etika Profesi Dokter Gigi •
•
•
•
•
1. Definisi Etika Dalam kamus umum Bahasa Indonesia , etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
Menurut Ahmad Amin, “etika adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka, dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia." Menurut Soegarda Poerbakawat pengetahuan tentang Poerbakawatja ja , “etika adalah filsafat nilai, pengetahuan nilai-nilai, ilmu yang mempelajari soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, terutama mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya bentuk perbuatan. Menurut Martin !##$%, etika didefinisikan sebagai "the discipline &hich can act as the performance inde' or reference for our control system". Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standard yang akan mengatur pergaulan manusia didalam kelompok sosialnya. ilsuf Aristoteles, dalam pembahasan tika, sebagai berikut*
bukunya Etika
Nikomacheia, me menj njel elask askan an
tent te ntan ang g
Terminius Te Terminius Techicus, chicus, +e +eng nger erti tian an et etik ikaa da dala lam m ha hall in inii ad adal alah ah,, et etik ikaa di dipe pela laja jari ri un untu tuk k ilmupengetahuan yang mempelajari mempelajari masalah perbuatan atau tindakan tindakan manusia manusia.. - Manner dan Custom, Membah Membahas as etika yang berkaitan berkaitan denga dengan n tata cara dan kebiasaan (adat) yang yan g mel meleka ekatt dala dalam m kod kodrat rat man manusi usiaa (In her heren entt in hum human an nat natur ure) e) yan yang g teri terikat kat den dengan gan pengertian “baik dan buruk suatu tingkah laku laku atau perbuatan manusia. -
ecara teoritis, etika mempunyai pengertian sebagai berikut * . ecara etimologis, etika berasal dari kata unani ethos (jamaknya * ta etha), yang berarti “adat-istiadat atau “kebiasaan. Dalam ari ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang atau masyarakat. ebiasaan hidup yang baik ini dianut dan di&ariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. /. ti tika ka dip dipaha ahami mi dal dalam am pen penger gertian tian yan yang g ber berbed bedaa den dengan gan mo morali ralitas tas seh sehing ingga ga mem mempun punya yaii pengertian yang jauh lebih luas. Dalam pengertian ini, etika dimengerti sebagai refleksi kritis tentang tentan g bagaim bagaimana ana manu manusia sia harus hidup dan bertin bertindak dak dalam situasi konkret, konkret, situasi khusus tertentu. tika adalah filsafat moral, atau ilmu yang membahas dan mengkaji secara kritis persoalan benar dan salah secara moral, tentang bagaimana harus bertindak dalam situasi konkret. tika merupakan bagian filsafat, sebagai ilmu etika mencari kebenaran dan sebagai filsafat etika mencari keterangan yang sedalam-dalamnya. tika berkaitan dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh manusia beserta pembenarannya serta hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia (0ering supriadi, ##1*/2). tika terdapat dua macam (eraf* ##* /$), sebagai berikut* •
Etika Deskrip Deskriptif tif
tika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. 3rtinya tika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai
nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Da-pat disimpulkan bah&a tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis. •
Etika Eti ka Nor Normat matif if
tika ya tika yang ng men menetap etapkan kan ber berbag bagai ai sik sikap ap dan per perilak ilaku u yan yang g ide ideal al dan seh seharu arusny snyaa dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. 4adi tika 5ormatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. 2. Pengertian Dokter
Dokter Dokt er ad adala alah h pi piha hak k ya yang ng me memp mpun unya yaii ke keah ahli lian an di bi bida dang ng ke kedo dokt kter eran an.. +a +ada da edududukan ini, dokter adalah orang yang dianggap pakar dalam bidang kedokteran .Dokter adalah orang yang memiliki ke&enangan dan i6in sebagaimana mestinya untuk melakukan pelayanan kesehatan, khususnya memeriksa dan mengobati penyakit dan dilakukan menurut hukum dalam pelayanan kesehatan. Dokterr dan dokter gigi adalah dokter spesialis, dokter gigi, dan dokte Dokte dokterr gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh +emerintah 7epublik 8ndonesia sesuai dengan peraturan perundangundangan. Pengertian Kedokteran
edokteran (8nggris* medicine) adalah suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara penyembuhannya. 8lmu kedokteran kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan cedera. 8lmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan pengetahuan tersebut.
9D :8 D9:735 85D9583 1. Sejarah +rakti +ra ktik k ked kedokt okteran eran dal dalam am pen penger gertian tian lua luass pad padaa hak hakikat ikatnya nya ada adalah lah per per&uj &ujuda udan n idealisme dan spirit pengabdian seorang dokter, sebagaimana yang diikrarkan dalam umpah Dokt Do kter er da dan n o ode de t tik ik e edo dokt ktera eran n 8n 8ndo done nesia sia ( (9D 9D 8). 8). Da Dalam lam pe perk rkem emba bang ngan anny nyaa kemudian, seluruh aspek kehidupan di dunia ini mengalami perubahan paradigma secara bermakna, termasuk dalam profesi kedokteran, dengan akibat terjadi pula perubahan orientasi dan moti;asi pengabdian tersebut pada diri sebagian dokter. ebagai dampak perubahan yang semakin global, indi;idualistik, materialistik, dan hedonistik tersebut, maka perilaku dan sikap tindak profesional di sebagian kalangan dokter juga berubah. Masyarakat kemudian juga semakin memandang negatif profesi kedokteran karena melihat dan menyaksikan maraknya praktik-praktik kedokteran yang semakin jauh dari nilainilai luhur umpah Dokter dan 9D8. Masyarakat atau pasien merasa perlu "melindungi diri" terhadap perilaku hedonistik dan unethical para dokter itu. ode etik kedoktran 8ndonesia pertama kali disusun tahun #<# dalam Musya&arah erja usila edokteran yang dilaksanakan di 4akarta. =ahan rujukan yang digunakan adalah
•
ode tik edokteran 8nternasional yang telah disempurnakan pada tahun #<1 melalui Muktamar ke-// 8katan Dokter edunia. eperti halnya dengan ode tik 8nternasional yang mengalami berbagai panyempurnaan, ode tik edokteran 8ndonesia pun mengalami perubahan-perubahan, yaitu melalui Musya&arah erja 5asional tik edokteran ke-/ yang dilaksanakan di 4akarta, untuk kemudian pada tahun #1$ dinyatakan berlaku bagi semua dokter di 8ndonesia melalui surat keputusan 5o.2$2>M5>>?>#1$ tanggal /1 9ktober #1$. +ada Musya&arah erja 5asional 8D8 ?888, ##$, ode tik edokteran 8ndonesia itu telah diubah menjadi /@ pasal. ebagai pedoman dalam perilaku, ode tik edokteran 8ndonesia mengandung beberapa ketentuan yang semuanyan tertuang dalam kedua puluh pasalnya. ecara umum pasal-pasal tersebut dapat dibedakan atas lima bagian, yaitu * e&ajiban umum seorang dokter
•
e&ajiban dokter terhadap penderita
•
e&ajiban dokter terhadap teman seja&at
•
e&ajiban dokter terhadap diri sendiri
•
+enutup 2. Definisi Kode Etik Kedokteran ode etik edokteran adalah suatu landaskan atas norma-norma etik dalam praktik seorang dokter yang mengatur hubungan manusia umumnya dan dimiliki a6as-a6asnya dalam falsafah masyarakat yang diterima dan dikembangkan terus. husus di 8ndonesia- a6as itu adalah +ancasila sebagai landasan idiil dan AndangAndang Dasar #2B sebagai landasan struktural. Dengan maksud untuk lebih nyata me&ujudkan kesungguhan dan keluhuran ilmu kedokteran, para dokter 8ndonesia, baik yang bergabung secara fungsional terikat dalam 8katan Dokter 8ndonesia, maupun secara fungsional terikat dalam organisasi di bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan dan kedokteran, dengan rakhmat :uhan ang Maha sa, telah merumuskan ode tik edokteran 8ndonesia (9D8)
•
•
•
•
•
•
!ngsi dari Kode etik kedokteran ini adalah * Memberikan perlindungan kepada pasien
Meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi Memberikan kepastian hokum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi. "!j!an kode etik kedoteran * 3gar seorang dokter dapat menaati dan mengamalkan petunjuk-petunjuk yang tertera dalam kode etik kedokteran
3gar seorang dokter dan dokter gigi dapat bekerja dengan sepenuh hati dalam memberikan pelayanan kesehatan Menjungjung tinggi norma luhur dalam menjalankan pekerjaan maupun kehidupan pribadinya
•
3gar tidak melakukan perbuatan yang menyimpang dengan etik dan moral
•
3gar tidak memberikan keterangan palsu tentang pasien
#. Prinsi$ Etika Kedokteran
•
•
•
•
•
+rinsip adlah berpihak pada pasien, artinya dalam mengambil tindakan seorang dokter harus mempertimbangkan manfaat dan resiko yang sekecil mungkin, termasuk resiko biaya. +rinsip etika edokteran tersebut meliputi * 3utonomy, yaitu prinsip moral dokter untuk selalu menghargai dan menghormati hak otonomi pasien, terutama dalam hal hak untuk memperoleh informasi yang jujur dan benar serta hak untuk melakukan apa-apa yang boleh dilakukan terhadap dirinya. =eneficience, yaitu melakukan tindakan untuk kebaikan pasien 5on-Malefience, yaitu prinsip moral yang selalu berorientasi kepada kebaikan pasien dan tidak melakukan tindakan yang memperburuk keadaan pasien. 4ustice, yaitu sikap keadilan dan tidak diskriminatif 3ltruisme, yaitu pengabdian profesi dokter sebagai profesi seumur hidup dan aplikasinya untuk masyarakat.
%. Kode etik kedokteran &igi Indonesia ( M5:78 C3:35 78 59. /1>M5>>888>#1) . 3dalah menjadi ke&ajiban semua dokter gigi yang menjalankan praktek di 8ndonesia untuk mentaati dan mengamalkan petunjuk-petunjuk yang tertera dalam kode etik kedokteran gigi 8ndonesia. /. eorang dokter gigi berke&ajiban untuk bekerja dengan penuh pengabdian bagi kepentingan pelayanan kepada masyarakat bagi kemajuan ilmu kedokteran gigi dan bagi martabat profesi kedokteran gigi. $. ebagai manusia 8ndonesia yang berji&a +ancasila dokter gigi berke&ajiban menjunjung tinggi norma hidup yang luhur, dalam kehidupan pribadinya dan dalam menjalankan pekerjaannya. 2. Dalam menjalankan pekerjaannya, seorang dokter gigi janganlah melakukan perbuatan perbuatan yang bertentangan dengan etik, misalnya * Melakukan perbuatan-perbutan yang bersifat memuji diri sendiri, baik yang menyangkut • kepandaiannya, peralatannya, maupun cara pengobatannya Melakukan usaha-usaha untuk menarik perhatian umum, melalui cara yang tidak &ajar, • supaya praktek lebih dikenal orang Menjual obat di tempat praktek, bukan dengan maksud memberikan pertolongan pertama • Melakukan tindakan kedokteran gigi tanpa indikasi bah&a tindakan itu perlu dilakukan • hanya dengan maksud mendapatkan keuntungan belaka dari tindakan itu Meminta uang jasa atau menetapkan tarif pengobatan yang tidak &ajar yang melampaui • batas-batas yang tidak la6im Mempergunakan gelar yang tidak menjadi haknya • Melakukan atau mencoba melakukan tindakan-tindakan yang bersifat asusila terhadap • penderita di kamar prakteknya B. eorang dokter gigi hanya memberikan keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya
'. Pelanggaran Etika Kedokteran
a. Pelanggaran Etika M!rni Menarik 8mbalan yang tidak &ajar atau menarik imbalan jasa dari keluarga seja&at dokter dan dokter gigi.
Dalam melakukan pekerjaannya, seorangdokter tidak boleh dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi. eorang dokter dapat menerima imbalan jasanya, jika diberikan dengan keikhlasan, sepengetahuan atau atas kehendak penderita. Mengambil alih pasien tanpa persetujuan seja&atnya. eorang dokter yang baik tidak menyalahkan seja&atnya di depan pasiennya (&alaupun itu benar), tetapi secara bijaksana membahas kasusnya dengan seja&atnya dan sebaliknya mengembalikan pasien seja&atnya yang pertama kali dikunjungi pasien tersebut. Memuji diri sendiri di depan pasien. +ada dasanrnya dokter sama sekali tidak boleh melibatkan diri dalam berbagai kegiatan promosi, karena promosi tersebut terkait dengan kepentingan-kepentingan yang sering kali bertentangan atau tidak menunjang tugas mulia seorang dokter. +erbuatan dokter sebagai pemeran langsung atau iklan promosi komoditi yang dimuat media masa atau elektronik merupakan perbuatan tercela, karena tidak dapat disingkirkan penafsiran adanya suatu niat lain untuk memuji diri sendiri. alaupun hal itu dilakuakn dalam &ahana ilmiah kedokteran, dianggap juga sebagai perbuatan tercela, apalagi jika tidak berlandaskan pengetahuan kedokteran tertinggi dalam bidangnya, sehingga tidak diyakini sebagai produk yang layak diberikan kepada pasien, sehingga untuk dirinya sendiri maupun kepada sanak keluarganya bila mengalami hal yang sama. :idak pernah mengikuti pendidikan kedokteran berkesinambungan. Dokter mengabaikan kesehatan dirinya. b. Pelanggaran Etikolegal +elayanan kedokteran di ba&ah standar
Menerbitkan surat keterangan palsu
Membuka rahasia jabatan atau pekerjaan kedokteran
3bortus +ro;okatus
+elecehan seksual
(. Kas!s Mal$rakter :olak ukur praktek kedokteran dianggap criminal jika * =ertentangan dengan hokum
3kibatnya dapat dibayangkan
3kibatnya dapat dihindarkan
+erbuatannya dapat dipersalahkan
. /. $. 2.
). Prosed!r $enanganan $elanggaran etika kedokteran +ada tahun #1B 7apat erja antara +$, M dan M0 telah menghasilkan pedoman kerja yang menyangkut para dokter antara lain sebagai berikut * +ada prinsipnya semua masalah yang menyangkut pelanggaran etik diteruskan lebih dahulu kepada M. Masalah etik murni diselesaikan oleh M. Masalah yang tidak murni serta masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh M dirujuk ke +$ propinsi. Dalam sidang M dan +$ untuk pengambilan keputusan, =adan +embela 3nggota 8D8 dapat mengikuti persidangan jika dikehendaki oleh yang bersangkutan (tanpa hak untuk mengambil keputusan).
B. Masalah yang menyangkit profesi dokter atau dokter gigi akan ditangani bersama oleh M dan M0 terlebih dahulu sebelum diteruskan ke +$ apabila diperlukan. <. Antuk kepentingan pencatatan, tiap kasus pelanggaran etik kedokteran serta penyelesaiannya oleh M dilaporkan ke +$ +ropinsi. E. asus-kasus pelanggaran etikolegal, yang tidak dapat diselesaikan oleh +$ +ropinsi, diteruskan ke +$ +usat. 1. asus-kasus yang sudah jelas melanggar peraturan perundang-undangan dapat dilaporkan langsung kepada pihak yang ber&enang. +edoman penilaian kasus-kasus pelanggaran etik kedokteran
tik lebih mengandalkan itikad baik dan keadaan moral para pelakunya dan untuk mengukur hal ini tidaklah mudah. arena itu timbul kesulitan dalam menilai pelanggaran etik, selama pelanggaran itu tidak merupakan kasus-kasus pelanggaran hukum. Dalam menilai kasus-kasus pelanggaran etik kedokteran, M berpedoman pada * +ancasila +rinsip-prinsip dasar moral umumnya Firi dan hakekat pekerjaan profesi :radisi luhur kedokteran GD8 9D8 Cukum kesehatan terkait Cak dan ke&ajiban dokter Cak dan ke&ajiban penderita +endapat rata-rata masyarakat kedokteran +endapat pakar-pakar dan praktisi kedokteran senior. elanjutnya, M menggunakan pula beberapa pertimbangan berikut, yaitu* :ujuan spesifik yang ingin dicapai Manfaat bagi kesembuhan penderita Manfaat bagi kesejahteraan umum +enerimaan penderita terhadap tindakan itu +reseden tentang tindakan semacam itu tandar pelayanan medik yang berlaku
4ika semua pertimbangan menunjukkan bah&a telah terjadi pelanggaran etik, pelanggaran dikategorikan dalam kelas ringan, sedang atau berat, yang berpedoman pada * 3kibat terhadap kesehatan penderita 3kibat bagi masyarakat umum 3kibat bagi kehormatan profesi +eranan penderita yang mungkin ikut mendorong terjadinya pelanggaran 3lasan-alasan lain yang diajukan tersangka =entuk-bentuk sanksi Dalam pasal < ++ no.$@ tahun #1@ tentang +eraturan Disiplin +ega&ai ipil terdapat uraian tentang tingkat dan jenis hukuman, sebagai berikut * :ingkat hukuman disiplin terdiri dari * Cukuman disiplin ringan 4enis hukuman disiplin ringan terdiri dari * a. :eguran lisan b.
:eguran tulisan, dan
+ernyataan tidak puas secara tertulis
c.
a. b. c. a. b. c. d.
Cukuman disiplin sedang, Cukuman disiplin berat 4enis hukuman disiplin sedang terdiri dari * +enundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu tahun +enurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama satu tahun, dan +enundaan kenaikan pangkat untuk paling lama satu tahun 4enis hukuman disiplin berat terdiri dari * +enurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama satu tahun +embebasan dari jabatan +emberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai +ega&ai 5egeri ipil, dan +emberhentian tidak dengan hormat sebagai +ega&ai 5egeri ipil +ada kasus-kasus pelanggaran etikolegal, di samping pemberian hukuman sesuai peraturan tersebut di atas, maka selanjutnya diproses ke pengadilan.
*. +!k!m ,ang "erkait Dengan Kode Etik Kedokteran umber dan dasar hukum ke&ajiban dokter pasien adalah* a.D!nia Kesehatan umpah Cippocrates (2<@-$EE .M.) •
• • • • •
• • • • • • •
• • • • • •
• •
b. Internasional Deklarasi 4ene&a> orld Medical 3ssociation (M3) (#21). Declaration of Cuman 7ights +== 8nternational Fode of Medical thics> M3 (#2#) onstitusi C9 (4ene&a, #E<) Deklarasi Celsinki dari M3 (. Indonesia AAD-2B * ila 88.emanusiaan yang adil dan beradab. 5o. /< (#<@)* Gafal umpah Dokter ++ 2$2>Menes>>?>#1$* 9D8 ++ 5o. B1B>M5>+7>8?>#1#* +ersetujuan tindakan medik AA 5o./$ (##/)* :entang esehatan ++ 5o. $/ (##<)* :entang :enaga esehatan AA 5o. /#(/@@2)* +raktik edokteran d. PE-A"-A/ PEME-I/"A+ ++ 5o./<(#<@) tentang Gafal umpah Dokter. +ermenkes* 5o. BB2 (#1/) tentang +anitia +ertimbangan dan +embinaan tik edokteran. ++ 5o. 2$2>Menes>>?>#1$* 9D8 +ermenkes* 5o.B1B(#1#) tentang +ersetujuan :indakan Medik +ermenkes* 5o. E2#a(#1#) tentang 7ekam Medis ++ 78 5o. $/ (##<) tentang :enaga esehatan e. De(laration of +!man -ights 0PBB Cak merdeka dan hak yang sama Dihormati sebagai manusia dimanapun
• • • • •
:idak boleh diperlakukan kejam ama di depan hokum =erhak atas pendidikan, pekerjaan dan jaminan sosial Cak memberikan pendapat Cak mendapatkan pelayanan dan pera&atan kesehatan diri sendiri dan keluarga
f. SMPA+ DK"E- I/D/ESIA 0PP /o.2) 314)56SK Menkes /o. %#%3147# • • • • • • • • • •
• • • •
Demi 3llah saya bersumpah bah&a saya akan* Cidup berbakti untuk kepentingan keperikemanusiaan. Memelihara martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran Menjalankan tugas secara terhormat dan bersusila sesuai martabat dokter Mengutamakan kepentingan masyarakat Merahasiakan segala sesuatu yang merupakan kerahasiaan dokter. :idak menggunakan pengetahuan kedokteran yang bertentangan dengan perikemanusiaan Menghormati setiap hidup insani, mulai dari saat pembuahan. Mengutamakan kesehatan penderita =erikhtiar sungguh-sungguh tidak terpengaruh oleh faktor agama, bangsa, suku, kelamin, politik, kedudukan sosial dalam menunaikan ke&ajiban terhadap penderita. Memberikan penghormatan dan terima kasih yang selayaknya kepada guru-guru saya. Memperlakukan : sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan. Mentaati dan mengamalkan ode tik edokteran 8ndonesia. Mengikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh, dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya. 7. +ak dan Kewajiban Dokter Didalam memberikan layanan kedokteran, dokter mempunyai hak dan ke&ajiban sebagaimana tercantum dalam Dalam Andang-Andang 7epublik 8ndonesia 5o. /# :ahun /@@2 :entang +raktek edokteranH ode tik edokteran 8ndonesiaH +ernyataan 8D8H Gampiran += 8D8 dan urat edaran Dirjen anmed 5o* M @/.@2.$.B./B@2 th. ##E tentang +edoman Cak dan e&ajiban +asien, Dokter dan 7umah akit.
+ak Dokter Cak dokter adalah kekuasaan atau ke&enangan dokter untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu* Cak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar • profesi dan standar prosedur operasional. IMemberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional • serta berdasarkan hak otonomi dan kebutuhan medis pasien yang sesuai dengan jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan. Cak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan perundang• undangan, profesi dan etika. Cak untuk mengakhiri atau menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien apabila • hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu buruk sehingga kerjasama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi dan &ajib menyerahkan pasien kepada dokter lain, kecuali untuk pasien ga&at darurat.
•
• •
• •
Cak atas Jpri;acyK (berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien dengan ucapan atau tindakan yang melecehkan atau memalukan). Cak memperoleh informasi yang lengkap dari jujur dari pasien atau keluarganya. Cak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya. Cak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh rumah sakit maupun oleh pasien. Cak mendapatkan imbalan jasa profesi yang diberikan berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan atau peraturan yang berlaku di rumah sakit.
Kewajiban Dokter 1. S!mber dan Dasar +!k!m kewajiban Dokter antara lain8 Kewajiban Dokter 0PP /. #23144) Pasal 21 * Mematuhi tandar profesi tenaga kesehatan Pasal 22 8 . Menghormati hak pasien /. Menjaga kerahasiaan pasien $. Memberikan informasi kondisi dan tindakan yang akan dilakukan 2. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan. B. Membuat dan memelihara rekam medis
Kewajiban Dokter 0 /o. 243255%
Pasal '1 Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar prosedur serta kebutuhan medis pasienH . Merujuk pasien kedokter lain apabila tidak mampuH /. Merahasiakan segala sesuatu tentang pasienH $. Melakukan pertolongan daruratH 2.Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perekmbangan ilmu kedokteran
KE9A:IBA/ DK"E- 0;KDEKI<317 Pasal KE9A:IBA/ MM Pasal 1 etiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan umpah Dokter. Pasal 2 eorang dokter harus senantiasa berupaya melakukan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi. Pasal # Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Pasal % etiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri. Pasal '
:iap perbuatan atau ansehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperolah persetujuan pasien.
Pasal ) etiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Pasal * eorang dokter hanya memberi keterangan atau pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya. Pasal *a epramg dokter harus, dalam setiap praktek medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. Pasal *b eorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubugnan dengan pasien dan seja&atnya, dan berupaya untuk mengingatkan seja&atnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien. Pasal *( eorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak seja&atnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.
Pasal *d etiap dokter harus senantiasa mengingat akan ke&ajiban melindungi hidup makhluk insani. Pasal 7 Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, pre;entif, kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya. Pasal 4 etiap dokter dalam bekerja sama dangan para pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati. KE9A:IBA/ DK"E- "E-+ADAP PASIE/ Pasal 15 etiap dokter &ajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan penderita. Dalam hal ia tidak mampu melakukan A3:A
permeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia &ajib merujuk penderita kepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. Pasal 11 etiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya Pasal 12 etiap dokter &ajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang seorang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia. Pasal 1# etiap dokter &ajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya. KE9A:IBA/ DK"E- "E-+ADAP "EMA/ SE:A9A" Pasal 1% etiap dokter memperlakukan teman seja&atnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. Pasal 1' etiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman seja&atnya, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.
KE9A:IBA/ DK"E- "E-+ADAP DI-I SE/DI-I Pasal 1) etiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik. Pasal 1* etiap dokter hendaklah senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tetap setia kepada citacitanya yang luhur. .
4. kewajiban dan hak $asien +ak dan Kewajiban Pasien
Didalam mendapatkan layanan kesehatan, pasien mempunyai hak dan ke&ajiban sebagaimana urat edaran Dir4en an Medik 5o* M.@/.@2.$.B./B@2 :entang +edoman Cak dan e&ajiban +asien, Dokter dan 7umah akit, th.##EH AA.7epublik 8ndonesia 5o. /# :ahun /@@2 :entang +raktek edokteran dan +ernyataan> +=. 8D8, sebagai berikut *
+ak Pasien
Cak pasien dalam hukum kedokteran bertumpu dan berdasarkan atas dua hak asasi manusia yaitu Cak untuk pemeliharaan kesehatan (:he right of health care) dan Cak untuk menentukan nasib sendiri (:he right to self determination)
S!mber dan Dasar +!k!m hak $asien adalah8 +AK PASIE/ 0PP /o.#2 3144)
Pasal 2# +asien berhak atas ganti rugi akibat terganggunya kesehatan, cacat atau kematian karena kelalain tenaga kesehatan 0anti rugi dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. +AK PASIE/ 0 /o.243255%
Pasal '2 Mendapatkan penjelasan lengkap tentang tindakan medis.
Meminta pendapat dokter lain.
Mendapatkan pelayanan sesuai kebutuhan medis
Menolak tindakan medis dan
Mendapatkan isi rekam medis
+AK3+AK PASIE/ 0KDEKI
Cak untuk hidup, hak atas tubuhnya dan hak untuk mati secara &ajar
Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusia&i sesuai dengan standar profesi kedokteran
Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi
Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan
Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya
Menolak dan menerima keikutsertaannya dalam riset kedokteran
Dirujuk kepada dokter spesialis kalau diperlukan dan dikembalikan kepada dokter yang merujuk
erahasiaan dan rekam mediknya atas hal pribadi
Memperoleh penjelasan tentang peraturan-peraturan rumah sakit
=erhubungan dengan keluarga, penasihat atau rohania&an dan lain-lainnya selama pera&atan. Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya
+ada dasarnya hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien. Dari sumber dan dasar hukum diatas dapat diambil kesimpulan hak-hak pasien adalah sebagai berikut* Cak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit.
Cak atas pelayanan yang manusia&i, adil dan jujur. Cak untuk mendapatkan pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi kedokteran> kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi. Cak memperoleh asuhan kepera&atan sesuai dengan standar profesi kepera&atan. Cak untuk memilih dokter dan kelas pera&atan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit. Cak dira&at oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinik dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar. Cak atas Ksecond opinionK > meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain.
Cak atas pri;acy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya kecuali apabila ditentukan berbeda menurut peraturan yang berlaku. Cak untuk memperoleh informasi > penjelasan secara lengkap tentang tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya. Cak untuk memberikan persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya. Cak untuk menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta pera&atan atas tanggung ja&ab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya. Cak didampingi keluarga dan atau penasehatnya dalam berobat dan atau masalah lainya (dalam keadaan kritis atau menjelang kematian). Cak beribadat menurut agama dan kepercayaannya selama tidak mengganggu ketertiban dan ketenangan umum> pasien lainya. Cak atas keamanan dan keselamatan selama dalam pera&atan di rumah sakit.
Cak untuk mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelayanan rumah sakit terhadap dirinya. Cak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
Cak transparansi biaya pengobatan> tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya (memeriksa dan mendapatkan penjelasan pembayaran). Cak akses > Jin6ageK kepada rekam medis> hak atas kandungan 88 rekam medis miliknya. Kewajiban Pasien umber dan Dasar Cukum e&ajiban +asien adalah* KE9A:IBA/ PASIE/ 0KDEKI 1.
Memeriksakan diri sedini mungkin
2.
Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya
3.
Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
4.
Menandatangani surat +:M dan lain-lain
5.
akin pada dokter dan yakin akan sembuh
F. 70AG38 A5D350-A5D350 1. -I /o 2# tah!n 1442 tentang kesehatan Sistematika Kesehatan a. =3= 8 (ketentuan umum) +asal ini mengenai tentang * +raktik kedokteran • Dokter dan dokter gigi • onsil kedokteran 8ndonesia • ertifikasi ompetensi • 7egistrasi • 7egistrasi ulang • urat i6in praktik •
• • • • • • • •
urat tanda registrasi dokter dan dokter gigi arana pelayanan kesehatan +asien +rofesi kedokteran atau kedokteran gigi 9rganisasi profesi olegium kedokteran 8ndonesia dan olegium edokteran 0igi 8ndonesia Majelis kehormatan disiplin kedokteran 8ndonesia Menteri
b. =3= 88 (3sandan tujuan) +asal / menyangkut asa praktik kedokteran +asal $ menyangkut tujuan praktik kedokteran c. =3= 888 (onsil edokteran 8ndonesia) +asal 2 dan B menyangkut tempat dan kedudukan +asal < sampai @ tentang fungsi, tugas, dan &e&enang +asal sampai / tentang susunan organisasi dan keanggotaan +asal // sampai /2 tentang tata kerja +asal /B tentang pembiayaan d. =3= 8L (tandar pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi) +asal /< tentang standard pendidikan profesi e. =3= L ( +endidikan dan pelatihan kedokteran dan kedokteran gigi) +asal /E dan /1 f. =3= L8 ( :entang registrasi dokter dan dokter gigi) +asal /#, $@, $, $/, $$, $2, dan $B g. =3= L88 (+enelenggaraan praktik kedokteran) +asal $< tentang surat i6in praktik (juga termasuk pasal $E dan $1) +asal $# sampai 2$ tentang pelaksanaan praktik +asal 22 tentang standard pelayanan +asal 2B tentang persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi +asal 2< tentang rekam medis (juga termasuk pasal 2E) +asal 21 tentang rahasia kedokteran +asal 2# tentang kendali mutu dan kendali biaya +asal B@ dan B tentang hak dan ke&ajiban dokter atau doter gigi +asal B/ dan B$ tentang hak dan ke&ajiban pasien +asal B2 tentang pembinaan h. =3= L888 (Disiplin dokter dan dokter gigi) +asal BB sampai
i. =3= 8? (+embinaan dan penga&asan) +asal E sampai E2 tentang pembinaan dan penga&asan j. =3= ? (keputusan pidana) +asal EB sampai 1@ tentang ketentuan pidana k. =3= ?8 (ketentuan penutup) +asal 1B sampai 11 tentang ketentuan penutup
2. -I /o.24 "ah!n 255% BAB I KE"E/"A/ MM Pasal 1 Dalam Andang-Andang ini yang dimaksud dengan * . +raktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan. /. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh +emerintah 7epublik 8ndonesia sesuai dengan peraturan perundangundangan. 2. ertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh 8ndonesia setelah lulus uji kompetensi. E. urat i6in praktik adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan. #. arana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. @. +asien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi. . +rofesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu pekerjaan kedokteran atau kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat. BAB II ASAS DA/ ":A/ Pasal 2 +raktik kedokteran dilaksanakan berasaskan +ancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasien. Pasal # +engaturan praktik kedokteran bertujuan untuk * a. memberikan perlindungan kepada pasienH
b. mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigiH dan c. memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi. BAB III K/SI= KEDK"E-A/ I/D/ESIA Bagian Kesat! /ama dan Ked!d!kan Pasal % () Antuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi dibentuk onsil edokteran 8ndonesia yang terdiri atas onsil edokteran dan onsil edokteran 0igi. (/) onsil edokteran 8ndonesia sebagaimana dimaksud pada ayat () bertanggung ja&ab kepada +residen. BAB > PE/DIDIKA/ DA/ PE=A"I+A/ KEDK"E-A/ DA/ KEDK"E-A/ &I&I Pasal 2* +endidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi, untuk memberikan kompetensi kepada dokter atau dokter gigi, dilaksanakan sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran atau kedokteran gigi. Pasal 27 () etiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik &ajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau kedokteran gigi. (/) +endidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat () dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh organisasi profesi kedokteran atau kedokteran gigi. BAB >II PE/,E=E/&&A-AA/ P-AK"IK KEDK"E-A/ Bagian Kesat! S!rat I?in Praktik Pasal #) etiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di 8ndonesia &ajib memiliki surat i6in praktik. Bagian Ked!a Pelaksanaan Praktik Pasal #4
+raktik kedokteran diselenggarakan berdasarkan pada kesepakatan antara dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. +asal 2 () Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai surat i6in praktik dan menyelenggarakan praktik kedokteran sebagaimana dimaksud dalam +asal $< &ajib memasang papan nama praktik kedokteran. (/) Dalam hal dokter atau dokter gigi berpraktik di sarana pelayanan kesehatan, pimpinan sarana pelayanan kesehatan &ajib membuat daftar dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran. Pasal %2 +impinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mengi6inkan dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki surat i6in praktik untuk melakukan praktik kedokteran di sarana pelayanan kesehatan tersebut. Bagian Ketiga Pemberian Pela@anan Paragraf 1 Standar Pela@anan Pasal %% () Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran &ajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi. (/) tandar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat () dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan. Paragraf 2 Perset!j!an "indakan Kedokteran ata! Kedokteran &igi Pasal %' () etiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan. (/) +ersetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat () diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap. ($) +enjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (/) sekurang-kurangnya mencakup * a. diagnosis dan tata cara tindakan medisH b. tujuan tindakan medis yang dilakukanH c. alternatif tindakan lain dan risikonyaH d. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadiH dan e. prognosis terhadap tindakan yang dilakukan. (2) +ersetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (/) dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan. (B) etiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. Paragraf #
-ekam Medis Pasal %) () etiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran &ajib membuat rekam medis. (/) 7ekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat () harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. ($) etiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, &aktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Pasal %* () Dokumen rekam medis sebagaimana dimaksud dalam +asal 2< merupakan milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis merupakan milik pasien. (/) 7ekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat () harus disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter atau dokter gigi dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. ($) etentuan mengenai rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat () dan ayat (/) diatur dengan +eraturan Menteri. Paragraf % -ahasia Kedokteran Pasal %7 () etiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran &ajib menyimpan rahasia kedokteran. (/) 7ahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan perundangundangan. ($) etentuan lebih lanjut mengenai rahasia kedokteran diatur dengan +eraturan Menteri. Paragraf ' +ak dan Kewajiban Dokter ata! Dokter &igi Pasal '5 Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak * a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasionalH b. memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasionalH c. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganyaH dan d. menerima imbalan jasa. Pasal '1 Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai ke&ajiban* a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasienH b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatanH c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal duniaH
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannyaH dan e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. Paragraf ) +ak dan Kewajiban Pasien Pasal '2 +asien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak* a. mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam +asal 2B ayat ($)H b. meminta pendapat dokter atau dokter gigi lainH c. mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medisH d. menolak tindakan medisH dan e. mendapatkan isi rekam medis. Pasal '# +asien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai ke&ajiban* a. memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannyaH b. mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigiH c. mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatanH dan d. memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. BAB KE"E/"A/ PIDA/A Pasal *' () etiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi sebagaimana dimaksud dalam +asal /# ayat () dipidana dengan pidana penjara paling lama $ (tiga) tahun atau denda paling banyak 7p@@.@@@.@@@,@@ (seratus juta rupiah). (/) etiap dokter atau dokter gigi &arga negara asing yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi sementara sebagaimana dimaksud dalam +asal $ ayat () dipidana dengan pidana penjara paling lama $ (tiga) tahun atau denda paling banyak 7p@@.@@@.@@@,@@ (seratus juta rupiah). ($) etiap dokter atau dokter gigi &arga negara asing yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat tanda registrasi bersyarat sebagaimana dimaksud dalam +asal $/ ayat () dipidana dengan pidana penjara paling lama $ (tiga) tahun atau denda paling banyak 7p@@.@@@.@@@,@@ (seratus juta rupiah). Pasal *) etiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa memiliki surat i6in praktik sebagaimana dimaksud dalam +asal $< dipidana dengan pidana penjara paling lama $ (tiga) tahun atau denda paling banyak 7p@@.@@@.@@@,@@ (seratus juta rupiah). Pasal ** etiap orang yang dengan sengaja menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau
dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi dan>atau surat i6in praktik sebagaimana dimaksud dalam +asal E$ ayat () dipidana dengan pidana penjara paling lama B (lima) tahun atau denda paling banyak 7pB@.@@@.@@@,@@ (seratus lima puluh juta rupiah). Pasal *7 etiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat, metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi atau surat i6in praktik sebagaimana dimaksud dalam +asal E$ ayat (/) dipidana dengan pidana penjara paling lama B (lima) tahun atau denda paling banyak 7pB@.@@@.@@@,@@ (seratus lima puluh juta rupiah). Pasal *4 Dipidana dengan pidana kurungan paling lama (satu) tahun atau denda paling banyak 7pB@.@@@.@@@,@@ (lima puluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang* a. dengan sengaja tidak memasang papan nama sebagaimana dimaksud dalam +asal 2 ayat ()H b. dengan sengaja tidak membuat rekam medis sebagaimana dimaksud dalam +asal 2< ayat ()H atau c. dengan sengaja tidak memenuhi ke&ajiban sebagaimana dimaksud dalam +asal B huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, atau huruf e. Pasal 75 () etiap orang yang dengan sengaja mempekerjakan dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam +asal 2/, dipidana dengan pidana penjara paling lama @ (sepuluh) tahun atau denda paling banyak 7p$@@.@@@.@@@,@@ (tiga ratus juta r upiah). (/) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat () dilakukan oleh korporasi, maka pidana yang dijatuhkan adalah pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat () ditambah sepertiga atau dijatuhi hukuman tambahan berupa pencabutan i6in.
D. 97035838 D9:735 0808 85D9583 1. KKI 0Konsil Kedokteran Indonesia onsil edokteran 8ndonesia 8ndonesia atau 8 merupakan suatu badan otonom, mandiri, non struktural dan bersifat independen, yang bertanggung ja&ab kepada +residen 78. Mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis. 8 bertugas melakukan registrasi dokter dan dokter gigi. Mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi. Melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai dengan fungsi masingmasing. 8 memiliki &e&enang menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi. Menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi. Mengesahkan standar kompetensi. Melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter gigi. Mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi. Melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi profesi. Melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang
dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi. >isi * :er&ujudnya dokter dan dokter gigi profesional yang melindungi pasien Misi 8 Meningkatkan kualitas hidup manusia melalui dokter dan dokter gigi yang profesional "ata /ilai 8 onsil edokteran 8ndonesia menjunjung tinggi nilai integritas, profesionalisme kemitraan, dan respek pada kemanusiaan Strategi tama 1 8 Menerapkan sistem registrasi monitoring dokter dan dokter gigi secara online diseluruh 8ndonesia. Sasaran 8 • etiap dokter dan dokter gigi yang melaksanakan praktik kedokteran telah teregistrasi dan terjamin kompetensinya. • istim monitoring dokter gigi berfungsi secara aktif dan online diseluruh indonesia. Strategi tama 2 8 Menegakkan profesionalisme dokter dan dokter gigi dalam praktik kedokteran. Sasaran 8 • etiap dokter dan dokter gigi menerapkan profesionalisme dalam praktik kedokteran. • etiap pasien memperoleh jaminan praktik kedokteran yang aman. Strategi tama # 8 Memastikan standar nasional pendidikan profesi dokter dan dokter gigi. Sasaran 8 etiap institusi pendidikan dokter dan dokter gigi telah menerapkan standar nasional • pendidikan. • etiap dokter dan dokter gigi yang melaksanakan praktik kedokteran mengikuti +endidikan dan +elatihan =erkelanjutan(Fontinuing +rofessional De;elopment). • etiap perkembangan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi di 8ndonesia memenuhi rambu dan aturan yang jelas. Strategi tama % 8 Meningkatkan kemitraan dengan organisasi profesi, instansi pemerintah dan non pemerintah untuk menerapkan praktik kedokteran yang melindungi masyarakat. Sasaran 8 eluruh masyarakat menyadari hak dan ke&ajibannya, memperoleh perlindungan hukum • dalam praktik kedokteran. etiap dokter dan dokter gigi memperoleh kepastian hukum dalam menjalankan praktik • kedokteran. etiap organisasi profesi, instansi pemerintah dan non pemerintah menjalankan perannya • dalam melaksanakan AA +raktik edokteran. 2. PD&I 0Persat!an Dokter &igi Indonesia +D08 (+ersatuan Dokter 0igi 8ndonesia) merupakan satu-satunya organisasi profesi yang menghimpun dokter gigi di 8ndonesia. +D08 didirikan pada tanggal // 4anuari #B@ di =andung, atau kini telah berusia lebih dari B@ tahun. +engurus =esar +D08 berkedudukan di 8bukota 5egara 7epublik 8ndonesia 4akarta dan saat ini memiliki / +engurus ilayah dan # Fabang +D08 di seluruh 8ndonesia. (terlampir) +ada ongres +D08 ??8 tahun /@@/ dilaporkan bah&a jumlah total anggota +D08 yang tercatat di seluruh cabang adalah sebesar N E@@@ anggota, atau merupakan <@O dari
jumlah dokter gigi se-8ndonesia. =elum semua lulusan dokter gigi terdaftar sebagai anggota +D08, tetapi dengan akan diterapkannya sistem registrasi dokter gigi melalui onsil edokteran 0igi 8ndonesia (08) diharapkan jumlah anggota +D08 akan bertambah.
• •
• •
"!j!an PD&I Menyumbangkan darma baktinya demi kepentingan bangsa dan negara. Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan umum dalam rangka menunjang kesejahteraan rakyat 8ndonesia Memajukan ilmu kedokteran gigi dalam arti yang seluas-luasnya Meningkatkan kesejahteraan anggota Sumber : http://hilyaskg.blogspot.com/211/!/etika"#a$"moral"ko#e"etik" ke#oktera$.html http://i#.%ikipe#ia.org/%iki/&e#oktera$'gigi http://batambest.files.%or#press.com/212/5/etika"profesi"#okter"isi" prese$tasi2.p#f Diposka$ oleh (rigitta Sel)i #i
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010
PENDAHULUAN Dalam menjalankan tugas !"#es$n%a& se"!ang '"kte! akan selalu te!ka$t 'engan ($"et$ka mauun et$ka ke'"kte!an& %ang kemu'$an akan '$atu! 'alam k"'e et$k ke'"kte!an) Namun k$n$& t$'ak se'$k$t '"kte! %ang melangga! ($"et$ka atau et$kan%a se(aga$ se"!ang '"kte! 'alam meng*a'a$ as$en& se*$ngga men%e(a(kan *al te!se(ut menja'$ s"!"tan mas%a!akat 'an men$m(ulkan e!ses$ '$kalangan mas%a!akat (a*+a semua '"kte! 'aat melakukann%a) Segel$nt$! '"kte! %ang melakukan elangga!an te!se(ut akan mengu!ang$ kee!,a%aan mas%a!akat te!*a'a '"kte!& se*$ngga me%ama!atakan an'angan $tu te!*a'a semua '"kte!) Namakn%a& mesk$un '"kte! tela* (e!ua%a melaksanakan tugas !"#es$n%a sesua$ 'engan stan'a! !"#es$ 'an !am(u-!am(u elaksanaann%a sesua$ 'engan k"'e et$k ke'"kte!an& teta$ teta mas$* a'a (e(e!aa '"kte! %ang menja'$ s"!"tan mas%a!akat 'engan (e!(aga$ tu'u*an) Se(ena!n%a s"!"tan mas%a!akat te!*a'a !"#es$ '"kte! me!uakan satu e!tan'a (a*+a saat $n$ se(ag$an mas%a!akat mas$* (elum uas te!*a'a ela%anan 'an enga('$an a!a '"kte! a'a mas%a!akat a'a umumn%a atau a'a as$en a'a k*ususn%a& se(aga$ engguna jasa '"kte!) Se(ena!n%a ket$'akuasan te!se(ut '$se(a(kan ka!ena *a!aann%a t$'ak 'aat '$enu*$ "le* a!a '"kte!& atau 'engan kata la$n te!'aat kesenjangan anta!a *a!aan as$en 'an ken%ataan %ang '$'aatkan "le* as$en) Makala* $n$ '$(uat 'engan maksu' untuk mem(e!$kan $n#"!mas$ tentang ($"et$ka mauun et$ka %ang (a$k (ag$ se"!ang '"kte!) .e!tujuan untuk men,$takan '"kte! %ang (e!e!$laku (a$k 'an selalu memegang tegu* !$ns$-!$ns$ ($"et$ka 'an t$'ak melangga! et$ka ke'"kte!an 'alam meng*a'a$ as$en& se*$ngga (e!man#aat aga! kelu*an 'an en'e!$taan as$en 'aat te!selesa$kan 'engan (a$k)
BIOETIKA .$"et$k (e!asal 'a!$ (a*asa /unan$ bios %ang (e!a!t$ *$'u atau ke*$'uan& 'an ethike %ang (e!a!t$ $lmu atau stu'$ tentang $su-$su et$k %ang t$m(ul 'alam !akt$k $lmu ($"l"g$) 1 .$"et$ka a'ala*biologi 'an ilmu kedokteran %ang men%angkut masala* '$ ($'ang ke*$'uan& t$'ak *an%a meme!*at$kan masala*-masala* %ang te!ja'$ a'a masa seka!ang& teta$ juga meme!*$tungkan kemungk$nan t$m(uln%a a'a masa %ang akan 'atang)
2
Dalam ($"et$ka te!'aat emat !$ns$ %ang *a!us '$enu*$ "le* se"!ang '"kte!& %a$tu
1. Benefcience A'ala* !$ns$ m"!al %ang mengutamakan t$n'akan %ang '$tujukan ke ke(a$kan as$en) Dalam (ene#$,en,e t$'ak *an%a '$kenal e!(uatan untuk ke(a$kan saja& mela$nkan juga e!(uatan %ang s$s$ (a$kn%a man#aat3 le($* (esa! 'a!$a'a s$s$ (u!ukn%a mu'*a!at3) 3 4a'a !$ns$ $n$ keent$ngan as$en menja'$ *al %ang al$ng utama) 5al-*al la$n %ang te!'aat a'a !$ns$ (ene#$,$en,e a'ala* o Melindungi dan mempertahankan hak-hak yang lain o
Mencegah terjadinya kerugian
o
Menghilangkan kondisi penyebab kerugian
o
Menolong orang cacat
o
Menyelamatkan orang dari bahaya
2. Non-Malefcience A'ala* !$ns$ m"!al %ang mela!ang t$n'akan %ang meme!(u!uk kea'aan as$en) 3 /ang *a!us '$e!*at$kan "le* se"!ang '"kte! a'a !$ns$ $n$ a'ala* o Tidak boleh berbuat jahat atau membuat derita pasien o
Meminimalisasi akibat buruk
o
Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan pada pasien
o o
Tindakan kedokterannya dapat terbukti efektif Lebih besar manfaat bagi pasien dari pada kerugian dokter.
3. Jusice A'ala* !$ns$ m"!al %ang mement$ngkan fairness 'an kea'$lan 'alam (e!s$ka mauun 'alam men'$st!$(us$kan sum(e! 'a%a distributive justice3)3 4a'a !$ns$ $n$ '"kte! t$'ak ("le* men'esk!$m$nas$kan as$en 'alam *al aaun) D"kte! *a!us mene!$ma as$en& mem(e!$kan kesamaan sum(angan sesua$ ke(utu*an as$en& 'an mem(e!$kan kesamaan (e(an sesua$ 'engan kemamuan as$en) !. Auono"# A'ala* !$ns$ m"!al %ang meng*"!mat$ *ak-*ak as$en& te!utama *ak "t"n"m$ as$en the rights to self determination3) 4!$ns$ m"!al $n$la* %ang kemu'$an mela*$!kan '"kt!$n $n#"!me' ,"nsent) 3Is$ 'a!$ $n#"!me' ,"n,ent a'ala* t$n'akan me'$s te!*a'a as$en *a!us men'aat e!setujuan 'a!$ as$en te!se(ut& setela* $a '$(e!$ $n#"!mas$ 'an mema*am$n%a)
ETIKA KEDOKTE$AN Menu!ut Kamus .esa! .a*asa In'"nes$a DE4DIK.UD61778& et$ka a'ala*
1)
Ilmu tentang aa %ang (a$k& aa %ang (u!uk& 'an tentang *ak 'an ke+aj$(an m"!al)
2)
Kumulan atau see!angkat a9as atau n$la$ %ang (e!kenaan 'engan ak*lak)
:)
N$la$ %ang (ena! 'an sala* %ang '$amat$ suatu g"l"ngan atau mas%a!akat)
Se'angkan menu!ut Kamus Ke'"kte!an Raml$ 'an 4amun,ak ta*un 177;3& et$ka a'ala* engeta*uan tentang e!$laku %ang (ena! 'alam satu !"#es$)
4!aktek ke'"kte!an juga (e!egang kea'a !$ns$-!$ns$ m"!al ke'"kte!an& !$ns$-!$ns$ m"!al %ang '$ja'$kan a!a*an 'alam mem(uat keutusan 'an (e!t$n'ak& a!a*an 'alam men$la$ (a$k-(u!ukn%a atau (ena!sala*n%a suatu keutusan atau t$n'akan me'$s '$l$*at 'a!$ seg$ m"!al) 4engeta*uan et$ka $n$ 'alam e!kem(angann%a kemu'$an '$se(ut se(aga$ et$ka ($"me'$s) Et$ka ($"me'$s mem(e!$ e'"man (ag$ a!a tenaga
me'$s 'alam mem(uat keutusan kl$n$s %ang et$s ,l$n$,al et*$,s3 'an e'"man 'alam melakukan enel$t$an '$ ($'ang me'$s)
N$la$-n$la$ mate!$al$sme %ang '$anut mas%a!akat *a!us 'aat '$(en'ung 'engan mem(e!$kan lat$*an 'an tela'an %ang menunjukkan s$ka et$s 'an !"#es$"nal '"kte!& see!t$ aut"n"m% meng*"!mat$ *ak as$en& te!utama *ak 'alam meme!"le* $n#"!mas$ 'an *ak mem(uat keutusan tentang aa %ang akan '$lakukan te!*a'a '$!$n%a3& (ene#$,en,e melakukan t$n'akan untuk ke(a$kan as$en3& n"n male#$,en,e t$'ak melakukan e!(uatan %ang meme!(u!uk as$en3 'an just$,e (e!s$ka a'$l 'an juju!3& se!ta s$ka alt!u$sme enga('$an !"#es$3)
IDI Ikatan D"kte! In'"nes$a3 mem$l$k$ s$stem enga+asan 'an en$la$an elaksanaan et$k !"#es$& %a$tu melalu$ lem(aga keengu!usan usat& +$la%a* 'an ,a(ang& se!ta lem(aga MKEK Majel$s Ke*"!matan Et$k Ke'"kte!an3 '$ t$ngkat usat& +$la%a* 'an ,a(ang) Sela$n $tu& '$ t$ngkat sa!ana kese*atan !uma* sak$t3 '$'$!$kan K"m$te Me'$s 'engan 4an$t$a Et$k '$ 'alamn%a& %ang akan menga+as$ elaksanaan et$k 'an stan'a! !"#es$ '$ !uma* sak$t) .a*kan '$ t$ngkat e!*$munan !uma* sak$t '$'$!$kan ula Majel$s Ke*"!matan Et$k Ruma* Sak$t Make!s$3)
4a'a 'asa!n%a& suatu n"!ma et$k a'ala* n"!ma %ang aa($la '$langga! <*an%a= akan mem(a+a ak$(at sanks$ m"!al (ag$ elangga!n%a) Namun suatu elangga!an et$k !"#es$ 'aat '$kena$ sanks$ '$s$l$n !"#es$& 'alam (entuk e!$ngatan *$ngga ke (entuk %ang le($* (e!at see!t$ ke+aj$(an menjalan$ en'$'$kan 6 elat$*an te!tentu ($la ak$(at ku!ang k"meten3 'an en,a(utan *akn%a (e!!akt$k !"#es$) Sanks$ te!se(ut '$(e!$kan "le* MKEK setela* 'alam !aat6s$'angn%a '$(ukt$kan (a*+a '"kte! te!se(ut melangga! et$k !"#es$3 ke'"kte!an)
PE$MA%ALAHAN& De+asa $n$ tela* (an%ak kasus-kasus %ang te!ja'$ ak$(at ku!angn%a ketel$t$an '"kte! 'alam menjalankan tugas !"#es$n%a& se*$ngga meme!(u!uk kea'aan as$en) Sala* satu ,"nt"*n%a a'ala* kasus en,a(utan g$g$ %ang '$lakukan tana e!setujuan& see!t$ '$(a+a* $n$)
NOVI& 7 ta*un& (e!angsu!-angsu! sem(u*) Mulutn%a %ang men,"ng mula$ kem(al$ ke "s$s$ semula) Kel"ak matan%a %ang te!(uka se'$k$t ket$ka t$'u! su'a* ($sa mengatu) Se(elumn%a mem(elalak te!us) Ta$ Ma,*#u'& "!angtua N">$& teta mengajukan tuntutan) Kasus $n$ ekan lalu '$la"!kan ke 4"l!es ?$anju!& @a+a .a!at) Menu!ut a%a*n%a %ang ega+a$ 4LN ?$anju! $tu& N">$ mengalam$ gangguan sa!a# setela* g$g$n%a '$,a(ut) 4e!$st$+an%a te!ja'$ N">em(e! ta*un s$lam) Ket$ka $tu 2; '"kte! g$g$ %ang (a!u lulus 'a!$ Un$>e!s$tas T!$sakt$& @aka!ta& menga'akan aks$ s"s$al '$ ?$anju!) Sem$nggu me!eka (uka !aktek meme!$ksa g$g$ ,uma-,uma '$ .ala$ Desa ?$(e(e!) Te!masuk anak %ang te!$kat meme!$ksakan g$g$n%a a'ala* N">$& elaja! SD Nege!$ 5anja+a!& ?$(e(e!) Atas $n$s$at$#n%a sen'$!$& *a!$ $tu N">$ 'atang t$'ak (e!sama "!angtuan%a 'an $n$la* %ang kemu'$an men$m(ulkan masala*) Menu!ut I'a S"#$a*& Keala SD 5anja+a!& N">$ (ukan satu satun%a elaja! %ang te!ta!$k)
Dalam eme!$ksaan& a!a '"kte! g$g$ mu'a $tu menemukan& a'a !a*ang (a+a*& sala* satu g$g$ susu N">$ su'a* g"%a*) Sela$n mem(e!s$*kan g$g$n%a %ang ke(an%akan ke!""s& me!eka sekal$gus men,a(ut g$g$ %ang g"%ang ta'$) Sesu'a* $tu& t$'ak a'a e!$st$+a lua! ($asa) Dua *a!$ setela* en,a(utan g$g$n%a& mun,ulla* kelu*an N">$) Dan %ang mengejutkan "!angtuan%a& ($($!n%a kemu'$an men,"ng) .a*kan kel"ak matan%a tak ($sa '$tutu +alauun ket$ka t$'u!) Lalu N">$ '$(a+a (e!"(at a'a '!) A!$e# '$ "l$kl$n$k 4LN) Setela* meme!$ksan%a& '"kte! $n$ menganju!kan aga! N">$ '$(a+a ke RS 5asan Sa'$k$n .an'ung untuk menjalan$ #$s$"te!a$) Anak $tu& menu!ut A!$e#& mengalam$ k"nt!aks$ "t"t) Dalam e!a+atan '$ RS 5asan Sa'$k$n& t$ga kal$ sem$nggu N">$ men'aat engu!utan 'an lat$*an #$s$"te!a$) Kata '"kte! %ang tak mau '$se(ut naman%a %ang me!a+atn%a '$
sana& N">$ mengalam$ t!auma) ?uma tak a'a kete!angan !$n,$ jen$s t!auma aa& (a*kan aaka* $tu (e!asal 'a!$ g$g$ %ang '$,a(ut) 4e!a+atan sama$ 'ua (ulan)
.ulan ket$ga a%a* N">$ meng*ent$kan e!a+atan anakn%a) e!s$tas T!$sakt$ leas tangan) <@angankan mem(e!$ (antuan& meneng"k anak sa%a un t$'ak&= katan%a) Menu!ut Ma,*#u'& a'a 22 Fe(!ua!$ $a *an%a mene!$ma su!at 'a!$ '!g) 5am$la* D) K"es"ema*a!'ja& Dekan FKG T!$sakt$) Dalam su!at $tu& 5am$la* men"lak e!k$!aan (a*+a gangguan sa!a# %ang '$'e!$ta N">$ (e!angkal 'a!$ en,a(utan g$g$n%a) $&= tul$s 5am$la*) @uga '$jelaskan "le* 5am$la*& a'a Fe(!ua!$ tela* '$a'akan e!temuan untuk mem(a*as kasus N">$) 4e!temuan '$*a'$!$ aa!at 4em'a 'an D$nas Kese*atan ?$anju!& '!) A!$e#& se!ta $*ak FKG T!$sakt$) Dalam e!temuan te!se(ut '!) A!$e# menguta!akan *as$l eme!$ksaann%a& %ang menunjukkan a'a (ekas g$g$ %ang '$,a(ut $tu tela* tum(u* g$g$ (a!u) Dan '$ (ag$an $tu juga tak te!'aat em(engkakan) Ka!ena $tu& 5am$la* men%$mulkan& en,a(utan g$g$ t$'ak men$m(ulkan kela$nan) Se+aktu '$*u(ung$ +a!ta+an TEM4O& $*ak FKG T!$sakt$ menam$k mem(e!$ kete!angan !esm$) Me!eka& kata se"!ang eja(at '$ sana& mem$l$* (e!s$ka '$am) <.a$k se,a!a tekn$s mauun me'$s& kam$ t$'ak melakukan kesala*an&= kata se"!ang engaja! %ang men"lak naman%a '$se(ut) as$#& "!angtua N">$ e!lu men'aat enjelasan tentang ak$(atn%a) Setela* mene!$ma enjelasan& "!angtuan%a *a!us mem(e!$kan e!setujuan 'engan menan'atangan$ su!at e!n%ataan) In$ !"se'u! !esm$n%a)
PEMBAHA%AN Se"!ang '"kte! mauun '"kte! g$g$ se*a!usn%a me!$ngankan (e(an %ang '$'e!$ta as$en& (ukan mala* meme!(u!uk kea'aan as$en) Dan se(elum melakukan t$n'akan me'$s& *en'akn%a '"kte! te!se(ut mem$nta e!setujuan as$en atau kelua!gan%a 'engan ,a!a '$(e!$kan ema*aman %ang (ena! aga! t$'ak te!ja'$ kesala*a*aman) 5al $n$ te!ka$t 'engan !$ns$ ($"et$ka (ene#$,$en,e mengutamakan keent$ngan as$en3& n"nmale#$,$en,e t$'ak meme!(u!uk kea'aan as$en3& 'an aut"n"m% meng*"!mat$ *ak as$en 'alam memutuskan3)
Sela$n $tu *al te!se(ut juga te!ka$t 'engan Un'ang-un'ang 4!akt$k Ke'"kte!an 4asal CC %ang men%e(utkan
1)
Set$a "!ang %ang mengeta*u$ 'an keent$ngann%a '$!ug$kan atas t$n'akan '"kte! atau '"kte! g$g$ 'alam
menjalankan !akt$k ke'"kte!an 'aat menga'ukan se,a!a te!tul$s kea'a Ketua Majel$s Ke*"!matan '$s$l$n Ke'"kte!an In'"nes$a)
2)
4enga'uan seku!ang-ku!angn%a *a!us memuat
a)
I'ent$tas enga'u
()
Nama 'an alamat temat !akt$k '"kte! atau '"kte! g$g$ 'an +aktu t$n'akan '$lakukan
,)
Alasan enga'uan
:)
4enga'uan se(aga$mana '$maksu' a'a a%at 13 'an a%at 23 tidak menghilangkan hak setiap orang
untuk melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang dan/atau menggugat kerugian perdata ke pengadilan. 5ak as$en untuk men'aat $n#"!mas$ 'an *ak untuk mem(e!$kan e!setujuan t$n'akan me'$, '$atu! 'alam 4asal B: a%at 23 %ang (e!(un%$
/ang '$maksu' 'engan *ak as$en anta!a la$n a'ala*
o
!ak informasi
o
!ak untuk memberikan persetujuan
o
!ak atas rahasia kedokteran
o
!ak untuk mendapat pendapat kedua
4e!setujuan %ang '$(e!$kan "le* as$en atau kelua!ga as$en te!*a'a t$n'akan me'$, 'aat '$lakukan 'engan 'ua ,a!a& %a$tu e!setujuan se,a!a te!s$!at mauun e!setujuan se,a!a te!su!at) Semua e!setujuan t$n'akan me'$, %ang '$(e!$kan "le* as$en atau kelua!ga as$en *a!us (e!'asa!kan enjelasan %ang lengka 'an jelas mengena$ Diagnosis
o o
Terapi dengan kemungkinan slternatif terapi
o
Tentang cara kerja dan pengalaman dokter
o
"esiko kemungkinan perasaan sakit atau perasaan yang lain
o
#euntungan terapi
o
$rognosis
Saat melakukan e!a+atan me'$s& se"!ang '"kte! *a!us mem(e!$kan $n#"!mas$ %ang $a keta*u$ kea'a as$en atau kelua!gan%a tentang aa %ang '$'e!$ta as$en) .e(e!aa *al %ang e!lu '$keta*u$ mengena$ $n#"!mas$ $n$ a'ala*
o
%nformasi harus diberikan& baik diminta maupun tidak
o
%nformasi tidak boleh memakai istilah kedokteran karena tidak dapat dimengerti oleh orang
o o
a'am %nformasi harus diberikan sesuai dengan tingkat pendidikan& kondisi dan situasi pasien. %nformasi harus diberikan secara lengkap dan jujur.
/ang (e!*ak mem(e!$kan e!setujuan setela* men'aat $n#"!mas$ a'ala*
a)
4as$en sen'$!$& %a$tu aa($la tela* (e!umu! 21 ta*un 'an su'a* atau tela* men$ka*)
()
A%a*6$(u6sau'a!a kan'ung as$en& %a$tu aa($la as$en (e!umu! '$(a+a* 21 ta*un)
,)
A%a*6$(u a'"s$6sau'a!a kan'ung as$en& %a$tu aa($la as$en (e!umu! '$(a+a* 21 ta*un 'an t$'ak
memun%a$ "!ang tua atau "!ang tuan%a (e!*alangan *a'$!)
')
A%a*6$(u kan'ung6+al$ %ang sa*6sau'a!a kan'ung& %a$tu aa($la as$en 'e+asa 'engan gangguan mental)
e)
al$6ku!at"!& %a$tu aa($la as$en 'e+asa %ang (e!a'a '$(a+a* engamuan)
#)
Suam$6$st!$6a%a*6$(u6anak6sau'a!a kan'ung& %a$tu aa($la as$en 'e+asa %ang tela* men$ka* atau "!ang
tua) 1
KE%IMPULAN DAN %A$AN Mene!akan !$ns$ ($"et$ka 'an et$ka ke'"kte!an 'alam menjalankan tugas !"#es$ sangat ent$ng (ag$ se"!ang '"kte!) Dengan selalu meme!ta*ankan !$ns$-!$ns$ ($"et$ka 'an et$ka ke'"kte!an& maka akan meme!lan,a! t$n'akan e!a+atan te!*a'a as$en se*$ngga meng*as$lkan aa %ang '$*a!akan "le* as$en& t$'ak meme!(u!uk kea'aan as$en)
Se"!ang '"kte! t$'ak 'aat sem(a!angan melakukan t$n'akan me'$s te!*a'a as$en tana a'an%a e!setujuan 'a!$ as$en %ang (e!sangkutan atau 'a!$ kelua!ga as$en& ka!ena j$ka te!'aat kesala*an atau te!ja'$ *al %ang (u!uk se(aga$ ak$(at 'a!$ kelala$an& maka '"kte! te!se(ut akan '$kenakan sanks$ sesua$ 'engan asal-asal %ang te!'aat a'a Un'ang-un'ang 4!akt$k Ke'"kte!an)
4as$en mem$l$k$ *ak-*ak te!tentu saat menjalan$ e!a+atan kese*atan& see!t$ *ak untuk men'aatkankan $n#"!mas$& se*$ngga '"kte! *a!us mem(e!$kan $n#"!mas$ se,a!a lengka 'an jelas tentang kese*atan as$en& 'an '"kte! *en'akn%a mem$nta e!setujuan as$en se(elum melakukan t$n'akan me'$s& ka!ena as$en juga mem$l$k$ *ak untuk mem(e!$ e!setujuan) .$la as$en mas$* '$(a+a* umu!& maka se"!ang '"kte! *a!us mem$nta e!setujuan "!ang tuan%a atau kelua!ga& 'an t$'ak mem(e!$kan e!a+atan aaun se(elum a'an%a e!setujuan& se*$ngga j$ka te!ja'$ ke,elakaan maka '"kte! t$'ak 'aat '$sala*kan)
Se"!ang '"kte! *en'akn%a t$'ak lala$ 'alam menjalankan tugas !"#es$n%a& se*$ngga t$'ak me!ug$kan as$en) Ke,elakaan mem$l$k$ a!t$ %ang (e!(e'a 'engan lala$) @$ka '"kte! tela* melakukan Stan'a!' Oe!at$"nal 4!"se'u!e 'engan (ena!& maka ke,elakaan %ang te!ja'$ t$'ak 'aat '$e!masala*kan)
DA'TA$ PU%TAKA 1)
Da!ma'$u!a MS& e') Kaj$an .$"et$k) Su!a(a%a A$!langga Un$>e!s$t% 4!ess& 2008 12-:
2)
An"n%m"us) .$"et$ka) http())id.'ikipedia.org)'iki)*ioetika) 28 N">em(e! 20103
:)
Samu!na A) Dasa! Et$k 'an M"!al 4!"#es$ Ke'"kte!an)
http())'''.free'ebs.com)komitemedik)etikdanmoral.html ) 28 n">em(e! 20103 )
Samu!na A) Et$ka Ke'"kte!an In'"nes$a 'an 4enanganan 4elangga!an Et$ka '$ In'"nes$a)
http())asta+auliyah.com)2,,)12)etika-kedokteran-indonesia-dan-penanganan-pelanggaran-etikadi-indonesia)) 28 N">em(e! 20103
B)
Suangkat @& Gesu!$ AT& S%uku! 5) 4en,a(utan G$g$ Tana 4e!setujuan) 28 @anua!$ 2010
http())majalah.tempointeraktif.com)id)arsip)1,),)2/)#0!)mbm.1,,2/.#0!1/.id.html) 2 N">em(e! 20103)