Deskripsi dan eksplanasi kerap dipersamakan. Padahal, keduanya memiliki perbedaan. Deskripsi merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan faktual dalam peristiwa sejarah, meliputi apa (what), di mana (where), kapan (when), dan siapa (who). Jawaban dari pertanyaan tadi merupakan deskripsi faktual tentang sebuah peristiwa. Di sisi lain, eksplanasi merupakan perluasan pertanyaan faktual untuk mengetahui alasan dan jalannya sebuah peristiwa. Mengapa (why) dan bagaimana (how)merupakan (how)merupakan pertanyaan analisis-kritis yang juga menuntut jawaban analisis-kritis yang bermuara pada penjelasan atau sintesis sejarah. Dalam kaitannya dengan deskripsi, eksplanasi dibangun atas deskripsi-deskripsi faktual karena eksplanasi tanpa deskripsi adalah fantasi. Model-model Eksplanasi •
Kausalitas
Model kausalitas berupaya menjelaskan peristiwa sejarah dengan merangkaikan berbagai fakta dalam sintesis hubungan sebab akibat (cause-effect). Hukum sebab akibat (law of causation) menunjukkan bahwa setiap fenomena merupakan akibat dari sebab sebelumnya. Kajian sejarah adalah kajian tentang sebab-sebab dari suatu peristiwa terjadi sehingga hampir merupakan aksioma atau kebenaran umum. Dalam perkembangannya, hukum jausalitas dianggap ketinggalan karena memiliki tendensi deterministik. Alternatif terhadap hukum kausalitas adalah pendekatan fungsional. Penjelasan dalam hukum kausalitas dimulai dengan mencari sejumlah sebab untuk peristiwa yang sama. Sebab-sebab yang banyak tersebut disebut kemajemukan sebab (multiplicity of causes). Dalam konteks ini, setiap sebab memiliki kedudukan sama penting. Langkah selanjutnya adalah menganalisis sebab-sebab untuk kemudian mendapatkan penyebab utama (the ultimate cause), sebab dari semua sebab (cause of all causes). Kaitannya dengan kemajemukan sebab, muncul persoalan determinisme dalam sejarah (determinism in history) dan kebetulan dalam sejarah (chance in history). history) . Ahli filsafat Hegel dianggap sebagai peletak dasar filsafat sejarah determinisme. Kritik terhadap determinisme adalah dianggap mengabaikan kemauan bebas (free will) manusia. Determinisme dianggap bertentangan dengan adanya penyebab majemuk atau multikausal. Sementara itu, kebetulan sejarah menganggap pertemuan atau benturan antar sebab dalam peristiwa sejarah sebagai sebuah kebetulan. Kebetulan yang kemudian mengubah jalannya sejarah. Teori kebetulan mendapat kritik karena dianggap melebih-lebihkan. Penganut teori ini dianggap malas melakukan penelitian, kemalasan inteletual (intellectual laziness) atau vitalitas yang rendah (low intellectual vitality). Dalam melakukan rekonstruksi sejarah, tidak semua fakta otomatis menjadi fakta sejarah. Fakta-fakta masa lalu baru menjadi fakta sejarah jika sejarawan memilihnya karena dianggap mempunyai hubungan (relevansi)dan berarti (signifikansi) dengan apa yang diteliti. Hal yang sama juga berlaku bagi penganut multikausal dalam peristiwa sejarah. Susunan sebab-sebab, signifikansi serta relevansi antar satu sebab atau serangkaian sebab dengan yang lainnya merupakan esensi penafsiran sejarah. •
Covering Law Model (CLM)
Sebagian besar ahli filsafat sejarah analitis mencoba memaksakan pengetahuan sejarah ke dalam suatu formula hukum umum (general law), suatu pernyataan dari bentuk kondisi universal yang sanggup dikonfirmasi atau dibantah berdasarkan bukti-bukti empiris yang sesuai. Penganut CLM berpendapat bahwa setiap penjelasan dalam sejarah harus dapat diterangkan oleh hukum umum (general law) atau hipotesis universal (universal hypothesis) atau hipotesis dari bentuk universal (hypothesis of universal form).
Menurut teori CLM, tidak ada perbedaan metodologis antara ilmu alam dengan sejarah. Penjelasan sejarah diperoleh dengan menempatkan peristiwa-peristiwa itu di bawah hipotesis, teori, atau hukum umum. Penjelasan diperoleh dengan cara mendeduksikannya dari pernyataan-pernyataan tentang hukum-hukum umum dan kondisi-kondisi awal. •
Hermeneutika
Hermeneutika boleh dibilang menjadi semacam antitesis terhadap teori CLM. Hermeneutika menekankan secara jelas antara ilmu alam dengan ilmu kemanusiaan. Penganut hermeneutika berpendapat bahwa perbuatan manusia hanya bisa diterangkan dengan kajian edografik (kekhusunan, partikularistik) daripada nomotetik (keumuman, generalistik). Pengertian hermeneutika erat hubungannya dengan penafsiran teks-teks dari masa lalu dan penjelasan pelaku sejarah. Sejarawan mencoba menjelaskan masa lalu dengan mencoba menghayati atau dengan empati, menempatkan dirinya dalam alam pemikiran pelaku sejarah. Hermeneutika mencoba memasuki diri pelaku dan berupaya memahami apa yang dipikirkan, dirasakan, dan diperbuat pelaku sejarah. Ada semacam dialog batin antara batin sejarawan yang menggunakan pengalaman hidupnya sendiri dengan sumber-sumber sejarah yang digunakan. •
Model Analogi
Masih terjadi perdebatan di antara para pakar tentang analogi sebagai eksplanasi sejarah. Namun bagi penganutnya, analogi merupakan alat eksplanasi yang sangat berguna. Analogi berperan penting dalam proses kreativitas intelektual. Analogi dapat berperan ke dalam maupun ke luar. Ke dalam, analogi dapat meningkatkan suatu yang tidak disadari atan inferensi awal ke tingkat rasionalitas dalam pikiran . Ke luar, analogi bekerja sebagai wahana mengalihkan pikiran seseorang kepada orang lain. Meskipun demikian, penggunaan analogi dalam eksplanasi sejarah berpotensi menimbulkan kekeliruan. Karena itu, para sejarawan dituntut lebih selektif dalam menggunakannya. Analogi, meskipun suatu alat untuk menjelaskan peristiwa sejarah, kedudukannya hanya alat bantu (auxiliary) dalam pembuktian. Analogi juga berkaitan dengan metafora. Sejarawan yang menggunakan metafora dalam penjelasannya kerap menggunakan analogi. Beberapa contoh metafora sejarah antara lain: (1) Machiavellian, diambil dari nama Niccolo Machiavelli untuk menggambarkan doktrin politik seseorang yang menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuan politiknnya; (2) Cut the Gordian Knot, dari nama Raja Gordius dari Phrygia kuno untuk menggambarkan penggunaan cara-cara drastis tanpa bersusah payah; (3) Pyrrhic victiry, dari nama raja Pyrrhus dari Epirus untuk menggambarkan sebuah kondisi di mana kemenangan perang diperoleh dengan kerugian besar. Sejarawan menggunakan istilah ini untuk menggambarkan perjuangan seseorang untuk mendapatkan sesuatu dengan kerja keras sampai kehabisan daya; (4) Carthaginian Peace, dari nama Kartago di Afrika Utara. Penghancuran Kartago yang dilakukan Romawi untuk menghindari kebangkitan sebuah kekuatan. Sejarawan menggunakan metafora ini untuk menggambarkan politik bumi hangus sebagai reaksi atas kekhawatiran munculnya kekuatan lain. •
Model Motivasi
Eksplanasi model motivasi dibagi atas dua bagian. (a) Bentuk eksplanasi kausal, di mana akibat merupakan suatu perbuatan yang inteligen, sedangkan sebab merupakan pikiran di belakang perbuatan itu; (b) Bentuk tingkah laku yang berpola. Pada dasarnya, model ini menekankan penggunaan pendekatan psikohistori yang berpijak pada teori psikoanalisis dari Sigmund Freud. Kelemahan pendekatan ini terletak pada keterbatasan-keterbatasan metode psikoanalisis sendiri, selain prosedur historiografis yang kurang memadai
Berbicara mengenai sejarah, maka kita akan membahas bagaimana sebuah peristiwa dimasa lalu ditulis kembali. Masalahnya bagaimana metode yang dipakai untuk menjelaskan atau memaparkannya cerita tersebut. Dalam hal ini ada pertentangan untuk menjelaskan peristiwa sejarah. Pertama orang-orang yang menganut mazhab positifisme. Mereka menggunakan hukum-hukum alam dalam memaparkan sebuah fenomena sejarah. Bahwa peristiwa sejarah atau peristiwa sosial lainnya memiliki sifat generalisasi yang sama. Dan bisa dipakai dalam menganalisa semua peristiwa dengan hukum yang sama. Seperti lazimnya mereka pakai dalam menjelaskan semua fenomena alam. Apalagi jika membaca sebuah penulisan sejarah yang memakai Covering Law Mode (CLM). Para penganut mazhab ini sangat kental dalam memakai genaralisasi dengan memakai X1, X2, X3, dst sampai terjadinya sebuah Y (peristiwa). Kedua para penentang positifisme, yaitu hermeneutic knowledge (paradigma interpretatif) maupun critical/ emancipatory (paradigma kritik). Mereka berpendapat bahwa sebuah peristiwa tidak bisa dilihat dari hal-hal yang tampak saja. Ada hal yang tersembunyi dari sebuah fenomena sosial secara umum atau fenomena sejarah secara khusus yang tidak bisa dipahami oleh hukum-hukum alam/eksa. Bagi penganut kedua mazhab ini tidak semua fenomena yang ada dalam kehidupan manusia dapat dianalisis dengan angka dan data. Secara mendasar positifisme terlalu terikat dengan hukum umum yang dipakai dalam ilmu eksa. Serta cenderung menganalisa masalah dari satu pisau dan hanya membuat sebuah cerita sejarah berdasarkan pada satu sebab akibat (monokausalitas). Saya pribadi lebih dapat memahami sebuah eksplanasi sejarah dari berbagai sebab yang saling berkaitan yang menimbulkan peristiwa tersebut. Dengan menggunakan berbagai kaca mata dalam menganalisa sebuah kejadian. Maka sebuah cerita sejarah akan menjadi lebih menarik dan lengkap. Menulis ataupun memaparkan peristiwa sejarah dari berbagai teori ilmu sosial membuat cerita sejarah lebih mudah dipahami. Mengapa sebuah peristiwa bisa terjadi. Kita ambil contoh peristiwa reformasi 98 yang meruntuhkan orde baru. Dilihat dari gerak sejarah yang bersifat spiral maka terlihat pola dari timbul, berkembang, dan runtuh. Ataupun jika kita melihatnya dari gerak sejarah yang lain baik bersifat linear dan siklus. Tergantung bagaimana kita menjelaskannya. Bila memakai sudut pandang multikausalitas terjadinya reformasi merupakan akumulatif dari sekian banyak masalah sosial yang terjadi pada masa orde baru. Jika menganalisa dari satu sisi saja, maka keberhasilan reformasi terlihat secara sepihak. Para mahasiswa mengklaim bahwa mereka yang berhasil menurunkan pemerintahan Orde Baru. Seperti yang tertulis pada awal paragraf tadi, runtuhnya Orde Baru dari sudut multikausalitas maka peran mahasiswa hanya menjadi salah satu sebab. Dilihat dari berbagai kacamata (multikasaulitas) berhasilnya gerakan reformasi adalah sebagai berikut : •
Ekonomi
Krisis moneter dari luar tepat September 1997 di Thailand berimbas kepada ekonomi Indonesia. Dan menimbulkan krisis ekonomi kemudian berdampak menjadi krisis kepercayaan serta terus berlanjut menjadi krisis politik. •
Budaya
Rezim Orde Baru yang mempunyai sifat represif terhadap perlawanan-perlawanan dari bawah terhadap rezim yang berkuasa. Menimbulkan masalah baru yang siap meledak bila tekanan dari atas sudah berkurang atau tidak ada lagi. Karena akar masalahnya belum selesai.
•
Sosial
Demontrasi massif mahasiswa yang bersatu dengan rakyat dan didukung elit-elit oposisi yang berpandangan reformis seperti Amien Rais terutama di Jakarta. Serta kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah sejak 1996. •
Politik
Berubahnya para teknorat Soeharto, dimana mereka mulai menarik dukungannya. Pada saat itu banyak menteri yang mengundurkan diri secara bersamaan. Paling penting adalah pecahnya kalangan elit pendukung Soeharto dari sipil maupun militer. •
Soeharto Pribadi
Kondisi kesehatan Soeharto yang menurun. Dan membuat ia harus meletakan jabatannya. Ada yang mengatakan lengser kprimbon, dimana kharisma mulai berkurang sinarnya dimata sebagian rakyat. Lalu kita analisis lagi dari monokausalitas maka gerakan reformasi berhasil karena mahasiswa akan terlihat janggal. Bukankah pergerakan mahasiswa melawan rezim Orde Baru telah terjadi berulang kali antara lain peristiwa Malari 1974 dan Penyerbuan ITB 1978 oleh tentara, dst. Boleh dikatakan perlawanan mahasiswa berhasil digagalkan pemerintah. Jadi dengan multikausalitas dalam eksplanasi sejarah menjadikan sejarah lebih mudah dipahami.
Sejarah Raihlah kesempatan selagi masih bisa.... jangan pernah menyerah dan janganlah berpikiran sempit tapi berpikirlah maju kedepan, jangan pernah menyesali sesuatu yang terjadi, gunakanlah waktu untuk mempelajari hal yang baru supaya maju selangkah lebih maju.... but Life must go on Ada kesalahan di dalam gadget ini
Selasa, 18 Januari 2011 Metodologi sejarah( MK) 1. Pengertian Sejarah dan Obyek Ilmu Sejarah Sejarah bukan mitos, bukan dongeng ataupun legenda yang penuh dengan khayalan belaka, walaupun sama-sama menceritakan tentang masa lalu yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Akan tetapi sejarah bukan mithos, mithos itu menceritakan masa lalu dengan waktu yang tidak jelas dan kejadian
yang tidak masuk akal orang masa kini, tidak ada penjelasan tentang kapan peristiwa itu terjadi, sedangkan dalam sejarah semua peristiwaitu merupakan fakta yang kebenarannya tidak diragukan lagi.dan sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek kajian. Sejarah juga mempunyai peranan yang besar dalam perkembangan bangsa ini 2. Penelitian Sejarah Dalam penelitian sejarah digunakan lima langkah dalam melakukan penelitian, seorang sejarawan bekerja dengan menjalankan metode penelitian sejarah seperti: pemilihan topic yang merupkan langkah awal dalam melakukan penelitian. Pemilihan topic dalam penelitian mengandung 5 unsur yang harus diperhatikan yaitu: bernilai, keaslian, praktis dan efiensi, kesatuan dan kualitas topic. Langkah kedua adalah pengumpulan sumber yang dilakukan dengan mengumpulkan sumber data dan seterusnya melacak sumber tersebut. Perburuan data dilakukan dengan mengunjungi situs sejarah atau melakukan wawancara saksi sejarah, dengan kata lain sejarawan melakukan rekontruksi peristiwa masa lampau dengan mengumpulkan data atau informasi. Langkah ketiga adalah Verifikasi atau kritik yang meliputi kemampuan sejarawan dalam menilai sumber sejarah yang ditemukan. Verifikasi atau kritik terhadap sumber sejarah meliputi dua sifat kritik yaitu kritik ekstern dan intern. Kritik ekstern menyangkut keaslian bahan atau sumber meliputi prasasti, dokumen dan naskah, biasanya sejarawan dapat melakukan kritik ekstern dengan menyelidiki tinta yang digunakan dalam penulisan dokumen guna menemukan usia dokumen. Kedua adalah kritik intern yang meliputi penilaian, keakuratan sumber sejarah, sejarawan harus memikirkan unsure-unsur yang relevan dalam dokumen secara keseluruhan, langkah keempat Interpretasi yang dilakukan dengan menafsirkan fakta sejarah hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Langkah terakhir yaitu Historiografi yaitu proses penyusunan fakta-fakta sejarah dari berbagai sumber yang telah diseleksi dan melakukan penafsiran terhadap data yang ada. Selanjutnya sejarawan menuliskan hasil penafsiran yang telah dilakukan, cara penulisan harus memperhatikan teknik penulisan mengingat perbedaan segmentasi pembaca. Selain lima langkah yang harus diperhatikan dalam penelitian sejarah seperti yang disebutkan diatas, sejarawan juga dibantu dengan dua kelompok besar yang terangkum dalam ilmu bantu sejarah diantaranya Auxiliary sciences dan Ancilliary disciplines. Kedua kelompok besar ilmu bantumerupakan ilmu yang berkembang dan berdiri sendiri seperti sosiologi, ekonomi, antropologi, politik dan arkeologi, ilmu dasar merupakan cabang ilmu pengetahuan yang belum berkembang jauh digunakan untuk memberikan bahan bagi ilmu sejarah contoh: Kronologi, Numismatic, Paleografi dan Epigrafi 3. Kegunaan dan Jenis-jenis Sejarah Sejarah sebagai suatu peristiwayang terjadi pada masa lampau agar dapat memberikan kegunaan, baik dalam ilmu politik, sosial, budaya dan pendidikan. Sejarah juga dapat memberikan sumbangan kepada sejarawan untuk menulis dan menggali sumber sejarah yang ada. Selain itu sejarah memiliki kegunaan yang penting dan juga menjadikan seseorang memiliki sikap dan semangat nasionalisme sehingga sejarah memiliki arti dan peranan yang sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. 4. Struktur dan Waktu dalam Sejarah Struktur adalah bagian-bagian darisesuatu yang berhubungan satu dengan lain atau sesuatu tersebut disatukan. Menurut Prof. Benny H. Hoed, struktur adalah bangun(teoritis)yang terdiri dari unsure-unsur yang berhubungan satu sama lain. Struktur dalam shorter Oxford English Dictionary adalah hubungan timbale balik dari bagian-bagian atau unsure-unsur pembentuk dari suatu keseluruhan sebagai penentu kodrat atau watak yang istimewa. Ada beberapa macam struktur dalam ilmu alam, ilmu social maupun dalam filsafat. Akan tetapi struktur yang relevan dalam ilmu sejarah adalah khusus sifatnya. Dalam studi sejarah orang tidak cukup membaca dokumen, orang harus membuat rekontruksi mental tentang masa lampau. Dengan demikian orang tidak bisa menghindarkan diri dari struktur kognitif yang
ditemukan seseorang untuk sampai ke pemahaman histories. Sejarawan secara khusus harus meraba struktur yang ada pada dunia secara obyektif, lebih-lebih struktur yang diturunkan dari pengalaman sosialnya sendiri sepertiyang dimasukan dalam pemahaman sejarah dan menikmati karya fiksi, novel, drama, cerita pendek. Berdasarkan kamus umum Bahasa Indonesia waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses perbuatan atau keadaan berlangsung. Apabila kita membahas tentang waktu sebagai suatu rangkaian saat ketika proses berlangsung, maka berarti yang dibahas adalah peristiwa atau kejadian yang lalu atau yang akan datang. Sejarah memiliki dua dimensi yaitu dimensi spasial (ruang)dan dimensi temporal(waktu). Konsep waktu dalam sejarah meliputi waktu atau tempo yaitu proses kelangsungan suatu peristiwa dan waktu yang mrupakan kesatuan dari kelangsungan tiga dimensi yaitu: masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. 5. Eksplanasi Sejarah Eksplanasi sejarah merupakan kgiatan yang menghubungkan atau mengkaitkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya melalui penggunaan pernyataan yang tepat dan bersifat umum. Berangkat dari penjelasan umum tersebut maka dilanjutkan dengan penjelasan ilmiah dan penjelasan sejarah. Penjelasan dalam sejarah berupaya untuk menyelami apa yang ada di dalam suatu peristiwa(dapat menghayati peristiwa sebenarnyadari dalam). Bagian dalam suatu peristiwa adalah pikiranyang ada dibalik wujud fisik. Sedangkan bagian luar peristiwa sejarah adalah wujud fisik atau gerak dari suatu peristiwa Eksplanasi sejarah terdiri dari beberapa bagian yaitu konsep, fakta, kontruksi, dan sebab musabab. Konsep adalah kesimpulan dari gejala-gejala dalam suatu peristiwa sejarah. Fakta adalah suatu unsure yang dijabarkan secara langsung atau tidak langsungdari dokumen sejarah dan dianggap credible(dapat dipercaya). Setelah melalui tahap pengujian sesuai hokum metode sejarah. Kontruksi adalah pembentukan atau penggambaran suatu peristiwa sejarah. Sebab terbagi menjadi dua bagian: pertama sebab langsung dan kedua sebab tidak langsung. Sebab langsung adalah pemicu peristiwa sejarah yang dapat diketahui dengan observasi, pengamatan, ataupun perekaman. Sedangkan sebab tidak langsung merupakan pemicu terjadinya peristiwa sejarah yang tidak dengan begitu saja dapat dibuktikan namun sebab tidak langsung inilah yang merupakan bagian terpenting dalam pembentukan fakta sejarah. Penyusunan fakta sejarah tidak terlepas dari konsep, ketiga hal ini merupakan bagian terpenting dalam kontruksi sejarah. 6. Pengertian Sejarah, Mitos dan Penulisan Sejarah Eropa Centrisme dan Indonesia Centrisme Setelah mempelajari pengertian sejarah, mitos, dan penulisan sejarah Eropa centris dan Indonesia centris maka dapat disimpulkan bahwa sejarah bukan mitos, bukan dongengataupun legenda. Walaupun sama-sama menceritakan masa lampau yang berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Akan tetapi sejarah bukan mitos, mitos merupakan cerita masa lampau yang tidak jelas waktu terjadinya dan kejadian yang tidak masuk akal di jaman modern. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek kajian dan juga mempunyai peranan besar dalam perkembangan bangsa. Disamping itu adanya penulisan sejarah Eropa centris dan Indonesia Centris yang menunjukkan kepada kita bagaimana keobyektifan para penulis dalam menuliskan karyanya. Dengan adanya penulisan sejarah kita dapat mengetahui bagaimana proses kejadian masa lampau pada waktu itu, serta kebenaranyang sebenarnya terjadi. 7. Konsep Periodisasi dalam ilmu Sejarah Periodisasi adalah tingkat perimbangan masa atau pembabakan masa. Periodisasi dalam sejarah adalah tingkat perkembangan masa dalam sejarah atau pembabakan masa dalam sejarah. Adapun tujuan dari penyusunan periodisasi dalam penulisan sejarah adalah:
• Memudahkan mempelajari sejarah Peristiwa masa lampau yang demikian panjang dan banyak dikelompokkan, disederhanakan dan diringkas menjadi beberapa periode untuk memudahakan dan memahami sejarah. • Memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologi Periode-periode sejarah harus disusun secara kronologis. Peristiwa sejarah tersebut harus dikelompokkan dan disusun berdasarkan urutan waktu kejadian. Dengan demikian memudahkan para pembaca untuk memahami kronologi sejarah yang paling panjang dalam periode yang berkaitan antara satu dengan lainnya.
ASAL KATA SEJARAH Sesuatu peristiwa, suatu kejadian, sesuatu yang telah berlalu Riwayat dari peristiwa / kejadian yang telah berlalu Semua pengetahuan tentang masa lalu (khususnya tentang masyarakat tertentu) Ilmu yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA, KISAH, ILMU OBJEK STUDI SEJARAH KRITERIA ILMU / ASAS-ASAS ILMU Sistematis Koheren (taat asas) Valid (dapat dipercaya) Akurat (tepat) Objektif Mempunyai hukum, dalil, dan generalisasi Dapat memprediksi PERBEDAAN ILMU ALAM DENGAN SEJARAH PREDIKSI ILMU ALAM & SEJARAH METODOLOGI Asas-asas Ilmu harus objektif Ilmu harus reliable Ilmu harus koheren Ilmu harus valid Ilmu harus akurat Prosedur Pendekatan (approach) Metode Teknik METODOLOGI SEJARAH METODE PENELITIAN SEJARAH Memilih topik penulisan yang tepat/sesuai Mencari dan memilih bukti-bukti sejarah yang sesuai dengan topik Membuat berbagai catatan penting (teknik membuat catatan) Kritik sumber : mengevaluasi secara kritis semua bukti yang ada Menyusun hasil-hasil penelitian dalam suatu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikan kepada para pembaca TEKNIK PENELITIAN SEJARAH SUMBER-SUMBER SEJARAH Pengertian sumber Sejarah : Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau KLASIFIKASI SUMBER SEJARAH : SEJARAH LISAN DAN TRADISI LISAN PERBANDINGAN THE OLD HISTORY DAN THE NEW HISTORY ILMU-ILMU BANTU SEJARAH Pengertian Ilmu-ilmu Bantu Sejarah : MACAM-MACAM ILMU-ILMU BANTU SEJARAH
PALEONTOLOGI : mengkaji fosil-fosil PALEOANTROPOLOGI : mempelajari manusia purba ARKEOLOGI : penggalian / ekskavasi artefak atau ekofak PALEOGRAFI : mengkaji tentang tulisan kuno EPIGRAFI : perbedaannya dengan paleografi pada materi yang digunakan untukzmenulis (batu, logam, gading) IKONOGRAFI :ilmu tentang patung-patung kuno dari jaman prasejarah NUMISMATIK : ilmu yang mempelajari mata uang ILMU KERAMIK : mengkaji tentang hasil keramik (tembikar, porselein) GENEALOGI : pengetahuan mengenai asal usul nenek moyang FILOLOGI : mempelajari naskah-naskah kuno MACAM-MACAM ILMU-ILMU BANTU SEJARAH KAUSALITAS SEJARAH Kusalitas adalah suatu rangkaian peristiwa (I) yang mendahului peristiwa yang menyusul (II) EKSPLANASI SEJARAH EKSPLANASI adalah suatu proses yang menunjukkan peristiwa-peristiwa tertentu dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa lain melalui penggunaan yang tepat pernyataan-pernyataan yang bersifat umum (general statements) EKSPLANASI SEJARAH Penjelasan dalam Ilmu alamiah : Dimulai dengan observasi (pengamatan), berakhir dengan konsep-konsep umum (generalisasi).
Gejala dilihat sebagai dalam kerangka suatu penegakan generalisasi Penjelasan dalam Sejarah : Berupaya untuk menyelami apa yang ada di dalam suatu peristiwa (dapat menghayati peristiwa sebenarnya dari dalam) : Bagian luar adalah wujud fisik/gerak dari suatu peristiwa Bagian dalam pikiran yang ada di balik wujud fisik Re-thinking them in his own mind Prinsip koligasi : prosedur menerapkan suatu peristiwa dengan jalan menelusuri hubungan intrinsik dengan peristiwa lain ; mencari kecenderungan umum MODEL-MODEL PENJELASAN SEJARAH KAUSALITAS / SEBAB-AKIBAT (cause-effect) Sebab Langsung (direct-cause) Sebab Khusus (immediate-cause) Sebab Jangka Pendek (short-term cause) Sebab Tidak Langsung (in direct cause) Sebab Umum (general cause) Sebab Jangka Panjang (long-term cause) HERMENEUTIKA COVERING LAW MODEL (CLM) MODEL MOTIVASI ANALISIS SEJARAH PEMBABAKAN / PERIODISASI SEJARAH Pengertian Pembabakan Sejarah Sejarah menggambarkan prkembangan kehidupan manusia dalam batasan ruang dan waktu Waktu (tempo/time) merupakan proses kelangsungan dan waktu (duration) merupakan kesatuan dari 3 dimensi yakni waktu lalu, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang Pembabakan (periodisasi) merupakan serialisasi rangkaian waktu menurut urutan jaman Maksud dilakukan periodisasi adalah untuk melihat tinjauan menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa dan hubungannya dengan aspek-aspek lain yang terkait PERIODISASI DALAM SEJARAH JAMAN KUNO ABAD PERTENGAHAN 476-1453 AD JAMAN BARU 1453-1789 AD JAMAN TERBARU 1789 PERIODISASI SEJARAH INDONESIA PANGKAL SEJARAH KUTAI-TARUMANEGARA SRIWIJAYA-MEDANG-SINGASARI MAJAPAHIT ACEH-MATARAM-MAKASAR PEMERINTAHAN ASING KOMPENI DAENDELS INGGRIS HINDIA BELANDA NIPPON REPUBLIK INDONESIA
FUNGSI DAN KEGUNAAN SEJARAH SEJARAH ITU MEMBANGKITKAN IMAJINASI MEMPERLUAS WAWASAN INTELEKTUAL MEMPERDALAM SIMPATI MEMBANTU MENGENDALIKAN KHAYALAN YANG SEBENARNYA DALAM MIMPI WAHANA IDEAL UNTUK MENDIDIK MANUSIA AGAR BERPIKIR SECARA BEBAS MENGAJARKAN KEPADA MASYARAKAT CARA BERPIKIR MENINGKATKAN KREATIVITAS Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/2171922-ilmu-sejarah/#ixzz2LMSxBXgt
A. Arti dan Pentingnya Eksplanasi Sejarah •
•
Eksplanasi adalah suatu proses yang menunjukkan peristiwa-peristiwa tertentu dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa lain melalui penggunaan secara tepat pernyataan-pernyataan yang bersifat umum (general statements). Arti penting dari eksplanasi sejarah sendiri adalah menunjukkan kausalitas yang sesungguhnya mengenai suatu peristiwa sejarah.
B. Contoh Kausalitas dan Eksplanasi Sejarah Salah satu contohnya adalah mengenai “Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan”, dalam hal ini dapat muncul beberapa sebab dari terjadinya peristiwa tersebut, sebagai contohnya : •
•
•
Ada yang berpendapat bahwa kelompok sukarno-hatalah yang menyebabkan peristiwa itu dapat terjadi pada tangga 17-08-1945 Argumentasi lain ada yang mengatakan bahwa Subarjolah yang menyebakan peristiwa itu terjadi pada tanggal 17-08-1945, sebab dialah yang membebaskan Sukarno-Hatta dari Rengasdengklok dengan mempertaruhkan jiwanya Dalam hal ini dapat juga orang mengemukakan peristiwa itu dapat terjdai pada tanggal 17-081945 karena Maeyda berbaik hati meminjamkan rumahnya untuk rapat merumuskan teks proklamasi kmerdekaan
Dalam hal ini sejarawan tidak dapat menulis semua sebab yang merupakan daftar panjang dalam karyanya. Oleh karena itu Sejarawan harus memilihnya untuk ditulis dan memberikan argumentasinya yang meyakinkan.