RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
Kelas / Semester : XI/ II
Materi Pokok : Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman Belanda
Sub Materi Pokok : Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda
Alokasi Waktu : 2 x 45 =90 Menit
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:
Menjelaskan minimal 2 latar belakang dan tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia
Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dalam bentuk portofolio.
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda
Menjelaskan minimal 2 latar belakang dan tujuan kedatangan Sekutu dan Belanda ke Indonesia
Menganalisis strategi militer dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Mengolah informasi tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
Membuat karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
Materi Pembelajaran:
Materi
Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda
Fakta
Konsep
Perlawanan Militer
Militer
Perang
Strategi
Prinsip
Prosedur
Kemerdekaan
Harga Diri
Sebab-akibat
perubahan
Metode Pembelajaran:
Metode Pembelajaran : Diskusi, Presentasi, kuis dan penugasan
Model Pembelajaran : Students Team Achievment Divisions (STAD)
Pendekatan : Saintifik
Media dan Alat Pembelajaran
Power point
Gambar-gambar yang relevan
Video tentang Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda
Laptop
LCD projector
Sumber Belajar
Sejarah Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Indonesia : buku guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2013. viii, 168 hlm. : ilus. ; 25 cm..
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi
Abstraksi Waktu
Pendahuluan
Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Guru mengabsensi peserta didik.
Menyiapkan sarana pembelajaran. Guru menyampaikan topik tentang "Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda".
Untuk memberikan stimulus, guru memberikan pertanyaan "selain strategi diplomasi, strategi lain apa yang digunakan bangsa Indonesia dalam menghadapi Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia ?"
Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Menyampaikan arti penting mempelajari tentang "Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda"
Guru membagi siswa menjadi lima kelompok (I, II, III, IV dan V)
10 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru menayangkan video tentang materi yang akan dipelajari
Peserta didik memperhatikan(mengamati) video tersebut
Menanya
Guru bertanya kepada peserta didik apa yang didapat dari video yang sudah ditayangkan
Peserta didik diberikan waktu untuk bertanya tentang video yang sudah ditayangkan oleh guru
Menalar
Guru menyajikan materi pembelajaran secara singkat
Peserta didik diminta untuk berfikir tentang permasalahan yang disampaikan guru
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal –hal yang berkaitan dengan video yang telah di tayangkan (menalar)
Mengumpulkan informasi
Peserta didik diminta mengutarakan hasil pemikiran masing-masing dengan membaca sumber-sumber dari buku sumber dan internet (mencoba/experimenting)
5.Mengasosiasi
Guru memberikan tes/soal kepada seluruh peserta didik
Setiap peserta didik mengerjakan soal-soal secara individual
Peserta didik mendiskusikan jawaban mereka kepada masing-masing kelompoknya
Guru memberikan kuis
Guru memberikan skor kepada kelompok peserta didik yang bias menjawab kuis tersebut
6.Mengkomunikasikan
Kelompok yang sudah mengerti dapat menjelaskan (mempresentasikan) pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti
Guru memberikan skor total yang didapatkan masing-masing kelompok
Guru memberi kesimpulan
65 menit
Penutup
Evaluasi (Soal terlampir)
Refleksi
Sebagai refleksi, guru mengajak siswa untuk menggali nilai-nilai apa yang diperoleh setelah belajar tentang topik "Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda".
Peserta didik diberi tugas untuk Menyajikan Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda
dalam bentuk tulisan
Menginformasikan materi pertemuan yang akan datang: "Strategi diplomasi Indonesia menghadapi Penjajahan kembali Indonesia"
Kegiatan diakhiri dengan salam.
15 menit
Penilaian Hasil Belajar
Jenis dan Teknik Penilaian:
Jenis penilaian aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi.
Jenis penilaian aspek pengetahuan dengan Teknik Tes tertulis.
Jenis penilaian keterampilan dengan teknik Pengamatan dan portofolio
Bentuk Instrumen
Penilaian Sikap
Bentuk : Pengamatan sikap (tercatat dalam Jurnal Penilaian sikap)
Instrumen : skala sikap (ceklist)
Penilaian Pengetahuan
Bentuk : Uraian
Instrumen :Soal Uraian
Penilaian Ketrampilan
Bentuk : Lembar Pengamatan Diskusi dan Presentasi
Instrumen : Skala Nilai Observasi
Karya ilmiah: Kumpulan tugas siswa
Lampiran 1
Materi pokok : "Strategi Militer bangsa Indonesia menghadapi ancaman Belanda".
Setelah Indonesia meerdeka, Indonesia masih harus menghadapi Belanda yang hendak merebut kembali kekuasaannya di Indonesia. Akibatya, terjadilah konflik antara Indonesia dengan Belanda.
Faktor Penyebab Konflik Indonesia-Belanda:
Keinginan Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia.
Setelah Jepang menyatakan menyerah kepada pasukan Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, Belanda langsung bersiap-siap untuk kembali menguasai bekas jajahannya. Ini menjadi salah satu penyebab konflik Indonesia-Belanda setelah proklamasi kemerdekaan. Sebenarnya Belanda tidak memiliki hak apapun lagi atas wilayah Indonesia.
Pemerintah Hindia-Belanda telah menandatangani dokumen pada tanggal 9 Maret 1942 di Kalijati, yang menyatakan bahwa mereka menyerah tanpa syarat kepada bala tentara Jepang dan Belanda telah menyerahkan seluruh wilayah Hindia-Belanda (Indonesia) kepada Pemerintah Jepang.
2. Adanya dukungan tentara sekutu terhadap Belanda.
Atas nama sekutu, Belanda dan Inggris menandatangani Civil Affairs Agreement (CAA) pada tanggal 24 Agustus 1945 yang isinya perjanjian tentang penyerahan wilayah Indonesia yang telah dibersihkan dari tentara Jepang. Penyerahan ini dilakukan Inggris kepada Belanda lewat Netherland Indies Civil Administration (NICA).
Pasukan Sekutu bertugas melucuti tentara Jepang sekaligus menerima penyerahan kekuasaan dari tangan bangsa Jepang. Kedatangan Sekutu ke Indonesia semula mendapatkan sambutan hangat dari rakyat Indonesia. Akan tetapi, setelah diketahui mereka datang disertai orang-orang NICA, sikap rakyat Indonesia berubah menjadi penuh kecurigaan dan bahkan akhirnya bermusuhan.
Bangsa Indonesia mengetahui bahwa NICA berniat menegakan kembali kekuasaannya. Situasi berubah memburuk tatkala NICA mempersenjatai kembali bekas anggota KNIL (Koninklijk Netherlands Indies Leger). Satuan-satuan KNIL yang telah dibebaskan Jepang kemudian bergabung dengan tentara NICA. Di berbagai daerah, NICA dan KNIL yang didukung Inggris atau Sekutu melancarkan provokasi dan melakukan teror terhadap para pemimpin nasional.
3. Keinginan Bangsa Indonesia untuk Mempertahankan Kemerdekaan.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin bangsa Indonesia yang diwakili sang dwi tunggal menyatakan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Ir. Soerkarno sebagai Presiden didampingi Drs. Moh Hatta sebagai wakil presiden. Mereka berdua kemudian membentuk kabinet untuk melaksanakan roda pemerintahan Republik Indonesia. Selain itu, juga ditunjuk gubernur-gubernur yang mengepalai beberapa provinsi.
Dengan demikian, tiga syarat perbentukan suatu negara telah terpenuhi di Indonesia, yaitu adanya wilayah, penduduk, dan pemerintahan. Oleh sebab itu, seluruh elemen bangsa Indonesia berusaha mempertahankan negara Indonesia yang telah berdiri sah. Hal tersebut menjadi penyebab konflik Indonesia-Belanda setelah proklamasi kemerdekaan dari sisi bangsa Indonesia.
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, bangsa Indonesia memakai dua strategi dalam menghadapi usaha Belanda yang hendak menguasai Indonesia, yaitu lewat perjuangan bersenjata dan perjuangan diplomasi.
2. Perjuangan Bersenjata (militer)
a). Pertempuran 10 November
Surabaya merupakan kota Pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran yang paling hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga menjadi lambang perlawanan nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby. Pada tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internasional di Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat Surabaya menyerah kepada Sekutu. Secara resmi rakyat Surabaya, yang diwakili Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris. Akibatnya pada tanggal 10 November 1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri dengan senjata-senjata berat dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, dan udara.
Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu, Bung Tomo memimpin rakyat dengan berpidato membangkitkan semangat lewat radio. Pertempuran berlangsung selama tiga minggu. Akibat pertempuran tersebut, banyak sekali rakyat Surabaya yang gugur. Pengaruh pertempuran Surabaya berdampak luas di kalangan Internasional, bahkan masuk dalam agenda sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7-13 Februari 1946.
b). Palagan Ambarawa
Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris dibawah pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk membebaskan tentara Sekutu. Setelah itu menuju Magelang karena Sekutu diboncengi oleh NICA dan membebaskan para tawanan Belanda secara sepihak, maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Pasukan Inggris akhirnya terdesak mundur ke Ambarawa. Dalam peristiwa tersebut, Letkol Isidiman gugur sebagai kusuma bangsa. Kemudian Kolonel Sudirman terjun langsung dalam pertempuran tersebut dan pada tanggal 15 Desember 1945 tentara Indonesia berhasil memukul mundur Sekutu sampai Semarang. Karena jasanya, maka pada tanggal 18 Desember 1945, Kolonel Sudirman diangkat menjadi Panglima Besar TKR dan berpangkat Jenderal.
c). Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung dan TRI (Tentara Republik Indonesia) membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Perisitiwa ini terjadi karena Sekutu Belanda akan menguasai kota Bandung dan menuntut TRI meninggalkan Bandung. Hal ini dilakukan agar Sekutu tidak menggunakan Bandung sebagai markas mereka.
Pembumihangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar.
d). Medan Area
Pada tanggal 9 November 1945, pasukan Sekutu memasuki Kota Medan dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Ted Kelly diikuti pasukan NICA, yang didahului oleh komando pimpinan Kapten Westerling. Brigadir ini menyatakan kepada pemerintah RI akan melaksanakan tugas kemanusiaan, mengevakuasi tawanan dari beberapa kamp di luar kota Medan. Dengan dalih menjaga keamanan, para bekas tawanan diaktifkan kembali dan dipersenjatai.
Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain:
1. Bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.
2. Ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah putih.
3. Pemberian batas daerah Medan secara sepihak oleh Sekutu dengan memasang papan pembatas yang bertuliskan "Fixed Boundaries Medan Area" (Batas Resmi Medan Area) di sudut-sudut pinggiran Kota Medan.
Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya:
1. Melarang rakyat membawa senjata.
2. Semua senjata harus diserahkan kepada pasukan Sekutu.
Karena ultimatumnya tidak dihiraukan oleh rakyat Medan, pasukan Sekutu mengerahkan kekuatannya untuk menggempur kota Medan dan sekitarnya. Serangan Sekutu ini dihadapi dengan gagah berani oleh penjuang RI dibawah koordinasi Kolonel Ahmad Tahir.
e). Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa Merah Putih terjadi pada tanggal 14 Februari di Manado. Para pemuda tergabung dalam pasukan KNIL Kompeni VII bersama laskar rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar 600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan. Pada tanggal 16 Februari 1946 mereka mengeluarkan surat selebaran yang menyatakan bahwa kekuasaan di seluruh Manado telah berada di tangan Republik Indonesia. Untuk memperkuat kedudukan Republik Indonesia, para pemimpin dan pemuda menyusun pasukan keamanan dengan nama Pasukan Pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Mayor Waisan.
Bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh pelosok Minahasa hampir selama satu bulan, yaitu sejak tanggal 14 Februari 1946. Dr. Sam Ratulangi diangkat sebagai Gubernur Sulawesi dan bertugas untuk memperjuangkan keamanan dan kedaulatan rakyat Sulawesi. Ia memerintahkan pembentukan badan perjuangan pusat keselamatan rakyat. Dr. Sam Ratulangi membuat petisi yang menyatakan bahwa seluruh rakyat Sulawesi tidak dapat dipisahkan dari Republik Indonesia. Petisi tersebut ditandatangani oleh 540 pemuka masyarakat Sulawesi. Oleh karena petisi itu, Sam Ratulangi ditangkap dan dibuang ke Serui oleh pihak Belanda.
f). Agresi Militer Belanda I
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi polisionil yang dikenal dengan agresi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana-sarana vital di Jawa dan Madura. Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki Madura. Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer I. Belanda tidak menyangka bahwa Amerika Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang negatif. Australia dan India mengajukan masalah Indonesia ini ke Dewan Keamanan PBB.
Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah penghentian tembak-menembak. Untuk mengawasi genjatan senjata, PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN), yaitu:
1. Belgia (dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat) dipimpin oleh Paul Van Zeeland. 2. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby.
3. Amerika Serikat sebagai pihak netral yang menunjuk Dr. Frank Graham.
Tugas utama KTN adalah mengawasi secara langsung penghentian tembak-menembak sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. KTN berhasil mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam perjanjian Renvile. Selain itu juga mengembalikan para pemimpin Republik Indonesia yang ditawan oleh Belanda di Bangka.
g). Agresi Militer Belanda II
Pada saat TNI melakukan upaya memulangkan pasukan Siliwangi ke Jawa Barat (Long March Divisi Siliwangi), Belanda melakukan penyerangan ke Ibukota RI di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948. Sebelumnya,pada pukul 23.00 tanggal 18 Desember 1948, Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr, Beel mengumumkan bahwa Belanda tidak terkait lagi dengan perundingan Renvile. Sasaran serangan pertama Belanda adalah lapangan terbang Maguwo. Pasukan TNI yang dipimpin Jenderal Sudirman mundur dari kota Yogyakarta untuk melakukan perang gerilya. Sebelum Presiden Soekarno ditangkap Belanda, beliau mengirimkan mandat lewat radio kepada Syafrudin Prawiranegara di Bukit Tinggi untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Untuk melakukan perlawanan kepada Belanda di Yogyakarta, maka TNI melakukan serangan umum 01 Maret 1949 melalui penjuru, yang bertujuan untuk menguasai kota Yogyakarta selama enam jam. Reaksi dari agresi militer Belanda II:
1. Dari dalam negeri : Negara Pasundan dan Negara Indonesia Timur membubarkan diri dan menyerahkan mandat kembali ke Presiden RI. LN Palar ditugasi pemerintah Indonesia untuk melaporkan agresi militer Belanda II.
2. Dari luar negeri:
a. Negara Srilanka, India, dan Pakistan melarang kapal perang dan pesawat terbang Belanda melintasi negaranya.
b. Konferensi antara negara Asia di New Delhi menghasilkan resolusi pemimpin RI yang ditahan Belanda dibebaskan dan tentara Belanda ditarik mundur.
c. Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi agar kedua belah pihak melakukan genjatan sejata, pimpinan RI yang ditahan Belanda dibebaskan dan penyerahan kedaulatan kepada RIS segera dilaksanakan.
Lampiran 1
Penilaian Pengetahuan
Instrumen Penilian : Tes Tertulis (Essay)
No
Tujuan Pembelajaran
No Soal
Soal
Skor
1
Menjelaskan minimal 2 latar belakang dan tujuan kedatangan Belanda kembali ke Indonesia
1
2
Jelaskanlah 2 latar belakang terjadinya kedatangan Belanda kembali ke Indonesia ?
Jelaskanlah 2 tujuan kedatangan Belanda kembali ke Indonesia?
30
30
2
Menganalisis strategi militer dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
3
Analisislah strategi militer dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
40
Jawaban :
Jelaskanlah 2 latarbelakang terjadinya kedatangan Belanda kembali ke Indonesia ?
Kekalahan Jepang pada Perang Dunia ke-2 Tahun 1945.
Dikembalikannya Indonesia sebagai Jajahan Belanda (Sekutu)
Jelaskanlah 2 tujuan kedatangan Belanda kembali ke Indonesia?
Melucuti tentara Jepang dan membebaskan para tentara Belanda yang ditawan Jepang saat menduduki Indonesia
Menjajah kembali bangsa Indonesia
Analisislah strategi militer dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda).
Pertempuran 10 November
Surabaya merupakan kota Pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran yang paling hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga menjadi lambang perlawanan nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen Mallaby. Pada tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internasional di Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat Surabaya menyerah kepada Sekutu.
b). Palagan Ambarawa
Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris dibawah pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk membebaskan tentara Sekutu.
c). Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, provinsi Jawa Barat, Indonesia pada 23 Maret 1946. Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung dan TRI (Tentara Republik Indonesia) membakar rumah mereka, meninggalkan kota menuju pegunungan di daerah selatan Bandung. Perisitiwa ini terjadi karena Sekutu Belanda akan menguasai kota Bandung dan menuntut TRI meninggalkan Bandung.
d). Medan Area
Pada tanggal 9 November 1945, pasukan Sekutu memasuki Kota Medan dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Ted Kelly diikuti pasukan NICA, yang didahului oleh komando pimpinan Kapten Westerling.
e). Peristiwa Merah Putih di Manado
Peristiwa Merah Putih terjadi pada tanggal 14 Februari di Manado.
f). Agresi Militer Belanda I
Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi polisionil yang dikenal dengan agresi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana-sarana vital di Jawa dan Madura. Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki Madura. Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer I. Belanda tidak menyangka bahwa Amerika Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang negatif. Australia dan India mengajukan masalah Indonesia ini ke Dewan Keamanan PBB.
Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah penghentian tembak-menembak. Untuk mengawasi genjatan senjata, PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN), yaitu:
1. Belgia (dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat) dipimpin oleh Paul Van Zeeland. 2. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby.
3. Amerika Serikat sebagai pihak netral yang menunjuk Dr. Frank Graham.
Tugas utama KTN adalah mengawasi secara langsung penghentian tembak-menembak sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. KTN berhasil mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam perjanjian Renvile. Selain itu juga mengembalikan para pemimpin Republik Indonesia yang ditawan oleh Belanda di Bangka.
g). Agresi Militer Belanda II
Pada saat TNI melakukan upaya memulangkan pasukan Siliwangi ke Jawa Barat (Long March Divisi Siliwangi), Belanda melakukan penyerangan ke Ibukota RI di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948. Sebelumnya,pada pukul 23.00 tanggal 18 Desember 1948, Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr, Beel mengumumkan bahwa Belanda tidak terkait lagi dengan perundingan Renvile. Sasaran serangan pertama Belanda adalah lapangan terbang Maguwo. Pasukan TNI yang dipimpin Jenderal Sudirman mundur dari kota Yogyakarta untuk melakukan perang gerilya. Sebelum Presiden Soekarno ditangkap Belanda, beliau mengirimkan mandat lewat radio kepada Syafrudin Prawiranegara di Bukit Tinggi untuk mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Lampiran 2
Penilaian Keterampilan
Instrumen Penilaian Keterampilan :
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dalam bentuk portofolio.
Soal
Kategori
1
2
3
4
Buatlah karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda dalam bentuk portofolio.
Terdapat > 2 kesalahan membuat karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Terdapat 2 kesalahan dalam pembuatan karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Ada 1 kesahalan dalam pembuatan karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Tepat dalam pembuatan karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Keterangan:
Skor 4,3,2,1 sesuai kategori yang ditentukan. (lihat pada instrument penilaian)
Nilai ditentukan dari rata-rata setiap komponen penilaian
Catatan perbaikan diisi dengan komponen 2 yang kurang pada setiap tugas
Lampiran 3
Penilaian Keterampilan:
Instrumen Portofolio
Buatlah karya tulis (artikel) tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda.
Mata Pelajaran
:
Sejarah
Tahun Pelajaran
:
2016/2017
Kelas / Semester
:
XI / 2
Waktu Pengamatan
:
NO
Nama Peserta Didik
Relevansi
Kelengkapan
Kebahasaan
Isi
Jumlah Skor
1 – 4
1 – 4
1 – 4
1 – 4
1
3
4
3
4
14
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nilai = Jumlah skor dibagi 4
Keterangan :
Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa informasi) bukan CARA mengamati.
Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian kegiatan mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan mudah dipahami).
Kriteria Penilaian
NA : Skor perolehan X 100
Skor Maksimal
14/16 X 100 : 87,5
Kriteria Penilaian :
81 – 100 = 4 51 – 65 = 2
66 – 80 = 3 0 - 50 = 1
ketentuan :
Peserta didik dinyatakan berhasil apabila mencapai nilai KKM (75)
Peserta didik yang tidak mencapai KKM diberikan remidi
Peserta didik yang mencapai KKM diberikan pengayaan
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Strategi Militer dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda
Kelas : XI
Ketua : ………………………………..Anggota : 1. ………………………………………………………… 2. …………………………………………………………3. …………………………………………………………4. …………………………………………………………5. ………………………………………………………… Ketua : ………………………………..Anggota : 1. ………………………………………………………… 2. …………………………………………………………3. …………………………………………………………4. …………………………………………………………5. ………………………………………………………… Kelompok : ......
Ketua : ………………………………..
Anggota :
1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
Ketua : ………………………………..
Anggota :
1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menjelaskan latar belakang, tujuan, dan jalur pelayaran bangsa Barat ke Indonesia Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan dan perkembangan VOC di Indonesia Peserta didik mampu menganalisis proses penaklukan nusantara oleh bangsa barat Peserta didik mampu mengevaluasi reaksi rakyat Indonesia terhadap kebijakan VOC di Indonesia Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang potensi kekayaan hasil bumi di Indonesia dalam bentuk laporan tertulis Peserta didik dapat membuat rute jalur pelayaran kedatangan bangsa barat ke Indonesia dalam bentuk portofolio Tujuan Pembelajaran : Peserta didik mampu menjelaskan latar belakang, tujuan, dan jalur pelayaran bangsa Barat ke Indonesia Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan dan perkembangan VOC di Indonesia Peserta didik mampu menganalisis proses penaklukan nusantara oleh bangsa barat Peserta didik mampu mengevaluasi reaksi rakyat Indonesia terhadap kebijakan VOC di Indonesia Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang potensi kekayaan hasil bumi di Indonesia dalam bentuk laporan tertulis Peserta didik dapat membuat rute jalur pelayaran kedatangan bangsa barat ke Indonesia dalam bentuk portofolio
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu menjelaskan latar belakang, tujuan, dan jalur pelayaran bangsa Barat ke Indonesia
Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan dan perkembangan VOC di Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis proses penaklukan nusantara oleh bangsa barat
Peserta didik mampu mengevaluasi reaksi rakyat Indonesia terhadap kebijakan VOC di Indonesia
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang potensi kekayaan hasil bumi di Indonesia dalam bentuk laporan tertulis
Peserta didik dapat membuat rute jalur pelayaran kedatangan bangsa barat ke Indonesia dalam bentuk portofolio
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik mampu menjelaskan latar belakang, tujuan, dan jalur pelayaran bangsa Barat ke Indonesia
Peserta didik mampu mengidentifikasi tujuan dan perkembangan VOC di Indonesia
Peserta didik mampu menganalisis proses penaklukan nusantara oleh bangsa barat
Peserta didik mampu mengevaluasi reaksi rakyat Indonesia terhadap kebijakan VOC di Indonesia
Peserta didik dapat membuat karya tulis (artikel) tentang potensi kekayaan hasil bumi di Indonesia dalam bentuk laporan tertulis
Peserta didik dapat membuat rute jalur pelayaran kedatangan bangsa barat ke Indonesia dalam bentuk portofolio