PROPOSAL PTK
Disusun Oleh :
Nama : Solikhin S.Pd
No Peserta : 1203 65157 10091
Asal Sekolah : SMP Muh. I Kota Tegal
Kota :Tegal
Kelas :Bahas Inggris
PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG)
SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN
NON BLOK TAHAP VIII
RAYON 112 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
GUGUS UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
TAHUN 2012
JUDUL
Pencapaian penguasaan kosa kata siswa melalui pendekatan lesson study (PTK Pada siswa kelas VIII A SMP Muhammadiyah I Kota Tegal tahim 2011/2012).
BIDANG ILMU
Pengajaran bahasa inggris dalam pencapaian penguasaan kosa kata dengan pendekatan lesson study kelas VIII A Semester I/Gasal tahun 2011/2012.
PENDAHULUAN
Kosa kata adalah sebagai bagian dari bahasa yang sangat mempengaruhi dalam peningkatan kemampuan bahasa seperti yang dikutip Hornby (1974 : 959). Bahwa "kosa kata merupakan jumlah dari kata-kata yang digabung dan membentuk bahasa". Kemampuan penguasaan kosa kata inilah yang banyak kendala yang dirasakan oleh banyak siswa.
Kemampuan penguasaan kosa kata siswa yang ada di kelas 8 A SMP Muh. I sangat rendah sekali sering kali mereka merasa sangat sulit sekali dalam menghafal atau menguasai kosa kata bahasa inggris sehingga beberapa kali siswa diberi tes uji kompetensi pada kelas 8 A dengan rata-rata 59.5 pada uji kompetensi yang pertama dan 63.3 pada uji kompetensi yang kedua dan oada uji kompetensi yang ketiga para siswa mendapat rata-rata 71.3.
Sehingga berdasarkan pada rata-rata yang pertama perlu adanya pendekatan yang inovatif untuk bisa meningkatkan kemampuan penguasaan kosa kata melalui pendekatan lesson study. Lesson study yang telah dilaksanakan dan berasal dari jepang merupakan proses pengembanganpengajaran yang berkelanjutan dalam memperbaiki kemampuan penguasaan bahasa inggris para siswa. Lesson study dapat dilakukan diberbagai kelompok kerja guru seperti KKG dan MGMI.
Dengan pendekatan lesson study inilah diharapkan kemampuan penguasaan kemampuan berbahasa inggris terutama penguasaan kosa kata siswa dapat diperoleh dengan hasil yang sangat memuaskan.
Dalam pelaksanaan lesson study yang dilaksanakan dengan cara berkelompok inilah diharapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi para siswa dapat dipecahkan permasalahannya dan akan dilakukan permbenaran dan reflekasi baik dalam proses pengajaran dan pembelajaran bahasa inggris di kelas.
Dari uraian di atas itulah peneliti merasa terpanggil dan terdorong utnuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan tujuan dapat meningkatkan kemampuan penguasaan kosa kata siswa penelitian dengan judul :
" pencapaian penguasaan siswa melalui pendekatan lesson study (PTK pada siswa kelas 8A SMP Muh I Tegal tahun pelajaran 20011/2012)."
Adapun sebagai alasan mengapa peneliti melakukan penelitian di SMP Muh I Tegal dikarenakan peneliti adalah guru sekolah tersebut dan mengajar bahasa inggris pada kelas 8A tahun ajaran 2011/2012.
RUMUSAN MASALAH
Saat ini peneliti mengajar siswa kelas 8A SMP Muh. I Tegal harapannya adalah ada pencapaian dan perkembangan dalam pencapaian kosa kata yang dikuasai oleh para siswa 8A dan berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba untuk memecahkan masalah sebagai berikut :
Bagaimana pelaksanaan penelitian ?
Penggunaan pendekatan lesson study dalam proses pembelajaran.
Bagaimana menstimulasikan dan mendorong semangat mereka untuk belajar dan aktif terlibat di dalam kelas.
Dapatkah pendekatan lesson study mampu mencapai pencapaian penjelasan kosa kata siswa ?
Dapatkah pendekatan lesson study dapat memperbaiki dan meningkatkan penguasaan kosa kata siswa kelas 8A SMP Muh. I Kota Tegal ?
TUJUAN PUSTAKA
LESSON STUDY
Lesson study, yang dalarn bahasa Jepangnya jogyukenkyu, merupakan proses pengembangan profesi yang dilaksanakan secara berkelanjutan trntuk memperbaiki mutu pengalarnan belajar siswa. Lesson Study ini dilaksanakan oleh guru dengan cara menguji atau meneliti praktik pembelajaran mereka secara sistematik.
Lesson Study (LS) dapat dilaksanakan dengan berbagai cara dan bentuk. LS bias dilaksanakan sebagai bagran dari pengembangan profesi berbasis sekolah(Konaikenshu). Dalam hal ini LS dapat diselenggarakan menurut kelompok sekolah atau kelompok mata pelajaran. LS juga dapat dilaksanakan antar sekolah dalam satu wilayah, seperti kecamatan, kabupaten, dll. LS juga bisa dilaksanakan berdasarkan kelompok guru mata pelajaran (MGMP).
LS terdiri dari tiga bagian utama yaitu :
Research theme (identifikasi tema penelitian)
Pelaksanaan sejumlah research lesson yang mengeksplorasi research theme
Refleksi proses pelaksanaan LS, termasuk pembuatan laporan tertulis.
RISEARCH THEME
Proses penetapan research theme (tujuan utama/tujuan jangka panjang) LS dilakukan di awal proses Lesson Study. Research theme biasanya disusun dengan terlebih dahulu mengidentifikasi kesenjangan antara kenyataan kemampuan belajar dan pemahaman siswa dengan jensan harapan guru, berdasarkan pada data yang ada dan refleksi terhadap praktik pembelajaran di kelas. Kegiatan ini biasanyan melibatkan diskusi awal di antara semua guru dalam tim/kelompok. Mereka juga membicarakan bagaimanan mereka dapat menutup kesenjangan tersebut. Research Theme juga digunakan untuk menentukan berhasil tidaknya sebuah Lesson Study.
Research therne dalam sebuah LS dapat dilaksanakan untuk beberapa mata pelajaran, tidak hanya terfokus dalam satu mata pelajaran saja. Dan research theme untuk mata pelajaran tertentu bisa dilaksanakan hingga tig4 empat atau bahkan enam tahun (dengan setting konaikenshu).
Untuk mencapai resemch theme ini biasanya guru-guru akan menetapkan serangkaian sub-tujuan sambil tetap menjaga research theme sebagai tujuan irtama. Satu sub tujuan bisa dilaksanakan dalam satu tahun. Misal tahun pertama memfokuskan pada peningkatan recakapan siswa dalam pnguasan kosakata Tahun kedua fokus pada kecakapan menvimak, sedang tahun ketiga untuk pengembangan kecakapan berdiskusi. Pendekatan step by step dalam pencapaian sub tujuan ini dimaksudkan agar research theme dapat tercapai secara utuh.
REFLEKSI DAN PEREKAMAN
Untuk membuat ringkasan (summary) tentang kegiatan dan pencapaian kelompok LS serta membuat rekarnan/laporan agar bisa dimanfaatkan di kemudian hari, sekolah mengumpulkan RPP research lesson yang dibuat sepanjang tahun, catatan hasil observasi, sampel pekerjaan siswa, catatan hasil diskusi, dan refleksi mengenai kegiatan LS untuk dijadiakan sebagai laporan akhir. Rekaman ini bisa menjadi resources yang penting untuk memperbaiki KBM. Laporan ini juga bisa dipakai untuk Lesson Study Open House. Kegiatan ini diselenggarakan oleh sekolah untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam pelaksanaan LS. Kegiatan ini juga bisa dipakai untuk berbagi capaian LS dengan sekolah- sekolah lain.
CIRI-CIRI UTAMA LESSON STUDY
LS memberikan kesempatan nyata -kqada . para grru menyaksikan pembelajaran (teaching) dan pembelajaran (learning) di ruang kelas. LS membimbing guru untuk memfokuskan diskusi-diskusi mereka pada perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada praktik KBM di kelas.
LS menjaga agar siswa selalu menjadi jantung kegiatan pengembangan profesi guru.
LS merupakan pengembang profesi yang dimotori oleh guru. selain itu, kolaborasi dapat membantu mengurangi isolasi diantara sesama guru. Ls juga merupakan bentuk penelitian yang memungkinkan guru-guru mengambll peran sentral sebagai peneliti praktik kelas mereka sendiri dan menjadi pemikir serta peneliti yang otonom tentang teaching and learning di ruang kelas sepanjang hidupnya.
Apakah Lesson Study itu?
Lesson Study adalah model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelranjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Lesson study bukan suatu metode pembelajaran atau suatu strategi pembelajaran. Metode/strategi pembelajaran atau materi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi atau permasalhan pemberajaran yang dihadapi pendidik. Lesson study merupakan suatu kegiatan pemberajaran dari sejumlah guru dan pakar pembelajaran (do) dan observasi serta refleksi (see) terhadap perencanaan dan implementasi pembelajaran tersebut, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelalaran. Alur dari tiga tahapan kegiatan itu dapat dilihat seperti pada gambar l. berikut ini.
DO(Melaksanakan)PLAN(Merencanakan)
DO
(Melaksanakan)
PLAN
(Merencanakan)
SEE(merefleksi)
SEE
(merefleksi)
Gambar l. Skema Kegiatan Lesson Study
Tahap perencanaan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada di kelas yang akan digunakan untuk kegiatan lesson study dan perencanaan alternatif pemecahannya. Identifikasi masalah dalam rangka perencanaan pemecahan masalah tersebut berkaitan dengan pokok bahasan (materi pelajaran) yang relevan dengan kelas dan jadwal pelajaran, karakteristik siswa dan suasana kelas. metode/pendekatan pembelajaran. media, alat peraga dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Dari hasil identifikasi tersebut didiskusikan (dalam kelompok lesson study) tentang pemilihan materi pembelajaran, pemilihan metode dan media yang sesuai dengan karakteristik siswa. serta jenis evaluasi yang akan digunakan. pada saat diskusi, akan muncul pendapat dan sumbang saran dari para guru dan pakar dalam kelompok tersebut untuk menetapaka pilihan yang akan diterapkan. Pada tahap ini, pakar dapat mengemukakan hal – hal penting/baru yang perlu diketahui dan diterapkan oleh para guru, seperti penekatan pembelajaran kostuktif, pendekatan pembelajaran memendirikan belajar siswa, pembelajatan kontekstual (CTL), pengembangan life skill, Realistic Mathematics Education, PAKEM, pemutakhiran materi ajar, atau lainya yang dapat digunkan sebagai pertimbangan dalam pemilihan tersebut.
Hal yang penting pula untuk didiskusikan adalah penyusunan lembar observasi,terutama penentuan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran dan indikatornya yang dilihat dari segi tingkah laku belajar siswa. Aspek- aspek proses pembelajaran dan indikator- indikator itu disusun berdasarkan perangkat pembelajaranyang dibuat serta kompetensi dasar yang ditetapkan untuk dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Dari hasil identifikasi masalah dan perencanaan pemecahannya, selanjutnya disusun perangkat pembelajaran yang etrdiri atas:
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Lembar kegiatan siswa (LKS)
Media atau peraga pembelajaran
Instrumen penilaian proses dan hasil pembelajaran
Lembar observasi pembelajaran
Perangkat pembelajaran ini dapat disusun oleh seorang guru atau beberapa orang gurui atas dasar kesepakatan tentang aspek- aspek pembelajaran yang direncanakan sebagai hasil dari diskusi. Perangkat pembelajaran yang disusun perlu dikonsultasikan/ diseminarkan dengan para guru dan pakar dalam kelompoknya untuk disempurnakan. Perencanaan itu dapat juga diatur sebaliknya, yaitu seorang atau beberapa orang guru yang ditunjuk dalam kelompok untuk mengidentifikasi permasalahan dan membuat perencanaan pemecahannya yang berupa perangkat-perangkat pembelajaran untuk suatu pokok bahasan dalam suatu rnata pelajaran yang telah ditetapkan dalam kelompok. Selanjutnya hasil identifikasi masalah dan perangkat pembelajaran tersebut didiskusikan untuk disempurnakan.
Tahap implementasi dan observasi
Pada tahap ini seorang guru yang terah ditunjuk oreh kerompoknya mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran (Rpp) di kelas. pakar dan guru lain melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan perangkat lain yang di perlukan. Para observer ini mencatat hal- hal positif dan negatif dalam proses pembelajaran, khususnya tentang tingkah laku/ belajar siswa. Selain itu dilakukan rekaman video (audiovisual) yang mengclose up kejadian-kejadian khusus kepada siswa atau kelompok siswa selama peraksanaan pembelajaran.
Pada saat observasi- observer diharapkan untuk melakukan beberapa hal berikut:
Mencatat komentar atau diskusi yang dilakukan siswa dana menuliskan nama
atau posisi tempat duduk siswa.
Membuat catatan tentang situasi ketika siswa melakukan kerjasama atau
memilih untuk tidak melakukan ker.jasama.
Mencari contoh-contoh terjadinya proses konstruksi pemahaman melalui
diskusi dan aktivitas belajar yang dilakukan siswa.
Mencari variasi metode penyelesaian yang salah
Selain mencatat beberapa hal penting mengenai aktivitas belajar siswa, seorang observer selama melakukan pengamatan perlu mempertimbangkan atau berpedoman pada sejumlah pertanyaan berikut:
Apakah tujuan pembelajaran sudah jelas? Apakah aktivitas yang dikembangkan
berkontribusi secara efektif pada pencapaian tujuan tersebut?
Apakah langkah-langkah pembelajaran yang dikembangkan berkaiatan satu dengan lainya? Apakah hal tersebut mendukung pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari?
Apakah hans-on atau teuching marerictr yang digunakan mendukung pencapaian pembelajaran yang ditetapkan?
Apakah diskusi kelas yang dilakukan membantu pemahaman siswa terhadap
konsep yang dipelajari?
Apakah materi ajar yang dikembangkan guru sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa?
Apakah siswa menggunakan pengetahuan awalnya atau pengetahuan sebelumnya untuk memahami konsep baru yang dipelajari
Apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat mendorong dan memfasilitasi cara berfikir siswa?
Apakah gagasan siswa dihargai dan dikaitkan dengan materi yang sedang dipelajari?
apakah kesimpulan akhir yang diajukan didasarkan pada pendapat siswa?
apakah kesimpulan yang diajukan sesuai dengan tujuan pembelajaran?
bagaimana guru member penguatan kepada siswa selama pembelajaran berlangsung?
3. tahap refleksi
Pada tahun ini guru yang mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesanya selama melaksanakan pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun terhadap siswa. Selanjutnya observer(guru lain dan pakar) menyampaikan hasil analisis data observasinya, terutama yang menyangkut kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran yang disertai dngan pemutaran video hasil rekaman pembelajaran. Terakhir, guru yang melakukan implementasi tersebut memberikan tanggapan balik atas komentar pada observer.
Hal yang penting pula dalam tahap refleksi ini adalah mempertimbangkan kemabli rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebagai dasar untuk perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran berikutnya. Apakah rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut telah sesuai dan dapat meningkatkan performance keaktifan belajar siswa? Jika belum ada kesesuaian, hal-hal apa yang belum sesuai, metode pembelajarannya, materi dalam LKS. Media atau alat peraga, atau lainnya? Pertimbangan-pertimbangan ini selanjutnya digunakan untuk perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk kelas lain oleh guru dalam kelompok tersebut atau untuk perencanaan pembelajaran siklus berikutnya.
Lesson study memiliki beberapa manfaat, antara lain:
Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya) dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran dan pebaikannya.
Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajaran
Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutannya
Membantu guru dalam peningkatan yang memfokuskan pada seluruh aktivitas belajar siswa
Meningkatkan kolaborasi antar sesama guru dalam pembelajaran
Meningkatkan mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan mutu lulusan (siswa)
Member kesempatan pada guru untuk membuat bermakan ide-ide pendidikan dalam praktek pembelajaranya sehingga dapat mengubah perspektif tentang pembelajaran dan belajar praktek pembelajaran dari perspektif siswa.
Mempermudah guru berkonsultasi kepada pakar dalam hal pembelajaran atau kesulitan materi pelajaran
Memperbaiki praktek pembelajaran di kelas
Meningktakan keterampilan menulis karya tulis ilmiah atau buku ajar
Alasan yuridis pelaksaaan lesson study adalah sebagai berikut :
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, yaitu :
Pasal 29 : dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban :
Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademi dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Pasal 32 :
Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier.
Pengembangan guru meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompetensi professional.
Bagaimana Lesson Study Dilaksanakan?
Ada enam tahapan dalam mengimplementasikan lesson study di sekolah.
Tahap 1 : membentuk kelompok lesson study, yaitu :
Merekrut anggota kelompok
Menyusun komitmen bersama, menyusun jadwal pertemuan, dan menyepakati aturan kelompok.
Tahap 2 : memfokuskan lesson study, yaitu : penentuan tema lesson study, dalam hal ini perlu diperhatikan :
bagaimana kualita aktual para siswa saat sekarang?
Pakah kualita ideal para siswa yang diinginkan pada masa mendatang?
Adakha kesenjangan antara kualitas ideal dan kualitas actual para siswa yang menjadi sasaran lesson study? Kesenjangan inilah yang dapat diangkat menjadi tema lesson study.
Tahap 3 : merencanakan pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu / memandu dalam penyusunan rencana pembelajaran.
Apa yang saat ini dipahami oleh siswa tentang topic itu?
Kompetensi apa yang diinginkan dari siswa untuk dimiliki pada akhir pembelajaran?
Rentetan pertanyaan dan pengalaman apa yang akan mendorong siswa berpindah dari pemahaman awal menuju pemahaman yang diinginkan?
Bagaimana siswa akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut? Apa masalah dan miskonsepsi yang akan muncul? Bagaimana guru akan menggunakan ide dan miskonsepsi untuk meningkatkan pembelajaran tersebut?
Apa yang akan membuat pembelajaran ini mampu memotivasi dan bermakna bagi siswa?
Catatan / data apa yang perlu dibuat oleh observer tentang bagaimana siswa belajar, memotivasi belajarnya, dan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung?
Tahap 4 : melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengamatinya (observasi)
Guru yang ditunjuk untuk megimplementasikan rencan pelaksanaan pembelajaran yang telah disepakati.
Guru lain dan pakar sebagai observasi. Obsever mengambil temapt sedemikian hingga dapat leluasa mengamati jalanya proses pembelajaran tanpa mengganggu aktivitas dan konsentrasi siswa. Observer tidak diperkenankan melakukan intervensi pada pembelajaran, menegur guru, membantu atau bertanya kepada siswa. Focus observasi pada aktivitas belajar siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Dokumentasi proses pembelajaran.
Tahap 5 : mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pada tahap ini, seseorang guru senior (fasilitator, atau kepala sekolah sebagai moderator yang memimpin jalanya diskusi. Acara diskusi sebagai berikut :
Refleksi dari guru pelaksanaan pembelajaran.
Masukan dari observer / pengamat yang didasarkan atas hasil pengamatan, bukan berdasarkan pada teori.
Tanggapan balik dari guru pelaksana atas komentar / masukan dari observer.
Tahap 6 : mereflesikan pembelajaran dan merencanakan tahap selanjutnya.
Pertanyaan-pertanyaan berikut membantu kita dalam melakukan refleksi terhadap pelaksanaan lesson study maupun memikirkan langkah yang akan dilakukan berikutnya.
Apa yang berguna atau nilai tambah apa tentang pelaksanaan lesson study yang telah dilakukan bersama?
Apakah lesson study merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas praktek pembelajaran sehari-hari?
Apakah lesson study membantu mengembangkan pengetahuan kita tentang materi pelajaran. Serta pengetahuan tentang pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa?
Apakah pelaksanaan lesson study menarik bagi kita dalam meningkatkan kepresioanalan guru?
Apakah pelaksanaan lesson study yang dilakukan secara kolaboratif/ bersama-sama merupakan suatu kerja yang produktif?
Sudahkah kita membuat kemajuan pembelajaran melalui pelaksaan lesson study?
Apakah semua anggota kelompok merasa terlibat dan berguna?
Apakah pihak yang bukan peserta kelompok memperoleh informasi atau manfaat dari hasil pelaksanaan kegiatan lesson study kita?
Bagaimana Model Pelaksanaan Lesson Study?
Lesson study dapat dilaksanakan dnegan menerapkan salah satu dari 3 (tiga) model berikut ini, yaitu :
Berbasis sekolah
Sekolah (SD/SMP/SMA/MTs/MA/MAK) yang memiliki kelas pararel yang banyaknya guru pada mata pelajaran sejenis minimal 4 orang, maka lesson study dapat dilaksanakan oleh sekolah tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan lesson study berbasis sekolah antara lain :
Jadwal pelajaran diatur sedemikian hingga pelaksanaan lesson study tidak mengganggu tugas pokok guru
Bentuk kelompok-kelompok guru sesuai dengan bidang study / rumpun bidang study/timgkatan kelas yang diampu
Guru senior/pakar pada setiap bidang studi sebagai coordinator
Melakukan langkah-langkah lesson study
Pengelompokan guru dalam pelaksanaan lesson study berbasis sekolah dibagi menurut mata pelajaran yang diampu oleh guru seperti tampak pada gambar 8 untuk SMA/SMP/MTs//SMK/MAK. Sedangkan pengelompokan guru di SD/MI tamapak pada gambar 9, jika SD/MI menerapkan guru bidang study. Tetapi jika SD/MI menerapkan guru kel;as pengelompokan guru seperti tamapk pada gambar 10. Jika suatu SD menerapkan guru kelas untuk kelas SD III dan guru bidang studi untuk kelas IV sd VI , maka pengelompokan guru dilakukan sesuai gambar 10 untuk guru kelas I,II, dan III, sedangkan untuk guru kelas IV sd VI menggunakan pengelompokan pada gambar 9.
SMK/SMP/MA/MTs/SMK/MAK…
Kel Guru Kel Guru Kel Guru Kel Guru DSB
Mapel A Mapel A Mapel A Mapel A
Gambar 8. Pengelompokan Guru Dalam Lesson Study
SD/MI…
Kel Guru Kel Guru Kel Guru Kel Guru DST
Mapel A Mapel A Mapel A Mapel A
Gambar 9. Pengelompokan Guru Bidang Studi Dalam Lesson Study di SD
SD/MI…
Kel Guru Kel Guru Kel Guru Kel Guru DST
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas VI
Gambar 10. Pengelompokan guru kelas dalam lesson study di SD peran kepala sekolah dalam pelaksanaan lesson study berbasis sekolah, antara lain :
Sebagai penggerak, motovator dan coordinator secara keseluruhan.
Mengatur jadwal pelajaran, agar pelaksanaan lesson study tidak mengganggu tugas guru, sekaligus mengatur pelaksanaan lesson study untuk tiap rumpun bidang studi.
Memimpin kegiatan lesson study, khusunya dalam perencanaan dan refleksi
Mengarahkan kegiatan lesson study sesuai dengan misi sekolah
Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan lesson study.
Berbasis Kelompok Kerja Guru (KKG) Atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Prosedir pelaksanaan lesson study berbasis KKG atau MGMP sebagai berikut:
Kesepakatan pengurus MGMP untuk melaksanakan lesson study
Pengaturan jadwal lesson study, sedemikian hingga tidak mengganggu tugas pokok/kewajiban guru di sekolah msing-masing.
Membentuk kelompok lesson study (kelompok dapat diubah-ubah untuk pengimbasan pengetahuan). Untuk KKG, pengelompokan dapat menerapkan Gb. 11, jika sekola –sekolah menerapkan guru bidang studi. Menggunakan Gb. 12, jika sekolah-sekolah menerapkan guru kelas. Hal ini perlu diambil kesepakatan dalam musyawarah pengurus KKG. Sedangkan untuk MGMP, pengelompokan diatur oleh pengurus, sedemikian hingga tiap kelompok terdapat guru seniornya. Pengelompokan ini dapat berubah-ubah dalam setiap periode sesuai dengan kebutuhan.
Melaksanakan langkah-langkah lesson study.
Melakukan seminar pelaknsanaan atau hasil lesson study antar kelompok rumpun bidang studi diakhir caturwulan/semester/tahun.
KKG
Kel Guru Kel Guru Kel Guru Kel Guru DST
Mapel A Mapel B Mapel C Mapel D
Gambar 11. Pengelompokan Guru Bidang Studi Dalam Lesson Study di KK
SMK/SMP/MA/MTs/SMK/MAK
Kel Guru Kel Guru Kel Guru Kel Guru DST
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas VI
Gambar 12. Pengelompokan Guru Bidang Kelas Dalam Lesson Study di KKG
SMK/SMP/MA/MTs/SMK/MAK
Kel A Kel B Kel C Kel D DSB
Gambar 13. Pengelomopkan Guru Dalam Lesson Study Di MGMP
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan lesson study berbasis KKG/MGMP, yaitu :
Kesepakatan-kesepatan dari MKKS setempat yang mendorong pelaksanaan lesson study berbasis KKG/MGMP, sehingga MKKS akan memfasilitasinya dalam hal tempat, biaya dan jadwal kegiatan yang tidak mengganggu tugas pokok guru di sekolah masing-masing.
Keterlibatan dan peran aktif anggota MKPS dalam pelaksanaan lesson study berbasis KKG/MGMP. Hal ini perlu ada kesepakatan dari MKPS.
Berbasis kelompok sekolah yang berdekatan
Pada prinsipnya pelaksanaan lesson study berbasis kelompok sekolah mirip dengan pelaksanaan lesson study berbasis MGMP. Hal ini sangat bergantung dari komitmen dari para kepala sekolah dalam kelompok tersebut.
Seminar Pelaksanaan Dan Hasil Lesson Study
Perencanaan (perangkat) pembelajaran yang telah disusun oleh suatu kelompok perlu memperoleh tanggapan dari kelompok lain, sehingga diperoleh perencanaan pembelajaran yang baik. Untuk ini perlu diselenggarakan seminar perencanaan.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan pendapatan kosa kata siswa melalui pendekatan lesson study siswa kelas 8A SMP Muh. I Kota Tegal.
MANFAAT PENELITIAN
Bagi guru
Pendekatan lesson study ini dapat dijadikan pedoman atau acuan para guru bahasa inggris untuk meningkatkan kemampuan pengajaran mereka dan dapat dijadikan program berkelanjutan sehingga pendekatan lesson study ini dapat berkembang dan kekurangannya dapat diperbaiki dalam proses pembelajaran dan pengajaran bahasa inggris di sekolah.
Pendekatan lesson study ini dapat dijelaskan pendekatan pengajaran bahasa inggris yang kreatif dan menarik.
Bagi siswa
Dapat meningkatkan pencapaian penguasaan kosa kata bahasa inggris siswa.
METODOLOGI PENELITIAN
Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas 8A SMP Muh. I Kota Tegal.
Pihak yang dilibatkan
Pihak-pihak yang dilibatkan dalam penelitian ini :
Guru-guru bahasa inggris SMP Muh. I Kota Tegal
Guru Bahasa Inggris SMP Muh I Kota Tegal dan SMP Muh 3 Kota Tegal sebagai pengajar dalam penelitian ini.
Kepala SMP Muh. I Tegal
Alat dan pengambilan data.
Yaitu lembar observasi jumlah siswa dan pedoman penilaian kemampuan penguasaan kosa kata :
Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data berupa teknik tes dan non tes :
Teknik tes : uji keunggulan tes penguasaan kosa kata
Teknik non tes : digunakan dalam penelitian observasi dalam proses
Pembelajaran.
Teknis analisis data :
Dt Kuantitatif : dianalisis dengan menggunakan prosentasi dengan rata-rata unruk menyertakan keberhasilan individu dalam klasikal dalam target yang telah ditentukan
Dt Kualitatif : dianalisis dari observasi jurnal siswa untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan ditandai peningkatan kemampuan pencapaian penjelasan kosa kata bahasa inggris siswa.
INDIKATOR KINERJA
Keberhasilan dan penelitian diukur dengan adanya pencapaian penguasaan kosa kata bahasa inggris siswa baik secara perseorangan dan klasikal. Keberhasilan individu ditentukan dengan pencapaian nilai yang harus dicapai 70 dan secara klasikal pencapaian prosentasi sebanyak 87.5 % dari sejumlah siswa yang ada dikelas 8A dan dengan metode dan pendekatan yang peneliti terapkan ternyata kolaborasi serta interaksi siswa dalam pembelajaran dan pemecahan tugas pembelajaran bahas inggris mereka lebih kreatif, atraktif dan adanya semangat bekerja semua pengajaran antar teman dan kelompok sehingga pembelajaran yang peneliti terapkan berhasil dengan baik.
JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini direncanakan akan sesuai dengan jadwal yang dirancang sebagai berikut ini :
No
KEGIATAN PENELITIAN
BULAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Izin Penelitian
XX
2
Pra survey
( menemukan masalah penelitian )
XX
3
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
XX
XX
XX
XX
XX
XX
4
Terapi ulang
XX
XX
5
Interprestasi penyimpulan data
XX
XX
XX
6
Penyusunan laporan penelitian
XX
XX
PERSONALIA PENELITIAN
Ketua penelitian :
Nama lengkap : Solikhin,S.Pd
Golongan dan NIP : -
Jabatan fungsional : Guru
Waktu penelitian : 4 Jam Per minggu
Tugas
Bersama guru bahasa inggris mendesain dan membuat proposal
Bersama guru lain merencanakan dan membuat rencana pembelajaran
Anggota peneliti I
Nama lengkap : Sri Handayani, S.Pd
NIP : 19740226 200604 2011
Jabatan fungsional : Guru
Waktu penelitian : 4 Jam Perminggu
Tugas
Bersama anggota tim mendesain dan membuat proposal
Bersama anggota tim merencanakan dan membuat scenario pembelajaran.
Melaksanakan analisis data dan refleksi
Merancang laporan penelitian dan menyusun laporan akhir
Anggota peneliti II
Nama lengkap : Roby Sudiana, S.Pd
NIP : -
Jabatan fungsional : Guru
Waktu penelitian : 4 jam perminggu
Tugas :
Bersama anggota tim mendesain dan membuat proposal
Bersama anggota tim merencanakan dan membuat scenario pembelajaran.
Melaksanakan analisis data dan refleksi
Merancang laporan penelitian dan menyusun laporan akhir
RENCANA ANGGARAN
Honorarium
Jabatan
Jumlah
Minggu
Bulan kerja
Jam/minggu
Tarif
Ketua
1
2
10
6
8.000
Anggota
4
2
10
4
7.000
Jumlah
3.200.000
Biaya Operasional Kegiatan di sekolah
Sewa handycam 2bulan @Rp. 50.000 : Rp. 100.000
Sewa LCD dan peralatan TIK : Rp. 500.000
Pembelian kertas 5 rim @Rp. 20.000 : Rp. 100.000
Jumlah : Rp. 700.000
DAFTAR PUSTAKA