RANGKUMAN HES Eosinofl (bahasa (bahasa Inggris: Inggris: eosinophil, eosinophil, acid acidop ophi hill) adala dalah h sel sel dara darah h puti putih h dari dari kateg kategori ori granul granulosi ositt yang yang berpera berperan n dalam dalam sistem sistem kekeb kekebalan alan dengan melawan melawan parasit parasit mult mu ltis isel elul ular ar dan dan bebe bebera rapa pa infe infeks ksii pada pada makhluk vertebrata. Bersama-sama dengan sel biang, eosinol !uga ikut mengendalikan mekanisme alergi. "osinol terbentuk pada proses haematopoiesis yang ter!adi pada sumsum tula ulang sebelum bermigra grasi ke dalam sirkulasi darah. "osino "osinol l mengan mengandung dung se!umla se!umlah h #at kimi kimiaw awii anta antara ra lain lain hist histam amin in,, eosi eosino nol l peroksidase, ribonuklease, deoksi deoksirib ribonu onukle klease ase,, lipase lipase,, plasmi plasminog nogen en dan dan bebe bebera rapa pa asam asam amin amino o yang yang diri dirili lis s melalui proses degranulasi setelah eosinol tera terakt ktiv ivas asi. i. $at$at-#a #att ini ini bers bersif ifat at toks toksin in terha erhada dap p para parasi sitt dan dan !ari !aring ngan an tubu tubuh. h. "osinol merupakan sel substrat perada peradanga ngan n dalam dalam reaks reaksii alergi alergi.. %ktiva %ktivasi si dan pelepa pelepasan san racun racun oleh oleh eosino eosinol l diatur diatur dengan ketat untuk mencegah penghancuran !aringan yang tidak diperlukan. Individu Individu normal normal mempunyai mempunyai rasio eosinol seki sekita tarr & hingg hingga a ' terh terhad adap ap sel sel dara darah h puti utih dengan gan ukuran ran sekitar & - &* mikrometer.+& "osi "osino nol l dapa dapatt dite ditemu muk kan pada pada medulla medulla oblongata oblongata dan sambungan sambungan antara antara korteks otak besar dan timus, dan di dalam saluran pencernaan, ovarium, uterus, limpa dan lymph nodes. etapi tidak di!umpai di!umpai di paru paru,, kulit ulit,, esof esofag agus us dan dan orga organ n dala dalam m lainnya, lainnya, pada kondisi kondisi normal, normal, keberadaa keberadaan n eosino eosinol l pada pada area area ini sering sering merupak merupakan an pertanda adanya suatu penyakit. "osi "osino nol l dapa dapatt berta bertaha han n dala dalam m sirk sirkul ulas asii darah selama -& !am, dan bertahan lebih lama lama seki sekita tarr -& -& hari hari di dala dalam m !ari !aring ngan an apabila tidak terdapat stimulas. JUMLAH EOSINOFIL EOSINOFIL Dewas ewasa a : /0-1 /0-1/0 /022 1 2 mm -' 3umlah eosinol darah di atas bata batas s refe refere rensi nsi yang yang tingg tinggii (pad (pada a orang orang 6 dewa dewasa sa4 4 0,/ 0,/ 5 &0 2 7) adal adalah ah ciri ciri khas khas eosi eosino nol lia ia.. "osi "osino nol lia ia dian diangga ggap p seba sebaga gaii ringan !ika !umlah eosinol darah 0,/-&,/ 5
&06 2 7, sedang sedang !ika !ika menghitung menghitung adalah4 adalah4 6 &,/-/,0 5 &0 2 7 dan parah !ika menghitung adalah4 /.0 5 &0 6 2 7 Eosi Eo sino nofl flia ia dapa dapatt diba dibagi gi dala dalam m tiga tiga katgo!i "ang b!bda # I# !akti$ %ata& sk&nd!' osinoflia( II# klonal %ata& p!im!' osinoflia( dan III# sind!om )"p!osinop)ili* idiopatik %HES' DEFINISI 8ypere 8ypereosi osinop nophil hilic ic 9yndro 9yndrome me (8"9) (8"9) adalah gangguan proliferasi myeloid dimana terdapat eosi eosino nol lia ia pers persis iste ten n yang yang berhub berhubung ungan an dengan kerusakan banyak organ. 8ypereosinophilic 9ynd 9yndrromed omedig igun una akan untuk ntuk kelo elomp mpo ok penyaki penyakitt hetero heterogen gen yang yang ditand ditandai ai dengan dengan adany danya a hipe hiperreosi eosino nol lia ia dan dan inlt nltra rasi si eosi eosino nol l pada pada !ari !aringa ngan, n, meli melipu puti ti vari varias asii idiopa idiopatik tik 8"9, 8"9 famili familial, al, dan berbag berbagai ai kelai elaina nan n orga organ n yang yang dipe dipera rant ntar arai ai oleh oleh eosinol. E+IOLOGI "osi "osino nol l meru merupa paka kan n keturu eturuna nan n my myel eloi oid d yang berdiferensiasi dari progenitor myeloid (";;-<=>) di sum-sum tulang. ?enye ?enyebab bab ter!ad ter!adiny inya a 8"9 belum belum diketa diketahui hui secara pasti namun diduga bahwa granulocyte-macrophage colony stimulating fact factor or (;(;-<9 <9=) =),, I7-1 I7-1 dan dan I7-/ I7-/ berpe berpera ran n dalam proses disregulasi yang menga mengaki kiba batk tkan an prod produk uksi si eosi eosino noll yang yang berlebihan. Da!i ktiga sitokin "ang t!di!i atas Interleukin-/ merupakan sitokin yang bert bertan anggu ggung ng !awa !awab b terh terhada adap p prol prolif ifer eras asi, i, maturasi dan diferensiasi eosinol, ;-<9= dan I7-1 bertindak sebagai faktor pertumbuhan dan apoptosis pada eosinol eosinol .hanya I7-/ yang berperan berperan sebagai sebagai fakt faktor or pert pertum umbu buha han n dan dan meng mengha hamb mbat at apoptosis spesik untuk eosinol. ;ayoritas I7-/ berasal dari sel -helper -helper tipe . ;ekanisme ;ekanisme yang dianggap dianggap berperan berperan terhadap terhadap hipereosin hipereosinolia olia kronik yang tidak dapat dapat di!ela di!elaska skan n melipu meliputi ti adanya adanya mutasi mutasi sporadik p ad ada s te tem-cell yang memprakarsai ekspansi sel klonal primitive, ter termasu masuk k ketur eturun una an mye my eloid loid deng denga an kekhu ekhusu susa san n pada pada dife diferrensi ensias asii eosi eosino nol l
(contohnya pada keadaan gangguan myeloproliferasi kronik). eori kedua menyebutkan bahwa produksi berlebihan dari sitokin yang diaktifkan oleh sel -helper tipe mempengaruhi pertumbuhan berlebihan dari eosinol (pada varians limfositik 8"9 atau 7-8"9).(&,1) @elesi pada kromosom A& yang menghasilkan fusi pada gen =I?&7& dan ?@=C% merupakan manifestasi terbentuknya mutasi pada eosinophil en ini menyandikan protein =I?&7&-?@=C% (=2?) yang menun!ukkan aktivitas tirosin kinase, dimana perannya pada induksi penyakit menghilang pada pasien yang diberikan terapi inhibitor tirosin kinase (imatinib) ,A+OGENESIS "osinol merupakan leukosit predominan di darah dan !aringan pada pasien dengan fusi =2?. Derusakan organ pada 8"9 ter!adi akibat pelepasan substansi toksik eosinol, seperti eosinophil cationic protein ("),ma!or basic protein (;B?),eosinophil derived neuroto5in ("@E),eosinophil pero5idase("?F), serta beberapa en#im seperti elastase dan kolagenase. "osinol !uga mampu memproduksi mediator lipid, seperti leukotrin dan prostaglandin yang berperan dalam menimbulkan efek pada pembuluh darah dan otot polos bronkial. InGamasi eosinol berhubungan dengan pelepasan =H(transforming growth factor ) yang menyebabkan meningkatnya sintesis kolagen dan deposisi matriks ekstraseluler.
8"9 dapat mempengaruhi banyak !aringan dan organ, manifestasi klinis dengan frekuensi terbanyak ditemukan di !antung, paru-paru, kulit dan sistem saraf. Derusakan pada !antung biasanya terdiri atas 1 tahapan. ahap nekrosis yang menyerang endo-miokardium dan biasanya asimptomatis, atau pada beberapa kasus menun!ukkan ge!ala gagal !antung akut.
ahap ini lalu diikuti oleh pembentukan trombus pada endokardium yang mengalami gangguan di dalam ruang !antung dan apabila lepas akan menyebabkan emboli perifer. ?ada tahap akhir, ter!adi brosis yang akan berlangsung men!adi gagal !antung kongestif. ?ada paru-paru, brosis yang ter!adi biasanya terbentuk setelah penyakit berlangsung lama dengan manifestasi mulai dari hiperreaktivitas bronkial tanpa ditemukan abnormalitas pada hasil pemeriksaan radiologis hingga terbentuknya inltrat restriktif pada paru. ;anifestasi pada sistem saraf dapat melibatkan baik sentral (ensefalopati difus) maupun perifer (polineuropati). KLASIFIKASI HES 8"9 dibedakan dalam subgroup berikut ini: a-HES dngan FI,.L./,DGFRA%F0,' ata&F0,1HES dngan klonal- ?asien dengan hipereosinolia klonal. ;anifestasi klinis yang banyak di!umpai berupa gangguan pada !antung dan ulkus mukosa, dan mayoritas berlan!ut pada penyakit dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi b-2)!oni* Eosinop)ili* L&kmia %2EL) ?asien dengan eosinol klonal, termasuk salah satunya terdapat fusi =I?&7&-?@=C%, dengan manifestasi myeloid akut atau leukemia eosinolik. *- Limp)o*"ti*/HES %L/HES' ?roduksi berlebihan faktor pertumbuhan eosinol oleh I7-/ yang dihasilkan oleh sel -helper tipe mengakibatkan peningkatan siklus diferensiasi dan maturasi prekursor eosinol. ;anifestasi klinis yang sering di!umpai berupa manifestasi kulit d- M"lop!oli$!ati3/HES (;-8"9) @idefenisikankan pada pasien dengan gangguan myeloproliferatif dan bertanggung !awab atas ter!adinya hipereosinolia, walaupun defek molekular tidak dapat dideteksi.
Idiopat)i* H"p!osinop)ili* S"nd!om @igunakan pada pasien yang patogenesisnya tidak diketahui $-O!gan/!st!i*td Eosinop)ili* Disas ermasuk didalam ini esofagitis eosinolik, gastro-enteritis eosinolik, dermatitis eosinolik,pneumonia eosinolik, penyakit Dimura, dan lain-lain. ,EMERIKSAAN ,ENUNJANG Tes definitif untuk eosinofilia klonal meliputi: 1.Hitung darah lengkap: eosinofil absolut harus> 1,5 x 10E9 / L. 2.Morfologi sel darah : elainan pada morfolo!i eosinofil telah di"elaskan dalam sindrom h#pereosinophili$ dan leukemia eosinofilik kronik, seperti ukuran sel membesar, !ranulasi "aran! den!an daerah #an! "elas dari sitoplasma dan hipo% nuklir atau hiperse!mentasi, tetapi mereka "u!a dapat dilihat dalam kondisi reaktif. 3.BMP & BIOPSI : untuk men!konfirmasi kelebihan eosinofil dan untuk men!e$ualikan !an!!uan hematolo!is lain atau infiltrasi sumsum tulan!, #an! mun!kin berhubun!an den!an eosinophilia. &ika proporsi m#eloid'L()T adalah > *0+, dia!nosa diferensial leukemia akut. 4. Sitogenetik pada aspirasi susu tulang : eriksa kariotipe pada aspirasi sumsum tulan!. translokasi antara kromosom 5- 23'4 dan salah satu dari beberapa kromosom mitran#a, serta kromosom p11 232314 dan salah satu mitran#a dapat dideteksi oleh )ito!enetika kon6ensional dan dapat dikonfirmasikan den!an rele6an 7(8%probe. !. "nalisis olekuler untuk gen fusi #IP1$1% P'#(" :. )ampel darah perifer $o$ok untuk analisis 3T%3 dari !en fusi 271L1%23(. ). "nalisis olekuler untuk tuor *ils +*,- gen: 3T%3 pada sumsum tulan! atau darah perifer untuk T1 baru%baru ini dilaporkan untuk membedakan eosinofilia sekunder atau reaktif dari hipereosinofilia idiopatik ;E)4 dan EL, #an! keduan#a menun"ukkan tin!kat si!nifikan lebih tin!!i. ¨ah transkrip dalam sumsum tulan! berkorelasi den!an pen!ukuran dalam darah, dan per
Tes #an! harus dilakukan untuk mendia!nosis atau men!e$ualikan4 eosinofilia reaktif dan / atau menun"ukkan disfun!si or!an tar!et : 1. ,es alergi : memeriksa serum 7!E total. &ika ada ke$uri!aan kondisi aler!i tertentu, memeriksa tes tusuk kulit dan / atau aler!en 7!E%tes khusus. 2.,es untuk infeksi parasit. :eriksa spesimen tin"a untuk dia!nosa infeksi parasit. )pesimen aspirasi duodenum, dahak, $airan tulan! belakan!, urine, apus darah dan biopsi "arin!an "u!a dapat diperiksa "ika terindikasi se$ara klinis. 3.Pengu0ian%sel , ang a/noral dala darah perifer. ertimban!kan kemun!kinan T%sel abnormal seba!ai pen#ebab eosinofilia reaktif kondisi #an! kadan!%kadan! disebut T%;E)4. (nalisis imunofenotipe T%sel darah den!an aliran multiparameter $#tometr#. T% sel den!an fenotipe men#impan! = / % / % atau % / =4 menun"ukkan eosinofilia reaktif T%;E)4. T%sel #an! men#impan! ini mun!kin atau mun!kin tidak klonal dan dapat lebih ditandai den!an metode molekuler penataan ulan! !en reseptor sel%T4. )erum 7L%5 pen!ukuran "u!a dapat membantu dan dian"urkan "ika tersedia. 4.Pengu0ian kerusakan organ eosinofilia%diediasi. E6aluasi eosinofilia persisten harus men$akup tes untuk kerusakan or!an eosinofil%dimediasi, terutama masalah "antun! dan paru. en#elidikan ini termasuk E, e$ho$ardio!ram, konsentrasi troponin serum atau pro% '8, dada ?%ra#, tes fun!si paru. &u!a la6a!e bron$hoal6eolar dapat dilakukan, "ika terindikasi se$ara klinis. !.Studi penitraan. )tudi pen$itraan T s$an, @)4 dari dada dan perut harus dilakukan untuk limfoma #an! mendasari mun!kin atau ke!anasan non% hematolo!is 'eberapa kondisi klinis menun"ukkan eosinofilia seba!ai ba!ian dari !an!!uan lain reaktif atau sekunder eosinofilia4, dan ti!a sindrom di"elaskan se$ara sin!kat :
Sind!om DRESS# @rug Cash (atau Ceaction) dengan "osinophilia dan ge!ala sistemik. kondisi serius mengembangkan satu minggu sampai dua bulan setelah paparan obat. %llopurinol, antiepileptics dan antibiotik, tetapi !uga imatinib dan banyak obat lain telah dikaitkan dengan @C"99. 2)&!g/St!a&ss s"nd!om # # small vessel necroti#ing vasculitis, dianggap sebagai penyakit h yang dimediasi, yang dapat didenisikan oleh kriteria yang berbeda, tetapi ditandai dengan eosinolia ditandai,
•
asma, mono atau polineuropati, migrasi inltrat paru, sinus paranasal kelainan dan 2 atau eosinol ekstravaskuler dalam biopsi atau sampel awalnya parasit Lo4! s"nd!om# diinduksi eosinol pneumonia, tapi sekarang !uga disebut dalam obat diinduksi atau membatasi diri pneumonitis akut, dengan inltrat paru sementara, glukokortikoid sensitif dan dengan manifestasi paru variabel dan diberi istilah sindrom 7oeJer untuk segala bentuk paru onset akut.
,ENGO5A+AN .-KOR+IKOS+EROID : lukokortikoid adalah terapi lini pertama pada semua pasien tanpa mutasi =I?&7&2?@=C%. lukokortikoid menurunkan pembentukan eosinol dengan menekan transkripsi gen untuk I7-1, I7-/, dan ;-<9=. %gen ini !uga menghambat sitokin yang mendukung kelangsungan hidup eosinol, sehingga ter!adi peningkatan apoptosis. 6- Agn m"los&pp!ssi3 # HU (&-1 g 2 hari) adalah obat myelosuppressive yang sebaiknya digunakan untuk menurunkan !umlah eosinol, dan bertindak secara sinergis dengan I=E-K. ter!adi dalam waktu minggu. "fek samping: myelosupresi, toksisitas gastrointestinal, ulkus kaki dan ruam kulit. 7in*!istin dapat digunakan untuk cepat menurunkan dari eosinol pada pasien dengan !umlah eosinol yang sangat tinggi (4 &00 L &06 2 7). 8al ini !arang digunakan untuk pengelolaan !angka pan!ang eosinolia. Eamun, telah digunakan dalam beberapa kasus ('*,/). @osis yang dian!urkan untuk orang dewasa adalah &- mg intravena. 1- +!api im&nomod&lato! # @osis rendah I=E-K (&-/000000 > 2 m 2 d) sering efektif tetapi respon biasanya men!adi !elas setelah beberapa minggu pengobatan. menun!ukkan efek penghambatan I=E-K pada apoptosis spontan klonal <@1-<@A M -sel. ). ?engobatan I=E- dapat digunakan dalam kehamilan. Bentuk-bentuk pegylated dari I=Ea dan Kb mungkin baik digunakan untuk pengobatan !angka pan!ang, namun
data N kurang. "fek samping: myelosupresi, ge!ala seperti Gu, depresi atau ge!ala mental lainnya, kelelahan, peningkatan transaminase hati, ketidaknyamanan pencernaan, sayang tiroid. Siklospo!in A : , khususnya dengan l-8"9 dan penataan ulang reseptor sel . 8al ini !uga di!elaskan oleh efek penghambatan pada produksi I7-/. 3uga mycophenolate mofetil mungkin efektif (*), mungkin dengan prol efek samping yang lebih baik. "fek samping: hipertensi, insusiensi gin!al, tremor, sakit kepala, hiperlipidemia, hiperplasia gingiva, kram otot, hipertrikosis. A. "nti/odi onoklonal : monoklonal anti%7L%5 antibodi, resliAumab );55B00, $ephalon4 dan mepoliAumab laxo)mithline4, n#ata dapat men!uran!i "umlah eosinofil dalam hiper%eosinofilia, terlepas dari pen#ebab #an! mendasari $ara men!ikat !ratis 7L%5.
he monoklonal anti-<@/ antibodi (;abcampathOP alemtu#umab) telah berhasil digunakan dalam beberapa kasus dengan hipereosinolia. /. Inhi/itor tirosin kinase : 7matinib mes#late aktif terhadap beberapa kinase tirosin reseptor, termasuk kinase fusion berasal dari mutasi 271L1%23(. osis #an! diperlukan untuk mendoron! dan mempertahankan remisi umumn#a lebih rendah 100 m! / hari4 dibandin!kan pasien den!an CL D 00 m!4 T7 !enerasi kedua : 8ilotinib Tasi!na4, mampu men!hambat akti6itas kinase dari tipe liar 271L1% 23(. emikian "u!a, mun$ul data asatinib )pr#$el4. ).,ransplantasi susu tulang : ada pasien #an! kondisin#a tidak membaik terhadap pen!obatan, terutama #an! resisten terhadap terapi imatinib, maka transplantasi sel induk hematopoietik dapat men"adi pilihan untuk membalikkan disfun!si or!an. 8amun toksisitas transplantasi terkait masih tetap men"adi masalah besar, dan peran transplantasi sumsum tulan! pada pasien h#pereosinophili$ primer tidak mapan.
SINDROMAEOSINOFILIA/MIALGIA 9indroma eosinolia-mialgia adalah sutu penyakit dimana eosinolia disertai dengan nyeri otot, kelelahan, pembengkakan, nyeri sendi, batuk, sesak nafas, ruam kulit dan
kelainan neurologis. 9indroma ini muncul pada awal tahun &660, yaitu pada orang-orang yang mengkonsumsi se!umlah besar triptofan, yang merupakan suatu produk toko makanan sehat yang populer, yang kadang dian!urkan oleh dokter untuk menambah tidur. Eamun kemungkinan penyebabnya adalah pencemaran pada produk tersebut, bukan triptofannya sendiri. 9indroma ini bisa berlangsung selama beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah pemakaian triptofan dihentikan dan bisa menyebabkan kerusakan saraf yang menetap, bahkan kematian. Fbatnya tidak diketahui, biasanya penderita dian!urkan untuk men!alani rehabilitasi sik.
troblastic,basophilia,trombocitopenia,trom bosittosis,neutropilia. - Blood smear 8"9 biasanya normal eosinophil mature dari tipe morfoloi,hypogranulasi dan cytoplasmic vacuoles
GAM5ARAN AD+ HES - "osinol sering memperlihakan degranulasi dan vacuolasi termasuk agranular komplet dari eosinophil.ranular kadang kecil dari normal. - "osinol nuclei hyperlobated,hypolobated or ring shaped.kelainan hematologi lainya termasuk anemia,aniocytosis,poikilocytosis,leukoery
B;? : -?eningkatan sel blast (mieloblast atau limfoblast),lymphoma cell dan abnormal mast cell. Bmp hes dan cel secara keseluruhan hypercellular dengan !umlah eosinol /*/ dlm elemen bmp.
Gamba!an AD+ 2EL - ;emprlihatkan eosinophil mature dan biasanya sel blast,promyelocytes dan eosinophil myelocytes. - ;ature eosinophil kadang memperlihatkan hypogranularity,vacuolation dan hypolobulation. - Eeutropil bisa meningkat !umlahnya dan memperlihatkan granulation berat.!umlah ;onosit bisa meningkat.