Patofisiologi kanker: Mekanisme pembentukan neoplasma atau tumor ganas disebut dengan Karsinogenesis. Karsinogenesis merupakan suatu proses multi-tahap. Sebagian besar karsinogen sebenarnya tidak reaktif (prokarsinogen atau karsinogen proximate), namun di dalam tubuh diubah menjadi karsinogen awal (primary) atau menjadi karsinogen akhir (ultimate). SitokromP450 suatu mono-oksidase dependen retikulum endoplasmik sering mengubah karsinogen proximate menjadi intermediatedefisienelektron yang reaktif (electrophils). Intermediate (zat perantara) yang reaktif ini dapat berinteraksi dengan pusat-pusat di DNA yang kaya elektron (nucleophilic) untuk menimbulkan mutasi. Interaksi antara karsinogen akhir dengan DNA semacam ini dalam suatu sel diduga merupakan tahap awal terjadinya karsinogenesis kimiawi. DNA sel dapat pulih kembali bila mekanisme perbaikannya normal, namun bila tidak sel yang mengalami perubahan dapat tumbuh menjadi tumor yang akhirnya nampak secara klinis. Ko-karsinogen (promoter) sendiri bukan karsinogen. Promoter berperan mempermudah pertumbuhan dan perkembangan sel tumor dormant atau latent. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya tumor dari fase awal tergantung pada adanya promoter tersebut dan untuk kebanyakan tumor pada manusia periode laten berkisar dari 15 sampai 45 tahun. (Smith RA, Cokkinides V, Brawley OW. Cancer screening in the United States, 2009: a review of current American Cancer Society guidelines and issues in cancer screening. CA Cancer J Clin 59:27, 2009. Review. ) Proses transformasi sel normal menjadi sel ganas melalui displasi terjadi melalui mekanisme yang sangat rumit, tetapi secara umum mekanisme karninogenesis ini terjadi melalui tiga tahap yaitu 1. Tahap Inisiasi Tahap inisiasi merupakan tahap pertama karsinogenesis yang bersifat irreversible, dimana gen pada sel normal bertransformasi menjadi malignan. DNA dirusak oleh zat-zat inisiator seperti radiasi dan radikal bebas dapat mengganggu proses reparasi normal, sehingga terjadi mutasi DNA dengan kelainan pada kromosomnya. Kerusakan DNA ini diturunkan pada anakanak sel dan seterusnya. Tahap inisiasi berlangsung dalam satu sampai beberapa hari. 2. Tahap Promosi Pada proses floriferasi fase sel mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan dan secara continue terus mengulang. diteruskan dengan proses metastasis dimana penyebab utama dari kenaikan morbiditas dan mortalitas pada pasien dengan keganasan. Dalam berlangsungnya proses ini melibatkan interaksi kompleks, tidak hanya ditentukan oleh jenis sel kanker itu sendiri, namun matriks ekstraseluler, membran basal, reseptor endotel serta respon kekebalan host yang berpartisipasi. mekanisme metastasis merupakan indikasi bahwa host pertahanan mechanims pasien kanker gagal untuk mengatasi dan memblokir penyebaran sel kanker. Setelah itu terjadi lagi proses neoangiogenesis. Angiogenesis adalah proses pembentukan pembuluh darah baru yang terjadi secara normal dan sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Angiogenesis juga terlibat dalam proses penyembuhan, seperti pembentukan jaringan baru setelah cidera. Akan tetapi, angiogenesis juga merupakan langkah yang sangat penting dalam Carsiogenesis atau pertumbuhan sel kanker (cancer) sehingga terjadi perkembangan sel kanker yang tidak terkendali dan bersifat ganas. Angiogenesis juga berkembang menjadi sesuatu yang bersifat patologis dan berhubungan dengan kanker, inflamasi, penyakit kulit dan penyakit mata. Kondisi patologi angiogenesis ini dikarakterisasi oleh pembentukkan pembuluh darah baru dan penghancuran sel normal yang ada di sekitarnya. Berbeda dangan angiogenesis fisiologis, angiogenesis patologi ini dapat berlangsung lama sampai beberapa tahun dan biasanya berhubungan dengan beberapa gejala
klinis. Angiogenesis patologi adalah pembentukkan pembuluh darah baru yang tidak normal dimana tubuh akan kehilangan kontrol dalam mengatur keseimbangan sekresi angiogenik stimulator dan inhibitor. Sel kanker akan memproduksi angiogenics growth factor yang menyimpang dalam jumlah yang banyak dimana efeknya akan kuat sekali dalam meniadakan efek angiogeneics inhibitor. Sebagai akibatnya adalah terjadinya pembentukkan pembuluh darah yang baru dengan sangat cepat dalam pola yang tidak terkontrol. 3. Tahap Prpgresif Pada progresif ini gen-gen pertumbuhan yang diaktivasi oleh kerusakan DNA mengakibatkan mitosis dipercepat dan pertumbuhan liar dari sel-sel ganas. Terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Pada progresi ini timbul perubahan benigna menjadi pra-malignan dan malignan. Fase metastasis meliputi beberapa tahap pemisahan, termasuk pemisahan sel kanker dari sel induk, masuk dalam sirkulasi sistemik atau kelenjar limfe, sehingga dapat menginvasi jaringan baru. Kemampuan invasi sel kanker ini dihubungkan dengan banyaknya produksi protease pada sel kanker ini. Protease akan mempengaruhi interaksi sel dan memfasilitasi pergerakan sel kanker melalui matriks ekstraseluler. Tahap metastasis ini, merupakan tahap paling kritis yang menyebabkan gejala klinis dan bahkan kematian. Terbentuknya sel kanker dan kemampuannya untuk ‘berjalan’, metastasis, adalah suatu proses yang sangat kompleks, yang melibatkan benyak gen didalamnya. Pada perjalanannya, satu sel kanker harus melepaskan diri dari kelompoknya (primary tumor) untuk mengadakan invasi kedaerah sekitarnya, berusaha menembus pembuluh lymph atau secara langsung mencari pembuluh darah, berjuang melawan proses pertahanan tubuh (hos immune defense), berhenti diorgan tujuannya dan memulai berkembang biak di lingkungan barunya (secondary tumor). Dengan kemampuan bermetastasis sel kanker untuk menembus jaringan normal, maka tumor ganas primer dapat menyebarkan sel-sel kankernya ke seluruh tubuh. Metastasis tumor ganas dapat melalui bermacam-macam, yaitu : 1. Infiltratif Adalah penyebaran ke jaringan sekitarnya, terjadi secara perlahan-lahan, sel-sel kanker menyebuk ke dalam jaringan sehat sekitarnya atau di dalam ruang antara sel. 2. Limfogen Yaitu sel-sel kanker masuk ke dalam pembuluh limfe dan merupakan embolus masuk ke dalam kelenjar getah bening regional dan melekat pada simpainya. 3. Hematogen Yaitu lewat pembuluh darah. Masuknya sel-sel kanker ke dalam pembuluh darah. 4. Implantasi Biasanya terjadi di meja operasi, misal : jika alat telah digunakan untuk operasi dan dipakai untuk operasi lagi tanpa disterilkan terlebih dahulu. 5. Perkontinuitatum Yaitu kontak langsung, misalnya tumor gaster menjalar ke ovarium.
Jenis kanker: 1. Karsinoma Karsinoma adalah setiap kanker ganas yang muncul dari sel-sel epitel. Karsinoma menyerang jaringan dan organ sekitarnya dan dapat bermetastasis, atau menyebar, ke kelenjar getah bening dan situs lainnya.
''''Karsinoma in situ (CIS) adalah kondisi pra-ganas, di mana beberapa tanda-tanda sitologi keganasan yang hadir, tetapi tidak ada bukti histologis invasi melalui membran basal epitel. Karsinoma, seperti neoplasia semua, diklasifikasikan oleh penampilan histopatologi nya. Adenokarsinoma dan karsinoma sel skuamosa, dua istilah deskriptif umum untuk tumor, mencerminkan fakta bahwa sel-sel ini mungkin memiliki penampilan sel kelenjar atau skuamosa masing-masing. Tumor anaplastik sangat mungkin tidak begitu dibeda-bedakan bahwa mereka tidak memiliki penampilan histologis yang berbeda (karsinoma dibedabedakan). Kadang-kadang tumor disebut oleh organ dugaan dari (misalnya karsinoma prostat) primer atau sel diduga asal (hepatoseluler karsinoma, karsinoma sel ginjal). Metastatik karsinoma dapat didiagnosis melalui biopsi, termasuk aspirasi jarum halus, inti biopsi, atau penghapusan subtotal dari node tunggal. 2. Limfoma Limfoma adalah kanker yang dimulai di dalam limfosit dari sistem kekebalan tubuh dan muncul sebagai tumor padat dari sel-sel limfoid. Hal ini dapat diobati dengan kemoterapi, dan dalam beberapa kasus radioterapi dan / atau transplantasi sumsum tulang, dan dapat disembuhkan, tergantung pada histologi, jenis, dan tahap penyakit. Sel-sel ganas sering berasal dari kelenjar getah bening, menyajikan sebagai pembesaran node (tumor). Limfoma berhubungan erat dengan leukemia limfoid, yang juga berasal dari limfosit tetapi biasanya hanya melibatkan sirkulasi darah dan sumsum tulang (di mana sel-sel darah dihasilkan dalam suatu proses disebut haematopoesis) dan biasanya tidak membentuk tumor statis. Ada banyak jenis limfoma, dan pada gilirannya, limfoma adalah bagian dari kelompok yang luas yang disebut penyakit neoplasma hematologi. Limfoma adalah bentuk paling umum dari keganasan hematologi, atau "kanker darah", di negara maju. 3. Leukimia Leukemia; dalam bahasa Yunani leukos λευκός, "putih"; aima αίμα, "darah"), atau lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih) [1]. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita. Kata leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya. 4. Sarkoma
Sarkoma jarang terjadi tetapi tumor agresif muncul dari subtipe jaringan primitif yang dikenal sebagai mesoderm, dan dengan demikian dapat mempengaruhi berbagai jaringan dan organ dalam tubuh di berbagai kelompok usia, dari anak kecil hingga orang tua. Sarkoma umumnya timbul dari jaringan lunak atau bagian bertulang pada tubuh, sehingga menyebar luas ke dalam jaringan lunak dan sarkoma bertulang. Lebih dari 30 subtipe yang berbeda dari sarkoma telah ditemukan. 5. Glioma Glioma adalah jenis tumor yang dimulai di otak atau tulang belakang. Hal ini disebut glioma karena muncul dari sel glial. Situs yang paling umum dari glioma adalah otak. Gejala glioma tergantung pada bagian mana dari sistem saraf pusat terpengaruh. Sebuah glioma otak bisa menyebabkan sakit kepala, mual dan muntah, kejang, dan gangguan saraf kranial akibat tekanan intrakranial meningkat. Sebuah glioma saraf optik dapat menyebabkan hilangnya penglihatan. Glioma saraf tulang belakang dapat menyebabkan rasa sakit, kelemahan, atau mati rasa di kaki. Glioma tidak bermetastasis oleh aliran darah, tetapi mereka dapat menyebar melalui cairan serebrospinal dan "metastasis drop" menyebabkan sumsum tulang belakang. High-grade glioma adalah tumor yang sangat vaskular dan memiliki kecenderungan untuk menyusup. Mereka memiliki area luas nekrosis dan hipoksia. Seringkali pertumbuhan tumor menyebabkan rincian penghalang darah-otak di sekitar tumor. Sebagai aturan, glioma grade tinggi hampir selalu tumbuh kembali bahkan setelah eksisi bedah lengkap. Di sisi lain, rendah grade glioma tumbuh lambat, sering selama bertahun-tahun, dan dapat diikuti tanpa pengobatan kecuali mereka tumbuh dan menyebabkan gejala. 6. Karsinoma Insitu Karsinoma in situ (CIS) merupakan bentuk awal dari kanker yang didefinisikan oleh adanya invasi sel tumor ke jaringan sekitarnya, biasanya sebelum penetrasi melalui membran basal . Dengan kata lain, para sel neoplastik berkembang biak di habitat normal mereka, maka nama "in situ" (Latin untuk "di tempatnya"). Sebagai contoh, karsinoma in situ dari kulit, juga disebut penyakit Bowen , adalah akumulasi dari sel-sel epidermis neoplastik dalam epidermis saja, yang telah gagal menembus ke dalam dermis yang lebih dalam. Manifestasi klinis:
Gejala kanker secara umum yang timbul tergantung dari jenis atau organ tubuh yang terserang yaitu : 1.Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan pembuluh darah disekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan terhadap kanker yang sedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan karena ketakutan atau kecemasan. 2. Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya ludah, batuk atau muntah yang berdarah, mimisan yang terus menerus, cairan puting susu yang mengandung darah, cairan liang senggama yang berdarah (diantara menstruasi/menopause) darah dalam tinja, darah dalam air kemih.
3. Perubahan kebiasaan buang air besar 4.Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan protein (kaheksia) Benjolan pada payudara 5.Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus menerus. 6.Tuli, atau adanya suara - suara dalam telinga yang menetap. 7.Luka yang tidak sembuh - sembuh Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok • Gejala Kanker secara khusus : 1. Kanker Otak Sakit kepala yang sangat pada pagi hari dan berkurang pada tengah hari, epilepsi, lemah, mati rasa pada lengan dan kaki, kesulitan berjalan,mengantuk, perubahan tidak normal pada penglihatan, perubahan pada kepribadian, perubahan pada ingatan, sulit bicara. 2. Kanker mulut Terdapat sariawan pada mulut, lidah dan gusi yang tidak kunjung sembuh. 3. Kanker Tenggorokan Batuk terus menerus, suara serak atau parau. 4. Kanker Paru-paru Batuk terus - menerus, dahak bercampur darah, rasa sakit di dada. 5. Kanker Payudara Adanya benjolan, penebalan kulit (tickening), perubahan bentuk, gatal gatal, kemerahan, rasa sakit yang tidak berhubungan dengan menyusui atau menstruasi. • Kanker saluran pencernaan Adanya darah dalam kotoran yang ditandai dengan warna merah terang atau hitam, rasa tidak enak terus - menerus pada perut, benjolan pada perut, rasa sakit setelah makan, penurunan berat badan. Kanker Rahim (uterus) Pendarahan diperiode - periode datang bulan, pengeluaran darah saat mens yang tidak seperti biasanya dan rasa sakit yang luar biasa. Kanker Indung Telur (ovarium) Pada fase lanjut barulah muncul gejala. Kanker Kolon Pendarahan pada rectum, ada darah pada kotoran, perubahan buang air besar (diare yang terus menerus atau sulit buang air besar). Kanker Kandung Kemih atau Ginjal Ada darah pada air seni, rasa sakit atau perih pada saat buang air kecil, keseringan atau kesulitan buang air kecil, sakit pada kandung kemih. • Kanker prostat Kencing tidak lancar, rasa sakit yang terus menerus pada pinggang belakang, penis dan paha atas. Kanker buah zakar/testis Adanya benjolan pada buah zakar, ukuran penampungan pada buah zakar yang membesar dan menebal secara mendadak, sakit pada perut bagian bawah, dada membesar atau melembek. Limfoma Kelenjar getah bening membesar, kenyal seperti karet, gatal - gatal, berkeringat pada waktu tidur malam, demam atau penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Leukemia Pucat, kelelahan kronis, penurunan berat badan, sering kena infeksi, mudah terluka, rasa sakit pada tulang dan persendian, mimisan.
Kanker Kulit Benjolan pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras seperti tanduk), infeksi yang tidak sembuh - sembuh, bintik-bintik berubah warna dan ukuran, rasa sakit pada daerah tertentu, perubahan warna kulit berupa bercak-bercak. • Komplikasi Komplikasi yang sering terjadi pada pasien kanker adalah infeksi yaitu pada pengidap kanker stadium lanjut. Infeksi terjadi akibat kekurangan protein dan zat gizi lainnya serta penekanan sistem imun yang sering terjadi setelah pengobatan konvensional. Pemeriksaan penunjang: Penanda tumor: Petanda tumor umumnya diperiksa dari darah. Kegunaan dari petanda tumor untuk skrining kanker. Petanda tumor ini dipakai untuk menyaring dan membantu menegakkan diagnosis untuk kanker, mengikuti perjalanan penyakit dan ingin mengetahui adanya kekambuhan (relapse). Umumnya pemeriksaan petanda tumor tidak dapat diperiksa secara tunggal untuk mendeteksi adanya kanker, harus dengan menggunakan beberapa petanda tumor. Alpha fetoprotein (AFP) adalah glikoprotein yang dihasilkan oleh kantung telur yang akan menjadi sel hati pada janin. Ternyata protein ini dapat dijumpai pada 70 – 95% pasien dengan kanker hati primer dan juga dapat dijumpai pada kanker testis. Pada seminoma yang lanjut, peningkatan AFP biasanya disertai dengan human Chorionic Gonadotropin (hCG). Kadar AFP tidak ada hubungan dengan besarnya tumor, pertumbuhan tumor, dan derajat keganasan. Kadar AFP sangat tinggi (>1000 IU/mL) pada kasus dengan keganasan hati primer, sedangkan pada metastasis tumor ganas ke hati (keganasan hati sekunder) kadar AFP kurang dari 350 – 400 IU/mL. Pemeriksaan AFP ini selain diperiksa di dalam serum, dapat juga diperiksakan pada cairan ketuban untuk mengetahui adanya spinabifida, ancephalia, atresia oesophagus atau kehamilan ganda. Carcinoembryonic antigen (CEA) adalah protein yang dihasilkan oleh epitel saluran cerna janin yang juga dapat diekstraksi dari tumor saluran cerna orang dewasa. Pemeriksaan CEA ini bertujuan untuk mengetahui adanya kanker usus besar, khususnya ardenocarcinoma. Pemeriksaan CEA merupakan uji laboratorium yang tidak spesifik karena hanya 70% kasus didapatkan peningkatan CEA pada kanker usus besar dan pankreas. Peningkatan kadar CEA dilaporkan pula pada keganasan oesophagus, lambung, usus halus, dubur, kanker payudara, kanker serviks, sirosis hati, pneumonia, pankreatitis akut, gagal ginjal, penyakit inflamasi dan trauma pasca operasi. Yang penting diketahui pula bahwa kadar CEA dapat meningkat pada perokok. Cancer antigen 72-4 atau dikenal dengan Ca 72-4 adalah mucine-like, tumor associated glycoprotein TAG 72 di dalam serum. Antibodi ini meningkat pada keadaan jinak seperti pankreatitis, sirosis hati, penyakit paru, kelainan ginekologi, kelainan ovarium, kelainan payudara dan saluran cerna. Pada keadaan tersebut spesifisitas sebesar 98%. Peningkatan Ca 72-4 mempunyai arti diagnostik yang tinggi untuk kelainan jinak pada organ tersebut. Pada keganasan lambung, ovarium dan kanker usus besar mempunyai arti diagnostik yang tinggi. Pada kanker lambung, uji diagnostik Ca 72-4 mempunyai nilai sensitifitas 28 – 80% ; pada kanker ovarium, sensitifitas 47 – 80% ; sedangkan pada kanker usus besar, sensitifitasnya 20 – 41%. Pemeriksaan petanda tumor ini dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis, bila diperlukan harus digunakan lebih dari satu petanda tumor. Selain itu pemeriksaan Ca 72-4 juga dipakai pada pasca operasi dan pada waktu relapse.
Cancer antigen 19-9 (Ca 19-9) adalah antigen kanker yang dideteksi untuk membantu menegakkan diagnosis, keganasan pankreas, saluran hepatobiliar, lambung dan usus besar. Kadar Ca 19-9 meningkat pada 70 – 75% kanker pankreas dan 60 – 65% kanker hepatobiliar. Pada peningkatan ringan, kadar Ca 19-9 dapat dijumpai pada radang seperti pankreatitis, sirosis hati, radang usus besar. Cancer antigen 12-5 (Ca 12-5) dipakai untuk indikator kanker ovarium epitel non-mucinous. Kadar Ca 12-5 meningkat pada kanker ovarium dan dipakai untuk mengikuti hasil pengobatan 3 minggu pasca kemoterapi. Human chorionic gonadotropin (HCG) adalah hormon yang dihasilkan plasenta, didapatkan pada darah dan urin wanita hamil 14 – 26 hari setelah konsepsi. Kadar HCG tertinggi pada minggu ke 8 kehamilan. HCG tidak didapatkan pada wanita yang tidak hamil, pada kematian janin dalam kandungan dan 3 – 4 hari pasca melahirkan. HCG meningkat pada keganasan seperti mola hidatidosa, korioepitelioma, koriocarcinoma testis. Cancer antigen 15-3 (Ca 15-3) dipakai untuk mengidentifikasi kanker payudara dan monitoring hasil pengobatan. Pemeriksaan petanda tumor ini akan lebih sensitif bila digunakan bersama CEA. Kadar Ca 15-3 meningkat pada keganasan payudara, ovarium, paru, pankreas dan prostat. Prostat Spesific Antigen (PSA) dipakai untuk diagnosis kanker prostat. Dahulu kala pemeriksaan kanker prostat dilakukan pemeriksaan aktifitas prostatic acid phosphatase (PAP), diikuti dengan pemeriksaan colok dubur. Tetapi aktifitas PAP yang tinggi disertai dengan pembesaran kelenjar prostat selalu sudah terjadi metastasis. Untuk pemeriksaan dini kanker prostat dipakai pemeriksaan PSA. Kadar PSA dapat meningkat pada hipertrofi prostat jinak dan lebih tinggi lagi pada kanker prostat. Kadar PSA meningkat setelah colok dubur atau bedah prostat. Pemeriksaan PSA disarankan untuk pemeriksaan rutin pada pria usia lebih dari 40 tahun. Total PSA (tPSA) terdiri dari PSA bebas dan PSA kompleks. Kadar PSA total dipakai untuk mendapatkan persen (%) PSA bebas. Neuron Specific Enolase (NSE) dipakai untuk menilai hasil pengobatan dan perjalanan penyakit keganasan small cell bronchial carcinoma, neuroblastoma, dan seminoma. Kadar NSE tidak mempunyai hubungan dengan adanya metastasis, tapi memiliki korelasi yang baik terhadap stadium perjalanan penyakit. Peningkatan ringan kadar NSE dapat dijumpai pada penyakit paru jinak dan penyakit pada otak. Squamous cell carcinoma (SCC) antigen diperoleh dari jaringan karsinoma sel skuamosa dari serviks utri. Pemeriksaan SCC bertujuan untuk menilai prognosis, kekambuhan dan monitoring penyakit. Umumnya SCC meningkat pada keganasan sel squamosa seperti faring, laring, palatum, lidah dan leher. Cyfra 21-1 dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis kelainan paru yang jinak seperti pneumonia, sarcoidosis, TBC, bronchitis kronik, asma, dan emfisema. Kadarnya juga meningkat pada kelainan hati dan gagal ginjal. Kadar cyfra 21-1 lebih dari 30 ng/ml didapatkan pada primary bronchial carcinoma.
Patologi anatomi: Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan morfologi tumor baik secara
makro maupun mikro. Bahan yang digunakan dapat diperoleh dari biopsi. Ada beberapa cara biopsi, diantaranya, biopsi insisi, eksisi, truncut, aspirasi, ataupun endoskop. Setelah bahan didapatkan, diproses melalui beberapa cara agar dapat terpotong halus, diantaranya: sediaan beku, paraffine block, plastic coupe, dll, dan dilakukan pengecatan sesuai tujuan pemeriksaan.
Usg: USG itu adalah kepanjangan dari Ultrasonography yang artinya adalah alat yang prinsip dasarnya menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang tidak dapat didengar oleh telinga kita. Dengan alat USG ini sekarang pemeriksaan organ-organ tubuh dapat dilakukan dengan aman (tidak ada Efek radiasi). Penggunaan usg salah satunya dalam mendiagnosis kanker adalah dalam melakukan pemeriksaan penunjang pada tumor testis Ultrasonografi pada testis digunakan untuk menentukan penempatan suatu massa yang dapat teraba ketika dicurigai adanya tumor pada testis. Biasanya, lesi ekstra-testikular yang dapat diraba bersifat jinak. Pada sisi lain, massa intratestikular, terutama jika teraba, bersifat ganas dan harus segera dioperasi. Oleh karena itu, ultrasonografi bermanfaat untuk melokalisir kelainan yang dapat diraba dan untuk menentukan tindakan pembedahan apa yang akan dilakukan. Pemeriksaan ultrasonografi pada umumnya dilakukan dengan menggunakan suatu transduser frekuensi tinggi yang linier, Tumor testis bersifat hypoechoic terhadap jaringan parenkim di sekitarnya pada kira-kira 95% kasus.
Mammografi: Mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat memperlihatkan kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi. Dengan mammografi, kanker payudara dapat dideteksi dengan akurasi sampai 90%. Menggunakan mesin mammografi, payudara akan ditekan oleh dua plat untuk meratakan dan menyebarkan jaringan. Keadaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi sangat penting untuk menghasilkan gambar mammogram yang baik dan dapat dibaca. Penekanan payudara ini hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh prosedur mammografi untuk satu payudara adalah sekitar 20 menit. Hasil dari mammografi adalah film (mammogram) yang dapat diinterpretasi oleh dokter bedah atau dokter ahli radiologi. Perubahan yang dapat terlihat dari mammogram adalah : Mikrokalsifikasi yaitu deposit-deposit kecil kalsium dalam jaringan payudara yang terlihat sebagai titik-titik kecil putih di sekitar jaringan payudara. Mikrokalsifikasi yang dicurigai sebagai tanda kanker adalan titik-titik yang sangat kecil, dan berkumpul dalam suatu kelompok (cluster). Massa yang tampak pada mammogram dapat disebabkan oleh kanker atau bukan kanker, tetapi untuk memastikan biasanya dilakukan biopsi. Massa yang tampak dapat berupa massa padat atau kistik (berongga dan berisi cairan).
Pemeriksaan Imaging: Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis tumor ganas (radiodiagnosis) banyak jenisnya mulai dari yang konvensional sampai dengan yang canggih, dan untuk efisiensi harus dipilih sesuai dengan kasus yang dihadapi. Pada tumor ganas yang letaknya profunda dari bagian tubuh atau organ, pemeriksaan imaging diperlukan untuk tuntunan (guiding) pengambilan sampel patologi anatomi, baik itu dengan cara fine needle aspiration biopsi (FNAB) atau biopsi lainnya. Selain untuk membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan imaging juga berperan dalam menentukan staging dari tumor ganas. Beberapa pemeriksaan imaging tersebut antara lain:
Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto tengkorak, leher, toraks, abdomen, tulang, mammografi, dll.
Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop, kistografi, dll.
USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara. Contoh: USG abdomen, USG urologi, mammosografi, dll.
CT-scan (Computerized Tomography Scanning). Contoh: Scan kepala, thoraks, abdomen, whole body scan, dll.
MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang masih tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dari CT.
Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat scanning dengan menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium, Technetium, dll. Contoh: scinfigrafi tiroid, tulang, otak, dll.
RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker).
(Jemal A, Siegel R, Ward E, et al: Cancer statistics, 2008. CA Cancer J Clin 58:71, 2008.) (Smith RA, Cokkinides V, Brawley OW. Cancer screening in the United States, 2009: a review of current American Cancer Society guidelines and issues in cancer screening. CA Cancer J Clin 59:27, 2009)
Penatalaksanaan kanker: Penganganan kanker tak cukup dengan mengandalkan satu modalitas terapi. Terapi kanker memerlukan multimodalitas terapi yang dapat dilakukan secara bersama-sama atau tidak
bersama-sama. Masing-masing modalitas terapi memiliki kelebihan dan kekurangan. Bila digunakan bersama maka apa yang kurang dari terapi yang satu akan didapatkan dari terapi lainnya. Demikian juga dalam hal efektivitas dan toxisitas terapi akan dapat dikendalikan dengan melakukan terapi tersebut. Alasan penting lainnya adalah karena sel-sel kanker adalah sel-sel dengan populasi yang hererogen. Masing masing sel kanker memiliki kepekaan terhadap terapi masing-masing. PEMBEDAHAN Pembedahan dapat dikatakan sebagai terapi utama dalam penanganan kanker solid. Dengan pembedahan maka keseluruhan populasi kanker ditempat yang dioperasi akan diangkat atau dibuang. Pada semua level kanker (T,N,M) dapat dilakukan tindakan pembedahan. Pembedahan memiliki tujuan kuratif atau paliatif. Namun tidak semua keadaan kanker dapat dilakukan tindakan pembedahan. Pembedahan sendiri juga memiliki kelemahan yaitu rekurensi tumor karena tidak semua tepi dapat dieksisi dengan benar. Oleh sebab itu pembedahan sendiri harus dibarengi dengan modalitas terapi lainnya, khususnya pada kanker yang diperkirakan telah mengalami metastase. RADIOTERAPI Pemberian radioterapi dapat ditujukan sebagai bagian dari terapi primer atau menjadi bagian dari terapi tambahan terhadap pembedahan atau kemoterapi. Sayang sekali tidak semua kanker sensitif terhadap radioterapi. Radioterapi akan sangat baik pada tumor-tumor yang sensitif terhadap radiasi. Radioterapi digunakan dalam dosis yang terbatas dan tempat yang terbatas. Tidak mungkin melakukan radioterpi pada seluruh bagian tubuh. Efek radioterapi terhadap tumor memerlukan waktu, tidak dalam waktu semalam dan itu akan berlanjut sampai tahunan. KEMOTERAPI Modalitas terapi ini menggunakan obat-obat antikanker yang bersifat cytotoxic. Kemoterapi diberikan pada tumor-tumor yang sensitif terhadap kemoterapi. Pemberian kemoterapi dapat dilakukan sebelum atau sesudah terapi pembedahan. Pembedahan bersifat lokal dan regional kontrol, tetapi kemoterapi bersifat sistemik. Pemebrian obat ini harus melalui infus dan masuk RS. Kemoterapi memiliki respon yang cepat dan dalam waktu yang singkat dapat dilihat responnya. TERAPI HORMONAL Pemberian hormonal terapi ditujukan pada kanker-kanker yang bertumbuh oleh karena ransangan hormonal. Pemberian obat ini dapat efektif bila tumor tersebut memiliki reseptor hormonal yang baik. Penggunaan terapi ini cukup baik pada kanker payudara dengan cara memblok atau menurunkan produksi hormon estrogen dan progesteron. Hormonal terapi bekerja pada sel kanker dengan respon terapi yang cukup lama berbeda dengan pemberian kemoterapi.
BIOLOGICAL THERAPY Terapi kanker melalui manipulasi faktor mekanisme pertahanan tubuh secara natural yang berefek sebagai antitumor. Biological therapy merangsang, menggunakan atau memodifikasi immune sistim tubuh untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker secara efektif. Terapi ini menjadi penting untuk pengobatan kanker, bersama-sama dengan pembedahan, radioterapi, maupun kemoterapi. Penggunaan terapi ini tidak seluas penggunaan modalitas terapi lainnya, sebab produksi obat ini dan penyakit yang diterapi terbatas. Terapi jenis ini masih dalam proses pengembangan dengan harga yang cukup mahal. (https://books.google.co.id/books? id=NbbKwDbXsmkC&pg=PA158&lpg=PA158&dq=modalitas+terapi+kanker&source=bl&o ts=SNXd8yGSPC&sig=2J1ZsjppMLW7nvDwOpcudHxCgY&hl=en&sa=X&ei=7Ra1VMvWDo2QuATmg4HwCg&redir_e sc=y#v=onepage&q=modalitas%20terapi%20kanker&f=false)