BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sistem pemadam kebakaran merupakan sistem yang sangat vital dalam sebuah kapal, sistem ini berguna untuk menanggulangi bahaya api yang terjadi di kapal. Sistem pemadam kebakaran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua dilihat dari peletakan sistem yang ada yaitu : o Sistem penanggulangan kebakaran pasif, sistem ini berupa aturan kelas mengenai penggunaan bahan pada daerah beresiko tinggi terjadi kebakaran dan juga pemasangan instalasi fix pada daerah beresiko kebakaran. o Sistem penanggulangan kebakaran aktif, sistem ini berupa penanggulangan kecelakaan yang bersifat lebih aktif misal, penempatan alat pemadam api ringan pada daerah yang beresiko kebakaran. Pada dasarnya prinsip pemadaman adalah memutus “segitiga api” yang terdiri dari panas, oksigen, dan bahan bakar. Sehingga dengan mengetahui hal ini maka dapat dilakukan pemilihan media pemadaman sesuai dengan resiko dan kelas dari kecelakaan tersebut. a. Fungsi Sistem Pemadam Kebakaran
Fungsi dari sistem pemadam kebakaran adalah untuk penanganan jika terjadi kebakaran di kapal. Maka peralatan yang digunakan, berasal dari sistem pemadam kebakaran. Oleh karena itu, sistem pemadam kebakaran harus bisa menangani kebakaran di setiap bagian kapal. b. Rule dan Rekomendasi
Menurut Volume III BKI 1996 section 12 mengenai peralatan pelindung api dan pemadam, dinyatakan sebagi berikut : 1) Pelindung Api
Pengaturan di ruangan mesin haruslah menjamin keselamatan dari penanganan cairan yang mudah terbakar agar tidak terbakar.
Semua ruangan yang diletakkan motor bakar, burner, atau pengendap minyak atau tangki harian diletakkan harus terjangkau dan diberikan ventilasi secara layak
Bilamana terjadi kebocoran dari cairan yang mudah terbakar selama pekerjaan perawatan rutin, harus diperhatikan agar cairan tersebut terhindar dari kontak dari sumber api.
Bahan yang digunakan pada ruangan permesinan sebaiknya secara normal tidak meningkatkan kemungkinan untuk mudah terbakar.
Bahan yang digunakan sebagai lantai bulkhead lining, atap atau geladak ruang pengendali dengan tangki minyak haruslah tidak mudah terbakar. Dimana bila terjadi bahaya yang mana minyak dapat terserap ke bahan penyekat, penyekat tersebut harus dapat terlindungi dari serapan minyak atau uap minyak.
2) Peralatan dengan resiko terbakar tinggi.
Peralatan pengolahan minyak awal (oil fuel preparation equipment) seperti purifier, harus dipasang pada ruangan yang terpisah. Ruangan ini ditutupi oleh sekat baja, dan dilengkapi dengan pintu baja yang dapat tertutup sendiri, dilengkapi dengan, Ventilasi mekanis yangt terpisah, Sistim deteksi api dan alarm, Sistim pemadam api yang tetap.
Sistim ini dapat merupakan bagian dari sistim pelindung api ruangan kamar mesin.
Jika hal tersebut tidak praktis untuk menempatkan sistim pengolahan minyak bahan bakar di ruangan yang terpisah, perhatian harus dilakukan terhadap api dengan suatu penanganan api dari komponen dan dari kemungkinan kebocoran. Sebagai tambahan sistim perlindungan api secara tetap, di ruang kamar mesin, suatu unit pemadam lokal dapat diberikan pada daerah tersebut.
3) Unit pemadam lokal harus layak untuk pemadaman api yang efektif pada suatu area. Langkah kerja yang dilakukan dapat secara otomatis atau manual sebaik mungkin tidak mempengaruhi operasi dari peralatan lain. Penggunaan secara otomatis dan tibatiba tidak boleh merusak komponen lain. Bila peralatan tersebut manual, dapat dipasang pada ruang pengendali permesinan atau disuatu tempat yang memberikan perlindungan yang cukup. 4) Sistim minyak dengan tekanan kerja lebih dari 15 bar yang tidak termasuk dalam bagian permesinan bantu ataupun induk (seperti hidrolik, stering gear) harus dipasang diruangan yang terpisah. 5) Perlindungan dari jalur dan peralatan yang melalui temperatur yang tinggi.
Semua bagian yang memiliki temperatur diatas 220oC seperti uap, minyak panas dan jalur gas buang, dan silencers, dsb, harus dilindungi oleh bahan tidak yang tidak mudah terbakar dan tidak dapat menyerap minyak.
Pelindung harus dapat dipastikan tidak akan menjadi retak atau robek karena getaran.
6) Daerah Bulkhead Semua pipa dengan kelas A atau B menurut SOLAS 1974 harus tahan terhadap suhu yang mana telah dirancang sebelumnya. Pipa uap, gas dan minyak termal yang melalui bulkhead harus diberi isolasi tahan panas dan harus terlindungi dari pemanasan yang berlebihan. 7) Ruang Darurat Untuk ruangan permesinan dan boiler, kanal sirkulasi udara ke ruangan tersebut harus dilengkapi dengan fire damper yang dibuat dari bahan tidak mudah terbakar yang mana dekat dengan geladak. Bukaan kamar mesin (sky light), pintu dan hatch serta bukaan lainnya diatur sehigga dekat dengan ruangan lainnya 8) Peralatan Stop Darurat (Emergency Stop) Pompa bahan bakar dengan tenaga listrik, purifier , motor fan, fan boiler minyak termal dan pompa kargo harus dilengkapi dengan peralatan pemutus darurat, sepraktis mungkin, yang dikelompokkan secara bersama diluar ruangan yang mana peralatan
tersebut dipasang dan harus dapat dijangkau meskipun dalam kondisi terputus akses karena api. 9) Peralatan pemutus dengan remote control. Alat ini dipasang pada Pompa bahan bakar dengan penggerak uap, jalur pipa bahan bakar ke motor induk, motor bantu dan pipa keluaran dari tanki bahan bakar yang diletakkan di double bottom. Tempat dan pengelompokkan dari peralatan pemutus ini diatur seperti bagian sebelumnya. 10) Ruang Pengaman (Safety Station) 11) Disarankan bahwa peralatan pengaman berikut dikelompokkan menjadi satu, sewaktu - waktu dapat dijangkau dari d ari luar ruangan kamar mesin: o Katup pemutus Katup pemutus untuk ruang kamar mesin, penghembus boiler, pompa transfer bahan bakar purifier, dan pompa minyak termal o Perhatian diberikan khusus pada: • Katup penutup singkat bahan bakar • Pintu kedap air yang dikendalikan pada ruang permesinan. o Kondisi kerja dari peralatan pemadam api.
c. Sea Water Fire Fighting System
1) Pipa Utama Pipa dipilih jenis carbon steel, yang ada dip asaran sesuai Standart Amerika B36.10: Inside diameter (dH) = 5.047 Inchi = 128.193 8 mm Ketebalan = 0.258 Inchi = 6.5532 mm Outside diameter = 5.563 Inchi = 141.3002 mm Nominal pipe size = 5 Inchi = 127 mm Schedule 40 2) Hydrant Hydrant diletakkan di atas ruang muat, hydrant adalah alat pemadam kebakaran, dan digunakan di deck, di atas ruang muat. 3) Sprinkle Sprinkle adalah alat yang menggantung di langit-langit tiap deck, dengan sistem perpipaan yang menyebar di tiap deck. Sprinkle merupakan alat detector otomatis yang mendeteksi adanya asap dan api di bagian tertentu. 4) Emergency Fire Pump Emergency fire pump, wajib ada di kapal, dan diletakkan di luar kamar mesin. Emergency fire pump harus berdiri independent, dan menggunakan sumber energi sendiri. Emergency fire pump dapat diletakkan di steering gear room, atau dekat dengan akses jalan dari ruang akomodasi ke kamar mesin. 5) Jumlah dan Jenis Katup serta Fitting Untuk katup dan fitting pada pipa hisap sistem pemadam kebakaran, pada gambar diperoleh dipe roleh jumlah fitting jenis Elbow 90o sebanyak 4 buah, katup jenis Butterfly 1 buah, dan 3 way valve sebanyak 1 buah. Sedangkan untuk pipa discharge sistem pemadam kebakaran, pada gambar terhitung fitting jenis Elbow 90o sebanyak 6 buah, butterfly 1 buah, strainer 0 buah, katup jenis SDNRV
sebanyak 0 buah, dan 3 way valve sebanyak 1 buah. Dengan demikian total head losses diperoleh sebesar 30.22 m. Seperti yang telah disebutkan dalam paragrap diatas bahwa untuk kebakaran yang terjadi di ruang mesin oleh listrik ataupun di ruang muat, akan dipadamkan dengan menggunakan CO2 atau inert gas. Pada kapal ini, menggunakan CO2 dimana penyimpanannya pada tabung CO2 yang terletak di CO2 room. Untuk CO2 room itu sendiri, terletak di main deck dengan frame spacing no. 5 sampai no. 10. Dengan menggunakan pipa jenis karbon steel yang ada dipasaran sesuai dengan standard Amerika B36.10, dengan Inside diameter 3,068 inchi, ketebalan 0,216 inchi, outside diameter 3,5 inchi, Schedule 40, inert gas atau CO2 disalurkan dari CO2 room menuju ke
Engine
room,
dan
semua
ruang
muat.
Juga
menggunakan
beberapa
buah katup untuk mengatur arah aliran gas tersebut, dengan ukuran katup yang lebih kecil daripada katup yang dipakai untuk sistem untuk sistem bilga dan sistem ballast. Untuk jumlah dari CO2 nozzle tidak terdapat aturan, tetapi tergantung dari kebutuhan serta desain dari sistem pemadam kebakaran kapal itu sendiri.
BAB II DASAR TEORI
II.1. II.1. Klasifikasi kebakaran Menurut National Fire Protection Association (NFPA)
Menurut National Fire Protection Association (NFPA) ada beberapa klasifikasi kebakaran, antara lain sebagai berikut : II.1.1. Kelas A (Bahan Padat)
Contoh bahan padat yang terbakar : 1. Kayu 2. Kertas 3. Plastik 4. Tekstil 5. Karet II.1.2. Kelas B (Bahan Cair dan Gas)
Contoh bahan cair dan gas yang terbakar : 1. Bensin 2. Solar 3. Minyak tanah 4. Minyak pelumas 5. Asetilin 6. LPG II.1.3. Kelas C (Bahan Listrik)
Contoh bahan listrik yang mudah terbakar di kapal: 1. Peralatan navigasi 2. Instalasi listrik kapal 3. Generator pembangkit listrik 4. Motor listrik II.1.4. Kelas D (Bahan Logam)
Contoh bahan logam yang terbakar : 1. Besi 2. Baja 3. Aluminium 4. Kuningan 5. Tembaga
II.2. Jenis-jenis Api
Berdasarkan bahan yang terbakar, api dibedakan menjadi beberapa jenis. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memilih alat pemadam yang tepat untuk api tersebut, karena tidak sembarang api dapat dipadamkan dengan alat pemadam yang sama. Jenis - Jenis api : 1. Api kelas A adalah api yang berasal dari bahan yang mudah terbakar seperti : kayu, kertas, tekstil dan sebagainya.
2. Api Kelas B adalah nyala api dari bahan minyak, solar, bensin dan sebagainya. 3. Api Kelas C adalah api ap i yang berasal dari arus listrik (Korsleting). 4. Api Kelas D adalah api yang berasal dari logam seperti titanium, sadrium, dan sebagainya.
II.3. Sebab-sebab terjadinya kebakaran
Sebab-sebab terjadinya kebakaran dapat dibagi menjadi 3 faktor : * Barang padat, cair atau gas yang dapat terbakar (kayu, kertas, textil, bensin, minyak, acetelin dan lain-lainnya). * Suhu yang sedemikian tingginya, hingga menimbulkan gas-gas yang mudah menimbulkan kebakaran. * Adanya zat asam (O2) yang cukup untuk mengikat gas-gas yang bebas. Ikatan-ikatan ini diikuti dengan adanya gejala-gejala kebakaran dan suhu yang tinggi sehingga kemudian terjadilah kebakaran.. bila pengikatan ini berjalan dengan cepat maka akan terjadi ledakan. Apabila salah satu sisi dari segitiga tersebut diatas dibuang, maka tidak mungkin terjadi kebakaran. Jadi setiap kebakaran dapat dipadamkan dengan cara, sebagai berikut : * Dengan menurunkan suhunya dibawah suhu kebakaran. * Menutup jalan masuknya zat asam. * Menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar, untuk membatasi menjalarnya api (cara yang terakhir ini jarang dilakukan diatas kap al) Yang sangat penting adalah pertolongan pertama pada kebakaran, karena kebakaran dimulai dari api kecil. Alat-alat pemadam api yang kecil dinamakan pemadam cepat atau “Extinguisher”, dimana jenis dan macamnya banyak sekali, dengan merk yang berlainan. Syarat-syarat portable extinguisher : * Isi dari estinguisher yang dapat dijinjing harus antara 9 sampai 13,5 liter dan warnanya harus merah. * dicoba dan diperiksa secara teratur. * portable extinguisher dimana dipergunakan untuk suatu ruangan yang tertentu, harus ditempatkan dekat ruangan itu. Beberapa ketentuan-ketentuan portable extinguisher * Larutannya tak boleh mengedap atau menjadi kristal atau tak boleh cepat membeku. * Tak boleh merusak tabung dan alat-alat lain. * Harus disertai petunjuk cara pemakaiannya pad a setiap extinguisher * Isinya harus mudah didapat dengan harga yang murah. * Botolnya harus tahan tekanan dalam, paling sedikit 20 kg per m^3. Jumlah pemadam kebakaran alat-alat itu dipergunakan bermacammacam pengisian, hal ini cukup jelas karena kebarakan dikapal dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Kebakaran pada barang biasa (kayu, kertas, textil dan sebagainya), dimana pemadamnya dengan pendinginnya dari air atau campuran yang mengandung prosentase air yang banyak adalah terbaik.
2. Kebakaran dalam zat-zat cair yang mudah terbakar (solar, bensin dan sebagainya), dimana pemadamnya dilakukan dengan menutup dengan busa, pasir dan sebagainya. 3. Kebarakan pada atau didekati instalasi listrik, dimana alat pemadamnya tidak boleh terdiri dari bahan yang dapat menghantar men ghantar aliran listrik. Kebanyakan dari extinguisher didasarkan atas sistem sebagai berikut : 1. Terdiri dari tabung logam yang berisi suatu larutan dalam air (tidak boleh diisi penuh). Di dalam tabung ini terdapat tabung gelas yang kecil berisi zat asam yang keras (misalnya campuran asam belerang dan asam garam). 2. Umumnya tabung ini tertutup dan dengan knop tekan dapat dipecahkannya. 3. Pada beberapa jenis yang lain dibuat sedemikian rupa, hingga kalau dibalik akan mengalir keluar. Setelah asam keras itu karena pecah tadi mengalir ke larutan, maka keluarlah zat asam arang (CO2) hingga menimbulkan tekanan 4 – 8 atmosfer pada larutan itu. 4. Bila krannya dibuka, maka melalui sebuah pipa penyembur keluarlah pancaran air pemadam yang kuat. Jarak penyemburannya mencapai 12 meter tinggi penyemprotannya mencapai 8 meter. 5. Daya penyemprot yang tinggi dapat dipergunakan untuk memadamkan kebakaran-kebakaran ditempat yang tinggi letaknya. 6. Dengan daya semburnya yang jauh, sebuah kebarakan dapat dipadamkan dari jarak yang cukup aman. Keterangan No. 2 Tak dapat diharapkan bahwa extinguisher itu akan tetap dalam keadaan baik sampai bertahun-tahun tanpa pemeriksaan dan pembaharuan isinya. Oleh karena itu “Pemadam cepat” ini paling sedikit setiap 2 tahun harus dicoba dan pembaharuan isinya, lalu diberi catatan tanggal, bulan dan tahunnya agar dapat diketahui botol itu diperbaharui isinya apabila ada pemeriksaan. Bagi pemadam kebarakan barang-barang yang dapat terbakar sendiri (bensin, minyak, bahan bakar, dan lain-lain) kita gunakan botol extinguisher yang berisi larutan yang berbusa. Botol-botol ini menghasilkan busa yang terdiri dari massa asam arang yang melekat menjadi satu sama lain, yang bila disemprotkan pada tempat kebakaran akan merupakan lapisan yang liat, yang tak tertembus oleh gas-gas pembakar pada pipa penutup hubungan dengan udara. Busa itu terdiri dari persenyawaan dari asam dan basa larutan garam, misalnya larutan bicarbonat dan aluminium sulfat. Beserta suatu bahan yang menimbulkan liat atau perekat pada gelembunggelembung busa (disebut Soponine). Bagi extinguisher yang dipergunakan untuk kebakaran instalasi listrik atau kamar radio, kita sebut “Pemadam halogeen”. Botol ini diisi dengan zat arang tetrachloor, suatu cairan yang sudah menguap dan menjadi gas yang sangat menyesakkan. Keuntungan dari zat arang tetrachloor atau halogeen (umpama Chloorbreomethan) ini ialah tak dapat menyalurkan atau menghantarkan listrik.
Bahan-bahan ini umumnya tidak dipergunakan pada ruangan-ruangan tertutup karena menimbulkan uap yang beracun. 1. Pemadam Kebakaran dengan Air Alat pemadam yang sering tersedia dengan mudah adalah air, karena dikapal dapat diperoleh dengan jumlah yang tak terbatas. Air adalah alat pemadam yang baik karena akan mendinginkan barangbarang di bawah derajat panas sehingga akan melindungi barang lain yang belum terbakar. Penggunaan air sebagai pemadam kebakaran menimbulkan kerugiankerugian karena sering mengakibatkan kerusakan yang besar, tidak hanya harus dipergunakan air yang banyak yang disiramkan pada tempat kebakaran saja, akan tetapi juga pada barang-barang yang ada disekitarnya. Oleh karena itu dalam beberapa hal/kejadian maka penggunaan
air untuk pemadam api tidak
diperkenankan yaitu : * Apabila dengan adanya air dapat menyebabkan suhu yang sangat tinggi (muatan apur mentah) atau menimbulkan gas-gas yang meledak, misalnya : acetelin pda calcium. Carbid dan gas letup pada logam-logam ringan (Ca, K, Na) dan kebakaran batu bara. * Apabila adanya air menyebabkan menjalarnya kebakaran pada benda itu misalnya : Kebakaran minyak. * Apabila persenyawaan yang akan menimbulkan letusan. * Apabila massa air itu akan membahayakan membaha yakan stabilitas kapal. Syarat-syarat untuk Pompa dan Pipa Kebakaran * Setiap pompa harus dapat memberikan 2 pancaran air yang kuat, jarak jangkau dari pancaran ini paling sedikit sejauh 12 meter, jumlah pompa-pompa ini tergantung jenis dan besarnya kapal. *
Kran-krean
kebakaran
(Hydrants)
harus
ditempatkan
dengan
jarak
masingmasing tidak lebih dari 25 m. * Keran-keran alat penutup, peti-peti, selang air dan lain-lainnya harus berwarna merah. * Kalau ada muatan digeladak harus disiapkan keran-keran kebakaran (hydarnt) yang mudah dicapai orang. * Diameter bagian dalam selang kebakaran (fire house) menurut ukuran standar 2½ inch dan panjang standart 60 ft. Selang kebakaran harus dilengkapi dengan corong pemancar (lioze nozzle) yang dapat mengatur kecepatan air dengan diameter standart ½ inch (atau 12 m/m). 5/8 inch (atau 16 m/m) dan ¾ inch (atau 20 m/m). * Setiap fire house harus dapat dipasang sewaktu pompa-pompa kebakarannya sedang bekerja. Harus ada satu atau lebih pompa-pompa mesin yang bekerjanya tidak tergantung mesin induk, syarat ini diperlukan karena pompa pompa ini juga harus dapat dipergunakan selama kapal berada di pelabuhan. Disamping itu pompa-pompa ini dapat digunakan untuk maksud-maksud lain misal pompa balas.
Umumnya
pompa-pompa
kebakaran
diletakkan
dikamar
mesin,
hanya
kerugiannya kalau kebetulan ada kebakaran dalam kamar mesin tdak ada pompa yang dapat digunakan. 2. Fire House (selang kebakaran) Selang kebakaran dibuat dari terpal yang dianyam secara keliling tanpa adanya sambungan. Keuntungannya : * Karena selang dari terpal dapat ditembus air maa sedikit kemungkinannya ikut terbakar. * Tidak banyak membutuhkan tempat penyimpanan. * Ringan dan mudah pemakaiannya. Kerugiannya : * Tak begitu kuat bila dibandingkan selang karet. * Sesudah dipakai harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum disimpan. * Dalam penyimpanan perlu sekali-kali dijemur, karena dapat rusak oleh lembab udara. Disamping itu ada selang-selang yang terbuat da ri karet. Keuntungannya : 1. Karet lebih kuat. 2. Tidak terpengaruh oleh udara basah, sehingga tidak perlu dikeringkan sesudah dipakai Kerugiannya : 1. Makan banyak tempat 2. Lebih berat Kesimpulan : untuk dipergunakan sebagai selang kebakaran terpal lebih baik dari selang karet, tapi untuk pencuci geladak, selang karet lebih baik dari selang terpal. Sedang yang terbaik ialah yang terbuat dari bahan nylon. Keuntungannya : 1. Tidak bocor 2. Tidak kehilangan tekanan 3. Tidak lekas rusak, membusuk atau berjamur 4. Tidak terpengaruh oleh hawa dingin 5. Mudah digulung gepeng, berarti tidak memakan banyak tempat 6. Tidak perlu dikeringkan 7. Lebih ringan berarti mudah pelayanannya 3. Hose Nozzle Hose Nozzle dapat disetel/diatur sebagai pancaran atau pancaran siram. Dengan memutar kepala dari corong ini, maka air itu akan meluas pancarannya sebagai pancaran siram yang merupakan payung air. Dengan memutar terus maka payung air itu akan lebih halus dan bila diputar terus akhirnya akan tertutup. Cara memutarnya sedikit demi sedikit untuk menghindari tekanantekanan sentakan yang dapat merusak selang.
Keuntungan payung air adalah dapat melenyapkan asap sehingga si pemadam dapat lebih dekat dengan api dan merupakan pelindung yang baik dari panasnya api. Contoh : fyrex triple-purpose nozzle seperti gambar dibawah dengan standart diameter fire house 2½ inch dengan tekanan 50 lb/m^2 menghasilkan pancaran. Tekanan air minimum pada Hydrant ditetapkan oleh SOLAS 1960 sebagai berikut : Kapal Penumpang : 1. 4000 BRT dan lebih tekanannya 3,2 kg/cm2 2. 1000 BRT dan lebih tetapi dibawah 4000 BRT tekanannya 2,… kg/cm2 3. Dibawah 1000 BRT tekanannya berdasarkan persetujuan pemerintah. Perlengkapan regu kebakaran terdiri dari * Alat untuk bernafas:masker selang, masker filter, masker gas zat asam * Tali penolong yang cukup panjangnya dan tak dapat terbakar * Lampu kebakaran * Kampak kebakaran Untuk dapat memasuki ruangan yang terdapat asap yang tebal atau gas-gas yang beracun atau kekurangan zat asam harus menggunakan masker atau alat lain yang memungkinan orang untuk tinggal diruangan dimana terjadi kebakaran. Bila masker tidak ada atau rusak, sesungguhnya alat pemadam kebakaran tidak berguna sama sekali. Apabila orang mencapai tempat kebakaran, maka asap dan gas tidak boleh merupakan suatu hambatan baginya. Gejala dari keracunan asap, kesakitan mata dan sebagainya tidak perlu dirasakan dengan adanya alat tadi, sehingga pemadam dapat dilaksanakan dengan baik. 4. Busa sebagai alat pemadam kebakaran Busa sebagai alat pemadam kebakaran akan menutupi barang yang trebakar, sehingga aliran udara terputus. Diperlukan busa yang cukup tebal dan enyal agar dapat menahan gasg-as yang timbul karena pemanasan. 5. Bubuk sebagai alat pemadam Pemadam bubuk tidak hanya digunakan untuk kebakaran kecil, tetapi untuk kebakaran
yang
besar.
Asam
arang
digunakan
untuk
penekan
pada
extinguishernya untuk mengeluarkan bubuk sedangkan pada instalasi yang bersar alat penekannya dipakai zat lemas dalam botol-botol, karena pada penuaian asam arang yang cair atau berupa gas akan terjadi pembekuan atau Cs dan juga tekanan di dalam cilinder CO2 tergantung dari suhu sekelilingnya. Keuntungan dari pemadam bubuk * Dapat digunakan untuk kebakaran cairan atau gas * Tidak berbahaya bagi kebakaran listrik, dan tidak membahayakan sipemakai. * Tidak menimbulkan kerusakan pada barang sekitarnya. * Kapasitas pemadamnya 3 sampai 4 kali lebih besar dari biasa.
6. Pemadam api dengan menutup aliran udara Sudah
dijelaskan
dimuka
bahwa
kebakaran
dapat
dipadamkan
dengan
memutuskan hubungan dengan udara yang berarti juga menghilangkan zat asam yang menyebabkan dengan menutup aliran udara. Udara yang bersih mengandung 21% zat asam dan 79% zat lemas. Apabila kebakaran disuatu ruangan itu sedemikian hingga zat asam tadi habis terpakai untuk pembakaran, maka akhirnya api akan padam dengan sendirinya, hal ini terjadi apabila zat asamnya kurang dari 15%.
II.4 II.4.. Cara-Cara Pencegahan Terjadinya Terj adinya Kebakaran
Prinsip
utama
untuk
memadamkan
kebakaran
adalah
dengan
meniadakan
keseimbangan ketiga unsur segitiga api (bahan bakar, panas dan oksigen). II.4.1. Prinsip Pencegahan Kebakaran
Bahwa nyala api sebenarnya adalah suatu reaksi dari tiga unsur yang berkumpul yaitu, bahan bakar ( fuel fuel ), ), panas (energy (energy)) dan oksigen. Reaksi dari ketiga unsur tersebut di atas hanya akan menghasilkan nyala api bila berjalan dengan cepat dan seimbang. Bila salah satu unsur ditiadakan atau kadarnya berkurang, maka dengan sendirinya nyala api akan padam. Reaksi ketiga unsur tersebut digambarkan dalam satu segitiga yang disebut segi tiga api. Reaksi yang tergambar pada segitiga api adalah reaksi berantai yang berjalan dengan seimbang. Bila keseimbangan reaksi tersebut diganggu maka reaksi akan terhenti atau api akan padam. Oleh karena itu dasar-dasar dari sistem pemadam api sesungguhnya adalah: pengrusakan keseimbangan reaksi api. Perusakan keseimbangan reaksi tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara antara lain: II.4.1.1. Cara Penguraian
Cara penguraian adalah suatu usaha pemadaman api dengan jalan memisahkan atau menyingkirkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari api. II.4.1.2. Cara Pendinginan
adalah pemadaman api dengan jalan menurunkan panas, sehingga temperatur bahan yang terbakar turun sampai di bawah titik nyalanya. II.4.1.3. II.4.1.3. Cara Isolasi
adalah pemadaman api dengan jalan menurunkan kadar oksigen sampai di bawah 12%. cara ini disebut juga lokalisasi, yaitu mencegah reaksi dengan oksigen.
II.5. Tindakan Pencegahan
II.5.1. Tindakan Pencegahan di Kamar Mesin
1. Kamar mesin harus selalu dijaga kebersihannya. Minyak-minyak yang menetes di bawah peralatan segera dibersihkan dan dikeringkan. Lap-lap kotor
bercampur minyak min yak jangan diletakkan disembarang tempat, sebaikn ya simpan di kotak besi yang tertutup rapat. Got-got yang kotor dibersihkan dan harus sering di kuras. 2. Lakukan perawatan mesin/listrik dengan sebaik-baiknya. Jangan melakukan perbaikan atau perubahan-perubahan alat yang mengandung resiko. Alat yang sudah melampaui batas pemakaian sebaiknya cepat-cepat diganti. 3. Alat-alat pemadam api untuk mesin/listrik harus tersedia dengan cukup. Sebelum berangkat berlayar sebaiknya memeriksa semua peralatan dan sistem pemadaman di kamar mesin, yakinkan bahwa semua dalam kondisi yang baik dan siap digunakan. 4. Bila melakukan percobaan (setelah selesai perbaikan) alat-alat pemadam api dan petugasnya petugasnya harus disediakan. disediakan. 5. Larangan "DILARANG MEROKOK" harus benar-benar ditaati. d itaati. 6. Setiap pekerja di kamar mesin harus mengenal semua peralatan mesin atau listrik yang ada di ruangan, dan mengetahui dengan tepat bahaya-bahaya apa yang dapat ditimbulkan oleh peralatan tersebut. 7. Setiap pekerja di kamar mesin harus mengetahui sistem pemadaman api yang digunakan, macam alat yang digunakan, lokasinya dan cara bekerjanya. Dan harus mempergunakan alat-alat tersebut sewaktu-waktu diperlukan. Pekerja yang masih dalam taraf latihan sebaiknya harus selalu didampingi pekerja yang sudah berpengalaman. 8. Pekerja yang bertugas jaga harus melaksanakan kewajibannya dengan baik. Lakukan pengontrolan dan pengecekan bekerjanya peralatan sesering mungkin. Perhatikan sekeliling apakah timbul asap atau mungkin tercium bau kabel yang terbakar, dan sebagainya. 9. Bila terpaksa melakukan perbaikan, sedangkan beberapa peralatan lain masih bekerja, perhatikan tindakan-tindakan tindakan-tind akan keamanan yang diperlukan sebelum melakukannya. 10. Usahakan agar aliran udara/ventilasi kamar mesin bekerja dengan baik. 11. 11.Bila ada kelainan-kelainan kelainan-kelai nan yang membahayakan, membahayaka n, jangan ragu-ragu menyetop mesin, tetapi bila masih
memungkinkan, memungkinkan,
agar
laporkan
unt untuk dulu
keanjungan dan kepala kamar mesin. 12.Kabel-kabel 12.Kabel-kabel listrik harus selalu dicek kondisinya, jangan sampai terjadi korseleting. 13.Jangan 13.Jangan biasakan menempatkan kain-kain lap di atas peralatan. 14.Jangan 14.Jangan menyimpan benda atau bahan-bahan yang mudah terbakar di kamar mesin, kecuali minyak-minyak pelumas. 15.Pada 15.Pada kamar-kamar mesin modern yang memakai sistem remote control , jangan hanya melakukan pemeriksaan di ruangan kontrol saja. Selama mesin bekerja harus ada pekerja yang langsung memeriksa kamar mesin.
II.5.2. Tindakan Pencegahan di Ruangan Akomodasi
1. Merokok di dalam ruangan harus hati-hati. Jangan merokok sambil tiduran, dan buang puntung rokok yang sudah dipadamkan pada tempat yang disediakan. Jangan sembarangan membuang puntung rokok yang masih berapi keluar jend jendel ela. a. 2. Penghuni ruangan harus mengenal alat-alat pemadam di kamar dan sekitarnya, serta mampu mempergunakan alat-alat tersebut pada saat diperlukan. 3. Kebersihan ruangan harus dijaga. Jangan menempatkan barang-barang (menggantungkan baju/ celana) dekat kabel-kabel listrik. 4. Bila menggunakan alat-alat listrik (seterika, kipas angin dan sebagainya) harus hati-hati. Jangan lalai mencabut stop kontaknya bila telah selesai. 5. Setiap akan tidur atau akan pergi keluar rungan, yakinkan bahwa semuanya telah aman, tidak ada hal-hal yang dapat menimbulkan api (korseleting).
BAB III METODOLOGI
III.1 Identifikasi dan perumusan masalah
Tahapan ini mengidentifikasi masalah, yaitu pemikiran akan perencanaan fire protection pada sebuah kapal.
III.2 Studi literatur mengenai perencanaan fire protection menggunakan SOLAS bab 2-regulaion 9.
Study literatur dilakukan dengan mempelajari referensi-referensi yang berasal dari buku, internet, jurnal dan lain-lain yang mempunyai relasi dengan permasalahan yang secara teoritis bisa diperoleh dari bahan-bahan perkuliahan khususnya SOLAS bab 2-regulaion 9.
III.3 Penggolongan ruangan berdasarkan bahaya kebakaran.
Penggolongan ruangan menurut National Fire Protection Association (NFPA) ada beberapa klasifikasi kebakaran, antara lain sebagai berikut : 1. Kelas A (Bahan Padat) 2. Kelas B (Bahan Cair dan Gas) 3. Kelas C (Bahan Listrik) 4. Kelas D (Bahan Logam)
III.4 Detail drawing.
Detail drawing sesuai perencanaan fire protection pada kapal.
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1. Perencanaan fire protection
IV.1.1 Persyaratan fungsional berikut harus dipenuhi: 1. kapal harus dibagi oleh batas-batas termal dan struktural Kapal dari semua jenis akan dibagi ke dalam ruang oleh divisi termal dan struktural dengan memperhatikan resiko kebakaran ruang. 2. isolasi termal batas harus memperhatikan karena risiko kebakaran dari ruang dan ruang yang berdekatan, dan 3. integritas api divisi harus dipelihara dipelihara di bukaan dan penetrasi. Untuk menentukan standar integritas kebakaran yang sesuai untuk diterapkan pada batas-batas antara ruang ru ang yang berdekatan, be rdekatan, ruang ru ang tersebut diklasifikasikan menurut risiko kebakaran seperti yang ditunjukkan dalam kategori (1) sampai (14) di bawah ini. Dimana isi dan penggunaan ruang adalah seperti yang ada keraguan klasifikasinya untuk tujuan peraturan ini, atau di mana dimungkinkan untuk menetapkan dua atau lebih klasifikasi untuk spasi, maka harus diperlakukan sebagai ruang dalam kategori yang relevan memiliki persyaratan batas yang paling ketat. Lebih kecil, tertutup kamar dalam sebuah ruang yang memiliki kurang dari 30% berkomunikasi bukaan pada ruang yang dianggap ruang terpisah. Integritas api bulkheads batas dan deck kamar yang lebih kecil seperti harus seperti yang ditentukan dalam tabel 9.1 dan 9.2. 9.2 . Judul setiap kategori dimaksudkan untuk menjadi khas ketimbang membatasi. Angka dalam kurung sebelum setiap kategori mengacu pada kolom yang berlaku atau baris di tabel. 1. Stasiun Kontrol Ruang yang mengandung sumber darurat listrik dan penerangan. Ruang kemudi dan Chartroom. Ruang berisi peralatan radio kapal. Stasiun pengendalian kebakaran Ruang control untuk mesin propulsi saat berada di luar ruang mesin propulsi. Ruang berisi peralatan alarm kebakaran terpusat. Ruang yang mengandung darurat alamat publik stasiun sistem terpusat dan peralatan. 2. Tangga Interior tangga, lift, batang melarikan diri darurat benar-benar tertutup, dan eskalator (selain yang sepenuhnya terkandung dalam ruang mesin) untuk penumpang dan awak dan lampiran dalamnya. Dalam hubungan ini, sebuah tangga yang tertutup hanya pada satu tingkat harus dianggap sebagai bagian dari ruang yang tidak dipisahkan oleh sebuah pintu api. 3. Koridor Penumpang dan awak koridor dan lobi. 4. Stasiun Evakuasi dan rute melarikan diri eksternal Kelangsungan hidup daerah penyimpanan kerajinan. Buka ruang dek dan jalan pejalan kaki tertutup membentuk sekoci dan liferaft embarkasi dan
stasiun menurunkan. Majelis stasiun, internal dan eksternal. Tangga eksternal dan deck terbuka digunakan untuk u ntuk jalan keluar. Sisi kapal ke permukaan air dalam kondisi berlayar di laut ringan, suprastruktur dan deckhouse sisi terletak di bawah dan berdekatan dengan liferaft dan evakuasi daerah geser embarkasi. 5. Membuka ruang dek Buka ruang dek dan jalan pejalan kaki tertutup jelas sekoci dan liferaft embarkasi dan stasiun menurunkan. Untuk dipertimbangkan dalam kategori ini, promenade tertutup tidak akan memiliki resiko kebakaran yang signifikan, yang berarti bahwa perabotan harus dibatasi pada furnitur dek. Selain itu, ruang tersebut harus alami berventilasi oleh bukaan permanen. Air spasi (ruang luar superstruktur dan deckhouses). 6. Ruang akomodasi risiko kebakaran kecil Kabin yang berisi furnitur dan perabot dari resiko kebakaran terbatas. Kantor dan apotik yang mengandung furnitur dan perabot dari resiko kebakaran terbatas. Ruang publik yang berisi furnitur dan perabot dari resiko kebakaran terbatas dan memiliki daerah dek kurang dari 50 m². 7. Ruang akomodasi risiko kebakaran moderat Spasi sebagai dalam kategori (6) di atas tetapi mengandung furnitur dan perabotan selain resiko kebakaran terbatas. Ruang publik yang berisi furnitur dan perabot dari resiko kebakaran terbatas dan memiliki daerah dek dari 50 m² atau lebih. Loker Terisolasi dan ruang toko kecil di ruang akomodasi memiliki daerah kurang dari 4 m² (di mana cairan yang mudah terbakar tidak disimpan). Toko penjualan. Proyeksi gambar gerak dan ruang
penyimpanan
Film. Diet
dapur
(tidak
mengandung
api
terbuka). Membersihkan loker gigi (di mana cairan yang mudah terbakar tidak disimpan). Laboratorium (di mana cairan yang mudah terbakar tidak disimpan). Apotik. Kecil kamar pengeringan (memiliki daerah dek 4 m² atau kurang). Kamar specie. Kamar operasi. 8. Ruang akomodasi resiko kebakaran yang lebih besar Ruang publik yang berisi furnitur dan perabotan selain resiko kebakaran terbatas dan memiliki daerah dek dari 50 m² atau lebih. Barber toko dan salon kecantikan. Sauna. 9. spasi Sanitary dan mirip Fasilitas umum sanitasi, mandi, mandi, lemari air, dll. Ruang cuci kecil. Indoor area kolam renang. Pantries terisolasi tidak mengandung peralatan memasak di ruang akomodasi. Fasilitas sanitasi pribadi harus dianggap sebagai bagian dari ruang di mana mereka berada. 10. Tangki, void dan ruang mesin pembantunya memiliki sedikit atau tidak ada resiko kebakaran kebak aran Tangki air yang merupakan bagian ba gian dari struktur kapal. Void dan cofferdams.
Ruang mesin pembantunya yang tidak mengandung mesin memiliki sistem pelumasan tekanan dan di mana penyimpanan bakar dilarang, seperti: ventilasi dan pendingin ruangan AC, ruang mesin kerek, kemudi kamar gigi; ruang peralatan stabilizer, listrik ruang bermotor propulsi, kamar yang berisi bagian switchboards dan peralatan listrik murni selain diisi minyak transformator listrik (di atas 10 kVA), gang poros dan terowongan pipa; ruang untuk pompa dan mesin pendingin (tidak menangani atau menggunakan cairan yang mudah terbakar). Batang Tertutup melayani ruang yang tercantum di atas. Batang tertutup lainnya seperti pipa dan batang kabel. 11. Ruang Mesin pembantu, ruang kargo, kargo dan tangki minyak lainnya dan ruang lainnya yang serupa resiko kebakaran moderat Tangki minyak kargo. Kargo, trunkways dan hatchways. Ruang pendingin. Tangki bahan bakar minyak (di mana dipasang di ruang yang terpisah tanpa mesin). Gang poros
dan
terowongan
pipa
memungkinkan
penyimpanan
mudah
terbakar. Ruang mesin tambahan sebagai s ebagai dalam kategori (10) yang mengandung mesin memiliki sistem pelumasan tekanan atau di mana penyimpanan bakar diperbolehkan. BBM SPBU. Ruang yang mengandung minyak diisi listrik transformator (di atas 10 kVA). Ruang yang mengandung turbin dan mesin uap reciprocating didorong generator tambahan dan mesin pembakaran internal kecil output tenaga hingga 110 kW generator mengemudi, sprinkler, drencher atau kebakaran pompa, pompa lambung kapal, dll
Batang Tertutup melayani ruang yang
tercantum di atas. 12. Ruang Mesin dan galley utama Utama mesin propulsi kamar (selain listrik penggerak motorik kamar) dan kamar boiler. Ruang mesin tambahan lainnya dibandingkan dengan kategori (10) dan (11) yang mengandung mesin pembakaran internal atau pembakaran minyak lainnya, pemanasan atau memompa unit. Galley utama dan lampiran. Batang dan casing ke ruang yang tercantum di atas. 13. kamar Store, lokakarya, pantries, dll Pantries utama tidak dilampirkan galley. Laundry utama. Besar kamar pengeringan
(memiliki
daerah
dek
lebih
dari
4
m²) Toko
Miscellaneous. Mail dan ruang bagasi. Kamar sampah. Lokakarya (bukan bagian dari ruang mesin, galley, dll). Loker dan kamar toko yang memiliki area lebih besar dari 4 m², selain ruang-ruang yang memiliki ketentuan untuk penyimpanan cairan yang mudah terbakar. 14. Ruang-ruang lain di mana cairan yang mudah terbakar disimpan Cat loker.
Tabel 9.1 - bulkheads tidak berlari baik zona vertikal utama atau zona horisontal Ruang Stasiun kontrol
Tangga
Koridor
Stasiun dan jalur evakuasi
(1)
(2)
(3)
(4)
melarikan diri eksternal
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(7)
(8)
(9) (10) (11) (12) (13) (14)
B- A- A- A- A- A-
A-
A-
A- A-0 A-
A-
A-
A-
0a 0
60
60
0
60
60
60
60
A- A- A- A- A-0 A-
A-
A- A-0 A-
A-
A-
A-
0a
15
15
0c
15
30
15
30
B- A- A- B-
B-
B-
B- A-0 A-
A-
A-0 A-
15 60 0
15
15
15
15
15
30
30
A- A-
A-
A-
A- A-0 A-
A-
0
60
60
0d
0
0
0
0
0
60
0
60
A-
A-
60 b 60 b 60 b 60 b
b, d b, d b, d Membuka ruang dek
(5)
A-0 A-0 A-0 A- A-0 A-0 A-0 A-0 A-0 0
Ruang akomodasi risiko kebakaran (6)
B-0 B-0 B-0 C
A-0 A-0 A-
A-0 A-
30
30
kecil Ruang akomodasi risiko kebakaran (7)
B-0 B-0 C
A-0 A-
A-
A-
A-
15
60
15
60
A-0 A-
A-
A-
A-
30
60
15
60
moderat Ruang akomodasi resiko kebakaran (8)
B-0 C
yang lebih besar Ruang Sanitary dan serupa
(9)
Tank, void dan ruang mesin
(10)
pembantunya memiliki sedikit atau
C
A-0 A-0 A-0 A-0 A-0 A-
A-0 A-0 A-0 A-0
0a
tidak ada resiko kebakaran Ruang Mesin pembantu, ruang
(11)
kargo, kargo dan tangki minyak
A-
A-0 A-0 A-
0a
15
lainnya dan ruang lainnya yang serupa resiko kebakaran moderat Mesin ruang dan galley utama
Toko-kamar, lokakarya, pantries,
(12)
(13)
dll
A-
A-0 A-
0a
60 A-
A-0
0a
Ruang lainnya di mana cairan yang (14)
A-
mudah terbakar disimpan
30
Tabel 9.2 - Dek tidak membentuk langkah-langkah dalam zona vertikal utama atau berlari zona horisontal Ruang bawah
(1) (2) (3) (4) (5) ( 5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
Sp. atas
Stasiun kontrol
Tangga
Koridor
(1)
(2)
(3)
A- A-
A-
A- A- A-
A- A-
A- A-0 A-0 A-
30
30
15
0
15
0
A-
A-
A-
A- A- A-
0
0
0
0
A- A-
A-
A- A- A-
15
0a
60
0
0
0
0
0
0
30
60
60
A- A-
A- A-0 A-0 A-
A-0 A-
0
0
0
30
30
A- A-
A- A-0 A-0 A-
A-0 A-
0
15
0
15
30
Stasiun dan jalur evakuasi melarikan (4)
A- A-
A-
A- -
A-
A- A-
A- A-0 A-0 A-0
diri eksternal
0
0
0
0
0
0
0
A-
A-
A-
A- -
A-
A- A-
A- A-0 A-0 A-0
0
0
0
0
0
0
0
A- A-
A-
A- A- A-
A- A-
A- A-0 A-0 A-0
60
0
60
0
0
A- A-
A-
A- A- A-
A- A-
A- A-0 A-0 A-0
60
15
15
60
15
0
A- A-
A-
A- A- A-
A- A-
A- A-0 A-0 A-0
60
15
15
60
15
0
A-
A-
A-
A- A- A-
A- A-
A- A-0 A-0 A-0
0
0
0
0
0
0
A-
A- A- A-
A- A-
A- A-
0
0
0
0
(11) A- A-
A-
A- A- A-
A- A-
A- A-0 A-
60
60
60
60
15
0
(12) A- A-
A-
A- A- A-
A- A-
A- A-0 A-
A-
60
60
60
60
60
0
30a
Toko-kamar, lokakarya, pantries, dll (13) A- A-
A-
A- A- A-
A- A-
A- A-0 A-0 A-0
30
15
60
30
0
(14) A- A-
A-
A- A- A-
A- A-
A- A-0 A-0 A-0
60
60
60
60
0
Membuka ruang dek
Ruang akomodasi risiko kebakaran
(5)
(6)
kecil Ruang akomodasi risiko kebakaran
(7)
moderat Ruang akomodasi resiko kebakaran
(8)
yang lebih besar Ruang Sanitary dan serupa
Tank, void dan ruang mesin pembantunya memiliki sedikit atau
(9)
15
(10) A- A0
0
0
0
0
0
0
A-0 A-
0
0
15
0
0
0
0
0
15
30
0
0
A-0 A-0
30 A-0 A-0
A-0 A-0
A-0 A-0
A-0 A-0
A-0 A-0
A-0 A-0
A-0 A-0
0a
tidak ada resiko kebakaran Ruang Mesin pembantu, ruang kargo, kargo dan tangki minyak
0
0
30
A-0
0a
A-0 A30
lainnya dan lainnya ruang yang sama dari risiko kebakaran moderat Mesin ruang dan galley utama
60 Ruang lainnya di mana cairan yang mudah terbakar disimpan
60
0
0
0
60
15
30
60
30
60
30
A-0 A60 A-0 A-0
A-0 A-0
Gambar. boat deck
-
Pada boat deck kapal tersebut menurut National Fire Protection Association (NFPA) termasuk klasifikasi kebakaran Kelas D (Bahan Logam)
-
Standar integritas kebakaran Ruang akomodasi resiko
(8)
B- C
kebakaran yang lebih besar
-
A-0 A- A-
A-
A-
30 60
15
60
0
Tindakan Pencegahan pada boat deck 1. Merokok di dalam ruangan harus hati-hati. Jangan merokok sambil tiduran, dan buang puntung puntun g rokok yang sudah dipadamkan pada tempat yang disediakan. Jangan sembarangan membuang puntung rokok yang masih berapi keluar jendela. 2. Penghuni ruangan harus mengenal alat-alat pemadam di kamar dan sekitarnya, serta mampu mempergunakan alat-alat tersebut pada saat diperlukan. 3. Kebersihan
ruangan
harus
dijaga.
Jangan
menempatkan
barang-barang
(menggantungkan baju/ celana) dekat kabel-kabel listrik. 4. Bila menggunakan alat-alat listrik (seterika, kipas angin dan sebagainya) harus hatihati. Jangan lalai mencabut stop kontaknya bila telah selesai. 5. Setiap akan tidur atau akan pergi keluar rungan, yakinkan bahwa semuanya telah aman, tidak ada hal-hal yang dapat menimbulkan api (korseleting).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Untuk
menentukan
atau
merencanakan
integritas
kebakaran
pada
kapal
menggunakan SOLAS bab 2-regulaion 9 serta untuk penggolongan klasifikasi kebakaran ruangan menggunakan National Fire Protection Association (NFPA). Pada kapal tersebut :
-
Pada boat deck kapal tersebut menurut National Fire Protection Association (NFPA) termasuk klasifikasi kebakaran Kelas D (Bahan Logam)
-
Standar integritas kebakaran Ruang akomodasi resiko
(8)
kebakaran yang lebih besar
B- C 0
A-0 A- A-
A-
A-
30 60
15
60
5.2 Saran
Demi kesempurnaan dalam perencanaan untuk menghasilkan nilai analisa yang lebih baik, perlu adanya informasi data survey yang lebih detail dan persiapan pengerjaan yang lebih matang.
DAFTAR PUSTAKA
1.
SOLAS 2004.
2. National Fire Protection Protectio n Association (NFPA). (NFPA) . 3.
Marine
structures
engineering
–
google
books.
http://books.google.co.id/books?id=CXZZnn0d1kYC&pg=PA245&lpg=PA245&dq =layout+shiplift&source=bl&ots=qIshQcJMVD&sig=wSIP5fDF1CYl8Afcll_Yg1c3 yZY&hl=en&ei=pfHxSrugO4_y6gPwhKDBBg&sa=X&oi=book_result&ct=result& resnum=1&ved=0CAoQ6AEwAA#v=onepage&q=layout%20shiplift&f=false 4.
Marine
structures
engineering
–
google
books.
http://books.google.co.id/books?id=iRyEFSmCORkC&printsec=frontcover&hl=en& source=gbs_navlinks_s#v=onepage&q=&f=false