Detik-Detik Proklamasi Sejak pagi-pagi hari sekali kami sudah mempersiapkan semuanya. Sebagaimana yang yang dimint diminta a oleh oleh Majika Majikank nku. u. Bagian Bagian dalam dalam rumah rumah dan halaman halaman juga juga dirapi dirapihka hkan n karena akan datang banyak tamu, orang-orang penting. Dinding rumah juga sudah dibersihkan sejak beberapa hari yang lalu. walau biasanya pun tetap selalu bersih, cat putihnya tampak lebih cerah sekarang. Secerah hari ini, melengkapi lapangan rumput -yang walau tak seberapa besar, tampak rapih. Pagi agi ini ini semu semua a mema memang ng tampa tampak k lebi lebih h sibu sibuk k dari dari hari hari-h -har arii bias biasan anya ya.. Enta Entah h mengapa, Sang Majikan tidak mengatakan sebabnya. ami yang bekerja di rumah ini hanya ditugaskan pekerjaan masing-masing. !da yang mengawasi "uan Muda yang baru berusia # tahun selagi $yonya Majikan mempersiapkan yang lain. !da juga yang ditugaskan ditugaskan di dapur. dapur. !ku sendiri sendiri ikut ikut membantu membantu !yahku yahku mempersiapka mempersiapkan n halaman halaman rumah, maklum aku masih kecil. Masih seumuran anak-anak di Sekolah %akyat, hanya saja aku tidak seberuntung mereka. Matahari kian tinggi walau hari masih pagi. Banyak tamu berdatangan, mereka datang datang dengan dengan kenda kendaraa raanny nnya a dan diparkir diparkir di tepi tepi jalan jalan sana. sana. Mereka Mereka berpaka berpakaian ian rapih, yang laki-laki berpakaian jas dan yang wanita hampir semuanya berkebaya. "ampaknya "ampaknya mereka bukanlah bukanlah orang sembarangan. Beberapa hari terakhir !yah bercerita mengenai kekuasaan penjajah yang sudah mulai mulai runtuh runtuh karena karena negaran negaranya ya dibom. dibom. &buku &buku juga juga menamb menambahk ahkan an bahwa bahwa banyak banyak tokoh-tokoh tokoh-tokoh pergerakan $asional tengah mempersiapkan sesuatu yang besar. besar. !ku pun lantas bertanya-tany bertanya-tanya a apakah apakah ini saatnya kami sebagai masyarakat masyarakat pribumi terlepas terlepas dari kesengsaraan panjang ini' "epat "epat jam #()(( pagi, semua yang telah hadir tidak perlu lagi menunggu lama, suara teks yang dibacakan dibacakan itu sungguh menggugah. menggugah. &sinya &sinya menggetarkan menggetarkan rasa yang tak dapat terungkap. !ku kenal sekali dengan suara itu, walau aku tak dapat melihat beliau karena posisiku dibelakang dan tertutup orang-orang di depanku. "eks "eks Proklamasi itu dibacakan pada #* !gustus #+ jam #()(( pagi ini di l. Pegangsaan "imur $o. /, di rumah bercat putih di mana tadi aku ikut mempersiapkan acara ini. Betapa bangga aku telah menjadi bagian dari kemerdekaan "anah !ir ku walau hanya sedikit saja yang sudah aku lakukan. 0arapanku 0arapanku semoga bangsa ini terus bersatu dan damai karena tidak ada yang lebih berharga selain kemerdekaan dari penjajahan. Satu $usa, Satu Bangsa, Satu bahasa) &ndonesia.
Sang Pejuang 1$geeeek....ngeeek....2 terdengar suara pintu yang perlahan dibuka oleh tangan tua. "angan itu sudah tak kokoh lagi, terlalu banyak kisah yang terukir membuat keriput balutan tulang. "erdengar juga sayup-sayup suara burung yang kadang hinggap di atap gubuk itu dan kemudian terbang entah kemana. Di keadaan yang sudah teramat renta ini, Saron, seorang lelaki tua dengan tertatih meraih sebuah kayu dengan lempengan logam diujungnya demi menyambung sisa-sisa hidupnya. "erlihat dengan jelas bekas perjuangan yang terlukis di setiap lekuk dahinya. 0anyalah sepetak lahan dengan ukuran yang sangat kecil, lahan dimana ia mengais rejeki. "anpa ada penyesalan dalam dirinya, namun itulah sebuah perjuangan, perjuangan hidup yang harus ia jalani. Satu per satu ia tanam batang pohon singkong itu. 0ingga matahari sudah akan bertengger tepat di atas kepalanya pun ia masih berada di lahan itu. 1ek... ek32 terdengar suara dari seorang pemuda gagah menghampirinya. &tulah 0adi, mahasiswa salah satu uni4ersitas ternama yang sering mengantar makanan untuk Saron setiap ia pulang ke kampung halaman. 1ek, ini 0adi bawakan makanan untuk kakek. akek beristirahatlah dulu.2 ata 0adi dengan pelan, meskipun Saron sudah teramat tua namun pendengarannya masih sangat jelas. 15ah $ak 0adi sudah pulang' Pasti selalu repot-repot bawakan makanan untuk kakek.2 jawab Saron. 1"idak apa-apa ek, hanya sekedar makanan untuk menghilangkan lapar.2 ata 0adi. 1"erima kasih $ak 0adi, mari kita berteduh ke gubuk kakek saja, disini terlalu panas.2 ajak Saron. 1&ya ek.2 jawab 0adi sambil perlahan ia menuntun Saron menuju ke rumah yang sudah setua Saron. Setelah sampai Saron dan 0adi duduk di serambi depan. Saron pun memakan makanan yang dibawakan 0adi. 1!yo $ak 0adi ikut makan.2 !jak Saron. 1"idak ek, kakek saja, 0adi sudah makan.2jawab 0adi. 0adi menemani Saron makan sambil melihat ke arah dinding. &a melihat sebuah senjata api dan sebuah clurit yang tergantung. 1ek itu senjata akek'2 tanya 0adi. 16owh senapan itu. &tu bukan milik akek. &tu senjata milik tentara Belanda yang kakek ambil.2 elas Saron. 1Maksud akek'2 tanya 0adi. 7a, Saron dulunya adalah seorang pejuang yang sangat gagah, dengan penuh semangat ia selalu ikut andil utuk berperang melawan tentara Belanda. 1Pada masa itu...2 Saron memulai ceritanya. 1akek sering ikut berperang melawan penjajah Belanda, ya sekitar tahun 8(-an. akek tidak bisa tinggal diam melihat penjajah Belanda yang semakin semena-mena menindas rakyat &ndonesia. Mereka hampir menguasai seluruh perkebunan di daerah ini.2jelas Saron. Pada awalnya Saron adalah seorang lelaki biasa yang menjadi seorang mandor di perkebunan tebu daerah Bangil ini. 0asil panen tebu di perkebunan ini semakin lama semakin banyak. "entu saja hal ini membuat orang-orang Belanda senang. !lhasil mereka mulai melakukan usaha untuk memiliki lahan perkebunan seluas-luasnya dan dibeli dengan harga semurah-murahnya. 6rang-orang Belanda itu meminta bantuan kepada 9arik %embangdengan diiming-imingi harta dan kekayaan. !khirnya 9arik %embang pun tergiur dan ia menyetujuinya. &a selalu memaksa para pemilik kebun untuk menjual kebunnya kepada Belanda dengan cara yang kejam dan sadis. $amun hal itu selalu digagalkan oleh Saron hingga berkali-kali. Sehingga 9arik %embang itu pun akhirnya melaporkan Saron kepada Belanda. Belanda pun mengutus adus, pemimpin perusahaan, untuk membunuh Saron.
0ari itu ketika para pekerja sedang beristirahat, kadus datang dengan para pengawalnya. &a marah-marah dan menantang Saron. Saron yang sudah mendengar hal itu sebelumnya pun naik darah. 1Baik, jika itu kemauanmu. Meskipun kau adalah saudara sebangsaku namun kau adalah penghianat negeri, menindas saudara sendiri hanya demi Belanda.2 bentak Saron lantang. Saron pun akhirnya berhasil membunuh adus dan para pengawalnya. Mulai saat itu ia diincar oleh pemerintah 0india-Belanda. &a menjadi buronan selama beberapa minggu. Suatu hari ketika Saron berkunjung ke rumah ibunya bersama istrinya, Mardah, ternyata tentara Belanda sudah mengikutinya. &a diserang oleh tentara-tentara Belanda itu, ia merasa takut karena ia bersama ibu dan istri yang sangat ia sayangi. etakutan itu pun menjadi kenyataan, ibu dan istrinya ditawan Belanda dan diancam akan dibunuh jika Saron tak menyerah. Saron tak bisa berbuat apa-apa. &a hanya bisa menuruti permintaan tentara Belanda itu agar ibu dan istrinya selamat. $amun tentara Belanda memang licik, setelah menangkap Saron, mereka tak melepaskan ibu dan istri Saron. &bu dan istrinya ikut ditahan namun di tempat yang berbeda dengan Saron. Setelah beberapa hari Saron ditahan oleh Belanda, ia mendengar berita bahwa ibu dan istrinya telah dibunuh oleh Belanda. &a pun berontak dan akhirnya secara diam-diam melarikan diri dari penjara serta ia membawa senjata tentara Belanda yang berada di dekat penjara itu tanpa sepengetahuan mereka. Mulai saat itu ia menjadi lebih geram dan sangat dendam terhadap Belanda. &a menggunakan senapan yang ia ambil itu ketika berperang. $amun ketika peluru senapan itu sudah tak ada lagi, ia menyimpan senjata itu dan kembali menggunakan cluritnya untuk melawan Belanda. Saron selalu berhasil ketika berperang melawan orang-orang Belanda. &a seorang yang sangat tangguh. Sepanjang hidupnya ia selalu berjuang melawan kekejaman dan penindasan Belanda. Entah sudah berapa peperangan yang ia ikuti. 0al itu pun berlanjut hingga pemerintahan epang yang jauh lebih kejam. Semangat juangnya tak pernah runtuh. &a tetap mengabdi untuk &ndonesia sampai &ndonesia dapat mengibarkan Sangsaka Merah Putih dan :aruda bertengger di angkasa. Setelah &ndonesia merdeka pun, perjuangannya belum berakhir. Masih banyak penjajah-penjajah dari dalam negeri. Seiring rapuhnya raga ia pun sudah tak sanggup lagi untuk akti; seperti dulu lagi. $amun semangat juangnya tetap membara dalam jiwanya. ini perjuangannya adalah perjuangan melawan kehidupan yang amat keras tanpa sanak saudara. Begitu terlarut 0adi mendengar cerita Saron, decak kagum terlukis di matanya. 1 akek benar-benar hebat, 0adi tak bisa membayangkan kalau saja 0adi yang berada di masa itu.2 tanggap 0adi. 1 hemm...2 Saron tersenyum kecil 1ustru posisimu disaat ini lah yang lebih membutuhkan perjuangan hebat. arena saat ini perjuanganmu adalah melawan para pemimpinmu sendiri yang dengan halus menjajah negeri sendiri.2 jelas Saron. 1&ya ek, 0adi paham, ternyata perjuangan bangsa &ndonesia belum berakhir. ejak-jejak penjajahan itu masih terus merasuki jiwa-jiwa yang tak sadar.2 jawab 0adi. 1Baik $ak, teruslah berjuang untuk Bumi Pertiwi, teruskan semangat juang kami32 kata Saron menambahkan. 7ah benar, perjuangan memang tak pernah berakhir. Berjuang untuk kehidupan, dari hal-hal yang amat kecil bahkan yang tak orang lain ketahui.