Laporan Elemen Mesin 1 17
Perancangan Poros Kipas Angin VIGA FC05
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Secara umum baik mesin tenaga maupun mesin kerja menghasilkan output berupa daya dan putaran. Tugas untuk menyalurkan daya dan putaran dari mesin ini dilaksanakan oleh suatu komponen berupa poros. Poros ini mengubah gerak translasi menjadi gerak rotasi. Begitu pentingnya peran porosini sehingga penulis merasa perlu untuk menjadikannya bahan kajian dengan pengkhususan pada perancangan poros "KIPAS ANGIN VIGA FC05".
Dalam pelaksanaan suatu tugas analisis elemen mesin diperlukan usaha yang sungguh-sungguh untuk menunjang suatu keberhasilan. Selanjutnya diperlukan pula suatu penguasaan dasar-dasar analisis serta pengalaman, sehingga dapat dihasilkan analisis elemen mesin yang cukup berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini semua diperlukan karena mengingat banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan, baik dari segi fungsi, penggunaan, konstruksi, maupun segi keamanan. Tanpa dedikasi terhadap tugas analisis, sangat sulit untuk mengintegrasikan semua faktor tersebut ke dalam suatu desain.
Demikian pula halnya dengan tugas analisis poros ini.Penulis belajar menganalisis Suatu poros agar memenuhi kriteria yang dibutuhkan serta standar yang berlaku, namun juga tidak mengabaikan segi ekonomisnya.
I.2. Tujuan
Untuk memberi bekal pengalaman menganalisis suatu poros, serta mengetahui kondisi dan cara kerja dari elemen mesin tersebut maupun tugas yang dilaksanakannya.
I.3. Ruang Lingkup Kajian
Dalam perancangan ini ada beberapa hal yang hendak dibahas yaitu meliputi parameter-parameter sebagai berikut :
Daya Rencana (Pd)
Torsi (T)
Bahan Poros
Kekuatan tarik poros (σb)
Tegangan geser yang diizinkan (τa)
Diameter Poros (ds)
Tegangan geset (τ)
I.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data di dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan beberapa cara :
Melakukan observasi langsung,dalam hal ini penulis melakukan pengamatan secara langsung pada kipas dengan poros yang bekerja didalamnya.
Mencari referensi,dalam hal ini penulis mengumpulkan referensi dan data yang mendukung isi dari penyusunan tugas ini.
Melakukan asistensi dengan dosen pembimbing sehingga didapat langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan laporan tugas elemen mesin ini.
Melakukan diskusi dengan sesama mahasiswa yang telah mengambil dan mengerjakan tugas elemen mesin ini.
I.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan kerja praktek yaitu sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian ini penulis menguraikan mengenai latar belakang, tujuan, ruang lingkup kajian, metode pengumpulan data.
BAB II : TEORI DASAR
Pada bab ini berisi teori-teori dasar yang terkait dengan permasalahan.
BAB III : PERHITUNGAN
Penulis memaparkan data yang telah didapat pada saat melakukan perancangan, lalu menghitungnya kedalam persamaan yang telat ditentukan.
BAB IV: ANALISA
Pada bab ini memuat tentang apakah poros yang kita rancang sudah sesui atau masih ada yang kurang.
BAB V: KESIMPULAN
Pada bab ini materi yang telah kita dapat kemudian kita simpulkan.
BAB II
TEORI DASAR
II.1. Definisi dan Fungsi Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Gambar 2.1 Poros
Sumber : www.teknikmesin.org
II.2. Macam-Macam Poros
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut:
Poros transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dll.
Gambar 2.2 Poros Transmisi
Sumber : teknomech.blogspot.com
Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
Gambar 2.3 Poros Spindel
Sumber : indonesia.tech-dir.com
Gandar
Poros seperti yang dipasang di antara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.
Gambar 2.4 Poros Gandar
Sumber : ekamsn02.blogspot.com
II.3. Hal-Hal Penting Dalam Perancangan Poros
Untuk merencanakan sebuah poros, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan:
Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan di atas. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin, dll.
Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi).
Karena itu, disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.
Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putarian ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik, dll. Dan dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jika mungkin, poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.
Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitasi, dan poros-poros mesin yang sering berhenti lama. Sampai batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan terhadap korosi.
Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari inglot yang di"kill"(baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilikon dna dicor; kadar karbon terjamin). Meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa di dalam terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar
II.4. Poros Dengan Beban Puntir
Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan maupun yang akan dianalisis tidak mendapat beban lain selain beban puntir, maka diameter poros tersebut dapat dibuat lebih kecil dari apa yang dibayangkan.
Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan atau tekanan,misalnya pada sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros motor, maka kemungkinan adanya beban tambahan tersebut perlu diperhitungkan dalam faktor keamanan yang akan diambil.
Tata cara perencanaan diberikan dalam sebuah diagram aliran hal tersebut perlu dilakukan guna memudahkan dalam pengurutan proses perhitungan.
Pertama kali ambillah suatu kasus dimana daya P (kW) harus ditransmisikan dan n1 (Rpm) diberikan. Dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan terhadap daya P tersebut. Jika P adalah daya rata-rata yang diperlukan harus dibagi dengan efesiansi mekanis η dari sistem untuk untuk mendapatkan daya penggerak mula yang diperlukan. Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat start, atau mungkin beban yang besar terus bekerja setelah start. Dengan demikian seringkali diperlukan koreksi pada daya rata-rata yang diperlukan dengan menggunakan faktor koreksi pada perencanaan.
Jika P adalan daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai macam faktor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan, sehingga koreksi pertama dapat diambil kecil. Jikafaktor koreksi adalah fc(tabel 1.6 [sularso]) maka daya rencana Pd (kW) sebagai patokan adalah :
Pd=fcP (kW)
Tabel 2.1 faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, fc
Daya yang akan ditransmisikan
fc
Daya rata-rata yang diperlukan
Daya maksimum yang diperlukan
Daya normal
1,2 – 2,0
0,8 – 1,2
1,0 – 1,5
Jika daya yang diberikan dalam daya kuda (PS), maka harus dikalikan 0,375 untuk mendapatkan daya dalam kW.
Jika momen puntir (disebut juga momen rencana) adalah T (kg.mm) maka :
Pd=T10002πn160102
Sehingga :
T=9,74 x105Pdn1
Keterangan :
T = Momen puntir/Torsi ( kgmm )
Pd = Daya hasil koreksi (kW)
n = Jumlah putaran per menit (rpm)
fc = Faktor koreksi
P = Daya output nominal dari motor penggerak (kW)
Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada diameter poros ds (mm), maka tegangan geser τ (kg/mm2) yang terjadi adalah :
τ=Tπds316=5,1Tds3
Tegangan geser yang diijinkan τa (kg/mm2) untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh dengan berbagai cara. τa dapat dihitung berdasarkan batas kelelahan puntir yang besarnya daimbil 40 % dari batas kelelahan tarik yang besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik σB (kg/mm2). Jadi batas kelelahan puntir adalah 18 % dari kekuatan tarik σB, sesuai dengan standart ASME. Untuk harga 18 % ini faktor keamanan diambil sebesar 1/0,18 = 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan yang dijamin, dan 6,0 untuk bahan SC dengan pengaruh massa dan baja paduan. Faktor ini dinyatakan dengan Sf 1.
Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan diberi alur pasak atau dibuat bertangga, karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup besar, pengaruh kekeasaran permukaan juga perlu diperhatikan. Untuk memasukkan pengaruh-pengaruh ini dalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan sebagai Sf 2 dengan harga sebesar 1,3 sampai 3,0.
Dari hal-hal tersebut diatas maka besar τa dapat dihitung dengan :
a = (kg/mm2)
Keterangan :
a = Tegangan geser (kg/mm2)
= Kekuatan tarik (kg/mm2)
Sf1 = 6 (Standar ASME bahan S-C)
Sf2 =1,3–3 (pengaruh kosentrasi tegangan akibat pasak atau bertangga).
Kemudian,keadaan momen puntir itu sendiri juga harus ditinjau.Faktor koreksi yang dianjurkan oleh ASME juga dipaki disini.Faktor ini dinyatakan dengan Kt,dipilih sebesar 1,0 jika beban dikenakkan secara halus, 1,0-1,5 jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukkan,dan 1,5-3,0 jika beban dikenakkan dengan kejutan atau tumbukkan besar.
Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya terdiri dari atas momen puntir aja,perlu ditinjau juga apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban lentur di masa mendatang.Jika memang diperkiraka akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat dpertimbangkan pemakaian factor Cb yang harganya antara 1,2-2,3 (Jika diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil = 1,0).
Untuk menghitung diameter poros ds (mm) sebagai :
ds=( 5,1aKtCbT)1/3
Selanjutnya ukuran pasak dan alur pasak dapat ditentukkan dari table 1.8.Harga factor konsentrasi tegangan untuk alur pasak (α) yang diperoleh dari diagram R.E. Peterson.
Bila α dibandingkan dengan factor kemanan Sf2 untuk konsentrasi tegangan pada poros beralur pasak yang ditaksir terdahulu,maka α sering kali menghasilkan diameter poros yang lebih besar.
Periksalah perhitungan tegangan, mengingat diameter yang dipilih dari table 1.7 lebih besar dari ds yang diperoleh dari perhitungan.Bandingkan dengan α dan pilihlah ukuran yang lebih besar.
Lakukan koreksi pada Sf2 yang ditaksir sebelumnya untuk konsentrasi tegangan dengan mengambil a .Sf2/α sebagai tegangan yang diizinkan yang dikoreksi.Bandingkan harga ini dengan Cb × Kt × dari tegangan geser yng dihitung atas dasar poros tanpa alur pasak, factor lenturan Cb, dan factor koreksi tumbukkn Kt, dan tentukkan masing-masing harganya jika hasil yang terdahulu lebih besar, serta lakukan penyesuaian jika lebih kecil.
Dalam kasus analisis poros menentukan bahan poros dapat dilakukan pendekatan dengan menghitng besarnnya tegangan tarik poros σB setelah itu lakukan perbandingan untuk menentukan nilai yang mendekati hasil perhitungan terhadap tabel data paduan baja
II.5. Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sproket, kopling, puli, dan lain-lain pada poros. Momen diteruskan dari naf ke poros atau poros ke naf.
Fungsi yang serupa dengan pasak dilakukan oleh spline dan gerigi yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam pada naf dengan jumlah gigi yang sama dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Gambar 2.5 Pasak
Sumber : www.slideshare.net
II.6. Macam -Macam Pasak
Seperti halnya baut dan sekrup, pasak digunakan untuk sambungan yang dapat dilepas. Dari kebanyakan pasak yang dibebani adalah penampangnya, beban pada pengampang melintang tidak begitu besar pada pasak Macam-macam pasak terdiri atas :
Pasak pelana
Gambar 2.6 Pasak Pelana
Sumber : poetra-kalang.blogspot.com
Terdiri dari dua tipe, yakni :
- Pasak Pelana Datar
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alur hub dan datar pada lengkung poros, jadi mudah slip pada poros jika mengalami kelebihan beban torsi. Sehingga hanya mampu digunakan untuk poros-poros beban ringan sebagai penyortir beban.
Gambar 2.7 Pasak Pelana Datar
Sumber : poetra-kalang.blogspot.com
- Pasak Pelana Lengkung
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alurnya dihub dan bagian sudut bawahnya dipasang pas pada bagian lengkung poros.
Gambar 2.8 Pasak Pelana Lengkung
Sumber : poetra-kalang.blogspot.com
Pasak benam
Pasak jenis ini dipasang terbenam setengah pada bagian poros dan setengah pada bagian hub.
Gambar 2.9 Pasak Benam
Sumber : www.slideshare.net
Pasak rata
Pada pasak yang rata, sisi sampingnya harus pas dengan alur pasak agar pasak tidak menjadi goyah dan rusak.
Gambar 2.10 Pasak Rata
Sumber : www.slideshare.net
Pasak singgung
Pasak yang dipakai pada saat adanya momen dan tumbukan pada suatu poros.
Gambar 2.11 Pasak Singgung
Sumber : www.slideshare.net
II.7. Kipas Angin
Kipas angin dipergunakan untuk menghasilkan angin.Fungsi yang umum adalah untuk pendingin udara, penyegar udara, ventilasi (exhaust fan), pengering (umumnya memakai komponen penghasil panas). Kipas angin juga ditemukan di mesin penyedot debu dan berbagai ornamen untuk dekorasi ruangan.
Kipas angin secara umum dibedakan atas kipas angin tradisional antara lain kipas angin tangan dan kipas angin listrik yang digerakkan menggunakan tenaga listrik.
Perkembangan kipas angin semakin bervariasi baik dari segi ukuran, penempatan posisi, serta fungsi. Ukuran kipas angin mulai kipas angin mini (Kipas angin listrik yang dipegang tangan menggunakan energi baterai), kipas angin Kipas angin digunakan juga di dalam Unit CPU komputer seperti kipas angin untuk mendinginkan processor, kartu grafis, power supply dan Cassing. Kipas angin tersebut berfungsi untuk menjaga suhu udara agar tidak melewati batas suhu yang di tetapkan. Kipas angin juga dipasang pada alas atau tatakan Laptop untuk menghantarkan udara dan membantu kipas laptop dalam mendinginkan suhu laptop tersebut.
Kipas angin dapat dikontrol kecepatan hembusan dengan 3 cara yaitu menggunakan pemutar, tali penarik serta remote control. Perputaran baling-baling kipas angin dibagi dua yaitu centrifugal (Angin mengalir searah dengan poros kipas) dan Axial (Angin mengalir secara pararel dengan poros kipas).
Gambar 2.12 Kipas Angin
Sumber : imuelputra.blogspot.com
BAB III
PERHITUNGAN
III.1. Spesifikasi Kipas Angin VIGA FC05
Benda : Kipas Angin Viga FC05
Daya Motor Listrik : 8 Watt
Putaran Pompa (n) : 96 rpm
Bahan Poros : Baja Karbon Konstruksi Mesin S30C
Frekuensi : 50 Hz
Tegangan Listrik : 220 V
III.2. Diagram Alir Perancangan Poros Kipas Angin Dengan Beban Puntir
Mulai
Mulai
Daya pada spesifikasi (kW)Putaran Poros n (rpm)
Daya pada spesifikasi (kW)
Putaran Poros n (rpm)
Torsi (Kg.mm)T = F x r
Torsi (Kg.mm)
T = F x r
Daya RencanaPd (kW)Pd = T x ω
Daya RencanaPd (kW)
Pd = T x ω
BahanPoros, KekuatanTarik σ (Kg.mm2) Faktor keamanan Sf1, Sf2
BahanPoros, KekuatanTarik σ (Kg.mm2) Faktor keamanan Sf1, Sf2
Tegangan geser yang diizinkan a (kg/mm²)a =
Tegangan geser yang diizinkan a (kg/mm²)
a =
Faktor koreksi untuk momen puntir (Kt) Faktor Lenturan (Cb)
Faktor koreksi untuk momen puntir (Kt) Faktor Lenturan (Cb)
BA
B
A
AB
A
B
Tegangan geser ( Kgmm²)
τ=5,1Tds3Diameter poros (ds) (mm)
Tegangan geser ( Kgmm²)
τ=5,1Tds3
ds=( 5,1aKtCbT)1/3
a Sf2 : CbKt
<
Seselai
Dokumentasi ( Gambar Teknik )
>
a Sf2 : CbKt
III.3. DBB (Diagram Benda Bebas) Pada Poros Kipas Angin
4,5 mm
30 mm
247,5 mm
85 mm
Rax Rbx
Ray Rby
F = 2 x 10-3 kg x 9,81 ms2 = 0,01962 N
W = 5 x 10-3 kg
F = W x g
F = 5 x 10-3 kg x 9,81 ms2 = 0,049 N
Kesetimbangan :
+ ΣFy = 0
Ray + Rby – F = 0
Ray + Rby = F
Ray + Rby = 0,049 N....................(1)
+ ΣMa = 0
(-F x 2,25 mm) + (Rby x 4,5 mm) = 0
(-0,049 N x 2,25mm) + (Rby x 4,5 mm) = 0
(-0,11025 N.mm) + (Rby x 4,5 mm) = 0
Rby = 0,11025 N.mm4,5 mm
Rby = 0,0245 N
*masukkan ke persamaan (1)
Ray + Rby = 0,049 N
Ray + 0,0245N = 0,049 N
Ray = 0,049 N -0,0245 N
Ray = 0,0245 N
+ ΣFx = 0
Rax + Rbx – F = 0
Rax + Rbx = F
Rax + Rbx = 0,01962 N………………..(2)
+ ΣMa = 0
(-F x 28 mm) + (Rbx x 28 mm) = 0
(-0,01962 N x 28mm) + (Rbx x 28 mm) = 0
(-0,54936 N.mm) + (Rbx x 28 mm) = 0
Rbx = 0,54936 N.mm28 mm
Rbx = 0,01962 N
*masukkan ke persamaan (2)
Rax + Rbx = 0,01962 N
Rax + 0,01962 N = 0,01962 N
Rax = 0,01962 N – 0,01962 N
Rax = 0
Mencari torsi pada DBB
T = F x r
T = 0,01962 N x 247,5 mm
T = 4,85 N
T = 0,495 kg.mm
Karena bladenya ada 3 jadi torsinya dikalikan 3
T x 3 = 0,495 kg.mm x 3 = 1,485 kg.mm
III.4. Perhitungan Poros Kipas Angin VIGA FC05
Daya poros pada spesifikasi , P = 8 Watt
Putaran porosnya , n = 96 rpm
Dari DBB, didapat Torsi
T = 1,485 kg.mm
Setelah torsi diketahui, bisa mendapatkan daya rencananya
P = T x ω
P = 1,485 kg.mm x 2πn60 , asumsi n = 100 rpm
P = 1,485 kg.mm x 2π10060
P = 15,55 Watt = 15,55 x 10-3 kW
Bahan porosnya dari baja konstruksi mesin S30C dengan kekuatan tarik (σb)
σb = 48 kgmm²
Sf1 = 6,0 : untuk bahan SC dengan pengaruh massa.
Sf2 = 1,3 : karena poros ini tidak ada alur pasak atau bertangga.
Mencari tegangan yang diizinkan
a =
a = 48 kgmm²(6 x 1,3)
a = 6,153 kgmm²
Faktor koreksi untuk momen puntir (Kt) dan faktor lenturan (Cb)
Kt = 1,2 : hanya sedikit terjadi beban kejutan.
Cb = 1,0 : hanya sedikit terjadi pembebanan lentur.
Mencari diameter poros (ds)
ds = ( 5,1aKtCbT)1/3
ds = (5,16,153 x 1,2 x 1 x 1,485 kg.mm)
ds = 1,138 mm
Mencari tegangan geser
= 5,1Tds3
= 5,1 x 1,485kg.mm(1,138mm)3
= 5,14 kgmm²
a x Sf2 = 6,153 x 1,3 = 7,99 kgmm²
x Cb x Kt = 5,14 x 1 x 1,2 = 6,167 kgmm²
a x Sf2 > x Cb x Kt dapat dipakai (Aman/Baik)
BAB IV
ANALISA
Penentuan nilai dari safety factor harus melakukan beberapa kali percobaan dari setiap nilai yang tertera. Ada Sf1 dengan nilai konstan yaitu 6,0 karena sesuai standar ASME untuk bahan SC, sedangkan nilai Sf2 harus disesuaikan dengan pengaruh beban dan pengaruh adanya alur pasak. Karena pada poros ini tidak ada alur pasaknya sehingga di ambil nilai Sf2nya 1,3.
Pada perancangan ini diambil harga Kt = 1,2 dan harga Cb = 1,0. Karena untuk meninjau terjadinya sedikit kejutan atau tumbukan dan adanya pembebanan lentur. Pada poros ini terjadinya beban kejut atau tumbukan tidak terlalu besar sehingga harga Kt yang diambil 1,2 dan terjadinya pembebanan lentur hanya sedikit sehingga dapat diabaikan harga Cb yang diambil 1,0.
Dalam memilih bahan poros perlu melakukan beberapa kali percobaan dari setiap jenis bahan yang ada pada table bahan standar agar diperoleh dimensi yang memenuhi syarat nilai tegangan yang diizinkan lebih besar dibandingkan tegangan yang terjadi.
Pada perancangan diameter poros, dalam memilih faktor koreksi untuk momen puntir (Kt) dan faktor lenturan (Cb) juga torsi harus tepat karena apabila ketiga parameter ini besar, maka diameter poros akan besar dan tegangan yang terjadi akan besar juga. Sehingga tegangan yang diizinkan(a) akan lebih kecil dari tegangan yang terjadi().
BAB V
KESIMPULAN
Setelah dilakukan perhitungan maka didapat beberapa kesimpulan untuk masing-masing elemen dari poros-kipas angin ini, yaitu:
Torsi : 1,485 kg.mm(didapat dari DBB)
Daya rencana : 5,183 kW
Kekuatan tarik bahan : 48 Kgmm2
Safety factor bahan poros : Sf1=6,0 (standar ASME untuk bahan S-C) Sf2=1,3 (tidak ada alur pasak/bertangga)
Tegangan yang diijinkan : 6,153 Kgmm2,
Faktor koreksi momen puntir : Kt = 1,2 (sedikit terjadi kejutan atau tumbukan)
Faktor lenturan : Cb=1,0 (pemakaian beban lentur sangat kecil)
Diameter poros (ds) : 1,138 mm
Tegangan geser : 5,139 Kgmm2
a x Sf2 : 7,99 Kgmm2
x Cb x Kt : 6,167 kgmm²
a Sf2 > CbKt , sehingga poros yang dirancang itu aman untuk di pakai.
DAFTAR PUSTAKA
Buku dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin oleh Sularso/Kiyukatsu Suga, Jakarta1983
http://arissulistyo.blogspot.co.id/2014/12/poros-dan-pasak.html (15 Mei 2016)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kipas_angin (15 Mei 2016)
http://www.tugasku4u.com/2013/03/kipas-angin.html (15 Mei 2016)
http://nooryasinabdillah.blogspot.co.id/2012/04/elemen-mesin-pasak-poros-baut-bantalan.html (17 Mei 2016)
http://www.academia.edu/9773126/BAB_1_POROS_DAN_PASAK (17 Mei 2016)
http://berbagi-ilmuallah.blogspot.co.id/2013/04/makalah-poros-dan-pasak-oleh-nama_5762.html (17 Mei 2016)
[Type the document title]