Modul 5
`
Modul 5 Kalimat Efektif 1. Deskripsi Materi Pembelajaran
Dalam
fungsinya sebagai
alat komunikasi, pemakaian bahasa
dikatakan berhasil apabila maksud yang ingin disampaikan oleh penutur atau penulis dalam berbahasa Indonesia dapat dipahami secara tepat dan cepat oleh pendengar atau pembaca. Karena itu, penutur atau penulis hendaknya menggunakan kalimat yang tepat dan efektif ketika berbahasa. Kalimat yang susunan gramatikanya tidak benar, terlalu panjang atau terlalu pendek sehingga tidak mengungkapkan maksud secara tepat bukanlah kalimat yang efektif. Dalam berbahasa, penutur atau penulis dituntut memiliki kemahiran dalam membuat kalimat-kalimat yang efektif agar tujuan berbahasanya dapat tercapai dengan baik. Struktur kalimat hendaknya diatur dengan baik, katakata yang digunakan juga perlu dipilih yang sesuai agar pesan yang akan disampaikan melalui tuturan atau tulisan dapat sampai kepada pendengar atau pembaca persis seperti yang dikehendaki penutur atau penulis. penulis. Modul ini mengantarkan mahasiswa untuk mengenal pemakaian kalimat efektif dalam berbahasa Indonesia. Di dalam modul ini disampaikan ciri-ciri kalimat efektif ef ektif dan contoh-contoh penggunaannya.
2. Tujuan Instruksional Umum Dengan memahami materi kuliah kalimat efektif dalam bahasa Indonesia mahasiswa memiliki kemampuan yang memadai dalam berbahasa Indonesia baik lisan maupun maupun tulis.
3. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat: Keterampilan Berbahasa Indonesia, Modul 5 | Deskripsi Materi Pembelajaran
125
Modul 5
`
1) Menggunakan kalimat yang efektif dalam berbahasa Indonesia baik lisan maupun tulis. 2) Membedakan ciri-ciri kalimat efektif dalam bahasa Indonesia.
4. Uraian Materi Pembelajaran Petunjuk Mempelajari Materi (1) Jika Anda membaca materi ini dengan cermat, maka Anda akan dapat menyimpulkan isi materi pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang ditetapkan. (2) Perhatikan setiap contoh dan ilustrasi yang diberikan dalam materi ini, agar Anda lebih memahami mencermati kesimpulannya.
4.1
Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pada pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif lebih mengutamakan keefektifan kalimat itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Sebuah kalimat efektf mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.
4.2
Ciri-ciri Kalimat Efektif
4.2.1 Ciri Kesepadanan Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesepadanan kalimat
memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di
bawah ini: 1)
Mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghadirkan pemakaian
Keterampilan Berbahasa Indonesia, Modul 5 | Uraian Materi Pembelajaran
126
Modul 5
`
kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada , dan sebagainya di depan subjek. Contoh: - Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah). - Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar). 2)
Tidak terpadat subjek ganda. Contoh: a. Pelaksanaan kegiatan itu saya dibantu oleh dosen-dosen. b.
Soal itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara: a) Dalam pelaksanaan kegiatan itu, saya dibantu oleh para dosen. b) 3)
Soal itu bagi saya kurang jelas.
Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Contoh: a) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. b) Kakaknya membeli sepeda motor Honda, Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki. Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menjadikan kalimat itu kalimat majemuk dan kedua mengganti ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut: a) Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. A tau:
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. b) Kakaknya dating membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki. Atau:
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki. Keterampilan Berbahasa Indonesia, Modul 5 | Uraian Materi Pembelajaran
127
Modul 5 4)
`
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh: a) Bahasa Indoensia yang berasal dari bahasa Melayu b) Sekolah kami yang terletak di depan bioskop.
Perbaikannya adalah sebagai berikut: a) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. b) Sekolah kami terletak di depan bioskop.
4.2.2 Ciri Keparalelan Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan bentuk nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Contoh: a) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara bertahap. b) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan tembok, memasang penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata ruang. Kalimat a) tidak ada kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu. Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara bertahap. Kalimat b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecetan, memasang, pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal, sebagai berikut. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang .
4.2.3 Ciri Ketegasan Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau ketegasan pada Keterampilan Berbahasa Indonesia, Modul 5 | Uraian Materi Pembelajaran
128
Modul 5
`
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu: 1)
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Contoh: Harapan Presiden, rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Penekanannya ialah: Presiden mengharapkan. Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2)
Membuat urutan kata yang logis. Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, ia telah membantu anak-anak terlantar. Urutan yang benar adalah: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah ia telah membantu anak-anak terlantar.
3)
Melakukan pengulangan kata. Contoh: Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4)
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5)
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan). Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.
4.2.4 Ciri Kehematan Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti menghilangkan atau membuang kata yang memang tidak diperlukan, sejauh Keterampilan Berbahasa Indonesia, Modul 5 | Uraian Materi Pembelajaran
129
Modul 5
`
tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Ada beberapa criteria yang perlu diperhatikan, yaitu: 1)
Menghilangkan subjek ganda. Perhatikan contoh: a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui Presiden datang . Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut. a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui Presiden datang.
2)
Menghidarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata. Misalnya, kata merah sudah mencakup kata warna. Kata pipit sudah mencakup kata burung. Kata Selasa sudah mencakup nama hari. Jadi, tidak efektif bila ditulis warna merah, burung pipit, hari Selasa. Perhatikan contoh berikut: Ia memakai baju warna merah. Di mana engkau menangkap burung pipit itu? Ia benar-benar akan datang hari Selasa besok. Dapat diubah:
Ia memakai baju merah. Di mana engkau menangkap pipit itu? Ia benar-benar akan datang Selasa besok. 3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Kata naik bersinonim dengan kata ke atas Kata turun bersinonim dengan kata ke bawah Kata hanya bersinonim dengan kata saja Kata sejak bersinonim dengan kata dari Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini a) Dia hanya membawa badannya saja b) Sejak dari pagi dia bermenung. Kalimat ini dapat diperbaiki a) Dia hanya membawa badannya. b) Sejak pagi dia bermenung. Keterampilan Berbahasa Indonesia, Modul 5 | Uraian Materi Pembelajaran
130
Modul 5
`
4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jaman. Misalnya: Bentuk Tidak Baku para tamu-tamu beberapa orang-orang
Bentuk Baku para tamu beberapa orang
4.2.5 Ciri Kecermatan Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut. a) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. b) Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal. Mahasiswa atau perguruan tinggi. Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah. Perhatikan kalimat berikut. Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi: Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
4.2.6 Ciri Kepaduan Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis. Karena itu, hindari kalimat yang panjang dan berteletele. Misalnya: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab. Keterampilan Berbahasa Indonesia, Modul 5 | Uraian Materi Pembelajaran
131
Modul 5
`
Silakan Anda perbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu. Di samping itu, kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona. Perhatikan contoh berikut: a) Surat itu saya sudah baca b) Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkannya. Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk: a) Surat itu sudah saya baca. b) Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek penderita. Perhatikan kalimat ini. a) Mereka membicarakan tentang kehendak rakyat. b) Makalah ini akan membahas tentang desain ineterior pada rumahrumah adat. Kata tentang pada kedua kalimat tersebut hendaknya dihilangkan.
4.2.7 Ciri Kelogisan Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan ejaan yang berlaku. Perhatikan kalimat di bawah ini. a) Kepada Bapak Menteri waktu dan tempat kami persilahkan. b) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
Kalimat ini tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut. a) Bapak Menteri kami persilahkan. b) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
Kelogisan sebuah kalimat ditandai pula oleh ejaan, seperti yang dibicarakan pada bab-bab terdahulu. Perhatikan pula contoh berikut. Keterampilan Berbahasa Indonesia, Modul 5 | Uraian Materi Pembelajaran
132
Modul 5
`
Bentuk yang Tidak Efektif
Bentuk yang Efektif
Untuk mengetahui baik atau buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
Baik atau buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
Semoga dimaklumi
Semoga Bapak dapat memakluminya atau Harap maklum.
Pekerjaan itu Ayah tidak cocok
Pekerjaan itu bagi Ayah tidak cocok
Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah. Sedangkan perkara yang telah selesai disidangkan berjumlah 23 buah.
Perkara yang diajukan ke meja hijau 51, sedangkan yang telah selesai disidangkan 23.
5. Tugas dan Latihan Untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi yang telah diuraikan, maka kerjakan tugas dan latihan berikut.
5.1 Tugas Kerjakan tugas yang telah disediakan.
5.2 Latihan 1. Pertanyaan yang diajukan dalam latihan ini bersifat mengembangkan kognitif dan psikomotorik, karena itu jawaban yang dibutuhkan adalah jawaban analisis, dan argumentatif, serta menunjukan kreativitas. 2. Jawaban ditulis pada kertas folio, dan dikumpulkan pada akhir perkuliahan ini. Perbaikilah kalimat berikut agar menjadi kalimat efektif. Gunakan kata perangkai yang tepat, serta tanda baca dan penulisan huruf yang benar: 1. Diumumkan bagi semua mahasiswa-mahasiswa yang ada di ruangan aula ini agar segera berpindah ke kelas karena kuliah akan segera dimulai. 2. Dalam pada itu para pengunjung telah berdatangan di stadion utama senayan. 3. Peserta seminar datang secara berombongan. Sehingga peserta seminar kesulitan mendapatkan tempat duduk. 4. Ibunya membeli baju, sementara itu adiknya membeli celana panjang. Keterampilan Berbahasa Indonesia, Modul 5 | Tugas dan Latihan
133
Modul 5
`
5.
Oleh karena itu, dalam penulisan karya tulis ini kami menggunakan metode observasi. 6. Kampus kami yang terletak di ujung kota. 7. Rencana kami adalah kegiatan penyuluhan sama masyarakat, ketua adat kampung, seterusnya adalah para pejabat daerah setempat. 8. Saya mengharap akan kedatangan Anda secepatnya agar supaya pekerjaan cepat segera bisa diselesaikan. 9. Karena mejanya besar maka mejanya itu dipindahkan ketempat yang lebih lapang. 10. Para hadirin seluruhnya dimohon untuk berdiri. 11. Seluruh pemenang diminta naik ke atas panggung, sedangkan yang sudah selesai menerima hadiah diminta untuk turun ke bawah panggung. 12. Dalam cerita itu diceritakan tentang perjuangan para ibu-ibu dalam menegakkan kebenaran. 13. Semua anggauta keluarga harus dapat mengikhlaskan kepergian kakek oleh karena beliau sudah sangat tua dan sudah tidak bisa lagi melakukan aktivitas apapun dan hanya berbaring saja pada atas ranjang. 14. Harapan kami semua sekeluarga, kiranya anak kami itu pulang dengan selamat dan membawa kebaikan bagi kami sekeluarga. 15. Untuk mengetahui keseriusannya dalam bekerja marilah kita melihat hasil kerjanya sehari-hari.
Keterampilan Berbahasa Indonesia, Modul 5 | Tugas dan Latihan
134