Bab 1 Pendahuluan 1.1
Latar Be Belakang
Sayu Sayura ran n merup merupak akan an komod komodit itii yang yang berpr berpros ospe pek k cera cerah, h, kare karena na dibu dibutu tuhk hkan an
seha sehari ri-h -har arii
dan dan
menin eningk gkat at
Seba Sebaga gaim ima ana
jen jenis
perm permin inta taan anny nya a tana tanam man
cend cender erun ung g
hort hortik ikul ulttura ura
teru terus s
lain lainny nya, a,
kebanyakan kebanyakan tanaman tanaman sayuran sayuran mempunyai mempunyai nilai komersial komersial yang cukup ting tinggi. gi. Keny Kenyat ataa aan n ini ini dapa dapatt dipa dipaha hami mi seba sebab b sayu sayura ran n sena senant ntia iasa sa dikons dikonsums umsii setiap setiap saat. saat. Selain Selain itu, itu, waktu waktu panen panen sayura sayuran n terhit terhitung ung cepat, hingga banyak petani lebih memilih menanam sayuran. Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian katakata teknik, budidaya, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan atau atau kepanda kepandaian ianmem membua buatt sesuat sesuatu, u, sedang sedangkan kan budida budidaya ya bermakna bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian tumbuh tumbuh-tu -tumbu mbuhan han yang yang diusah diusahaka akan n manusi manusia, a, yang yang biasan biasanya ya telah telah melamp melampaui aui proses proses domest domestika ikasi. si. Teknik Teknik budida budidaya ya tanama tanaman n adalah adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumber daya tumbuhan. Pada umumnya kegiatan budidaya tanaman terkait dengan tingkat peng penget etah ahua uan n manu manusi sia a pada pada masa masa itu. itu. Relev Relevan ansi si dari dari pera perada daba ban n ters terseb ebut ut
terw terwuj ujud ud
pada pada
kesa kesada dara ran n
untu untuk k
mela melaks ksan anak akan an
tind tindak ak
budidaya. Tindak awal dari dimulainya teknik budidaya dimulai dengan menetapnya menetapnya seorang peladang peladang menempati menempati suatu suatu areal pertanaman tertentu.
1.2. Tujuan Tanaman dibudidayakan dengan maksud agar tanaman tersebut member memberika ikan n hasil hasil tinggi tinggi secara secara kuantit kuantitati atiff dan kualita kualitatif tif.. Dengan Dengan demi demiki kian an
untu untukm kmen enca capa paii
maks maksud ud
dan dan
tujua ujuan n
dala dalam m
budi budida daya ya
tanaman, pemeliharaan varietas sangat menentukan. Selain varietas jug juga a perlu perlu diper diperha hati tika kan n mutu mutu beni benih, h, karen karenab aben enih ih merup merupak akan an biji biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. 1
BAB 2 Teknik Budidaya Tanaman 2.1. Budidaya Tanaman Jagung A. Syarat benih Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam). Pada benih jagung yang kami gunakan, sebe sebelum lumny nya a tela telah h diber diberii pest pestis isida ida sehi sehing ngga ga beni benih h jagu jagung ng terli terliha hatt berwarna merah muda.
B. Pengolahan Lahan Lahan dibersihkan dibersihkan dari sisa tanaman tanaman sebelumnya, sebelumnya, sisa tanaman tanaman yang cukup cukup banyak banyak diambi diambill dan dibuan dibuang, g, kemudia kemudian n dicang dicangkul kul dan diolah diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudi kemudian an dirata diratakan kan.. Setiap Setiap 3 m dibuat dibuat salura saluran n draina drainase se sepanj sepanjang ang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini ini
dibu dibuat at teru teruta tama ma pada pada tana tanah h
yang yang drai draina nase seny nya a
jele jelek. k. Pada Pada
pengolahan lahan, dilakukan dua perlakuan berbeda, yaitu satu areal yang diberi perlakuan dengan pengolahan, yang satu lagi tidak diberi perlakuan pengolahan lahan, sehingga dapat mengetahui bagaimana perbedaan jagung yang tumbuh di dua perlakuan lahan yang berbeda.
2
BAB 2 Teknik Budidaya Tanaman 2.1. Budidaya Tanaman Jagung A. Syarat benih Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam). Pada benih jagung yang kami gunakan, sebe sebelum lumny nya a tela telah h diber diberii pest pestis isida ida sehi sehing ngga ga beni benih h jagu jagung ng terli terliha hatt berwarna merah muda.
B. Pengolahan Lahan Lahan dibersihkan dibersihkan dari sisa tanaman tanaman sebelumnya, sebelumnya, sisa tanaman tanaman yang cukup cukup banyak banyak diambi diambill dan dibuan dibuang, g, kemudia kemudian n dicang dicangkul kul dan diolah diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudi kemudian an dirata diratakan kan.. Setiap Setiap 3 m dibuat dibuat salura saluran n draina drainase se sepanj sepanjang ang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini ini
dibu dibuat at teru teruta tama ma pada pada tana tanah h
yang yang drai draina nase seny nya a
jele jelek. k. Pada Pada
pengolahan lahan, dilakukan dua perlakuan berbeda, yaitu satu areal yang diberi perlakuan dengan pengolahan, yang satu lagi tidak diberi perlakuan pengolahan lahan, sehingga dapat mengetahui bagaimana perbedaan jagung yang tumbuh di dua perlakuan lahan yang berbeda.
2
1. Penent Penentuan uan Pola Pola Tan Tanam aman an Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan : a. Tumpang sari ( intercropping ), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo. b. Tump Tumpan ang g gilir gilir ( Mult Multip iple le Cropp Croppin ing g ), dil dilaku akukan kan secara secara berunt beruntun un sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll. c. Tana Tanama man n Bersi Bersisi sipa pan n ( Relay elay Crop Croppi ping ng ): pola pola tana tanam m deng dengan an menyisipkan menyisipkan satu atau beberapa beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam (dalam waktu waktu tanam tanam yang yang bersam bersamaan aan atau atau waktu waktu yang yang berbed berbeda). a). Contoh Contoh:: jagung jagung dis disisip isipkan kan kacang kacang tanah, tanah, waktu waktu jagung jagung menjela menjelang ng panen disisipkan kacang panjang. d. Tana Tanama man n Camp Campur uran an ( Mixed ixed Cropping ing ) : penana penanaman man terdiri terdiri bebera beberapa pa tanama tanaman n dan tumbuh tumbuh tanpa tanpa diatur diatur jarak jarak tanam tanam maupun maupun larikan larikannya nya,, semua semua tercam tercampur pur jadi jadi satu. satu. Lahan Lahan efisie efisien, n, tetapi tetapi riskan riskan terhadap terhadap ancaman ancaman hama dan penyakit. penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
2. Lubang Tanam dan Cara Tanam Lubang Lubang tanam ditugal, ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang).
C. Pengolahan Lahan
3
Pada tahap pengolahan lahan, dilakukan perlakuan seperti pemberian pupuk, penyiraman, pembubunan.
D. Hama dan Penyakit yang Muncul Terlihat gejala-gejala serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung yang kami budidaya:
1. Hama a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA b. Ulat Pemotong Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.
2. Penyakit a. Penyakit bulai (Downy mildew) Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, 4
kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 35 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal
tanam
dengan
GLIO
b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh) Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLI
c. Penyakit karat (Rust) Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan
GLIO.
d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
5
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan
kelenjar
(gall),
pembengkakan
ini
menyebabkan
pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA . e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam. Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
E. Panen dan Pasca Panen Pada tahap ini, kami belum melakukannya, namun apabila telah masuk masa panen, maka inilah yang harus kita ketahui dan apa yang kita lakukan saat panen adalah:
6
1. Ciri dan Umur Panen Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.
2. Cara Panen Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.
3. Pengupasan Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.
4. Pengeringan Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.
5. Pemipilan Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.
6. Penyortiran dan Penggolongan Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam 7
penyimpanan
dan
menaikkan
kualitas
panenan.
2.2. Budidaya Tanaman Tomat A. FASE PRA TANAM 1. Syarat Tumbuh - Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi - Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 – 6 - Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian. - Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman 2. Pola Tanam - Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan - Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu 3. Penyiapan Lahan - Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang . - Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu - Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam 8
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 4050 cm untuk barisan tunggal - Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air. - Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah - Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan. - Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara : - alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan. - alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan - Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari - Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari - Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam - Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm Pada perlakuan yang kami lakukan pada tanaman tomat, dilakukan 2 perlakuan yaitu dengan menggunakan mulsa dan tanpa menggunakan mulsa.
9
Tanpa mulsa
Dengan Mulsa
4. Pemilihan Bibit - Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd ) - Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan - Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)
B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS) - Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1) - Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa - Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag - Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam - Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah) - Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki
10
C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam ) - Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu - Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6 - Penanaman sore hari - Buka polibag plastik - Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya - Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air - Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam - Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit - Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA - Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian - Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat
11
D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST) - Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman - Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air - Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air. - Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm). - Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan - Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari - Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam - Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali. - Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak. - Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.
12
E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST) 1. Pengelolaan Tanaman - Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari - Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman - Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hatihati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek -
Ketinggian tanaman
dapat
dibatasi dengan memotong ujung
tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah - Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
2. Pengamatan Hama dan Penyakit
13
- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan
dan
pemusnahan buah
tomat
terserang,
semprot dengan PESTONA - Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida) -
Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan
(Alternaria solani)
serta
busuk
buah
buah antraknose (Colletotrichum
coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO - Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. - Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.
F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST) - Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna
hijau
menjadi
kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua
mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh - Interval pemetikan 2-3 hari sekali. - Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
14
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting -
Waspadai
penyakit
busuk
buah
Antraknose,
kumpulkan
dan
musnahkan - Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi.
2.3. Budidaya Tanaman Bawang Merah A. PRA TANAM Syarat Tumbuh Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 - 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %, suhu 25-320 C
Pengolahan Tanah Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2 Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu) Dibuat bedengan dengan
lebar
120
-180
cm
Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50 cm.
Pupuk Dasar Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan diaduk rata dengan tanah. Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di bedengan. Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 10 botol/1000 m2 dengan cara :
15
- alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan. - alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk menyiram 5-10 meter bedengan. Biarkan selama 5 - 7 hari
Pemilihan Bibit - Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi. - Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya) - Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)
B. FASE TANAM Jarak Tanam Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron
Cara Tanam Umbi bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air
)
Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah direndam NASA Simpan selama 2 hari sebelum tanam. Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.
C. AWAL PERTUMBUHAN ( 0 - 10 HST ) Pengamatan Hama Waspadai hama Ulat Bawang ( Spodoptera exigua atau S. litura), telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara 16
berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas. Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan VIREXI atau VITURA . Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di perut /kalung hitam di leher, dikendalikan dengan VIREXI. Ulat tanah . Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya. Semprot dengan PESTONA. Penyakit yang harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh. Preventif kendalikan dengan GLIO.
Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik
untuk
kemungkinan
membuang
dijadikan
inang
gulma hama
atau ulat
tumbuhan
liar
yang
bawang.
Pada
saat
penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang. Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran (di Brebes disebut melem).
Pemupukan pemeliharaan/susulan Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman
17
terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.
Pemupukan dilakukan 2 kali ( dosis per 1000 m2 ) : - 2 minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl -
4
minggu
:
3-7
kg
Urea+
7-15
kg
ZA+12-17
kg
KCl
Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tidak terbakar dan terganggu pertumbuhannya. Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-1515) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur ± 2 minggu.
Pengairan Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika persentase tanaman tumbuh telah
mencapai
lebih
90
%
Air salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah Tinggi permukaan air pada saluran ( canal ) dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan pertanaman
D. FASE VEGETATIF ( 11- 35 HST ) 1. Pengamatan Hama dan Penyakit Hama Ulat bawang, S. litura dan S. Exigua Thrips, mulai menyerang umur 30 HST karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat seperti perak Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas 70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan BVR atau PESTONA. 18
Penyakit Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujungujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Preventif dengan
Penyakit
penebaran
Antraknose
Colletotricum
atau
gloesporiodes.
GLIO.
Otomotis, disebabkan Gejala
serangan
oleh
adalah
jamur ditandai
terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes: otomatis). Jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan. Untuk jamur yang ada didalam tanah kendalikan dengan GLIO Penyakit oleh virus. - Gejalanya pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan bawangbawangan.
Busuk umbi oleh bakteri. - Umbi yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat yang kering. - Busuk umbi/ leher batang oleh jamur. - Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase).
19
- Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain (bukan golongan Bawang-bawangan. PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit.
Pengelolaan Tanaman - Penyiangan kedua dilakukan pada umur 30-35 HST dilanjutkan pendagiran, pembumbunan dan perbaikan bedengan yang rusak. - Penyemprotan POC NASA dengan dosis 4-5 tutup/tangki tiap 7-10 hari sekali mulai 7 hari setelah tanam hingga hari ke 50-55. Mulai hari ke 35 penyemprotan ditambah HORMONIK dengan dosis 1-2 tutup/ tangki (dicampurkan dengan NASA). - Pengairan, penyiraman 1x per hari pada pagi hari, jika ada serangan Thrips dan ada hujan rintik-rintik penyiraman dilakukan siang hari.
PEMBENTUKAN UMBI ( 36 - 50HST ) Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif, yang perlu diperhatikan adalah pengairannya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.
PEMATANGAN UMBI ( 51- 65 HST ) Pada fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu pada sore hari.
E. PANEN DAN PACA PANEN Panen > 60-90 % daun telah rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur 70 - 90 hari. > Panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek 20
>
Pemanenan
dengan
pencabutan
batang
dan
daun-daunnya.
Selanjutnya 5-10 rumpun iikat menjadi satu ikatan
Pasca Panen -
Penjemuran
dengan
alas
anyaman
bambu
(Jawa
:
gedeg).
Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di gudang. - Penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi gudang. 2.4. Budidaya Tanaman Lobak
a. Cara Tanam Lobak ditanam dari bijinya. Bibit lobak tidak perlu didatamgkan dari luar negeri (impor), cukup dari hasil biji sendiri karena tanaman ini mudah berbunga dan berbiji. Biji-biji tersebut dapat ditanam langsung di kebun tanpa disemai terlebih dulu. Untuk penanaman seluas 1 ha diperlukan biji sebanyak 5 kg. Menurut teori, untuk lahan seluas 1 ha diperlukan 4 kg biji dengan daya kecambah 75%. Sebelum biji ditanam, lahan yang akan ditanami diolah terlebih dulu dengan dicangkul sedalam 30-40 cm, kemudian diberi pupuk kandang atau kompos 10 ton/ha. Setelah tanah diratakan, dibuat alur dengan jarak antaralur 30 cm. Sebaiknya alur tersebut dibuat membujur dari arah barat ke timur agar sinar matahari masuk ke tanaman sebanyak-banyaknya. Selanjutnya biji-biji tersebut ditaburkan tipis merata sepanjang alur, kemudian ditutup tanah dengan tipis-tipis. Biji akan tumbuh setelah 4 hari kemudian.
21
Setelah umur 2-3 minggu, tanaman mulai disiang sanmbil dibuat guludan. Guludan dibuat dengan cara tanah di sepanjang barisan tanaman ditinggikan. Sambil tanah didangir, tanaman diperjarang. Caranya tanaman yang tumbuh kerdil dicabut dan yang subur ditinggalkan. Setelah diperjarang, jarak tanaman menjadi 10-20 cm. Pada umumnya petani jarang memberikan pupuk buatan. Akan tetapi agar diperoleh hasil yang memuaskan, tanaman lobak sebenarnya perlu diberikan pupuk buatan. Pupuk
buatan
yang
perlu
diberikan
adalah urea,
TSP
dengan
perbandingan 1:2 sebanyak 6 g tiap tanaman. Pupuk di kanan-kiri batang tanaman dengan jarak 5 cm. Dengan demikian, untuk tanaman seluas 1 ha diperlukan 100 kg pupuk urea dan 200 kg TSP. Pupuk sebaiknya diberikan pada waktu tanah didangir.
b. Pemeliharaan Tanaman Tanaman lobak penting untuk dijaga dari kutu-kutu daunyang mungkin menyerang. Hama ini dapat diberantas dengan semprotan insektisida, seperti Kelthin 0,2% atau Decis 2,5 EC 0,2-0,3%.
c. Pemanenan Hasil tanaman dapat dipungut setelah umbi-umbinya cuku besar, kirakira
setelah
tanaman
berumur
2
bulan.
Keterlambatan
dalam
memungut hasil akan menyebabkan umbi menjadi kayu dan rasanya juga tidak enak (kapus-kapus). Jika hal tersebut terjadi, umbi lobak tidak akan laku dijual. Tanaman yang terawat dapat menghasilkan umbi 15-20 ton/ha. Bahkan
ada
jenis
lobak
yang dapat menghasilkan umbi beratnya hingga mencapai 0,5-1 kg tiap tanaman dan rasa umbinya pun enak dimakan.
Hasil Panen 22
Panen Pertama: 02 Desember 2010 Berat Total: 3,7 Kg Sampel
Panjang
Berat
Sampel 1
27 cm
200 g
Sampel 2
26 cm
300 g
Sampel 3
26 cm
250 g
Sampel 4
25 cm
200 g
Sampel 5
25 cm
250 g
Total Berat Sampel
1,2 kg
Panen Kedua: 16 Desember 2010 (pada panen kedua diberikan dua perlakuan, yaitu dengan dibumbun dan yang tidak dibumbun) > Yang Dibumbun: berat total = 6,7 kg Ciri-ciri: pada bagian ujung umbi tidak terdapat warna hijau
Sampel
Panjang (cm)
Berat
Sampel 1
30
1,4 kg
Sampel 2
28
1 kg
Sampel 3
28
800 g
Sampel 4
28
600 g 23
Sampel 5
25
600 g
Total Berat Sampel
4,4 kg
>Yang Tidak Dibumbun: berat total = 4,6 kg Ciri-ciri: pada bagian ujung umbi terdapat warna hijau
Sampel
Panjang (Cm)
Berat
Sampel 1
28
1 kg
Sampel 2
28
800 g
Sampel 3
25
600 g
Sampel 4
25
600 g
Sampel 5
23
400 g
Total berat sampel
3,4 kg
2.4 Budidaya Tanamn Pakcoy 1. Pembibitan - Benih ditabur pada permukaan bedengan lalu ditutup dengan tanah setebal 1-2 cm - Lakukan perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer atau embrat - Benih yang baik biasanya akan tumbuh setelah 3-4 hari
24
- Setelah berdaun 3-5 helai (3-4 MST) tanaman dipindah ke bedengan penanaman
2. Pengolahan Lahan - Tanah digembur serta dibuat bedengan, sebelumnya lahan harus benar-benar bersih dan tidak boleh ternaungi - Saat penggemburan diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar - Penggemburan dilakukan 2-4 minggu sebelum lahan ditanami - Lebar bedengan 120 cm, panjang sesuai ukuran petak tanah, tinggi 20-30 cm, dan jarak antar bedengan 30 cm - Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan disajikan pada Tabel
3. Penanaman
-
pilih bibit yang baik yaitu, batangnya tumbuh tegak,daun hijau segar dan tidak terserang hama atau penyakit
-
buat lubang tanam dengan ukuran 4-8 x 6-10 cm, pindahkan bibit ke lubang tanam dengan hati-hati dan rapikan
4. Pemeliharaan
-
penyiraman dilakukan secara teratur, terutama pada musim kemarau
-
penjarangan biasanya dilakukan pada saat 2 MST
-
penyulaman jika perlu
-
penyiangan dapat dilakukan 2-4 kali selama pertanaman
25
pemupukan tambahan pada saat 3 MST dengan pemberian urea
-
50 kg/ha, yang bisa dilakukan dengan ditabur dalam larikan lalu ditutup dengan tanah, atau dilarutkan dalam air lalu disiramkan pada bedengan penanaman
5. Panen Pakcoy : 400 g Pada panen kami ini, tanaman pakcoy banyak sekali yang mengalami serangan hama, sehingga hasil panen tidak begitu memuaskan dan hasilnya pun lebih sedikit. Selain itu, pakcoy yang kami tanam tidak terlihat sehat. Timbul gejala berupa bintik-bintik pada daunnya.
2.6. Budidaya Tanaman Selada Tanaman selada dapat tumbuh dengan baik, baik di dataran tinggi (pegunungan) maupun di dataran rendah. Adapun daerah yang merupakan sentra penghasil selada adalah Cipanas, Pangalengan, dan Lembang. Didaerah pegunungan, daunnya dapat membentuk krop yang besar. Sebaliknya di dataran rendah, tanaman ini hanya membentuk
krop
yang
kecil
tetapi
cepat
berbunga.
Adapun
persyaratan penting agar tanaman selada dapat tumbuh dengan baik ialah tanah harus mengandung pasir atau lumpur (subur), suhu udara 15
–
20o
C,
dan
derajat
keasaman
tanah
(pH)
5
–
6,5.
Waktu penanaman seladah yang paling baik adalah pada akhir musim
26
hujan (Maret/April). Akan tetapi selada dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan cukup diberi air. Sementara pada andewi tidak baik ditanam pada musim hujan karena tidak tahan terhadap hujan.
1. Cara Tanam Selada dikembangbiakan dengan bijinya. Dalam 1 ha lahan diperlukan 600 – 800 biji selada. Menurut teori, satu ha diperlukan 300 g biji dengan daya kecambah 75%. Secara fisik biji-biji selada berukuran kecil,
lonjong,
pipih
(gepeng),
dan
berbulu
tajam.
Tanah yang akan dipakai untuk menanam selada, terlebih dahulu harus dicangkul sedalam 20 – 30 cm kemudian diberi pupuk kandang sebanyak 10 ton per ha. Selain itu, lahan dibuat bedengan dengan lebar 1 meter dan memanjang dari arah timur ke barat. Setelah bedengan terbentuk, lalu buat alur-alur menggunakan garu. Arah pembuiatan alur lurus ke arah timur dengan jarak antar alur 25 cm. Pembuatan alur tersebut tidak terlalu dalam karena akar-akar selada mengumpul
di
lapisan
tahan
atas.
Biji-biji selada dapat ditanam langsung di kebun tanpa disemaikan terlebih dahulu. Apabila biji disemai, dijaga kelembaban tempat persemaiannya sehingga selada tumbuh cepat dan baik. Setelah berumur sebulan (kira-kira berdaun 4 helai), bibit dapat dipindahkan ke kebun dengan jarak tanam 20 cm x 25 cm atau 25 cm x 25 cm. Biji selada yang ditanam langsung, ditaburkan merata sepanjang alur kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Biji selada akan tumbuh 5 hari kemudian. Setelah berumur kira-kira 1 bulan (kira-kira berdaun 3 – 5 helai), tanaman mulai diperjarang. Penjarangan dilakukan terhadap bibit
kerdil
hingga
jarak
antar
tanam
menjadi
20
–
25
cm.
Setelah berumur 2 minggu dari tanam, tanaman diberi pupuk urea sebanyak 100 kg tiap ha atau
1 g tiap tanam. Pupuk diletakan
diantara barisan tanaman.
2. Pemeliharaan Tanaman Tanaman selada sering menghadapi ancaman serangan penyakit. Penyakit yang penting ialah penyakit busuk akar yang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani Khun. Penyakit ini sering menyerang 27
tanaman muda (waktu di persemaian). Akan tetapi, penyakit ini dapat diatasi dengan semprotan larutan Benlate 0,2 – 0,5% pada tanahnya. Selain penyakit, ada juga hama yang mengancam pertumbuhan tanaman.
Hama
yang
perlu
diberantas
ialah
kutu-kutu
daun
(Mysuspersicae Sulzer). Hama tersebut merupakan serangga vektor penyakit virus yang menimbulkan kerugian dan kegagalan seluruh tanaman. Kutu-kutu daun ini dapat diberantas dengan semprotan Kalthane 0,2%.
3. Pemanenan Tanaman selada dapat dipungut hasilnya setelah berumur 2 – 2,5 bulan dari waktu tanam. Memungut hasilnya dengan cara mencabut tanaman beserta akarnya atau memotong bagian batang antara daun terbawah dengan bagian yang di atas tanah. Tanaman yang terawat dengan baik dan tidak terserang penyakit dapat mencapai hasil.
4. Hasil Panen Selada: 1,1 kg Pada selada yang kami tanam, masih tergolong sehat, namun produksi yang dihasilkan bisa dibilang kecil. Ada kemungkinan pada jarak tanam yang kami gunakan terlalu dekat. Selain itu, ada beberapa bibit selada hasil persemaian yang pada saat ditanam tidak jadi.
28
BAB 3 Kesimpulan dan Saran 3.1 Kesimpulan Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumber daya tumbuhan. Sayuran merupakan komoditi yang berprospek cerah, karena dibutuhkansehari hari dan permintaannya cenderung terus meningkat Sebagaimana jenistanaman hortikultura lainnya, kebanyakan tanaman sayuran mempunyai nilaikomersial yang cukup tinggi. Kenyataan ini dapat dipahami sebab sayuransenantiasa dikonsumsi setiap saat. Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata teknik, budidaya, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan atau kepandaianmembuat sesuatu, sedangkan budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah melampaui proses domestikasi. Pupuk organik dapat bersumber dari kotoran hewan, limbah rumah tanggaserta dari seresah tumbuhan. Namun kotoran hewan maupun limbah rumah tanggasebagai bahan baku pupuk organik tidak selamanya tersedia. Dengan demikian, gulma memiliki potensi yang besar sebagai sumberbahan organik yang dapat menggantikan atau mensubstitusi pupuk kimia dalambudidaya tanaman pertanian.
3.2 Saran Penelitian yang sama perlu dilakukan kembali di lapangan dengan berbagaimacam kondisi tanah untuk mengetahui pengaruh 29