PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Hari/tgl Acara
: Rabu 27 Februari 2013 : Pengenalan fosil dan proses pemfosilan
Nama No. mhs
: Aldinu Akbar : D61112274
Keterangan :
Ventral
1.Test 2.Duri 3.Ambulakral 4.Anus 5.Intrambulakral Sam in 6.Proksimal 7.Distal 8.Madreporite
Dorsal
No. Sampel
:01
No. Peraga
:1578
Family
:Hemicidarisidae
Genus
:Hemicidaris
Spesies
: Hemicidaris Hemicidaris crenularis
Proses Pemfosilan
: Permineralisasi
Bentuk
: Globular
Komposis Kimia
: Karbonat (CaCO3)
Umur
: Jura atas (± 141-160 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
:
Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil fosil ini ini tergolong tergolong dalam
family
Hemicidarisidae, genus Hemicidaris dan spesies Hemicidaris spesies Hemicidaris crenularis . Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati dan terhindar dari bakteri
pembusuk
dan
organisme
pemakan
bangkai
yang
kemudian
tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan, setelah itu akan
terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya yakni berupa cekungan, yang stabil kemudian mengalami leaching yakni proses pencucian fosil sehingga material yang tidak resisten tergantikan oleh material yang lebih resisten. Kemudian mineral tersebut menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang dilanjutkan proses litifikasi yakni permineralisasi yaitu sebagian mineralnya digantikan oleh mineral lain, sehingga terlitifikasi menjadi batu (fosil). Fosil ke permukaan dipengaruhi oleh gaya endogen berupa tektonik, mengakibatkan fosil yang awalnya awalnya berada pada laut dangkal menjadi daratan. d aratan. tetapi fosil tersebut masih tertutup oleh lapisanlapisan sedimen, seiring berjalannya waktu terjadi proses eksogen seperti pelapukan dan erosi sehingga lama- kelamaan lapisan-lapisan sedimen akan habis terkikis oleh udara, air dan angin sehingga terendapkan ke permukaan. Fosil ini memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati diantaranya, test yaitu seluruh tubuh fosil, duri adalah bagian yang menyerupai duri pada tubuh fosil,ambulakral yaitu bagian tubuh fosil yang berupa saluran air, intrambulakral adalah bagian tubuh fosil yang berupa saluran air pada bagian dalam, proksimal yaitu bagian yang dekat dengan madreporite, distal adalah bagian yang menjauh dari madrepolite, madrepolite adalah bagian pusat fosil dan anus merupakan tempat pembuangan kotoran. Bentuk dari fosil ini adalah globular, setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah karbonat (CaCO3). Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative fosil ini tergolong dalam zaman jura atas (kurang lebih 141-160 juta tahun yang lalu),karena komposisi kimianya adalah karbonat maka dapat diidentifikasi bahwa lingkungan pengendapannya yaitu di laut dangkal. Kegunaan
dari
fosil
ini
adalah
untuk
mengetahui
lingkungan
pengendapannya, menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan
terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya yakni berupa cekungan, yang stabil kemudian mengalami leaching yakni proses pencucian fosil sehingga material yang tidak resisten tergantikan oleh material yang lebih resisten. Kemudian mineral tersebut menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang dilanjutkan proses litifikasi yakni permineralisasi yaitu sebagian mineralnya digantikan oleh mineral lain, sehingga terlitifikasi menjadi batu (fosil). Fosil ke permukaan dipengaruhi oleh gaya endogen berupa tektonik, mengakibatkan fosil yang awalnya awalnya berada pada laut dangkal menjadi daratan. d aratan. tetapi fosil tersebut masih tertutup oleh lapisanlapisan sedimen, seiring berjalannya waktu terjadi proses eksogen seperti pelapukan dan erosi sehingga lama- kelamaan lapisan-lapisan sedimen akan habis terkikis oleh udara, air dan angin sehingga terendapkan ke permukaan. Fosil ini memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati diantaranya, test yaitu seluruh tubuh fosil, duri adalah bagian yang menyerupai duri pada tubuh fosil,ambulakral yaitu bagian tubuh fosil yang berupa saluran air, intrambulakral adalah bagian tubuh fosil yang berupa saluran air pada bagian dalam, proksimal yaitu bagian yang dekat dengan madreporite, distal adalah bagian yang menjauh dari madrepolite, madrepolite adalah bagian pusat fosil dan anus merupakan tempat pembuangan kotoran. Bentuk dari fosil ini adalah globular, setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah karbonat (CaCO3). Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative fosil ini tergolong dalam zaman jura atas (kurang lebih 141-160 juta tahun yang lalu),karena komposisi kimianya adalah karbonat maka dapat diidentifikasi bahwa lingkungan pengendapannya yaitu di laut dangkal. Kegunaan
dari
fosil
ini
adalah
untuk
mengetahui
lingkungan
pengendapannya, menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan
antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup. Referensi: 1.
Penuntun praktikum paleontologi
2.
http://geologikita.blogspot.com/2008/12/kegunaan-fosil.html
3.
Buku lapangan HMG FT-UH
ASISTEN
( RISMA )
PRAKTIKAN
( ALDINU AKBAR )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Hari/tgl Acara
: Rabu 27 Februari 2013 : Pengenalan fosil dan proses pemfosilan
Nama No. mhs
: Aldinu Akbar : D61112274
Keterangan :
Ventral
Dorsal
1.Test 2.Cephalon 3.Pygidium 4.Axis 5.Thorax Sam in 6.Glabella 7.Segment 8.Eyes 9.Mouth
No. Sampel
:02
No. Peraga
:172
Family
: Calymenenidae
Genus
: Calymene
Spesies
: Calymene blumenbachi BGN.
Proses Pemfosilan
: Permineralisasi
Bentuk
: Filmate
Komposis Kimia
: Silika (SiO2)
Umur
: Silur tengah (± 423-435 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan
: Laut dalam atau daratan
Keterangan
:
Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam
family
Calymenenidae, genus Calymene dan spesies Calymene blumenbachi BGN. Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati dan terhindar dari bakteri pembusuk dan organisme pemakan bangkai yang kemudian tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan
terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan.Setelah itu akan terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya yakni berupa cekungan, yang stabil. kemudian mengalami leaching yakni proses pencucian fosil sehingga material yang tidak resisten tergantikan oleh material yang lebih resisten. Kemudian mineral tersebut menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang dilanjutkan proses litifikasi yakni permineralisasi yaitu sebagian mineralnya digantikan oleh mineral lain, sehingga terlitifikasi menjadi batu (fosil). Fosil ke permukaan dipengaruhi oleh gaya endogen berupa tektonik, mengakibatkan fosil yang awalnya berada pada laut dangkal menjadi daratan. tetapi fosil tersebut masih tertutup oleh lapisan-lapisan sedimen, seiring berjalannya waktu terjadi proses eksogen seperti pelapukan dan erosi sehinggah lama- kelamaan lapisan-lapisan sedimen akan habis terkikis oleh udara, air dan angin sehingga terendapkan ke permukaan. Bagian bagian dari fosil ini adalah glabella bagian dahi pada kepala fosil, eyes yang merupakan bagian mata fosil, test yang merupakan bagian keseluruhan dari tubuh fosil, axis merupakan ruang pada bagian punggung fosil, pigydium merupakan bagian belakang atau bagian pembuangan sisa metabolism organisme (fosil), thoraks yang merupakan bagian dada pada tubuh fosil, dan cephalon merupakan keseluruhan bagian kepala fosil dan mouth adalah mulut dari fosil. Bentuk dari fosil ini adalah filmate, setelah ditetesi HCl fosil ini tidak bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah silika (SiO2). Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative fosil ini tergolong dalam zaman silur tengah (± 423-435 juta tahun yang lalu), karena komposisi kimianya adalah silika maka dapat diidentifikasi bahwa lingkungan pengendapannya yaitu di laut dalam atau bisa juga daratan. Kegunaan
dari
fosil
ini
adalah
untuk
mengetahui
lingkungan
pengendapannya,menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara
tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup. Referensi: 1.
Penuntun praktikum paleontologi
2.
http://geologikita.blogspot.com/2008/12/kegunaan-fosil.html
3.
Buku lapangan HMG FT-UH
ASISTEN
PRAKTIKAN
( RISMA )
( ALDINU AKBAR )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Hari/tgl Acara
: Rabu 27 Februari 2013 : Pengenalan fosil dan proses pemfosilan
Nama No. mhs
: Aldinu Akbar : D61112274
Keterangan :
Ventral
Dorsal
Sam in
1.Test 2.Pedical valve. 3.Brachial valve 4.Commesure 5.Pedical opening 6.Costae
No. Sampel
:03
No. Peraga
:256
Family
: Acrospiriteridae
Genus
: Acrospiriter
Spesies
: Acrospiriter speciosus
Proses Pemfosilan
: Mineralisasi
Bentuk
: Bivalve
Komposis Kimia
: Karbonat (CaCO3)
Umur
: Devon tengah (± 360-370 juta tahun yang lalu )
Lingkungan Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
:
Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam
family
Acrospiriteridae , genus Acrospiriter dan spesies Acrospirter speciosus Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati dan terhindar dari bakteri pembusuk dan organisme pemakan bangkai yang kemudian tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada
daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya yakni berupa cekungan, yang stabil. kemudian mengalami leaching yakni proses pencucian fosil sehingga material yang tidak resisten tergantikan oleh material yang lebih resisten. Kemudian mineral tersebut menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang dilanjutkan proses litifikasi yakni mineralisasi yaitu seluruh mineral tubuhnya digantikan oleh mineral lain, sehingga terlitifikasi menjadi batu (fosil). Fosil ke permukaan dipengaruhi oleh gaya endogen berupa tektonik, mengakibatkan fosil yang awalnya berada pada laut dangkal menjadi daratan. tetapi fosil tersebut masih tertutup oleh lapisan-lapisan sedimen, seiring berjalannya waktu terjadi proses eksogen seperti pelapukan dan erosi sehinggah lama- kelamaan lapisan-lapisan sedimen akan habis terkikis oleh udara, air dan angin sehingga terendapkan ke permukaan. Fosil ini memiliki bagian-bagian diantaranya test yang merupakan kenampakan seluruh bagian fosil, pedical valve merupakan cangkang bagian atas, brachial valve merupakan cangkang bagian bawah, commisure merupakan batas antara pedical valve dan brachial valve, costae merupakan tulang rusuk pada fosil, pedical opening merupakan bagian yang mengikat antara bagian atas dan bagian bawah. Bentuk dari fosil ini adalah bivalve, setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah karbonat (CaCO2). Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative fosil ini tergolong dalam zaman devon tengah (± 360-370 juta tahun yang lalu), karena komposisi kimianya adalah karbonat maka dapat diidentifikasi bahwa lingkungan pengendapannya yaitu di laut dangkal. Kegunaan
dari
fosil
ini
adalah
untuk
mengetahui
lingkungan
pengendapannya,menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.
Referensi: 1.
Penuntun praktikum paleontologi
2.
http://geologikita.blogspot.com/2008/12/kegunaan-fosil.html
3.
Buku lapangan HMG FT-UH
ASISTEN
PRAKTIKAN
( RISMA )
( ALDINU AKBAR )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Hari/tgl Acara
: Rabu 27 Februari 2013 : Pengenalan fosil dan proses pemfosilan
Nama No. mhs
: Aldinu Akbar : D61112274
Keterangan : 1.Test 2.Aperture 3.Ambulaklar 4.Intrambulaklar Ventral
Dorsal
Sam in
No. Sampel
: 04
No. Peraga
: 818
Family
: Micrasteridae
Genus
: Micraster
Spesies
: Micraster coranguinum (LESKE)
Proses Pemfosilan
: Mineralisasi
Bentuk
: Globular
Komposis Kimia
: Karbonat (CaCO3)
Umur
: Kapur atas (± 100-141 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
:
Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam Micrasteridae , genus Micraster dan spesies Micraster coranguinum (LESKE). Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati dan terhindar dari bakteri pembusuk dan organisme pemakan bangkai yang kemudian tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada
daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya yakni berupa cekungan, yang stabil. kemudian mengalami leaching yakni proses pencucian fosil sehingga material yang tidak resisten tergantikan oleh material yang lebih resisten. Kemudian mineral tersebut menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang dilanjutkan proses litifikasi yakni mineralisasi yaitu seluruh mineral tubuhnya digantikan oleh mineral lain, sehingga terlitifikasi menjadi batu (fosil). Fosil ke permukaan dipengaruhi oleh gaya endogen berupa tektonik, mengakibatkan fosil yang awalnya berada pada laut dangkal menjadi daratan. tetapi fosil tersebut masih tertutup oleh lapisan-lapisan sedimen, seiring berjalannya waktu terjadi proses eksogen seperti pelapukan dan erosi sehinggah lama- kelamaan lapisan-lapisan sedimen akan habis terkikis oleh udara,air dan angin sehingga terendapkan ke permukaan. Fosil ini memiliki bagian tubuh yang masih dapat diamati diantaranya, test yaitu seluruh tubuh fosil, aperture yang merupakan kepala dari fosil, ambulaklar yaitu bagian tubuh fosil berupa saluran air dan intrambulakral yaitu bagian tubuh fosil berupa saluran air bagian dalam. Bentuk dari fosil ini adalah globular, setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah karbonat (CaCO3). Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative fosil ini tergolong dalam zaman kapur atas (± 100-141 juta tahun yang lalu), karena komposisi kimianya adalah karbonat maka dapat diidentifikasi bahwa lingkungan pengendapannya yaitu di laut dangkal. Kegunaan
dari
fosil
ini
adalah
untuk
mengetahui
lingkungan
pengendapannya,menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup. Referensi:
1.
Penuntun praktikum paleontologi
2.
http://geologikita.blogspot.com/2008/12/kegunaan-fosil.html
3.
Buku lapangan HMG FT-UH
ASISTEN
( RISMA )
PRAKTIKAN
(
ALDINU AKBAR
)
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Hari/tgl Acara
: Rabu 27 Februari 2013 : Pengenalan fosil dan proses pemfosilan
Nama No. mhs
: Aldinu Akbar : D61112274
Keterangan :
Ventral
Dorsal
Sam in
1.Test 2.Oral opening 3.Umbilicus 4.Aperture 5.Calix
No. Sampel
: 05
No. Peraga
: 157
Family
: Porpitesidae
Genus
: Porpites
Spesies
: Porpites porpita L.
Proses Pemfosilan
: permineralisasi
Bentuk
: Plate
Komposis Kimia
: Karbonat (CaCO3)
Umur
: Silur tengah (sekitar 423-435 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
:
Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam
family
Porpitesidae , genus Porpites dan spesies Porpites porpita L. Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati dan terhindar dari bakteri pembusuk dan organisme pemakan bangkai yang kemudian tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada
daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya yakni berupa cekungan, yang stabil. kemudian mengalami leaching yakni proses pencucian fosil sehingga material yang tidak resisten tergantikan oleh material yang lebih resisten. Kemudian mineral tersebut menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang dilanjutkan proses litifikasi yakni permineralisasi yaitu sebagian mineralnya digantikan oleh mineral lain, sehingga terlitifikasi menjadi batu (fosil). Fosil ke permukaan dipengaruhi oleh gaya endogen
berupa tektonik,
mengakibatkan fosil yang awalnya berada pada laut dangkal menjadi daratan. tetapi fosil tersebut masih tertutup oleh lapisan-lapisan sedimen, seiring berjalannya waktu terjadi proses eksogen seperti pelapukan dan erosi sehinggah lama- kelamaan lapisan-lapisan sedimen akan habis terkikis oleh udara,air dan angin sehingga terendapkan ke permukaan. Fosil
ini
memiliki
bagian-bagian
diantaranya,
test
yang
merupakan
kenampakan seluruh bagian fosil, oral pening yang merupakan bagian luar dari fosil ini, umbilicus merupakan bagian tengah yang merupakan tempat pembuangan kotoran, aperture merupakan bagian mulut fosil. Calix yaitu garis tubuh pada fosil. Bentuk dari fosil ini adalah plate, setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah karbonat (CaCO3). Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative fosil ini tergolong dalam zaman silur tengah (± 423-435 juta tahun yang lalu), karena komposisi kimianya
adalah
karbonat
maka
dapat
diidentifikasi
bahwa
lingkungan
mengetahui
lingkungan
pengendapannya yaitu di laut dangkal. Kegunaan
dari
fosil
ini
adalah
untuk
pengendapannya,menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup. Referensi:
1.
Penuntun praktikum paleontologi
2.
http://geologikita.blogspot.com/2008/12/kegunaan-fosil.html
3.
Buku lapangan HMG FT-UH
ASISTEN
PRAKTIKAN
( RISMA )
( ALDINU AKBAR )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Hari/tgl Acara
: Rabu 27 Februari 2013 : Pengenalan fosil dan proses pemfosilan
Nama No. mhs
: Aldinu Akbar : D61112274
Keterangan : 1.Test 2.Endoderm 3.Eksoderm
Ventral
Dorsal
Sam in
No. Sampel
:06
No. Peraga
:1964
Family
: Nummulitesidae
Genus
: Nummulites
Spesies
: Nummulites millecaput BOUBEE
Proses Pemfosilan
: Mineralisasi
Bentuk
: Plate
Komposis Kimia
: Karbonat (CaCO3)
Umur
: Eosen tengah (sekitar 44-50 Juta Tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
:
Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam
family
Nummulitesidae , genus Nummulites dan spesies Nummulites millecaput BOUBEE. Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati dan terhindar dari bakteri pembusuk dan organisme pemakan bangkai yang kemudian tertranspotasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada
daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya yakni berupa cekungan, yang stabil. kemudian mengalami leaching yakni proses pencucian fosil sehingga material yang tidak resisten tergantikan oleh material yang lebih resisten. Kemudian mineral tersebut menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang dilanjutkan proses litifikasi yakni mineralisasi yaitu seluruh mineral tubuhnya digantikan oleh mineral lain, sehingga terlitifikasi menjadi batu (fosil). Fosil ke permukaan dipengaruhi oleh gaya endogen berupa tektonik, mengakibatkan fosil yang awalnya berada pada laut dangkal menjadi daratan. tetapi fosil tersebut masih tertutup oleh lapisan-lapisan sedimen, seiring berjalannya waktu terjadi proses eksogen seperti pelapukan dan erosi sehinggah lama- kelamaan lapisan-lapisan sedimen akan habis terkikis oleh udara,air dan angin sehingga terendapkan ke permukaan fosil ini memiliki bagian tubuh yang masih dapatdiamati diantaranya, test yaitu seluruh tubuh fosil, endoderm yaitu bagian dalam fosil, eksoderm yaitu bagian luar fosil. Bentuk dari fosil ini adalah plate, setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah karbonat (CaCO3). Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative fosil ini tergolong dalam zaman eosen tengah (± 44-50 juta tahun yang lalu), karena komposisi kimianya
adalah
karbonat
maka
dapat
diidentifikasi
bahwa
lingkungan
mengetahui
lingkungan
pengendapannya yaitu di laut dangkal. Kegunaan
dari
fosil
ini
adalah
untuk
pengendapannya,menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup. Referensi: 1.
Penuntun praktikum paleontologi
2.
http://geologikita.blogspot.com/2008/12/kegunaan-fosil.html
3.
Buku lapangan HMG FT-UH
ASISTEN
PRAKTIKAN
( RISMA )
( ALDINU AKBAR )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Hari/tgl Acara
: Rabu 27 Februari 2013 : Pengenalan fosil dan proses pemfosilan
Nama No. mhs
: Aldinu Akbar : D61112274
Keterangan :
Ventral
Dorsal
Sam in
1.Test 2.Pedical valve 3.Branchial valve 4.Commisure 5.Pedical opening
No. Sampel
:07
No. Peraga
:1553
Family
: Neocrossinanidae
Genus
: Neocrossina
Spesies
: Neocrossina (Neocrassina’) obliqua (LAM)
Proses Pemfosilan
: Permineralisasi
Bentuk
: Bikonveks
Komposis Kimia
: Karbonat (CaCO3)
Umur
: Jura tengah ( ±166-176 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
:
Berdasarkan ciri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam
family
Neocrossinaidae , genus Neocrossina dan spesies Neocrossina (Neocrassina’) obliqua (LAM). Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati dan terhindar dari bakteri
pembusuk
dan
organisme
pemakan
bangkai
yang
kemudian
tertranspotasikanyakni terbawa oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain
yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya.Kemudian fosil ini akan terendapkan padadaerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan yaitu tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya yakni berupa cekungan, yang stabil. kemudian mengalami leaching yakni proses pencucian fosil sehingga material yang tidak resisten tergantikan oleh material yang lebih resisten. Kemudian mineral tersebut menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang dilanjutkan proses litifikasi yakni permineralisasi yaitu sebagian mineralnya digantikan oleh mineral lain, sehingga terlitifikasi menjadi batu (fosil). Fosil ke permukaan dipengaruhi oleh gaya endogen berupa tektonik, mengakibatkan fosil yang awalnya berada pada laut dangkal menjadi daratan. tetapi fosil tersebut masih tertutup oleh lapisan-lapisan sedimen, seiring berjalannya waktu terjadi proses eksogen seperti pelapukan dan erosi sehinggah lama- kelamaan lapisan-lapisan sedimen akan habis terkikis oleh udara,air dan angin sehingga terendapkan ke permukaan. Fosil
ini
memiliki
bagian-bagian
diantaranya,
test
yang
merupakan
kenampakan seluruh bagian fosil, pedical valve merupakan bagian atas dari cangkang fosil, brachial valve merupakan bagian bawah dari cangkang fosil, commisure merupakan batas antara bagian atas dan bagin bawah tubuh fosil, pedical opening merupakan bagian pada fosil yang mengikat antara atas dan bawah. Bentuk dari fosil ini adalah bikonveks, setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah karbonat (CaCO3). Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative fosil ini tergolong dalam zaman jura tengah (±166-176 juta tahun yang lalu), karena komposisi kimianya adalah karbonat maka dapat diidentifikasi bahwa lingkungan pengendapannya yaitu di laut dangkal.
Kegunaan
dari
fosil
ini
adalah
untuk
mengetahui
lingkungan
pengendapannya,menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup. Referensi: 1.
Penuntun praktikum paleontologi
2.
http://geologikita.blogspot.com/2008/12/kegunaan-fosil.html
3.
Buku lapangan HMG FT-UH
ASISTEN
PRAKTIKAN
( RISMA )
( ALDINU AKBAR )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Hari/tgl Acara
: Rabu 27 Februari 2013 : Pengenalan fosil dan proses pemfosilan
Nama No. mhs
: Aldinu Akbar : D61112274
Keterangan :
Ventral
Dorsal
Sam in
1.Test 2.Apex 3.Spire 4.Anterior end 5.Aperture
No. Sampel
:08
No. Peraga
: 1977
Family
: Conusidae
Genus
: Conus
Spesies
: ‘Conus’ brocchi BRONN
Proses Pemfosilan
: Permineralisasi
Bentuk
: Conical
Komposis Kimia
: Karbonat (CaCO3)
Umur
: Pliosen atas (± 3,2-1,8 juta tahun yang lalu)
Lingkungan Pengendapan
: Laut dangkal
Keterangan
:
Berdasarkan cirri-ciri fisiknya maka fosil ini tergolong dalam
family
Conusidae , genus Conus dan spesies ‘Conus’ brocchi BRONN. Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme mati dan terhindar dari bakteri pembusuk dan organisme pemakan bangkai yang kemudian tertranspotasikan yaitu terbawah oleh media geologi berupa air, angin, dan lain-lain yang dapat mengubah bentuk dan kedudukannya. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada daerah yang lebih rendah berupa cekungan. Setelah itu akan terakumulasikan yaitu
tertutupi oleh lapisan-lapisan batuan sedimen pada tempat asalnya yakni berupa cekungan, yang stabil. kemudian mengalami leaching yakni proses pencucian fosil sehingga material yang tidak resisten tergantikan oleh material yang lebih resisten. Kemudian mineral tersebut menjadi lebih kompak yang kemudian mengalami pemadatan (kompaksi) yang dilanjutkan proses litifikasi yakni permineralisasi yaitu sebagian mineralnya digantikan oleh mineral lain, sehingga terlitifikasi menjadi batu (fosil). Fosil ke permukaan dipengaruhi oleh gaya endogen
berupa tektonik,
mengakibatkan fosil yang awalnya berada pada laut dangkal menjadi daratan.tetapi fosil tersebut masih tertutup oleh lapisan-lapisan sedimen, seiring berjalannya waktu terjadi proses eksogen seperti pelapukan dan erosi sehinggah lama- kelamaan lapisan-lapisan sedimen akan habis terkikis oleh udara, air dan angin sehingga terendapkan ke permukaan Fosil ini memiliki bagian tubuh yang masih dapatdi amati diantaranya, test yaitu seluruh tubuh fosil, apex merupakan bagian ujung pada fosil yang meruncing, spire merupakan bagian fosil yang berupa kamar, anterior end yang merupakan bagian bawah fosil ,dan aperture yang merupakan mulut dari fosil. Bentuk dari fosil ini adalah conical, setelah ditetesi HCl fosil ini bereaksi maka dapat diketahui bahwa komposisi kimianya adalah karbonat (CaCO3). Berdasarkan SWG (skala waktu geologi) atau penarikan umur secara relative fosil ini tergolong dalam zaman pliosen atas (± 3,2-1,8 juta tahun yang lalu), karena komposisi kimianya
adalah
karbonat
maka
dapat
diidentifikasi
bahwa
lingkungan
pengendapannya yaitu di laut dangkal. Kegunaan
dari
fosil
ini
adalah
untuk
mengetahui
lingkungan
pengendapannya,menentukan umur relatif batuan, menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain, dan mengetahui evolusi makhluk hidup.
Referensi: 4.
Penuntun praktikum paleontologi
5.
http://geologikita.blogspot.com/2008/12/kegunaan-fosil.html
6.
Buku lapangan HMG FT-UH
ASISTEN
PRAKTIKAN
( RISMA )
( ALDINU AKBAR )
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Hari/tgl Acara
: Rabu 27 Februari 2013 : Pengenalan fosil dan proses pemfosilan
Nama No. mhs
: Aldinu Akbar : D61112274
I.LATAR BELAKANG
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dan merupakan kelompok ilmu yang mempelajari bumi secara menyeluru, asal mula struktur, komposisi, sejarahnya ( perkembangan kehidupan ) dan proses-proses yang telah ada dan sedang berlangsung hingga menjadikan bumi seperti saat sekarang ini. Salah satu cabang ilmu geologi yang menjadi dasar perkembangan ilmu geologi, yaitu paleontologi yang merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan di masa lampau atau studi mengenai fosil, sisa-sisa dan jejak-jejak kehidupan masa lalu, yang dapat digunakan untuk membuat kolerasi lapisan-lapisan yang berumur sama di suatu wilayah yang luas. Ilmu paleontologi dapat berguna untuk membuat kolerasi lapisanlapisan yang berumur sama di suatu wilayah yang luas, maka diperlukan adanya pemahaman yang baik mengenai fosil. Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil dan kita juga harus mengetahui proses-proses pemfosilan maka dari itu praktikum kali ini kita akan membahas mengenai fosil dan proses pemfosilan. II.. MAKSUD DAN TUJUAN
2.1 MAKSUD: Maksud dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa lebih mengetahui dan memahami fosil dan proses-proses pemfosilan. 2.2 TUJUAN:
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah: 1.
mampu menentukan bagian-bagian dari fosil
2.
mampu mendeskripsi fosil
3.
memahami dan mengetahui bentuk-bentuk dari fosil
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 ALAT 1.
Penuntun praktikum
2.
Alat tulis menulis
3.
Pensil warna
4.
Lap kasar/halus
3.2 BAHAN 1.
HCl
2.
Fosil
3.
Format praktikum
IV. TEORI RINGKAS
4.1 FOSIL
Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah")
adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang telah menjadi batu atau
mineral. Akan tetapi, fosil tidak muncul hanya lewat pembatuan. Sebagian selamat hingga hari ini tanpa cacat atau pembusukan struktur tubuh, seperti mamot yang membeku di dalam es atau serangga serta spesies reptil dan invertebrata kecil yang terawetkan dalam damar. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Ketika mahluk hidup mati, jaringan-jaringan lunak yang membentuk otot-otot dan organ-organnya segera mulai membusuk karena pengaruh bakteri dan keadaan lingkungan. (Pada kejadian yang sangat jarang, seperti suhu dingin di bawah titik beku
air
atau
panas
kering
gurun
pasir,
pembusukan
tidak
terjadi).
Bagian-bagian organisme yang lebih tahan, biasanya yang mengandung mineral seperti tulang dan gigi, dapat bertahan untuk masa yang lebih lama, memungkinkan bagian-bagian itu untuk mengalami beraneka proses fisika dan kimia.Proses-proses yang membuat pemfosilan terjadi Karena itu, sebagian besar bagian tubuh yang memfosil adalah tulang dan gigi vertebrata, cangkang brakiopoda dan moluska, rangka luar krustasea tertentu dan trilobit, garis luar organisme mirip karang, dan spons serta bagian-bagian berkayu tetumbuhan.Para pakar membedakan fosil menjadi beberapa macam. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur,terLa Brea di Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Selain berupa cangkang, gigi, kuku, tulang binatang, fosil juga dapat berupa jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau penggantian oleh mineral. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan. Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.
Catatan fosil (fossil record) adalah susunan teratur di mana fosil mengendap dalam lapisan / strata, pada batuan sedimen, yang menandai berlalunya waktu
geologis. Semakin atas letak strata tempat fosil ditemukan, semakin muda usia fosil tersebut. Jadi bila ditinjau dari kejadiannya, ada bermacam-macam fosil, antara lain:
4.
Bagian keras yang terawetkan dan menjadi fosil seperti keadaannya semula. Misalnya: tulang, gigi, cangkang
5.
Suatu rongga yang terbentuk karena bagian keras yang semula ada, terlarut oleh air dan akibatnya terbentuk rongga yang bentuknya seperti semula.
6.
Hasil pembatuan
7.
Awetan yang terdapat dalam lapisan seperti batu a mber
8.
Jejak, lubang, tempat tinggal, kotoran
4.2. PROSES PEMFOSILAN Fosil terbentuk dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan. Proses pemfosilan yang paling umum dan luas disebut permineralisasi atau mineralisasi. Selama proses ini, organisme digantikan oleh mineral-mineral dalam cairan di tanah tempat tubuhnya terendam. Selama proses mineralisasi, tahap-tahap berikut ini berlangsung. Pertama, setelah diselimuti tanah, lumpur, atau pasir, tubuh organisme mati itu perlu segera dilindungi dari sentuhan udara. Selama bulan-bulan berikutnya, lapisan-lapisan baru endapan ditimbunkan ke sisa-sisa tubuh yang terkubur. Lapisan-lapisan ini bertindak sebagai tameng penebal, melindungi tubuh si binatang dari anasir-anasir luar dan pelapukan fisik. Kian ban yak lapisan terbentuk, yang satu menutupi yang lainnya; dan dalam beberapa ratus tahun, sisa-sisa
binatang terbaring beberapa meter di bawah permukaan tanah atau dasar danau. Sambil waktu terus berlalu, struktur-struktur seperti tulang, cangkang, sisik atau tulang rawan pelan-pelan mulai mengalami penguraian kimia. Air bawah tanah mulai menembus struktur-struktur itu dan mineral-mineral terlarut yang terkandung dalam air-kalsit, pirit, silika, dan besi, yang jauh lebih tahan erosi dan penguraian kimia-perlahan-lahan mulai menggantikan zat-zat kimia dalam jaringan. Maka, selama jutaan tahun, mineral-mineral ini memunculkan salinan batu yang persis, dengan menggantikan jaringan tubuh organisme. Akhirnya, fosil pun memiliki bentuk dan tampak luar yang sama dengan organisme aslinya, walau kini telah beralih menjadi batu. Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan, baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun berupa jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain: Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
1.
Mengalami pengawetan
2.
Terbebas dari bakteri pembusuk
3.
Terjadi secara alamiah
4.
Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
5.
Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Hari/tgl Acara
: Rabu, 27 februari 2013 : Pengenalan fosil dan proses pemfosilan
Nama No. mhs
: Aldinu Akbar : D61112274
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN Setelah melakukan praktikum ini kita dapat mengetahui bagian-bagian dari fosil dan bentuk-bentuk fosil serta kita sudah bisa melakukan deskripsi secara benar. 4.2 SARAN Untuk asisten diharapkan untuk penjelasannya agar lebih diperjelas lagi khususnya bagian-bagian fosil.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI Hari/tgl Acara
: Rabu, 27 februari 2013 : Pengenalan fosil dan proses pemfosilan
Nama No. mhs
: Aldinu Akbar : D61112274
VII. DAFTAR PUSTAKA Smart-pustaka.blogspot.com/2011/03/fosil.html http://geologikita.blogspot.com/2008/12/kegunaan-fosil.html
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI ACARA I
: PENGENALAN FOSIL DAN PROSES PEMFOSILAN
LAPORAN
OLEH: NAMA: ALDINU AKBAR NIM : D61112274
MAKASSAR 2013
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI ACARA II
:FILUM PROTOZOA DAN BRYOZOA
LAPORAN
OLEH: NAMA: ALDINU AKBAR NIM : D61112274
MAKASSAR 2013