ringkasan materi kelompok 4 nama anggota : Natalia damanik (A1C114006) Della Novtasya AP (A1C114007) Siti ar!ama! (A1C114010) "iskia ir#an man$lang (A1C1140%&) Dian inda! lestari (A1C1140'&)
1 aktor yang yang mempengar mempengar$!i $!i reaksi reaksi polimeri polimerisasi sasi A S$!$ S$!$ men*adi sala! sat$ #aktor yang mempengar$!i reaksi polimerisasi dari s$at$ senya+a dari ,e,erapa *$rnal yang ada- terdapat kesimp$lan ,erik$t : a. Setelah proses menggoren menggoreng g dengan dengan cara cara deep frying frying (suhu tinggi tinggi dan waktu yang lama) terlihat adanya hubungan terbalik antara kadar asam lemak elaidat (trans) dan asam oleat (cis) dengan nilai p <0,05. Pembentukan asam lemak trans teradi setelah proses penggorengan minyak pada pengulangan kedua(sartika, A.A/ASANS- 23 1'- N2 1- AP/3 %00: %'5%&) . b. !erdasarkan hasil penelitian, penelitian, deraat polimerisasi yang yang dihasilkan berbanding berbanding lurus dengan suhu reaksi alkoholisis. "eraat polimerisasi tertinggi didapat pada suhu ayan$dinalkoholisis #$0 o % dan pada suhu esterifikasi &'0 o % sebesar &,&'( ayan$dinSSN 16' 4'') . c. eaksi eaksi polimeris polimerisasi asi dipengaru dipengaruhi hi oleh suhu suhu reaksi, reaksi, konsent konsentrasi rasi awal monomer monomer.. Semaki Semakin n tinggi tinggi suhu, suhu, lau reaksi reaksi polime polimeris risasi asi akan akan bertamb bertambah ah cepat, cepat, hal ini ditan ditanda daii deng dengan an kenai kenaika kan n kon* kon*er ersi si akri akrilam lamid id++ Sema Semaki kin n besar besar konse konsent ntras rasii monome monomerr maka maka kon*er kon*ersi si akrilam akrilamid id semakin semakin besar besar.S .Sema emakin kin tinggi tinggi suhu suhu maka maka semaki semakin n besar besar nila nilaii bera beratt molek molekul ul rata ratarat rataa polia poliakr krila ilami mid+ d+ Sema Semaki kin n besar besar kons konsen entr tras asii monom onomer er,, bera beratt mole molek kul rata ratar rat ataa polik olikri rila lami mid d sem semakin akin besarPengaruh *ariasi suhu pada kisaran 0 -0o% diperoleh polimer dengan berat molekul ratarata rat arata poliakrilamid '/',# -&5''5,$ grmol+ Pengaruh *ariasi konsentrasi monomer kisaran &0-#5 gr dalam #00 ml pelarut diperoleh berat molekul ratarata polimer &0&1',& -'//#$, grmol 2adi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu reaksi maka akan semakin cepat reaksi itu beralan !. 3ekanan anan 3ekana ekanan n mening meningkat kat maka maka lau reaksi reaksi polime polimerisa risasi si uga uga akan akan mening meningkat kat,, hal ini
disebabkan oleh meningkatnya umlah tumbukan antara pusat aktif dan monomer. 4eningkatkan tekanan memungkinkan suhu polimerisasi yang lebih rendah, karena produksi polimer dengan massa molekul yang lebih tinggi. Polimerisasi butadiena membutuhkan waktu selama $ am (/5 persen kon*ersi) pada tekanan .000 atm dan suhu ' 8%, dan hanya &/ am pada tekanan yang sama dan suhu $& 8%, tetapi pada &
atm dibutuhkan waktu yang sangat lama (dengan tidak adanya katalis). amun, penggunaan tekanan tinggi untuk polimerisasi harus selalu dipertimbangkan dalam pemilihan katalis. "engan demikian, polietilensebelumnya dapat diproduksi pada tekanan &000#000 atm (polietilen bertekanan tinggi), sekarang dapat diperoleh dengan metode 6eigler melibatkan penggunaan trietilaluminium dan titanium klorida sebagai katalis pada tekanan rendah (polietilen tekanan rendah). %. 7atalis 7atalis atau katalisator adalah salah satu komponen yang mandukun alannya suatu reaksi agar semakin cepat namun tidak ikut bereaksi didalamnya. 8alu bagaimana denan reaksi polimerisasi9, apakah katalis dipakai9 Pada reaksi yang memakai katalisator terutama pada polimerisasi cenderung bakan lebih stabil dan cepat berreaksi namun ika tidak ada maka reaksi akan bisa beralan namun lambat atau tidak beralan sama sekalli #. eaksi polimerisasi kondensasi Polimer kondensasi teradi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang berbeda. "alam polimerisasi kondensasi kadangkadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti :#;, :1, atau :%l.Pada polimerisasi kondensasi, monomermonomer saling berkaitan dengan melepas molekul kecil, seperti :#; dan metanol. Polimerisasi ini teradi pada monomer yang mempunyai gugus fungsi pada kedua uung rantainya. "i dalam enis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomermonomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. amun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil - biasanya air - dari atomatom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap uung ke unit lainnya dari rantai tersebut. 2enis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi. "alam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu uung monomer bergabung dengan gugus ;: dari uung monomer yang lainnya untuk membentuk air. Polikondensasi asam dikarboksilat dengan aromatik dihidrit fenol, hydrouin, resokinol atau phenolpthalein, akan menghasilkan poliakrilat = n:;;%>>%;;: ? n:;>@r>; A ...>;@r;%>>%;>... ; Polikondensasi asam dikarboksilat dengan aromatik diamina dapat menghasilkan panas
dalam
pembentukan
polimer.
4isalnya,
ketika
asam
isoftalat
klorida
menglamipolikondensasikan dengan mphenilenadiamina terbentuk polimer yang disebut poliphenilon = Polikondensasi senyawa dengan fungsionalitas tiga atau lebih dengan penambahan reagen khusus (harseners) untuk membentuk ikatan silang dalam struktur polimer tiga dimensi. Sebuah contoh khas dari polikondensasi alkohol trihidrik dengan asam dikarboksilat adalah polikondensasi gliserol dan asam phthalik = Sebuah contoh sederhana pembentukan polimer dengan struktur tiga dimensi adalah polikondensasi fenol dengan aldehida. eaksi fenol dengan formaldehid menghasilkan struktur polimer yang bercabang dengan massa molekulnya rendah, yang dikenal sebagai resol= dengan pemanasan lebih lanut maka dihasilkan resitol, yang memiliki struktur tiga dimensi dengan kepadatan polimernya yang rendah = 3ahap akhir dari proses ini adalah pembentukan resites, dengan kepadatan polimernya yang tinggi = Brea dan melamin dapat dihasilkan dengan reaksi serupa seperti diatas. #.& Syarat dari prosespolikondensasi Polikondensasi merupakan reaksi re*ersibel. Cni berarti bahwa dua proses teradi secara simultan, yaitu kondensasi dan degradasi. "egradasi dapat disebabkan oleh gugus fungsi dari monomer atau disebabkan oleh interaksi dari reaksi kondensasi dengan massa molekul yang rendah (: #;, :%l, dll).7arena prosesnya re*ersibel maka polikondensasi dapat dicapai pada kondisi tertentu sesuai dengan pembentukan produk polimer dengan massa molekul tertentu.Sebagai aturan, produk polikondensasi memiliki massa molekul rendah (#0,00050,000) dibandingkan produk polimerisasi. Bntuk mendapatkan polimer dengan massa molekul yang lebih tinggi maka dapat menghilangkan produk dari sistem dan menggunakan rasio yang setara dengan gugus fungsional. 7elebihan dari salah satu reaktan selalu menghasilkan pembentukan produk dengan massa molekul yang rendah. 4isalnya, ketika fenol atau kresol bereaksi dengan aldehida dalam &0 kali lipat melebihi fenol, satusatunya produk yang terbentuk adalah dihidroksifenilmetana
(ada
produk
dengan
massal
molekul
tinggi).
Dambar
#.&
menggambarkan pengaruh kelebihan senyawa yang bereaksi pada massa molekul polimer. eaksi polikondensasi dapat dilakukan dengan menggunakan monomer dalam keadaan cair, larutan, emulsi, suspensi, dalam fase padat, atau pada permukaan antara dua fase, atau denganada atau tidaknya katalis.2ika senyawa polimernya stabil pada titik leleh
yang rendah, maka proses polikondensasi dapat dilakukan dalam keadaan mencair dengan suhu #00100 8%. Bntuk mengurangi teradinya reaksi samping (oksidasi, degradasi, dekarboksilasi, dll), proses ini dilakukan dalam suasana gas dengan menggunakan gas inert dan biasanya diperlukan *akum (untuk menghasilkan produk yang murni). Bntuk melaksanakan polikondensasi pada permukaan antara dua fase (polikondensasi antarmuka), reaktan dilarutkan secara terpisah dalam dua cairan yang tidak saling bercampur. Sebagai aturan, salah satu cairan air dan Eat organik. !iasanya salah satu reaktan adalah diklorida dari asam dikarboksilat, dan yang lainnya sebuah diamina, diol, dll. 7etika cairan bersentuhan, terbentuk polimer pada antarmuka, sedangkan dengan produk yang larut dalam salah satu cairan dapat menghilangkan polimer antarmuka. :al ini membuat proses polikondensasi antarmuka irre*ersibel, sehingga Eat dua fungsional tidak perlu diamati. "engan menggunakan polikondensasi antarmuka yang linear dapat diperolehpolimer dengan massa molekul yang relatif tinggi (setinggi 500.000). Film polimer terbentuk pada antarmuka akan dihilangkan secara terus menerus.