PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PENGAMATAN PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK PEMINDAHAN TANAH PENUTUP DI PT. BORNEO ALAM SEMESTA SITE JORONG, KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
OLEH : RAMADHANI FEBRIAN MALTA
(H1C111007)
TIURLAN SIMAMORA
(H1C111012)
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN BANJARBARU 2014
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PENGAMATAN PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK PEMINDAHAN TANAH PENUTUP DI PT. BORNEO ALAM SEMESTA SITE JORONG, KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Pengusul :
Mahasiswa 1
Mahasiswa 2
Ramadhani Febrian Malta NIM. H1C111007
Tiurlan Simamora NIM. H1C111012
Mengetahui : Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Riswan, MT NIP. 19731231 200812 1 008
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
I.
LATAR BELAKANG Sebagai syarat pemenuhan sistem kredit semester pada program studi teknik pertambangan UNLAM yang sudah ditetapkan dalam kurikulum program studi, maka mahasiswa perlu melaksanakan kerja praktek pada suatu perusahaan untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. Pengaplikasian ilmu tersebut jika hanya mengandalkan sarana dan prasarana fakultas dirasa kurang memadai, sehingga diperlukan adanya pelaksanaan kerja praktek di perusahaan yang bergerak di bidang usaha yang sesuai dengan penerapan ilmu pendidikan mahasiswa. Secara umum, pelaksanaan kerja praktek ini merupakan modal awal bagi kami selaku mahasiswa untuk mengenal serta mendapatkan pengalaman kerja pada perusahaan yang terkait, juga memberikan sedikit masukan untuk kemajuan perusahaan. Dari alasan tersebut maka kami berkeinginan untuk mengajukan proposal kerja praktek pada PT. Borneo Alam Semesta, dengan judul yang telah kami sepakati dan konsultasikan. Jika pihak perusahaan berkeinginan untuk mengubah judul proposal ini, kami tidak berkeberatan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Judul yang diajukan adalah PENGAMATAN PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK PEMINDAHAN TANAH PENUTUP DI PT. BORNEO ALAM SEMESTA Pemilihan judul di atas berdasarkan oleh keinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang produktivitas alat gali muat dan alat angkut untuk pemindahan tanah penutup serta hal-hal yang mempengaruhinya pada PT. Borneo Alam Semesta.
II. MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud Kerja Praktek ini adalah mahasiswa dapat mempraktekkan teori yang didapatkan dari bangku perkuliahan secara langsung di lapangan, serta belajar bekerja dengan target yang diinginkan oleh dunia industri. Tujuan kerja praktek ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui dan mengenal jenis-jenis alat gali muat dan alat angkut pada PT. Borneo Alam Semesta.
2.
Mengetahui produktivitas alat gali muat dan alat angkut dalam pemindahan tanah penutup pada PT. Borneo Alam Semesta.
3.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali muat dan alat angkut dalam pemindahan tanah penutup pada PT. Borneo Alam Semesta.
III. SIFAT DARI KEGIATAN KERJA PRAKTEK Sifat kegiatan kerja praktek yang dilakukan adalah saling mengisi, saling melengkapi dan saling menguntungkan. Sehingga pelaksanaannya benar-benar mempunyai nilai tambah, bagi industri maupun
mahasiswa.
Nilai tambah yang dimaksud adalah : 1.
Bagi Industri a. Dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan. b. Dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam rekruitmen tenaga kerja.
2.
Bagi Mahasiswa Dapat memiliki pengetahuan mengenai dunia pertambangan terutama pada bidang pemindahan tanah mekanis sehingga dapat mengetahui apa saja yang akan dilakukan pada dunia kerja.
IV. BATASAN MASALAH Kegiatan kerja praktek ini disesuaikan dengan masalah yang dipelajari dan dibahas, yaitu sesuai dengan judul Produktivitas Alat Gali Muat dan Alat Angkut untuk Pemindahan Tanah Penutup, yaitu tentang halhal yang mempengaruhi produktivitas peralatan tersebut.
V.
METODE PENGAMBILAN DATA Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini ada dua, yaitu : 1.
Observasi (Pengamatan) Metode ini dilakukan dengan mengamati kondisi dan kegiatan di lapangan, kemudian dilakukan pengumpulan data yang terkait.
2. Metode Interview (wawancara) Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada operator lapangan dan staf pada PT. Borneo Alam Semesta. 3.
Metode Pustaka Metode ini dilakukan dengan studi literatur yang berhubungan dengan kegiatan pemindahan tanah mekanis.
VI. DASAR TEORI Pemindahan Tanah Mekanis adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transporting), penimbunan (dumping,
filling),
perataan
(spreading,
leveling)
dan
pemadatan
(compacting) tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis. Yang dimaksud dengan tanah di sini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak, tidak begitu kompak dan terdiri dari butiran-butiran lepas. Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak, dan terdiri dari kumpulan mineral pembentuk batuan tersebut. Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali sangat bervariasi, maka sering dilakukan penggolongan-penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan mekanis. Adapun salah satu cara penggolongan material tersebut adalah : 1.
Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya : a. Tanah atas atau tanah pucuk (top soil). b. Pasir (sand). c. Lempung pasiran (sandy clay). d. Pasir lempungan (clayey sand).
2.
Agak keras (medium hard digging), misalnya : a. Tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket. b. Batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).
3.
Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya : a. Batu sabak (slate). b. Material yang kompak (compacted material). c. Batuan sedimen (sedimentary rocks). d. Konglomerat (conglomerate). e. Breksi (breccia).
4.
Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar (fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya :
a. Batuan beku segar (fresh igneous rocks). b. Batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks). Macam-macam material ini berpengaruh terhadap faktor pengisian (fill factor) dan faktor pengembangan (swell factor) dari tanah/batuan yang digali. Alat berat yang umum dipakai dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis ada tujuh macam yaitu, buldoser, power scrapper, alat pengangkut (hauling units), alat pemuat (loading units), alat penggaru (rooters/ rippers), alat penggilas (rollers), graders. Berdasarkan fungsinya, traktor dapat dibedakan menjadi Peralatan pekerjaan tanah, peralatan pengangkut, peralatan fondasi, peralatan stone crusher, peralatan pengaspalan, dan peralatan lain-lain. Mengingat ini merupakan alat berat yang digunakan sebagai pemindahan tanah mekanis, maka peralatan yang dibahas hanya yang berkaitan dengan pemindahan tanah mekanis saja yaitu peralatan pekerjan tanah dan peralatan pengangkut. 1.
Peralatan Pekerjaan Tanah Peralatan pekerjaan tanah dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu : alat penggusur tanah, alat penggali tanah, alat pemuat tanah, alat perata tanah, dan alat pemadat tanah. a. Alat Penggusur Tanah Secara umum alat penggusur tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu Bulldozer (Buldoser) dan scrapper. 1) Bulldozer Buldoser-buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah.
Gambar 1. Crawler Tractor Dozer
Gambar 2. Wheel Tractor Dozer 2) Scrapper Alat ini digunakan untuk menggali muatannya sendiri, lalu mengangkut ke tempat yang ditentukan, kemudian muatan itu disebarkan dan diratakan. scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat di antara bangunan beton, meratakan jalan raya. Efisiensi
penggunaan
scrapper
tergantung
pada
kedalaman tanah yang digali, kondisi mesin, dan operator yang bekerja. Jika ditinjau dari penggeraknya, jenis scrapper ada dua macam yakni scrapper yang ditarik buldoser dan scrapper yang memiliki mesin penggerak sendiri.
Gambar 3. Scrapper b. Alat Penggali Tanah Alat penggali sering juga disebut excavator; ada dua tipe excavator yaitu excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (crawler excavator) dan excavator yang menggunakan roda karet (wheel excavator).
Gambar 4. Excavator c. Alat Pemuat (Loader) Loader adalah alat pemuat hasil galian/gusuran dari alat berat lainnya seperti buldoser, grader, dan sejenisnya. Pada prinsipnya loader merupakan alat pembantu untuk mengangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (cleaning) yang
ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak-tonggak kayu kecil, menggali pondasi basement, dan lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka loader dapat bekerja lebih baik dari buldoser, sebab dengan menggunakan loader tak ada material yang tercecer. Jenis loader ada dua, yaitu loader dengan roda rantai (crawler loader) dan loader dengan roda karet (wheel loader). Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu diperhitungkan adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan melebihi berat dari loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan loader dapat terjungkal ke depan, lebih-lebih jika digunakan wheel loader.
Gambar 5. Jenis Loader d. Alat Perata Tanah (Grader) Alat perata tanah (grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis, di samping itu grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain, misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurukan kembali galian tanah, dan sebagainya. Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh grader antara lain :
1) Perataan tanah (spreading) 2) Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada “pekerjaan tanah” 3) Pencampuran tanah/material (side cast/mixing) 4) Pembuatan parit (crowning ditching) 5) Pemberaian butiran tanah (scarifying)
Gambar 6. Grader e. Alat Pemadat Tanah Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul sungai, dan sebagainya, tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna. Agar tanah benar-benar mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah. Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas (roller). Klasifikasi roller yang dikenal antara lain : 1) Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri dan ada juga yang harus ditarik traktor. 2) Berdasarkan bahan roda penggilasnya; ada yang terbuat dari baja (steel wheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic).
3) Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya. 4) Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (three wheel), roda dua (tandem roller), dan three axle tandem roller.
Gambar 7. Roller 2.
Peralatan Pengangkut Alat yang khusus digunakan sebagai alat angkut adalah truk sebab mempunyai kemampuan yang besar, dapat bergerak dengan cepat, punya kapasitas angkut yang besar, dan biaya operasional yang rendah. Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truk dapat digunakan dengan baik, efektif, dan efisien adalah jalan angkut yang cukup rata, kuat, dan keras. Pada jalan angkut dengan kondisi jelek, perlu penggunaan truk-truk cross countrying yang harga dan biaya operasionalnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan truk-truk biasa. Truk jenis ini dalam pekerjaan konstruksi bangunan sipil dikenal dengan nama dump truck. Dump truck dapat menumpahkan muatan secara hidrolis yang menyebabkan satu sisi baknya terangkat, sedangkan satu sisi lainnya berfungsi sebagai sumbu putar atau engsel. Jika dilihat dari cara pengosongan muatan, jenis truk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
end-dump atau rear dump yaitu dump truck dengan cara pengosongan muatan ke belakang, side-dump yaitu dump truck dengan cara pengosongan muatan ke samping, dan bottom-dump yaitu dump truck dengan cara pengosongan muatan ke samping.
Gambar 8. Pembagian Dump Truck Menurut Cara Pengosongan Muatan Untuk dapat membuat rencana kerja yang realistis, rapi, dan teratur, sebelum menjatuhkan pilihan jenis alat yang akan digunakan, perlu dipelajari dan penelitian kondisi lapangan dimana pekerjaan akan dilakukan. Komponen-komponen lapangan yang perlu diperhatikan adalah : 1.
Jalan dan sarana angkutan. Data jalan dan sarana angkutan yang ada dibutuhkan untuk pengangkutan alat-alat mekanis dan logistik menuju ke tempat kerja. Kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi adalah : a. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalan umum yang sudah ada. b. Lokasi proyek dilalui, atau dekat dengan jalur kereta api. c. Lokasi proyek dekat dengan sungai besar, sehingga memungkinkan transportasi lewat sungai. d. Lokasi proyek dekat dengan lapangan terbang atau pelabuhan laut. e. Belum ada jalur umum atau kereta api ke arah lokasi proyek, sehingga perlu pembuatan jalan baru ke jalan umum terdekat yang sudah ada.
2.
Jenis vegetasi di lokasi proyek Jenis vegetasi atau tumbuhan yang ada di tempat kerja perlu diteliti, apakah lokasi tersebut terdiri dari hutan besar, semak, rawa, pohon besar dengan akar yang kuat, dan sebagainya. Dengan demikian dapat ditentukan jenis alat berat yang akan dipakai, berapa jumlahnya, bagaimana cara pembersihannya, berapa lama alat itu akan dipakai, dan berapa ongkosnya.
3.
Macam dan perubahan volume dari material. Macam dan perubahan volume dari material di suatu lokasi perlu diketahui, sebab pada dasarnya tiap macam tanah atau batuan memiliki sifat fisik dan mineral yang berbeda, sehingga macam material yang terdapat di suatu lokasi proyek harus diketahui dengan tepat.
4.
Daya dukung material setempat. Daya dukung material setempat sangat menentukan pemilihan jenis alat, sebab ketika alat berat berada di atas tanah atau batuan, alat tersebut akan memberikan gaya tekan pada lapisan tanah/batuan di mana alat itu berada. Tanah/batuan yang tertekan itu akan memberikan reaksi atau perlawanan yang disebut daya dukung. Bila daya tekan lebih besar
dari
daya
dukung
material,
maka
alat
tersebut
akan
tenggelam/terbenam. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara
pengukuran
langsung
di
lapangan
menggunakan
cone
penetrometer. 5.
Iklim. Iklim dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, hujan yang sangat lebat dapat menghambat kelancaran pekerjaan, sebab tanah menjadi becek dan lengket yang mengakibatkan alat tidak dapat bekerja secara maksimal, tetapi sebaliknya, pada musim kemarau akan menimbulkan banyak debu. Untuk mengetahui kondisi klim setempat, diperlukan data curah hujan dari Stasiun Klimatologi terdekat.
6.
Ketinggian dari permukaan laut. Ketinggian dari permukaan laut berpengaruh pada kerja mesin, sebab cara kerja mesin dipengaruhi oleh kerapatan udara setempat.
Semakin tinggi lokasi proyek, kerapatan udara di tempat itu semakin rendah. Berdasarkan pengalaman, tenaga diesel akan berkurang kirakira 3% setiap kenaikan 300 ft dari permukaan laut, hal ini akan menyebabkan turunnya produksi alat dan dapat menambah ongkos untuk tiap satuan volume atau berat. 7.
Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan. Kemiringan, jarak, dan kondisi jalan perlu diperhitungkan, sebab kondisi jalan yang akan dilalui sangat berpengaruh pada daya angkut dan kemampuan alat angkut yang dipakai. Jalur jalan yang baik, membuat kapasitas angkut dari alat yang dipakai menjadi bedar, sebab alat angkut dapat bergerak lebih cepat. Kemiringan dan jarak angkut harus diukur dengan teliti, sebab akan menentukan cycle time (waktu tempuh) dalam pengangkutan material tersebut. Kecerobohan penentuan kemiringan, jarak angkut, dan kondisi jalan (lebar, kekuatan, dan kelas jalan) dapat menurunkan jumlah material yang diangkut oleh alat angkut yang digunakan, hal ini akan menambah ongkos pengangkutan.
8.
Efisiensi kerja. Efisiensi kerja perlu dipertimbangkan karena orang atau mesin tak mungkin selamanya mampu bekerja 60 menit selama satu jam, sebab pasti ada hambatanhambatan walau sekecil apapun. Berdasarkan pengalaman lapangan, efisiensi kerja jarang dapat mencapai 83%.
9.
Syarat penyelesaian pekerjaan. Syarat
penyelesaian pekerjaan
untuk
mengetahui kapan
pekerjaan itu telah dianggap selesai. Biasanya ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, misalnya ditempat-tempat tertentu harus ditanami pohon, bunga, rumput dari jenis tertentu, dan sebagainya. Pekerjaanpekerjaan tersebut harus dihitung, karena menambah waktu kerja, peralatan, dan ongkos kerja. 10. Syarat penimbunan tanah. Syarat penimbunan tanah untuk mengetahui bagian pekerjaan mana yang menghendaki timbunan perlu diratakan, dipadatkan, atau
persyaratan kelembaban tertentu supaya tidak terjadi amblesan dan menjamin kemantapan lereng. Untuk itu ada kemungkinan dibutuhkan alat-khusus. Kemungkinan lain, timbunan disyaratkan harus rapi dan dapat segera ditanami. Hal-hal di atas akan menambah waktu kerja, alat, dan ongkos, oleh sebab itu syarat penimbunan harus dicermati agar semua jenis pekerjaan yang dipersyaratkan dapat diperhitungkan dengan teliti. 11. Waktu. Waktu berkaitan dengan alat berat yang digunakan, sebab pekerjaan yang dilakukan menggunakan alat berat harus diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh sebab itu kapasitas harian yang sudah ditentukan harus dipenuhi, sebab ongkos sewa alat berat umumnya dihitung dalam satuan jam sehingga biaya sewa sangat tinggi. 12. Ongkos produksi. Ongkos produksi yang harus diperhitungkan dengan cermat meliputi : a. Ongkos tetap, misalnya asuransi, depresiasi, pajak, dan bunga pinjaman. b. Ongkos operasional, misalnya upah, ongkos pemeliharaan alat, service alat, pembelian suku cadang, BBM, dan sebagainya. c. Ongkos pengawasan, misalnya gaji mandor, teknisi, direksi, dan lain-lain. d. Ongkos lain-lain, misalnya biaya upacara, peresmian, jamuan untuk tamu, dan sejenisnya. Berikut ini akan dibahas mengenai produktivitas beberapa peralatan mekanis, antara lain produktivitas bulldozer, backhoe, power shovel, loader, dan dump truck. 1.
Backhoe Backhoe adalah alat yang khusus dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah atau di bawah tempat kedudukan alatnya dan juga sebagai alat muat. Untuk menghitung produksi
backhoe faktor yang mempengaruhinya antara lain kapasitas bucket, dalam galian, jenis material yang digali, sudut swing dan keadaan medan kerja. Perhitungan produksi backhoe yang diamati secara langsung, yaitu sebagai berikut.
Dimana produksi per siklus adalah :
Keterangan: Q
= Produksi per jam (m3/jam)
q
= Produksi per siklus (m3)
CT
= Cycle time (detik)
E
= Efisiensi kerja
q1
= Kapasitas bucket (m3)
K
= Bucket fill factor Bucket fill factor merupakan faktor pengisi bucket pada alat gali
muat. Berikut ini merupakan tabel bucket fill factor berdasarkan materialnya.
2.
Power Shovel Power shovel merupakan alat mekanis yang sejenis seperti backhoe, hanya saja digunakan untuk menggali material yang letaknya di atas permukaan tempat alat tersebut berada. Perhitungan produksi power shovel hampir sama dengan dengan perhitungan produksi backhoe, yaitu sebagai berikut.
Dimana produksi per siklus adalah :
Dengan waktu edar (cycle time) ( (
) )
Keterangan :
3.
Q
=
Produksi per jam (m3/jam)
q
=
Produksi per siklus (m3)
CT =
Cycle time (detik)
E
Efisiensi kerja
=
q1 =
Kapasitas bucket (m3)
K
Bucket fill factor
=
Loader Sama halnya dengan backhoe dan power shovel, loader juga berfungsi sebagai alat muat. Hanya saja, karena ukuran bucket-nya yang cenderung lebar, alat ini juga berfungsi untuk membuat timbunan material. Produksi loader untuk membuat timbunan suatu material dirumuskan sebagai berikut.
Dimana produksi per siklus adalah :
Dengan waktu edar (cycle time)
Keterangan : Q
=
Produksi per jam (m3/jam)
q
=
Produksi per siklus (m3)
CT =
Cycle time (detik)
E
4.
=
Efisiensi kerja
q1 =
Kapasitas bucket (m3)
K
=
Bucket fill factor
D
=
Jarak untuk memuat (m)
VF =
Kecepatan berangkat berisi muatan (km/jam)
VR =
Kecepatan kembali (km/jam)
Z
Waktu tunda (menit)
=
Dump Truck Dump truck merupakan salah satu jenis alat angkut, sering digunakan untuk mengangkut tanah, endapan bijih, batuan, dan lainlain. Karena kecepatannya yang tinggi (pada jalur yang baik), maka truk memiliki produksi yang tinggi. Produktivitas truk ditentukan oleh waktu siklusnya, dimana dalam satu siklus waktu truk tersebut terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu penumpahan material, waktu perjalanan kembali dan waktu manuver. Produktivitas dump truck dapat dirumuskan sebagai berikut.
Dimana C adalah produksi dump truck per siklus
Keterangan : =
Produksi per jam (m3/jam)
Et =
Efisiensi kerja dump truck
M =
Jumlah truk untuk total produksi alat angkut
C
=
Produksi per siklus
n
=
Jumlah siklus untuk pengisian dump truck
q1
=
Kapasitas bucket loader (m3)
K
=
Bucket fill factor
P
Untuk memperkirakan produksi alat berat secara teliti perlu dipelajari faktor-faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi hasil kerja alat tersebut. Faktor-faktor tersebut meliputi : 1.
Tahanan gali (Digging Resistance) Tahanan gali (Digging Resistance, sering disingkat DR) marupakan tahanan yang dialami oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian material, penyebab timbulnya atahanan ini adalah: a. Gesekan antara alat gali dan tanah; umumnya semakin besar kelembaban dn kekerasan butiran tanah, maka semakin besar pula gesekan alat dan tanah yang terjadi. b. Kekerasan dari material yang digali. c. Kekasaran dan ukuran butiran tanah atau material yang digali. d. Adanya adhesi antara tanah dengan alat gali, dan kohesi antara butiran tanah itu sendiri. e. Berat Jenis tanah (terutama berpengaruh pada alat gali yang berfungsi sebagai alat muat, misalnya power shovel, clamshell, dragline, dan sejenisnya). Besarnya tahanan gali (DR) tidak dapat dicari angka reratanya, oleh karena itu biasanya langsung ditentukan di tempat.
2.
Tahanan guling atau tahanan gelinding (Rolling Resistance) Tahanan guling/tahanan gelincir (rolling resistance, biasa disingkat RR) merupakan segala gaya-gaya luar yang berlawanan arah dengan arah gerak kendaraan yang sedang berjalan di atas suatu jalur. Bagian yang mengalami rolling resistance (RR) secara langsung adalah ban bagian luar kendaraan, tahanan guling (RR) tergantung pada banyak faktor, di antaranya yang terpenting adalah : a. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan permukaan jalan). Semakin keras dan mulus atau rata jalan tersebut, maka tahanan gulingnya (RR) semakin kecil. b. Keadaan ban yang bersangkutan dan permukaan jalur jalan. Jika memakai ban karet, maka yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan, dan permukaan dari ban alat berat yang digunakan, apakah ban luar
masih baru, atau sudah gundul, dan bagaimana model kembangan ban itu. Jika menggunakan Crawler yang berpengaruh adalah kondisi jalan. Besarnya RR dinyatakan dalam pounds (lbs) dan rimpull yang diperlukan untuk menggerakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur mendatar, dan dengan kondisi jalan tertentu.
Gambar 9. Arah Tahanan Gulir (RR) 3.
Tahanan Kemiringan (Grade Resistance) Grade resistance (GR) adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur jalan itu naik disebut kemiringan positif, grade resistance (GR) akan melawan gerak kendaraan, tetapi sebaliknya jika jalan itu turun disebut kemiringan negatif, tahanan kemiringan akan membantu gerak kendaraan.
Gambar 10. Tahanan Kemiringan (GR)
Tahanan kemiringan tergantung pada dua faktor, yaitu : a. Besarnya kemiringan (dinyatakan dalam %) b. Berat kendaraan itu sendiri (dinyatakan dalam Gross-ton) Biasanya tahanan kemiringan dihitung sebagai berikut : “Tiap kemiringan 1% besarnya tahanan kemiringan rata-rata = 20 lbs dari besarnya kekuatan tarik mesin yang digunakan untuk menggerakkan ban yang menyentuh permukaan jalur jalan. Besarnya dihitung untuk tiap gross-ton berat kendaraan beserta isinya”. 4.
Koefisien Traksi Koefisien Traksi (CT) adalah faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh kendaraan itu pada ban atau truck yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Jadi CT adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban penggerak itu harus dikalikan untuk menunjukkan Rimpull maksimum antara ban dengan jaur jalan, tepat sebelum roda itu selip. Jika terdapat geseran yang cukup antara permukaan roda dengan permukaan jalan, maka tenaga mesin tersebut data dijadikan tenaga traksi yang maksimal. Besarnya CT tergantung pada: a. Kondisi ban yang meliputi: macam dan
bentuk kembangannya;
untuk crawler truk tergantung pada keadaan dan bentuk truknya. b. Kondisi permukaan jalan (basah, kering, keras, lunak, rata, bergelombang, dan sebagainya). c. Berat kendaran yang diterima oleh roda. 5.
Rimpull Rimpull adalah besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau bapenggerak yang menyentuh permukaan jalur jalan dari suatu kendaraan. Rimpull biasanya dinyatakan dalam satuan kg atau lbs. Jika Koefisien Traksi (CT) cukup tinggi sehingga roda tidak selip, atau CT mampu menghindari selip, maka besarnya rimpull maksimum yang dapat diberikan oleh mesin/ban kendaraan adalah fungsi dari tenaga mesin (dalam Horse Power) daverseneling antara mesin dan rodanya.
Jadi: RP = (HP x 375 x Efisiensi mesin)/(Kecepatan mesin dalam mph) Keterangan rumus : RP = Rimpull (Kekuatan tarik kendaraan) lbs HP = Horse Power (Tenaga mesin) HP 375 = Angka konversi Efisiensi mesin = 80 – 85% Tetapi jika ban kendaraan telah selip, maka besarnya Rimpull dihitung sama dengan tenaga pada roda penggeraknya dikalikan CT. Jadi saat selip RP = Tenaga Roda Penggerak x CT. 6.
Percepatan Percepatan (acceleration) adalah waktu yang di[perlukan untuk mempercepat kendaraan dengan memakai kelebihan rimpull yang tidak digunakan untuk menggerakkan kendaran pada jalur tertentu. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat kendaraan tergantung pada beberapa faktor yaitu: a. Berat kendaraan; semakin berat kendaraan beserta isinya, semakin lama waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan tersebut untuk menambah kecepatannya. b. Kelebihan rimpull; semakin besar kelebihan rimpull pada suatu kendaraan, maka semakin cepat kendaraan itu dapat dipercepat. Percepatan tak mungkin dihitung secara tepat, tetapi dapat diperkirakan memakai rumus Hukum Newton. F=
(
a=
(
) )
Keterangan Rumus : F = Kelebihan Rimpul (lbs) G = Percepatan karena gaya gravitasi = 32,2 ft/ det2 W = Berat kendaraan beserta isinya (lbs) a = Percepatan (ft/ det2)
7.
Elevasi Letak Proyek Elevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja mesin dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara luar. Berdasarkan pengalaman, kenaikan 1000 ft (300 m) pertama dari permukaan laut, tidak akan berpengaruh pada mesin-mesin empat tak; tetapi untuk selanjutnya setiap kenaikan 1000 ft ke dua (dihitung dari permukaan laut) HP rata-rata berkurang sebesar ±3%; sedangkan pada mesin-mesin 2 tak, kemerosotannya berkisar 1%.
8.
Efisiensi Operator Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan dengan tepat, sebab selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan dari jam ke jam, tergantung pada keadaan cuaca, kondisi alat yang dikemudikan, suasana kerja dan lain-lain. Biasanya memberikan perangsang dalam bentuk bonus dapat mempertinggi efisiensi operator alat. Dalam bekerja, seorang operator tak akan dapat bekerja selama 60 menit secara penuh, sebab selalu ada hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari seperti pengantian komponen yang rusak, memindahkan alat ke tempat lain, dan sebagainya. Beberapa pengertian untuk menentukan kondisi alat dan efisiensi pengunaannya, antara lain : a. Avability Index (AI) Avability Index (AI) adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi dari alat tersebut sesungguhnya. AI = Keterangan Rumus : AI = Ability Index (%) W = Jumlah Jam Kerja (jam) R = Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam) b. Physical Avaibility (PA) Adalah suatu cara untuk mengetahui tentang kondisi fisik dari alat yang digunakan.
PA = Keterangan Rumus : PA = Physical Avaibility (%) W = Jumlah Jam Kerja (jam) R
= Jumlah jam untuk perbaikan alat (jam)
S
= Jumlah jam suatu alat yang tidak rusak tapi tidak digunakan
c. Use Of Ability (UA) Menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat itu digunakan. UA = UA menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan itu. d. Effective Utilization (EU) Pengertian EU sebenarnya sama saja dengan pengertian efisiensi kerja, yaitu menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia itu dapat dimanfaatkan untuk bekerja secara produktif. EU = 9.
Faktor pengembangan atau pemuaian (Swell Factor) Tanah maupun massa batuan yang ada di alam ini telah dalam kondisi terkonsolidasi dengan baik, artinya bagian-bagian yang kosong atau ruangan yang terisi udara diantara butirannya sangat sedikit; namun demikian jika material tersebut digali dari tempat aslinya, maka terjadilah pengembangan atau pemuaian volume. Tanah asli yang di alam volumenya 1 m3, jika digali volumenya bisa menjadi 1,25%, ini terjadi karena tanah yang digali mengalami pengembangan dan pemuaian dari volume semula akibat ruang antar butirannya yang membesar. Faktor pengembangan dan pemuaian volume material perlu diketahui, sebab pada waktu penggalian material volume yang diperhitungkan adalah volume dalam
kondisi Bank Yard, yaitu volume aslinya seperti di alam. Akan tetapi pada waktu perhitungan penangkutan material, volume yang dipakai adalah volume material setelah digali, jadi material telah mengembang sehingga volumenya bertambah besar. Kemampuan alat angkut maksimal biasanya dihitung dari kemampuan alat itu mengangkut material pada kapasitas munjung, jadi bila kapasitas munjung dikalikan dengan faktor pengembangan material yang diangkut, akan diperoleh Bank Yard Capacity-nya. Tetapi sebaliknya, bila Bank Yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain dengan alat pemadat mekanis, maka volume material tersebut menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena material menjadi benarbenar padat, jika 1 m3 tanah dalam kondisi Bank Yard dipadatkan, maka volumenya menjadi sekitar 0,9 m3 tanah mengalami penyusutan sekitar 10%. Untuk menunjukan hubungan antara material dalam kondisi yang berbeda-beda di atas, dikenal beberapa istilah berikut: (
)
(
)
(
)
Rumus di atas berdasarkan perubahan volume pada material, jika berdasarkan densitasnya maka diperoleh rumus sebagai berikut : (
)
Kalau angka untuk shrinkage factor tidak ada, biasanya dianggap sama dengan percent swell.
Gambar 11. Perubahan Kondisi Material 10. Berat material Berat material yang diangkut oleh alat-alat angkut dapat berpengaruh pada : a. Kecepatan kendaraan dengan HP yang dimilikinya b. Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir dari jalur jalan yang dilalui c. Membatasi volume material yang diangkut. Oleh sebab itu, berat jenis material harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap kapasitas alat muat maupun alat angkut. Match factor adalah cara yang digunakan untuk menentukan faktor kesuaian alat. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan alat gali muat dan alat angkut dalam kegiatan pemindahan tanah mekanis. Match Factor yang baik adalah bernilai 1, yang artinya antara alat gali muat dan alat angkut matching/singkron atau kedua-duanya sama sibuknya atau tidak ada yang menunggu. Apabila bernilai lebih dari 1 berarti alat angkut akan sering menganggur. Namun apabila bernilai kurang dari 1, alat gali muat yang lebih sering menganggur. Adapun perhitungan match factor dirumuskan sebagai berikut.
Dimana : MF
= Match Factor
Na
= Jumlah alat angkut (unit)
Nm
= Jumlah alat gali muat (unit)
Cta
= Cycle time alat angkut (menit)
Ctm
= Cycle time alat gali muat (menit) Dalam kegiatan penambangan, truk bergerak dari shovel ke dumping
dan kembali. Kadang-kadang mereka berhenti untuk istirahat sejenak atau secara teratur berganti shift. Pada kondisi lain mereka menunggu di shovel dan antri di fuel station. Situasi ini disebabkan variasi dari waktu muat, waktu berangkat, waktu buang, waktu kembali dan berbagai interval waktu antara truk-truk tiba di area tersebut. Adanya perbaikan jalan dan pekerjaan sesuatu oleh alat lain disepanjang jalan tempuh juga ikut mempengaruhi variasi tersebut. Waktu tunggu ini akan mengurangi kapasitas operasi. Hal ini akan meningkat jika adanya penambahan unit truk pada suatu sistem yang ada dan tidak ada perubahan yang dibuat pada sistem tersebut. Contohnya jika tidak ada perubahan pada jarak tempuh truk, penambahan unit tersebut akan menyebabkan produktivitas truk menurun dan produktivitas shovel meningkat. Estimasi waktu tunggu ini merupakan hal yang penting dalam merancang dan memilih alat untuk pit baru serta estimasi dari waktu tempuh truk baik bermuatan maupun kosong. Estimasi waktu tunggu merupakan subjek tulisan ini. Cara yang biasa dipakai adalah simulasi dengan nomor acak dan teori tunggu (queueing theory). Sistem simulasi didefinisikan sebagai teknik menyelesaikan masalah dengan mengikutsertakan perubahan dari model dinamis suatu sistem. Model simulasi berupa diskret, berlanjut atau kombinasi keduanya dalam dimensi waktu dan nilai variabel. Waktu siklus truk adalah waktu yang dibutuhkan truk untuk melengkapi satu siklus produksi. Satu siklus tersebut meliputi manuver dan muat, berangkat bermuatan, manuver dan dumping, kembali kosong, tunggu
dan tunda. Produktivitas truk berdasarkan rata-rata aktual muatan dan ratarata waktu siklus. Keserasian antara shovel dan truk penting dalam menghasilkan muatan dan waktu muat. Metode manuver dan memuat mempengaruhi waktu manuver dan waktu muat. Kondisi jalan angkut meliputi jarak, kemiringan
jalan,
rolling
resistance,
belokan,
batas
kecepatan
mempengaruhi waktu tempuh. Waktu angkut juga dapat dipengaruhi oleh kemampuan dan perilaku operator, perbaikan jalan dan perawatan truk. Kondisi lokasi dumping, luas area akan mempengaruhi waktu putar dan waktu buang. Sistem pengangkutan skala besar merupakan kegiatan yang sangat kompleks, membutuhkan sinkronisasi dari alat muat dan alat angkut. Untuk menganalisanya, perlu menguji secara detail unsur-unsur dalam waktu siklus truk. Analisa ini berdasarkan studi lapangan dan pengalaman. Waktu siklus untuk truk dapat digambarkan secara matematis sebagai berikut.
Dimana : LCT
= Cycle time untuk haul unit (menit)
STL
= Spot time di loader (menit)
LT
= Load time untuk haul unit (menit)
TL
= Travel time dengan muatan (menit)
STD
= Spot time di dumping area (menit)
DT
= Dumping time (menit)
TE
= Travel time tanpa muatan (menit)
AD
= Rata-rata keterlambatan waktu pada haul cycle (menit)
VII. TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK Kegiatan kerja praktek ini bertempat di wilayah di PT. Borneo Alam Semesta Site Jorong, Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.
VIII. JADWAL KERJA PRAKTEK Kegiatan Kerja Praktek (KP) ini, kami ajukan selama 4 minggu dimulai tanggal 01 September 2014 sampai tanggal 01 Oktober 2014. Apabila diperlukan, waktu pelaksanaan dapat disesuaikan dengan keadaan perusahaan.
No
Uraian Kegiatan
24 Februari – 24 Maret 2014 1
2
3
4
1
Orientasi Lapangan
X
X
2
Pengambilan Data
X
X
X
X
3
Pembuatan laporan
X
X
X
4
Konsultasi
X
X
X
IX. PENUTUP Demikian proposal kerja praktek ini kami buat dengan tema yang diusulkan sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan agar dapat menerima dan memberikan kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek. Mengenai topik tidak menutup kemungkinan usulan dari perusahaan. Atas perhatian pihak perusahaan kami ucapkan terima kasih.
LAMPIRAN 1 RENCANA PENYUSUNAN ISI LAPORAN Laporan kerja praktek (KP) akan kami rangkum secara rinci dan sistematik dengan rencana daftar isi sebagai berikut : KATA PENGANTAR LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1.2. Maksud dan tujuan penulisan 1.3. Batasan masalah 1.4. Metode pengumpulan data 1.5. Peralatan yang digunakan
BAB II
TINJAUAN UMUM 2.1. Sejarah dan perkembangan Perusahaan 2.2. Lokasi dan kesampaian daerah 2.3. Iklim dan Cuaca 2.4. Keadaan Geologi 2.5. Sistem Penambangan
BAB III
DASAR TEORI 3.1 Jenis-jenis peralatan mekanis 3.2 Efisiensi kerja 3.3 Faktor yang mempengaruhi produktivitas alat gali muat dan alat angkut
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Alat Gali Muat 4.2 Produktivitas Alat Angkut 4.3 Pembahasan
BAB V
PENUTUP 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
LAMPIRAN 2
KOP PERUSAHAAN Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa*) Nama NIM
: ______________________________ : ______________________________
Minggu
Hari ke
Hari
Kegiatan Praktek Kerja
1
3
Senin
Induksi & Pengenalan Lingkungan Kerja
4
Selasa
Orientasi Lapangan –
5
Rabu
Orientasi Lapangan -
6
Kamis
Orientasi Lapangan –
7
Jumat
8
Sabtu
Orientasi Lapangan Penyusunan Draft - Bab II tentang Perusahaan & Bab III tentang Jenis Alat Gali Muat dan Alat Angkut Yang Digunakan
9
Minggu
Libur
10
Senin
Orientasi Lapangan –
11
Selasa
Pengamatan Kegiatan
12
Rabu
Pengamatan Kegiatan
13
Kamis
Pengamatan Kegiatan
14
Jumat
Pengamatan Kegiatan
15
Sabtu
Penyusunan Draft - Bab IV tentang Produktivitas Alat Gali Muat
16
Minggu
Libur
17
Senin
Pengamatan
18
Selasa
Pengamatan
19
Rabu
Pengamatan
20
Kamis
Evaluasi Data
21
Jumat
Pengolahan Data
22
Sabtu
Penyusunan Draft - Bab IV tentang Produktivitas Alat Angkut
23
Minggu
Libur
24
Senin
Pengamatan
25
Selasa
Pengamatan
26
Rabu
Pengamatan
2
3
4
Paraf Pembimbing
5
27
Kamis
Evaluasi Data
28
Jumat
29
Sabtu
Pengolahan Data Penyusunan Draft – Bab IV tentang perhitungan produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut
30
Minggu
Libur
31
Senin
Konsultasi laporan & Perbaikan data lapangan
1
Selasa
Konsultasi laporan & Perbaikan data lapangan
2
Rabu
Konsultasi laporan & Perbaikan data lapangan
3
Kamis
Konsultasi laporan & Perbaikan data lapangan
4
Jumat
Konsultasi laporan & Perbaikan data lapangan
5
Sabtu
Penyelesaian Draft Laporan
6
Senin
Libur
7
Selasa
Konsultasi Persiapan Presentasi Laporan
8
Rabu
Konsultasi Persiapan Presentasi Laporan
9
Kamis
Presentasi Laporan
10
Jumat
Konsultasi Perbaikan Draft Laporan
11
Sabtu
Konsultasi Perbaikan Draft Laporan
12
Minggu
Persiapan Pulang ke Banjarbaru
6
*) Tentatif, dapat disesuaikan dengan arahan Pembimbing Lapangan Telah dipresentasikan pada tanggal Draft Laporan disetujui Pembimbing Lapangan pada tanggal Mengetahui HRD Dept Head,
(
: _____ - _____ - _____ : _____ - _____ - _____ Pembimbing Lapangan,
)
(
)
LAMPIRAN 3
KOP PERUSAHAAN Form Penilaian Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mahasiswa Nama
: ……………………
NIM
: ……………………
Topik
: …………………………………………………………………………. ..
………………………………………………………………………………..
No 1 2 3 4 5 6 7
Parameter Penilaian
Nilai *)
Kedisiplinan Tanggung Jawab Penguasaan Terhadap Teori Keaktifan Inisiatif dan Kreativitas Laporan Presentasi Total Rata-rata
*) Nilai 0-100
Pembimbing Lapangan
(………………………)
LAMPIRAN 4 CURRICULUM VITAE
Nama
: Ramadhani Febrian Malta
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir
: Banjarmasin, 21 Februari 1994
Alamat
: Jl. Rawasari 25 RT. 58 No. 01, Banjarmasin
Telepon
: 089617777148
E-mail
:
[email protected]
Agama
: Islam
Status
: Mahasiswa - Belum Menikah
Riwayat Pendidikan - SD
: SD Muhammadiyah 10 Banjarmasin
- SLTP
: SMPN 1 Banjarmasin
- SMA
: MAN 3 Banjarmasin
- Perguruan tinggi
: S1 Teknik Pertambangan UNLAM (Sedang Dijalani)
Pengalaman Organisasi - Anggota OSIS SMPN 1 Banjarmasin - Anggota OSIS MAN 3 Banjarmasin - Pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) 2013-2014
Fakultas Teknik UNLAM
Pelatihan/Training - Peserta Seminar “Sosialisasi Kebijakan Energi” oleh Dewan Energi Nasional (2013) - Peserta Seminar “Prospek Tambang Bawah Tanah” oleh Departemen Pertambangan dan HIMASAPTA” (2013) - Peserta Seminar Nasional “Peran Sumber Daya Alam di Kalimantan Selatan Terhadap Perekonomian Indonesia” oleh (HIMIESPA 2012) - Peserta Seminar ”Pengelolaan Lingkungan Hidup (Air, Tanah, Udara) di Kawasan Pertambangan Batubara Untuk Keseimbangan Ekosistem” oleh HIMAKESMAS (2012)
CURRICULUM VITAE
Nama
: Tiurlan Simamora
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir
: Sungai Danau, 24 September 1993
Alamat
: Jl. Aneka Tambang. Komplek Gunung Permai Barat V. RT. 29 No. 85, Banjarbaru
Telepon
: 082255256885
E-mail
:
[email protected]
Agama
: Kristen
Status
: Mahasiswi - Belum Menikah
Riwayat Pendidikan - SDN
: SDN 6 Sungai Danau
- SLTP
: SMPN 1 Sungai Danau
- SMA
: SMAN 1 Sunagi Danau
- Perguruan tinggi
: S1 Teknik Pertambangan UNLAM (Sedang Dijalani)
Pengalaman Organisasi - Anggota OSIS SMPN 1 Sungai Danau - Anggota OSIS SMAN 1 Sungai Danau - Pengurus HIMASAPTA (Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan) Teknik Pertambangan UNLAM 2012-2013 - Pengurus HIMASAPTA (Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan) Teknik Pertambangan UNLAM 2013-2014
Pelatihan/Training - Peserta Seminar “Sosialisasi Kebijakan Energi” oleh Dewan Energi Nasional (2013) - Peserta Seminar “Prospek Tambang Bawah Tanah” oleh Departemen Pertambangan dan HIMASAPTA” (2013) - Peserta Seminar Nasional “Peran Sumber Daya Alam di Kalimantan Selatan Terhadap Perekonomian Indonesia” oleh (HIMIESPA 2012)