“ELASTISITAS
DEMAND DAN SUPPLY JASA PELAYANAN KESEHATAN”
KELOMPOK 2 : -
Nurlaila (K111163 Ayunita Chaerunnisa (K11116352) Aldian Ekha (K111163
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ekonomi Kesehatan. Adapun makalah ini mengenai “Elastisitas Demand dan Supply Jasa Pelayanan Kesehatan”. Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada Dosen Ekonomi Kesehatan serta teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat ban yak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka saya dengan senang hati menerima kritik serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang. Akhir kata, melalui kesempatan ini kami penyusun makalah mengucapkan banyak terimakasih.
Makassar,
Februari 2017
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Demand and Supply Pelayanan Kesehatan 2.2 Pengertian Elastisitas Permintaan 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan 2.4 Pengertian Elastisitas Penawaran 2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran 2.6 Elastisitas Demand and Supply Dalam Pelayanan Kesehatan 2.6.1 Elastisitas Demand Pelayanan Kesehatan 2.6.2 Elastisitas Supply Pelayanan Kesehatan BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup seseorang. Status kesehatan yang baik dibutuhkan oleh manusia untuk menopang semua aktivitas hidup. Setiap individu akan berusaha mencapai status kesehatan tersebut dengan menginvestasikan dan atau mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa kesehatan. Maka untuk mencapai kondisi kesehatan yang baik tersebut dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain. Teori asas penawaran dan permintaan (laws of supply and demand) menyatakan bahawa keseimbangan harga pasaran dan kuantiti sesuatu barang berada pada titik pertemuan antara permintaan pengguna dan penawaran pengeluar. Di sini, kuantiti yang ditawarkan sama dengan kuantiti yang diminta (rajah) adalah seimbang. Jika harga berada di bawah titik keseimbangan di mana pengguna meminta barang dari apa yang mahu dikeluarkan oleh pengeluar ia dipanggil kekurangan barangan. Kekurangan barangan menyebabkan harga naik di mana pengeluar akan menaikkan harga sehingga ia mencapai titik keseimbangan. Jika harga barang berada di atas titik keseimbangan maka berlaku lebihan barangan. Pengeluaran akan menurunkan harga sehingga ia mencapai titik keseimbangan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian demand dan supply dalam pelayanan kesehatan? 2. Apa saja faktor yang mempengaruhi demand dan supply dalam pelayanan kesehatan? 3. Bagaimana elastisitas demand dan supply pelayanan kesehatan ? 1.3 Tujuan 1. Memahami tentang demand dan supply dalam pelayanan kesehatan. 2. Mempelajari faktor – faktor yang mempengaruhi demand dan supply dalam pelayanan kesehatan. 4
3. Mempelajari
elastisitas
demand dan supply dalam
pelayanan
kesehatan
dan
konsekuensinya.
5
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Demand and Supply Pelayanan Kesehatan
Permintaan (demand ) adalah hasrat terhadap produk yang dapat memenuhi keinginan yang telah didukung dengan kemampuan dan kemauan untuk membayar. permintaan (demand) pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasien yang disertai juga dengan daya beli yang dimiliki oleh pasien tersebut. Penawaran (supply) adalah sejumlah barang atau jasa yang mau dan mampu ditawarkan oleh produsen setiap periode pada berbagai kemungkinan tingkat harga. Penawaran (supply) untuk pelayanan kesehatan adalah penyediaan pelayanan kesehatan yang ditawarkan kepada perorangan oleh tenaga pelayanan
kesehatan (seperti dokter, perawat, teknisi, dan para
asistennya) dan fasilitas (seperti puskesmas, rumah sakit, klinik rawat jalan, laboratorium klinis, dan lainnya) pada periode tertentu. Fungsi supply (produksi) menggambarkan hubungan antara output yang berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sumber daya (resources) yang digunakan untuk memproduksinya. 2.2 Pengertian Elastisitas Permintaan
Secara sederhana elastisitas dapat diartikan sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lain. Pengertian lain elastisitas dapat diartikan sebagai tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain. Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik sedangkan semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Besar kecilnya koefisien elastisitas permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berkut. Keterangan:
ΔQ ΔP
: perubahan jumlah permintaan
P
: harga mula-mula
: perubahan harga barang
6
Q
: jumlah permintaan mula-mula
Ed
: elastisitas permintaan
Contoh : Harga sebuah donat Rp500,00 jumlah yang diminta 500 buah, jika harganya naik menjadi Rp600,00 per buah, jumlah yang diminta turun menjadi 300 buah. Hitung koefisien elastisitasnya. Penyelesaian
Diketahui: P = Rp500,00 ;
ΔQ = 500– 300 = 200 Q = 500;
ΔP = Rp500,00– Rp600,00 = Rp100.00 maka Ep = Berarti koefisien elastisitas permintaan donat adalah elastik karena Ep = 2 > 1 Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakanelastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
a.
Tingkat kebutuhan Apabila kebutuhan terhadap suatu barang sangat penting, perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah permintaan, maka permintaan terhadap barang ini bersifat inelastic, sebaliknya bila kebutuhan terhadap suatu barang kurang penting, maka permintaan bersifat elastic.
b.
Banyaknya barang pengganti yang tersedia. Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaanyya cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. 7
Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah daripada barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat. c.
Persentasi pendapatan yang dibelanjakan. Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut/. Perhatikanlah sikap orang dalam membeli barang-barang yang sangat murah harganya. Jika seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman tidak akan banyak mempengaruhi permintaannya. Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal. Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga dari berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
d.
Jangka waktu analisis. Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka waktu yang singkat permintaan besifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh permbeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengg anti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan menyebabkan o rang lebih mudah pindah kepada membeli barang pengganti.
e.
Produk mewah versus kebutuhan. Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan 8
substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan. f.
Tradisi Apabila pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun berapa pun naiknya harga, orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini bersifat inelastic, tetapi apabila tidak didasarkan tradisi permintaan akan bersifat elastic.
g.
Mode Mode juga mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang, ap abila barang tersebut sudah digandrungi oleh masyarakat, maka berapapun naiknya harga akan tetap dibeli. Maka permintaan akan bersifat inelastic demikian sebaliknya.
h.
Perubahan harga dan barang yang diminta Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut, sehingga permintaan menjadi elastis.
2.4 Pengertian Elastisitas Penawaran
Elastisitas merupakan perbandingan perubahan yang akan terjadi apabila satu atau hal yang lain berubah. Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Dalam konsep ini hal – hal yang dapat mempengaruhi elastisitas : 1. Seberapa besar barang – barang yang menggantikan barang yang bersangkutan 2. Seberapa besar dari pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang yang bersangkutan 3. Banyak tidaknya macam penggunaan barang yang bersangkutan Sebagaimana kita ketahui pada umumnya konsumen sensitive terhadap perubahan harga, tetapi disisi lain produsenpun sensitive terhadap perubahan harga. Ketika terjadi perubahan harga (baik harga naik atau harga turun) akan mempengaruhi keputusan produsen dalam berproduksi. Ukuran kepekaan produsen terhadap perubahan harga inilah yang disebut dengan Elastisitas Harga dari Penawaran atau sering disebut Elastisitas Penawaran. Elastisitas penawaran (Es) diartikan sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas barang yang
9
ditawarkan yang disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri. Pengertian lain, Elastisitas penawaran sering diartikan sebagai perbandingan persentase perubahan kuantitas barang yang ditawarkan dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri. Untuk mengukur besar/kecilnya tingkat perubahan tersebut diukur dengan angka-angka yang disebut koefisien elastisitas penawaran.Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berkut. Keterangan :
ΔQ ΔP
: Perubahan harga barang
P
: Harga barang mula-mula
Q
: Jumlah penawaran mula-mula
Es
: Elastisitas penawaran
: Perubahan jumlah penawaran
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
Ada dua faktor yang dikatakan sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu : 1.
Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi. Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cen derung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
Kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar. Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2. Jangka waktu analisis. Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu, apabila harga berubah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu atau masa bagi produsen dalam rangka
10
menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan perubahan harga tersebut. Adapun tiga waktu tersebut adalah: 1.
Immediate Run/ Momentary Period/ M,arket Period, suatu priode waktu yang sangat pendek, dimana jumlah barang yang terdapat dipasar tidak dapat dirubah, yaitu hanya sebanyak yang ada dipasar. Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap. Oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat itu. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
2.
The short run, Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para produsen menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah input variabel (dengan bekerja lebih keras/lama, mempergunakan lebih banyak bahan dsb). Tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian, modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian penawaran dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan proses produksinya. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
3.
The long run, adalah suatu priode waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk mengembangkan perusahaan yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan harga, bentuk kurva penawarannya lebih elastis. Dalam jangka waktu yang cukup lama tersebut para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal tetap (pabrik baru, mesin-mesin, perluasan areal pertanian, dsb) untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat.Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran.Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan produksi secara besar-besaran malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga barang-barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang 11
banyak (misalnya, radio transistor, kalkulator, dsb). Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis. Selain itu juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi elastisitas penawaran yaitu Stok persediaan dan Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Stok persediaan. Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persed iaan yang ada.
Kemudahan substitusi faktor produksi/input.Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.
2.6 Elastisitas Demand and Supply Dalam Pelayanan Kesehatan
2.6.1 Elastisitas Demand Pelayanan Kesehatan Elastisitas menunjukkan hubungan antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dengan harga, serta berbagai hal yang berhubungan dengan factor ekonomi. Dari penjelasan pada bab sebelumnya telah didapatkan rumus untuk demand pada pelayanan kesehatan yaitu sebagai berikut: Qdmc= f (insiden penyakit, provider │ karakteristik budaya- demografi, factor ekonomi, dll) Berdasarkan rumus di atas dan juga factor-faktor yang mempengaruhi demand pada pelayanan kesehatan, maka kelompok kami menyimpulkan bahwa elastisitas demand pelayanan kesehatan bersifat inelastic. Dikatakan inelastic karena semakin tinggi harga pelayanan kesehatan maka demand pada pelayanan kesehatan akan menurun, tetapi penurunan permintaan tidak sebesar kenaikan harga. Hal ini disebabkan karena harga bukanlah factor dominan yang mempengaruhi permintaan pelayanan kesehatan, melainkan insiden penyakit.
12
Dalam demand pelayanan kesehatan pada dasarnya jika seseorang ingin meningkatkan derajat kesehatannya maka seseorang tersebut tidak
memikirkan
seberapa besar uang yang akan dikeluarkan untuk kesehatannya tersebut.
D
Gambar 3.1 kurva inelastis pada demand pelayanan kesehatan Sehingga karena elastisitas bersifat inelastic maka konsekuensi yang harus dilakukan adalah meningkatkan mutu pelayanan,karena seperti yang sudah dijelaskan diatas tadi factor yang lebih dominan adalah insiden terjadinya penyakit dan provider. Dalam pelayanan kesehatan,permintaan tergantung pada sifat urgensinya, 1) Emergency : penyakit jantung mendadak, apendik dll. Pada sifat emergency ini, elastisitas demand dalam pelayanan kesehatan tergolong inelastis. Semakin emergency suatu keadaan, maka kurva dari demand akan bersifat semakin inelastic bahkan inelastic sempurna. 2) Non emergency Pada sifat non emergency ini, elastisitas demand dalam pelayanan kesehatan akan bersifat semakin elastis. Dalam keadaan yang tidak darurat pasien cenderung memikirkan factor lain yang mempengaruhi salah satunya yaitu biaya. Contohnya, dalam kadaan menderita penyakit influenza, dimana penyakit ini tidak terlalu darurat atau memerlukan penanganan secepatnya, apabila seorang dokter meresepkan pelayanan kesehatan A dimana biayanya dirasa mahal, maka pasien akan lebih memilih membeli obat bebas yang dirasa biayanya lebih murah dari pada Pelayanan A. 3) Elective yaitu yankes yang bisa diatur saat pelaksanaannya seperti bedah kosmetik, sirkumsisi, operasi katarak.
Konsekuensi Elastisitas Demand pada Pelayanan Kesehatan
13
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa el astisitas demand pada pelayanan kesehatan dapat bersifat inelastic ataupun elastic. Berikut ini adalah penjelasan tentang konsekuensi dari kedua sifat elastisitas tersebut: a) Inelastic (E<1) Koefisien elastisitas berada di antara nol sampai satu apabila persentase perubahan harga adalah lebih besar daripada persentase perubahan jumlah permintaan. Atau persentase perubahan kuantitas permintaan lebih kecil dari persentase perubahan harga. Permintaan bersifat inelastic dapat terjadi pada saat harga pelayanan kesehatan meningkat sangat cepat, sedangkan factor lain di luar harga dalam kondisi tetap. Pada kondisi ini permintaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan akan menurun. Tetapi angka penurunan permintaan ini tidak sebesar kenaikan harga pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan karena apabila seseorang menderita penyakit yang darurat (emergency) sehingga orang tersebut akan berusaha untuk segera menyembuhkan penyakit tersebut dengan menggunakan pelayanan kesehatan saat itu juga. Sedangkan apabila penyakit yang dialami seseorang bukan merupakan penyakit darurat (non emergency), maka orang tersebut akan mencari solusi lain saat harga pelayanan kesehatan naik. Konsekuensi yang harus dilakukan saat kondisi inelastis ini terjadi adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan agar dapat bersaing dengan intitusi kesehatan yang lain dalam mendapatkan pelanggan. b) Elastis (E>1) Koefisien elastisitas dapat bernilai lebih dari satu apabila perubahan harga diikuti dengan perubahan
jumlah permintaan, dimana persentase perubahan
permintaan lebih besar daripada perubahan harga. Kondisi ini dapat terjadi pada pengguna pelayanan kesehatan jika pendapatan masyarakat sudah mencukupi. Masyarakat ini akan rela membayar dengan harga lebih tinggi demi mendapat kualitas pelayanan kesehatan yang terbaik.
14
Apabila pendapatan masyarakat telah meningkat, maka dana yang disisihkan untuk menggunakan pelayanan keehatan juga akan meningkat. Sehingga konsekuensi yang dapat dilakukan saat kondisi pemintaan pelayanan kesehatan elastis adalah dengan meningkatkan pelayanan dan penambahan teknologi kesehatan. 2.6.2
Elastisitas Supply Dalam Pelayanan Kesehatan Elastisitas adalah ukuran respons jumlah penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya. Elastisitas penawaran/ supply (Es) yaitu presentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga itu sendiri. Supply dalam pelayanan kesehatan bersifat relatif inelastis. Kondisi supply inelastis pada pelayanan kesehatan karena, peningkatan biaya yang harus dikeluarkan oleh penerima pelayanan kesehatan lebih besar sementara pelayanan kesehatan yang dapat diberikan lebih sedikit seperti yang terlihat pada kurva di bawah ini (Gambar 1) menggambarkan kondisi supply pelayanan kesehatan. Harga pelayanan kesehatan yang cenderung meningkat rerus tersebut dipengaruhi oleh inflasi karena tidak bisa dipungkiri teknologi dalam dunia kesehatan makin hari makin banyak dan berkembang seiring kemampuan manusia yang semakin meningkat. Penyebab supply pelayanan kesehatan relatif inelastis adalah penyedia pelayanan kesehatan tidak berusaha untuk meminimalkan biaya pengeluaran pemberian pelayanan kesehatan dan atau penyedia pelayanan kesehatan sulit mengubah / mencari sumberdaya yang diperlukan untuk menyediakan pelayanan kesehatan.
15
(Inelastis sempurna)
(Inelastis)
Price
Q/T Kuantitas pelayanan medis
Gambar 1: Kurva Inelastis sempurna dan Inelastis pada Supply Pelayanan Kesehatan Sebagai contoh yaitu di poli gigi, penawaran pelayanan kesehatan gigi sangat ditentukan oleh faktor produksi seperti dokter gigi dan dental chair. Suatu saat harga yang ditawarkan di pelayanan kesehatan di poli gigi naik, maka kenaikan harga tersebut tidak mempengaruhi kuantitas jumlah pasien yang dapat diperiksa di poli gigi. Hal ini dikarenakan jumlah man dan machine berupa dokter gigi dan dental chair terbatas, sehingga meskipun biaya periksa per pasien naik, maka dokter gigi tetap tidak bisa memaksakan untuk melayani lebih banyak pasien dari supply maksimumnya. Selain itu, provider pelayanan kesehatan tidak mungkin menambah jumlah dokter gigi dan dental chair dalam jangka waktu pendek. Dari penjelasan contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kurva elastisitas supply pelayanan kesehatan adalah inelastis. Sebab perubahan harga tidak mempengaruhi perubahan kuantitas pelayanan yang ditawarkan.
16
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA Budiarto, Wasis. 1990. Elastisitas Permintaan Upaya Kesehatan Puskesmas di Kabupaten Ponorogo. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan
RI
:
Surabaya.
Buletin
Penelitian
Kesehatan
18
(1)
1990.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=71389&val=4882&title Yuriska
Meisa.
2012.
http://www.scribd.com/doc/96634742/Makalah-Permintaan-Demand-
Dalam-Pelayanan-Kesehatan disitasi pada: 18-02-2017 http://organisasi.org/pengertian-permintaan-dan-penawaran-hukum-faktor-yangmempengaruhi. sitasi pada 18-02-2017 http://id.scribd.com/doc/96634742/Makalah-Permintaan-Demand-Dalam-Pelayanan-Kesehatan http://organisasi.org/pengertian-permintaan-dan-penawaran-hukum-faktor-yangmempengaruhi. sitasi pada 18-02-2017 Mardianti,
Lailla.
2012.
Elasticity
of
Demand.
Disitasi
http://laillamardianti.wordpress.com/2012/02/17/elasticity-of-demand/
(18
pada Februari
2017) Yuriska
Meisa.
2012.
http://www.scribd.com/doc/96634742/Makalah-Permintaan-Demand-
Dalam-Pelayanan-Kesehatan disitasi pada: 18-02-17
18