TEORI AKUNTANSI PENDEKATAN PREDIKTIF BAB 12
DISUSUN OLEH :
ARIF AULIA HAQQI
C1C015056
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan karunia nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Teori Akuntansi yang berjudul “Pendekatan Prediktif ” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi yang diampu oleh DRS. Dr. H. Afrizal, SE, M.Si.,Ak.CA. Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan ucap kan banyak terima kasih atas at as segala partisipasinya partisip asinya dalam menyelesaikan makalah ini. Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik ba ik dari segi tanda baca, tata tat a bahasa maupun isi. Sehingga penulis p enulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca. Demikian apa yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.
Jambi, 03 Febriari 2018
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Makalah ini menyajikan pendekatan-pendekatan prediktif dan positif terhadap formulasi dari suatu teori akuntansi. Kedua pendekatan ini adalah paradigm yang sedang menanjak dan populer yang mencoba untuk mendominasi literatur akuntansi. Pendekatan prediktif muncul dari kebutuhan untuk menyelesaikan masalah sulit dalam menilai metode alternatif dari alternatif pengukuran akuntansi. Sedangkan pendukung pandangan positif berargumen, secara umum, bahwa teknik tersebut dapat diturunkan dan dibenarkan atas dasar penggunaan mereka yang telah teruji atau bahwa manajemen memainkan peran sentral dalam menentukan teknik ‑teknik yang akan diimplementasikan.
1.2. Rumusan Masalah 1. Apa itu pendekatan prediktif ? 2. Bagaimana memprediksi suatu peristiwa ekonomi ? 3. Apa itu pendekatan positif ? 4. Bagaimana memprediksi reaksi pasar ?
1.3.Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui perbedaan antara pendekatan prediktif dan pendekatan positif dalam akuntansi
2. Untuk membandingkan antara pendekatan prediktif dan pendekatan positif dalam akuntansi
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
HAKIKAT DARI PENDEKATAN PREDIKTIF
Pendekatan preditkif muncul dari adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah yang rumit dalam mengevaluasi metode-metode alternatif pengukuran akuntansi. Pendekatan prediktif terhadap formulasi suatu teori akuntansi menggunakan kriteria kemampuan prediktif di mana pemilihan di antara pilihan-pilihan akuntansi yang berbeda akan bergantung pada kemampuan dari metode-metode tertentu untuk memprediksikan peristiwa yang menjadi perhatian dari pengguna. Atau lebih spesifik lagi, ukuran dengan kekuatan prediktif yang paling besar sehubungan dengan suatu peristiwa tertentu akan dianggap sebagai metode terbaik untuk tujuan tersebut. Kriteria dari kemampuan prediktif mengikuti penekanan yang diberikan pada relevansi sebagai kriteria utama dari pelaporan keuangan. Relevansi memiliki konotasi sebagai suatu perhatian akan informasi tentang peristiwa-peristiwa di masa datang. Oleh karena itu, data yang relevan ditandai dengan adanya kemampuan untuk memprediksikan peristiwa-peristiwa di masa dating. Kriteria dari kemampuan prediktif juga diterima dengan baik di ilmu-ilmu pengetahuan alam sebagai suatu metode untuk menentukan pilihan di antara hipotesis-hipotesis yang saling bersaing. Beaver dkk, dengan menunjukkan bahwa ukuran-ukuran akuntansi alternatif memiliki sifat-sifat dari hipotesis yang saling bertentangan., telah merasionalisasikan penggunaan kemampuan prediktif dalam akuntansi. Keunggulan yang nyata dari pendekatan prediktif adalah bahwa ia memungkinkan kita untuk mengevaluasi pengukuran-pengukuran akuntansi alternative secara empiris dan memulai suatu pilihan yang nyata dengan berdasarkan atas suatu kriteria disktiminator. Kemampuan prediktif adalah juga suatu kriteria purposif yang dapat dengan mudahnya dihubungkan dengan salah satu tujuan dari pengumpulan data akuntansi, fasilitas pengambilan keputusan. Literatur akuntansi selalu beranggapan bahwa data akuntansi harus memfasilitasi pengambilan keputusan. Segera setelah “fasilitas pengambilan keputusan” diperkenalkan, maka muncullah dua masalah. Pertama, sulit untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan semua model-model keputusan yang diterapkan oleh para pengguna infiormasi akuntansi, karena kebanyakan dari model tersebut bersifat deskripif dan bukannya normative. Kedua, bahkan jika model keputusan telah terdefinisikan dengan baik, suatu kriteria untuk pemilihan informasi yang relevan dapat saja hilang. Dengan maksud untuk memecahkan masalah yang kedua ini, kriteria dari kemampuan prediktif memungkinkan kita unttuk menentukan ukuran akuntasi manakah yang memberikan keputusan-keputusan yang lebih baik. Merupakan suatu hal yang mungkin untuk memprediksi tanpa membuat suatu keputusan, namun adalah suatu hal yang tidak mungkin untuk membuat suatu keputusan tanpa suatu prediksi. Kemudian terlihat bahwa metode prediktif mungkin dapat mengalami kegagal an karena gagal untuk mengidentifikasi dan mendefinisakan model-model keputusan dari para pengguna dan jenis-jenis peristiwa yang seharusnya diprediksikan. Bahkan jika suatu struktur teoritis
tertentu dikembangkan untuk mengidentifkasikan hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang seharusnya diprediksi, masalahnya masih tetap ada pada menyebutkan suatu teori yang menghubungkan seluruh peristiwa tersebut pada ukuran-ukuran akuntansi dilihat dari suatu hubungan penjelasan dan prediktif. Sebuah badan yang tumbuh dari penelitian akuntansi empiris telah mengalami perubahan dari pendekatan prediktif. Terdapat dua aliran yang dapat diidentifikasikan. Satu aliran berkaitan dengan kemampuan dari data akuntansi untuk menjelaskan dan meramalkan peristiwa-peristiwa ekonomi, aliran lainnya berkaitan dengan kemampuan dari data akuntansi untuk menjelaskan dan memprediksikan reaksi pasar terhadap pengungkapan.
2.2.
PREDIKSI DARI SUATU PERISTIWA EKONOMI
Satu tujuan utama dari akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi peristiwa-peristiwa bisnis. Dalam sudut pandang pendekatan prediktif dalam formulasi suatu teori akuntansi, pengukuran-pengukuran akuntansi alternatif hendaknya dievaluasi berdasarkan atas kemampuan mereka untuk meramalkan peristewa-peristiwa ekonomi bisnis. Secara umum, kriteria nilai prediktif adalah suatu hubungan prob abilitas antara peristiwa-peristiwa ekonomi yang menjadi perhatian dari pengambilan keputusan dan variabelvariabel pembuat prediksi yang relevan dan sebagian diperoleh dari informasi akuntansi.
2.2.1. Analisis Time Series
Analisis ringkasan waktu (time-series) adalah suatu pendekatan metodologi struktual di mana ketergantungan statistikal sementara dalam suatu kumpulan data dapat diperiksa. Penelitian analisis time-series terutama menempatkan fokusnya pada: 1.
Sifat-sifat time-series dari laba yang dilaporkan, dan
2.
Isu-isu prediksi dalam analisis time-series.
Sifat-sifat time-series dari laba yang dilaporkan
Pengetahuan tentang sifat-sifat dari laba yang dilaporkan dapat meningkatkan kemampuan prediktif dan nilai umpan balik dari kandungan informasi. Penelitian telah memeriksa kedua perilaku dari laba yang dilaporkan dan model-model yang menggambarkan laba setiap kuartal: 1. Sehubungan dengan rangkaian, laba tahunan, temuan-temuan menyajikan proses rata-rata bergerak, suatu submartingale, atau satu dari dua proses: martingale atau rata-rata bergerak regresif. Jenis penelitian ini akan lebih berguna dan lebih menarik bagi pengambil keputusan jika ia diterapkan untuk menentukan dampak dari perubahan kebijakan akuntansi pada model-model probabilistic dari perilaku laba.
2. Sehubungan dengan rangkaian laba triwulanan , temuan-temuan yang ada sepertinya menunjukkan bahwa proses laba triwulanan tidaklah sepenuhnya memiliki sifat yang acak. Ia tampaknya mengikuti suatu proses autoregresif yang ditandai oleh kemampuan komponen musiman dan triwulanan-ke-triwulanan.
Memprediksi laba akuntansi di masa depan
Jumlah laba yang dilaporkan adalah suatu angka teragregat dua dimensi: satu dimensi adalah temporer, dan satu dimensi adalah komposisional. Penelitian yang didasarkan pada time-series akuntansi telah memperhitungkan kemampuan prediktif dari laba tahunan yang lalu, laba triwulanan yang lalu, dan komponen-komponen laba: 1. Sehubungan dengan penggunaan laba tahunan yang lalu untuk meramalkan laba di masa depan, studi-stidi menunjukkan bahwa proses-proses autoregresif (atau rata-rata bergerak) yang rumit, yang telah dikembangkan dengan menggunakan prosedur-prosedur Box dan Jenkins. 2. Sehubungan dengan penggunaan laba triwulanan yang lalu untuk meramalkan laba di masa depan, studi-studi menunjukkan adanya suatu kemampuan prediktif yang lebih baik dari model-model laba triwulanan jika dibandingkan dengan model-model tahunan dan modelmodel “teridentifikasi secara individual” dari Box dan Jankins yang lebih komprehensif. 3. Sehubungan dengan digunakannya komponen-komponen laba untuk memprediksi di masa depan, bukti-bukti yang ada mendukung kemampuan peramalan yang lebih baik dari data penjualan dan laba yang terpilah-pilah, namun hal ini tidak ditunjukkan bagi model-model yang berdasarkan pada komponen-komponen seperti beban bunga, beban penyusutan, dan laba operasi sebelum depresiasi.
2.2.2. Prediksi Kesulitan
Aplikasi-aplikasi yang paling relevan dari pendekatan prediktif adalah usaha-usaha untuk mencari karakteristik-karakteristik yang telah divalidasi secara empiris yang membedakan perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dengan yang tidak. Baik model univariate maupun multivariate telah digunakan untuk membantu seorang auditor menentukan kapan suatu perusahaan mendekati pailit. Scott memberikan pandangan umum yang singkat dari proses tesebut berikut ini: Sebagian
besar
model-model
prediksi
kebangkrutan
didapatkan
dengan
menggunakan suatu teknik sampel berpasangan. Bagian dari sampel berisi data dari perusahaan-perusahaan yang akhirnya menemui kegaglan; bagian yang lain memuat data yang sama dari perusahaan-perusahaan yang tidak menemui
kegagalan. Sejumlah rasio-rasio keuangan yang mungkin terjadi dan dengan cara tradisional dihitung dari laporan keuangan yang diterbitkan sebelum kegagalan terjadi. Berikutnya, para peneliti mencari suatu formula yang didasarkan pada satu rasio tunggal maupun satu kombinasi rasio, yang paling tepat membedakan antara perusahaan yang akhirnya gagal dan perusahaan yang tetap mampu melakukan pembayaran. Seorang peneliti yang berhati-hati juga menguji formula yang dihasilkan baik pada sampel asli dan sampel cadangan, yang tidak digunakan untuk mendapatkan formula. Dalam studi univariate Beaver, yang menguji seperangkat rasio-rasio akuntansi untuk memprediksi kegagalan perusahaan, hasil yang paling patut untuk dicatat adalah kemampuan prediktif yang unggul dari rasio arus kas dibandingkan total utang, diikuti oleh laba bersih dibandingkan aktiva total. Di antara studi-studi multivariate, Altman menggunakan suatu analisis multidiskriminan untuk memprediksi kegagalan perusahaan yang menghasilkan suatu model diskriminan yang memuat lima variabel: X1 = jaringan modal/total aktiva X2 = laba ditahan/total aktiva X3 = laba sebelum beban bunga dan pajak/total aktiva X4 = nilai pasar dari ekuitas/nilai buku dari total kewajiban X5 = penjualan/total aktiva
Estimasi fungsi diskriminan dari Altman adalah: Z = 0,12X1 + 0,14X2 + 0,33X3 + 0,006X4 + 0,999X5 Temuan-temuannya adalah : a. Perusahaan dengan nilai Z lebih besar dari 2,99 berada di dalam kelompok non-bangkut, sedangkan perusahaan dengan nilai Z kurang dari 1,81 akan bangkrut pada tahun berikutnya b. Nilai Z sebesar 2,675 meminimalisasi jumlah total perusahaan-perusahaan yang salah diklasifikasikan oleh model.
Sebuah model logit diusulkan oleh Ohlson untuk menguji dampak dari empat faktor dasar probabilitas kebangkrutan; ukuran dari perusahaan, ukuran struktur keuangan perusahaan, ukuran kinerja, dan ukuran likuiditas lancar. Sembilan rasio keuangan di bawah ini dipilih sebagai variabel-variabel independent untuk merepresentasikan keempat faktor di atas: 1. SIZE : total aktiva/indeks tingkat harga produk nasional bruto (PNB) 2. TLTA : total kewajiban/total aktiva
3. WCTA
: modal kerja/ total aktiva
4. CLCA
: kewajiban lancar/ total aktiva
5. OENEG
: satu jika total kewajiban melebihi total aktiva, selain itu nol
6. NITA
: laba bersih/ total aktiva
7. FUTL
: pendanaan yang diberikan oleh operasi/ total kewajiba
8. INTWO 9. CHIN
: satu jika laba bersih adalah negatif selama dua tahaun terakhir, selain itu nol : (NIt – NIt-1/І NIt І + І NIt-1 І), di mana NI adalah laba bersih untuk tahun
yang paling akhir. Denominatornya adalah indicator tingkatan dan CHIN adalah suatu ukuran perubahan dalam laba bersih. Ada tiga model yang disajikan: . Model 1 memprediksikan kebangkrutan dalam satu tahun Model 1 : -1,32 – 0,407 SIZE + 6,03 TLTA – 1,43 WCTA +0,0757 CLCA – 2,37 NITA – 1,83 FUTL + 0,285 INTWO + 1,72 OENEG – 5,21 CHIN 2. Model 2 memprediksikan kebangkrutan dalam waktu dua tahun jika perusahaan tidak mengalami kegagalan dalam tahun pertama Model 2 : -1,84 – 0,519 SIZE + 4,76 TLTA + 1,71 WCTA + 0,297 CLCA – 2,74 NITA – 2,18 FUTL + 0,780 INTWO – 1,98 OENEG – 0,4218 CHIN 3. Model 3 memprediksikan kebangkrutan antara satu atau dua tahun Model 3 : -1,13 – 0,478 SIZE + 5,29 TLTA – 0,990 WCTA + 0,062 CLCA – 4,62 NITA – 2,25 FUTL + 0,521 INTWO – 1,91 OENEG – 0,212 CHIN
Keterbatasan utama dari penelitian dan prediksi kesulitan muncul dari tidak adanya suatu teori ekonomi yang jelas tentang kesulitan ekonomi. Meskipun tidak terdapat suatu teori ekonomi tentang kesulitan, model-model yang berbasis analisis diskriminan dapat sangat bermanfaat bagi beragam konteks-konteks keputusan praktis. Berbagai keterbatasan dikaitkan dengan penelitian mengenai prediksi kesulitan perusahaan. Keterbatasan yang pertama muncul dari tidak adanya suatu teori ekonomi umum tentang kesulitan keuangan yang apat digunakan untuk menentukan variabel-variabel yang akan dimasukkan ke dalam model. Keterbatasan yang kedua berhubungan dengan definisi yang berbeda dari peristiwa yang menjadi perhatian. Hasil dari kemampuan memprediksi yang lebih unggul dari beberapa rasio akuntansi tidak dapat digeneralisasi untuk mengizinkan diformulasikannya suatu teori akuntansi yang dilandaskan pada pembuat-pembuat prediksi yang konsisten dari kesulitan perusahaan.
2.2.3. Prediksi Premi Obligasi dan Peringkat Obligasi
Empat faktor di bawah ini diasumsikan menciptakan rasio obligasi dan oleh sebab itu akan mempengaruhi imbal balik dari obligasi saat jatuh tempo: 1. Resiko kegagalan (tidak sanggup membayar): ketidakmampuan suatu perusahaan untuk memenuhi sebagian atau seluruh pembayaran bunga dan pokok obligasi 2. Resiko pemasaran: kemungkinan pelajaran untuk menjual rugi obligasi 3. Resiko daya beli: kerugian yang dialami oleh pemegang obligasi karena perubahan yang terjadi pada tingkat umum 4. Resiko tingkat suku bunga: efek perubahan tingkat suku bunga yang tidak terduga pada nilai pasar dari obligasi Fisher menguji kemampuan dai model empat faktor dalam menjelaskan perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam resiko premi dari obligasi perusahaan industri. Empat variabel berikut ini diperhitungkan di dalam model: 1. Variabel laba, diukur sebagai koefisien dari varisasi laba setelah pajak selama sembilan tahun terakhir. 2. Solvensi atau kemampuan dalam memenuhi kewajiban, diukur dalam rentang waktu sejak terakhir terjadinya kejadian-kejadian berikut ini: perusahan didirikan, perusahaan bangkit dari kebangkrutan, atau telah tercapainya suatu kompromi di mana kreditor setuju untuk menerima kurang dari 100 persen untuk klaim yang mereka tagihkan. 3. Struktur modal, diukur oleh nilai pasar dari ekuitas perusahaan/nilai dari utangnya. 4. Total nilai dari nilai pasar obligasi perusahaan. Peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh tiga badan pemeringkat di Amerika Serikat adalah penilaian mengenai kualitas investasi dari kewajiban jangka panjang masing-masin g peringkat adalah agregasi dari kemungkinan kegagalan (default ). Ada beberapa masalah yang belum terpecahkan mungkin akan membatasi kegunaannya, antara lain: 1. Dengan satu pengecualian, model-model ini tidak memiliki pernyataan yang eksplisit dan dapat diuji tentang apa yang ditunjukkan oleh peringkat obligasi dan tidak adanya satu dasar pemikiran ekonomi di belakang variabel-variabel yang diperhitungkan. 2. Tidak satu pun dari model-model yang memperhitungkan kemungkinan perbedaan perbedaan pada perlakuan akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan 3. Berbagai studi dari model-model regresi memerlukan variabel terikat sama seperti jika mereka berada pada suatu skala interval.
4. Dengan satu pengecualian, seluruh studi tidak dapat membedakan kemampuan prediktif ex-ante dengan diskriminasi ex-post . Prediksi ex-ante berarti menggunakan model diskriminan yang dikembangkan berdasarkan atas basis A2, dari dimensi waktu t1, pada satu sampel dari dimensi waktu t + 1.
Berbagai model peringkat obligasi terbaru menunjukkan arti penting dari ukuran-ukuran yang didasarkan atas laba sekaligus ukuran-ukuran lain dari kemampuan keuangan di dalam penjelasan
dan
prediksi
peringkat-peringkat
obligasi.
Sebagai
contoh,
Belkaoul
mengembangkan suatu model peringkat obligasi yang berbasis analisis diskriminan berdasarkan atas variabel-variabel berikut ini: X1 : total aktiva X2 : total utang X3 : utang jangka panjang/total modal yang diinvestasikan X4 : utang jangka pendek/ total modal yang diinvestasikan X5 : aktiva lancar/kewajiban lancar X6 : rasio cakupan pembebanan tetap X7 : rasio kas lima tahun yang dibagi dengan jumlah lima tahun dari pengeluaran modal, perubahan persediaan selama lima tahun terakhir, dan dividen saham biasa X8 : harga saham/ekuitas biasa per saham X9 : subordinasi (variabel dummy 0-1), 1 jika obligasi yang dinilai disubordinasikan
Ada enam fungsi diskriminan yang diusulkan untuk menjelaskan atau meramalkan peringkat obligasi, termasuk untuk peringkat AAA si bawah ini: Z = -31,6004 + 0,000737×1 + 0,000119×2 + 0,44234×3 + 0,62823×4 + 7,26898×5 + 0,68425×6 + 0,06102×7 + 0,01802×8 + 10,26302×9
Untuk peringkat AA: Z = -26,0425 + 0,000431×1 – 0,000174×2 + 0,49299×3 + 0,67906×4 + 6,80279×5 + 0,54641×6 + 0,06600×7 + 0,01687×8 + 9,7664×9 Untuk peringkat A: Z = -26,1304 + 0,00269×1 – 0,000149×2 + 0,58069×3 + 0,60516×4 + 7,83642×5 + 0,4885×6 + 0,06777×7 + 0,00809×8 + 8,18782×9 Untuk peringkat BBB: Z = -29,3824 + 0,000250×1 – 0,000233×2 + 0,71530×3 + 0,79864×4 + 8,5763×5 + 0,50766×6 + 0,0711×7 + 0,00235×8 + 4,27079×9 Untuk peringkat BB: Z = -31,3397 + 0,000265×1 – 0,000295×2 + 0,76589×3 + 0,80544×4 + 9,15411×5 + 0,48010×6 + 0,059592×7 + 0,00705×8 + 1,69732×9 Untuk peringkan B: Z = -34,8229 + 0,000242×1 -0,000357×2 + 0,85499×3 +0,84459×4 + 9,24043×5 + 0,49208×6 + 0,06970×7 + 0,00099×8 – 1,73660×9
Metode pengklasifikasian hanya berupa penggunaan fungsi-fungsi diskriminan pada data baru sebagai berikut. Untuk setiap perusahaan yang perlu untuk diklasifikasikan ke dalam kategori peringkat obligasi, hitunglah nilai klasifikasi untuk setiap kategori peringkat dari koefisien fungsi diskriminan (mengalikan data dengan koefisien-koefisiennya dan menambahkan syarat konstan). Perusahan tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam kelompok yang memiliki nilai klasifikasi tertinggi.
2.2.4. Perilaku Restrukturisasi Perusahaan
Studi dari Marris tentang kapitalisme manajeral menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang diakuisisi adalah perusahaan yang dinilai rendah oleh pasar. Begitu pula Gort mendukung
suatu hipotesis yang berhubungan bahwa tingkat aktivitas pengambilalihan adalah bervariasi sehubungan dengan tingkat penilaian saham yang dinilai rendah oleh pasar. Jenis analisis seperti ini sangat bergantung pada model penilaian harga saham yang berarti. Lebih eksplisit lagi, parameter-parameter yang mengukur hubungan antara harga pasar dari saham dan faktorfaktor yang relevan hendaknya cukup konstan. Bonford menemukan bahwa pasar terkadang akan mengaitkan pembobotan yang berbeda-beda pada faktor-faktor tersebut. Sama halnya dengan Tzoannos dan Samuels, yang dalam bereksperimen dengan sejumlah model-model valuasi, menemukan bahwa variabel-variabel tersebut, baik itu menjelaskan imbal balik laba atau dividen, memiliki arti yang tidak signifikan. Jadi analisis yang didasarkan atas penilaian saham mungkin kurang memiliki validitas eksternal. Karena mengalami kesulitan dalam menentukan nilai “yang sebenarnya” dari saha m, kebanyakan studi-studi yang lain telah mencoba untuk mengidentifikasikan karakteristikkarakteristik keuangan dari perusahaan-perusahaan yang diakuisisi. Oleh karenanya, Chambers menguji tentang penilaian yang terlalu rendah dari aktiva bersih dilihat sebagai akibat dari kebijkan akuntansi yang konservatif. Penilaian yang terlalu rendah dari aktiva bersih dilihat sebagai faktor kunci untuk memprediksi pengambilalihan. Temuan tersebut ditentang oleh Taussig dan Hayes dengan didasarkan pada tidak adanya kelompok kendali dalam studi oleh Chambers. Mereka menolak hipotesis mengenai adanya suatu hubungan yang signifikan secara statistik antara nilai-nilai aktiva yang dinilai terlalu rendah dan kemungkinan terjadinya pengambilalihan. Namun, kedua studi diatas adalah univariate, dan hanya memperhitungkan penggabungan
secara
sukarela.
Keterbatasan
yang
pertama
sehubungan
dengan
sifat univariate dari analisis ini diperbaik oleh Vance. Keterbatasaan yang kedua dikoreksi untuk pertama kalinya oleh berbagai studi yang beranggapan perusahaan-perusahaan diakuisisi melalui penggabungan dengan sukarela. Pada kenyataannya, restrukturisasi perusahaan secara internasional juga meliputi penggabungan, konsolidasi, divestasi, transaksi bursa, pembelian dengan menggunakan pinjaman (leverage buyouts-LBO) dan pemecahan ( spinoff ), yang ditunjukkan untuk memaksimalkan nilai pasar dari ekuitas yang dipegang oleh pemegang saham yang ada, atau memaksimalkan
kesejahteraan
dari
manajemen
yang
ada.
Akan
tetapi,
cara-cara
pengambilalihan sering menjadi subjek dari analisis empiris. Analisis yang dilakukan dalam konteks AS meliputi beberapa studi. Model logit multivariate dari Palepu didasarkan pada sepuluh variabel berikut ini : X1 : tingkat rata-rata pengembalian per hari dari kelebihan surat berharga selama empat tahun belakangan X2 : tingkat rata-rata pasar yang telah disesuaikan dari pengembalian surat berharga selama empat tahun belakangan
X3 : variabel dummy 0/1 dengan 1 untuk kombinasi leverage rendah/likuiditas tinggi/pertumbuhan
rendah
dan
0
untuk
semua
kombinasi
tingkat
pertumbuhan
tinggi/likuiditas rendah/leverage tinggi dan 0 untuk semua kombinasi yang lain X4 : tingkat pertumbuhan rata-rata penjualan tahunan selama tiga tahun belakangan X5 : rasio aktiva likuid bersih terhadap rata-rata total aktiva selama tiga tahun belakangan X6 : rasio utang jangka panjang terhadap rata-rata total ekuitas selama tiga tahun belakangan X7 : variabel dummy 0/1 dengan 1 jika terdapat paling sedikit satu akuisisi dalam SIC industri empat digit sebuah perusahaan di tahun sebelumnya X8 : aktiva buku bersih perusahaan (juta $) X9 : rasio harga pasar perusahaan terhadap nilai buku dari ekuitas biasa di tahun sebelumnya X10 : rasio harga pasar perusahaan terhadap laba pada akhir tahun fiscal sebelumnya
Dapat diperoleh kemungkinan sebesar 9,93 hingga 12,45 persen. Studi Meeks berfokus pada profitabilitas dari penggabungan perusahaan Inggris pada periode tahun 1964-1972. Perusahaan yang mengakuisisi diuji dengan menggunakan suatu ukuran profitabilitas yang
terstandarisasi, yang dikenal sebagai “profitabilitas dari amalgamasi”. Paul Barnes mengestimasikan fungsi diskriminan berikut ini: Z = -1,91218 – 1,61605×1 + 4,99448×2 +1,11363×3 – 0,70484×4 – 0,11345×5 Di mana: x1 : aktiva cepat/kewajiban lancar x2 : aktiva lancar/kewajiban lancar x3 : margin laba sebelum pajak x4 : margin laba bersih
x5 : pengambilan ekuitas pemegang saham. Model ini telah mampu memprediksi secara akurat 74,3 persen dari sampel yang diuji. Studi oleh Belkaoui yang berfokus pada pembuatan prediksi dari pengambilan di Kanada berdasarkan atas kombinasi linear dari enam belas rasio: X1 : arus kas/nilai bersih X2 : arus kas/total aktiva X3 : laba bersih/nilai bersih X4 : laba bersih/total aktivas X5 : utang jangka Panjang + saham preferen/total aktiva X6 : aktiva lancar/ total aktiva X7 : kas/total aktiva X8 : modal kerja/total aktiva X9 : aktiva cepat total aktiva X10 : aktiva lancar/total kewajiban X11 : aktiva cepat/kewajiban lancar X12 : kas/kewajiban lancar X13 : aktiva lancar/penjualan X14 : aktiva cepat/penjualan X15 : modal kerja/penjualan X16 : kas/penjualan
2.2.5. Keputusan-keputusan Kredit dan Pinjaman Bank
Dari sudut pandang pendekatan prediktif, penelitian yang dilakukan terdiri atas pembuatan replika atau memprediksikan evaluasi atau perubahan kredit yang terjadi dengan didasarkan pada akuntansi dan informasi keuangan lainnya. Keputusan pinjaman bank juga telah menjadi bagian dari subjek penelitian empiris dan prediktif. Terdapat tiga area penelitian yang dapat diidentifikasi. Area yang pertama berhubungan dengan usaha-usaha untuk mensimulasikan aspek-aspek dari investasi bank dan proses peminjaman. Keputusan investasi ini menjadi subjek dari simulasi analisis. Hasil menunjukkan
bahwa
informasi
keuangan
memainkan
peran
yang
besar
dalam keputusan.Area yang kedua berhubungan dengan prediksi dari klasifikasi pinjaman. Dengan sedikit keberhasilan. Area yang ketiga berhubungan dengan estimasi dan prediksi dari kesulitan keuangan bank komersial. Studi-studi telah menguji kelayakan dari prediksi kesulitan keuangan bank dengan didasarkan pada data akuntansi. Sinkey telah dapat memprediksi sebagian besar kegagalan-kegagalan dengan didasarkan pada suatu model yang meliputi dua variabel yaitu beban operasi terhadap laba operasi dan investasi terhadap aktivapenyaringan akuntansi ternyata memberikan waktu awal yang berharga yang dapat digunakan oleh penyelenggara untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dengan lebih efektif.
2.2.6. Peramalan Informasi Laporan Keuangan
Karena para analis surat berharga dan kebanyakan badan-badan peramal berfokus pada lingkungan AS, akuntan-akuntan manajemen dan manajer keuangan berbagai perusahaan multinasional mungkin harus mengandalkan pada usaha mereka sendiri untuk meramalkan laba perusahaan lain untuk memberikan ramalan bagi laba mereka sendiri. Pilihan teknik-teknik yang tersedia bagi mereka dapat bersifat mekanis aau nonmekanis dan univariate atau multi variate. Pendekatan peramalan univariate mekanis meliputi model rata-rata bergerak dan model univariate Box-Jenkins. Model peramalan multivariate mekanis meliputi model-model regresi, model-model fungsi transfer Box-Jenkins, dan model-model ekonometrik. Terakhir, modelmodel nonmekanis meliputi model-model univariate seperti misalnya ekstrapolasi kurva visual dan model-model multivariate seperti pendekatan-pendekatan analis surat berharga. Peramalan-peramalan ini dapat dievaluasi dari segi disperse ataupun bias. Dispersi kesalahankesalahan peramalan umumnya diukur oleh kesalahan rata-rata kuadrat (mean square errorMSE). Peramalan laba menjadi semakin populer dan penting bagi suatu pasar modal untuk dapat berfungsi secaa efisien. Peramalan-peramalan ini diasumsikan memiliki kegunaan khusus bagi para pengguna informasi akuntansi. Pada tahapan penelitian saat ini, tampaknya
terjadi suatu perbedaan pendapat mengenai apakah peramalan laba yang dibuat oleh analis dan/atau manajemen lebih akurat daripada peramalan yang didasarkan pada suatu analis statistik atas pola dalam laba tahunan historis dan model-model time seriees laba triwulan. Penelitian kontemporer memberikan cukup banyak bukti bahwa analis sepertinya tampak terlambat bereaksi terhadap pengembalian dan laba sebelumnya. Penjelasan dari fenomena ini meliputi (a) usaha positif laba permanen yang dominan tahun lalu, (b) dampak positif dari cakrawalan peramalan, (c) dampak positif berupa ukuran perusahaan, sampai sejauh mana analis yang lain dengan mengikuti perusahaan yang sama telah secara berturut-turut mengkorelasikan kesalahan-kesalahan peramalan, dan sampai sejauh mana kesalahankesalahan peramalan acak secara musiman bagi perusahaan telah dikorelasi secara berurutan, dan (d) dampak negative dari pengalaman analis Temuan-temuan mengenai bias dalam peramalan laba dan/atau penurunan dalam keakuratan peramalan meliputi : 1. Temuan-temuan tentang bias dalam peramalan laba dan/atau penurunan dari keakuratan peramalan dalam lingkungan perusahaan yang kompleks 2. Temuan-temuan mengenai bias dalam peramalan laba dan/atau penurunan keakuratan peramalan dalam konteks-konteks internasional dan negara yang spesifik 3. Temuan-temuan tentang kesulitan dalam meramalkan laba dari perusahaan-perusahaan multinasional karena masalah-masalah internasional yang spesifik seperti kultural, transaksi, ekonomi, terjemahan dan eksposur-eksposur risiko politis.
2.3. PREDIKSI REAKSI PASAR: PENELITIAN BERBARIS PASAR MODAL DALAM AKUNTANSI 2.3.1. Pasar Modal dan Akuntansi Eksternal
Menurut satu interpretasi dari pendekatan prediktif, pengamatan atas reaksi pasar modal dapat digunakan sebagai satu panduan dalam mengevaluasi dan melaukan pilihan diantara beberapa ukuran-ukuran akuntansi. Dengan kata lain, pendekatan prediktif mendukung penggunaan angka-angka akuntansi yang memiliki keterkaitan tertinggi dengan harga-harga pasar. Ia meminta adanya suatu evaluasi mengenai kegunaan dari angka-angka akuntansi yang diserahkan pada transaksi-transaksi pasar modsl yang dipandang sebagai suatu agregat.
Peran dari pasar surat berharga adalah untuk menyediakan suatu pasar pertukaran yang teratur dimana para investor dapat saling bertukar klaim untuk konsumsi saat ini dan masa dating secara terus-menerus. Sedangkan peran dari informasi sendiri memilki dua arti : 1. untuk membantu menerapkan seperangkat harga-haragsurat berharga, sehingga terdapat satu alokasi yang optimal dari surat berharga diantara para investor 2. untuk membantu masing-masing investor, yang menghadapi sekumpulan harga tertentu dalam pemilihan satu portofolio surat berharga yang optimal.
2.3.2. Model Pasar yang Efisien
Sebuah pasar yang efisien secara sempurna adalah berada dalam kondisi ekuilibrium secara kontinu, sehingga nialai-nilai intrisik dari surat berharga bergetar secara acak dan harga pasar adalah selalu sama dengan nilai-nilai intrinsic yang menjadi dasar disetiap waktu. Efisiensi pasar tidak memiliki artian bahwa harga surat berharga seharusnya adalah mulus dan bukannya acak, seperti yang dinyatakan oleh black. Sebuah pasar yang sempurna untuk saham adalah pasar dimana tidak ada keuntungan yang dapat dibuat oleh ornag yang tidak memiliki informasi kkhusus tentang suatu perusahaan, dan bagi orang yang memang memilikiinformasi khusus pun masih sulit untuk memebuat keutungan, karena harga melakukan penyesuaian dengan sangat cepat begitu informasi tersedia.
2.3.4. Hipotesis Pasar yang Efisien
Dalam menyatakan perangkat informasi ( φ ) dalam tiga cara berbeda, farma membedakan adanya tiga tingkatan efisiensi pasar: bentuk lemah, semikuat, dan kuat. Bentuk Lemah dari hipotesis pasar yang efisien
Bentuk lemah dari hipotesis pasar yang efisien menyatakan bahwa ekspektasi pengembalian
(harga) ekuilibrium “mencerminkan sepenuhnya” urutan dati pengembalia n (harga) masa lalu. Dengankata lain, harga hiptesis dan data volume untuk surat berharga tidak memuat informasi yang mungkin dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari yang
menggunakan strategi “beli -dan –tahan” yang sederhana. Ben tuk yang lemah dari hiotesis ini dimulai dengan teori bahwa perubahan –perubahan harga akan mengikuti suatu “perjalanan acak” sejati (dengan ekspektasi nilai yang diharapkan sebesar nol). Kumpulan pemikiran ini ditentang oleh “analis teknis” atau “para pembuat bagan” (chartist), yang yakni bahwa aturan aturan mereka, berdasarkan informasi masa lalu, dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dari biasanya. Aturan-aturan penyaringan, korelasi serial dan pelaksanaan ujian telah
menguji hipotesis pasar efisien yang lemah ini. Hasilnya ternyata telah mendukung hipotesis, terutama untuk pengembalian yang lebih lama dari sehari. Analisis teknis adalah suatu ilmu pencatatan, yang biasanya dalam bentuk grafik, sejarah actual dari perdagangan (peruahan harga, volume menurut transakasi,dll) dari suatu saham tertentu
atau “rata-rata” dan kemudian menarik kesimpulan dari sejarah yang digambarkan tersebut, tren masa depan yang mungkinakan terjadi. Dalam
pencarian
sifat
yang
beraturan
seringkali
pada
pola-pola
geometrisseperti
misalnya double bottoms, head and shoulders dan support and resistance levels yang diasumsikan akan bermanfaat dalam meramalkan pergerakan-pergerakan harga di masa depan.
Kebanyakan peneliti menganggap analisis teknis sebagai seekor “kambing hitam” dan sebagai anlisis yang menggunakan “voodoo”. Namun ia tetap masih berada di pasar dan mendapatkan perhatian yang semakain besar dan komunitas akademis. Bentuk semikuat dari hipotesis pasar yang efisien
Bentuk semikuat dari hiotesis pasar yang efisien menyatakan bahwa ekspektasi pengambilan
(harga) ekuilibrium “mencerminkan sepenuhnya” seluruh informasi yang tersedia bsgi public. Dengan kata lain, tidak ada aturan perdagangan yang didasarkan pada informasi yang tersedia boleh di pergunakan untuk mendapatkan suatu kelebihan pengmbalian. Bentuk semikuat hiotesis ini relevan terhadap akuntansikarena informasi yang tersedia bagi public meliputi pula laporan-laporan keuangan. Ujian-ujian dari hipotesis semikuat memberikan perhatian pada kecepatan dari penyesuaian harga terhadap jenis-jenis peristiwa tertentu beberapa peristiwa yang telah di amati adalah pemecahan saham ( stock split), pengumuman laba tahunan, penawaran skunder dari saham biasa dalam jumlah besar, penerbitan saham-saham baru,pengumuman perubahan dalam tinggkat diskonto dan dividen-dividen saham. Hasilnya kembali lagi mendukung hipotesis pasar yang efisien sampai sejauh ini karena hargaharga menyesuaikan dengan cepat setelah pengumuman informasi yang pertama kalinya kepada public. Rincian peristiwa yang diamati tidaklah terlalu mendalam dan di perkenankan untuk melakukan penelitian empiris lebih lanjut untuk membuktikan hipotesis ini, yang merupakan hal yang sangat penting dalam akuntansi. Bentuk kuat dari hipotesis pasar yang efisien
Bentuk kuat dari hipotesis pasar yang efisien menyatakan bahwa ekspektasi pengembalian
(harga) ekuilibrium “mencerminkan sepenuhnya” seluruh informasi yang ada (dan buakan hanya informasi yang tersedia bagi public). Dengan kata lain, tidak ada aturan-aturan perdagangan yang di dasarkan pada informasi apa pun, termasuk informasi orang lain dalam, dapat di pergunakan untuk mendapatkan kelebihan pengembalian.
Bukti dari bentuk kuat hipotesis pasar yang efisien ini tidaklah konklusif. Meskipun Jansen telah dapat menunjukan bahwa reksa dana tidak menunjukan kinerja yang lebih unggul secara konsisten setelah selang beberapa waktu (dengan melihat anggapan adanya akses ke informasi khusus). Niederhoffer dan Osborne berpendapat bahwa pengembalian-pengembalian yang lebih unggul adalah mungkin untuk terjadi (dengan melihar akses-akses ke buku-buku spesiais).
2.3.4. Model Penetapan Harga Aktiva Modal
Hipotesis pasar yang efisien meminta digunakannya “ekspektasi pengembalian” dan berasumsi bahwa surat berharga dihargai dengan dengan tepat. Dibutuhkan adanya suatu teori untuk menjelaskan hubungan antara ekspektasi pengembalian dan harga dari masing-masing saham yang dipertanyakan. Salah satu teori tesebut adalah model pentapan harga aktiva.
2.3.5. Teori Penetapan Harga Arbitrase
Teori penetapan harga arbitrase (arbitrage pricing theory) berasumsi bahwa pengembalian surat berharga berhubungan dengan factor-faktor yang tidak di ketahui dalam julah yang tidak diketahui. Teori ini telah bersifat umum daripada CAPM di mana ia memungkinkan adanya factor-faktor multirisiko. Jadi, ekspektasi pengembalian surat berharga adalah berhubungan secara linear dengan keamanan dari faktor-faktor pervasive, dengan titik tangkap bersama yang sama dengan tingkat bunga tanpa risiko. Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi factorfaktor ini. Satu pendekatan bergantung pada makroekonomi dan variable-variabel pasar keuangan yang diasumsikan meliputi risiko-risiko sistematis dari ekonomi. Pendekatan yang kedua bergantung pada karakteristik-karakteristik perusahaan yang kemungkinan dapat menjelaskan perbedaan sensitivitas terhadap risiko-risiko sistematis sebelum membuat protofolio-protofolio dari saham-saham dengan karakteristik tersebut. Erbagai studi telah mencoba
untuk
mengidentifikasikan
factor-faktor
tadi.
Chen,
Roll,
dan
Ross
mengidentifikasi empat factor dibawah ini : 1. Tingkat pertumbuhan dalam produksi industry 2. Tingkat inflasi (baik diharapkan maupun tidak diharapkan) 3. Rentang antara tingkat bunga jangka panjang dan jangka pendek 4. Rentang antara organisasi-organisasi bernilai tinggi dan bernilai rendah. Sebagai
tambahan
bagi
ketiga
factor
terakhir.
Berry,
Brumeister
dan
Mcelroy
mengidentifikasika dua factor entang tingkat pertumbuhan dari agregat penjualan dalam
ekonomi dan tingakat pengembalian dari standard dan Poor’s (S&P) 500. Terakhir Salomon bersaudara menggunakan lima factor berikut ini di dalam model factor fundamental mereka : 1. Tingkat inflasi 2. Tingkat pertumbuhan dari produk nasional bruto 3. Tingkat suku bunga 4. Tingkat perubahan harga minyak 5. Tingkat pertumbuhan dari pengeluaran untuk pertahanan. Suatu bukti empiris yang ekstentif dan didasarkan pada pendekatan kedua, menunjukan bahwa perbedaan yang terjadi di antara saham-saham dalam karakteristik-karakteristik yang dapat diamati adalah secara sistematis dengan perbedaan-perbedaan yang terjadi di dalam pengembalian rata-rata di masa mendatang.
2.3.6. Teori Ekuilibrium Tentang Penetapan Harga Opsi
Opsi memberikan hak kepada satu pihak untuk membeli (opsi beli (call option) atau opsi jual ( put option)) saham dalam jumlah tertentu dari perusahaan tertentu dari writer opsi pada harga tertentu kapan saja sampai dengan sampai dengan waktu yang telah di tentukan.
2.3.7. Model Pasar
Model penetapan harga aktiva modal tidak memberikan suatu ujian yang mudah bagi hipotesis pasar yang efisien. Sebagai gantinya model pasar dari Markovitz dan Sharpe digunakan untuk tujuan ini. Model ini mendefinisikan proses stokastik dalam menghasilkan harga surat berhar ga sebagai : R it = ait + βit + R it + Uit Dimana : E(Mit) = 0,
Ơ(R mt Mit) = 0, Ơ(Mmt Mit-) =0, R it = pengembalian surat berharga I dalam peroide t αi, βi = titik potong dalam kemiringan dari hubungan linear antara R it dan R mt R it = factor pasar dalam periode t Mit = bagian stokastik dari komponen individualistis R it
Model pasar menyataan bahwa pengembalian dari masing-masing surat berharga memiliki hubungan secara linear dengan pengembalian pasar. Lebih spesifik lagi, model ini menyatakan bahwa total pengembalian R it dapat dibagi menjadi sebuah komponen sistematis BiR mt yang menggambarkan tingkat pergerakan umum dari pengmbalian surat brharga yang brkaitan dengan rata-rata pengmbalian seluruh surat berharga yang ada di dalam pasar. Metode ini di lanjtkan dengan estimasi beta cakupan lintas bagian yang di kumpulkan untuk setiap tanggal peristiwa. Metode-metode lain meminta digunakannya keterlibatan regresi perpindahan, model filter Kalman, dan model koefisien acak Bayestian. Analisis Baystian mengemukakan bahwa tingkat kepercayaan yang saat ini kita pegang terhadap dalil apa pun akan bergantung pada informasi yang saat ini tersedia bagi kita
2.3.8. Estimasi Beta
Estimasi risiko sistematik atau beta sangat dibutuhkan bagi studi‑studi yang menguji pengaruh informasi akuntansi terhadap pasar, dan kaitan beta dengan indikator ‑indikator berbasis akuntansi. Karena masalah kesalahan ekonometrik yang potensial dalam estimat model pasar, berbagai koreksi yang perlu telah diajukan. Pertama, koreksi Scholes‑Williams generalisasian memberikan estimator berikut: B1 = (Bi+1+ Bui + B-1i) / 1 + 2P1 di mana: B+1, B0, B-1 = beta leading, beta contemporaneus, dan beta lagged, dan P1
= korelasi serial indeks urutan pertama.
Kedua, koreksi Bayesian Vasicek memberikan estimator berikut: Bi
= (Bp / S2p + BB / SB2) / (1/S2p + 1/S2B)
dimana B S2p
= estimat sebelum yang terbaik = variasi estimat estimasian
BB
= rerata beta pasar tak tertimbang dan
SB2
= variasi beta pasar estimasian
2.3.9. Metodologi Studi Peristiwa
Efek dari suatu peristiwa ekonomi terhadap nilai dari suatu perusahaan dapat ditentukan oleh analisis peristiwa dengan asumsi bahwa efek dari peristiwa tersebut akan langsung tercermin dalam harga-harga aktiva. Ada tujuh langkah yang harus dilakukan dalam suatu studi peristiwa : 1. Definisi peristiw Peristiwa dan priode yang menjadi perhatian atau jendela preristiwa perlu untuk diidentifikasi terlebih dahulu. Untuk kebanyakan pengumuman laba yang menggunakan data harian, jendela peristiwa adalah sehari sebelum pengumuman dan sehari setelah pengumuman. 2. Criteria pemilihan. Perusahaan yang akan dimasukan ke dalam studi harus memenuhi criteria pemilihan terlebih dahulu sebelum diperhitungkan. 3. Pengembalian-pengembalian
yang
normaldan
abnormal. Pengembalian
abnormal
diperghitungkan sebagai perbedaan antara pngembalian actual ex-post dari surat berharga dan pengembalian normal perusahaan setelah jendela peristiwa. 4. Prosedur estimasi. Periode sebelum peristiwa terjadi digunakan sebagai jendela estimasi untuk mengestimasikan parameter-parameter dari modal. 5. Prosedur pengujian. Dirancangnya hioptesis nol dan teknik-teknik untuk mengumpulkan pengembalian-pengembalian abnormal dari perusahaan. 6. Hasil-hasil empiris. Hasil-hasil empiris selanjutnya akan disajikan dan dianalisis. 7. Interpretasi dan kesimpulan. Efek dari peristiwa ekonomi pada nilai dari perusahaan yang diuji akan menjadi subjek dari penjelasan yang menentang. Kumulatif pengembalian abnormal di definisikan sebagai: 1. Kegagalan pasar untuk mencerminkan sepenuhnya atribut-atribut dari proses stokastik yang mendasari laba. 2. Biaya-biaya transaksi 3. Kecanggihan investor 4. Pengalaman analis Multinasionalitas mungkin menjadi penebab utama dari pergeseran pengumuman setelah laba dalam pengembalian-pengembalian abnormal. Adanya pemikiran bahwa adanya pergesaeran
ini dapat dihubungkan secara negative dengan tingkat multinasionalitas dapat didukung oleh bermacam-macam temuan termasuk : 1. Pergeseran memiliki hibungan terbaik dengan ukuran multinasionalitas yang lebih besar adalah cirri-ciri dari perusahaan-perusahaan besar. 2. Pergeseran merupakan akibat dari kesalahan prespsi laba yang dimiliki oleh para investor yang kurang berpengalaman dan perusahaan-perusahaan multinasional sebagian besar dicari oleh investor-investor yang umumnya telah berpengalaman dan manajer-manajer investasi yang memiliki spesialisasi dalam saham-saham dengan kapitalisasi besar. 3. Pergeseran memiliki hubungan terbaik degan harga saham dan volume perdagangan tahunan sebagai perwakilan untuk kebaikan dari biaya langsung maupun tidak langsung dari perdagangan dan pertumbuhan kepemilikan institusional di perusahaan-perusahaan multinasional besar. 4. Temuan-temuan yang konsisten dengan keadaan dari para investor yang berpengaruh pada ekspektasi laba yang lebih efisien dan lebih akurat dari perusahaan-perusahaan multinasional, mengurangi pergeseran yang mungkin terjadi dari pengumuman setelah laba.
2.3.10. Valuasi Laba Residu (RIV)
Kembali pada tahun 1938 di dalam sebuah artikel yang di tulis oleh Preinreich, penilaian laba residu bergantung pada adanya suatu hipotesis bahwa harga-harga aktiva mencerminkan nilai sekarang dari seluruh dividen di masa dating (PVED). Proses perubahan dari PVED menuju RIV didasarkan pada dua asumsi : 1. System akuntansi diasumsikan memuaskan suatu relasi surflus yang bersih. 2. Sebuah kondisi yang lazim diasumsikan ketika nilai buku dari kuitas mengalami pertumbuhan dengan tingkat yang lebih rendah.
2.3.11. Model Feltham-Ohlson
Dikembangkan baik oleh Ohlson maupun Feltham model FO menghubungkan nilai pasar suatu perusahaan terhadap data akuntansi dasar dan jenis-jenis informasi lainnya. Model ini bergantung pada angka-angka berikut ini :
Vt / Bt = b 1 + b2Et / Bt-1 + €
Vt / Bt-1 = b1 + b2DM + b3DH + b4Et / Bt-1 + b5DMEt/Bt-1 + b6DHEt / Bt-1 + €
Vt / Bt = b 1 + b2Bi-1 / Et + €
Vt / Bt = b 2 + b2DM + b3DH + b4Bt-1 / Et + b5DMBt-1 / Et + b6DHBt-1 /Et + €
Dimana : Vt
= harga per lembar saham pada akhir tahun t
Et
= laba per lembar saham dalam tahun t
Bt
= nilai buku per lembar saham pada akhir tahun t
DH
= variable dummy (dalam persamaan (2) nilainya adalah 1 untuk perusahaan dengan
rasio laba terhadap nilai buku yang tinggi. Dan sama dengan 0 jika tidak, dan dalam persamaan (4) nilainya adalah 1untuk perusahaan dengan nilai rasio nilai buku terhadap laba yang tinggi dan 0 jika tidak). DM
= variable dummy ( dalam persamaan (2), nilainya adalah satu untuk perusahaan
dengan nilai rasio laba terhadap nilai buku menengah, dan 0 jika tidak, dan dalam persamaan (4),nilainya adalah 1 untuk perusahaan dengan rasio nilai buku terhadap laba yang menengah, dan 0 jika tidak). Persamaanya : 1. Menyatakan bahwa nilai dari perusahaan secara sederhana di gambarkan sebagai fungsi linear dari laba. 2. Menyatakan bahwa niali perusahaan adalah fungsi menurut ukuran dari laba, di asumsikan bahwa nila pasar adalah fungsi cembung yang semakin meningkt dari laba yang di perkirakan bagi suatu nilai adaptasi tertentu. 3. Menyatakan bahwa nilai perusahaan secara sederhana di gambarkan sebagai fungsi linear dari nilai buku, di asumsikan bahwa nila pasar adalah suatu fungsi cembung yang semakin meningkat dari nilai adaptasi untuk satu ukuran laba yang diperkirakan. 4. Menunjukan bahwa jika harga saham dan nilai buku memiliki hubungan, maka laba dibagi dengan
harga
di
awal
periode
(tingkat
laba
di
bagi
dengan
harga
awal
periode)memungkinkan kita untuk memberikan enjelasan pada pengembalian.
2.3.12. Model Penilaian Neraca Tingkat Harga
Model-model ini berfokus pada hubungan antara nilai ekuitas dan nilai buku. Secara umum hubungan ini dinyatakan sebagai berikut : MVE = MVA + MVL + MVC + GW Dimana :
MVE = nilai pasar dari ekuitas MVA
= nilai pasar dari aktiva-aktiva yang dapat di pisahakan selaindari komponen yang
hubungan keterkaiatannya sedang di nilai. hubungan keterkaitannya sedang dinilai (kewajiban diasumsikan memiliki nilai negative). MVC = niali pasar dari komponen neraca yang nilai keterkaitannya sedang di nilai. GW
= goodwill
2.3.13. Kandungan Informasi dari Laba
Kandungan informasi dari laba umumnya diuni oleh antara pengembalian surat berharga dan laba yang tidak diperkirakan. Hal ini diperoleh dari signifikannya kelandaian konsisten (b) dan kemampuan penjelasan dari suatu model estimasi lintas seksional selama bebrapa waktu yang dirumuskan sebagai berikut : CAR it = α + bUXit + eit Dimana : CAR it = pengembalian abnormal kumulatif dari surat berharga i selama periode t UX it = laba yang tidak di perkirakan (lebih disukai jika dibuat dalam bentuk skala) b = koefisien respon laba (earnings response coefficient_ERC) UX diukur baik (a) dengan menggunakan suatu model acak sebagai suatu perwakilan untuk ekspektasi laba pasar diawal tahun atau (b) laba yang tida diperkirakan dengan menggunakan model time_series yang lebih canggih.
2.3.14. Model-Model Hubungan antara Laba dan Pengembalian
Terdapat dua hubungan antara laba dan pengemablian yang teah digunakan dalam penelitian. Model yang pertama, model A, mendasrkan hubungan pengembalian dan laba pada suatu model penilaian buku. Model tersebut di peroleh dengan cara sebagai berikut : pertama, harga
dan nilai buku sebagai ukuran dari nilai “saham” dari ekuitas pemegang saham. Investor telah mengandalkan pada model-model time_series untuk membentuk ekspektasi laba masih merupakan suatu hal yang pantas untuk melakukan penlitian tentang karakteristikkaraktristik ekonomi apakah yang menyebabkan laba menunjukan perilakau yang begitu
peristen. Pantas pula untuk melihat ukuran-ukuran peristensi yang diperoleh dari mosel-model time-series alternative yang memberikan keterkaitan terbaik. Sehubungan dengan banyaknya ragam karakteristik-karakteristik ekonomi yang potensial, dibutuhkan suatu tes yang lebih tegas untuk mengidentifikasi suatu ukuran kompleksitas perusahaan yang dapat mewakiali sebgaian besar variable yang ternayata di ketahui sebagai penentu-penentu potensial dari prristensi laba. Dalam kaiatannaya dengan model time-series yang dapat memberikan keterkaiatan terbaik di antara pristensi dan strategi diverifikasi, diharapkan sebuah model rata-rata bergerak dan terintegrasi dari autoregresi (autoregressive, integrated, moving average_ ARIMA) dengan tingkatan ayang lebih tinggi dapat memberikan keterkaiatan yang jauh lebih tinggi.
2.3.15. Persistensi Laba
Persistensi laba umumnya diukur dengan mengistimasikan rangkaian model rata-rata bergerak dan terintegrasi dari autoregresif (ARIMA) yang nyata dari proses laba. Ia mengukur dampak dari suatu kejutan yang ada pada keseluruhan arus realisasi rangkaian laba di masa mendatang.
2.3.16. Model-model Penilaian Perusahaan
Seluruh model penilaian perusahaan mengandalkan diri pada data yang keluar dari neraca ekonomi karna ia membedakan oprasi-oprasi inti, aktiva-aktiva nonoprasional, klaim-klaim modal lain-lain dan klaim-klaim ekuitas biasa. Pada dasarnya, oprasi inti berhubungan dengan aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban tersebut yang merupakan hal penting bagi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan uang. Aktiva dan kewajiban lain-lain diberi istilah sebagai aktiva bersih nonoprasional. Klaim-klaim utang yang timbul dari bentuk-bentuk pinjaman yang berbeda-beda akan memasukan utang jangka panjang, aktiva yang dikapasitasi, utang jangka pendek, utang jangka panjang yang akan jatuh tempodalam waktu satu tahun, dan wesel tagih. Klaim-klaim modal lain-lain terdiri atas saham preferen, opsi saham karyawan, warna, dan kepentingan moniritas. Klaim residu dari pemegang saham bisa disebut sebagai klaim ekuitas biasa. Pada dasarnya neraca ekonomi dapat dinyatakan sebagai CORE+NONOP = DEBT + OCAP + COMEQUITY Dimana CORE adalah nilai dari opsi utama (core). NONOP adalah nilai dari aktiva bersih nonoprasional (non-operating), DEBT adalah nilai dari klaim-klaim utang (debt), OCAP
adalah nilai dari klaim-klaim modal lain-lain (other capital), dan COMEQUITY adalah nilai dari ekuitas biasa (common equity). Model-model penilaian perusahaan mengandalkan dua jenis arus kas 1. Arus kas bebas yang dihasilkan oleh aktiva-aktiva inti 2. Arus kas nonoprasional yang dihasilkan pleh aktiva bersih non oprasional Arus kas didistribusikan untuk 1. Klaim-klaim utang 2. Klaim-klaim modal lain 3. Klaim-klaim ekuitas biasa Ada 4 model penilaian perusahaan yang umumya digunakan untuk mengestimasi COMEQUITY dengan mengestimasikan nilai dari pos-pos neraca ekonomi yang lain. Modelmodel iniadalah 1. Model arus ke equitas 2. Model arus ke bebas 3. Model nilai sekarang yang disesuaikan 4. Model laba residu Model-model diatas akan disajikan dibawah ini. 1. Model diskonto dividen menghitung nilai dari suatu surat berharga dengan nilai sekarang dari arus kas surat berharga yang diharapkan dimasa depan didiskontokan dengan biaya dari equitas biasa pada dasarnya COMEQUITY = PV (DIVIDEND) 2. Model arus ke ekuitas menghitung nilai dari suatu surat berharga sebagai nilai sekarang dari arus kas yang tersedia bagi pemegang ekuitas dengan menggunakan biaya dari ekuitas biasa setelah memenuhi baik klaim-klaim utang maupun klaim-kalim modal lain-lain, pada dasarnya COMEQUITY = PV (arus kas bebas + arus kas nonoprasional – jasa utang
–
arus kas modal lain lain )
3. Model arus kas bebas menghitung nilai dari suatu surat berharga sebagai nilai sekarang dari arus kas bebas dengan menggunakan rata-rata tertimbang dari banyak modal perusahaan, ditambah nilai wajar dari aktiva bersih nonoprasional, dikurangi nilai wajar dari utang dan klaim modal lain – lain , pada dasarnya
COMEQUITY = PV (arus kas bebas) + arus kas nonoprasional – klaim-klaim utang – klaimklaim modal lain lain 4. Model nilai sekarang yang disesuaikan menyorot nilai yang diciptakan dengan menggunakan leverage (pinjaman). Ia menghitung nilai dari suatu surat berharga sebagai nilai sekarang dari arus kas bebas dengan biayay modal yang belum dibayar dengan menggunakan pinjaman ( biaya akuitas perusahaan secara hipotesis tidak memiliki leverge) ditambah nilai dari pinjaman yang dijadikan modal (jumlah dimna nilai dari oprasi inti lebih tinggi dari model arus kas bebas karna pengguna tingkat diskonto yang lebih rendah )ditambah dengan niali wajar dari aktiva bersih nonoprasional, dikurangi dengan nilai wajar dari utang dan klaim-klaim modal lain-lain , pada dasarnya COMEQUITY = PV (arus kas bebas dengan biaya ekuitas yang tidak diperoleh dari pinjaman) + nilai dari leverage + aktiva bersih nonoprasional – klaim-klaim utang – klaim-klaim modal lain-lain 5. Model laba residu menghitung nilai dari suatu surat berharga sebagai nilai buku saat ini
dari ekuitas (BV˳) ditambah nilai sekarang dari laba residu masa depan dengan menggunakan biaya ekuitas (K˳). Dengan kata lain COMEQUITY = BV˳ + PV (aliran laba residual) Mengingat laba residu adalah sama dengan laba bersih (net income – NI) dikurangi laba dasar, dimna laba dasar sama dengan biaya ekuitas dikali dengan nilai buku dari ekuitas pada awal periode, maka nilai dari surat berharga tersebut adalah : Pada tingkat oprasional, model laba residu disajikan sebagai Dimana : OPNA = nilai buku dari aktiva inti pada saat tanggal valuasi NOPAT = laba oprasi bersih setelah pajak Ke = rata-rata tertimbang biaya modal OPNAt-l = nilai buku dari oprasi inti pada awal periode NONOP = nilai wajar dari aktiva bersih nonoprasional DEBT = nilai wajar dari klaim utang
OCAP = nilai wajar dari klaim modal lain-lain
2.3.17. Evaluasi atas Penelitian Berbasis Pasar di Dalam Akuntansi
Dengan menggunakan teori dan bukti yang berhubungan dengan hipotesis pasar yang efesien dan metodologi-metodologi yang terutama disajikan oleh model penetapan harga aktiva modal, teori portofolio dan model pasar pendekatan prediktif dimulai dengan evaluasi atas angkaangka dan teknik-teknik akuntansi dengan didasarkan pada reaksi-reaksi pasar modal. Bukti yang tersedia bagi penelitian berbasis pasar dapat diklasifikasikan kedalam katagori-katagori dibawah ini : 1. Studi-studi kandungan informasi 2. Perbedaan dalam teknik-teknik akuntansi yang bebas untuk dipilih 3. Konsekuensi-konsekuensi dari regulasi 4. dampak pada disiplin-disiplin ilmu yang terkait a) Sudi-studi kandungan informasi Perhatian dalam studi ini adalah pada kontribusi informasi marginal dari tanda-tanda akuntansi pada penentuan prilaku pengambilan surat berharga. b) Perbedaan dan perubahan`sukarela` dalam teknik akuntansi Perhatian dalam studi ini adalah pada dampak dari perbedaan dan perubahan investor. Permasalahanya adalah apakah pasar cukup berpengalaman untuk tidak tertipu oleh perbedaan perbedaan aknutansi atau perubahan akuntansi yang bersifat komestik. c) Dampak pasar dari regulasi akuntansi Perhatian dalam studi ini adalah dampak-dampak pasar dari regulasi akuntansi. d) Dampak pada disiplin-disiplin yang berhubungan Perhatianya adalah pada kontribusi dari penelitian berbasis pasar di dalam akuntansi pada akuntansi dan berbagai disiplin ilmu yang terkait. Kita akan mengevaluasi penelitian dari sudut implikasi buktinya bagi pelaporan keuangan dan dari segi kecukupan metodologi yang dipergunakan. a. Implikasi buktinya bagi pelaporan keuangan
Temuan-temuan diidentifikasi di muka bukanlah suatu hal yang sepele. Mereka memiliki implikasi yang penting bagi perencanaan dan pelaporan keuangan perusahaan. Sebagai contoh, copeland menggunakan bukti empiris mengenai dampak dari beragam perubahan akuntansi dalam pasar modal yang efesien untuk menujukan implikasi-implikasi berikut ini bagi perencanaan dan pelaporan keuangan perusahaan : 1. Informasi baru yang relevan 2. Informasi yang paling penting adalah yang memandang ke masa depan 3. Tidak masalah apakah dampak-dampak arus kas dilaporkan didalam neraca 4. Pasar bereaksi terhadap dampak arus kas dari keputusan-keputusan manajemen 5. Securities and exchange commission (SEC) hendaknya melakukan suatu analisis biaya manfaat yang menyeluruh terhadap seluruh perubahan yang diusulkan dalam persyaratan persyaratan pengungkapan b. Kecukupan dari metedologi yang dipergunakan Kebanyakan bukti empiris tentang kandungan informasi dari angka-angka akuntansi keuangan terletak pada perancangan-perancangan penelitian dan asumsi-asumsi metedologis yang sering kali menjadi subjek dari penilaian yang penting 1. Bukti yang bersifat anomali sehubungan dengan efesiensi pasar 2. Bias pemilihan sendiri dan variabel-variabel yang dihilangkan 3. Dampak-dampak yang mengacuhkan 4. Waktu dari dampak pasar modal 5. Pilihan dari kelompok pengendali 6. Keuangan keprilakuan
2.3.18. Hipotesis Pengungkapan yang Tak Lengkap (IRH)
Perumusan IRH: Angka-angka statistik yang lebih mahal untuk disarikan dari data publik akan tidak sepenuhn ya diungkapkan oleh harga-harga pasar. Keterkaitan ini didorong oleh rantai sebab akibat sebagai berikut: - Angka-angka statistik yang lebih mahal untuk disarikan dari informasi yang tersedia bagi publik akan mendorong minat perdagangan yang lebih rendah. - Angka-angka statistik yang mendorong minat perdagangan yang lebih rendah akan tidak sepenuhnya diungkapkan oleh harga-harga pasar.
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pendekatan-pendekatasn baru dalam pemformulasian suatu teori akuntansi memiliki perbedaan dari pendekatan-pendekatan tradisional dari segi hal yang baru dari mereka, penerimaan yang kurang umum, dan ketergantungan mereka pada verifikasi , mereka menyajikan metodemetode yang inovatif dan lebih berorientasi empiris dalam memecahkan permasalahan permasalahan akuntansi. Pengaruh pendekatan-pendekatan ini telah termanifestasikan dalam berbagai literatur akuntansi pada dekade-dekade terakhir.