BAB III Manifestasi Klinik Secara Umum
1 . Spektrum Penyakit Penyak it Menular Pada proses penyakit menular secara umum, maka dapat dijumpai berbagai manifestasi klinik sebagai hasil proses penyakit pada individu, mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai pada keadaan yang berat disertai komplikasi dan berakhir cacat atau meninggal dunia. Akhir dari proses penyakit adalah sembuh atau meninggal dunia. Penyembuhan dapat lengkap atau dapat berlangsung jinak atau dapat pula dengan gejala sisa yang berat. Suatu penyakit menular dianggap berat bila penyakit tersebut mempunyai CFR yang tinggi atau apabila sembuh maka sebagian besar penderita sembuh dengan disertai gejala sisa. Dalam menilai berat ringannya penyakit dapat dilihat dari dua segi yakni dari segi perorangan/individual serta dari segi masyarakat yakni pengaruhnya terhadap kelompok populasi. Manifestasi klinik penyakit menular pada penderita dapat dibagi dalam tiga kelompok utama. a)
elompok K elompok
pertama, yakni penyakit dengan keadaan lebih banyak penderita
terselubung yakni penderita tanpa gejala atau hanya disertai gejala ringan saja, dimana penyakit tidak menampakan diri pada berbagai tingkatan. Contoh penyakitnya TBC, poliomyelitis dalam masyarakat, hepatitis A pada anak. b)
elompok K elompok
kedua, adalah penyakit dengan bagian yang berselubung relatif
sudah kecil. Sebagian besar penderita tampak secara klinis dan dapat dengan
mudah di diagnosis, karena umumnya penderita muncul dengan gejala klasik. Contoh penyakit kelompok ini antara lain penyakit campak, penyakit cacar air dan lainnya. c)
K elompok
terakhir, adalah penyakit yang menunjukan proses kejadian yang
umumnya berakhir dengan kelainan atau berakhir dengan kematian. K elompok
penyakit ini secara klinik selalu disertai dengan gejala klinis berat,
dan sebagian besar meninggal. Contoh yang paling klasik adalah penyakit Rabies dengan angka kematian yang tinggi.
2 . Infeksi Terselubung (Tanpa Gejala K linis)
Infeksi terselubung adalah keadaan suatu penyakit yang tidak menampakan diri secara jelas dan nyata dalam bentuk gejala klinis yang jelas. Dengan demikian maka berbeda dengan penyakit yang jelas diagnosisnya, yang dapat diketahui dengan cara klinis saja, maka infeksi terselubung tidak dapat didiagnosis tanpa cara tertentu seperti tes tuberculosis, kultur tenggorokan, pemeriksaan antibody dalam tubuh dan bentuk lainnya. Untuk mendapat perkiraan yang tepat tentang besarnya dan luasnya kejadian infeksi
terselubung
penyakit
tertentu
dalam
masyarakat,
dibutuhkan
pengamatan/survei epidemiologi dimana dilakukan tes tertentu pada semua populasi untuk mengetahui berapa besarnya penyebaran penyakit dalam masyarakat. Peranan infeksi terselubung dalam usaha pencegahan serta penanggulangan penyakit menular tertentu sangat penting karena infeksi terselubung mempunyai potensi sebagai sumber penularan yang cukup berbahaya. Dahulu usaha penanggulangan penyakit menular dengan infeksi terselubung diarahkan pada kasus/penderita yang tampak jelas aja. Penekanan kegiatan lebih diarahkan pada isolasi penderita, membebas hamakan barang/alat, serta melakukan tindakan karantina terhadap mereka yang terpapar dan dicurigai sedang dalam masa tunas penyakit.
Dewasa ini walaupun isolasi penderita beberapa penyakit menular tertentu masih dilakukan demikian pula berbagai usaha membebas hamakan benda/alat, akan tetapi dalam usaha penanggulangan penyakit menular pada umumnya lebih diarahkan pada kemungkinan penyebaran organism penyebab dalam masyarakat. Pada umumnya penyakit dengan manifestasi penyakit yang berat yang akan tercatat sebagai penderita rawat inap di rumah sakit. Sedangkan penderita dengan gejala klinik ringan atau sedang, mungkin sebagian besar akan pergi ke pusat pelayanan kesehatan atau ke dokter untuk berobat sehingga dapat tercatat pada laporan kejadian penyakit. Sedangkan penyakit tanpa gejala klinik umumnya tidak tercatat dan tidak dilaporkan. Oleh sebab itu, pada penyakit tertentu akan terjadi pelaporan peristiwa kejadian infeksi lebih rendah dari sebenarnya, sedangkan untuk penyakit dengan manifestasi klinik berat, akan menghasilkan angka kematian yang lebih tinggi dari yang sebenarnya.
BAB IV Komponen Proses Penyakit Menular
1 . Faktor Penyebab Penyakit menular
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat, maka dikenal adanya beberapa faktor yang memegang peranan penting antara lain adanya faktor penyebab (agent) yakni organisme penyebab penyakit, adanya sumber penularan (reservoir), adanya cara penularan khusus (made of
transmission), adanya cara
meninggalkan pejamu dan cara masuk ke pejamu lainnya, serta keadaan ketahanan pejamu itu sendiri. Yang merupakan penyebab kausal (agent) penyakit menular adalah unsure biologis, yang bervariasi mulai dari partikel virus yang paling sederhana sampai organisme multiseluler yang cukup kompleks yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.Unsur penyebab ini dapat dikelompokan dalam beberapa kelompok yaitu: 1.
K elompok
arthropoda (serangga)
2.
K elompok
cacing/helminth
3.
K elompok
protozoa
4. Fungus atau jamur 5. Bakteri 6. Virus 2. Interaksi Penyebab dengan Pejamu Berbagai sifat yang sering dianggap berasal dari unsur penyebab tetapi teryata sesungguhnya bukanlah sifat intrinsik penyebab, melainkan merupakan sifat yang sangat
tergantung/dipengaruhi
oleh
interaksi
pejamu
dengan
penyebab
tersebut.Termasuk dalam hal ini tingkat infektivitas, pathogenesis, virulensi, serta imunogenitas. Infektifitas dapat diartikan sebagai kemampuan unsur penyebab (agent) untuk masuk
dan
berkembang
biak
(menghasilkan
infeksi)
dalam
tubuh
penjamu.Patogenesis adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit dengan gejala klinik yang jelas.Virulensi dapat diartikan sebagai nilai proporsi penderita dengan gejala klinis yang berat, terhadap seluruh penderita dengan gejala klinis jelas.Imunogenitas adalah kemampuan menghasilkan kekebalan atau imunitas. 3 . Mekanisme Patogenesis
Bila unsur penyebab penyakit masuk kedalam tubuh penjamu berbagai kemungkinan akan timbul.
K emungkinan
pertama adalah tidak terjadinya proses
patogenesis seperti masuknya bakteri tetanus melalui makanan ke dalam ke rongga perut. Akibat lain adalah
terjadinya proses patogenesis tapi tidak menimbulkan
gejala klinis,dan seterusnya seperti yang telah dijelaskan. Efek patogen yang dihasilkan oleh unsur penyebab penyakit menular/infeksi dapat terjadi karena berbagai mekanisme tertentu. Diantara mekanisme tersebut antara lain: invasi jaringan secara langsung, produksi toksin, rangsangan imunulogis atau reaksi alergi yang menyebabkan kerusakan pada tubuh penjamu terhadap obat dalam menetralisi toksisitas, serta ketidakmampuan membentuk daya tangkal. Dari berbagai mekanisme tersebut tidak jarang dijumpai lebih dari satu mekanisme terlibat secara bersamaan, atau dapat terjadi perbedaan manifestasi klinik karena perbedaan mekanisme yang terjadi walaupun unsure penyebab patogen sama.
d) Sumber Penularan Oleh karena unsur penyebab penyakit menular adalah unsure biologis yang merupakan unsur organisme hidup, maka unsur penyebab ini membutuhkan tempat yang sesuai untuk
berkembang biak serta untuk mempertahankan kelanjutan
hidupnya. Reservoir atau sumber penularan adalah organisme hidup atau barang mati, dimana unsure penyebab penyakit menular hidup secara normal dan berkembang biak.
K onsep
reservoir merupakan pusat penyakit menular karena reservoir adalah
komponen utama dari lingkaran penularan dimana unsur penyebab meneruskan mempertahankan hidupnya, dan juga sekaligus sebagai pusat/sumber penularan dalam suatu lingkaran penularan.
a) Manusia Sebagai reservoir Dari sekian banyak jenis dan kelompok penyakit menular, ada sebagian diantaranya yang hanya di jumpai atau lebih sering hanya dijumpai pada manusia. Penyakit ini umumnya berpindah dari manusia ke manusia dan hanya dapat menimbulkan penyakit pada manusia saja. Dengan demikian reservoir satu satunya tentu hanya manusia saja. Carier atau pembawa kuman adalah penderita/atau mereka yang sedang/pernah terinfeksi yang masih mengandung unsur penyebab penyakit menular tetapi tanpa gejala klinis. Dengan demikian pembawa kuman adalah reservoir yang punya potensi sebagai sumber penularan. Melihat perjalanan penyakit pada pejamu, bentuk pembawa kuman (carrier) dapat dibagi dalam beberapa jenis. 1. Healthy carrier 2. Incubatory carier 3. Convalescent carier 4. Chronis carrier
b) Reservoir Binatang atau Benda lain Selain dari manusia sebagai reservoir, maka penyakit menular yang mengenai manusia dapat berasal dari binatang terutama yang termasuk dalam kelompok penyakit zoonosis seperti brucellosis, rabies dan lain lain. Penyakit zoonosis adalah
adalah penyakit yang secara alamiah dijumpai di kalangan hewan bertulang belakang vertebra, yang dapat juga menular ke manusia,walaupun reservoirnya utamanya adalah binatang.
BAB V MEKANISME PENULARAN PENYAKIT
Aspek sentral penyebaran penyakit menular dalam masyarakat adalah mekanisme penularan dalam masyarakat adalah mekanisme penularan yakni berbagai mekanisme dimana unsur penyebab penyakit dapat mencapai manusia sebagai pejamu potensial. Mekanisme tersebut meliputi cara unsur penyebab meninggalkan reservoir, cara penularan untuk mencapai pejamu potensial , serta cara masuknya pejamu potensial tersebut.
1. Cara Unsur Penyebab K eluar dari Pejamu (Reservoir) Pada umumnya selama unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab masih mempunyai kesempatan untuk hidup dan berkembang biak dalam tubuh pejamu, maka ia akan tetap tinggal di tempat yang potensial tersebut. Secara garis besarnya, maka cara ke luar unsur penyebab dari pejamu dapat dibagi dalam beberapa bentuk, walaupun ada diantara unsur penyebab yang dapat menggunakan lebih dari satu cara. a) Melalui konjungtiva b) Melalui saluran napas c) Melalui pencernaan d) Melalui saluran urogenitalia e) Melalui luka f) Secara mekanik
2. Cara Penularan Tiap kelompok penyakit memiliki jalur penularan tersendiri dan garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian utama yakni: 1) Penularan langsung yakni penularan penyakit terjadi secara langsung dari penderita atau reservoir, langsung ke pejamu potensial yang baru; 2) Penularan tidak langsung yakni penularan penyakit terjadi
dengan melalui media tertentu seperti melalui udara dalam bentuk droplet dan dust, melalui benda tertentu, dan melalui vektor a. Penularan Langsung Penularan langsung yakni perpindahan sejumlah unsur penyebab dari reservoir langsung ke pejamu potensial melalui pintu masuk yang sesuai.Adapun penularan langsung tersebut dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok tertentu. 1. Penularan langsung dari orang ke orang 2. Penularan langsung dari binatang ke orang 3. Penularan dari tumbuhan ke orang 4. Penularan dari orang ke orang melalui kontak benda lain
b. Penularan Melalui Udara Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda yang terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena mengisap udara yang mengandung unsur penyebab/mikro-organisme penyebab.Penularan penyakit melalui udara dapat terjadi dalam bentuk droplet nuclei maupun dalam bentuk dust.
c. Penularan Melalui Makanan/Minuman dan Benda Lain Penularan penyakit melalui makanan, minuman dan benda lainnya adalah penularan kontak tidak langsung melalui benda mati seperti makanan, minuman, susu, perlengkapan dapur, perlengkapan bedah, mainan anak-anak dan lain sebagainya.
Berdasarkan media utama penularan, maka kelompok penyakit ini dapat kita bagi dalam beberapa kelompok utama. 1. Melalui air Penyakit yang penularannya melaui air pada umumnya masuk ke dalam tubuh melalui mulut tetapi ada pula di antaranya yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang dapat pula digolongkan dalam penyakit kontak langsung 2. Melalui makanan Sebenarnya kelompok ini tidak jauh berbeda dengan yang pertama diatas 3. Melalui susu Susu
merupakan
media
yang
paling
baik
untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan mikro-organisme penyebab. Cukup banyak jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui media susu, walaupun berbagai penyakit tersebut penularannya dapat melalui cara lain yang mungkin lebih sering.
d. Penularan Melalui Vektor Pengertian vektor yang sebenarnya ialah golongan arthropoda atau binatang yang tidak bertulang belakang lainnya yang dapat memindahkan penyakit dari satu sumber/reservoir ke pejamu potensial. Pada penularan penyakit melalui vektor secara mekanik, maka unsur penyebab penyakit yang mungkin berasal dari tinja, urine maupun sputum penderita, hanya melekat pada bagian tubuh vektor dan kemudian dapat dipindahkan pada makanan maupun minuman pada waktu hinggap/menyerap pada makanan tersebut. Yang cukup menarik adalah penularan penyakit melalui vektor secara biologis karena unsur penyebab harus masuk ke dalam tubuh melalui gigitan ataupun melalui keturunannya. Selama dalam tubuh vektor, unsur penyebab berkembang biak atau hanya mengalami perubahan morfologis saja, sampai pada akhirnya menjadi bentuk infektif terhadap pejamu potensial. Selanjutnya setelah mencapai bentuk infektif, unsur penyebab penyakit keluar dari vektor melalui gigitan, tinja atau cara lain untuk berpindah ke pejamu potensial.