Alzheimer disease mempengaruhi 3 proses yang terus pada neuron sehat yaitu komunikasi, metabolisme dan pebaikan. Sel sel saraf tertentu dalam otak berhenti bekerja, kehilangan hubungan dengan sel saraf lainnya,, dan akhirnya mati. Kerusakan dan kematian sel - sel saraf menyebabkan kegagalan memori, perubahan kepribadian,masalah dalam melaksanakan kegiatan sehari – hari, dan fiture lainnya dari penyakit.
•
Akumulasi SPs terutama mendahului alzheimer disease.NFT, hilangnya neuron , dan hilangnya sinapsis mengiringi perkembangan penurunan kognitif. Perhatian telah dikhususkan untuk mengelusidasi komposisi SP ddan NFTs untuk menunjukan patogenesis molekular dan biokimia alzheimer disease. Konstituen utama dari NFT adalah mikrotubulus terkait protein tau. Di alzheimer disease, hyperphosporylasi tau terakumulasi di neuron piramidal pperiikarya besar dan menengah.
•
SPs telah dikenal untuk menyertakan zat (atau amiloid) starchlike, biasanya ditengah lesi ini. Substansi amiloid di kelilingi oleh halo ataulapisan merosot (dysthrophi) neurites dan glia reaktif (baik atrosit dan mikroglia). Dalam dekade terakhir ini adalah karakterisasi kimia dari protein amiloid, urutan rantai asam amino,dan kloning gen penyandi protein prekursor (pada kromoosom 21). Selain NFT dan SP, lesi lain dari alzheimer dsease adalah degenerasi ggranulovacuolar dari shimkowiz,benang neuuropil dari Braak , dan hilangnya neuron dan degenerasi sinaptik, yang dianggap akhirnya menengahi manifestasi kognitif dan perilaku gangguan tersebut.
Prognosa •
Dari pemeriksaan klinis 42 penderita probable alzheimer menunjukkan bahwa nilai prognostik tergantung pada 3 faktor yaitu: 1. Derajat beratnya penyakit 2. Variabilitas gambaran klinis 3. Perbedaan individual seperti usia, keluarga demensia dan jenis kelamin Ketiga faktor ini diuji secara statistik, ternyata faktor pertama yang paling mempengaruhi prognostik penderita alzheimer. Pasien dengan penyakit alzheimer mempunyai angka harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis dan biasanya meninggal dunia akibat infeksi sekunder.