MODEL Chann el
Phase
KARAKTERISTIK ANTRIAN Sumber Pola Pola populasi kedatangan pelayanan
Disiplin Panjang antrian antrian
FORMULA MATEMATIKA Page 21
ANTRIA N TUNGG AL
Tunggal Tunggal Tak terbatas
Poisson
Eksponensial FCFS
Tak terbatas
Tungg Tunggal Tak al terbatas
Poisson
Konstan
FCFS
Tak terbatas
Eksponensial FCFS
Tak terbatas
Eksponensial FCFS
Tak terbatas
Tungg Tunggal Terbatas Poisson al
ANTRIA N GANDA
Ganda
Tunggal Tak terbatas
Poisson
Keterangan:
= tingkat kedatangan, = tingkat pelayanan, p = tingkat penggunaan fasilitas, nl = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian, ns = rata-rata jumlah pelanggan dalam system (termasuk yang sedang dilayani), tl = rata-rata waktu tunggu dalam antrian, ts = rata-rata waktu dalam system, c= jumlah channel, Pw = Probabilitas menunggu dalam antrian, X= service factor (proporsi waktu yang diperlukan untuk pelayanan), W = Rata-rata waktu tunggu dalam antrian, U= rata-rata waktu yang diperlukan untuk melayani antar pelanggan, T = Rata-rata waktu pelayanan, Jumlah unit dari sumber populasi, L = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian, F = Faktor efisiensi Page 22
B) Ketersediaan Pelayanan i.
Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu : Tersedianya pelayanan
Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan terhenti dan petugas pelayanan (pelayan) istirahat. ii.
Kapasitas pelayanan
Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah langganan yang dapat dilayani secara bersama – sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat; ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah – ubah. Karena itu, fasilitas pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap – tiap fasilitas pelayanan kadang – kadang disebut sebagai saluran (channel) (Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada penjualan tiket di gedung bioskop.Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau pelayanan ganda.
iii.
Karakteristik Waktu Pelayanan/ Lamanya pelayanan Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang langganan atau satu – satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langganan atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung pada waktu Page 23
kedatangan (Siagian, 1987) dan diasumsikan mengikuti distribusi eksponensial. 3. Exit Setelah pelanggan dilayani, ada dua kemungkinan kondisi pelanggan itu keluar sistem: 1) pelanggan mungkin kembali ke populasi sumber dan mengantri lagi, Misalnya, sebuah mesin setelah mendapat perawatan servis dan dioperasikan lagi, namun ternyata mesin tersebut rusak lagi.atau 2) pelanggan hanya kemungkinan kecil untuk mendapat pelayanan ulang. Misalnya sebuah mesin mendapat perbaikan menyeluruh atau modifikasi sehingga kemungkinan kecil mesin tersebut dalam waktu dekat untuk rusak lagi.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data
PENGISIAN DISESUAIKAN element sistem antrian => pelayanan, antrian dan kedatangan ) Pengumpulan data dilakukan di area parkir PVJ (Paris Van Java) pada pukul 17.00 WIB – 18.00 WIB. Data yang diambil adalah data keluar nya mobil
Page 24
dari area parkir. Pengambilan data dilakukan setiap 2 menit (berapa jumlah mobil yang keluar dari parkiran setiap 2 menit). Pengambilan data adalah dilakukan selama 1 jam dikarenakan mewakili jam sibuk Simulasi Sistem dilakukan selama 2 jam dengan membandingkan Single Server dan Multi Server
Page 25
Tabel 4.1. Data Pengamatan Keluar Mobil Parkiran
Sumber: Pengumpulan Data
Page 26
Tabel 4.2. Data Pengamatan Keluar Mobil Parkiran (lanjutan)
Sumber: Pengumpulan Data
Page 27
Tabel 4.3. Data Pengamatan Keluar Mobil Parkiran (lanjutan)
Sumber: Pengumpulan Data
Page 28
4.2. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan pembuatan Anylogic simulasi dengan membandingkan 3 kondisi, yaitu: 4.2.1. Pembuatan Anylogic Simulation 1 Server (Single Server)
Gambar 4.1. Anylogic Single Server Sumber: Pengolahan Data 4.2.1.1. Sumber Kedatangan
Gambar 4.2. Simbol Sumber Kedatangan Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation Sumber kedatangan kita setting dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Arrivals Defined By: Interarrival Time (waktu antar kedatangan) 2. Interarrival Time: Poisson (12) dengan satuan second
Gambar
4.3.
Sumber Kedatangan Sumber: Pengolahan Data 4.2.1.2. Antrian Server (Queue)
Gambar 4.4. Simbol Antrian Sumber: Pengolahan Data
Server (queue) Anylogic Simulation Page 29
Antrian Server (queue) kita setting dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Capacity: 20 2. Queuing : FIFO (Sistem keluaran)
Gambar
4.5. Antrian
Server Sumber:
(queue) Pengolahan Data Anylogic Simulation
4.2.1.3. Waktu antrian (Delay)
Gambar 4.6. Simbol waktu Sumber: Pengolahan Data
antrian (Delay) Anylogic Simulation
Waktu antrian (Delay) kita setting dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Type: Specified Time (Waktu sudah ditentukan) dari pengolahan data tabel 2. Proses persatuan mobil capacity 1 3. Delay Time: Triangular ( 14, 22.5, 32 ) dalam satuan second
Dijelaskan
lebih
detail
tentang
angka
yang
Disebutkan.
Page 30
Gambar 4.7. Waktu antrian Server (delay) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation 4.2.1.4. Keluar antrian (Output)
Gambar 4.8. Simbol Keluar antrian (Output) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation Keluar antrian (Output) kita setting dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Type: Specified Time (Waktu sudah ditentukan) dari pengolahan data tabel
Gambar 4.9.
Keluar antrian (Output) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation
Pengolahan 1 server (Single Server) yang dilakukan dilakukan selama 2 jam menggunakan Software Anylogic Simulation meghasilkan: 1. Error nya Anylogic Simulation dikarenakan antrian yang overload (sistem antrian yang panjang di area parkiran melebihi 20 antrian) 2. Overload nya antrian terjadi pada menit ke 42 3. Jumlah pelanggan yang masuk sebanyak 208 4. Jumlah pelanggan yang sedang mengantri 99 pelanggan 5. Jumlah pelanggan yang sedang diproses 0 pelanggan 6. Jumlah pelanggan yang keluar 107 pelanggan
Page 31
Gambar 4.10. Overload antrian pada menit ke 42 Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation 4.2.2. Pembuatan Anylogic Simulation 2 Server (Multi Server)
Gambar 4.11. Anylogic Simulation 2 Server(Multi Server) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation 4.2.2.1. Sumber Kedatangan Sumber kedatangan 2 server (Multi Server) kami setting sama dengan Sumber kedatangan 1 server (Single Server) 4.2.2.2. Pemilihan Server (select output) Pengolahan 2 server (multi server) memiliki perbedaan dengan 1 server (single server), pada 1 server (single server) tidak memiliki pemilihan server sehingga pelanggan akan mengantri langsung pada 1 server, sedangkan pada 2 server (multi server) pelanggan harus memilih server mana yang memiliki antrian paling pendek atau paling cepat.
Gambar 4.12. Simbol Sumber: Pengolahan Data
Pemilihan server (select output) Anylogic Simulation
Pemilihan server (select output) kita setting dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Select True Output: If condition is true
Page 32
2. Condition: queue.size() < Condition: queue1.size() magsudnya adalah apabila kondisi server 1 memiliki antrian panjang (melebihi kapasitas antrian), maka server 2 akan di buka (ON) untuk mengurangi jumlah antrian pada server 1
Gambar 4.13.
Pemilihan server (select output) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation
4.2.2.3. Antrian Server (queue) Antrian Server (queue) pada 2 server (Multi Server) kami setting sama dengan Antrian Server (queue) 1 server (Single Server). Antrian server 1 dan antrian server 2 disetting dengan capacity 20 unit.
4.2.2.4. Waktu antrian (delay)
Gambar 4.14. Simbol Waktu antrian (delay) Multi Server (2 server) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation Waktu antrian (Delay) kita setting dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Type: Specified Time (Waktu sudah ditentukan) dari pengolahan data tabel 2. Proses waktu antrian capacity 1 3. Delay Time untuk server ke-1 adalah Triangular ( 14, 22.5, 32 ) dalam satuan second 4. Delay Time untuk server ke-2 adalah Triangular ( 18, 22.6, 44 ) dalam satuan second
Page 33
Gambar 4.15. Delay Time untuk server ke-1 Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation
Gambar 4.16. Delay Time untuk server ke-2 Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation 4.2.2.5. Keluar antrian (Output) Pengolahan 2 server (Multi Server) yang dilakukan dilakukan selama 2 jam menggunakan Software Anylogic Simulation meghasilkan: 1.
Jumlah pelanggan yang masuk sebanyak 596 pelanggan
2.
Pelanggan memilih server 1 dan server 2, sehingga menghasilkan
3.
Jumlah pelanggan yang masuk pada server 1 sebanyak 327 pelanggan,
4.
Jumlah pelanggan yang sedang mengantri 15 pelanggan
5.
Jumlah pelanggan yang sedang diproses 1 pelanggan
6.
Jumlah pelanggan yang keluar 311 pelanggan
7.
Jumlah pelanggan yang masuk pada server 2 sebanyak 269 pelanggan,
8.
Jumlah pelanggan yang sedang mengantri 15 pelanggan
9.
Jumlah pelanggan yang sedang diproses 1 pelanggan
10. Jumlah pelanggan yang keluar 253 pelanggan
Page 34
Gambar 4.17. Keluar Antrian (Output) 2 Server(Multi Server) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation
4.2.3. Pembuatan Anylogic Simulation 3 Server (Multi Server)
Gambar 4.18. Anylogic Simulation 3 Server(Multi Server) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation 4.2.3.1. Sumber Kedatangan Sumber kedatangan 3 server (Multi Server) kami setting sama dengan Sumber kedatangan 1 server (Single Server) dan Sumber kedatangan 2 server (Multi Server) 4.2.3.2. Pemilihan Server (select output) Pengolahan 3 server (multi server) memiliki perbedaan dengan 1 server (single server) dan 2 server (Multi server), pada 1 server (single server) tidak memiliki pemilihan server sehingga pelanggan akan mengantri langsung pada 1 server, pada 2 server (multi server) pelanggan akan memilih server mana yang memiliki antrian paling pendek atau paling cepat, pada 3 server (multi server) pelanggan pelanggan akan memilih server mana yang memiliki antrian paling pendek atau
Page 35
paling cepat dengan asumsi antrian server 2 overload atau jumlah pelanggan lebih dari kapasitas antrian.
Gambar 4.19. Simbol
Pemilihan server pada 3 server
(select output) Sumber: Pengolahan
Data Anylogic Simulation
Pemilihan server (select output) kita setting dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Select True Output: If condition is true 2. Condition: queue.size() < Condition: queue1.size() magsudnya adalah apabila kondisi server 1 memiliki antrian panjang (melebihi kapasitas antrian), maka server 2 akan di buka (ON) untuk mmengurangi jumlah antrian pada server 1 3. Condition: queue1.size() < Condition: queue2.size() magsudnya adalah apabila kondisi server 2, dan server 1 memiliki antrian panjang (melebihi kapasitas antrian), maka server 3 akan di buka (ON) untuk mmengurangi jumlah antrian pada server 1 dam server 2.
Gambar 4.20. Pemilihan server (select output) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation
Page 36
Gambar 4.21. Pemilihan server (select output 1) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation 4.2.3.3. Antrian Server (queue) Antrian Server (queue) pada 3 server (Multi Server) kami setting sama dengan antrian Server (queue) 1 server (Single Server) dan antrian server (queue) 2 server (Multi Server). Antrian server 1 dan antrian server 2 disetting dengan capacity 20 unit. 4.2.3.4. Waktu antrian (delay)
Gambar 4.22. Simbol Waktu antrian (delay) Multi Server (3 server) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation Waktu antrian (Delay) kita setting dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Type: Specified Time (Waktu sudah ditentukan) dari pengolahan data tabel 2. Proses waktu antrian capacity 1 Page 37
3. Delay Time untuk server ke-1 adalah Triangular ( 14, 22.5, 32 ) dalam satuan second 4. Delay Time untuk server ke-2 adalah Triangular ( 18, 22.6, 44 ) dalam satuan second 5. Delay Time untuk server ke-3 adalah Triangular ( 14, 22.5, 32 ) dalam satuan second
Gambar 4.23. Delay Time untuk server ke-1 Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation
Gambar 4.24. Delay Time untuk server ke-2 Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation
Page 38
Gambar 4.25. Delay Time untuk server ke-3 Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation 4.2.3.5. Keluar antrian (Output) Pengolahan 2 server (Multi Server) yang dilakukan dilakukan selama 2 jam menggunakan Software Anylogic Simulation meghasilkan: 1.
Jumlah pelanggan yang masuk sebanyak 596 pelanggan
2.
Pelanggan memilih server 1, server 2 dan server 3, sehingga menghasilkan
3.
Jumlah pelanggan yang masuk pada server 1 sebanyak 69 pelanggan,
4.
Jumlah pelanggan yang sedang mengantri 0 pelanggan
5.
Jumlah pelanggan yang sedang diproses 0 pelanggan
6.
Jumlah pelanggan yang keluar 69 pelanggan
7.
Jumlah pelanggan yang masuk pada server 2 sebanyak 215 pelanggan,
8.
Jumlah pelanggan yang sedang mengantri 0 pelanggan
9.
Jumlah pelanggan yang sedang diproses 1 pelanggan
10. Jumlah pelanggan yang keluar 214 pelanggan 11. Jumlah pelanggan yang masuk pada server 3 sebanyak 311 pelanggan, 12. Jumlah pelanggan yang sedang mengantri 0 pelanggan 13. Jumlah pelanggan yang sedang diproses 1 pelanggan 14. Jumlah pelanggan yang keluar 310 pelanggan
Gambar 4.17. Keluar Antrian (Output) 3 Server(Multi Server) Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation Page 39
Page 40
BAB V ANALISA 5.1. Analisa Simulasi Anylogic antara 1 server (Singel Server), 2 server (Multi Server), dan 3 server (Multi Server) dari proses lahan parkir di area PVJ dapat dianalisa sebagai berikut: Tabel 5.1. Pengolahan Data 1 server, 2 server dan 3 server Item
1 Server (Single Server)
2 Server (Multi Server)
3 Server (Multi Server)
208
596
595
99
15
0
0
1
0~1
107
594
593
Jumlah Pelanggan yang masuk ≤ 2 jam (7200 detik) Rata – rata jumlah pelanggan yang mengantri Rata – rata pelanggan yang sedang diproses Pelanggan yang keluar
Sumber: Pengolahan Data Anylogic Simulation
Analisa dari kami setelah melakukan pengamatan dan pengolahan data maka: 1. Sistem keluar nya pelanggan pada parkiran PVJ dengan 1 Server tidak bisa dilakukan, dikarenakan: 1. Jumlah antrian yang terlalu panjang 2. Maksimal proses hanya sampai menit ke – 42 3. Jumlah pelanggan yang masuk terlalu sedikit bila dibandingkan dengan 2 server (Multi Server), dan 3 server (Multi Server) 2. Sistem keluar nya pelanggan pada parkiran PVJ dengan 3 Server tidak bisa dilakukan, dikarenakan:
1. Pemborosan dalam beban biaya Operational 2. Biaya Pekerja (karyawann) 3. Biaya Sistem Server Meskipun tidak ada antrian yang panjang dan pelanggan yanng mengantri 0 sampai 1. 3. Sistem keluar nya pelanggan pada parkiran PVJ dengan 2 Server paling Optimal dibandingkan 1 server dan 3 server, dikarenakan: 1. Jumlah pelanggan yang masuk sebanyak 596 pelanggan 2. Rata – rata antrian 15 pelanggan (masih standard) dlam proses mengantri 3. Pelanggan yang sedang diproses sebanyak 1 pelanggan
Page 2
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Sistem Anylogic kami simulasikan selama 2 jam (7200 detik), dapat kita simpulkan: 1. Jumlah pelanggan yang masuk pada sistem 1 server, 2 server, dan 3 server, memiiliki jumlah pelanggan yang berbeda – beda (1 server sebanyak 208, 2 server sebanyak 596, 3 server sebanyak 595). 2. Sistem dengan 1 Server memiliki tingkat error yang lebih tinggi (error pada menit ke - 42) 3. Jumlah antrian pada sistem 1 server sebanyak 99 pelanggan, 2 server sebanyak 15 pelanggan, dan 3 server sebanyak 0 pelanggan. 4. Waktu proses pada sistem 1 server sebanyak 0 pelanggan, 2 server sebanyak 1 pelanggan, dan 3 server sebanyak 0 ~ 1 pelanggan. 5. Jumlah pelanggan yang keluar pada sistem 1 server sebanyak 107 pelanggan, 2 server sebanyak 594 pelanggan, dan 3 server sebanyak 593 pelanggan. 6.2. Saran Saran
dari
penulis
dengan
membandingkan
simulasi
system
menggunakan Software Anylogic System antara Multi Server ( 2 server dan 3 server) dan Single Server (1 server) untuk parkiran keluar PVJ, maka penulis menganjurkan menggunakan Multi Server (2 server), dikarenakan hasil yang optimal. Jika menggunakan sistem 3 server (Multi Server) kurang optimal dikarenakan besarnya biaya operational, sedangkan jika menggunakan 1 server (Single Server) maka antrian pelanggan akan overload dan mengakibatkan
kekecewaan
terhadap
pelanggan
dan
menyebabkan
kemacetan di area parkir (yang akan masuk dan yang akan keluar).
DAFTAR PUSTAKA
Page 3
Napitupulu, Humala L. 2009. Simulasi Sistem Pemodelan dan Analisis. Medan: USU Press. Fitri, Elida. 2009. Simulasi Antrian dan Implementasinya. Medan Setiawan, Sandi. 1991. Simulasi. ANDI OFFSET. Yogyakarta www.google.com
Page 4
LAMPIRAN
Gambar Lokasi Area Parking PVJ Sumber: Pengumpulan Data
Gambar Anylogic Simulation Sumber: Pengolahan Data
Page 5