EXFOLIATIVE CHEILITIS
OLEH: Ferda Nofella NIM 1613101020043
DOSEN PEMBIMBING: drg. Sri Rezeki, Sp.PM
DEPARTEMEN PENYAKIT MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2017
i
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN SAMPUL .......................................... ................................................................ ...........................................i .....................i KATA PENGANTAR....................................................... ............................................................................. ................................ii ..........ii DAFTAR ISI ........................................... ................................................................. ............................................ ....................................iii ..............iii BAB 1 LAPORAN KASUS ............................................. .................................................................... ................................ ......... 2 1.1. Status Ilmu Penyakit Mulut........................................... ............................................................. .................. 2 1.2. Anamnesa ............................................. ................................................................... ...........................................2 .....................2 1.3. Riwayat Penyakit Sistemik .......................................... ............................................................ .................. 3 1.4. Kebiasaan Buruk ..................................... ........................................................... ........................................3 ..................3 1.5. Pemeriksaan Pemeriksaan Ekstra Oral Oral ............................................. .................................................................. ..................... 4 1.6. Pemeriksaan Intra Oral ............................................ ................................................................... ......................... .. 4 1.7. Pemeriksaan Penunjang........................................... .................................................................. ......................... .. 5 1.8. Masalah Klinis.......................................... ................................................................ ........................................ .................. 5 1.9. Diagnosis dan Diagnosis Banding.......................................... ....................................................5 ..........5 1.10.Rencana Perawatan dan Perawatan ........................................... ................................................. ...... 6 1.11.Status Kontrol.......................................... ................................................................ ........................................ .................. 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................... ................................................................. .............................12 ......12 2.1. Exfoliative Cheilitis ............................................................... .........................................................................12 ..........12 2.1.1. Definisi dan Etiologi............................................ ..............................................................12 ..................12 2.1.2. Gambaran Klinis ............................ .................................................. ........................................12 ..................12 2.1.3. Diagnosis Banding............................................ .................................................................1 .....................13 3 2.1.4. Perawatan dan Prognosis .......................... ................................................ .............................15 .......15 BAB 3 PEMBAHASAN ..................................... ........................................................... ............................................ .........................17 ...17 BAB 4 KESIMPULAN KESIMPULAN .......................................... ................................................................ ...........................................1 .....................19 9 DAFTAR PUSTAKA ............................................. ................................................................... ...........................................2 .....................20 0
1
Universitas Syiah Kuala
BAB 1 LAPORAN KASUS
1.1. Status Ilmu Penyakit Mulut Operator
: Ferda Nofella
NIM
:1613101020043
Nama Pasien
: AMS
Tanggal Pemeriksaan : 20 September 2017 Usia
: 24 Tahun 4 Bulan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Mahasiswa
Alamat
: Jln. STA Johansyah, Lr. Berlian No. 2, Neusu, Aceh
No. HP
: 081263281xxx
1.2.Anamnesa
Pasien datang dengan keluhan bibir pecah-pecah dan terasa kering yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengaku adanya kulit bibir yang pecah pecah dan terkelupas berwarna keputihan pada bibir atas dan bawah. Pasien mengaku sering mengalami bibir pecah-pecah tersebut. Pasien mengaku bibir pecah-pecah tersebut sekarang tidak terasa sakit yang menetap tetapi perih jika makan-makanan yang pedas. Pasien mengaku belum pernah mengobati bibir pecah-pecah tersebut. Pasien mengaku sering menjilat atau menghisap bibir dan tidak menggunakan pelembab bibir. Pasien juga mengaku memiliki kebiasaan mengelupaskan kulit bibirnya. Pasien mengaku jarang mengkonsumsi air putih. Pasien mengaku tidak sering beraktivitas diluar ruangan pada siang hari. Pasien mengaku tidak memiliki alergi terhadap pasta gigi, makanan, lipstik dan obat-obatan tertentu. Pasien mengaku tidak mengalami demam, tidak ada rasa gatal dan sensasi rasa terbakar pada bibir sebelum bibir tersebut pecah-pecah. Pasien mengaku tidak pernah mengobati bibir pecah-pecah tersebut sebelumnya dan sembuh sendiri dalam waktu beberapa hari. Pasien pernah melakukan perawatan gigi yaitu pencabutan gigi pada tahun 2014, pembersihan
Universitas Syiah Kuala
karang gigi 6 bulan yang lalu, penambalan gigi 4 bulan yang lalu dan perawatan gigi tiruan jembatan 3 bulan yang lalu. Pasien mengaku rutin menyikat gigi 2 kali sehari yaitu pagi saat mandi pagi dan malam sebelum tidur menggunakan pasta gigi X. Pasien mengaku tidak menggunakan obat kumur dan jarang menyikat lidah. Pasien menyangkal memiliki penyakit sistemik. Pasien mengaku tidak dalam pengobatan dokter dan tidak pernah dirawat di rumah sakit. Pasien merupakan maasiswa Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unsyiah. Pasien merupakan anak tunggal. Pasien tinggal dirumah sewa di daerah Neusu, Banda Aceh. Pasien mengaku akses ke tempat pelayanan kesehatan mudah dijangkau.
1.3. Riwayat Penyakit Sistemik
a. Penyakit Jantung
: Diakui / Disangkal
b. Hipertensi
: Diakui / Disangkal
c. Diabetes Melitus
: Diakui / Disangkal
d. Kelainan Darah
: Diakui / Disangkal
e. Penyakit Hepar
: Diakui / Disangkal
f. HIV/AIDS
: Diakui / Disangkal
g. Kelainan Pernafasan(PPOK, TB, Pneumoni) : Diakui / Disangkal h. Kelainan GIT (Gastritis)
: Diakui / Disangkal
i. Penyakit Ginjal
: Diakui / Disangkal
j. Penyakit Kelainan
: Diakui / Disangkal
k. Atopi (Asma, eksim, alergi)
:Diakui / Disangkal
l. Alergi (Makanan, obat, logam)
: Diakui/Disangkal
m. Hamil
: Diakui / Disangkal
n. Kontrasepsi
: Diakui / Disangkal
o. Lain-lain
: Diakui / Disangkal
1.4. Kebiasaan Buruk
a. Menyirih
: Diakui / Disangkal
b. Minuman Beralkohol
: Diakui / Disangkal
c. Merokok
: Diakui / Disangkal
Universitas Syiah Kuala
1.5. Pemeriksaan Ekstra Oral
a. Kelenjar Limfe - Submandibula Kanan
: Teraba +/ - lunak/keras/kenyal Sakit +/ -
Kiri
: Teraba +/ - lunak/keras/kenyal Sakit +/ -
- Submental - Servikal
: Teraba +/ - lunak/keras/kenyal Sakit +/ Kanan
:Teraba +/ - lunak/keras/kenyal Sakit +/ -
Kiri
: Teraba +/ - lunak/keras/kenyal Sakit +/ -
b. Bibir
: Terdapat lesi
fisur,
berwarna merah
berbentuk garis, berbatas jelas, berjumlah > 3, berukuran > 1 mm pada bibir atas dan bawah, terdapat lesi scale berwarna putih kekuningan, berbentuk ireguler, berbatas tidak jelas, berjumlah > 3, berukuran > 1 mm pada bibir bawah, terdapat lesi erosi berwarna kemerahan, berbentuk ireguler, berbatas tidak jelas, berukuran 4x3 mm berjumlah 1 pada bibir bawah c. Wajah
: Simetri/ asimetri
d. Sirkum Oral
: TAK
e. Lain-lain
: OHIS= 1,65 (sedang)
1.6. Pemeriksaan Intra Oral
1. Mukosa Bukal
: Fordyce granule
: +/ -
: Cheek Biting
: +/ -
:
Terdapat
plak,
berwarna
putih,
berbentuk
ireguler, berbatas jelas, berukuran 30 mm, berjumlah 1 disepanjang garis oklusal pada mukosa bukan dextra. 2. Mukosa Labial
: TAK
3. Palatum Durum
: Torus palatinus :
Terdapat
tumor,
: +/ berwarna
sewarna
dengan
jaringan sekitar, berbentuk oval, berbatas jelas, berjumlah 1 lobus, berukuran 30x9 mm pada palatum durum 4. Palatum Molle
: TAK
5. Lidah
: Dorsum: TAK
Warna Coating : +/ -
Lateral : TAK
Universitas Syiah Kuala
Ventral: TAK 6. Dasar Mulut
: TAK
7. Gingiva
: Udem, hiperemi OHIS= 1,65 (sedang), PBI= 1,07
8. Saliva
: Normal, konsistensi cair
9.
: 16 = Karies email (D3)
Lain-lain
Halitosis: +/-
1.7. Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
1.8. Masalah Klinis
1. Bibir
: Terdapat lesi fisur, berwarna merah berbentuk garis, berbatas jelas, berjumlah > 3, berukuran > 1 mm pada bibir atas dan bawah, terdapat lesi scale berwarna putih kekuningan, berbentuk ireguler, berbatas tidak jelas, berjumlah > 3, berukuran > 1 mm pada bibir bawah dan terdapat
lesi
erosi
berwarna
kemerahan,
berbentuk
ireguler, berbtas tidak jelas, berukuran 4x3 mm berjumlah 1 pada bibir bawah 2. RA dan RB : Plak dan kalkulus. OHIS= 1,65 (sedang), PBI= 1,07 3. 16 = Karies email (D3) 4. Palatum
:
Terdapat
tumor,
berwarna
sewarna
dengan
jaringan sekitar, berbentuk oval, berbatas jelas, berjumlah 1 lobus, berukuran 30x9 mm pada palatum durum. 5. Mukosa Bukal
: Terdapat plak, berwarna putih, berbentuk ireguler, berbatas jelas, berukuran 30 mm, berjumlah 1 disepanjang garis oklusal pada mukosa bukal dextra
1.9. Diagnosis
1. Diagnosis Diagnosis Banding
: Exfoliative cheilitis : Actinic cheilitis, Alergy contact stomatitis
Universitas Syiah Kuala
2. Diagnosis
: Gingivitis kronis generalisata
3. Diagnosis
: Karies email (D3)
4. Diagnosis
: Torus palatinus
Diagnosis Banding
: Fibrous dysplasia, Eksostosis, Ossifying fibroma
5. Diagnosis
: Cheek biting
Diagnosis Banding
: Linea alba
1.10. Rencana Perawatan dan Perawatan
I. K.I.E
Komunikasikan kepada pasien bahwa bibir pecah-pecah tidak berbahaya dan akan sembuh jika diberi obat
Instruksikan kepada pasien untuk menjaga kebersihan rongga mulutnya dengan rutin menyikat gigi 2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur,
Instruksikan kepada pasien untuk banyak mengkonsumsi sayursayuran dan buah-buahan serta memperbanyak mengkonsumsi air putih,
Edukasikan kepada pasien untuk menggunakan obat oles bibir ketika bibir terasa kering dan tidak menjilat-jilat bibir dan mengelupaskan kulit bibir
R/ Prednison Avil
0,05g 0,25g
Lanolin
2,5g
Vaseline ad
25g
m.f ungeuntum ʃ oles bibir
Universitas Syiah Kuala
II.
No. 1.
Lokasi
Diagnosis
Tindakan
RA dan RB
Gingivitis kronis
Scaling
generalisata 2.
16
Karies email
Restorasi GIC
Gambar 1.Exfoliative cheilitis pada bibir atas dan bawah
1.11 Status Kontrol Kunjungan II (03 Oktober 2017)
a.
Anamnesis Pasien datang untukkontrol bibir pecah-pecah terlambat seminggu dari
jadwal yang telah ditentukan. Pasien terlambat untuk melakukan kontrol dikarenakan jadwal kuliah yang padat. Pasien mengaku pecah-pecah dan keringpada bibirnya telah berkurang dan tidak terasa sakit lagi.Pasien mengaku luka dibibirnya sudah hilang sejak seminggu yang lalu.Pasien mengaku sudah mengurangi kebiasaan menjilat bibir dan mengelupaskan kulit bibirnya.Pasien mengaku sudah mulai sering mengkonsumsi air putih, sayur-sayuran dan buah buahan. Pasien mengaku rutin menggunakan menggunakan obat oles bibir saat bibir terasa kering.
Universitas Syiah Kuala
b.
c.
d.
Riwayat Penyakit Sistemik -
Penyakit Jantung
: Diakui / Disangkal
-
Hipertensi
: Diakui / Disangkal
-
Diabetes Melitus
: Diakui / Disangkal
-
Kelainan Darah
: Diakui / Disangkal
-
Penyakit Hepar
: Diakui / Disangkal
-
HIV/AIDS
: Diakui / Disangkal
-
Kelainan Pernafasan
(PPOK, TB, Pneumoni)
: Diakui / Disangkal
-
Kelainan GIT (Gastritis)
: Diakui / Disangkal
-
Penyakit Ginjal
: Diakui / Disangkal
-
Penyakit Kelainan
: Diakui / Disangkal
-
Atopi (Asma, eksim, alergi)
: Diakui / Disangkal
-
Alergi (Makanan, obat, logam)
: Diakui / Disangkal
-
Hamil
: Diakui / Disangkal
-
Kontrasepsi
: Diakui / Disangkal
-
Lain-lain
: Diakui / Disangkal
Kebiasaan Buruk -
Menyirih
: Diakui / Disangkal
-
Minuman Beralkohol
: Diakui / Disangkal
-
Merokok
: Diakui / Disangkal
Pemeriksaan Ekstraoral -
Kelenjar Limfe Submandibula Kanan : Teraba + / - lunak/keras/kenyal Sakit + / Kiri Submental Servikal
-
Bibir
: Teraba + / - lunak/keras/kenyal Sakit + / : Teraba + / - lunak/keras/kenyal Sakit + / -
Kanan
: Teraba + / - lunak/keras/kenyal Sakit + / -
Kiri
: Teraba + / - lunak/keras/kenyal Sakit + / : Terdapat lesi scale dan erosi healing pada bibir atas dan bawah. Terdapat fisur, berukuran > 2 mm, berjumlah 2, berwarna kemerahan, berbentuk garis, berbatas jelas pada bibir bawah
Universitas Syiah Kuala
e.
-
Wajah
: Simetri/ asimetri
-
Sirkum Oral
: TAK
-
Lain-lain
: OHIS= 1,65 (sedang) PBI= 1,07
Pemeriksaan Intraoral -
Mukosa Bukal
: Fordyce granule : + / : Cheek Biting :
Terdapat
plak,
:+/berwarna
putih,
berbentuk,
ireguler, berbatas jelas, berukuran 30 mm, berjumlah 1 disepanjang garis oklusal pada mukosa bukan dextra. - Mukosa Labial
: TAK
-
: Torus palatinus
Palatum Durum
:+/-
: Terdapat tumor, berwarna sewarna dengan jaringan disekitarnya, berjumlah 1 lobus, berbentuk oval, berbatas jelas, berukuran 30x9 mm pada palatum durum. -
Palatum Molle
: TAK
-
Lidah
: Warna Coating
a. Dorsum
: TAK
b. Ventral
: TAK
-
Dasar Mulut
: TAK
-
Gingiva
: Udem, hiperemi
-
Saliva
: Halitosis : + / -
: -
: Visikositas Normal f.
Lain-lain
: 16 = Karies email (D3)
Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan pemeriksaan penunjang
g.
Masalah Klinis -
Bibir
: Terdapat lesi scale dan erosi healing pada bibir atas dan bawah. Terdapat fisur, berukuran > 2 mm, berjumlah 2, berwarna kemerahan, berbentuk garis, berbatas jelas pada bibir bawah
Universitas Syiah Kuala
-
RA dan RB
: Udem, hiperemi, plak dan kalkulus
-
16
: Karies email (D3)
-
Palatum durum
: Terdapat tumor, berwarna sewarna dengan jari ngan
sekitar,
berbentuk
oval,
berbatas
jelas,
berjumlah 1 lobus, berukuran 30x9 mm pada palatum durum -
Mukosa bukal
:
Terdapat
plak,
berwarna
putih,
berbentuk,
ireguler, berbatas jelas, berukuran 30 mm, berjumlah 1 disepanjang garis oklusal pada mukosa bukan dextra. b. Diagnosis -
Diagnosis
: Exfoliative cheilitis healing
-
RA dan RB
: Gingivitis kronis generalisata
-
16
: Karies email (D3)
-
Diagnosis
: Torus palatinus
Diagnosis Banding
:Eksostosis, fibrous dysplasis, ossifying fibroma
Diagnosis
: Cheek biting
Diagnosis Banding
: Linea alba
-
c. Rencana Perawatan dan Perawatan -
K.I.E
Komunikasikan pada pasien bahwa bibir pecah-pecah telah sembuh
Instruksikan pada pasien untuk tetep menggunakan obatnya dengan cara mengaplikasikan obat tersebut setiap kali pasien merasa bibirnya kering
Instruksikan kepada pasien untuk lebih sering mengkonsumsi air puti, buah-buahan dan sayur-sayuran
Edukasikan pasien untuk menghentikan kebiasaan menghisap, menjilat dan mengelupaskan kulit bibir serta menjaga kesehatan rongga mulutnya dengan cara menyikat gigi 2 kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur serta menyikat lidah
-
RA dan RB
: Scaling
Universitas Syiah Kuala
-
16
: Restorasi GIC
Gambar 2. Exfoliative cheilitis healing
Universitas Syiah Kuala
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Exfoliative Cheilitis
2.1.1
Definisi dan Etiologi
Exfoliative cheilitis/ factitious cheilitis/ le tic de levres adalah suatu keadaan inflamasi kronis yang ditandai dengan adanya hiperkeratosis, deskuamasi pada vermilion bibir, dan pengelupasan kulit bibir yang persisten. 1,2 Exfoliative cheilitis ini biasanya terjadi pada bibir atas dan bawah. 3 Kasus exfoliative cheilitis sering ditemukan pada perempuan dan perempuan usia muda. Exfoliative cheilitis timbul akibat adanya produksi berlebihan dan deskuamasi dari keratin superfisial. 2 Penyebab exfoliative cheilitis ini berkaitan dengan injuri kronis seperti kebiasaan menjilat, menggigit, mengelupaskan dan menghisap bibir.Kebanyakan pasien menyangkal memiliki kebiasaan tersebut. Pasien dengan exfoliative cheilitis biasanya memiliki riwayat gangguan kepribadian, gangguan psikologis atau stres.1-4
2.1.2
Gambaran klinis
Exfoliative cheilitis sering terjadi pada wanita dengan kasus terbanyak pada wanita dengan usia dibawah 30 tahun.2 Exfoliative cheilitis dimulai pada bagian tengah bibir bawah, lalu menyebar dan melibatkan keseluruhan bibir bawah ataupun kedua bibir. 1 Gejala dari exfoliative cheilitis meliputi rasa kering kronis, pengelupasan dan retakan pada vermilion bibir. Vermilion bibir kemudian ditutupi oleh penebalan krusta hiperkeratosis berwarna kekuningan yang dapat berdarah, fisur yang meluas dan eritema. Kulit perioral dapat terlibat dan menunjukan area eritema. Pasien biasanya mengeluhkan iritasi atau rasa terbakar yang disebabkan kebiasaan menggigit dan menghisap bibir. 1,2
Universitas Syiah Kuala
Gambar 1. Exfoliative cheilitis 4
2.1.3. Diagnosis Banding
Kondisi pengelupasan yang menyerupai exfoliative cheilitis adalah allergiccontact cheilitis, actinic cheilitis dan angular cheilitis.1,2,4
2.1.3.1 Allergic Contact Cheilitis
Allergiccontact cheilitis adalah inflamasi akut pada bibir yang disebabkan kontak dengan berbagai jenis agen kimia. Allergic contact cheilitis muncul dengan tampilan eritema, edema ringan sampai parah, fisur, krusta, deskuamasi dan pigmentasi pada fase kronis. Lesi ini dapat meluas pada area perioral, mukosa oral dan komisura labial. Allergic contact cheilitis biasanya terjadi pada kedua bibir. Beberapa produk dan alergen yang dapat menyebabkan allergic contact cheilitis adalah pasta gigi, obat kumur, material dental, produk topikal pada bibir (lipstik dan lip liner), sunscreens, obat topikal, metal dan makanan. Diagnosis allergic contact cheilitis ini berdasarkan kriteria klinis dan patch test. Perawatan untuk allergic contact cheilitis adalah dengan penghentian pemakaian produk atau alergen yang menyebabkan lesi dan dengan steroid topikal. 4,5
Gambar 2. Allergic contact cheilitis 6
Universitas Syiah Kuala
2.1.3.2 Actinic Cheilitis
Actinic cheiitis adalah lesi praganas pada tepi vermilion border bibir bawah yang disebabkan oleh paparan sinar matahi yang berlebihan. Penyebab dari actinic cheilitis adalah akibat dari paparan ultraviolet dari sinar matahari yang berlebihan.Biasanya terkait dengan aktivitas diluar ruangan yang biasa dilakukan oleh petani dan pelaut. Gambaran klinis dari actinic cheilitis meliputi atrofi pada vermilion bibir bawah, yang ditandai dengan permukaan yang halus dan pucat pada lesi awal. Dapat pula ditandai dengan bluring pada margin diantara vermilion zone dan kutaneus bibir. Lesi yang mengalami proges menjadi kasar, dan terdapat area bersisik pada daerah vermilion yang kering. Ulcer kronis dapat muncul dan dapat bertahan berbulan-bulan yang dapat menjadi early scc.2,4
Gambar 3. Actinic cheilitis
2.1.3.3 Angular cheilitis
Angular cheilitisatau disebut juga perleche/ angular cheilosis/ angular stomatitis adalah inflamasi yang dapat terlihat pada kedua komisura atau sudut mulut.1,4,6,7 Lesi ini sering disebabkan oleh Candida dan Staphylococcus aureus. Defisiensi vitamin B12, defisiensi zat besi, kehilangan dimensi vertikal biasanya berhubungan dengan terbentuknya Angular cheilitis. Atopi juga dikaitkan dengan adanya penyakit ini. Kulit kering dapat mendukung perkembangan fisur dan pada komisura mulut dan menyebabkan invasi dari mikroorganisme ke daerah tersebut.1,2,4
Universitas Syiah Kuala
Angular cheilitis ditandai dengan adanya eritema, fissure, dan scale pada komisura mulut.Secara umum angular cheilitis mempunyai tanda utama bibir kering, adanya retakan. Epitel pada komisura mengalami pengkerutan yang kelamaan akan terbentuk satu atau lebih fisur dan terbentuk krusta di permukaan kulit. Fisur ini tidak melibatkan permukaan mukosa komisura bagian dalam. Lesi dimulai dari warna kemerahan dari sudut mulut sampai terbentuk fisur dan retakan.Jaringan parut pada sudut mulut terkadang terlihat pada tepi atau pinggiran bibir yang meluas ke atas dan kebawah.Gambaran klinis lain yang terlihat atrofi, eritema, ulserasi, krusta dan deskuamasi kulit.
Gambar 4. Angular cheilitis 3
Lesi seperti cheilosis ini dapat disebabkan karena kebiasaan menjilat samping mulut dan berkurangnya ruang antar rahang.Angular cheilitis hampir selalu disertai oleh infeksi kandida. Candida albicans yang berperan sebagai agen penginfeksi endogen pada jaringan sudut mulut yang rentan terhadap serangan mikroba akibat trauma kronis.1,2,4
2.1.4. Perawatan dan Prognosis
Edukasi pasien untuk menghentikan kebiasaan yang menjadi penyebab exfoliative cheilitis seperti kebiasaan menghisap bibir.Pada kasus dengan penyebab yang jelas, eliminasi faktor penyebab merupakan perawatan utama pada kasus ini.
Penggunaan petrolatum jelly secara topikal
Penggunaan steroid, salep tacrolimus 0,1% 1-2 kali sehari efektif untuk menghilangkan inflamasi
Universitas Syiah Kuala
Pada kasus yang tidak berhubungan dengan trauma dan infeksi, psikoterapi (sering dikombinasikan dengan reduksi stres) dapat dilakukan untuk memperoleh perubahan.
Pada kasus yang disebabkan oleh candida dapat diberikan antifungal.
Antifungal atau antibiotik atau keduanya dapat diberikan pada pasien dengan penyebab tidak diketahui atau saat penyebab telah dieliminasi namun tidak menunjukan perbaikan.
Krim hidrokortison dan iodoquinol (antibakteri dan antimikotik) dapat digunakan untuk fisur bibir kronis pada beberapa pasien.
Terapi lain meliputi silver nitrate topikal, salicylic acid dan berbagai jenis obat antibakteri dan antifungal.
Dalam beberapa kasus yang resisten terhadap terapi topikal dan sering kambuh, cryotherapy atau eksisi dengan atau tanpa Z-plasty berhasil digunakan.2-4
Universitas Syiah Kuala
BAB 3 PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan bibir pecah-pecah dan terasa kering yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengaku adanya kulit bibir yang pecah pecah dan terkelupas berwarna keputihan pada bibir atas dan bawah. Pasien mengaku sering mengalami bibir pecah-pecah tersebut. Pasien mengaku bibir pecah-pecah tersebut sekarang tidak terasa sakit yang menetap tetapi perih jika makan-makanan yang pedas. Pasien mengaku belum pernah mengobati bibir pecah-pecah tersebut. Pasien mengaku sering menjilat atau menghisap bibir dan tidak menggunakan pelembab bibir. Pasien juga mengaku memiliki kebiasaan mengelupaskan kulit bibirnya. Pasien mengaku jarang mengkonsumsi air putih. Pasien mengaku tidak sering beraktivitas diluar ruangan pada siang hari. Pasien mengaku tidak memiliki alergi terhadap pasta gigi, makanan, lipstik dan obat-obatan tertentu. Pasien mengaku tidak mengalami demam, tidak ada rasa gatal dan sensasi rasa terbakar pada bibir sebelum bibir tersebut pecah-pecah. Pasien mengaku tidak pernah mengobati bibir pecah-pecah tersebut sebelumnya dan sembuh sendiri dalam waktu beberapa hari. Pada pemeriksaan ekstraoral ditemukan terdapat lesi deskuamasi, fisur dan erosi pada bibir bawah dan atas pasien. Dari pemeriksaan klinis dan riwayat pasien, lesi tersebut didiagnosis dengan exfoliative cheilitis.Exfoliative cheilitis merupakan keadaan inflamasi kronis yang ditandai dengan adanya hiperkeratosis, deskuamasi
pada
vermilion
bibir,
dan
pengelupasan
kulit
bibir
yang
persisten.Exfoliative cheilitis timbul akibat adanya produksi berlebihan dan deskuamasi dari superficial keratin. Dapat pula terjadi terkait injury kronis seperti ; kebiasaan menjilat bibir, kebiasaan menggigit bibir dan menghisap bibir. Exfoliative cheilitis lebih sering terjadi pada wanita. Biasa menyerang kelompok usia dewasa muda kurang dari 30 tahun. Pada kasus ringan terlihat tampilan bibir kering, terdapat pengelupasan /scale bisa juga retak/cracking. Pada tahap perkembangan, terjadi penebalan, terdapat krusta hyperkeratosis berwarna kekuningan dan terdapat pula fisur yang luas. Kadang menunjukan daerah eritema. Lesi dapat terjadi pada kedua bibir ata u hanya melibatkan bibir bawah.
Universitas Syiah Kuala
Pasien ini dirawat dengan pemberian obat berupa campuran kortikosteroid yaitu prednisonsebagai antiinflamasi untuk mengurangi gejala dan meredakan nyeri, lanolin untuk melembabkan kulit atau bibir, avil untuk mengatasi alergi dan advaselin untuk menyembuhkan luka ringan dan menutrisi kulit yang dibuat dalam bentuk topical cream. Pasien datang kembali 2 minggu kemudian untuk kontrol dan terlihat terlihat tidak ada lagi luka pada bibir bawah pasien dan pecah-pecah pada bibir pasien juga telah berkurang dibandingkan pada saat kunjungan pertama. Perawatan dilanjutkan dengan menginstruksikan pasien untuk tetep menggunakan obatnya dengan cara mengaplikasikan obat tersebut setiap kali pasien merasa bibirnya kering, serta
menghentikan kebiasaan menggigit, menjilat atau
menghisap bibir. Kemudian pasien dijadwalkan kontrol s eminggu kemudian
Universitas Syiah Kuala
BAB 4 KESIMPULAN
Pasien berinisal AMS berumur 24 tahun berjenis kelamin perempuan didiagnosisexfoliative cheilitis.Pasien diobati dengan pemberian obat berupa campuran kortikosteroid yaitu prednisonsebagai antiinflamasi untuk mengurangi gejala dan meredakan nyeri, lanolin untuk melembabkan kulit atau bibir, avil untuk mengatasi alergi dan vaselin untuk menyembuhkan luka ringan dan menutrisi kulit yang dibuat dalam bentuk topical cream.Obat dioleskan ke bibir setiap kali bibir merasa kering.Pasien juga diinstruksikan untuk menghentikan kebiasaan menggigit, menjilat dan mengelupas bibir, serta memperbanyak konsumsi air putih, sayur-sayuran dan buah-buahan.
Universitas Syiah Kuala
DAFTAR PUSTAKA
1. Scully C, Flint SR, Bagan JV, Porter SR, Moos KF. Oral and Maxillofacial Disease. 4th ed. London: Elsevier Limited; 2010. p. 199-120 2. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral and Maxillofacial Pathology. 2nd ed. Philadelpia: Saunders Company; 2002. p.266-7
3. Bruch JM, Treister NS. Clinical oral medicine and pathology. New York: Humana Press; 2011. p. 47-8
4. Laskaris G. Pocket Atlas of Oral Disease. 2nd ed. Newyork: Thieme; 2006. p.346-7
5. Lotti TM, Parish LC, Rogers RS. Oral Disease Textbook and Atlas. 3rd ed. Newyork: Springer; 1999. p. 171-2.
6. Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket’s oral medicine. In: Patton LL, editor. 10th ed. Ontario: BC Decker Inc; 2008. p.81. 7. Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK . Oral pathology: clinical pathologic correlations.4thed. USA: Saunders; 2003. p.405.
Universitas Syiah Kuala