JURNAL JURNAL PRAKTIKU PRAKTIKUM M TEKNOLO TEKNOLOGI GI SEDIAAN SEDIAAN NON STERIL STERIL TABLET TABLET KARBAMAZ KARBAMAZEPIN EPIN (500.000 (500.000 tablet) tablet) Nama : Dresta Abigail NPM : A 091 0001 Tablet Tablet Karbamazepi Karbamazepin n – metode metode granula granulasi si kering kering I.
Nama Nama zat zat dan dan juml jumlah ah table tablett yan yang g akan akan dibu dibuat at Karbamazepin , 500.000 tablet
II.
Monografi zat aktif Karbamazepin
Nama lain
(C15H12N2O)
FI IV hlm 168 (BM : 236,3)
: carbamazepine; 5-carbamoyl-5h-dibenz[b,f]azepine; 5-carbamoyl-5h-dibenz[b,f]azepine; 5hdibenz[b,f]azepine-5-carboxamide; dibenz[b,f]azepine-5-carboxamide; 5H-dibenzo[b,f]azepine5H-dibenzo[b,f]azepine-55carboxamide
Peme Pemeri rian an
: serb serbuk uk puti putih h sam sampa paii ham hampe perr put putih ih
Kelarut Kelarutan an
: prakt praktis is tida tidak k laru larutt dala dalam m air, air, larut larut dala dalam m etan etanol ol dan dalam dalam
aseton. OTT
: Tablet carbamazepi epine bisa keh kehilang angan sam sampai sep sepertiga dari efektivitas mereka jika disimpan dalam lembab ini tampaknya terjadi karena pembentukan dihidrat. Beberapa menunjukan bahwa penyimpanan dengan silika gel mungkin diperlukan untuk menghindari kerusakan fisik tablet carbamazepin.
Kepa epadatan
: 1.2 1.266g/cm3
Titik lebur
: 189-192 189-192℃
Dosis sis
: Dosis sis dewa ewasa : 1 – 2 gram/hari. Dosis sis anak :15 :15 – 25 mg/BB/ha /hari (Gunawan 2007, hlm 184)
Dikeringkan pada suhu 105 0 selama 3 jam pada vakum.
Karbamazepin pertama-tama di gunakan untuk pengobatan pe ngobatan trigeminal neuralgia, kemudian ternyata bahwa obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik-klonik. Selain mengobati kejang, efeknya nyata pada perbaikan spikis yaitu perbaikan kewaspadaan dan perasaan, sehingga dipakai juga untuk mengobati kelainan psikiatri psi kiatri seperti mania-bipolar. ( Gunawan, 2007 hal187) Waktu paruh
: Dosis dewasa 17 jam, Dosis anak 14 jam (Gunawan 2007,
hlm 184) Simpan di tempat yang sejuk (15 – 250C) dan kering III. III.
Form Formul ula a dan dan meto metode de pemb pembu uatan atan a. Formu Formula la dari dari liter literatu ature re / stand standar ar 1. R/
Karbamazepin Karbamazepin ................ ........................ .......... 200 mg Ludipress ................................ 300 mg Magnesium Stearat ................. 2 mg ( Generic Formulation)
2. R/
Kar Karba bam mazep azepin in PEG 4000 Monohydrate laktosa Crospovidone
(http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi b. Usul Usulan an form formul ula a R/
Karbamazepin
200 mg
Amilum
10%
Laktosa monohidrat PVP
5%
Talk
3%
Explotab
4%
Mg stearat
1%
c. Metode pembuatan Metode yang digunakan adalah metode granulasi kering. Hal ini di karenakan zat aktif yang digunakan ( karbamazepin) merupakan zat yang OTT terhadap lembab.
IV.
Monografi zat tambahan
1. Povidon (PVP) 1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer. (C6H9NO)n
BM = 2500 – 3 juta.
Pemerian
: serbuk sangat halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau hampir
Kegunaan
tidak berbau, higroskopik.
: pensuspensi, pengikat tablet, disintegrant, .
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : biasa digunakan pada sediaan padat. Larutan povidon dapat digunakan sebagai coating agent. Pemakaian :
Pembawa obat : 10 – 25 %
Pendispersi : sampai 5%
Suspending agent : sampai 5%
Pengikat, pengisi, atau penyalut tablet : 0,5 – 5% pH
: 3,0 – 7,0 untuk larutan 5% b/v
Densitas
: 1,17-1,18 g/cm3
Higroskopisitas : sangat higroskopis, sejumlah lembab yang nyata terabsobsi pada Titik leleh
kelembaban relatif yang rendah. : 150˚C.
Indeks refraksi : nD = 1,54 – 1,59
Kelarutan
: larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, metanol, dan
air.
Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan
minyak mineral. Stabilitas
: Povidone stabil dalam siklus pemanasan yang pendek sekitar
110-
130˚C.
Penyimpanan
: disimpan dalam wadah tertutup, sejuk, dan kering.
Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuarterner, garam anorganik, resin sintetik
dan alam.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.519.
2. Laktosa monohidrat C12H22O11.H2O
BM = 360.31
Pemerian
: Kristal putih,rasa manis
Kegunaan
: Pengisi
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan sebagai pengisi atau pengencer di tablet dan kapsul. Kelarutan
:
Pada suhu 25˚C praktis tidak larut dalam kloroform, etanol dan eter.
Larut dalam 4,63 bagian air (40˚C) Densitas
: 1.545 g/cm3
Titik leleh
: 201-202˚C
Kelembaban
: Laktosa monohidrat mengandung air hampir 5% b/b.
Stabilitas
: pada penyimpanan, laktosa dapat berubah warna menjadi
coklat. Inkompatibilitas
: reaksi kondensasi antara laktosa dengan gugus amin
primer dapat menghasilkan produk berwarna coklat. Reaksi ini terjadi lebih cepat Penyimpanan
dengan bentuk amorf dibandingkan laktosa kristal. : disimpan pada wadah sejuk dan kering, tertutup.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.389.
3. Octadecanoic acid Mg salt (Magnesium stearat) C36H70MgO4
BM = 591,27
Pemerian
: Hablur sangat halus, putih, berbau khas dan berasa
Kegunaan
: Lubrikan untuk tablet dan kapsul
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : Digunakan untuk kosmetik, makanan, dan formulasi obat. Biasanya digunakan sebagai lubrikan pada pembuatan kapsul dan tablet dengan jumlah antara 0,25 – 5,0 %. Kelarutan :
praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air.
Sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat. Densitas
: 1,03 – 1,08 g/cm3.
Sifat aliran
: Sulit mengalir, bubuk kohesif.
Polimorfisme : Trihidrat, bentuk asikular dan dihidrat, bentuk lamellar Titik leleh
: 88,5˚ C.
Stabilitas
: Stabil.
Inkompatibilitas : Dengan asam kuat,alkali, dan garam besi. Penyimpanan
: Disimpan pada wadah sejuk, kering, tertutup.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.280-282
4. Talc Pemerian
: Serbuk sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak berbau.
Langsung melekat pada kulit, lembut disentuh. Kegunaan
: Anticaking agent, glidan, pengisi tablet dan kapsul, lubrikan
tablet dan kapsul. Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : Digunakan pada sediaan oral padat sebagai lubrikan dan diluen. Pemakaian :
Glidan dan lubrikan tablet : 1-10%
Pengisi tablet dan kapsul : 5-30%
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali, larutan organik, dan air. pH
: 7 – 10 untuk larutan dispersi 20% b/v
Kekerasan : 1,0 - 1,5 Higroskopisitas : Talc tidak mengabsorpsi sejumlah air pada suhu 25˚C dan kelembaban relatif naik hingga 90%. Distribusi ukuran partikel : Bervariasi Indeks refraksi : nD = 1,54 – 1,59 Gravitasi spesifik : 2,7 - 2,8 Stabilitas
: Stabil, dapat disterilisasi dengan pemanasan pada 160˚C selama
tidak lebih dari 1 jam. Inkompatibilitas : Dengan senyawa amonium kuarterner Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 5nd ed, 2006, hal.767.
5. Amylum (C6H10O5)n , dengan n = 300-1000 Pemerian
: tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa granul-
granul kecil berbentuk sferik atau oval dengan ukuran dan bentuk yang berbeda untuk setiap varietas tanaman. Kegunaan
: glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul;
pengikat tablet. Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin.
Amilum mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada 37˚C. Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal: sebagai bahan tambahan untuk sediaan oral padat dengan kegunaannya sebagai pengikat, pengisi, dan penghancur. Pada formulasi tablet, pasta amilum segar dengan konsentrasi 50-25% b/b digunakan pada granulasi tablet sebagai pengikat. Sebagai penghancur, digunakan amilum dengan konsentrasi 315% b/b. pH
: 5,5 – 6,5
Densitas
: 1,478 g/cm30
Suhu gelatinasi
: 73º C untuk pati jagung.
Aliran
: 10,8-11,7 g/det
Kelembaban : 11% untuk pati jagung. Distribusi ukuran partikel : 2-32 μm untuk pati jagung. Suhu pengembangan: 65˚ untuk pati jagung. Stabilitas : Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari kelembaban yang tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur pada tablet dibawah kondisi normal pati biasanya inert. Larutan pati panas atau pasta secara fisik tidak stabil dan mudah ditumbuhi mikroorganisme sehingga menghasilkan turunan pati dan modifikasinya yang berbentuk unik, Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2 nd ed, 1994, hal.483-487
6. Sodium Starch Glycolate/ Carboxymethyl starch Pemerian
: serbuk putih, tidak berbau
Kegunaan
: desintegrant
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan sebagai desintegrant pada tablet. Titik leleh
: 200oC.
Kelarutan
: praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam etanol ( 95 % ).
Pada konsentrasi 2% b/v natrium glycolate pati menyebar dalam air dingin dan mengendap di bentuk lapisan yang terhidrasi. pH
: 10 -12
Density : 0.756 g/cm3. Inkompatibility
:terhadap asam askorbat
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 5nd ed, 2006, hal.701
V.
Alasan pemilihan metode dan zat tambahan a. Alasan pemilihan metoda Metode yang digunakan adalah metode granulasi kering. Hal ini di karenakan zat aktif yang digunakan ( karbamazepin) merupakan zat yang OTT terhadap lembab.
b. Alasan pemilihan zat tambahan
•
Amilum : digunakan sebagai penghancur/desintegran (fase dalam). Dalam formulasi ini amylum digunakan sebagai disintegran karena memiliki sifat aliran yang baik.
•
PVP : digunakan sebagai pengikat. Pemilihan zat ini sebagai pengikat karena selain sebagai pengikat, PVP juga dapat berfungsi sebagai pengisi.
•
Laktosa : digunakan sebagai pengisi.
•
Mg stearat
: digunakan sebagai lubrikan. Selain itu Mg stearat
juga dapat meningkatkan sifat aliran dari pati. •
Talk : digunakan sebagai glidan. Pemilihan zat ini sebagai glidan karena zat ini stabil dalam pemanasan, bersifat basa. selain sebagai glidan, talk juga dapat berfungsi sebagai bahan pelican, dan bahan hasil pemisah hasil cetakan.
•
Explotab : digunakan sebagai penghancur fase luar saat pertama kali tablet menyentuh cairan lambung.
VI.
Perhitungan dan penimbangan Prosedur pembuatan Formula yang akan dibuat : Tiap tablet mengandung Karbamazepin 200mg Bobot yang akan dibuat
400mg
Jumlah tablet yang akan dibuat adalah 500.000 tablet. Untuk tiap tablet: Fasa dalam : karbamazepin
: 200mg
PVP :0,05 x 400mg
: 20mg
Amylum : 0,1 x 400mg
: 40mg
Laktosa (368-200-20-40)
: 108mg +
Fase dalam : 0,92 x 400mg Fase luar
: 0,08 x 400mg Mg. stearat :
: 368mg
: 32mg x 32mg
: 4mg
Talk Explotab
:
x 32mg
: 12mg
:
x 32mg
: 10mg
Untuk 500.000 tablet Fase dalam total : 92% + 2% = 94% Fase dalam :
Karbamazepin
: 200mg x 500.000
PVP
: 20mg x 500.000
: 10kg
Amylum
: 40mg x 500.000
: 20kg
Laktosa
: 108mg x 500.000
: 54kg
: 100kg
Fase luar yang ditambahkan Mg. Stearat 0,5% : Talk 1,5%
:
x 500.000
: 1kg
x 500.000
: 3kg
----------------------------------------------------------------------------------------------------- Jumlah slug
: 188kg
Didapatkan berat slug : (188 – (188-5%)) = 178,6 kg Jumlah tablet
=
x 500.000
= 475.000 tablet
Dengan demikian fase luar yang ditambahkan (sisa) Mg. stearat 0,5% :
x 178,6
: 0,95 kg
Talk 1,5%
:
x 178,6
: 2,85kg
Explotab 4%
:
x 178,6
: 7,6kg
------------------------------------------------------------------------------------------------------ Total
: 11,4kg
Massa cetak = 178,6kg + 11,4kg = 190kg Bobot/tablet =
mg/tablet
= 0,4 mg/tab VII. a.
Prosedur Karbamazepin dan zat-zat tambahan lainnya di ayak kemudian di timbang.
b.
Fase dalam ( kalium diklofenak, amilum, dan laktosa) yang telah ditimbang di campur hingga homogen.
c.
Kemudian campuran zat tersebut di slug sehingga terbentuk bongkahan.
d.
Bongkahan-bongkahan yang telah diperoleh kemudian dibentuk menjadi granul dengan menggunakan ayakan no 14
e.
Dilakukan evaluasi ( daya alir, BJ nyata dan BJ mampat, sudut istirahat)
f.
Fasa luar ( Mg stearat, Talk, explotab)dicampurkan kedalam granul yang diperoleh
g.
Dilakukan pencetakan tablet
h.
Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh.
VIII.
Evaluasi A. Evaluasi Masa siap cetak
1. Penetapan Kadar air
Sebanyak 2 g granul ditimbang, kemudian disimpan dalam piring dan ratakan, lalu masukkan ke dalam alat moisture balance. Diamkan beberapa waktu hingga skala menunjukkan angka yang tetap. Kadar air granul dapat dibaca pada skala tetap. 2. Pemeriksaan daya alir
Pemeriksaan daya alir serbuk menggunakan alat corong gelas. Masing – masing serbuk diukur kecepatan alirnya, kemudian diukur sudut diamnya dengan memakai corong gelas. Pemeriksaan daya alir serbuk dilakukan untuk mengukur kecepatan jatuh serbuk yang ditaruh pada corong. Selain itu, percobaan ini dapat sekaligus menentukan sudut istirahat serbuk, yang dibentuk antara lereng timbunan serbuk dengan bidang datar. Terdapat hubungan antara sudut istirahat dengan sifat alirannya, yang tersaji dalam tabel berikut: Sudut istirahat <25 25-30 30-40 >40
Sifat aliran Sangat baik Baik Cukup Buruk
Pada tablet yang dicetak secara langung dibutuhkan kecepatan alir yang sangat baik hal ini untuk memudahkan proses pencetakan. a. Pengukuran kecepatan alir
Pengukuran kecepatan alir dilakukan dengan cara: Ditimbang 100g serbuk, dimasukkan dalam corong yang lubang corong bagian bawah ditutup sebelumnya. Waktu diamati dengan stopwatch dari mulai pada saat dibukanya lubang corong hingga seluruh granul melewati lubang corong. Kecepatan alir dinyatakan dalam gram / detik. b. Pengukuran sudut istirahat
Diukur pada tinggi dan jari-jari lingkaran alas kerucut serbuk setelah serbuk mengalir bebas melalui corong. Tg α = h/r dimana : α
= sudut diam
r = jari – jari lingkaran alas kerucut h = tinggi kerucut granul pengukuran sudut istirahat ini dilakukan untuk mengetahui keruahan dari serbuk. 3. Pengujian kompresibilitas a. Penetapan bobot jenis sejati
Penetapan ditentukan dalam piknometer 10 ml dengan menambahkan cairan pendisfersi yang tidak melarutkan serbuk. Penetapan ini dilakukan untuk mengetahui kelarutan zat aktif. b. Penetapan Bobot Jenis Mampat, bobot jenis nyata , Kadar Pemampatan dan porositas.
Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 mL, catat volumenya (V0). Selanjutnya dilakukan pengetukan dengan alat. Volume pada ketukan ke 10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan perhitungan sebagai berikut : BJ nyata = B gr/ml VO B
BJ mampat = V
mampat
g/mL
Kadar Pemampatan =
V 0
−
V mampat V 0
× 100 0 0
Porositas = (1-BJmampat) x 100% BJ sejati Kompresibilitas (%) = [(volume cerah – volume mampat)/volume curah] x 100% Penafsiran nilai kompresibilitas terhadap sifat aliran serbuk : Indeks konsolidasi carr (nilai
Sifat aliran
kompressibilitas) % 5-12
Sangat baik
17-21
Baik
33
Cukup
22
Buruk
34-38
Sangat buruk
>38
Sangat buruk
B. Evaluasi Tablet
o
In Proses Control (IPC )
Proses yang dilakukan pada saat proses pencetekan tablet sedang berlangsung, agar pada saat terjadi kesalahan pada saat pencetakan bisa dilakukan penanggulangan.
Uji keseragaman Bentuk dan Ukuran
Menurut farmakope Indonesia III, tablet mempunyai keseragaman ukuran yang baik bila garis tengah tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 11/3 tebal tablet (Depkes RI, 1979). Alat yang digunakan adalah jangka sorong. Pemeriksaan keseragaman ukuran tablet dilakukan dengan cara: Diambil sebanyak 20 tablet secara acak, kemudian satu per satu diukur tebalnya dengan menggunakan jangka sorong. Untuk mendapatkan tablet yang seragam tebalnya selama produksi dan diantara produksi untuk formula yang sama, harus dilakukan pengawasan supaya volume bahan
yang diisikan dan tekanan yang diberikan. Tablet diukur dengan jangka lengkung selama proses produksi, supaya yakin ketebalanya sudah selesai. Maka berbeda
bedanya ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh ukuran
cetakan dan bahan yang dapat dimasukan dari pada oleh tekanan yang diberikan.
Uji keseragaman Bobot
Alat yang digunakan pada pemeriksaan keseragaman bobot tablet yaitu timbangan. Pemeriksaan keseragaman bobot tablet dilakukan dengan cara: Ditimbang bobot tablet satu per satu, kemudian dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu per satu tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom B.
Bobot rata rata 25 mg atau kurang
Penyimpangan Bobot rata rata (%) A B 15 30
26 mg 150 mg
10
20
151 mg 300 mg
7,5
15
5
10
Lebih dari 300 mg
uji ini dilakukan agar bobot pada tablet rata sehingga zat aktif yang terkandung pun merata. Jumlah bahan yang diisikan didalam cetakan yang akan dimasukan akan ditekan menentukan berat tablet yang dihasilkan. Volume bahan yang diisikan (granul/serbuk) yang mungkin masuk dalam cetakan harus disesuaikan beberapa tablet yang diharapkan. Sebenarnya ukuran tablet yang diproduksi tidak hanya tergantung volume dan berat bahan yang
diisikan tapi juga tergantung pada garis tengah cetakan dan tekanan pada bahan yang diisikan waktu ditekan (kompresi).
Uji kekerasan tablet
Pemeriksaan kekerasan tablet dilakukan dengan cara: Diambil sebanyak 20 tablet secara acak, skala yang tertera pada alat dibuat nol dan tablet diletakan pada tempat yang tersedia pada posisi tegak, kemudian penekan diputar perlahan-lahan dan tepat pada saat pecah penekanan dihentikan, angka yang ditunjukan pada skala tersebut menunjukan kekerasan tablet dalam satuan kilogram. Menurut Parrot (1971), tablet yang mempunyai kekerasan 4 – 8 kg atau 3,5 – 7 kg ( Dekay, 1955). Alat yang digunakan adalah hardnertaster. Tujuan dari uji kekerasan ini : 1) Menjamin
agar
tablet
tidak
hancur
mulai
dari
pengemasan,
pengangkutan, penyimpanan dan sampai ketangan konsumen. 2) Menjamin agar tablet hancur pada saat pemakaian Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan denagn isi die dan gaya kompresi yang diberikan. Bila tekanan ditambah, maka kekerasan tablet meningkat sedangkan ketebalan tablet berkurang. Selain itu, terdapat persyaratan apabola bobot tablet sampai 300 mg maka kekerasan 4-7 kg/cm2, dan apabila bobot tablet 400-700 mg maka kekerasan tablet 5-12 kg/cm2. o
Evaluasi Sediaan Tablet
Friabilitas
Friabilitas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan pada suatu ketinggian tertentu. Tujuannya : untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Pada prinsipnya, tablet sering terguling atau terbanting selama proses manufaktur, dedusting (menghilangkan debu), penyalutan, penanganan transfor dan pengemasan, dan barang tentu sudah ditangan pasien juga. Pemeriksaan friabilitas dilakukan dengan cara: Diambil sebanyak 20 tablet secara acak, dibersihkan dari serbuk yang menempel, kemudian ditimbang seluruhnya dengan seksama. Dimasukan ke dalam alat putar dengan
kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Setelah itu tablet dikeluarkan, dibersihkan dengan kuas dan ditimbang kembali. Selisih bobot yang diperoleh menyatakan nilai kerapuhan dari tablet yang dinyatakan dalam %. Kerapuhan tablet yang diperoleh sekitar 0,5 – 1 % atau kurang dari 0,8 % (Lachman dkk, 1986).
Friksibilitas
Friksibilitas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila tablet mengalami gesekan antar sesama. Pemeriksaan friksibilitas hampir sama dengan friabilitas, hanya saja alatnya yang berbeda.
Uji keseragaman sediaan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metoda, yaitu keragaman bobot atau keragaman kandungan untuk sediaan mengandung zat aktif dan sediaan mengandung dua atau lebih zat aktif. Persyaratan keragaman bobot dapat diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot, satuan sediaan. Keseragaman dari zat aktif lain, jika ada dalam jumlah lebih kecil, ditetapkan dengan persyaratan keseragaman kandungan. Prosedur penetapan keragaman bobot : Pilih tidak kurang 30 tablet, dari 30 tablet tersebut, timbang 10 tablet satu per satu dan hitung bobot rata-rata. Prosedur penetapan keseragaman kandungan : Pilih tidak kurang dari 30 tablet, dari 30 tablet tersebut, tetapkan kadar 10 tablet satu per satu dengan cara yang tertera pada monografi, kecuali dinyatakan lain. Uji ini dilakukan untuk menjamin bahwa setiap tablet mengandung jumlah zat aktif sesuai spesifikasi dengan variasi yang kecil dalam batch. Kriteria: kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan keseragaman dosis dipenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing 10
tablet terletak antara 85% hingga 115% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative (SDR) lebih kecil atau sama dengan 6%. Dilakukan uji 20 tablet tambahan jika : a) 1 tablet terletak diluar rentang 85%-115% kadar dan tidak ada yang terletak antara 75%-125% kadar. b) SDR>6 % Persyaratan dipenuhi jika : a) Tidak lebih dari 1 tablet dari 30 tablet yang ada diluar rentang 85%115% kadar dan tidak ada yang terletak antara 75%-125% kadar b) Tidak ada 1 tablet pun yang diluar rentang 75%-125% c) SDR tidak lebih besar dari 7,8% Uji waktu hancur
Uji waktu hancur dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet digunakan sebagai tablet hisap atau kunyah atau lepas lambat. Serta untuk komponen obat sepenuhnya tersedia untuk di absorpsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan obatnya kedalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur tablet juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat (seperti antasida dan antidiare) yang dapat dimaksudkan untuk di absorpsi tetapi lebih banyak bekerja setempat dalam saluran cerna, dalam hal ini daya hancur tablet memungkinkan partikel obat jadi lebih luas untuk bekerja secara lokal didalam tubuh. Uji waktu hancur tidak menyatakan jika zat aktif / komponen lain harus larut sempurna. Tablet dinyatakan hancur sempurna bila sisa yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti jelas. Prosedur uji waktu hancur adalah : Masukkan 1 tablet pada masing masing tabung dari keranjang, masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 370 sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet : semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pegujian dengan 12 tablet lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet yang di uji harus hancur sempurna. Uji disolusi
Uji ini dilakukan untuk menentukan kesesuaian persyaratan dengan persyaratan disolusi yang tertera pada masing-masing monografi. Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakan dalam masing masing monografi obat. Pengujiaan merupakan alat yang objektif dalam menentukan sifat disolusi suatu obat yang berada dalam sediaan padat. Karena absoropsi dan kemampuan obat berada dalam tubuh dan tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut, karakteristik disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan. Dengan bertambahnya perhatian dan pengujiannya disolusi dan penetuanya bioavaibilitas dari obat dengan bentuk sediaan padat menuju pada pendahuluan dari sistem yang sempurna bagi analisis dan pengujian disolusi tablet. Prosedur pengerjaan uji disolusi : Masukkan sejumlah volume media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan media disolusi hingga suhu 37 derajat dan angkat thermometer. Masukkan satu tablet kedalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang di uji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atai pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan. Media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar ataupun daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi.
IX.
Aspek farmakologi
Dosis Anak : 15-25 mg/kgBB/hari Dosis Dewasa
: 1000-2000 mg/hari
Indikasi : karbamazepin merupakan antiepilepsi yang utama. Selain mengurangi kejang, efeknya nyata pada perbaikan psikis yaitu perbaikan kewaspadaan dan perasaan, sehingga di pakai juga untuk mengobati kelainan psikiatri seperti mania-bipolar.
Kontra indikasi : Pada gangguan fungsi hati yang parah serta blokade AV. Sebagai pengimbas enzim, senyawa ini memperkecil kerja berbagai senyawa yang mengalami biotransformasi oksidatif, misalnya hormon kelamin wanita. (dinamika obat hal, 261) Efek samping : Efek samping yang terjadi setelah pemberian obat jangka lama berupa pusing, vertigo, ataksia, diplopia, dan penglihatan kabur. ADME : Karbamazepin selain bekerja antikonvulsif, juga berkhasiat anti depresif dan antidiuretik, mungkin berdasarkan penigkatan sekresi di hipofisa atau penghambatan perombakannya. Reabsorpsinya lambat dan kadar maksimum dalam plasma dapat tercapai setelah 4-24 jam. Penigkatan proteinnya tinggi, lebih kurang 80%, sedangkan plasma t ½ nya sangat variabel (7-30 jam). Di dalam hati, karbamazepin dioksidasi menjadi metabolit epoksida yang juga berdaya anti konvulsif. (obat-obat penting, hal399) Karbamazepin terutama di gunakan pada serangan psikomotorik dan grandmal untuk serangan campuran, maka senyawa ini dapat bertindak sebagai basis teurapetika. Efek psikotropik senyawa ini ditunjukan dengan adanya perubahan sikap yang diakibatkan oleh epilepsi.
Karena adanya induksi sendiri pada metabolismenya, karbamazepin setelah penggunaan beberapa kali akan di eliminasi jauh lebih cepat. Waktu paruh plasmanya 12-24 jam. Hanya sekitar 1-2% di ekresi dalam bentuk semula melalui urin.(dinamika obat hal,260)
Interaksi obat : Karbamazepin menurunkan kadar asam valporat, fenobarbital, dan fenitonin. Fenobarbital dan fenitonin dapat meningkatkan metabolisme karbamazepin, dan biotransformasi karbamazepin dapat dihambat oleh eritromisin. Konversi primidon menjadi fenobarbital di tingkatkan oleh karbamazepin, sedangkan pemberian karbamazepin bersama asam valproat akan menurunkan kadar asam valproat. (gunawan 2007hal,188) X.
Penyimpanan Simpan di tempat sejuk (15 – 250C) dan kering.
XI.
Etiket
Indikasi : Sebagai antiepilepsi, mengurangi kejang. Dipakai juga untuk mengobati kelainan psikiatri seperti mania bipolar.
Carbamazepine 200mg
Tiap tablet mengandung : Carbamazepine 200mg
Efek samping : setelah pemberian obat jangka lama berupa pusing, vertigo, ataksia, diplopia, dan penglihatan kabur.
Dosis : Dosis Anak : 15-25 mg/kgBB/hari Dosis Dewasa : 1000-2000 mg/hari
PT. ASIAN FARMA Bandung - Indonesia
Tgl Produksi : Feb 12 Tgl kadaluarsa : Feb 14 No Reg : GKL 1200787610A1
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1979.Farmakope Indonesia. Edisi 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Anonim. 2009. Farmakope Indonesi. Edisi 4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Anonim. 2007. The United States Pharmacopeia. Vol 2. Port City Press, Baltimore Buhler, Volker. 1998. Generic Drug Formulation.Fine Chemicals 2nd Ed. BASF. Reynolds, James E. F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoiea. Twenty-eighth Edition. Pharmaceutical Press : London. Rowe, Raymond. C, Sheskey, Paul J, and Owen Sian C. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipient . Fifth edition. Pharmaceutical Press : London. Gunawan, G. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : UI –Press