Teknologi pengolahan Limbah Padat Rumah Sakit
Konsep pengelolaan lingkungan yang memandang pengelolaan lingkungan sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen didalamnya yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Lingkungan (Environment Management System), melalui pendekatan ini, pengelolaan lingkungan tidak hanya meliputi bagaimana cara mengolah limbah sebagai by product (output), tetapi juga mengembangkan strategi-strategi manajemen dengan pendekatan sistematis untuk meminimasi limbah dari sumbernya dan meningkatkan eisiensi pemakaian sumber daya sehingga mampu mencegah pencemaran dan meningkatkan perorma lingkungan! "al ini berarti menghemat biaya untuk remediasi pencemaran lingkungan ( #disasmito, $%%&)! #da beberapa konsep tentang pengelolaan lingkungan sebagai berikut ' ! $! *! !
eduks eduksii limbah limbah pada sumbe sumberny rnyaa (source (source reductio reduction) n) Mini Minimi misa sasi si limb limbah ah +roduk +roduksi si bersih bersih dan teknol teknologi ogi bersih bersih +engelolaan +engelolaan kualita kualitass lingkungan lingkungan menye menyeluruh luruh (total (total uality uality environm environmental ental management./0EM) 1! 2ontin 2ontinous ous ual uality ity imp improv rovemen ementt (203) (203)
Penanganan dan penampungan limbah meliputi hal-hal sebagai berikut :
! +emisahan +emisahan dan pengurang pengurangan! an! Limbah Limbah dipilah-pilah dipilah-pilah dengan dengan mempertim mempertimbangk bangkan an hal-hal yaitu kelancaran penanganan dan penampungan, pengurangan jumlah limbah yang memerlukan perlakuan khusus, dengan pemisahan limbah 4* dan non 4*, diusahakan sedapat mungkin menggunakan bahan kimia non 4*, pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk mengurangi biaya, tenaga kerja, dan pembuangan, pemisahan limbah berbahaya berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah akan mengurangi kemungkinan kesalahan petugas dan penanganan! $! +enampunga +enampungan! n! Sarana Sarana penampunga penampungan n harus memadai, memadai, diletakka diletakkan n pada tempat tempat yang pas, pas, aman, dan higienis! +emadatan merupakan cara yang paling eisien dalam penyimpanan limbah yang bisa dibuang dan ditimbun! 5amun tidak boleh dilakukan untuk limbah ineksius dan benda tajam! *! +emisahan +emisahan limbah! limbah! 6ntuk 6ntuk memudahkan memudahkan pengenala pengenalan n jenis limbah limbah adalah dengan dengan cara cara menggunakan kantong berkode (umumnya (umumnya dengan kode ber7arna)! Kode ber7arna yaitu kantong 7arna hitam untuk limbah domestik atau limbah rumah tangga biasa, kantong kuning untuk semua jenis limbah yang akan a kan dibakar (limbah ineksius), kuning dengan strip hitam untuk jenis limbah yang sebaiknya dibakar tetapi bisa juga dibuang ke sanitary landill bila dilakukan pengumpulan terpisah dan pengaturan pembuangan, biru muda atau transparan dengan strip biru tua untuk limbah autoclaving (pengolahan sejenis) sebelum pembuangan akhir!
"al-hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan limbah klinis adalah sebagai berikut ' ! +enghasil +enghasil limbah limbah klinis klinis dan yang yang sejenis sejenis harus menjami menjamin n keamanan keamanan dalam memilah memilah-milah jenis sampah, pengemasan, pemberian label, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan pembuangan $! +enghasil +enghasil limbah limbah klinis klinis hendaknya hendaknya mengemban mengembangkan gkan dan secara secara periodik periodik meninjau meninjau kembali strategi pengolahan limbah secara menyeluruh *! Menekan Menekan produksi produksi sampah sampah hendakny hendaknyaa menjadi bagian bagian integral integral dari strategi strategi pengelolaa pengelolaan n ! +emisahan +emisahan sampah sampah sesuai siat dan dan jenisnya jenisnya adalah langkah langkah a7al prosedur prosedur pembu pembuangan angan yang benar 1! Limbah Limbah radioakti radioakti harus diamanak diamanakan an dan dibuang dibuang sesuai sesuai dengan peratura peraturan n yang berlaku berlaku oleh instansi ber7enang 8! 3ncinerator 3ncinerator adalah adalah metode metode pembuangan pembuangan yang yang hanya hanya disarankan disarankan untuk limbah limbah tajam, tajam, ineksius, dan jaringan tubuh &! 3ncinerator 3ncinerator dengan dengan suhu tingg tinggii disarankan disarankan untuk memusn memusnahakan ahakan limbah limbah citotoksis citotoksis (%92) :! 3ncinerator 3ncinerator harus harus digunakan digunakan dan dipelih dipelihara ara sesuai dengan dengan spesiikasi spesiikasi desain! desain! Mutu Mutu emisi udara harus dipantau dalam rangka menghindari pencemaran udara! ;! Sanittary Sanittary landill landill mungkin mungkin diperluk diperlukan an dalam keadaan keadaan tertentu tertentu bila sarana sarana incinerator incinerator tidak mencukupi Penanganan Limbah di Sumber Limbah
Menurut
=umlah produksi sampah domestik diperkirakan $ Kg per orang per hari! 6ntuk mendapatkan angka yang lebih tepat sebaiknya dilakukan survei sampah di rumah sakit yang bersangkutan! =umlah sampah dengan 1%% tempat tidur adalah *,$1 Kg per pasien per hari (>epkes 3, $%%$)! $! =umlah disposibel Meningkatkan jumlah sampah berkaitan erat e rat dengan meningkatkan penggunaan barang disposibel! >atar barang disposibel merupakan indicator jumlah dan kualitas sampah rumah sakit yang diproduksi! 4erat, ukuran, dan siat kimia7i barang-barang disposibel mungkin perlu dipelajari sehingga dapat diperoleh inormasi yang bermanaat dalam pengelolaan sampah (>epkes 3, $%%$)! *! =umlah menurut volume ?olume juga harus diketahui untuk menentukan ukuran bak dan sarana pengangkutan! Konversi dari berat ke volume dapat dilakukan dengan membagi berat total dengan kepadatan (>epkes 3, $%%$)! +engolahan limbah pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses isika, kimia atau hayati! >alam pelaksanaan pengelolaan limbah, upaya pertama yang harus dilakukan adalah upaya preventi yaitu mengurangi volume bahaya bahaya limbah yang dikeluarkan ke lingkungan yang yang meliputi upaya mengurangi limbah pada sumbernya, serta upaya pemanaatan limbah! eduksi limbah pada sumbernya merupakan upaya yang harus dilaksanakan pertama kali karena upaya ini bersiat preventi yaitu mencegah atau mengurangi terjadinya limbah yang keluar dan proses produksi! eduksi limbah pada sumbernya sumbernya adalah upaya mengurangi volume, volume, konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke lingkungan secara preventi langsung pada sumber pencemar, hal ini banyak memberikan keuntungan keuntungan yakni meningkatkan eisiensi kegiatan serta mengurangi biaya pengolahan limbah dan pelaksanaannya relati murah! 4erbagai cara yang digunakan untuk reduksi limbah pada sumbernya adalah' ! +enanganan +enanganan yang yang baik, baik, usaha ini dilakuk dilakukan an oleh rumah rumah sakit dalam dalam menjaga menjaga kebersihan kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran, tumpahan atau kebocoran bahan serta menangani limbah yang terjadi dengan sebaik mungkin! $! Segregasi Segregasi aliran limbah, limbah, yakni yakni memisahkan memisahkan berbagai berbagai jenis jenis aliran limbah limbah menurut menurut jenis jenis komponen, konsentrasi atau keadaanya, sehingga dapat mempermudah, mengurangi volume, atau mengurangi biaya pengolahan limbah! *! +elaksanaan +elaksanaan preventi preventive ve maintenance, maintenance, yakni yakni pemeliharaa pemeliharaan.peng n.penggantia gantian n alat atau bagian bagian alat menurut 7aktu yang telah dijad7alkan! ! +engelolaan +engelolaan bahan bahan (material (material inventory inventory), ), adalah suatu suatu upaya upaya agar persediaan persediaan bahan selalu selalu cukup untuk menjamin kelancaran proses kegiatan, tetapi tidak berlebihan sehiugga tidak menimbulkan gangguan lingkungan, sedangkan penyimpanan agar tetap rapi dan terkontrol! 1! +engaturan +engaturan kondis kondisii proses dan dan operasi operasi yang yang baik' sesuai sesuai dengan dengan petunjuk petunjuk pengoperasian.penggunaan alat dapat meningkatkan eisiensi! 8! +enggunaan +enggunaan teknolog teknologii bersih yakni yakni pemilikan pemilikan teknolog teknologii proses kegiatan kegiatan yang yang kurang kurang potensi untuk mengeluarkan limbah 4* dengan eisiensi yang cukup tinggi, sebaiknya sebaiknya dilakukan pada saat pengembangan rumah sakit baru atau penggantian sebagian unitnya (#disasmito, $%%&)!
Kebijakan kodiikasi penggunaan 7arna untuk memilah-milah limbah di seluruh rumah sakit harus memiliki 7arna yang sesuai, sehingga limbah dapat dipisah-pisahkan di tempat sumbernya, perlu memperhatikan hal-hal berikut' ! 4angsal harus memiliki dua macam tempat limbah dengan dua 7arna, satu untuk limbah klinik dan yang lain untuk bukan klinik! $! Semua limbah dari kamar operasi dianggap sebagai limbah klinik! Limbah dari kantor, biasanya berupa alat-alat tulis, dianggap sebagai limbah klinik! *! Semua limbah yang keluar dari unit patologi harus dianggap sebagai limbah klinik dan perlu dinyatakan aman sebelum dibuang! 4eberapa hal perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan kodiikasi dengan 7arna yang menyangkut hal-hal berikut' ! +emisahan limbah • • •
Limbah harus dipisahkan dari sumbernya Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas +erlu digunakan kantung plastik dengan 7arna-7arna yang berbeda, yang menunjukkan ke mana plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang!
$! +enyimpanan limbah •
•
•
•
Kantung-kantung dengan 7arna harus dibuang jika telah berisi $.* bagian! Kemudian diikat bagian atasnya dan diberi label yang jelas Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga kalau diba7a mengayun menjauhi badan, dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk dikumpulkan +etugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan 7arna yang sama telah dijadikan satu dan dikirim ke tempat yang sesuai Kantung harus disimpan di kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan he7an perusak sebelum diangkut ke tempat pembuangannya
*! +enanganan limbah • • •
•
•
•
Kantung-kantung dengan kode 7arna hanya boleh diangkut bila telah ditutup Kantung dipegang pada lehernya +etugas harus mengenakan pakaian pelindung, misalnya dengan memakai sarung tangan yang kuat dan pakaian terusan (overal), pada 7aktu mengangkut kantong tersebut =ika terjadi kontaminasi diluar kantung diperlukan kantung baru yang bersih untuk membungkus kantung baru yang kotor tersebut seisinya (double bagging) +etugas diharuskan melapor jika menemukan benda-benda tajam yang dapat mencederainya di dalma kantung yang salah /idak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya kedalam kantung limbah
Pengangkutan limbah Padat
Kantung limbah dikumpulkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode 7ar nanya! Limbah bagian bukan klinik misalnya diba7a ke kompaktor, limbah bagian klinik diba7a ke insinerator! +engankutan dengan kendaran khusus (mungkin ada kerjasama dengan >inas +ekerjaan 6mum) kendaraan yang digunakan untuk mengankut limbah tersebut s ebaiknya dikosongkan dan
dibersihkan tiap hari, kalau perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin! Kereta atau troli yang digunakan untuk transportasi sampah medis harus didesain sedemikian sehingga' ! $! *! ! 1!
+ermukaan harus licin, rata dan tidak mudah tembus /idak menjadi sarang serangga Mudah dibersihkan dan dikeringkan Sampah tidak menempel pada alat angkut Sampah mudah diisikan, diikat dan dituang kembali
>alam beberapa hal dimana tidak tersedia sarana setempat, sampah medis harus diangkut ketempat lain' •
•
"arus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut, dan harus dilakukan upaya untuk mencegah kontaminasi sampah la in yang diba7a! "arus dapat dijamin bah7a sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi kebocoran atau tumpah!
+engangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan internal dan eksternal! +engangkutan internal bera7al dari titik penampungan a7al ke tempat pembuangan atau ke insinerator (pengolahan on-site)! >alam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong , dan dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus! +engangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar (o-site)! +engangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat! +rosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal! Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor ("apsari, $%%)! Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan! Sementara menunggu pengangkutan untuk diba7a ke insinerator, atau pengangkutan oleh >inas Kesehatan hendaknya ' ! >isimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat! $! >itempatkan dilokasi yang strategis, merata dengan ukuran disesuaikan dengan rekuensi pengumpulannya dengan kantong berkode 7arna yang telah ditentukan secara terpisah! *! >iletakkan pada tempat kering.mudah dikeringkan, lantai tidak rembes, dan disediakan sarana pencuci! ! #man dari orang-orang yang tidak bertanggung ja7ab, dari binatang dan bebas dari inestasi serangga dan tikus! 1! /erjangkau oleh kendaraan pengumpulan sampah (>epkes 3, $%%$)! +etugas penanganan limbah harus menggunakan alat pelindung diri (#+>) yang terdiri dari topi.helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron, pelindung kaki. sepatu boot, dan sarung tangan khusus (>epkes 3, $%%)! Pembuangan dan Pemusnahan Limbah
Setelah dimanatkan dengan kompaktor, limbah bukan klinik dapat dibuang ditempat penimbunan sampah (land-ill site), limbah klinik harus dibakar (insinerasi), jika tidak mungkin harus ditimbun dengan kapur dan ditanam limbah dapur sebaiknya dibuang pada hari yang sama sehingga tidak sampai membusuk! umah sakit yang besar mungkin mampu membeli insinerator sendiri, insinerator berukuran kecil atau menengah dapat membakar pada suhu *%% @ 1%%A2 atau lebih tinggi dan mungkin dapat mendaur ulang sampai 8%B panas yang dihasilkan untuk kebutuhan energi rumah sakit! Suatu rumah sakit dapat pula memperoleh penghasilan tambahan dengan melayani insinerasi limbah rumah sakit yang berasal dari rumah sakit lain! 3nsinerator modern yang baik tentu saja memiliki beberapa keuntungan antara lain kemampuannya menampung limbah klinik maupun bukan klinik, termasuk benda tajam dan produk armasi yang tidak terpakai (#riin, $%%&)! =ika asilitas insinerasi tidak tersedia, limbah klinik dapat ditimbun dengan kapur dan ditanam! Langkah-langkah pengapuran (liming) tersebut meliputi yang berikut' ! Menggali lubang, dengan kedalaman sekitar $,1 meter! $! /ebarkan limbah klinik didasar lubang sampai setinggi &1 cm!! /ambahkan lapisan kapur! Lapisan limbah yang ditimbun lapisan kapur masih bisa ditambahkan sampai ketinggian %,1 meter diba7ah permukaan tanah! *! #khirnya lubang tersebut harus ditututup dengan tanah!! Keseragaman standar kantong dan kontainer limbah mempunyai keuntungan sebagai berikut' • •
•
Mengurangi biaya dan 7aktu pelatihan sta yang dimutasikan antar instansi.unit! Meningkatkan keamanan secara umum, baik pada pekerjaan di lingkungan rumah sakit maupun pada penanganan limbah diluar rumah sakit! +engurangan biaya produksi kantong dan container ("apsari, $%%)!
+elaksanaan pengelolaan limbah medis untuk masing-masing golongan adalah sebagai berikut ' a! Colongan # ) >ressing bedah yang kotor, s7ab, dan limbah lain yang terkontaminasi deri ruang pengobatan hendaknya di tampung pada bak penampungan limbah medis.medis yang mudah dijangkau atau bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi sampah! Kantong pelapis tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu hari sekali atau bila tiga perempat penuh! Kemudian diikat dengan kuat sebelum diangkut dan ditampung sementara di bak sampah medis! 4ak ini juga hendaknya jad7al pengumpulan sampah! 3si kantong jangan sampai longgar pada saat pengangkutan dari bak ke bak, sampah hendaknya dibuang sebagai berikut' •
•
(a) Sampah dari unit haemodialisis' sampah hendakmya dimusnahkan dengan insinerator! 4isa juga dengan autoclaving tetapi kantong harus dibuka dan dibuat sedemikian sehingga uap panas bisa menembus secara eekti! (b) Limbah dari unit lain' limbah hendaknya dimusnahkan dengan insinerator! 4ila tidak memungkinkan bisa dengan menggunakan cara lain, misalnya dengan membuat sumuran dalam yang aman!
$) +rosedur yang digunakan untuk penyakit ineksi harus disetujui oleh pimpinan yang bertanggung ja7ab! Kepala 3nstalasi Sanitasi dan >inas Kesehatan c.! Sub >inas +KL setempat!
*) Semua jaringan tubuh, plasenta dan lain-lain hendaknya ditampung pada bak limbah medis atau kantong lain yang tepat dan kemudian dimusnahkan dengan insinerator! Kecuali bila terpaksa, jaringan tubuh tidak boleh dicampur dengan sampah lain pada saat pengumpulan! ) +erkakas laboratorium yang terineksi hendaknya dimusnahkan dengan insinerator! 3nsinerator harus dioperasikan diba7ah penga7asan bagian sanitasi atau bagian laboratorium! b. Golongan B
Syringe, jarum dan cartridges hendaknya dibuang dengan keadaan tertutup! Sampah jenis ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda tajam yang bila telah penuh diikat dan ditampung dalam bak sampah medis sebelum diangkut dan dimusnahkan dengan insinerator! c. Golongan C
+embuangan sampah medis yang berasal dari Laboratorium patologi kimia, haemotologi, dan transusi darah, mikrobiologi, histologi dan post-mortum serta unit sejenis (misalnya tempat binatang percobaan disimpan), dibuat dalam kode pencegahan ineksi dalam laboratorium medis dan ruang post-mortum dan publikasi lain! d. Golongan D
4arang dari produk medis yang baru sebagian digunakan hendaknya dikembalikan kepada petugas yang bertanggung ja7ab dibagian armasi! e. Golongan
Kecuali yang berasal dari ruang dengan risiko tinggi, isi dari sampah dari golongan ini bisa dibuang melalui saluran air, <2 atau unit pembuangan untuk itu! Sampah yang tidak dapat dibuang melalui saluran air hendaknya disimpan dalam bak sampah medis dan dimusnahkan dengan incinerator (#disasmito, $%%&)! Kebijakan pembuangan sampah lokal hendaknya tercantum berbagai prosedur yang digunakan bila terjadi tumpahan sampah medis! +eringatan hendaknya disertakan terutama pada sampah yang dapat membahayakan petugas atau orang-orang yang berkaitan dengan pengankutan.pembuangan sampah atau pembersihan sampah atau kepada masyarakat umum! +rosedur tersebut hendaknya dikonsultasikan dengan unit-unit yang berkaitan seperti unit pemadam kebakaran, kesehatan, polisi, otorita air dan sampah serta >inas Kesehatan! /eknik pengolahan sampah medis (medical 7aste) yang mungkin diterapkan adalah' a! 3ncinerasi! b! Sterilisasi dengan uap panas.autoclaving (pada kondisi uap jenuh bersuhu $ A2! c! Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oDide atau ormaldehyde)! d! >esineksi at kimia dengan proses grinding (menggunakan cairan kimia sebagai desinektan)! e! 3naktivasi suhu tinggi! ! adiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi seperti 2o8%)! g! Micro7ave treatment! h! Crinding and shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah)!
i! +emampatan.pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume yang terbentuk (>epkes 3, $%%8)! Teknologi Pengolahan Limbah Cair
+engolahan limbah dengan memanaatkan teknologi pengolahan dapat dilakukan dengan cara isika, kimia dan biologis atau gabungan ketiga sistem pengolahan tersebut! +engolahan limbah cara biologis digolongkan menjadi pengolahan cara aerob dan pengolahan limbah cara anaerob (Cinting, $%%&)! >alam melakukan ungsinya rumah sakit menimbulkan berbagai buangan dan sebagian dari limbah tersebut merupakan limbah yang berbahaya! Sumber air limbah rumah sakit dibagi atas tiga jenis yaitu ' ! #ir Limbah 3neksius #ir limbah yang berhubungan dengan tindakan medis seperti pemeriksaan mikrobiologis dari poliklinik, pera7atan penyakit menular, dll! $! #ir Limbah >omestik #ir limbah yang tidak berhubungan dengan tindakan medis yaitu berupa air limbah kamar mandi, dapur, dll! *! #ir Limbah Kimia #ir limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, Laboratorium, sterilisasi, riset, dll (Cinting, $%%:) Menurut #disasmito ($%%&) dalam buku Sistem Manajemen Lingkungan umah Sakit, Limbah cair rumah sakit terdiri dari limbah cair ineksius dan non ineksius berasal dari kegiatan •
•
•
• • • •
+elayanan M2K (Mandi, 2uci, Kakus) pasien berupa limbah cair dalam kamar mandi dan pencucian peralatan yang digunakan! Laboratorium klinis, berupa air limbah dari pencucian peralatan laboratorium dan sejenisnya! +engobatan. pera7atan klinis, terutama berasal dari kegiatan pencucian ginjal dan pencucian peralatan! uang operasi! Laundry dan pembersihan ruang ineksi! Emergency (a7at >arurat)! adiologi!
Si!at Limbah "ang dibuang ke saluran
Menurut >irjen ++M F +L serta +elayanan Medik >epkes 3 ($%%$) dalam 4uku +edoman Sanitasi umah Sakit di 3ndonesia, siat ukuran, ungsi dan kegiatan rumah sakit mempengaruhi kondisi air limbah yang dihasilkan! Secara umum air limbah mengandung buangan pasien, bahan otopsi jaringan he7an yang digunakan di laboratorium, sisa makanan dari dapur, limbah
laundry, limbah laboratorium berbagai macam bahan kimia baik toksik maupun non toksik, dan lain-lain! #pabila limbah laboratorium cukup besar (lebih dari pin atau %,18: liter) disarankan untuk disediakan kontainer khusus atau dilakukan pengolahan khusus! +engolahan air limbah dapat menggunakan teknologi pengolahan secara biologis atau gabungan antara proses biologis dengan proses kimia-isika! +roses secara biologi dapat dilakukan secara aerobik (dengan udara) dan anaerobik (tanpa udara) atau kombinasi aerobik dan anaerobik! +roses biologis biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah dengan 4G> yang tidak terlalu besar! ! +engolahan 4iologi #erobik +engolahan limbah secara biologis aerobik dapat dibagi menjadi tiga yaitu ' a) +roses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture) +roses biologis dengan biakan tersuspensi adalah sistem pengolahan dengan menggunakan aktiitas mikro-organisme untuk menguraikan senya7a polutan yang ada dalam air dan mikroorganime yang digunakan dibiakkan secara tersuspesi di dalam suatu reaktor! 4eberapa contoh proses pengolahan dengan sistem ini antara lain ' proses lumpur akti standar.konvesional (standard activated sludge), step aeration, contact stabiliation, eDtended aeration, oDidation ditch (kolam oksidasi sistem parit) dan lainya (#disasmito, $%%&)! b) +roses biologis dengan biakan melekat (attached culture) +roses biologis dengan biakan melekat yakni proses pengolahan limbah dimana mikroorganisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media s ehingga mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan media! 4eberapa contoh teknologi pengolahan air limbah dengan cara ini antara lain ' trickling ilter atau bioilter, rotating biological contractor (42), contac aeration.oDidation (aerasi kontak) (#disasmito, $%%&)! c) +roses biologis dengan sistem kolam atau lagoon +roses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan 7aktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan aktiitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senya7a polutan yang ada dalam air akan terurai! 6ntuk mempercepat proses penguraian senya7a polutan atau memperpendek 7aktu tinggal dapat juga dilakukam proses aerasi! Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabiliation pond)! +roses dengan sistem lagoon tersebut kadang-kadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan tersuspensi (#disasmito, $%%&)! $! +engolahan 4iologi #naerobik 4eberapa teknologi pengolahan limbah cair yang sering digunakan di rumah sakit yaitu proses lumpur akti (active sludge proces), reaktor putar biologis (rotating biological contactor.42), proses aerasi kontak, proses pengolahan dengan bioilter Hup lo7I, dan pengolahan dengan sistem Hbioilter anaerob-aerobI! 6ntuk memilih jenis teknologi atau proses yang akan
digunakan untuk pengolahan air limbah, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain ' karakteristik air limbah, jumlah limbah serta standar kualitas air olahan yang diharapkan (#disasmito, $%%&)! Pengolahan sekunder dengan Lumpur #kti! $#cti%ed Sludge&
/eknologi pengolahan limbah dengan #ctivated Sludge (Lumpur #kti) ini sangat cocok untuk rumah sakit dengan kapasitas yang besar! Karena jika diterapkan untuk rumah sakit dengan kapasitas yang kecil, teknologi ini kurang ekonomis karena biaya yang diperlukan cukup besar! Pengolahan dengan sistem 'olam (ksidasi
Sistem kolam oksidasi ini telah dipilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit yang terletak ditengah-tengah kota karena tidak memerlukan lahan yang luas! Kolam Gksidasinya dibuat bulat atau elip dan air limbah dialirkan secara berputar agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan oksigen dari udara (aerasi)! Kemudian air limbah dialirkan ke dalam sedimentation tank untuk mengendapkan benda-benda pada dan lumpur lainnya! Selanjutnya air yang sudah nampak jernih dialirkan ke bak klorinasi sebelum dibuang ke dalam sungai atau kebadan air lainnya! Sedangkan lumpur yang mengendap diambil dan dikeringkan pada sludge drying bed! Pengolahan #ir Limbah Dengan Proses Bio!ilter )*p +lo,
+roses pengolahan air limbah dengan bioilter Hup lo7I ini terdiri dari bak pengendap, ditambah dengan beberapa bak bioilter yang diisi dengan media kerikil atau batu pecah, plastik atau media lain! +enguraian at-at organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau acultati aerobik 4ak pengendap terdiri atas $ ruangan, yang pertama berungsi sebagai bak pengendap pertama, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur sedangkan ruang kedua berungsi sebagai pengendap kedua dan penampung lumpur yang tidak terendapkan di bak pertama, dan air luapan dari bak pengendap dialirkan ke media ilter dengan arah aliran dari ba7ah ke atas! Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media ilter akan tumbuh lapisan ilm mikroorganisme! Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan at organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap! #ir luapan dari bioilter kemudian dibubuhi dengan khlorine atau kaporit untuk membunuh mikroorganisme patogen, kemudian dibuang langsung ke sungai atau saluran umum! Proses Pengolahan Dengan Sistem Bio!ilter #naerob-#erob
+roses ini pengolahan dengan bioilter anaerob-aerob ini merupakan pengembangan dari proses bioilter anaerob dengan proses aerasi kontak +engolahan air limbah dengan proses bioilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap a7al, bioilter anaerob (anoDic), bioilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor! Pengolahan dengan Sistem #erasi 'ontak
+roses pengolahan air limbah dengan aerasi ini merupakan pengembangan dari proses lumpur akti dan proses bioilter! +engolahan air limbah dengan proses aerasi kontak ini terdiri dari dua bagian yakni pengolahan primer dan pengolahan sekunder! a! +engolahan +rimer +ada pengolahan primer ini, air limbah dialirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll! Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendapan a7al, untuk mengendapkan parikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya! Selain sebagai bak pengendapan, juga berungsi sebagai bak pengontrol aliran! b! +engolahan Sekunder +roses pengolahan sekunder ini terdiri dari bak kontaktor anaerob (#noDic) dan bak kontaktor aerob! #ir limpasan dari bak pengendapan a7al dipompa dan dialirkan ke bak penenang, kemudian dari bak penenang air limbah mengalir ke kontaktor anaerob dengan arah aliran dari ba7ah ke atas (6p Jlo7)! >i dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil.batu split! =umlah bak kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah! #ir limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak aerasi! >i dalam bak aerasi ini diisi dengan media dari bahan platik (+olyethylen), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan at organik yang ada di dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media! >engan demikian air limbah akan dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan eisiensi penguraian at organik! +roses ini sering dinamakan #erasi Kontak (2ontact #eration)! Pengolahan dengan Sistem 'olam #erasi atau 'olam Stabilisasi
Sistem pengolahan air limbah Hkolam stabilisasiI adalah memenuhi semua kriteria tersebut diatas kecuali masalah lahan yang diperlukan, sebab untuk kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup luas, maka biasanya sistem ini dianjurkan untuk rumah sakit di pedalaman (di luar kota) yang biasanya masih tersedia lahan yang cukup! Sistem ini hanya terdiri dari bagian bagian yang cukup sederhana yakni ' a! +ump (+ompa air kotor) b! Stabiliation +ond (Kolam Stabilisasi) biasanya $ buah c! 4ak klorinasi d! 2ontrol oom (uangan untuk Kontrol) e! 3nlet ! 3nterconnection antara $ kolam stabilisasi g! Gutlet dari kolam stabilisasi menuju ke sistem chlorinasi (4ak 2hlorinasi) #naerobic +ilter Treatment S"stem
+roses pengolahan anaerobik yaitu proses pengolahan air yang menggunakan organisme yang akti dimana oksigen tidak ada dan proses ini ditunjukkan oleh proses ermentasi metan! Sebagai hasil ermentasi metan oleh bakteri anaerobik at organik yang komplek seperti karbohidrat, lemak dan protein dibusukkan ke dalam metan (2") dan karbon dioksida (2G$)!
+roses pengolahan anaerobik biasanya digunakan untuk mengolah air limbah yang konsentrasinya tinggi atau lumpur, seperti pengolahan pada kotoran manusia atau air limbah dari proses ermentasi alkohol dari tetes! +ada umumnya air limbah yang di proses dengan pengolahan anaerobik dilanjutkan dengan pengolahan aerobik! Sistem #naerobic /reatment terdiri dari komponen-komponen antara lain sebagai berikut ' a! +ump Sump (+ompa #ir kotor) b! Septic /ank (3nho /ank) c! #naerobic Jilter d! Stabiliation /ank (4ak Stabilisasi) e! 2hlorination /ank (4ak 2hlorinasi) ! Sludge >rying 4ed (/empat +engeringan Lumpur) g! 2ontrol oom (uang 2ontrol) Sesuai dengan debit air buangan dari rumah sakit yang juga tergantung dari besar kecilnya rumah sakit atau jumlah tempat tidur, maka konstruksi anaerobic Jilter /reatment System dapat disesuaikan dengan kebutuhan tersebut misalnya ' a! ?olume Septic /ank b! =umlah #naerobik Jilter c! ?olume Stabiliation /ank d! =umlah 2hlorinasi /ank e! =umlah Sludge drying bed ! +erkiraan luas lahan yang diperlukan! Pers"aratan Limbah Cair Rumah Sakit
Menurut Kepmenkes 3 5o! $%.ME5KES.SK..$%% tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, limbah cair rumah sakit harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut ' ! Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimpangannya! $! Saluran pembungan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air dan limbah harus mengalir dengan lancar serta terpisah dengan saluran air hujan! *! umah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau bersama-sama secara kolekti dengan bangunan disekitarnya yang mememnuhi persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan! ! +erlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian limbah yang dihasilkan 1! #ir limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah harus dilengkapi.ditutup dengan grill! 8! #ir limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di 3nstalasi +engolahan #ir Limbah (3+#L), bila tidak mempunyai 3+#L harus dikelola sesuai kebutuhan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang ber7enang! &! Jrekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (eluent) dilakukan setiap bulan sekali untuk s7apantau dan minimal * bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku! :! umah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena at radioakti, pengelolaanya dilakukan sesuai ketentuan 4#/#5
;! +arameter radioakti diperlukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan radioakti yang dipergunakan oleh rumah sakit yang bersangkutan!
PGL(L## #/R L/0B#1 R*0#1 S#'/T *T*' L/0B#1 C#/R >ecember :, $%$ environmentalsanitation Leave a comment Co to comments
umah sakit merupakan tempat untuk menyembuhkan orang sakit! #kan tetapi, rumah sakit juga memiliki kemungkinan memberikan dampak negati! >ampak negati yang dapat terjadi salah satunya adalah pencemaran air akibat dari pembuangan limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik! /ujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengelolaan limbah cair di umah Sakit ! +engumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan 7a7ancara tidak terstruktur dengan menggunakan kuesioner kepada petugas yang bertanggung ja7ab terhadap pengelolaan limbah cair di umah Sakit ! +engolahan limbah cair di umah Sakit menggunakan sistem eDtended aeration! "asil kualitas limbah cair terolah yang sudah memenuhi baku mutu limbah rumah sakit (berada di ba7ah baku mutu) yang ditetapkan +emerintah adalah p" (keasaman), 4iochemical GDygen >emand, 2hemical GDygen >emand, /otal Suspendid Solid ! Sedangkan kadar ammoniaknya masih berada di atas baku mutu! "al ini disebabkan oleh pengelolaan lumpur yang belum memadai! >isarankan sepuluh persen dari lumpur yang mengendap di bak clariier dikembalikan ke bak aerasi! Sedangkan sisanya, yaitu ;%B dari lumpur yang mengendap di bak clariier dapat dilakukan pengolahan lumpur lebih lanjut! 6paya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum, besar artinya bagi pengembangan sumber daya manusia 3ndonesia seutuhnya! Masyarakat 3ndonesia pada masa yang akan datang diharapkan mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya! umah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut! umah sakit sebagai salah satu upaya peningkatan kesehatan tidak hanya terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium, armasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah, serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan! Selain memba7a dampak positi bagi masyarakat, yaitu sebagai tempat
menyembuhkan orang sakit, rumah sakit juga memiliki kemungkinan memba7a dampak negati! >ampak negatinya dapat berupa pencemaran dari suatu proses kegiatan, yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik! +ada tahun ;;;, <"G melaporkan di +erancis pernah terjadi : kasus pekerja kesehatan terineksi "3?, $ di antaranya menimpa petugas yang menangani limbah medis! "al ini menunjukkan bah7a perlunya pengelolaan limbah yang baik tidak hanya pada limbah medis tajam tetapi meliputi limbah rumah sakit secara keseluruhan! 5amun, berdasarkan hasil apid #ssessment tahun $%%$ yang dilakukan oleh >itjen +$M+L >irektorat +enyediaan #ir dan Sanitasi yang melibatkan >inas Kesehatan Kabupaten dan Kota, menyebutkan bah7a sebanyak 8: rumah sakit dari !&8 rumah sakit yang ada, yang memiliki insinerator baru ;B dan yang memiliki 3nstalasi +engolahan #ir Limbah (3+#L) sebanyak *8B! >ari jumlah tersebut kualitas limbah cair yang telah melalui proses pengolahan yang memenuhi syarat baru mencapai 1$B! "asil dari kualitas pengolahan limbah cair tidak terlepas dari dukungan pengelolaan limbah cairnya! Suatu pengelolaan limbah cair yang baik sangat dibutuhkan dalam mendukung hasil kualitas eluent sehingga tidak melebihi syarat baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan sekitar! Gleh karena pentingnya pengelolaan limbah cair rumah sakit, maka diamati pengelolaan limbah cair di umah Sakit! +engolahan limbah cair di umah Sakit menggunakan sistem eDtended aeration! +ada a7alnya air limbah dialirkan ke dalam inluent chamber! >alam proses penyaluran ke inluent chamber ini bahan padat dapat masuk ke sistem penyaluran! =ika bahan padat masuk ke sistem penyaluran dan mencapai unit pengolahan maka proses pengolahan limbah cair dapat terganggu! Gleh karena itu, pada inluent chamber dilakukan pengolahan pendahuluan yaitu melalui proses penyaringan dengan bar screen! #ir limbah dialirkan melalui saringan besi untuk menyaring sampah yang berukuran besar! Sampah yang tertahan oleh saringan besi secara rutin diangkut untuk menghindari terjadinya penyumbatan! Selanjutnya air limbah diolah dalam eualiing tank! >i dalam eualiing tank, air limbah dibuat menjadi homogen dan alirannya diatur dengan lo7 regulator! Jlo7 regulator yang terdapat pada bak ekualisasi ini dan dapat mengendalikan luktuasi jumlah air limbah yang tidak merata, yaitu selama jam kerja air diperlukan dalam jumlah banyak, dan sedikit sekali pada malam hari! Jlo7 regulator juga dapat mengendalikan luktuasi kualitas air limbah yang tidak sama selama $ jam dengan menggunakan teknik mencampur dan mengencerkan! >engan dibantu oleh diuser, air limbah dari berbagai sumber teraduk dan bercampur menjadi homogen dan siap diolah! Selain itu, diuser juga dapat menghilangkan bau busuk pada air limbah! Setelah itu, proses pengolahan secara biologis terjadi di dalam aeration tank dengan bahan-bahan organik yang terdapat dalam air limbah didekomposisikan oleh microorganisme menjadi produk yang lebih sederhana sehingga menyebabkan bahan organik semakin lama semakin berkurang! >alam hal ini bahan buangan organik diubah dan digunakan untuk perkembangan sel baru (protoplasma) serta diubah dalam bentuk bahan-bahan lainnya seperti karbondioksida, air, dan ammonia! Massa dari protoplasma dan bahan organik baru yang dihasilkan, mengendap bersama-sama dengan endapan dalam activated sludge! +roses oksidasi yang terjadi adalah ' bakteri 2"G5S G$ nutrien 2G$ "$G 5"* sel-sel mikrobial bertambah 5"* G$ sel-sel nitrat 5G$ 5G* "$G sel-sel nitrat bertambah Kemudian air limbah beserta lumpur hasil proses biologis tadi dialirkan kedalam clariier tank agar dapat mengendap! Lumpur yang sudah mengendap di bagian paling ba7ah dipompakan kembali ke bak aerasi dan lumpur pada air limbah yang baru datang dibiarkan turun mengendap ke ba7ah sehingga terjadi pergantian! Lumpur yang telah mengendap pada dasar bak clariier dikembalikan ke bak aerasi tanpa ada yang diambil keluar atau dilakukan pengolahan lumpur lebih lanjut!
#ir limbah dari bak clariier yang sudah lebih jernih dialirkan ke bak eluent! Sebelum masuk ke eluent tank, air limbah diberikan khlorin untuk mengendalikan jumlah populasi bakteri pada ambang yang tidak membahayakan! Sebagai mata rantai terakhir, air limbah ditampung di dalam eluent tank yang pada akhirnya akan dibuang ke parit dan bermuara ke sungai! +emeliharaan 3+#L di umah Sakit pada prinsipnya relati mudah dilakukan! ang terpenting adalah menjaga agar limbah padat tidak masuk ke dalam sistem dan mencegah penyumbatan penyumbatan! 6ntuk mencegah limbah padat masuk dan mencegah terjadinya penyumbatan penyumbatan, maka perlu selalu dilakukan pembersihan pada bar screen dari sampah padat secara rutin! +eralatan yang digunakan adalah serok, garu, bak sampah, dan senter! Sedangkan material yang digunakan adalah kaporit berupa khlorin sebagai disinektan! +enga7asan dilakukan pada kualitas serta alat-alat dan mesin! +enga7asan kualitas air limbah terolah dilakukan tiap * bulan sekali! Sedangkan penga7asan terhadap alat-alat dan mesin dilakukan secara rutin 8 kali dalam sebulan!
PR(SS #/R L/0B#1 R*0#1 S#'/T 00#'#/ S/ST0 B/(+/LTR ##R(B-#R(B 5ovember $%, $%$ environmentalsanitation Leave a comment Co to comments
Air limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potensial. Oleh karena itu air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran umum. Masalah yang sering muncul dalam hal pengelolaan limbah rumah sakit adalah terbatasnya dana yang ada untuk membangun fasilitas pengolahan limbah serta operasinya, khususnya untuk rumah sakit tipe kecil dan menengah. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, mudah operasinya serta harganya terjangkau, khususnya untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Selain itu perlu menyebar-luaskan informasi teknologi khususnya untuk pengolahan air limbah rumah sakit, sehingga dalam memilih teknologi pihak pengelola rumah sakit mendapatkan hasil yang optimal.
Rumah sakit adalah merupakan fasilitas sosial yang tak mungkin dapat dipisahkan dengan masyarakat, dan keberadaannya sangat diharapkan oleh masyarakat, karena sebagai manusia atau masyarakat tentu menginginkan agar keseahatan tetap terjaga. Oleh karena itu rumah sakit mempunyai kaitan yang erat dengan keberadaan kumpulan manusia atau masyarakat tersebut. Di masa lalu, suatu rumah sakit dibangun di suatu wilayah yang jaraknya cukup jauh dari dareah pemukiman, dan biasanya dekat dengan sungai dengan pertimbangan agar pengelolaan limbah baik padat maupun cair tidak berdampak negatip terhadap penduduk, atau bila ada dampak negatip maka dampak tersebut dapat diperkecil. Sejalan dengan perkembangan penduduk yang sangat pesat, lokasi rumah sakit yang dulunya jauh dari daerah pemukiman penduduk tersebut sekarang umumnya telah berubah dan berada di tengah pemukiman penduduk yang cukup padat, sehingga masalah pencemaran akibat limbah rumah sakit baik limbah padat atau limbah cair sering menjadi pencetus konflik antara pihak rumah sakit dengan masyarakat yang ada di sekitarnya. Dengan pertimbangan alasan tersebut, maka rumah sakit yang dibangun setelah tahun 1980 an telah diwajibkan menyediakan sarana limbah padat maupun limbah cair. Namun dengan semakin mahalnya harga tanah, serta besarnya tuntutan masyarakat akan kebutuhan peningkatan sarana penunjang pelayanan kesehatan yang baik, dan di lain pihak peraturan pemerintah tentang pelestarian lingkungan juga semakin ketat, maka pihak rumah sakit umumnya menempatkan sarana pengolah limbah pada skala prioritas yang rendah. Akibatnya, sering terjadi benturan perbedaan kepentingan antar pihak rumah sakit dengan masyarakat atau pemerintah. Dengan adanya kebijakan legal yang mengharuskan pihak rumah sakit agar menyediakan fasilitas pengolahan limbah yang dihasilkan, mengakibatkan biaya investasi maupun biaya operasional menjadi lebih besar. Air limbah yang berasal dari limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial. Hal ini disebabkan karena air limbah rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi juga kemungkinan mengandung senyawa-senyawa kimia lain serta mikro-organisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit terhadap masyarakat di sekitarnya. Oleh karena potensi dampak air limbah rumah sakit terhadap kesehatan masyarakat sangat besar, maka setiap rumah sakit diharuskan mengolah air limbahnya sampai memenuhi persyaratan standar yang berlaku. Dengan adanya peraturan yang mengharuskan bahwa setiap rumah sakit harus mengolah air limbah sampai standar yang diijinkan, maka kebutuhan akan teknologi pengolahan air limbah rumah sakit khususnya yang murah dan hasilnya baik perlu dikembangkan. Hal ini mengingat bahwa kendala yang paling banyak dijumpai yakni teknologi yang ada saat ini masih cukup mahal, sedangkan di lain pihak dana yang tersedia untuk membangun unit alat pengolah air limbah tersebut sangat terbatas sekali. Untuk rumah sakit dengan kapasitas yang besar umumnya dapat membangun unit alat pengolah air limbahnya sendiri karena mereka mempunyai dana yang cukup. Tetapi untuk rumah sakit tipe kecil sampai dengan tipe sedang umumnya sampai saat ini masih membuang air limbahnya ke saluran umum tanpa pengolahan sama sekali. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah rumah
sakit yang murah, mudah operasinya serta harganya terjangkau, khususnya untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat kedala yang cukup besar yakni kurangnya tersedianya teknologi pengolahan yang baik dan harganya murah. Masalah ini menjadi kendala yang cukup besar terutama untuk rumah sakit kecil, yang mana pihak rumah sakit tidak/belum mampu untuk membangun unit alat pengilahan air limbah sendiri, sehingga sampai saat ini masih banyak sekali rumah sakit yang membuang air limbahnya ke saluran umum. PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi: limbah domistik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian; limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dll.; air limbah laboratorium; dan lainya. Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domistik maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung senaywa pulutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis, sedangkan untuk air limbah rumah sakit yang berasal dari laboratorium biasanya banyak mengandung logam berat yang mana bila air limbah tersebut dialirkan ke dalam proses pengolahan secara biologis, logam berat tersebut dapat menggagu proses pengolahannya.Oleh karena itu untuk pengelolaan air limbah rumah sakit, maka air limbah yang berasal dari laboratorium dipisahkan dan ditampung, kemudian diolah secara kimia-fisika, Selanjutnya air olahannya dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang lain, dan selanjutnya diolah dengan proses pengolahan secara biologis. Diagram proses pengelolaan air limbah rumah sakit secara umum dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini. Di dalam pengelolaan air limbah rumah sakit, maka yang perlu diperhatikan adalah sistem saluran pembuangan air. Saluran air limbah dan saluran air hujan harus dibuat secara terpisah. Air limbah rumah sakit baik yang berasal dari buangan kamar mandi, air bekas ccucian, air buangan dapur serta air limbah klinis dikumpulkan ke bak kontrol dengan saluran atau pipa tertutup, selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan air limbah. Setelah dilakukan pengolahan, air hasil olahannya dibuang ke saluran umum. Untuk air hujan dapat langsung dibuang kesaluran umum melalui saluran terbuka.
Teknologi Pengolahan Air Limbah
Untuk mengolah air yang mengandung senyawa organik umumnya menggunakan teknologi pengolahan air limbah secara biologis atau gabungan antara proses biologis dengan proses kimia-fisika. Proses secara biologis tersebut dapat dilakukan pada kondisi aerobik (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa udara) atau kombinasi anaerobik dan aerobik. Proses biologis aeorobik biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan proses biologis anaerobik digunakan untuk pengolahan air
limbah dengan beban BOD yang sangat tinggi. Dalam makalah ini uraian dititik beratkan pada proses pengolahan air limbah secara aerobik. Pengolahan air limbah secara biologis aerobik secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yakni proses biologis dengan biakan tersuspensi (suspended culture), proses biologis dengan biakan melekat (attached culture) dan proses pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam. Proses biologis dengan biakan tersuspensi adalah sistem pengolahan dengan menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air dan mikro-organime yang digunakan dibiakkan secara tersuspesi di dalam suatu reaktor. Beberapa contoh proses pengolahan dengan sistem ini antara lain : proses lumpur aktif standar/konvesional (standard activated sludge), step aeration, contact stabilization, extended aeration, oxidation ditch (kolam oksidasi sistem parit) dan lainya. Proses biologis dengan biakan melekat yakni proses pengolahan limbah dimana mikroorganisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan media. Beberapa contoh teknologi pengolahan air limbah dengan cara ini antara lain : trickling filter atau biofilter, rotating biological contactor (RBC), contact aeration/oxidation (aerasi kontak) dan lainnnya. Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukam proses aerasi. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization pond). Proses dengan sistem lagoon tersebut kadangkadang dikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan tersuspensi. Teknologi Proses Pengoalahan Air Limbah Rumah SakitTeknologi proses pengolagan air limbah yang digunakan untuk mengolah air limbah rumah sakit pada dasarnya hampir sama dengan teknologi proses pengolahan untuk air limbah yang mengandung polutan organik lainnya. Pemilihan jenis proses yang digunakan harus memperhatikan bebrapa faktor antara lain yakni kualitas limbah dan kualitas air hasil olahan yang diharapkan, jumlah air limbah, lahan yang tersedia dan yang tak kalah penting yakni sumber energi yang tersedia. Berapa teknologi proses pengolahan air limbah rumah sakit yang sering digunakan yakni antara lain: proses lumpur aktif (activated sludge process), reaktor putar biologis (rotating biological contactor, RBC), proses aerasi kontak (contact aeration process), proses pengolahan dengan biofilter “Up Flow”, serta proses pengolahan dengan sistem “biofilter anaerob-aerob”.
Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Lumpur Aktif Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi dan bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri patogen. Secara umum proses pengolahannya adalah sebagai berikut. Air limbah yang berasal dari rumah sakit ditampung ke dalam bak penampung air limbah. Bak penampung ini berfungsi sebagai bak pengatur debit air limbah serta dilengkapi dengan saringan kasar untuk memisahkan kotoran yang besar. Kemudian, air limbah dalam bak penampung di pompa ke bak pengendap awal. Bak pengendap awal berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi (Suspended Solids) sekitar 30 – 40 %, serta BOD sekitar 25 % . Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah. Energi yang didapatkan dari hasil penguraian zat organik tersebut digunakan oleh mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan demikian didalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam jumlah yang besar. Biomasa atau mikroorganisme inilah yang akan menguaraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Air limpasan(over flow) dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan proses ini air limbah rumah sakit dengan konsentrasi BOD 250 -300 mg/lt dapat di turunkan kadar BOD nya menjadi 20 -30 mg/lt. Skema proses pengolahan air limbah rumah sakit dengan sistem aerasi kontak dapat dilihat pada gambar diatas. Surplus lumpur dari bak pengendap awal maupun akhir ditampung ke dalam bak pengering lumpur, sedangkan air resapannya ditampung kembali di bak penampung air limbah. Keunggulan proses lumpur aktif ini adalah dapat mengolah air limbah dengan beban BOD yang besar, sehingga tidak memerlukan tempat yang besar. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dalam jumlah yang besar. Sedangkan beberapa kelemahannya antara lain yakni kemungkinan dapat terjadi bulking pada lumpur aktifnya, terjadi buih, serta jumlah lumpur yang dihasilkan cukup besar.
Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Reaktor Biologis Putar (Rotating Biological Contactor, Rbc)Reaktor biologis putar (rotating biological contactor) disingkat RBC adalah salah satu teknologi pengolahan air limbah yang mengandung polutan organik yang tinggi secara biologis dengan sistem biakan melekat (attached culture). Prinsip kerja pengolahan air
limbah dengan RBC yakni air limbah yang mengandung polutan organik dikontakkan dengan lapisan mikro-organisme (microbial film) yang melekat pada permukaan media di dalam suatu reaktor. Media tempat melekatnya film biologis ini berupa piringan (disk) dari bahan polimer atau plastik yang ringan dan disusun dari berjajar-jajar pada suatu poros sehingga membentuk suatu modul atau paket, selanjutnya modul tersebut diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah yang mengalir secara kontinyu ke dalam reaktor tersebut. Dengan cara seperti ini mikro-organisme miaslanya bakteri, alga, protozoa, fungi, dan lainnya tumbuh melekat pada permukaan media yang berputar tersebut membentuk suatu lapisan yang terdiri dari mikro-organisme yang disebut biofilm (lapisan biologis). Mikro-organisme akan menguraikan atau mengambil senyawa organik yang ada dalam air serta mengambil oksigen yang larut dalam air atau dari udara untuk proses metabolismenya, sehingga kandungan senyawa organik dalam air limbah berkurang. Pada saat biofilm yang melekat pada media yang berupa piringan tipis tersebut tercelup kedalam air limbah, mikro-organisme menyerap senyawa organik yang ada dalam air limbah yang mengalir pada permukaan biofilm, dan pada saat biofilm berada di atas permuaan air, mikroorganisme menyerap okigen dari udara atau oksigen yang terlarut dalam air untuk menguraikan senyawa organik. Enegi hasil penguraian senyawa organik tersebut digunakan oleh mikroorganisme untuk proses perkembang-biakan atau metabolisme. Senyawa hasil proses metabolisme mikro-organisme tersebut akan keluar dari biofilm dan terbawa oleh aliran air atau yang berupa gas akan tersebar ke udara melalui rongga-rongga yang ada pada mediumnya, sedangkan untuk padatan tersuspensi (SS) akan tertahan pada pada permukaan lapisan biologis (biofilm) dan akan terurai menjadi bentuk yang larut dalam air. Pertumbuhan mikro-organisme atau biofilm tersebut makin lama semakin tebal, sampai akhirnya karena gaya beratnya sebagian akan mengelupas dari mediumnya dan terbawa aliran air keluar. Selanjutnya, mikro-organisme pada permukaan medium akan tumbuh lagi dengan sedirinya hingga terjadi kesetimbangan sesuai dengan kandungan senyawa organik yang ada dalam air limbah. Keunggulan dari sistem RBC yakni proses operasi maupun konstruksinya sederhana, kebutuhan energi relatif lebih kecil, tidak memerlukan udara dalam jumlah yang besar, lumpur yang terjadi relatf kecil dibandingkan dengan proses lumpur aktif, serta relatif tidak menimbulkan buih. Sedangkan kekurangan dari sistem RBC yakni sensitif terhadap temperatur.
Proses Pengolahan
Bak Pemisah Pasir Air limbah dialirkan dengan tenang ke dalam bak pemisah pasir, sehingga kotoran yang berupa pasir atau lumpur kasar dapat diendapkan. Sedangkan kotoran yang mengambang misalnya sampah, plastik, sampah kain dan lainnya tertahan pada sarangan (screen) yang dipasang pada inlet kolam pemisah pasir tersebut. Bak Pengendap Awal Dari bak pemisah/pengendap pasir, air limbah dialirkan ke bak pengedap awal. Di dalam bak pengendap awal ini lumpur atau padatan tersuspensi sebagian besar mengendap. Waktu tinggal di dalam bak pengedap awal adalah 2 – 4 jam, dan lumpur yang telah mengendap dikumpulkan daan dipompa ke bak pengendapan lumpur. Bak Kontrol Aliran Jika debit aliran air limbah melebihi kapasitas perencanaan, kelebihan debit air limbah tersebut dialirkan ke bak kontrol aliran untuk disimpan sementara. Pada waktu debit aliran turun / kecil, maka air limbah yang ada di dalam bak kontrol dipompa ke bak pengendap awal bersama-sama air limbah yang baru sesuai dengan debit yang diinginkan. Kontaktor (reaktor) Biologis Putar Di dalam bak kontaktor ini, media berupa piringan (disk) tipis dari bahan polimer atau plastik dengan jumlah banyak, yang dilekatkan atau dirakit pada suatu poros, diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam air limbah. Waktu tinggal di dalam bak kontaktor kira-kira 2,5 jam. Dalam kondisi demikian, mikro-organisme akan tumbuh pada permukaan media yang berputar tersebut, membentuk suatu lapisan (film) biologis. Film biologis tersebut terdiri dari berbagai jenis/spicies mikro-organisme misalnya bakteri, protozoa, fungi, dan lainnya. Mikro-organisme yang tumbuh pada permukaan media inilah yang akan menguraikan senaywa organik yang ada di dalam air limbah. Lapsian biologis tersebut makin lama makin tebal dan kerena gaya beratnya akan mengelupas dengan sedirinya dan lumpur orgnaik tersebut
akan terbawa aliran air keluar. Selanjutnya laisan biologis akan tumbuh dan berkembang lagi pada permukaan media dengan sendirinya. Bak Pengendap Akhir Air limbah yang keluar dari bak kontaktor (reaktor) selanjutnya dialirkan ke bak pengendap akhir, dengan waktu pengendapan sekitar 3 jam. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang berasal dari RBC lebih mudah mengendap, karena ukurannya lebih besar dan lebih berat. Air limpasan (over flow) dari bak pengendap akhir relaitif sudah jernih, selanjutnya dialirkan ke bak khlorinasi. Sedangkan lumpur yang mengendap di dasar bak di pompa ke bak pemekat lumpur bersama-sama dengan lumpur yang berasal dari bak pengendap awal. Bak Khlorinasi Air olahan atau air limpasan dari bak pengendap akhir masih mengandung bakteri coli, bakteri patogen, atau virus yang sangat berpotensi menginfeksi ke masyarakat sekitarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, air limbah yang keluar dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi untuk membunuh mikro-organisme patogen yang ada dalam air. Di dalam bak khlorinasi, air limbah dibubuhi dengan senyawa khlorine dengan dosis dan waktu kontak tertentu sehingga seluruh mikro-orgnisme patogennya dapat di matikan. Selanjutnya dari bak khlorinasi air limbah sudah boleh dibuang ke badan air. Bak Pemekat Lumpur Lumpur yang berasal dari bak pengendap awal maupun bak pengendap akhir dikumpulkan di bak pemekat lumpur. Di dalam bak tersebut lumpur di aduk secara pelan kemudian di pekatkan dengan cara didiamkan sekitar 25 jam sehingga lumpurnya mengendap, selanjutnya air supernatant yang ada pada bagian atas dialirkan ke bak pengendap awal, sedangkan lumpur yang telah pekat dipompa ke bak pengering lumpur atau ditampung pada bak tersendiri dan secara periodik dikirim ke pusat pengolahan lumpur di tempat lain. Keunggulan dan Kelemahan RBC Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah denga sistem RBC antara lain : * Pengoperasian alat serta perawatannya mudah. * Untuk kapasitas kecil / paket, dibandingkan dengan proses lumpur aktif konsumsi energi lebih rendah. * Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga tahan terhadap fluktuasi beban pengoalahan. * Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi penghilangan ammonium lebih besar. * Tidak terjadi bulking ataupun buih (foam) seperti pada proses lumpur aktif. Sedangkan beberapa kelemahan dari proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC antara lain yakni : * Pengontrolan jumlah mikro-organisme sulit dilakukan. * Sensitif terhadap perubahan temperatur. * Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi.
* Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut, serta kadang-kadang timbul bau yang kurang sedap. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Aerasi Kontak Proses ini merupakan pengembangan dari proses lumpur aktif dan proses biofilter. Pengolahan air limbah dengan proses aerasi kontak ini terdiri dari dua bagian yakni pengolahan primer dan pengolahan sekunder. Pengolahan Primer Pada pengolahan primer ini, air limbah dialirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll. Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran. Pengolahan sekunder Proses pengolahan sekunder ini terdiri dari bak kontaktor anaerob (anoxic) dan bak kontaktor aerob. Air limpasan dari bak pengendap awal dipompa dan dialirkan ke bak penenang, kemudian dari bak penenang air limbah mengalir ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak aerasi. Di dalam bak aerasi ini diisi dengan media dari bahan pasltik (polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), cara ini dapat menurunkan konsentrasi nutrient (nitrogen) yang ada dalam air limbah. Dengan proses ini air limbah rumah sakit dengan konsentrasi BOD 250 -300 mg/lt dapat di turunkan kadar BOD nya menjadi 20 -30 mg/lt. Surplus lumpur dari bak pengendap awal maupun akhir ditampung ke dalam bak pengering lumpur, sedangkan air resapannya ditampung kembali di bak penampung air limbah.
Keunggulan Proses Aerasi Kontak * Pengelolaannya sangat mudah. * Biaya operasinya rendah. * Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit. * Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan euthropikasi. * Suplai udara untuk aerasi relatif kecil. * Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar. Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilter “Up Flow” Proses pengolahan air limbah dengan biofilter “up flow” ini terdiri dari bak pengendap, ditambah dengan beberapa bak biofilter yang diisi dengan media kerikil atau batu pecah, plastik atau media lain. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Bak pengendap terdiri atas 2 ruangan, yang pertama berfungsi sebagai bak pengendap pertama, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur sedangkan ruang kedua berfungsi sebagai pengendap kedua dan penampung lumpur yang tidak terendapkan di bak pertama, dan air luapan dari bak pengendap dialirkan ke media filter dengan arah aliran dari bawah ke atas. Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap. Air luapan dari biofilter kemudian dibubuhi dengan khlorine atau kaporit untuk membunuh mikroorganisme patogen, kemudian dibuang langsung ke sungai atau saluran umum. Skema proses pengolahan air limbah dengan biofilter “Up Flow” dapat dilihat seperti terlihat dalam Gambar di bawah ini. Biofilter “Up Flow” ini mempunyai 2 fungsi yang menguntungkan dalam proses pengolahan air buangan yakni antara lain : 1. Adanya air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter lama kelamaan mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari luas kontak antara air limbah dengan mikroorganisme yang menempel pada permukaan media filter tersebut. Makin luas bidang kontaknya maka efisiensi penurunan konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar. Selain menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BOD cara ini dapat juga mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi atau suspended solids (SS) dan konsentrasi total nitrogen dan posphor. 2. Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah melalui
filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak filter. Sistem biofilter Up Flow ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta tanpa membutuhkan energi. Poses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar.
•
Proses dengan Biofilter “Anaerob-Aerob” ini mempunyai beberapa keuntungan yakni : Adanya air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses penguraian secara biologis. Efisiensi biofilter tergantung dari l uas kontak antara air limbah dengan mikro-organisme yang menempel pada permukaan media filter tersebut. Makin luas bidang kontaknya maka efisiensi penurunan konsentrasi zat organiknya (BOD) makin besar. Selain menghilangkan atau mengurangi konsentrasi BODdan COD, cara ini dapat juga mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi atau suspended solids (SS) , deterjen (MBAS), ammonium dan posphor. Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui media ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya. Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke atas akan mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak •
•
•
filter. Sistem biofilter anaerob-aerb ini sangat sederhana, operasinya mudah dan tanpa memakai bahan kimia serta tanpa membutuhkan energi. Poses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dengan kapasitas yang tidak terlalu besar Dengan kombinasi proses “Anaerob-Aerob”, efisiensi penghilangan senyawa phospor menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan proses anaerob atau proses aerob saja. Phenomena proses penghilangan phosphor oleh mikroorganisne pada proses pengolahan anaerob-aerob dapat diterangkan seperti pada Gambar III.8. Selama berada pada kondisi anaerob, senyawa phospor anorganik yang ada dalam sel-sel mikrooragnisme akan keluar sebagi akibat hidrolosa senyawa phospor. Sedangkan energi yang dihasilkan digunakan untuk menyerap BOD (senyawa organik) yang ada di dalam air limbah. Efisiensi penghilangan BOD akan berjalan baik apabila perbandingan antara BOD dan phospor (P) lebih besar 10. (Metcalf and Eddy, 1991). Selama berada pada kondisi aerob, senyawa phospor terlarut akan diserap oleh bakteria/mikroorganisme dan akan sintesa menjadi polyphospat dengan menggunakan energi yang dihasik oleh proses oksidasi senyawa organik (BOD). Dengan demikian dengan kombinasi proses anaerobaerob dapat menghilangkan BOD maupun phospor dengan baik. Proses ini dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban organik yang cukup besar.
Keunggulan Proses Biofilter “Anaerob-Aerob”
Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah dengan biofilter anaerb-aerob antara lain yakni : Pengelolaannya sangat mudah. Biaya operasinya rendah. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit. Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat menyebabkan euthropikasi. Suplai udara untuk aerasi relatif kecil. Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar. Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik. • • • • • • •
Kriteria Perencanaan Kriteria Perencanaan Bak Pengendap Bak pengendap harus memenuhi persyaratan tertentu antara lain : * Bahan bangunan harus kuat terhadap tekanan atau gaya berat yang mungkin timbul dan harus tahan terhadap asam serta harus kedap air. * Jumlah ruangan disarankan minimal 2 (dua) buah. * Waktu tinggal (residence time) 1s/d 3 hari. * Bentuk Tangki empat persegi panjang dengan perbandingan panjang dan lebar 2 s/d 3 : 1. * Lebar Bak minimal 0,75 meter dan panjang bak minimal 1,5 meter. * Kedalaman air efektif 1-2 meter, tinggi ruang bebas air 0,2-0,4 meter dan tinggi ruang * Untuk penyimpanan lumpur 1/3 dari kedalaman air efektif (laju produksi lumpur sekitar 0,03 – 0,04 M3/orang /tahun ). * Dasar bak dapat dibuat horizontal atau dengan kemiringan tertentu untuk memudahkan pengurasan lumpur. * Pengurasan lumpur minimal dilakukan setiap 2 – 3 tahun. Kriteria Perencanaan Biofilter “Up Flow” Untuk merencanakan biofilter “Up Flow” harus memenuhi beberapa persyaratan, yakni : * Bak biofilter terdiri dari 1 (satu) ruangan atau lebih. * Media filter terdiri dari kerikil atau batu pecah atau bahan plastik dengan ukuran diameter rata-rata 20 -25 mm , dan ratio volume rongga 0,45. * Tinggi filter (lapisan kerikil) 0,9 -1,2 meter. * Beban hidrolik filter maksimum 3,4 M3/m2/hari. * Waktu tinggal dalam filter 6 -9 jam (didasarkan pada volume rongga filter).
Proses Pengolahan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob Proses ini pengolahan dengan biofilter anaerob-aerob ini merupakan pengembangan dari proses proses biofilter anaerob dengan proses aerasi kontak Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Air limbah yang berasal dari rumah tangga dialirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll. Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan kerikil, pasltik (polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.
Bak Kontaktor Khlorine Unit prototipe alat pengolahan air limbah rumah tangga tersebut dapat dilengkapi dengan bak khlorinasi (bak kontaktor) yang berfungsi untuk mengkontakan khlorine dengan air hasil pengolahan. Air limbah yang telah diolah sebelum dibuang ke saluran umum dikontakkan
dengan khlorine agar mikroorganisme patogen yang ada di dalam air dapat dimatikan. Senyawa khlor yang digunakan adalah kaporit dalam bentuk tablet. RANCANG BANGUN UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM BIOFILTER ANAEROB-AEROB Proses Pengolahan Seluruh air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit, yakni yang berasal dari limbah domistik maupun air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit dikumpulkan melalui saluran pipa pengumpul. Selanjutnya dialirkan ke bak kontrol. Fungsi bak kontrol adalah untuk mencegah sampah padat misalnya plastik, kaleng, kayu agar tidak masuk ke dalam unit pengolahan limbah, serta mencegah padatan yang tidak bisa terurai misalnya lumpur, pasir, abu gosok dan lainnya agar tidak masuk kedalam unit pengolahan limbah. Dari bak kontrol, air limbah dialirkan ke bak pengurai anaerob. Bak pengurai anaerob dibagi menjadi tiga buah ruangan yakni bak pengendapan atau bak pengurai awal, biofilter anaerob tercelup dengan aliran dari bawah ke atas (Up Flow), serta bak stabilisasi. Selanjutnya dari bak stabilisai, air limbah dialirkan ke unit pengolahan lanjut. Unit pengolahan lanjut tersebut terdiri dari beberapa buah ruangan yang berisi media untuk pembiakan mikro-organisme yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalan air limbah. Setelah melalui unit pengolahan lanjut , air hasil olahan dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak khlorinasi air limbah dikontakkan dengan khlor tablet agar seluruh mikroorganisme patogen dapat dimatikan. Dari bak khlorinasi air limbah sudah dapat dibuang langsung ke sungai atau saluran umum. Bentuk Dan Prototipe Alat Rancangan prototipe alat dirancang yang digunakan untuk uji coba pegolahan air limbah r umah sakit ditunjukkan seperti pada Gambar IV.1. Prototipe alat ini secara garis besar terdiri dari bak pengendapan/pengurai anaerob dan unit pengolahan lanjut dengan sistem biofilter anaerobaerob. Bak pengurai anaerob dibuat dari bahan beton cor atau dari bahan fiber glas (FRP), disesuaikan dengan kondisi yang ada. Ukuran bak pengurai anaerob yakni panjang 160 cm, lebar 160 cm, dan kedalaman efektif sekitar 200 cm, dengan waktu tinggal sekitar 8 jam. Unit pengolahan lanjut dibuat dari bahan fiber glas (FRP) dan dibuat dalam bentuk yang kompak dan langsung dapat dipasang dengan ukuran panjang 310 cm, lebar 100 cm dan tinggi 190 cm. Ruangan di dalam alat tersebut dibagi menjadi beberapa zona yakni rungan pengendapan awal, zona biofilter anaerob, zona biofilter aerob dan rungan pengendapan akhir. Media yang digunakan untuk biofilter adalah batu apung atau batu pecah dengan ukuran 1-2 cm, atau ari bahan lain misalnya zeolit, batubara (anthrasit), palstik dan lainnnya. Selain itu, air limbah yang ada di dalam rungan pengendapan akhir sebagian disirkulasi ke zona aerob dengan menggunakan pompa sirkulasi. Kapasitas Alat