SCHISTOSOMIASIS Eka Ulfatul Fitriani 1310211001
Definisi • Schistosomiasis atau Bilharziasis adalah penyakit infeksi parasit kronis yang disebabkan oleh cacing darah (Trematoda) dari genus Schistosoma.
Epidemiologi • Di seluruh dunia, lebih dari 200 juta orang menderita Schistosomiasis, 20 juta diantaranya menderita sakit berat, dan 120 juta menunjukkan tanda-tanda klinis. Serta menjadi ancaman bagi 500-600 juta orang di 74 negara berkembang • Di Indonesia, penyakit ini baru ditemukan di lembah Lindu (Kec. Kulawi, Kab. Donggala) dan lembah Napu- Besoa (Kec. Lore Utara, Kab. Poso) yang terletak di Sulawesi Tengah.
Etiologi • • • • • • • •
Phylum Platyhelminthes Kelas Trematoda Subkelas Digenea Ordo Prosostomata Subordo Strigeata Famili Schistosomatidae Genus Schistosoma Species Schistosoma mansoni, Schistosoma japonicum, • Schistosoma haematobium, Schistosoma mekongi
Hospes • Selain manusia, hospes definitif dari Schistosoma japonicum juga yakni anjing, tikus sawah (Rattus), kucing, sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, dan biri-biri. • Hospes perantaranya adalah siput air tawar spesies Oncomelania nosophora, O. hupensis, O. formosana, O. hupensis lindoensis di Danau Lindu (Sulawesi Tengah) dan O. quadrasi.
Patofisiologi • Serkaria • Penetrasi serkaria pada kulit menyebabkan dermatitis alergika ditempat masuknya. Pada stadium ini kelainan kulit berupa eritema dan papula dengan rasa gatal dan panas 2-3 hari pasca infeksi dan disebut “swinner’s itch”, paling sering disebabkan oleh S.mansoni dan S. japonikum. bilamana jumlah serkaria menembus kulit cukup banyak, maka dapat terjadi dermatitis (cercarial dermatitis) yang akan sembuh sendiri dalam lima hari (Sudoyo et al, 2009). • Sistosomula • Sistosomula merupakan cercaria yang tidak berekor yang diangkut melaui darah atau limfatik kesebelah kanan paru-paru dan jantung. Infeksi berat dapat menyebabkan gejala seperti demam dan batuk. Eosinophilia bisa juga ditemukan (Sudoyo et al, 2009). • ).
• Cacing dewasa • Cacing dewasa tidak memperbanyak diri dalam tubuh manusia. Didalam darah vena, cacing jantan dan betina kawin, kemudian betina bertelur 4-6minggu setelah penetrasi sercaria. Cacing dewasa jarang bersifat patogen. Cacing betina dewasa dapat hidup sekitar 3-8 tahun bahkan lebih 30 tahun dan bertelur sepanjang hidupnya, namun tidak merusak karena hanya telurtelurnya saja yang dapat merusak organ (Sudoyo et al, 2009). • Telur-telur • Telur-telur ini yang menyebabkan schistosomiasis dan demam katayama. Hingga saat ini Katayama patofisiologi yang tepat belum diketahui. Demam Katayama dilaporkan paling sering pada S.japonicum tetapi juga telah dilaporkan terjadi S.mansoni, jarang dirasakan pada schistosomiasis hematobium (Sudoyo et al, 2009
Gejala klinis • Ada riwayat sebagai penduduk daerah/ pernah tinggal didaerah endermis • Demam, menggigil • Sefalgi • Lemah • Berat badan merosot • Batuk nonproduktif • Demam katayama (demam plus eosinofili) • Hepatomegali terutama lobus kiri, nodul pada hepar • Fibrosis jaringan periportal (Symmers’ fibrosis, hipertensi portal
Diagnosis • Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dalam tinja, dahak,urin, atau dalam jaringan biopsi
Penatalaksanaan • Praziquantel efektif pada semua bentuk schistosomiasis hampir tidak ada efek samping. Dan daya sembuh obat ini untuk S.mansoni dan S. Japonicum, 63-85 % dan dapat menurunkan telur-telur lebih 90% setelah 6 bulan terapi. Obat ini tidak sensitif terhadap sistoma muda (2-5 minggu). Dosis 2 x 20 mg/kg berat badan/ hari untuk S. Haematobium dan S.mansoni, dan 3 x perhari untuk S. Japonicum